Anda di halaman 1dari 32

PETUNJUK TEKNIS

PENGISIAN DAN PEMANFAATAN


KOHOR BAYI
DAN
KOHOR ANAK BALITA DAN PRASEKOLAH

KATA PENGANTAR
Sebagai bagian dari sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan, keberadaan kohor bayi dan
kohor anak balita dan prasekolah menjadi sangat penting. Selain sebagai sumber data utama
dalam pelaporan rutin, juga sangat diperlukan dalam melakukan pemantauan pelayanan
kesehatan dan status kesehatan balita baik secara individu maupun antar wilayah.
Kelengkapan informasi yang terekam di dalamnya akan sangat bermanfaat dalam
melaksanakan surveilans kesehatan anak.
Kohor bayi, anak balita dan prasekolah juga berperan penting dalam mengintegrasikan seluruh
program terkait kesehatan anak sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi
komprehensif. Pelayanan KIA, Gizi, Imunisasi dan HIV-AIDS pada anak dapat terpantau secara
terus menerus sepanjang informasinya terekam dalam kohor sehingga dapat dinilai
sejauhmana kualitas pelayanan yang sudah diberikan atau sebaliknya seberapa banyak
sasaran di wilayah tersebut yang belum mendapatkan pelayanan yang selayaknya diterima.
Data yang ada dalam kohor tersebut akan menjadi informasi penting ketika dituangkan dalam
bentuk Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan penilaian terhadap kinerja maupun kompetensi tenaga kesehatan di suatu wilayah.
Tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas diharapkan dapat
memanfaatkan keberadaan kohor sebagai pijakan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, khususnya bayi, anak balita dan prasekolah. Pemanfaatan kohor dapat
dilakukan mulai dari mengisi secara lengkap kolom yang ada, menghitung cakupan program
sampai dengan melakukan analisis secara sederhana terhadap cakupan program. Untuk
dapat memenuhi harapan tersebut tentu saja dibutuhkan kerja keras dan kemauan yang kuat
untuk secara bersama mewujudkannya.
Harus diakui bahwa tingkat pemanfaatan kohor oleh tenaga kesehatan di tingkat pelayanan
kesehatan dasar, khususnya bidan masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil
monitoring pelaksanaan kohor bayi, anak balita dan prasekolah, Direktorat Bina Kesehatan
Anak dan Studi Kualitatif oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes)
yang dilakukan di beberapa provinsi tahun 2014, didapatkan bahwa sebagian besar tenaga
kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar khususnya bidan, belum memahami cara
pemanfataan kohor bayi dan kohor anak balita. Adapun penyebabnya adalah masih adanya
multi tafsir dalam pengisian kohor yang disebabkan oleh belum adanya standar pengisian
kohor itu sendiri, kurangnya pemahaman mengenai indikator program serta ketidakmengertian
dalam melakukan rekapitulasi cakupan program.
Menyikapi keadaan tersebut, Direktorat Bina Kesehatan Anak memandang perlu untuk
menyusun buku Petunjuk Teknis Pengisian Kohor Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah,
dengan harapan agar tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar memiliki acuan
yang standar sehingga dalam pengisian kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah
dilakukan dengan persepsi yang sama, demikian pula dengan pemanfaatan kohor bayi dan
kohor anak balita dan prasekolah.
Buku ini disusun berdasarkan masukan dari kontributor yang berkompeten serta sudah
dilakukan ujicoba di beberapa kabupaten/kota. Walaupun belum sempurna, namun
keberadaan buku ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam pemanfaatan kohor bayi dan
i

kohor anak balita dan prasekolah bagi seluruh tenaga kesehatan khususnya di tingkat
pelayanan kesehatan dasar yang nantinya dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
upaya penurunan kematian anak. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
sempurnanya buku ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada para narasumber dan seluruh kontributor yang
sudah mencurahkan pemikirannya demi selesainya buku ini. Akhir kata semoga keberadaan
Petunjuk Teknis Pengisian Kohor Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah ini dapat
memberikan manfaat kepada para penggunanya.

Direktur Bina Kesehatan Anak,

dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN..................................................................................... iv
BAB I.......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tujuan:................................................................................................................ 2
C. Sasaran:............................................................................................................. 2
D. Dasar Hukum..................................................................................................... 2
BAB II......................................................................................................................... 4
PENGISIAN KOHOR..................................................................................................... 4
A. Ketentuan Umum Cara Pengisian Kohor.............................................................4
B. Indikator Pelayanan Kesehatan Neonatal, Bayi, Anak Balita Dan Prasekolah....5
C. Kohor Bayi.......................................................................................................... 7
C.1. Cara Pengisian Kohor Bayi............................................................................7
C.2. Contoh Pengisian Kohor Bayi......................................................................11
D. Kohor Anak Balita Dan Prasekolah...................................................................15
D.1. Cara pengisian Kohor Anak Balita dan Prasekolah.....................................15
D.2. Contoh Pengisian Kohor Anak Balita Dan Prasekolah.................................19
BAB III...................................................................................................................... 22
PEMANFAATAN KOHOR............................................................................................. 22
A. Manfaat Kohor dalam Pemantauan Kesehatan Individu....................................22
B. Manfaat Kohor sebagai Sumber Data Analisis dan Pelaporan..........................23
B.1. Sumber Data Analisis.................................................................................23
B. 2. Sumber Data untuk Pelaporan..................................................................24
C. Perencanaan dan tindak lanjut.........................................................................26
BAB IV PENUTUP...................................................................................................... 28

iii

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
ARV
ASI/ASIE
BBLR
BCG
BPM
DPT
Ds/Dm/Dp
EID
HB0
Hib
HIV/AIDS
HK
IDL
IMD
IPV
Kematian
post Natal
KH
KIA
KN lengkap
KN1
KN2
KPSP
Kr
KTP
LB
LT
MP-ASI
MTBM
MTBS
NIK
P
PAUD
PB/TB
Pd
Perkesmas
PPIA
PPK
PWS
Py
Renstra
RPJMN
RS
SDIDTK
SHK
SM
SP2TP
SPS
T/2T
TPG
UPS

Antiretroviral
Air Susu Ibu/Air Susu Ibu Eksklusif
Bayi Berat Lahir Rendah (berat lahir < 2500 gram)
Vaksin Bacillus Calmette Guerin
Bidan Praktik Mandiri
Vaksin Difteri Pertusis - Tetanus
Hasil SDIDTK sesuai (Ds); meragukan (Dm) atau ada penyimpangan (Dp)
Early Infant Diagnosis (untuk HIV)
Vaksin Hepatitis B 0 (nol)
Vaksin Haemophilus Influenza type B
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome
Hipotiroid Kongenital
Imunisasi Dasar Lengkap
Inisiasi Menyusu Dini
Injectable Polio Vaccine (Vaksin Polio Suntik)
Kematian setelah Lahir
Kelahiran Hidup
Kesehatan Ibu dan Anak
Kunjungan Neonatal lengkap sesuai standar minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48
jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari.
Kunjungan Neonatal yang pertama dilakukan pada usia 6 48 jam
Kunjungan Neonatal yang kedua dilakukan pada usia 3 7 hari
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Kunjungan rumah
Kartu Tanda Penduduk
Laporan Bulanan
Levotiroksin
Makanan Pendamping ASI
Manajemen Terpadu Bayi Muda
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Nomor Induk Kependudukan
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
Pendidikan Anak Usia Dini
Panjang Badan (mulai lahir sampai < 2 tahun)/Tinggi Badan mulai usia 2 tahun ke
atas
Polindes
Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
Pengobatan Profilaksis dengan Kotrimoksazol
Pemantauan Wilayah Setempat
Posyandu
Rencana Strategis
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Rumah Sakit
Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Skrining Hipotiroid Kongenital
Salep Mata yang diberikan saat bayi baru lahir
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
Satuan PAUD Sejenis
T = balita yang tidak naik berat badannya atau tetap atau kenaikan berat
badannya tidak mengikuti garis pertumbuhan; 2T = jika hal tersebut diatas terjadi
selama 2 bulan berturut-turut
Tenaga Pelaksana Gizi
Unit pelayanan Swasta (Bidan Praktik Mandiri; Dokter Praktik Mandiri, Klinik dll)
iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana telah disepakati secara global bahwa Angka Kematian Anak merupakan
salah satu indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu bangsa. Hal ini dituangkan
dalam dokumen Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 dan
dilanjutkan dengan agenda pembangunan berkelanjutan pasca 2015 (Post 2015 Sustainable
Development Goals = SDGs). Target MDGs menetapkan Angka Kematian Balita 32/1000 KH,
Angka Kematian Bayi 23/1000 KH dan Angka Kematian Neonatal 14/1000 KH. Situasi
kesehatan anak saat ini digambarkan dalam hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 yaitu Angka Kematian Balita masih sebesar 40/1000 KH, Angka Kematian
Bayi 32/1000 KH dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 KH. Adapun target SDGs Tahun 2030
Angka Kematian Neonatal diharapkan menjadi 12/1000 KH, Angka Kematian Balita 25/1000
KH, dan pada target 3.2 disebutkan mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat
dicegah. Oleh karena itu upaya promotif dan preventif menjadi prioritas utama.
Selain berdasarkan survei, situasi kesehatan anak dapat diperoleh dari pencatatan dan
pelaporan kesehatan anak mulai dari pelayanan di tingkat masyarakat sampai di fasilitas
kesehatan. Dengan pencatatan dan pelaporan yang baik, dapat diperoleh informasi kondisi
kesehatan yang lebih nyata (sesuai kondisi yang sebenarnya), valid dan tepat waktu. Sehingga
permasalahan kesehatan dapat dideteksi secara dini untuk dapat dilakukan intervensi segera.
Namun keberadaan data rutin ini belum mampu menjawab tuntutan tersebut. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor, seperti adanya duplikasi pencatatan pelaporan, bermacammacam jenis pencatatan pelaporan yang belum terintegrasi diantara program-program
sehingga menyebabkan data yang terkumpul tidak lengkap dan tidak akurat.
Menurut hasil kajian yang dilakukan oleh Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada
Tahun 2014 tentang pelaksanaan kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah di
beberapa provinsi, didapatkan bahwa pemanfaatan kohor rendah karena beban pencatatan
dan pelaporan berbagai program yang masing-masing mempunyai formulir tersendiri, adanya
kebingungan dalam pengisian dan pemanfaatan kohor terutama dalam pemahaman definisi
operasional indikator untuk menghitung cakupan program, menginterpretasikan kode/lambang
yang tertulis dalam kohor, melakukan analisis sederhana dari data yang ada dalam kohor serta
cara menutup bulan/tahun pelayanan. Kebingungan dalam pengisian dan pemanfaatan kohor
ini terjadi karena belum adanya petunjuk teknis mengenai cara pengisian dan pemanfaatan
kohor.
Keberadaan kohor sangat penting dalam melakukan pemantauan terhadap pelayanan
kesehatan maupun status kesehatan anak secara individu. Ketersediaan data di dalamnya
sangat dibutuhkan dalam pembuatan laporan rutin sesuai kebutuhan program, pembuatan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) serta sebagai bahan masukan dalam perencanaan
intervensi yang akan dilakukan. PWS akan berhasil dengan baik bila kohor diisi dengan baik
dan benar serta berkesinambungan. Kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah
merupakan sarana untuk menjembatani kebutuhan seluruh program terkait kesehatan anak
melalui pengintegrasian pencatatan, sehingga menjadi lebih sederhana dan mempermudah
pelaporan oleh tenaga kesehatan.

Untuk dapat melakukan pengisian kohor secara baik dan benar diperlukan pemahaman
dan persepsi yang sama mengenai tatacara pengisian sesuai dengan kolom, kode dan
simbolnya. Agar kohor dapat dimanfaatkan sebagai alat pemantauan kesehatan bayi, balita
dan anak prasekolah dan digunakan sebagai sumber data pelaporan, penghitungan cakupan
dan analisis sederhana, maka disusunlah Petunjuk Teknis Pengisian dan Pemanfaatan Kohor
Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah ini.

B. Tujuan:
Tujuan Umum:
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam pengisian dan pemanfaatan kohor bayi
dan kohor anak balita dan prasekolah.
Tujuan khusus:
Meningkatkan pemahaman terhadap:
a. pengisian kohor bayi dan kohor anak balita dan anak prasekolah
b. kode/simbol yang terdapat pada kohor bayi dan kohor anak balita dan prasekolah
c. pemanfaatan kohor untuk mendeteksi dini masalah kesehatan anak secara individu
d. pemanfaatan kohor untuk menghitung cakupan program untuk pelaporan
e. pemanfaatan data kohor untuk analisis sederhana sesuai dengan pedoman PWS,
surveilans kesehatan anak dan lain-lain.

C. Sasaran:
Pencatatan kohor bayi, anak balita dan prasekolah dilakukan secara terpadu oleh
tenaga kesehatan (bidan desa, bidan puskesmas, perawat, tenaga pelaksana gizi (TPG),
petugas imunisasi dan lain-lain) di fasilitas kesehatan tingkat pertama termasuk Bidan Praktik
Mandiri (BPM), klinik swasta, posyandu.

D. Dasar Hukum
Dasar hukum bagi pencatatan dan pelaporan ini adalah:
1. UUD 1945 Pasal 28B Ayat2 menyatakan bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Selanjutnya Pasal 28H Ayat 1 menegaskan bahwa setiap
orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019
8. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
9. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 284 Tahun 2004 tentang Buku KIA
2

11. Peraturan

Menteri

Kesehatan

Nomor

1464

tahun

2010

tentang

Izin

dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan


12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052 tahun 2011 tentang Izin dan Praktik Dokter
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan
AIDS
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pelayanan Neonatal
Esensial
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan Tumbuh
Kembang
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid
Kongenital
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 87 Tahun 2014 tentangPedoman Pengobatan
Antiretroviral
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terpadu
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995 Tahun 2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak

BAB II
PENGISIAN KOHOR
A. Ketentuan Umum Cara Pengisian Kohor
Pengisian kohor baik kohor bayi maupun kohor anak balita dan prasekolah dilakukan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
- Pembina wilayah bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan kesinambungan isi
kohor sesuai dengan jumlah sasaran yang ada di wilayah kerjanya.
- Sumber utama data untuk pengisian kohor diperoleh dari buku KIA. Bila masih terdapat
data yang belum lengkap, maka dapat memanfaatkan sumber data lain, yaitu dari
pencatatan kader di posyandu (SIP = Sistem Informasi Posyandu), fasilitas kesehatan
tingkat pertama (puskesmas dan jaringannya), Unit Pelayanan Swasta seperti Bidan
Praktik Mandiri (BPM), dokter, klinik dan lain-lain serta Rumah Sakit. Data yang diambil
hanya data bayi, anak balita dan prasekolah yang berdomisili di wilayah kerja.
- Data anak Balita juga bisa didapat dari PAUD (Taman Kanak-kanak, Pos PAUD,
kelompok bermain/Play group dan Satuan PAUD Sejenis/SPS lainnya) di wilayah
tersebut ataupun diluar wilayah.
- Pencatatan data bayi, anak balita dan prasekolah yang berdomisili di luar wilayah kerja
dilakukan pada lembar halaman baru di dalam kohor. Saat rekapiltulasi akhir bulan,
data luar wilayah dikembalikan kepada penanggung jawab wilayah masing-masing.
- Setiap kunjungan baru bayi atau anak balita selalu diisi di kolom tahun pertama.
Kemudian dilanjutkan kebagian tahun ke dua bagi bayi yang belum mencapai ulang
tahun pertama pada kolom tahun pertama. Setiap bayi, saat ulang tahun yang pertama,
dilanjutkan ke Kohor Anak Balita dan Prasekolah (penjelasan lebih lanjut lihat contoh
pengisian kohor halaman......).
-

Setiap akhir bulan, hitung dan catat hasil rekapitulasi cakupan sesuai laporan yang
dibutuhkan.
- Semua Bidan Praktik Mandiri (BPM) sebaiknya menggunakan model kohor yang
standar, agar dapat memantau tumbuh kembang bayi, anak balita dan prasekolah
secara berkelanjutan.
- Penentuan sasaran bayi, anak balita dan prasekolah tingkat Puskesmas diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran ini dipergunakan secara bersama oleh
program terkait kesehatan anak.
- Jika bayi, anak balita dan prasekolah baru pertama kali datang ke tempat pelayanan
dan sebelumnya sudah pernah mendapatkan pelayanan ditempat lain (pindahan), maka
hasil pelayanan tersebut dicatat di kolom sesuai dengan bulan pelayanan yang didapat
di tempat sebelumnya. Data yang dicatat meliputi tanggal pelayanan, tempat pelayanan
dan hasil pelayanan sesuai petunjuk pengisian.
- Bagi ibu hamil yang positif HIV yang dicatat di kohor ibu, maka bayinya harus dilakukan
pemeriksaan Early Infant Diagnosis (EID) dan datanya dicatat di kohor bayi sesuai
petunjuk pengisian.

Data yang terekam dalam kohor bersifat rahasia, sehingga kohor harus disimpan
dengan baik dan pengisi kohor harus tenaga kesehatan. Pemanfaatan data kohor
mengikuti peraturan yang berlaku tentang rekam medis dan sistem informasi
kesehatan.

B. Indikator Pelayanan Kesehatan Neonatal, Bayi, Anak Balita Dan


Prasekolah
Pengisian kohor dilakukan antara lain agar dapat memenuhi ketersediaan data laporan,
terkait indikator kesehatan anak. Indikator kesehatan mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan dan perubahan kebijakan pembangunanan kesehatan.
Indikator berikut ini merupakan indikator kesehatan anak yang terdapat dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kesehatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2015 2019 serta indikator output dari program terkait kesehatan anak.
1. Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
Adalah cakupan jumlah bayi baru lahir yang telah mendapatkan 1 kali kunjungan neonatal
pada usia 6 48 jam sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
Pelayanan tersebut meliputi:
Pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Perawatan tali pusat.
Konseling ASI dan tanda bahaya,
Pemberian vitamin K1 dan imunisasi HB0, jika belum diberikan saat lahir.
2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatal Lengkap (KN Lengkap)
Adalah cakupan neonatal yang mendapat pelayanan kesehatan neonatal lengkap minimal
masing-masing satu kali pada saat usia 6 48 jam, pada saat usia 3 - 7 hari dan pada saat
usia 8 28 hari setelah lahir, di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Cakupan Penanganan Neonatus dengan Komplikasi
Adalah cakupan seluruh neonatal komplikasi yang mendapatkan penanganan oleh
dokter/bidan/perawat disuatu wilayah kerja sesuai standar.
Komplikasi pada neonatus antara lain:
Prematuritas
BBLR (Bayi berat lahir rendah <2500)
Asfiksia
Infeksi Bakteri
Kejang
Ikterus
Diare
Hipotermia
Tetanus Neonatorum
Masalah pemberian ASI
Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.

Semua klasifikasi kuning dan merah pada MTBM.

4. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi


Cakupan pelayanan kesehatan bayi (umur 29 hari 11 bulan) yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar minimal 4 kali, meliputi :
a. Pemberian imunisasi dasar lengkap (HB0 1 kali, BCG 1 kali , Polio 4 kali, DPT-HB-Hib 3
kali, dan Campak 1 kali)
b. Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang bayi (SDIDTK) paripurna.
Pelayanan SDIDTK paripurna meliputi: minimal 4 kali untuk SDIDTK yaitu 1 kali pada
umur 3 bulan, 1 kali pada umur 4 6 bulan, dan 1 kali pada umur 7 9 bulan dan 1 kali
pada umur 10 12 bulan sesuai standar.
5

c. Pemberian Vitamin A 100.000 IU (6-11 bulan)


d. Penimbangan Bayi minimal 8 kali
e. Konseling ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda-tanda sakit dan
perawatan kesehatan bayi dirumah menggunakan Buku KIA
f. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita (12 - 59 bulan) yang memperoleh pelayanan
sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan 8 kali setahun, pemantauan
perkembangan setiap 6 bulan sekali, dan pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun.
6. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
Adalah persentase bayi yang telah mendapatkan imunisasi HB0 1 kali, BCG 1 kali, Polio 4
kali, DPT-HB-Hib 3 kali dan Campak 1 kali sebelum usia 1 tahun.
7. Cakupan Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
Adalah persentase bayi usia kurang dari 6 bulan (0 sampai 5 bulan 29 hari) yang diberi ASI
saja, tanpa makanan atau cairan lain, kecuali obat, vitamin dan mineral.
8. Cakupan Balita 6 59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A
Adalah persentase balita 6 59 bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A
9. Cakupan Bayi Baru Lahir Yang Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Adalah persentase bayi baru lahir yang melakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dengan
ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal 1 jam
10. Cakupan Bayi Baru Lahir Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Adalah persentase bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram
11. Cakupan Balita Dan Usia Prasekolah Yang Mempunyai Buku KIA
Adalah persentase balita dan anak usia prasekolah sampai usia 72 bulan yangmempunyai
buku KIA.
12. Cakupan Balita Ditimbang Yang Naik Berat Badannya
Adalah persentase balita yang hasil penimbangan berat badan dengan grafik berat badan
mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat
badan minimum atau lebih.
13. Cakupan Balita Yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
Adalah persentase balita yang hasil penentuan status pertumbuhannya dalam KMS
mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat
badan kurang dari kenaikan berat badan minimum.
14. Cakupan Balita Ditimbang Yang Tidak Naik Berat Badannya 2 Bulan Berturut-Turut
(2T)
Adalah persentase balita yang hasil penentuan status pertumbuhannya dalam KMS
mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat
badan kurang dari kenaikan berat badan minimum selama 2 kali berturut-turut.
15. Jumlah Balita Yang Mendapatkan Pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke
Anak (PPIA)
a. Jumlah bayi baru lahirhidup dari ibu HIV yang mendapatkan profilaksis ARV selama 6
minggu
b. Jumlah bayi dari ibu HIV berusia 6 minggu diperiksa EID (PCR kualitatif)

c. Jumlah bayi dari ibu HIV yang mendapatkan profilaksis kotrimoksasol sampai usia 12
bulan
d. Jumlah anak balita dari ibu HIV mendapatkan pemeriksaan Serologi HIV dengan
menggunakan RDT konfirmatori pada usia 18 bulan
e. Jumlah bayi HIV mendapatkan terapi ARV
f. Jumlah anak balita HIV mendapatkan terapi ARV
16. Cakupan Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai
Standar
Adalah persentase Balita yang mendapatkan:
a. Pemantauan pertumbuhan (Penilaian status gizi) setiap bulan
b. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun
c. Pemberian kapsul Vitamin A:
6 11 bulan : kapsul biru
12 59 bulan : kapsul merah
d. Imunisasi dasar : HB0, BCG, Polio 1, DPT-HB-Hib 1, Polio 2, DPT-HB-Hib 2, Polio 3,
DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan Campak
e. Pemberian Imunisasi Lanjutan : DPT-HB-Hib dan Campak

C.

Kohor Bayi
Sasaran kohor bayi mencakup neonatal (usia 0-28 hari) dan bayi post neonatal (usia 29
hari 11 bulan).
Kohor bayi merupakan pencatatan pelayanan kesehatan dan masalah kesehatan pada
bayi yang terdeteksi oleh tenaga kesehatan.

C.1. Cara Pengisian Kohor Bayi


Buku ini diisi oleh petugas kesehatan, dalam hal ini adalah bidan, petugas imunisasi,
petugas gizi dan tenaga kesehatan lain yang terkait.
Pada sampul kohor ditulis:
-

Nama posyandu
Nama desa/kelurahan
Nama puskesmas dan di dalam tanda kurung diisi nomor kode puskesmas
Nama kecamatan dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kecamatan
Nama kabupaten/kota dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kabupaten/kota
Nama provinsi dan didalam tanda kurung diisi nomor kode provinsi

Pada halaman register kohor:


1. Untuk bayi laki-laki semua penulisan menggunakan warna hitam atau biru,
sedangkan bayi perempuan menggunakan warna merah.
2.

Jika bayi meninggal, diberi tanda pada kolom bulan saat bayi meninggal dan kolom
berikutnya diberi garis horizontal tebal sampai kolom 37. Informasi lengkap tentang
kematian ini diisi pada kolom 46.

Memulai pengisian:

Kolom 1: No. urut


Diisi nomor urut bayi. Setiap ganti tahun dimulai dengan angka satu (1)

Kolom 2: NIK (Nomor Induk Kependudukan)


DiisiNIK yang diperoleh dari Kantor Kelurahan/Desa.
7

Kolom 3: Nama bayi


Diisi nama bayi dengan lengkap (bukan nama orang tua) sesuai dengan nama di akte
kelahiran.

Kolom 4: Tanggal lahir


Diisi tanggal lahir bayi dengan jelas (tanggal/bulan/tahun). Contoh: lahir pada tanggal
11 Januari 2014, maka ditulis11/01/2014.

Kolom 5: L/P
Diisi sesuai jenis kelamin bayi. Bila laki-laki (L) dan perempuan (P).

Kolom 6: Nama Ibu dan Nama Ayah


Diisi nama lengkap Ibu dan Ayahsesuai KTP

Kolom 7: Alamat
Diisi alamat lengkap tempat tinggal bayi saat ini, berikut RT/RW dan nomor telepon/HP,
bila ada.

Kolom 8: Punya Buku KIA


Diberi tanda rumput () bila punya Buku KIA atau dikosongkan bila belum punya Buku
KIA. Kelak jika anak sudah mempunyai buku KIA, maka tinggal memberi tanda
rumput()

Kolom 9: Berat Lahir (gram)/Panjang Lahir (cm)

Diisi Berat Lahir dalam gram dan jika BB < 2500 gram, tulis BBLR
Diisi panjang lahir dalam cm dan jika PB kurang dari 48 cm, tulis pendek
Kolom 10: Saat lahir s/d 5 jam

1. Diisi kode tempat pelayanan (P, Pd, Py,Kr, UPS atau RS)
P

Puskesmas/Puskesmas pembantu

Pd

Polindes

Py

Posyandu

Kr

Kunjungan rumah

UPS

Unit Pelayanan Swasta (dokter praktik mandiri, bidan praktik mandiri, klinik dll

RS

Rumah Sakit

2. Diisi klasifikasi/diagnosis jika lahir dengan komplikasi (asfiksia, trauma lahir, infeksi,
kelainan kongenital, hipotermi, dll).

3. Diisi kode pelayanan yang didapat :


-

Inisiasi Menyusu Dini (IMD),

Vitamin K1 (Vit K1),

Imunisasi Hepatitis B0 (HB0),

Salep Mata (SM),

Antiretroviral (ARV), bila bayi diberi ARV profilaksis pertama kali sebelum 12 jam
pasca persalinan setiap hari selama 6 minggu.
8

Diisi kode pelayanan (lihat penjelasan dibawah)

Diisi tanda bintang () jika sehat

Ditulis

kalau neonatus meninggal

Kolom 11 13: Kunjungan neonatal


1. Diisi tanggal dan bulan pelayanan.
2. Diisi kode tempat pelayanan P, Pd, Py,Kr, UPS atau RS seperti penjelasan di atas.
3. Diisi kode pelayanan:

Diisi M jika neonatus sehat atau sakit dilayani denganManajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM).

Bila pada MTBM ditemukan komplikasi, diisi klasifikasi/diagnosa yang


ditemukan.

Ditulis NK jika Neonatus Komplikasi mendapatkan penanganan, baik oleh


dokter, perawat atau bidan.

Ditulis ARV, bila bayi diberi Antiretroviral profilaksis pertama kali sebelum 12 jam
pasca persalinan setiap hari selama 6 minggu.

Pada bayi yang dilakukan pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital, bila


hasilnya positif, tulis SHK+ dan bila hasilnya negatif, tulis SHK

Pada bayi dengan SHK+ dilanjutkan dengan tes konfirmasi. Bila hasil konfirmasi
positif, tulis HK+, bila hasilnya negatif tulis HK

Bayi HK+ yang diberi pengobatan Levotiroksin, ditulis (LT)

Bila bayi belum mendapatkan imunisasi Hepatitis B pada saat lahir 0 5 jam,
maka segera diberikan HB0 sebelum usia 7 hari dan ditulisHB0di kolom 11 atau
12 sesuai kapan diberikan. Tanggal pemberian HB0 ditulis di kolom 39.

Kolom 14 37: Kunjungan Bayi


1. Diisi usia disetiap bulannya, contoh bayi lahir tanggal 12 Maret 2014 datang ke
posyandu tanggal 25 April 2014. Saat kunjungan ke posyandu, usia bayi sudah 1
bulan 13 hari, maka pada kolom bulan April ditulis angka 1 dan seterusnya sampai
usia 12 bulan.
2. Diberi garis tebal vertikal dibagian kanan kotak untuk umur 3,6,9 dan 12 bulan
sebagai penanda jadwal Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK).
3. Diisi tanggal saat pelayanan dan kode tempat pelayanan sesuai penjelasan di atas.
4. Diisi kode pelayanan:
Penjelasan tentang Kode Pelayanan

D.
...

Diberi tanda lingkaran pada huruf D, berarti dideteksi pertama kali


untuk SDIDTK. Ditulis sesuai kondisi bayi: Ds (SDIDTK sesuai)/ Dm
(SDIDTK meragukan)/ Dp (SDIDTK penyimpangan)

D...

D...

Dideteksi triwulan ke 2 dan triwulan 3. Ditulis sesuai kondisi bayi:


Ds/Dm/Dp

Jika sudah mendapat 4 kali pelayanan SDIDTK, huruf D diberi tanda


kotak. Ditulis sesuai kondisi bayi: Ds/Dm/Dp

Interpretasi hasil Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk kode kondisi
bayi:
Jumlah jawaban Ya= 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
Jumlah jawaban Ya= 7 atau 8, perkembangan meragukan (M)
Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
:

E1/E2/E3/
E4/E5/E6

S
ARV

:
:

PPK

EID

MP-ASI

:
:

Pemberian ASI Eksklusif sesuai usia bayi


E1 : bayi usia 29 hari yang mendapatkan ASI saja
E2 : bayi usia 1 bulan 29 hari yang mendapatkan ASI saja
E3 : bayi usia 2 bulan 29 hari yang mendapatkan ASI saja
E4 : bayi usia 3 bulan 29 hari yang mendapatkan ASI saja
E5 : bayi usia 4 bulan 29 hari yang mendapatkan ASI saja
E6 : bayi usia 5 bulan 29 hari yang mendapatkan ASI saja
(contoh : bayi usia 3 bulan yang diberi ASI saja, maka diisi E4)
Jika anak berkunjung sehat
Jika bayi usia di bawah 2 bulan baik sehat maupun sakit mendapat
pelayanan MTBM
Jika usia 2 bulan 11 bulan sakit mendapat pelayanan MTBS
Jika anak sakit dan tidak mendapat pelayanan MTBS
Bayi yang diberi ARV profilaksis pertama kali (12 jam pasca
persalinan)
Pengobatan Profilaksis Kotrimoksazol yang dimulai saat usia 6
minggu setiap hari sampai diagnosis dapat disingkirkan.
Bila hasil pemeriksaan Early Infant Diagnosis (EID) positif untuk HIV
maka ditulis EID +. Bayi dengan EID + diberi pengobatan
Kotrimoksazol sampai usia 5 tahun dan ARV seumur hidup. Jika
hasil pemeriksaan EID negatif, maka ditulis EID . EID biasanya
merupakan hasil pemeriksaan dari rumah sakit rujukan.
Pemberian Makan Pendamping ASI pertama kali
Tanda ini ditulis jika bayi meninggal

5. Diisi berat badan dalam kilogram (kg) setiap bulan, sedangkan panjang/tinggi badan
dalam centimeter (cm) diisi sesuai jadwal SDIDTK.
6. Diisi kode kondisi bayi termasuk status gizinya:
Kode Kondisi Bayi
N
:
Jika berat badan naik sesuai garis pertumbuhan
T

Jika tidak naik berat badannya, atau tetap atau kenaikan berat
badannya tidak dapat mengikuti garis pertumbuhan

Jika tidak ditimbang pada bulan lalu


10

Jika baru pertama kali datangdi tempat pelayanan yang


dikunjungi untuk ditimbang

Status gizi (menurut standar WHO 2005) diisi pada kolom saat jadwal SDIDTK
Ks
:
Sangat kurus ( BB/PB < - 3 SD)
K
:
Kurus (BB/PB < - 2 SD)
Nr
:
Normal (BB/PB - 2 SD sampai dengan 2 SD)
G
:
Gemuk (BB/PB > 2 SD)

Kolom 38: Vit A 6 bulan


Diisi tanggal, bulan, tahun pemberian Vit. A sesuai bulan pemberian vitamin A (Februari
atau Agustus) setelah bayi berusia minimal 6 bulan

Kolom 39 45: Imunisasi


Diisi tanggal, bulan, tahun sesuai pemberian imunisasi.
Jadwal imunisasi adalah sebagai berikut:
o

0 7 hari : HB 0

1 bulan

: BCG, Polio 1

2 bulan

: DPT-HB-Hib1, Polio 2

3 bulan

: DPT-HB-Hib2, Polio 3

4 bulan

: DPT-HB-Hib3, Polio 4, IPV

9 bulan

: Campak

Kolom IDL (Imunisasi Dasar Lengkap): Diberi tanda rumput () jika sudah mendapat
HB0 1 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT-HB-Hib 3 kali dan Campak 1 kali sebelum
berusia 1 tahun.

Kolom 46 : Kematian Post Natal


Diisi
tanggal,
bulan,
tahun
kematian,
tempat
kematian
(misalnya
RS/Puskesmas/Klinik/BPM/Rumah/dll), penyebab kematian (berdasar hasilautopsi
verbal atau surat keterangan kematian dari fasilitas kesehatan).

Kolom 47: Keterangan


Diisi keterangan lain yang diperlukan, misalnya: pindah domisili atau baru\

Jika bayi telah berusia 12 bulan sebelum kolom 37, maka dibuat garis tebal horisontal pada
kolom bulan selanjutnya sampai kolom 37.

C.2. Contoh Pengisian Kohor Bayi


Contoh pengisian kohor bayi kolom 1- 4
NO.

NIK

NAMA BAYI

TGL.LAHIR

3201240103140002

Ardhi Eka Pratama

01/03/2014

11

Penjelasan:

Kolom 1
Kolom 2

Nomor urut 1, 2 dst. Pada awal tahun mulai dari angka 1


Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang diperoleh dari Kantor
Kelurahan/Desa
Nama bayi: Ardhi Eka Pratama sesuai akte kelahiran
Tanggal lahir bayi 1 Maret 2014 sesuai akte kelahiran

Kolom 3
Kolom 4

Contoh pengisian kohor bayi kolom 5 - 9


L/P

Nama ibu/ayah

ALAMAT
RT/RW, no telp/HP

Ny. Dewi Lestari/


Tn. Ahmad

Penjelasan:
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9

Jl. Rambutan No 5,
Kecamatan Ciawi RT
02/ RW 05
Kabupaten Bogor
HP 0811901887

Punya
Buku
KIA
8

Berat lahir (gram),


panjang lahir (cm)
9
2500 gram
49 cm

: Jenis kelamin bayiLaki-laki (L)


: Nama ibu Ny. Dewi Lestari; nama ayah Tn. Ahmad (sesuai KTP)
: Alamat tempat tinggal saat ini dan nomor Handphone orang tua
: artinya bayi Ardhi mempunyai buku KIA
: Berat badan lahir bayi Ardhi 2500 gram dan panjang badan lahir 49 cm

Contoh pengisian kohor bayi kolom 10 - 13

SAAT LAHIR
S/D 5 JAM
10

Masa Neonatal
KUNJUNGAN NEONATAL
(KEDUA)
(KETIGA)
(PERTAMA)
HARI KE
HARI KE
6 s/d 48 JAM
3 s/d 7
8 s/d 28
11
12
13

P, IMD,Vit K1,SM,

3 Maret

6 Maret

HB0, M,

P, M,

P, M, , SHK

28 Maret
Kr, M, , SHK +,
HK+, LT

Penjelasan:
Kolom 10 :

Ardhi lahir di Puskesmas (P) dan mendapatkan pelayanan Inisiasi Menyusu


Dini (IMD), injeksi Vit K1 (Vit K1), salep mata (SM), imunisasi Hepatitis B0
(HB0), dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan MTBM (M), kondisi bayi
sehat ()

Kolom 11 :

Tanggal 3 Maret Ardhi mendapat pelayanan neonatal (kunjungan neonatal


pertama) di Puskesmas (P), dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
MTBM (M) dan kondisi bayi sehat ().
12

Kolom 12 :

Tanggal 6 Maret Ardhi mendapat pelayanan neonatal (kunjungan neonatal


kedua) di Puskesmas (P), dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
MTBM (M) dan kondisi bayi sehat () serta dilakukan pengambilan sampel
darah untuk pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Kolom 13 :

Tanggal 28 Maret Ardhi mendapat pelayanan neonatal (kunjungan neonatal


ketiga) di rumah (Kr) dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan MTBM (M)
dan hasilnya sehat (). Hasil pemeriksaan SHK positif (SHK +), dilakukan tes
konfirmasi dengan hasil positif (HK+), mendapat pengobatan Levotiroksin (LT).

Contoh pengisian kohor bayi kolom 14 - 37


Kunjungan Bayi
2014
JAN

FEB

MAR

APR

MEI

14

15

16

17

18
1

2015

JUNI

JULI

AGS

SEP

OKT

19

20

21

22

23

3, P,
3,N,

3, Py, 3,Py,
4,8, N, 5,5/58,

4,Py,
6,2,

M ,
E1

N, Nr,, N,,

E2

E3

D
s

3,Py,
7,0/64,
O,Nr,

3,P,
7,5,
N, M

E6,

DES

JAN

FEB

MAR

APR

25

26

27

28

29

24

E4

NOP

3,Py,
8,2,
N,

10

3,Py,
3,Py,
8,6/71, 8,8,
N,Nr,
N,

11

3,Py, 3,Py,
9,5, 9,9/79,
N, M N,Nr,

Ds

Ds

Penjelasan:
Diujung kanan atas setiap kolom diisi usia bayi mulai umur 1 s/d 12 bulan. Berhubung Ardhi
lahir pada bulan Maret, maka usia 1 bulan adalah pada bulan April dan seterusnya.
Diberi garis tebal vertikal di bagian kanan kolom sebagai pembatas untuk umur 3, 6, 9 dan 12
bulan.
Pada bulan 3, 6, 9, 12 dilakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) dan ditandai sesuai hasilnya, sekaligus dilihat status gizinya.
Kolom 17

: Usia Ardhi pada bulan April adalah 1 bulan. Ardhi datang tanggal 3 April
mendapat pelayanan di Puskesmas (3, P), berat badan 3 kg naik dari berat
badan sebelumnya, yaitu berat lahir (N). Berhubung bayi masih berusia < 2
bulan, dilakukan MTBM (M), kondisi bayi sehat (). Ardhi diberi ASI Eksklusif
(E1) karena usianya baru 1 bulan 2 hari (lebih dari 29 hari tetapi belum
mencapai 1 bulan 29 hari).

Kolom 18

: Usia Ardhi pada bulan Mei adalah 2 bulan. Ardhi datang tanggal 3 Mei
mendapat pelayanan di Posyandu (3,Py), berat badan 4,8 kg naik dari berat
badan sebelumnya (N). Kondisi bayi Ardhi sehat (). Ardhi diberi ASI Eksklusif
(E2)

Kolom 19

: Usia Ardhi pada bulan Juni adalah 3 bulan. Ardhi datang tanggal 3 Juni di
posyandu (3, Py). Berat badannya 5,5 kg dan panjang badannya 58 cm
(5,5/58). Berarti berat badan Ardhi naik dibanding bulan sebelumnya (N). Ardhi
status gizinya normal (Nr). Pada usia 3 bulan ini Ardhi masih diberi ASI
eksklusif (E3). Hasil pemeriksaan SDIDTK yang pertama pada Ardhi sesuai
13

12

Ds

untuk usianya.

D
s

Kolom 20

: Usia Ardhi pada bulan Juli adalah 4 bulan. Ardhi datang tanggal 4 Juli
mendapat pelayanan di Posyandu (4, Py), berat badan 6,2 kg naik dari berat
badan sebelumnya (N). Kondisi bayi Ardhi sehat (). Ardhi diberi ASI Eksklusif
(E4)

Kolom 21

: Ardhi tidak datang untuk kontak dengan petugas kesehatan

Kolom 22

: Usia Ardhi pada bulan September adalah 6 bulan. Ardhi datang tanggal 3
September di Posyandu (3, Py). Berat badannya 7,0 kg dan panjang badannya
64 cm (7,0/64). Berat badan Ardhi tidak dapat dibandingkan dengan berat
badan bulan sebelumnya, karena Ardhi tidak datang pada bulan Agustus (O).
Status gizi normal (Nr). Pada usia 6 bulan ini Ardhi masih diberi ASI eksklusif
(E6). Hasil pemeriksaan SDIDTK pada Ardhi sesuai untuk usianya (Ds). Ardhi
sehat ()

Kolom 23

: Usia Ardhi pada bulan Oktober adalah 7 bulan. Ardhi datang tanggal 3 Oktober
di Puskesmas (3, P), berat badan 7,5 kg naik dari berat badan sebelumnya
(N). Berhubung Ardhi sakit, dia mendapat pelayanan MTBS (M). Klasifikasi
penyakitnya tidak ditulis disini, tetap di formulir MTBS.

Kolom 24

: Usia Ardhi pada bulan Nopember adalah 8 bulan. Ardhi datang tanggal
3Nopember mendapat pelayanan di Posyandu (3, Py), berat badan 8,2 kg naik
dari berat badan sebelumnya (N). Kondisi bayi Ardhi sehat ().
: Usia Ardhi pada bulan Desember adalah 9 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Desember di posyandu (3, Py). Berat badannya 8,6 kg dan panjang badannya
71 cm (8,6/71). Berarti berat badan Ardhi naik dibanding berat badan
sebelumnya (N). Status gizi normal (Nr). Hasil pemeriksaan SDIDTK pada
Ardhi sesuai untuk usianya (Ds). Ardhi sehat ()
: Usia Ardhi pada bulan Januari 2015 adalah 10 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Januari di Posyandu (3, Py), berat badan 8,8 kg naik dari berat badan
sebelumnya (N). Ardhi sehat ()
: Usia Ardhi pada bulan Februari 2015 adalah 11 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Februari di Posyandu (3, Py), berat badan 9,5 kg naik dari berat badan
sebelumnya (N). Berhubung Ardhi sakit, dia mendapat pelayanan MTBS (M).
: Usia Ardhi pada bulan Maret 2015 adalah 12 bulan. Ardhi datang tanggal 3
Maret di posyandu (3, Py). Berat badannya 9,9 kg dan panjang badannya 79
cm (9,9/79). Berarti berat badan Ardhi naik dibanding bulan sebelumnya (N).
Status gizi Ardhi normal (Nr). Pada usia 12 bulan ini hasil pemeriksaan
SDIDTK pada Ardhi sesuai untuk usianya. Diberi tanda kotak berarti Ardhi
sudah mendapat 4 kali pelayanan SDIDTK. Ds

Kolom 25

Kolom 26

Kolom 27

Kolom 28

Kolom 29 : Diberi garis horizontal tebal, menandakan Ardhi sudah pindah ke kelompok
dan
usia anak balita.
seterusnya
Pelayanan selanjutnya ditulis pada kohor anak balita

Contoh pengisian kolom 38 - 47


14

BCG
Vit A
(6 Bulan)

DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib
1
2

Campak

HB 0

38

39

DPT-HBHib 3
Polio 4

Polio 1

Polio 2

Polio 3

40

41

42

43

03/06/2014

04/07/2014

03/04/2014

03/05/2014

Kematian
Post natal
IDL

KET

IPV

44

45

46

47

03/02/2015 01/03/2014

04/07/2014 03/12/2014
03/04/2014

03/05/20
14

03/06/2014 04/07/2014

Penjelasan:
Kolom 38
Kolom 39
Kolom 40
Kolom 43
Kolom 44
Kolom 45

Vitamin A diberikan pada tanggal 3 Februari 2015, karena pada saat Ardhi
berusia 6 bulan dibulan September, bulan vitamin A (Agustus) sudah lewat.
Imunisasi HB0 diberikan saat Ardhi lahir yaitu tanggal 1 Maret 2014
Tanggal 3 April Ardhi diberi imunisasi BCG dan Polio oral yang pertama.
Tanggal 4 Juli 2014 diberi imunisasi DPT-HB-Hib3, Polio oral yang ke 4, dan
IPV (vaksin Polio suntik)
Tanggal 3 Desember 2014 Ardhi berusia 9 bulan dan diberi imunisasi Campak
Tanda () berarti Ardhi telah mendapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)

D. Kohor Anak Balita Dan Prasekolah


Anak balita adalah anak usia 12 59 bulan. Prasekolah adalah anak yang berusia 60 72
bulan. Pelayanan pada anak balita dan prasekolah tercatat di dalam buku KIA dan diisikan
pada kohor anak balita dan prasekolah. Sebagaimana pada kohor bayi, kohor anak balita
dan prasekolah merupakanpencatatan pelayanan kesehatan dan masalah kesehatan pada
anak balita dan prasekolah yang terdeteksi oleh tenaga kesehatan.
D.1. Cara pengisian Kohor Anak Balita dan Prasekolah
Buku ini diisi oleh petugas kesehatan, dalam hal ini adalah bidan, petugas imunisasi,
petugas gizi dan tenaga kesehatan lain yang terkait.
Pada sampul kohor ditulis:
-

Nama posyandu
Nama desa/kelurahan
Nama puskesmas dan di dalam tanda kurung diisi nomor kode puskesmas
Nama kecamatan dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kecamatan
Nama kabupaten/kota dan didalam tanda kurung diisi nomor kode kabupaten/ kota

Nama provinsi dan didalam tanda kurung diisi nomor kode provinsi

Pada halaman kohor anak balita dan prasekolah:


1. Untuk anak laki-laki semua pencatatan menggunakan warna hitam atau biru,
sedangkan bagi anak perempuan menggunakan warna merah.
2. Tulis tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya pada kolom tahun diatas kolom
11 72.
3. Semua sasaran anak balita yang ada diwilayah dicatat kedalam kohor dan setiap
pelayanan yang didapat dicatat pada kolom sesuai bulan dan tahun berjalan.
15

Pelayanan anak balita pada tahun-tahun berikutnya diteruskan pada kolom 23 70


sampai anak balita tersebut lulus 59 bulan. Bila anak balita lulus, sisa kolom yang tidak
terisi, diberi garis penutup horisontal sampai kolom 70.
4. Memasuki usia pra sekolah, pelayanan dicatat pada kolom 71 72.
5. Setiap akhir bulan kohor ditutup dengan memberi garis horisontal sepanjang kolom
1 74. Pada baris tersebut dituliskan rekapitulasi hasil pelayanan untuk setiap indikator
yang akan dilaporkan.
6. Setiap akhir tahun (tanggal 31 Desember) kohor ditutup dengan memberi garis
horisontal sepanjang kolom 1 74.
7. Pencatatan tahun berikutnya dimulai pada halaman baru kohor dengan menuliskan
tahun saat ini dilanjutkan mengisi data balita yang baru mulai pada kolom 1 72.
8. Data anak balita yang sudah tercatat pada tahun sebelumnya tidak perlu disalin ulang
di data kohor tahun yang baru, cukup melanjutkan pengisian data di kolom selanjutnya
sampai anak berusia 72 bulan. Yang dicatat hanya sasaran anak balita yang baru
kontak atau bayi yang baru masuk usia anak balita.
9. Bayi yang memasuki usia anak balita, maka selain identitas bayi, data pelayanan pada
saat usia 12 bulan yang dicatat di kohor bayi, disalin pada kohor anak balita dan
prasekolah.
10. Bagi anak balita yang belum lengkap imunisasi dasarnya, maka dapat melengkapi
imunisasi dasar sampai anak berusia 36 bulan kecuali imunisasi HB0 dan BCG dan
dicatat di bulan pelayanan, tetapi tidak dihitung sebagai cakupan.
Satu anak balita hanya 1 (satu) kali dicatat.

Memulai pengisian:

Kolom 1: No. urut


Diisi nomor urut anak balita baru. Setiap ganti tahun dimulai dengan angka satu (1)

Kolom 2: NIK (Nomor Induk Kependudukan)


Diisi NIK yang diperoleh dari Kantor Kelurahan/Desa

Kolom 3: Nama anak


Diisi nama anak dengan lengkap (bukan nama orang tua) sesuai dengan nama di akte
kelahiran

Kolom 4: Tanggal lahir


Diisi tanggal lahir anak dengan jelas (tanggal/bulan/tahun). Contoh: bila lahir pada tanggal
11 Januari 2014, ditulis: 11/01/2014.
Diisi umur anak dalam bulan, saat pertama kali dicatat dalam kohor anak balita dan
prasekolah

Kolom 5: L/P
Diisi sesuai jenis kelamin anak: laki-laki (L); perempuan (P)

Kolom 6: Nama Ibu dan Nama Ayah


16

Diisi nama lengkap Ibu dan Ayah sesuai KTP

Kolom 7: Alamat
Diisi alamat lengkap tempat tinggal anak saat ini, berikut RT/RW dan nomor telepon/HP
bila ada.

Kolom 8: Punya Buku KIA


Diberi tanda rumput () bila punya Buku KIA atau dikosongkan bila belum punya Buku
KIA. Kelak bila sudah mempunyai buku KIA, maka diberi tanda rumput ()

Kolom9 10: Imunisasi Lanjutan


Diisi tanggal, bulan dan tahun saat pemberian imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib (kolom 9)
dan imunisasi lanjutan Campak (Kolom 10).

Kolom 11 70: Pelayanan Anak Balita


1. Diisi usia anak pada bulan tersebut, contoh anak lahir tanggal 1 Maret 2014 datang ke
posyandu tanggal 3 April 2015. Saat kunjungan ke posyandu ini usia anak sudah 1
tahun 2 hari (13 bulan), maka pada kolom bulan April 2015 ditulis angka 13 dan
seterusnya sampai usia 60 bulan.
2. Diberi garis tebal vertikal dibagian kanan kotak sebagai pembatas pada usia18, 24, 30,
36, 42, 48, 54 dan 60 bulan sebagai penanda jadwal Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
3. Diisi tanggal saat pelayanan dan kode tempat pelayanan sesuai penjelasan di bawah.
4. Diisi kode tempat pelayanan:
P
Pd
Py
Kr
UPS

Puskesmas atau Puskesmas Pembantu


Polindes
Posyandu
Kunjungan rumah
Unit Pelayanan Swasta (Dokter Praktik Mandiri; Bidan Praktik Mandiri,
Klinik dan lain-lain
RS
: Rumah Sakit
PAUD
: Tempat pelayanan di TK, Pos PAUD, kelompok bermain/Play group
dan satuan PAUD sejenis (SPS)
5. Diisi Kode pelayanan

D...
.

D...

:
:
:
:
:

Dideteksi pertama kali dengan SDIDTK setiap tahunnya yaitu bulan


18, 30,42,54,66 dan 72. Ditulis sesuai kondisi anak balita: Ds
(SDIDTK sesuai)/ Dm (SDIDTK meragukan)/ Dp (SDIDTK
penyimpangan)

Dideteksi paripurna. Diberi kotak jika sudah dua kali mendapatkan


pelayanan SDIDTK dalam satu tahun terakhir pada usia
24,36,48,60.Ditulis sesuai kondisi anak balita (Ds/Dm/Dp)

Interpretasi hasil Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk kode kondisi
balita:
o

Jumlah jawaban Ya= 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)
17

Jumlah jawaban Ya= 7 atau 8, perkembangan meragukan (M)

Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).

Pemberian vitamin A pada usia 12 59 bulan

Jika anak sakit dan mendapat pelayanan MTBS

Jika anak sakit dan tidak mendapat pelayanan MTBS

Jika anak dirujuk

Jika anak meninggal

Jika anak balita mempunyai catatan hasil pemeriksaan EID +,


maka ditulis pada kolom pertama kali anak mendapatkan
pelayanan diantara kolom 11 70. Jika anak balita dengan ibu
HIV positif belum dilakukan pemeriksaan EID, maka setelah 18
bulan anak dapat dilakukan tes serologis. Jika hasil tes serologis
positif, maka ditulis SERO +, jika hasil tes serologis negatif maka
ditulis . (lihat petunjuk teknis PPIA).

EID atau
SERO

Kode kondisi anak:


N

Jika hasil penimbangan berat badan naik sesuai garis pertumbuhan

Jika berat badan tidak naik atau tetap atau naik tetapi tidak mengikuti
garis pertumbuhan

Jika tidak ditimbang pada bulan sebelumnya

Jika pertama kali datang ke fasilitas kesehatan untuk ditimbang.

Jika berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan berada < 2
SD yang artinya mengalami gangguan pertumbuhan

Status gizi (menurut standar WHO 2005) diisi pada kolom saat jadwal SDIDTK. Status
gizi berdasarkan BB/PB-TB yang dilakukan setiap 3 bulan (usia 12 23 bulan) dan
setiap 6 bulan (usia 24 72 bulan).
Ks
: Sangat Kurus ( BB/PB-TB < - 3 SD)

Kurus (BB/PB-TB < - 2 SD)

Nr

Normal (BB/PB-TB - 2 SD sampai dengan 2 SD)

Gemuk (BB/PB-TB > 2 SD)

Kolom 71 72: Pelayanan Anak Prasekolah

Diisi tanggal, bulan dan tahun saat pemeriksaan.


Diisi kode tempat pelayanan
Diisi kondisi pelayanan: N,T,O,B, Ds,Dm,Dp, Ks, K, Nr, G (lihat atas)
Diisi pemberian ARV pada anak dengan EID+ atau SERO+
Kolom 73: Meninggal
Diisi tanggal, bulan dan tahun kematian
Diisi tempat kematian misalnya RS/Puskesmas/Klinik/BPM/Rumah/dan lain-lain.
18

Diisi penyebab kematian berdasar hasil autopsi verbal atau surat keterangan kematian
dari fasilitas kesehatan.
Kolom 74: Keterangan
Diisi keterangan lain yang diperlukan, misalnya: pindah domisili atau baru
D.2. Contoh Pengisian Kohor Anak Balita Dan Prasekolah
Contoh Pengisian Kolom 1 - 7
No
Urut

NIK

Nama
Anak

Tanggal
Lahir

L/P

3201240103140002

Ardhi Eka
Pratama

01-03-2014

Alamat
RT/RW, no telp/HP

Nama
Ibu/Nama
ayah
6

7
Jl. Rambutan No. 5,
Kecamatan Ciawi RT 02/
RW 05 Kabupaten Bogor

Ny. Dewi
Lestari/

12 bulan

Tn. Ahmad

HP 0811901887

Penjelasan:
Kolom 1

Diisi nomor urut anak. Setiap ganti tahun selalu dimulai dengan nomor 1.

Kolom 2

Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang diperoleh dari Kantor Kelurahan/


Desa

Kolom 3

Diisi nama anak: Ardhi Eka Pratama sesuai akte kelahiran

Kolom 4

Ardhi lahir tanggal 1 Maret 2014 sesuai akte kelahiran. Usia Ardhi saat
pertama kali dicatat dalam kohor anak balita adalah 12 bulan.

Kolom 5

Anak Ardhi adalah laki-laki, ditulis L.

Kolom 6
Kolom 7

Ditulis nama Ibu (Ny. Dewi Lestari) dan nama ayah (Tn Ahmad)
:

Diisi alamat anak saat ini dan nomor handphone orang tua.

Contoh pengisian kolom 8 - 10


Imunisasi lanjutan

Penjelasan:
Kolom 8
Kolom 9 - 10

Punya buku KIA

DPT-HB-Hib

Campak

10

03-09-2015

03-09-2015

:
:

Tanda artinya anak Ardhi mempunyai buku KIA


Ardhi datang pada tanggal 3 September 2015 dan saat itu sudah berusia 18
bulan sehingga diberi imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dan Campak

Contoh pengisian kolom 11 70


PELAYANAN ANAK BALITA
TAHUN 2015
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

TAHUN 2016
Ags
19

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

11

12

13

14

3,Py,
9,9,
N,

15

13

14

3, Py,
10,2,
N,

15,Pd
10,1
T
M

16
15
3,Py
10,7
N

17
16

18
17

19

20

18

3, Py
3,Py
11,2 11, 4/ 84
N/Nr
A,

21

19
3,Py
11,6
N

20
3,Py
11,9
N

22
21
3,Py
12,1
N

23

D
s

Ds

24

22

23
3,Py
12,5
O
A

25
24
3,Py
12,7/
90,5
N, Nr

Ds

Penjelasan:
Diujung kanan atas setiap kolom diisi usia bayi mulai umur 13 s/d 60 bulan. Berhubung Ardhi
lahir pada bulan Maret, maka usia 13 bulan adalah pada bulan April dan seterusnya.
Diberi garis tebal vertikal di bagian kanan kolom sebagai pembatas untuk umur 18, 30,42,54,66
dan 72. Pada bulan 18, 30, 42, 54, 66 dan 72 bulan dilakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan ditandai sesuai hasilnya, sekaligus dilihat status gizinya.
Kolom 11 12

Tidak diisi (kosong) karena belum tercatat di kohor anak balita.

Kolom 13

Menyalin data dari bulan terakhir di kohor bayi.

Kolom 14

Usia Ardhi pada bulan April 2015 adalah 13 bulan. Pada tanggal 3 Ardhi
mendapat pelayanan di Posyandu (3, Py). Berat badannya 10,2 kg, naik
dari berat badan bulan sebelumnya (N). Ardhi sehat ()

Kolom 15

Usia Ardhi pada bulan Mei 2015 adalah 14 bulan. Pada tanggal 15 Ardhi
mendapat pelayanan di Polindes (15, Pd). Berat badannya 10,1 kg; turun
dari berat badan sebelumnya (10,1,T). Ardhi sakit dan diberi pelayanan
dengan MTBS (M)

Kolom 16

Usia Ardhi pada bulan Juni 2015 adalah 15 bulan. Pada tanggal 3 Ardhi
mendapat pelayanan di Posyandu (3, Py). Berat badannya 10,7 kg, berarti
naik dari berat badan pada bulan sebelumnya (10,7,N). Ardhi sehat ().

Kolom 17

Usia Ardhi pada bulan Juli 2015 adalah 16 bulan, tetapi Ardhi tidak
melakukan kontak dengan petugas kesehatan.

Kolom 18

Usia Ardhi pada bulan Agustus 2015 adalah 17 bulan. Penjelasan tentang
pelayanan yang diberikan sama dengan diatas. Disini ditambahkan
pemberian vitamin A, karena Agustus merupakan bulan vitamin A

Kolom 19

Pada bulan September usia Ardhi 18 bulan. Berat badan Ardhi 11,4 kg dan
panjang badannya 84 cm (11,4/84). berarti berat badan naik dbanding
berat badan sebelumnya (N) dan status gizinya normal (Nr). Sebelum
Ardhi diberi imunisasi lanjutan, cek imunisasi dasar yang pernah diberikan.
Ternyata Ardhi sudah mendapat imunisasi dasar lengkap, maka Ardhi
diberi imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dan dicatat tanggalnya di kolom 9,
serta imunisasi lanjutan Campak dan dicatat tanggalnya dikolom 10.
Dilakukan pemeriksaan SDIDTK (D) yang pertama kali (diberi tanda
lingkaran) untuk rentang usia 13 24 bulan dan hasilnya sesuai untuk
usianya.
D

Kolom 23

Usia Ardhi pada bulan Januari 2016 adalah 22 bulan, tetapi Ardhi tidak
melakukan kontak dengan petugas kesehatan.

20

Kolom 24

Usia Ardhi pada bulan Februari 2016 adalah 23 bulan. Penjelasan tentang
pelayanan yang diberikan sama dengan diatas. Berat badan Ardhi tidak
dapat dibandingkan dengan berat badan bulan sebelumnya, karena Ardhi
tidak datang pada bulan Januari 2016 (O). Disini ditambahkan pemberian
vitamin A, karena Februari merupakan bulan vitamin A

Kolom 25

Pada bulan Maret 2016 usia Ardhi mencapai 24 bulan. Berat badan Ardhi
12,7 kg dan tinggi badannya 90,5 cm (12,7/90,5). Status gizinya normal.
Dilakukan SDIDTK untuk kedua kalinya (diberi tanda kotak) pada rentang
usia 13 24 bulan dan hasilnya sesuai untuk usianya.
Ds

21

BAB III
PEMANFAATAN KOHOR
Data yang telah terekam dalam kohor digunakan untuk keperluan laporan rutin yaitu
laporan pelayanan kesehatan program gizi, imunisasi, kesehatan anak, laporan kesakitan
neonatal dan laporan kematian serta penyebab kematian neonatal, bayi dan balita. Data yang
ada di dalam kohor dapat digunakan sebagai dasar untuk memantau status kesehatan individu
serta memberikan kontribusi terhadap perencanaan program maupun penentuan intervensi
yang tepat dari suatu masalah kesehatan yang ditemukan pada individu maupun wilayah.
Pemanfaatan kohor
1. Kohor digunakan sebagai alat pemantauan status kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang didapat oleh bayi, anak balita dan prasekolah secara individu di suatu wilayah kerja.
2. Hasil pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh seluruh sasaran bayi, anak balita
maupun prasekolah digunakan sebagai sumber data pelaporan rutin kesehatan anak
yaitu, register gizi, analisis data PWS-KIA, PWS imunisasi, laporan bulanan gizi KIA
SP2TP, laporan bulanan PPIA, laporan tahunan, dll.
3. Kohor merupakan alat pencatatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kegiatan
program terkait pelayanan kesehatan anak. Pengelola program terkait berkoordinasi untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan, pencapaian target cakupan pelayanan, serta
pengaturan sumber daya kesehatan agar lebih efektif dan efisien.
4. Kohor digunakan untuk mendeteksi dini masalah kesehatan bayi, anak balita dan
prasekolah sehingga dapat dilakukan upaya penanganan dan penanggulangan segera.
5. Kohor digunakan sebagai alatuntuk mengukur keberhasilan pelayanan kesehatan bayi,
anak balita dan prasekolah dengan melihat cakupan anak yang mendapat pelayanan dan
status kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah di wilayah tersebut.
6. Hasil analisis data kohor dapat menjadi dasar evaluasi dan perencanaan program
kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah.
7. Kohor merupakan bukti yang otentik tentang pelaksanaan kegiatan dan kinerja petugas
kesehatanyang dapat dipergunakan untuk pengembangan jabatan fungsional petugas.
8. Kohor dapat digunakan sebagai bahan penelitian dengan mengikuti peraturan yang
berlaku.

A. Manfaat Kohor dalam Pemantauan Kesehatan Individu


Berdasarkan pencatatan pada kohor, petugas memantau apakah bayi, anak balita dan
prasekolah secara individu sudah mendapatkan pelayanan sesuai standar. Pemantauan
secara individu ini dilakukan setiap akhir bulan saat akan membuat rekapitulasi data untuk
pelaporan, sehingga tiap anak yang belum mendapatkan pelayanan, dan anak yang
mempunyai masalah kesehatan (sering sakit, berat badannya tidak naik, memerlukan
intervensi, dll) dapat dilakukan tindak lanjut segera.
Pemantauan kelengkapan pelayanan yang seharusnya diterima setiap anak adalah
pemantauan berat badan, status gizi, status imunisasi, pemberian vitamin K1 dan vitamin
A, pemantauan kondisi kesehatan anak dengan MTBM/MTBS, pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan (SDIDTK) dengan formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan,
pemantauan pengobatan jangka panjang seperti pengobatan ARV untuk HIV positif,
22

pengobatan Levotiroksin untuk hipotiroid kongenital dan lain-lain, termasuk anak yang
belum mempunyai Nomor Induk Kependudukan dan buku KIA.
Demikian juga bila ada kasus kematian pada bayi, anak balita dan prasekolah, perlu
dilakukan pemantauan dan penyelidikan terhadap kemungkinan penyebabnya, baik melalui
autopsi verbal maupun melalui catatan kematian yang diberikan oleh fasilitas kesehatan
dan apakah ada kematian serupa pada waktu yang hampir bersamaan di wilayah tersebut.

B. Manfaat Kohor sebagai Sumber Data Analisis dan Pelaporan


B.1. Sumber Data Analisis
Data kohor dianalisis oleh pengelola program KIA di tingkat desa dan Puskesmas
menggunakan PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak),
Surveilans Gizi dan PWS Imunisasi. PWS adalah alat manajemen program untuk
memantau cakupan pelayanan. Cakupan pelayanan kesehatan anak di suatu
wilayah/Puskesmas harus dipantau secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat, terutama untuk wilayah dengan cakupan yang masih rendah
atau belum mencapai target.
Setiap bulan bidan desa mengolah data yang tercantum dalam kohor dan dijadikan sebagai
bahan laporan bulanan KIA. Bidan koordinator dan petugas program puskesmas menerima
laporan bulanan tersebut dari semua bidan desa dan mengolahnya menjadi laporan dan
informasi kemajuan pelayanan KIA bulanan dan laporan program. Informasi
perdesa/kelurahan dan per kecamatan tersebut disajikan dalam bentuk grafik PWS KIA,
PWS Imunisasi dan Surveilans Gizi yang harus dibuat oleh penanggung jawab program
masing-masing sesuai pedoman program terkait.
Indikator PWS KIA, imunisasi dan gizi yang terdapat di kohor adalah:
No.
1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12
13

14
15

Indikator
Cakupan KN1
Cakupan KN Lengkap
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang
ditangani
Cakupan pelayanan kesehatan bayi
Cakupan imunisasi HB0
Cakupan imunisasi BCG
Cakupan imunisasi Polio1,2, 3, 4 dan IPV
Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib 1,2 dan 3
Cakupan imunisasi Campak
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita
Cakupan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat
ASI eksklusif
Cakupan balita 6 59 bulan mendapat kapsul
vitamin A
Cakupan bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Cakupan bayi baru lahir dengan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
23

Sumber Data
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi

Kolom
11
11-13
11 - 13

Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Bayi
Kohor Anak Balita
dan Prasekolah
Kohor Bayi

14 - 37
39
40
40 43
41 43
44
11 70

Kohor Bayi
Kohor Anak Balita
dan Prasekolah
Kohor Bayi
Kohor Bayi

14 37
14 37, 38
11 70
10
9

16

17

18

19

Cakupan Balita dan


mempunyai buku KIA

usia

prasekolah

yang

Kohor Bayi dan


Kohor Anak Balita
dan Prasekolah
Cakupan balita ditimbang yang naik berat Kohor Bayi
badannya
Kohor Anak Balita
dan Prasekolah
Cakupan balita yang tidak naik berat badannya (T)
Kohor Bayi
Kohor Anak Balita
dan Prasekolah
Cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat Kohor Bayi
badannya 2 bulan berturut-turut (2T)
Kohor Anak Balita
dan Prasekolah

14 37
11 70
14 37
11 70
14 37
11 70

Data kesakitan neonatal dan data kematian neonatal, bayi, dan anak balita yang dilaporkan
secara rutin melalui SP2TP dianalisis untuk melakukan surveilans kesehatan anak oleh
penanggung jawab program kesehatan anak di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan Pedoman Surveilans Kesehatan Anak (Seri Balita). Data Imunisasi dianalisis di
Kabupaten/Kota untuk melakukan penilaian terhadap pencapaian cakupandan angka drop
out imunisasi yaitu angka Drop Out DPT-HB1 (DPT-HB-Hib1) Campak dan DPT-HB3
(DPT-HB-Hib3) DPT-HB1 (DPT-HB-Hib1). Drop out imunisasi diperoleh setelah petugas
mengolah data laporan kohor menjadi PWS imunisasi.
B. 2. Sumber Data untuk Pelaporan
Di tingkat desa/kelurahan/RW, setiap bulan data kohor di rekapitulasi oleh bidan atau
tenaga kesehatan lainnya sebagai penanggung jawab wilayah ke dalam suatu laporan
yang disebut LB3 SP2TP. Laporan ini disampaikan ke tingkat Puskesmas setiap bulan.
Pengelola kesehatan anak di tingkat Puskesmas melakukan rekapitulasi LB3 SP2TP dari
seluruh wilayah kerja Puskesmas dan selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Data kohor juga dapat digunakan untuk sumber informasi pelaporan tahunan cakupan
indikator SPM Kabupaten/Kota.
Data Kohor Bayi dan Kohor Anak Balita dan Prasekolah yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber data pelaporan SP2TP dan laporan bulanan PPIA
Kohor Bayi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Variabel yang dilaporkan


Jumlah Bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Jumlah bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu dini (IMD)
Jumlah Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan skrining hipotiroid
kongenital (SHK)
Jumlah Kunjungan Neonatal Lengkap (KN lengkap)
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang mendapatkan imunisasi
Hepatitis B < 7 hr (HB0)
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi BCG
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang diimunisasi Polio1
24

Kolom
9
10
11
11 13
12
11 13
39
40
40

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29
30
31
32
33
34

Jumlah bayi usia kurang dari 6 bulan dapat ASI ekslusif (E6)
Jumlah bayi ditimbang
Jumlah bayi ditimbang yang tidak naik berat badannya (T)
Jumlah bayi ditimbang yang tidak naik berat badannya 2 bulan
berturut-turut
Jumlah bayi kurus
Jumlah Bayi 6-11 bulan mendapat Vit. A (100.000 IU)
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi BCG
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio1
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi DPT-HB-Hib 1
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi DPT-HB-Hib 2
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi DPT-HB-Hib 3
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio2
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio 3
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi Polio 4
Jumlah bayi usia 0 - 11 bulan yang di imunisasi IPV 1 dosis
Jumlah bayi usia 9 - 11 bulan yang di imunisasi campak
Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap (IDL)
Jumlah kematian bayi
Penyebab kematian bayi
Jumlah bayi lahir hidup dari ibu HIV mendapatkan ARV
profilaksis
Jumlah bayi lahir hidup dari Ibu HIV mendapatkan pengobatan
profilaksis kotrimoksasol (PPK)
Jumlah bayi baru lahirhidup dari ibu HIV yang mendapatkan
profilaksis ARV selama 6 minggu
Jumlah bayi dari ibu HIV berusia 6 minggu diperiksa EID (PCR
kualitatif)
Jumlah bayi dari ibu HIV yang mendapatkan profilaksis
kotrimoksasol sampai usia 12 bulan
Jumlah bayi HIV mendapatkan terapi ARV

14 37
14 37
14 37
14 37
14 37
21, 27,33
40
40
41
42
43
41
42
43
43
44
45
46
46
11 37
11 37
11 37
14 37
11 37
11 37

Kohor Anak Balita Dan Prasekolah


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Variabel
Jumlah Balita (terdaftar bulan ini)
Jumlah anak Balita dapat Vit. A dosis tinggi (200.000 IU)
Jumlah Balita punya Buku KIA
Jumlah anak usia 18-36 bulan yang mendapatkan imunisasi
lanjutan DPT-HB-Hib
Jumlah anak usia 18-36 bulan yang mendapatkan imunisasi
lanjutan Campak
Jumlah balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T)
Jumlah Balita ditimbang yang tidak naik berat badannya 2
bulan berturut-turut (2T)
Jumlah Balita kurus
Jumlah Balita yang telah mendapatkan pelayanan stimulasi
deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
sebanyak 2 kali tahun ini
25

Kolom
3
12,18,24,30,36,42,
48,54,60 dan 66
8
9
10
11 70
11 70
11 70
11 70

10.
11.
12.
13

14

Jumlah anak prasekolah yang mendapatkan pelayanan


SDIDTK sebanyak 2 kali tahun ini
Jumlah kematian anak balita
Penyebab kematian balita
Jumlah anak balita dari ibu HIV mendapatkan pemeriksaan
Serologi HIV dengan menggunakan RDT konfirmatori pada usia
18 bulan
Jumlah anak balita HIV mendapatkan terapi ARV

71 72
75
75
11 70

11 70

C. Perencanaan dan tindak lanjut


Salah satu fungsi kohor adalah sebagai alat pemantauan untuk memastikan setiap individu
bayi, anak balita dan prasekolah di wilayah tersebut mendapatkan pelayanan kesehatan
lengkap sesuai standar. Jika pada bulan pelayanan tertentu ada anak yang belum mendapat
pelayanan sesuai standar, maka dapat direncanakan sweeping atau kunjungan rumah,
penyuluhan untuk individu guna melengkapi pelayanan yang belum diberikan. Demikian
juga untuk anak yang harus minum obat jangka panjang (ARV, LT, dan lain-lain) dapat
diperiksa dan ditindak lanjuti saat dilakukan kunjungan rumah atau kegiatan Perkesmas
(Perawatan Kesehatan Masyarakat).
Bila anak belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK), perlu diingatkan orang
tua/walinya untuk segera mengurus ke kantor Kelurahan atau kantor Kepala Desa. Selain
itu sebagai pemenuhan hak anak, Akte Kelahiran harus diurus ke Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil dengan membawa Surat Keterangan Lahir yang terlampir di dalam Buku KIA.
Anak yang belum mempunyai Buku KIA, dapat diberi dan dibantu cara pengisiannya sambil
dijelaskan kegunaannya.
Dari hasil analisis data kohor yang dilakukan berdasarkan PWS KIA, PWS imunisasi,
Surveilans Gizi, dan lain-lain, didapatkan informasi capaian target dan permasalahan
kesehatan anak di wilayah. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
program kesehatan anak untuk kegiatan bulanan maupun perencanaan tahunan. Bila data
kohor menunjukkan banyak balita dan anak prasekolah yang tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan, maka petugas kesehatan berkoordinasi untuk meminta peran aktif perangkat
desa, kader kesehatan, pendidik PAUD, kader BKB dalam menggerakkan masyarakat
membawa balita dan anak prasekolah ke posyandu atau Satuan PAUD Sejenis.
Hasil analisis data kohor dapat dipakai sebagai bahan diseminasi, pembinaan, advokasi,
dan komunikasi kepada lintas program dan lintas sektor misalnya pada Lokakarya Mini
Puskesmas setiap bulan dan rapat koordinasi desa, Musrenbang Desa, Musrenbang
Kecamatan dengan lintas sektor terkait. Diharapkan semua pemangku kebijakan dan tenaga
kesehatan berperan dalam penggerakan keluarga dan masyarakat untuk dapat memenuhi
hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan secara lengkap.

26

BAB IV PENUTUP
Diterbitkannya petunjuk teknis pengisian dan pemanfaatan kohor merupakan upaya agar
petugas kesehatan dapat melakukan pengisian kohor secara konsisten dan benar. Kohor
yang terisi dan dimanfaatkan secara terintegrasi lintas program akan memudahkan petugas
untuk memantau kualitas pelayanan kesehatan terhadap anak di wilayahnya. Dengan
integrasi program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi,
permasalahan pelayanan kesehatan anak diharapkan dapat tertangani dengan baik dan
pada akhirnya akan berdampak terhadap penurunan Angka Kematian Bayi dan Balita,
peningkatan status gizi, serta peningkatan kualitas hidup anak.
Perlu dilakukan supervisi berkala untuk melakukan bimbingan tentang cara pengisian buku
kohor secara benar dan pemanfaatannya secara benar pula.
Petunjuk teknis pengisian dan pemanfaatan kohor ini tentunya masih terdapat kelemahan
dan kekurangan, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi pemanfaatan petunjuk teknis ini
untuk perbaikan dan penyempurnaannya.

27

Anda mungkin juga menyukai