KATA PENGANTAR
Sebagai bagian dari sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan, keberadaan kohor bayi dan
kohor anak balita dan prasekolah menjadi sangat penting. Selain sebagai sumber data utama
dalam pelaporan rutin, juga sangat diperlukan dalam melakukan pemantauan pelayanan
kesehatan dan status kesehatan balita baik secara individu maupun antar wilayah.
Kelengkapan informasi yang terekam di dalamnya akan sangat bermanfaat dalam
melaksanakan surveilans kesehatan anak.
Kohor bayi, anak balita dan prasekolah juga berperan penting dalam mengintegrasikan seluruh
program terkait kesehatan anak sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi
komprehensif. Pelayanan KIA, Gizi, Imunisasi dan HIV-AIDS pada anak dapat terpantau secara
terus menerus sepanjang informasinya terekam dalam kohor sehingga dapat dinilai
sejauhmana kualitas pelayanan yang sudah diberikan atau sebaliknya seberapa banyak
sasaran di wilayah tersebut yang belum mendapatkan pelayanan yang selayaknya diterima.
Data yang ada dalam kohor tersebut akan menjadi informasi penting ketika dituangkan dalam
bentuk Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penilaian terhadap kinerja maupun kompetensi tenaga kesehatan di suatu wilayah.
Tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas diharapkan dapat
memanfaatkan keberadaan kohor sebagai pijakan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, khususnya bayi, anak balita dan prasekolah. Pemanfaatan kohor dapat
dilakukan mulai dari mengisi secara lengkap kolom yang ada, menghitung cakupan program
sampai dengan melakukan analisis secara sederhana terhadap cakupan program. Untuk
dapat memenuhi harapan tersebut tentu saja dibutuhkan kerja keras dan kemauan yang kuat
untuk secara bersama mewujudkannya.
Harus diakui bahwa tingkat pemanfaatan kohor oleh tenaga kesehatan di tingkat pelayanan
kesehatan dasar, khususnya bidan masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil
monitoring pelaksanaan kohor bayi, anak balita dan prasekolah, Direktorat Bina Kesehatan
Anak dan Studi Kualitatif oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes)
yang dilakukan di beberapa provinsi tahun 2014, didapatkan bahwa sebagian besar tenaga
kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar khususnya bidan, belum memahami cara
pemanfataan kohor bayi dan kohor anak balita. Adapun penyebabnya adalah masih adanya
multi tafsir dalam pengisian kohor yang disebabkan oleh belum adanya standar pengisian
kohor itu sendiri, kurangnya pemahaman mengenai indikator program serta ketidakmengertian
dalam melakukan rekapitulasi cakupan program.
Menyikapi keadaan tersebut, Direktorat Bina Kesehatan Anak memandang perlu untuk
menyusun buku Petunjuk Teknis Pengisian Kohor Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah,
dengan harapan agar tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar memiliki acuan
yang standar sehingga dalam pengisian kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah
dilakukan dengan persepsi yang sama, demikian pula dengan pemanfaatan kohor bayi dan
kohor anak balita dan prasekolah.
Buku ini disusun berdasarkan masukan dari kontributor yang berkompeten serta sudah
dilakukan ujicoba di beberapa kabupaten/kota. Walaupun belum sempurna, namun
keberadaan buku ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam pemanfaatan kohor bayi dan
i
kohor anak balita dan prasekolah bagi seluruh tenaga kesehatan khususnya di tingkat
pelayanan kesehatan dasar yang nantinya dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
upaya penurunan kematian anak. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
sempurnanya buku ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada para narasumber dan seluruh kontributor yang
sudah mencurahkan pemikirannya demi selesainya buku ini. Akhir kata semoga keberadaan
Petunjuk Teknis Pengisian Kohor Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah ini dapat
memberikan manfaat kepada para penggunanya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN..................................................................................... iv
BAB I.......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tujuan:................................................................................................................ 2
C. Sasaran:............................................................................................................. 2
D. Dasar Hukum..................................................................................................... 2
BAB II......................................................................................................................... 4
PENGISIAN KOHOR..................................................................................................... 4
A. Ketentuan Umum Cara Pengisian Kohor.............................................................4
B. Indikator Pelayanan Kesehatan Neonatal, Bayi, Anak Balita Dan Prasekolah....5
C. Kohor Bayi.......................................................................................................... 7
C.1. Cara Pengisian Kohor Bayi............................................................................7
C.2. Contoh Pengisian Kohor Bayi......................................................................11
D. Kohor Anak Balita Dan Prasekolah...................................................................15
D.1. Cara pengisian Kohor Anak Balita dan Prasekolah.....................................15
D.2. Contoh Pengisian Kohor Anak Balita Dan Prasekolah.................................19
BAB III...................................................................................................................... 22
PEMANFAATAN KOHOR............................................................................................. 22
A. Manfaat Kohor dalam Pemantauan Kesehatan Individu....................................22
B. Manfaat Kohor sebagai Sumber Data Analisis dan Pelaporan..........................23
B.1. Sumber Data Analisis.................................................................................23
B. 2. Sumber Data untuk Pelaporan..................................................................24
C. Perencanaan dan tindak lanjut.........................................................................26
BAB IV PENUTUP...................................................................................................... 28
iii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
ARV
ASI/ASIE
BBLR
BCG
BPM
DPT
Ds/Dm/Dp
EID
HB0
Hib
HIV/AIDS
HK
IDL
IMD
IPV
Kematian
post Natal
KH
KIA
KN lengkap
KN1
KN2
KPSP
Kr
KTP
LB
LT
MP-ASI
MTBM
MTBS
NIK
P
PAUD
PB/TB
Pd
Perkesmas
PPIA
PPK
PWS
Py
Renstra
RPJMN
RS
SDIDTK
SHK
SM
SP2TP
SPS
T/2T
TPG
UPS
Antiretroviral
Air Susu Ibu/Air Susu Ibu Eksklusif
Bayi Berat Lahir Rendah (berat lahir < 2500 gram)
Vaksin Bacillus Calmette Guerin
Bidan Praktik Mandiri
Vaksin Difteri Pertusis - Tetanus
Hasil SDIDTK sesuai (Ds); meragukan (Dm) atau ada penyimpangan (Dp)
Early Infant Diagnosis (untuk HIV)
Vaksin Hepatitis B 0 (nol)
Vaksin Haemophilus Influenza type B
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome
Hipotiroid Kongenital
Imunisasi Dasar Lengkap
Inisiasi Menyusu Dini
Injectable Polio Vaccine (Vaksin Polio Suntik)
Kematian setelah Lahir
Kelahiran Hidup
Kesehatan Ibu dan Anak
Kunjungan Neonatal lengkap sesuai standar minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48
jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari.
Kunjungan Neonatal yang pertama dilakukan pada usia 6 48 jam
Kunjungan Neonatal yang kedua dilakukan pada usia 3 7 hari
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Kunjungan rumah
Kartu Tanda Penduduk
Laporan Bulanan
Levotiroksin
Makanan Pendamping ASI
Manajemen Terpadu Bayi Muda
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Nomor Induk Kependudukan
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
Pendidikan Anak Usia Dini
Panjang Badan (mulai lahir sampai < 2 tahun)/Tinggi Badan mulai usia 2 tahun ke
atas
Polindes
Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
Pengobatan Profilaksis dengan Kotrimoksazol
Pemantauan Wilayah Setempat
Posyandu
Rencana Strategis
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Rumah Sakit
Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Skrining Hipotiroid Kongenital
Salep Mata yang diberikan saat bayi baru lahir
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
Satuan PAUD Sejenis
T = balita yang tidak naik berat badannya atau tetap atau kenaikan berat
badannya tidak mengikuti garis pertumbuhan; 2T = jika hal tersebut diatas terjadi
selama 2 bulan berturut-turut
Tenaga Pelaksana Gizi
Unit pelayanan Swasta (Bidan Praktik Mandiri; Dokter Praktik Mandiri, Klinik dll)
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana telah disepakati secara global bahwa Angka Kematian Anak merupakan
salah satu indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu bangsa. Hal ini dituangkan
dalam dokumen Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 dan
dilanjutkan dengan agenda pembangunan berkelanjutan pasca 2015 (Post 2015 Sustainable
Development Goals = SDGs). Target MDGs menetapkan Angka Kematian Balita 32/1000 KH,
Angka Kematian Bayi 23/1000 KH dan Angka Kematian Neonatal 14/1000 KH. Situasi
kesehatan anak saat ini digambarkan dalam hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 yaitu Angka Kematian Balita masih sebesar 40/1000 KH, Angka Kematian
Bayi 32/1000 KH dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 KH. Adapun target SDGs Tahun 2030
Angka Kematian Neonatal diharapkan menjadi 12/1000 KH, Angka Kematian Balita 25/1000
KH, dan pada target 3.2 disebutkan mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat
dicegah. Oleh karena itu upaya promotif dan preventif menjadi prioritas utama.
Selain berdasarkan survei, situasi kesehatan anak dapat diperoleh dari pencatatan dan
pelaporan kesehatan anak mulai dari pelayanan di tingkat masyarakat sampai di fasilitas
kesehatan. Dengan pencatatan dan pelaporan yang baik, dapat diperoleh informasi kondisi
kesehatan yang lebih nyata (sesuai kondisi yang sebenarnya), valid dan tepat waktu. Sehingga
permasalahan kesehatan dapat dideteksi secara dini untuk dapat dilakukan intervensi segera.
Namun keberadaan data rutin ini belum mampu menjawab tuntutan tersebut. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor, seperti adanya duplikasi pencatatan pelaporan, bermacammacam jenis pencatatan pelaporan yang belum terintegrasi diantara program-program
sehingga menyebabkan data yang terkumpul tidak lengkap dan tidak akurat.
Menurut hasil kajian yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada
Tahun 2014 tentang pelaksanaan kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah di
beberapa provinsi, didapatkan bahwa pemanfaatan kohor rendah karena beban pencatatan
dan pelaporan berbagai program yang masing-masing mempunyai formulir tersendiri, adanya
kebingungan dalam pengisian dan pemanfaatan kohor terutama dalam pemahaman definisi
operasional indikator untuk menghitung cakupan program, menginterpretasikan kode/lambang
yang tertulis dalam kohor, melakukan analisis sederhana dari data yang ada dalam kohor serta
cara menutup bulan/tahun pelayanan. Kebingungan dalam pengisian dan pemanfaatan kohor
ini terjadi karena belum adanya petunjuk teknis mengenai cara pengisian dan pemanfaatan
kohor.
Keberadaan kohor sangat penting dalam melakukan pemantauan terhadap pelayanan
kesehatan maupun status kesehatan anak secara individu. Ketersediaan data di dalamnya
sangat dibutuhkan dalam pembuatan laporan rutin sesuai kebutuhan program, pembuatan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) serta sebagai bahan masukan dalam perencanaan
intervensi yang akan dilakukan. PWS akan berhasil dengan baik bila kohor diisi dengan baik
dan benar serta berkesinambungan. Kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah
merupakan sarana untuk menjembatani kebutuhan seluruh program terkait kesehatan anak
melalui pengintegrasian pencatatan, sehingga menjadi lebih sederhana dan mempermudah
pelaporan oleh tenaga kesehatan.
Untuk dapat melakukan pengisian kohor secara baik dan benar diperlukan pemahaman
dan persepsi yang sama mengenai tatacara pengisian sesuai dengan kolom, kode dan
simbolnya. Agar kohor dapat dimanfaatkan sebagai alat pemantauan kesehatan bayi, balita
dan anak prasekolah dan digunakan sebagai sumber data pelaporan, penghitungan cakupan
dan analisis sederhana, maka disusunlah Petunjuk Teknis Pengisian dan Pemanfaatan Kohor
Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah ini.
B. Tujuan:
Tujuan Umum:
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam pengisian dan pemanfaatan kohor bayi
dan kohor anak balita dan prasekolah.
Tujuan khusus:
Meningkatkan pemahaman terhadap:
a. pengisian kohor bayi dan kohor anak balita dan anak prasekolah
b. kode/simbol yang terdapat pada kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah
c. pemanfaatan kohor untuk mendeteksi dini masalah kesehatan anak secara individu
d. pemanfaatan kohor untuk menghitung cakupan program untuk pelaporan
e. pemanfaatan data kohor untuk analisis sederhana sesuai dengan pedoman PWS,
surveilans kesehatan anak dan lain-lain.
C. Sasaran:
Pencatatan kohor bayi, anak balita dan prasekolah dilakukan secara terpadu oleh
tenaga kesehatan (bidan desa, bidan puskesmas, perawat, tenaga pelaksana gizi (TPG),
petugas imunisasi dan lain-lain) di fasilitas kesehatan tingkat pertama termasuk Bidan Praktik
Mandiri (BPM), klinik swasta, posyandu.
D. Dasar Hukum
Dasar hukum bagi pencatatan dan pelaporan ini adalah:
1. UUD 1945 Pasal 28B Ayat2 menyatakan bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Selanjutnya Pasal 28H Ayat 1 menegaskan bahwa setiap
orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019
8. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
9. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 284 Tahun 2004 tentang Buku KIA
2
11. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1464
tahun
2010
tentang
Izin
dan
BAB II
PENGISIAN KOHOR
A. Ketentuan Umum Cara Pengisian Kohor
Pengisian kohor baik kohor bayi maupun kohor anak balita dan prasekolah dilakukan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
- Pembina wilayah bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan kesinambungan isi
kohor sesuai dengan jumlah sasaran yang ada di wilayah kerjanya.
- Sumber utama data untuk pengisian kohor diperoleh dari buku KIA. Bila masih terdapat
data yang belum lengkap, maka dapat memanfaatkan sumber data lain, yaitu dari
pencatatan kader di posyandu (SIP = Sistem Informasi Posyandu), fasilitas kesehatan
tingkat pertama (puskesmas dan jaringannya), Unit Pelayanan Swasta seperti Bidan
Praktik Mandiri (BPM), dokter, klinik dan lain-lain serta Rumah Sakit. Data yang diambil
hanya data bayi, anak balita dan prasekolah yang berdomisili di wilayah kerja.
- Data anak Balita juga bisa didapat dari PAUD (Taman Kanak-kanak, Pos PAUD,
kelompok bermain/Play group dan Satuan PAUD Sejenis/SPS lainnya) di wilayah
tersebut ataupun diluar wilayah.
- Pencatatan data bayi, anak balita dan prasekolah yang berdomisili di luar wilayah kerja
dilakukan pada lembar halaman baru di dalam kohor. Saat rekapiltulasi akhir bulan,
data luar wilayah dikembalikan kepada penanggung jawab wilayah masing-masing.
- Setiap kunjungan baru bayi atau anak balita selalu diisi di kolom tahun pertama.
Kemudian dilanjutkan kebagian tahun ke dua bagi bayi yang belum mencapai ulang
tahun pertama pada kolom tahun pertama. Setiap bayi, saat ulang tahun yang pertama,
dilanjutkan ke Kohor Anak Balita dan Prasekolah (penjelasan lebih lanjut lihat contoh
pengisian kohor halaman......).
-
Setiap akhir bulan, hitung dan catat hasil rekapitulasi cakupan sesuai laporan yang
dibutuhkan.
- Semua Bidan Praktik Mandiri (BPM) sebaiknya menggunakan model kohor yang
standar, agar dapat memantau tumbuh kembang bayi, anak balita dan prasekolah
secara berkelanjutan.
- Penentuan sasaran bayi, anak balita dan prasekolah tingkat Puskesmas diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran ini dipergunakan secara bersama oleh
program terkait kesehatan anak.
- Jika bayi, anak balita dan prasekolah baru pertama kali datang ke tempat pelayanan
dan sebelumnya sudah pernah mendapatkan pelayanan ditempat lain (pindahan), maka
hasil pelayanan tersebut dicatat di kolom sesuai dengan bulan pelayanan yang didapat
di tempat sebelumnya. Data yang dicatat meliputi tanggal pelayanan, tempat pelayanan
dan hasil pelayanan sesuai petunjuk pengisian.
- Bagi ibu hamil yang positif HIV yang dicatat di kohor ibu, maka bayinya harus dilakukan
pemeriksaan Early Infant Diagnosis (EID) dan datanya dicatat di kohor bayi sesuai
petunjuk pengisian.
Data yang terekam dalam kohor bersifat rahasia, sehingga kohor harus disimpan
dengan baik dan pengisi kohor harus tenaga kesehatan. Pemanfaatan data kohor
mengikuti peraturan yang berlaku tentang rekam medis dan sistem informasi
kesehatan.
c. Jumlah bayi dari ibu HIV yang mendapatkan profilaksis kotrimoksasol sampai usia 12
bulan
d. Jumlah anak balita dari ibu HIV mendapatkan pemeriksaan Serologi HIV dengan
menggunakan RDT konfirmatori pada usia 18 bulan
e. Jumlah bayi HIV mendapatkan terapi ARV
f. Jumlah anak balita HIV mendapatkan terapi ARV
16. Cakupan Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai
Standar
Adalah persentase Balita yang mendapatkan:
a. Pemantauan pertumbuhan (Penilaian status gizi) setiap bulan
b. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun
c. Pemberian kapsul Vitamin A:
6 11 bulan : kapsul biru
12 59 bulan : kapsul merah
d. Imunisasi dasar : HB0, BCG, Polio 1, DPT-HB-Hib 1, Polio 2, DPT-HB-Hib 2, Polio 3,
DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan Campak
e. Pemberian Imunisasi Lanjutan : DPT-HB-Hib dan Campak
C.
Kohor Bayi
Sasaran kohor bayi mencakup neonatal (usia 0-28 hari) dan bayi post neonatal (usia 29
hari 11 bulan).
Kohor bayi merupakan pencatatan pelayanan kesehatan dan masalah kesehatan pada
bayi yang terdeteksi oleh tenaga kesehatan.
Nama posyandu
Nama desa/kelurahan
Nama puskesmas dan di dalam tanda kurung diisi nomor kode puskesmas
Nama kecamatan dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kecamatan
Nama kabupaten/kota dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kabupaten/kota
Nama provinsi dan didalam tanda kurung diisi nomor kode provinsi
Jika bayi meninggal, diberi tanda pada kolom bulan saat bayi meninggal dan kolom
berikutnya diberi garis horizontal tebal sampai kolom 37. Informasi lengkap tentang
kematian ini diisi pada kolom 46.
Memulai pengisian:
Kolom 5: L/P
Diisi sesuai jenis kelamin bayi. Bila laki-laki (L) dan perempuan (P).
Kolom 7: Alamat
Diisi alamat lengkap tempat tinggal bayi saat ini, berikut RT/RW dan nomor telepon/HP,
bila ada.
Diisi Berat Lahir dalam gram dan jika BB < 2500 gram, tulis BBLR
Diisi panjang lahir dalam cm dan jika PB kurang dari 48 cm, tulis pendek
Kolom 10: Saat lahir s/d 5 jam
1. Diisi kode tempat pelayanan (P, Pd, Py,Kr, UPS atau RS)
P
Puskesmas/Puskesmas pembantu
Pd
Polindes
Py
Posyandu
Kr
Kunjungan rumah
UPS
Unit Pelayanan Swasta (dokter praktik mandiri, bidan praktik mandiri, klinik dll
RS
Rumah Sakit
2. Diisi klasifikasi/diagnosis jika lahir dengan komplikasi (asfiksia, trauma lahir, infeksi,
kelainan kongenital, hipotermi, dll).
Antiretroviral (ARV), bila bayi diberi ARV profilaksis pertama kali sebelum 12 jam
pasca persalinan setiap hari selama 6 minggu.
8
Ditulis
Diisi M jika neonatus sehat atau sakit dilayani denganManajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM).
Ditulis ARV, bila bayi diberi Antiretroviral profilaksis pertama kali sebelum 12 jam
pasca persalinan setiap hari selama 6 minggu.
Pada bayi dengan SHK+ dilanjutkan dengan tes konfirmasi. Bila hasil konfirmasi
positif, tulis HK+, bila hasilnya negatif tulis HK
Bila bayi belum mendapatkan imunisasi Hepatitis B pada saat lahir 0 5 jam,
maka segera diberikan HB0 sebelum usia 7 hari dan ditulisHB0di kolom 11 atau
12 sesuai kapan diberikan. Tanggal pemberian HB0 ditulis di kolom 39.
D.
...
D...
D...
Interpretasi hasil Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk kode kondisi
bayi:
Jumlah jawaban Ya= 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
Jumlah jawaban Ya= 7 atau 8, perkembangan meragukan (M)
Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
:
E1/E2/E3/
E4/E5/E6
S
ARV
:
:
PPK
EID
MP-ASI
:
:
5. Diisi berat badan dalam kilogram (kg) setiap bulan, sedangkan panjang/tinggi badan
dalam centimeter (cm) diisi sesuai jadwal SDIDTK.
6. Diisi kode kondisi bayi termasuk status gizinya:
Kode Kondisi Bayi
N
:
Jika berat badan naik sesuai garis pertumbuhan
T
Jika tidak naik berat badannya, atau tetap atau kenaikan berat
badannya tidak dapat mengikuti garis pertumbuhan
Status gizi (menurut standar WHO 2005) diisi pada kolom saat jadwal SDIDTK
Ks
:
Sangat kurus ( BB/PB < - 3 SD)
K
:
Kurus (BB/PB < - 2 SD)
Nr
:
Normal (BB/PB - 2 SD sampai dengan 2 SD)
G
:
Gemuk (BB/PB > 2 SD)
0 7 hari : HB 0
1 bulan
: BCG, Polio 1
2 bulan
: DPT-HB-Hib1, Polio 2
3 bulan
: DPT-HB-Hib2, Polio 3
4 bulan
9 bulan
: Campak
Kolom IDL (Imunisasi Dasar Lengkap): Diberi tanda rumput () jika sudah mendapat
HB0 1 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT-HB-Hib 3 kali dan Campak 1 kali sebelum
berusia 1 tahun.
Jika bayi telah berusia 12 bulan sebelum kolom 37, maka dibuat garis tebal horisontal pada
kolom bulan selanjutnya sampai kolom 37.
NIK
NAMA BAYI
TGL.LAHIR
3201240103140002
01/03/2014
11
Penjelasan:
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Nama ibu/ayah
ALAMAT
RT/RW, no telp/HP
Penjelasan:
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
Jl. Rambutan No 5,
Kecamatan Ciawi RT
02/ RW 05
Kabupaten Bogor
HP 0811901887
Punya
Buku
KIA
8
SAAT LAHIR
S/D 5 JAM
10
Masa Neonatal
KUNJUNGAN NEONATAL
(KEDUA)
(KETIGA)
(PERTAMA)
HARI KE
HARI KE
6 s/d 48 JAM
3 s/d 7
8 s/d 28
11
12
13
P, IMD,Vit K1,SM,
3 Maret
6 Maret
HB0, M,
P, M,
P, M, , SHK
28 Maret
Kr, M, , SHK +,
HK+, LT
Penjelasan:
Kolom 10 :
Kolom 11 :
Kolom 12 :
Kolom 13 :
FEB
MAR
APR
MEI
14
15
16
17
18
1
2015
JUNI
JULI
AGS
SEP
OKT
19
20
21
22
23
3, P,
3,N,
3, Py, 3,Py,
4,8, N, 5,5/58,
4,Py,
6,2,
M ,
E1
N, Nr,, N,,
E2
E3
D
s
3,Py,
7,0/64,
O,Nr,
3,P,
7,5,
N, M
E6,
DES
JAN
FEB
MAR
APR
25
26
27
28
29
24
E4
NOP
3,Py,
8,2,
N,
10
3,Py,
3,Py,
8,6/71, 8,8,
N,Nr,
N,
11
3,Py, 3,Py,
9,5, 9,9/79,
N, M N,Nr,
Ds
Ds
Penjelasan:
Diujung kanan atas setiap kolom diisi usia bayi mulai umur 1 s/d 12 bulan. Berhubung Ardhi
lahir pada bulan Maret, maka usia 1 bulan adalah pada bulan April dan seterusnya.
Diberi garis tebal vertikal di bagian kanan kolom sebagai pembatas untuk umur 3, 6, 9 dan 12
bulan.
Pada bulan 3, 6, 9, 12 dilakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) dan ditandai sesuai hasilnya, sekaligus dilihat status gizinya.
Kolom 17
: Usia Ardhi pada bulan April adalah 1 bulan. Ardhi datang tanggal 3 April
mendapat pelayanan di Puskesmas (3, P), berat badan 3 kg naik dari berat
badan sebelumnya, yaitu berat lahir (N). Berhubung bayi masih berusia < 2
bulan, dilakukan MTBM (M), kondisi bayi sehat (). Ardhi diberi ASI Eksklusif
(E1) karena usianya baru 1 bulan 2 hari (lebih dari 29 hari tetapi belum
mencapai 1 bulan 29 hari).
Kolom 18
: Usia Ardhi pada bulan Mei adalah 2 bulan. Ardhi datang tanggal 3 Mei
mendapat pelayanan di Posyandu (3,Py), berat badan 4,8 kg naik dari berat
badan sebelumnya (N). Kondisi bayi Ardhi sehat (). Ardhi diberi ASI Eksklusif
(E2)
Kolom 19
: Usia Ardhi pada bulan Juni adalah 3 bulan. Ardhi datang tanggal 3 Juni di
posyandu (3, Py). Berat badannya 5,5 kg dan panjang badannya 58 cm
(5,5/58). Berarti berat badan Ardhi naik dibanding bulan sebelumnya (N). Ardhi
status gizinya normal (Nr). Pada usia 3 bulan ini Ardhi masih diberi ASI
eksklusif (E3). Hasil pemeriksaan SDIDTK yang pertama pada Ardhi sesuai
13
12
Ds
untuk usianya.
D
s
Kolom 20
: Usia Ardhi pada bulan Juli adalah 4 bulan. Ardhi datang tanggal 4 Juli
mendapat pelayanan di Posyandu (4, Py), berat badan 6,2 kg naik dari berat
badan sebelumnya (N). Kondisi bayi Ardhi sehat (). Ardhi diberi ASI Eksklusif
(E4)
Kolom 21
Kolom 22
: Usia Ardhi pada bulan September adalah 6 bulan. Ardhi datang tanggal 3
September di Posyandu (3, Py). Berat badannya 7,0 kg dan panjang badannya
64 cm (7,0/64). Berat badan Ardhi tidak dapat dibandingkan dengan berat
badan bulan sebelumnya, karena Ardhi tidak datang pada bulan Agustus (O).
Status gizi normal (Nr). Pada usia 6 bulan ini Ardhi masih diberi ASI eksklusif
(E6). Hasil pemeriksaan SDIDTK pada Ardhi sesuai untuk usianya (Ds). Ardhi
sehat ()
Kolom 23
: Usia Ardhi pada bulan Oktober adalah 7 bulan. Ardhi datang tanggal 3 Oktober
di Puskesmas (3, P), berat badan 7,5 kg naik dari berat badan sebelumnya
(N). Berhubung Ardhi sakit, dia mendapat pelayanan MTBS (M). Klasifikasi
penyakitnya tidak ditulis disini, tetap di formulir MTBS.
Kolom 24
: Usia Ardhi pada bulan Nopember adalah 8 bulan. Ardhi datang tanggal
3Nopember mendapat pelayanan di Posyandu (3, Py), berat badan 8,2 kg naik
dari berat badan sebelumnya (N). Kondisi bayi Ardhi sehat ().
: Usia Ardhi pada bulan Desember adalah 9 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Desember di posyandu (3, Py). Berat badannya 8,6 kg dan panjang badannya
71 cm (8,6/71). Berarti berat badan Ardhi naik dibanding berat badan
sebelumnya (N). Status gizi normal (Nr). Hasil pemeriksaan SDIDTK pada
Ardhi sesuai untuk usianya (Ds). Ardhi sehat ()
: Usia Ardhi pada bulan Januari 2015 adalah 10 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Januari di Posyandu (3, Py), berat badan 8,8 kg naik dari berat badan
sebelumnya (N). Ardhi sehat ()
: Usia Ardhi pada bulan Februari 2015 adalah 11 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Februari di Posyandu (3, Py), berat badan 9,5 kg naik dari berat badan
sebelumnya (N). Berhubung Ardhi sakit, dia mendapat pelayanan MTBS (M).
: Usia Ardhi pada bulan Maret 2015 adalah 12 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Maret di posyandu (3, Py). Berat badannya 9,9 kg dan panjang badannya 79
cm (9,9/79). Berarti berat badan Ardhi naik dibanding bulan sebelumnya (N).
Status gizi Ardhi normal (Nr). Pada usia 12 bulan ini hasil pemeriksaan
SDIDTK pada Ardhi sesuai untuk usianya. Diberi tanda kotak berarti Ardhi
sudah mendapat 4 kali pelayanan SDIDTK. Ds
Kolom 25
Kolom 26
Kolom 27
Kolom 28
Kolom 29 : Diberi garis horizontal tebal, menandakan Ardhi sudah pindah ke kelompok
dan
usia anak balita.
seterusnya
Pelayanan selanjutnya ditulis pada kohor anak balita
BCG
Vit A
(6 Bulan)
DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib
1
2
Campak
HB 0
38
39
DPT-HBHib 3
Polio 4
Polio 1
Polio 2
Polio 3
40
41
42
43
03/06/2014
04/07/2014
03/04/2014
03/05/2014
Kematian
Post natal
IDL
KET
IPV
44
45
46
47
03/02/2015 01/03/2014
04/07/2014 03/12/2014
03/04/2014
03/05/20
14
03/06/2014 04/07/2014
Penjelasan:
Kolom 38
Kolom 39
Kolom 40
Kolom 43
Kolom 44
Kolom 45
Vitamin A diberikan pada tanggal 3 Februari 2015, karena pada saat Ardhi
berusia 6 bulan dibulan September, bulan vitamin A (Agustus) sudah lewat.
Imunisasi HB0 diberikan saat Ardhi lahir yaitu tanggal 1 Maret 2014
Tanggal 3 April Ardhi diberi imunisasi BCG dan Polio oral yang pertama.
Tanggal 4 Juli 2014 diberi imunisasi DPT-HB-Hib3, Polio oral yang ke 4, dan
IPV (vaksin Polio suntik)
Tanggal 3 Desember 2014 Ardhi berusia 9 bulan dan diberi imunisasi Campak
Tanda () berarti Ardhi telah mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
Nama posyandu
Nama desa/kelurahan
Nama puskesmas dan di dalam tanda kurung diisi nomor kode puskesmas
Nama kecamatan dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kecamatan
Nama kabupaten/kota dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kabupaten/ kota
Nama provinsi dan didalam tanda kurung diisi nomor kode provinsi
Memulai pengisian:
Kolom 5: L/P
Diisi sesuai jenis kelamin anak: laki-laki (L); perempuan (P)
Kolom 7: Alamat
Diisi alamat lengkap tempat tinggal anak saat ini, berikut RT/RW dan nomor telepon/HP
bila ada.
D...
.
D...
:
:
:
:
:
Interpretasi hasil Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk kode kondisi
balita:
o
Jumlah jawaban Ya= 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
17
EID atau
SERO
Jika berat badan tidak naik atau tetap atau naik tetapi tidak mengikuti
garis pertumbuhan
Jika berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan berada < 2
SD yang artinya mengalami gangguan pertumbuhan
Status gizi (menurut standar WHO 2005) diisi pada kolom saat jadwal SDIDTK. Status
gizi berdasarkan BB/PB-TB yang dilakukan setiap 3 bulan (usia 12 23 bulan) dan
setiap 6 bulan (usia 24 72 bulan).
Ks
: Sangat Kurus ( BB/PB-TB < - 3 SD)
Nr
Diisi penyebab kematian berdasar hasil autopsi verbal atau surat keterangan kematian
dari fasilitas kesehatan.
Kolom 74: Keterangan
Diisi keterangan lain yang diperlukan, misalnya: pindah domisili atau baru
D.2. Contoh Pengisian Kohor Anak Balita Dan Prasekolah
Contoh Pengisian Kolom 1 - 7
No
Urut
NIK
Nama
Anak
Tanggal
Lahir
L/P
3201240103140002
Ardhi Eka
Pratama
01-03-2014
Alamat
RT/RW, no telp/HP
Nama
Ibu/Nama
ayah
6
7
Jl. Rambutan No. 5,
Kecamatan Ciawi RT 02/
RW 05 Kabupaten Bogor
Ny. Dewi
Lestari/
12 bulan
Tn. Ahmad
HP 0811901887
Penjelasan:
Kolom 1
Diisi nomor urut anak. Setiap ganti tahun selalu dimulai dengan nomor 1.
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Ardhi lahir tanggal 1 Maret 2014 sesuai akte kelahiran. Usia Ardhi saat
pertama kali dicatat dalam kohor anak balita adalah 12 bulan.
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Ditulis nama Ibu (Ny. Dewi Lestari) dan nama ayah (Tn Ahmad)
:
Diisi alamat anak saat ini dan nomor handphone orang tua.
Penjelasan:
Kolom 8
Kolom 9 - 10
DPT-HB-Hib
Campak
10
03-09-2015
03-09-2015
:
:
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
TAHUN 2016
Ags
19
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
11
12
13
14
3,Py,
9,9,
N,
15
13
14
3, Py,
10,2,
N,
15,Pd
10,1
T
M
16
15
3,Py
10,7
N
17
16
18
17
19
20
18
3, Py
3,Py
11,2 11, 4/ 84
N/Nr
A,
21
19
3,Py
11,6
N
20
3,Py
11,9
N
22
21
3,Py
12,1
N
23
D
s
Ds
24
22
23
3,Py
12,5
O
A
25
24
3,Py
12,7/
90,5
N, Nr
Ds
Penjelasan:
Diujung kanan atas setiap kolom diisi usia bayi mulai umur 13 s/d 60 bulan. Berhubung Ardhi
lahir pada bulan Maret, maka usia 13 bulan adalah pada bulan April dan seterusnya.
Diberi garis tebal vertikal di bagian kanan kolom sebagai pembatas untuk umur 18, 30,42,54,66
dan 72. Pada bulan 18, 30, 42, 54, 66 dan 72 bulan dilakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan ditandai sesuai hasilnya, sekaligus dilihat status gizinya.
Kolom 11 12
Kolom 13
Kolom 14
Usia Ardhi pada bulan April 2015 adalah 13 bulan. Pada tanggal 3 Ardhi
mendapat pelayanan di Posyandu (3, Py). Berat badannya 10,2 kg, naik
dari berat badan bulan sebelumnya (N). Ardhi sehat ()
Kolom 15
Usia Ardhi pada bulan Mei 2015 adalah 14 bulan. Pada tanggal 15 Ardhi
mendapat pelayanan di Polindes (15, Pd). Berat badannya 10,1 kg; turun
dari berat badan sebelumnya (10,1,T). Ardhi sakit dan diberi pelayanan
dengan MTBS (M)
Kolom 16
Usia Ardhi pada bulan Juni 2015 adalah 15 bulan. Pada tanggal 3 Ardhi
mendapat pelayanan di Posyandu (3, Py). Berat badannya 10,7 kg, berarti
naik dari berat badan pada bulan sebelumnya (10,7,N). Ardhi sehat ().
Kolom 17
Usia Ardhi pada bulan Juli 2015 adalah 16 bulan, tetapi Ardhi tidak
melakukan kontak dengan petugas kesehatan.
Kolom 18
Usia Ardhi pada bulan Agustus 2015 adalah 17 bulan. Penjelasan tentang
pelayanan yang diberikan sama dengan diatas. Disini ditambahkan
pemberian vitamin A, karena Agustus merupakan bulan vitamin A
Kolom 19
Pada bulan September usia Ardhi 18 bulan. Berat badan Ardhi 11,4 kg dan
panjang badannya 84 cm (11,4/84). berarti berat badan naik dbanding
berat badan sebelumnya (N) dan status gizinya normal (Nr). Sebelum
Ardhi diberi imunisasi lanjutan, cek imunisasi dasar yang pernah diberikan.
Ternyata Ardhi sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, maka Ardhi
diberi imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dan dicatat tanggalnya di kolom 9,
serta imunisasi lanjutan Campak dan dicatat tanggalnya dikolom 10.
Dilakukan pemeriksaan SDIDTK (D) yang pertama kali (diberi tanda
lingkaran) untuk rentang usia 13 24 bulan dan hasilnya sesuai untuk
usianya.
D
Kolom 23
Usia Ardhi pada bulan Januari 2016 adalah 22 bulan, tetapi Ardhi tidak
melakukan kontak dengan petugas kesehatan.
20
Kolom 24
Usia Ardhi pada bulan Februari 2016 adalah 23 bulan. Penjelasan tentang
pelayanan yang diberikan sama dengan diatas. Berat badan Ardhi tidak
dapat dibandingkan dengan berat badan bulan sebelumnya, karena Ardhi
tidak datang pada bulan Januari 2016 (O). Disini ditambahkan pemberian
vitamin A, karena Februari merupakan bulan vitamin A
Kolom 25
Pada bulan Maret 2016 usia Ardhi mencapai 24 bulan. Berat badan Ardhi
12,7 kg dan tinggi badannya 90,5 cm (12,7/90,5). Status gizinya normal.
Dilakukan SDIDTK untuk kedua kalinya (diberi tanda kotak) pada rentang
usia 13 24 bulan dan hasilnya sesuai untuk usianya.
Ds
21
BAB III
PEMANFAATAN KOHOR
Data yang telah terekam dalam kohor digunakan untuk keperluan laporan rutin yaitu
laporan pelayanan kesehatan program gizi, imunisasi, kesehatan anak, laporan kesakitan
neonatal dan laporan kematian serta penyebab kematian neonatal, bayi dan balita. Data yang
ada di dalam kohor dapat digunakan sebagai dasar untuk memantau status kesehatan individu
serta memberikan kontribusi terhadap perencanaan program maupun penentuan intervensi
yang tepat dari suatu masalah kesehatan yang ditemukan pada individu maupun wilayah.
Pemanfaatan kohor
1. Kohor digunakan sebagai alat pemantauan status kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang didapat oleh bayi, anak balita dan prasekolah secara individu di suatu wilayah kerja.
2. Hasil pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh seluruh sasaran bayi, anak balita
maupun prasekolah digunakan sebagai sumber data pelaporan rutin kesehatan anak
yaitu, register gizi, analisis data PWS-KIA, PWS imunisasi, laporan bulanan gizi KIA
SP2TP, laporan bulanan PPIA, laporan tahunan, dll.
3. Kohor merupakan alat pencatatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kegiatan
program terkait pelayanan kesehatan anak. Pengelola program terkait berkoordinasi untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan, pencapaian target cakupan pelayanan, serta
pengaturan sumber daya kesehatan agar lebih efektif dan efisien.
4. Kohor digunakan untuk mendeteksi dini masalah kesehatan bayi, anak balita dan
prasekolah sehingga dapat dilakukan upaya penanganan dan penanggulangan segera.
5. Kohor digunakan sebagai alatuntuk mengukur keberhasilan pelayanan kesehatan bayi,
anak balita dan prasekolah dengan melihat cakupan anak yang mendapat pelayanan dan
status kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah di wilayah tersebut.
6. Hasil analisis data kohor dapat menjadi dasar evaluasi dan perencanaan program
kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah.
7. Kohor merupakan bukti yang otentik tentang pelaksanaan kegiatan dan kinerja petugas
kesehatanyang dapat dipergunakan untuk pengembangan jabatan fungsional petugas.
8. Kohor dapat digunakan sebagai bahan penelitian dengan mengikuti peraturan yang
berlaku.
pengobatan Levotiroksin untuk hipotiroid kongenital dan lain-lain, termasuk anak yang
belum mempunyai Nomor Induk Kependudukan dan buku KIA.
Demikian juga bila ada kasus kematian pada bayi, anak balita dan prasekolah, perlu
dilakukan pemantauan dan penyelidikan terhadap kemungkinan penyebabnya, baik melalui
autopsi verbal maupun melalui catatan kematian yang diberikan oleh fasilitas kesehatan
dan apakah ada kematian serupa pada waktu yang hampir bersamaan di wilayah tersebut.
14
15
Indikator
Cakupan KN1
Cakupan KN Lengkap
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang
ditangani
Cakupan pelayanan kesehatan bayi
Cakupan imunisasi HB0
Cakupan imunisasi BCG
Cakupan imunisasi Polio1,2, 3, 4 dan IPV
Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib 1,2 dan 3
Cakupan imunisasi Campak
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat
ASI eksklusif
Cakupan balita 6 59 bulan mendapat kapsul
vitamin A
Cakupan bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Cakupan bayi baru lahir dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
23
Sumber Data
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kolom
11
11-13
11 - 13
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Anak Balita
dan Prasekolah
Kohor Bayi
14 - 37
39
40
40 43
41 43
44
11 70
Kohor Bayi
Kohor Anak Balita
dan Prasekolah
Kohor Bayi
Kohor Bayi
14 37
14 37, 38
11 70
10
9
16
17
18
19
usia
prasekolah
yang
14 37
11 70
14 37
11 70
14 37
11 70
Data kesakitan neonatal dan data kematian neonatal, bayi, dan anak balita yang dilaporkan
secara rutin melalui SP2TP dianalisis untuk melakukan surveilans kesehatan anak oleh
penanggung jawab program kesehatan anak di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan Pedoman Surveilans Kesehatan Anak (Seri Balita). Data Imunisasi dianalisis di
Kabupaten/Kota untuk melakukan penilaian terhadap pencapaian cakupandan angka drop
out imunisasi yaitu angka Drop Out DPT-HB1 (DPT-HB-Hib1) Campak dan DPT-HB3
(DPT-HB-Hib3) DPT-HB1 (DPT-HB-Hib1). Drop out imunisasi diperoleh setelah petugas
mengolah data laporan kohor menjadi PWS imunisasi.
B. 2. Sumber Data untuk Pelaporan
Di tingkat desa/kelurahan/RW, setiap bulan data kohor di rekapitulasi oleh bidan atau
tenaga kesehatan lainnya sebagai penanggung jawab wilayah ke dalam suatu laporan
yang disebut LB3 SP2TP. Laporan ini disampaikan ke tingkat Puskesmas setiap bulan.
Pengelola kesehatan anak di tingkat Puskesmas melakukan rekapitulasi LB3 SP2TP dari
seluruh wilayah kerja Puskesmas dan selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Data kohor juga dapat digunakan untuk sumber informasi pelaporan tahunan cakupan
indikator SPM Kabupaten/Kota.
Data Kohor Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber data pelaporan SP2TP dan laporan bulanan PPIA
Kohor Bayi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kolom
9
10
11
11 13
12
11 13
39
40
40
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29
30
31
32
33
34
Jumlah bayi usia kurang dari 6 bulan dapat ASI ekslusif (E6)
Jumlah bayi ditimbang
Jumlah bayi ditimbang yang tidak naik berat badannya (T)
Jumlah bayi ditimbang yang tidak naik berat badannya 2 bulan
berturut-turut
Jumlah bayi kurus
Jumlah Bayi 6-11 bulan mendapat Vit. A (100.000 IU)
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi BCG
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio1
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi DPT-HB-Hib 1
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi DPT-HB-Hib 2
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi DPT-HB-Hib 3
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio2
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio 3
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio 4
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi IPV 1 dosis
Jumlah bayi usia 9 - 11 bulan yang di imunisasi campak
Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap (IDL)
Jumlah kematian bayi
Penyebab kematian bayi
Jumlah bayi lahir hidup dari ibu HIV mendapatkan ARV
profilaksis
Jumlah bayi lahir hidup dari Ibu HIV mendapatkan pengobatan
profilaksis kotrimoksasol (PPK)
Jumlah bayi baru lahirhidup dari ibu HIV yang mendapatkan
profilaksis ARV selama 6 minggu
Jumlah bayi dari ibu HIV berusia 6 minggu diperiksa EID (PCR
kualitatif)
Jumlah bayi dari ibu HIV yang mendapatkan profilaksis
kotrimoksasol sampai usia 12 bulan
Jumlah bayi HIV mendapatkan terapi ARV
14 37
14 37
14 37
14 37
14 37
21, 27,33
40
40
41
42
43
41
42
43
43
44
45
46
46
11 37
11 37
11 37
14 37
11 37
11 37
Variabel
Jumlah Balita (terdaftar bulan ini)
Jumlah anak Balita dapat Vit. A dosis tinggi (200.000 IU)
Jumlah Balita punya Buku KIA
Jumlah anak usia 18-36 bulan yang mendapatkan imunisasi
lanjutan DPT-HB-Hib
Jumlah anak usia 18-36 bulan yang mendapatkan imunisasi
lanjutan Campak
Jumlah balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T)
Jumlah Balita ditimbang yang tidak naik berat badannya 2
bulan berturut-turut (2T)
Jumlah Balita kurus
Jumlah Balita yang telah mendapatkan pelayanan stimulasi
deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
sebanyak 2 kali tahun ini
25
Kolom
3
12,18,24,30,36,42,
48,54,60 dan 66
8
9
10
11 70
11 70
11 70
11 70
10.
11.
12.
13
14
71 72
75
75
11 70
11 70
26
BAB IV PENUTUP
Diterbitkannya petunjuk teknis pengisian dan pemanfaatan kohor merupakan upaya agar
petugas kesehatan dapat melakukan pengisian kohor secara konsisten dan benar. Kohor
yang terisi dan dimanfaatkan secara terintegrasi lintas program akan memudahkan petugas
untuk memantau kualitas pelayanan kesehatan terhadap anak di wilayahnya. Dengan
integrasi program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi,
permasalahan pelayanan kesehatan anak diharapkan dapat tertangani dengan baik dan
pada akhirnya akan berdampak terhadap penurunan Angka Kematian Bayi dan Balita,
peningkatan status gizi, serta peningkatan kualitas hidup anak.
Perlu dilakukan supervisi berkala untuk melakukan bimbingan tentang cara pengisian buku
kohor secara benar dan pemanfaatannya secara benar pula.
Petunjuk teknis pengisian dan pemanfaatan kohor ini tentunya masih terdapat kelemahan
dan kekurangan, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi pemanfaatan petunjuk teknis ini
untuk perbaikan dan penyempurnaannya.
27