Anda di halaman 1dari 7

VAKSIN OBAT DESINFEKTAN

www.sentralternak.com, Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati, itulah ungkapan pertama
kami untuk memulai menulis artikel ini. Banyak cara yang ditempuh oleh peternak untuk menjaga
ternaknya tetap sehat, terhindar dari serangan penyakit sehingga mampu menampilkan produksi
terbaiknya dan memberikan keuntungan bagi si peternak. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa sanitasi
yang ketat adalah kunci utama dari sebab timbulnya penyakit atau penyebaran penyakit. Akan tetapi
program vaksinasi juga tidak kalah pentingnya dalam rangka mencegah penyakit yang kemungkinan
timbul.
Vaksin adalah mikroorganisme yang dilemahkan dan apabila diberikan kepada ternak tidak akan
menimbulkan penyakit, melainkan untuk merangsang pembentukan antibody (zat kebal) yang sesuai
dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai kekebalan yang tinggi
terhadap satu peyakit tertentu. Dan hasil nyata yang akan diperoleh dari program vaksinasi adalah
tingkat kesehatan dan produktivitas.Macam vaksin
Vaksin aktif (live vaccine) adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan
hidup, tetapi sudah dilemahkan, yang akan tumbuh dan berkembang baik dalam tubuh induk semang
yang divaksin. Vaksin inaktif (killed vaccine)adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit
dalam keadaan mati (dimatikan), biasanya di dalamnya dicampurkan atau ditambahkan oil adjuvant
Faktor yang dapat menyebabkan kualitas vaksin menurun :
1. Penyimpanan tidak sempurna (tidak pada suhu 2-8C)
2. Terkena sinar ultraviolet (sinar matahari secara langsung)
3. Tercemar bahan-bahan kimia seperti desinfektan, kaporit, detergent dan lain sebagainya
4. Pengenceran yang berlebihan sewaktu digunakan
5. Tercemar logam-logam berat seperti Zn (seng), Pb (timbal), dan Hg (air raksa)
Vaksin yang banyak beredar di lapangan dan banyak digunakan pada ayam umumnya untuk mencagah
penyakit yang disebabkan oleh virus (karena virus tahan terhadap obat antibiotika). Vaksin tersebut
antara lain vaksin AI, gumboro, ND, cacar, IB,dan mareks. Ada juga beberapa vaksin untuk mencegah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti vaksin kolera dan coryza
Vaksinasi
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan progr am vaksinasi antara lain :
1. Vaksin harus dirawat dan sisimpan dalam keadaan sehat dan tidak dalam kondisi stress
2. Ayam yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat dan tidak dalam kondisi stress
3. Keadaan nutrisi ayam cukup baik
4. Keadaan sanitasi kandang dan lingkungan baik
5. Pelaksanaan vaksinasi dalam waktu dan umur yang tepat
6. Peralatan untuk vaksinasi dalam keadaan baik dan steril
Dalam pelaksanaan vaksinasi ayam, ada beberapa teknik atau cara yang umum dilakukan antara lain
vaksinasi melalui air minum, tetes mata, tetes hidung atau mulut, spray, suntikan dam tusuk sayap.
Untuk menghindari ayam yang divaksin mengalami stress, maka ayam perlu mendapat suplai vitamin
khususnya vitamin anti stress sebelum dan sesudah pelaksanaan vaksinasi.
Metode vaksinasi melalui air minum (drink water/DW)
Vaksinasi melaui air minum biasanya diberikan untuk ayam yang berumur lebih dari satu minggu. Air
minum yang akan digunakan harus bebas dari kaporit, desinfektan maupun zat logam. Untuk
memperpanjang umur vaksin maka dapat ditambahkan susu skim pada air minum 30 menit sebelum
vaksin dilarutkan dengan dosis 2-5 gram susu skim/liter air minum. Langkah-langkah pelaksanaan
vaksinasi melalui air minum adalah sebagai berikut :
1. Sebelum divaksin ayam dipuasakan tidak minum terlebih dahulu 1-2 jam dengan tujuan
menambah haus sehingga ketika vaksin diberikan langsung segera diminum
2. Sediakan tempat minum (gallon) secukupnya agar seluruh ayam dapat minum secara merata
dan serempak sekaligus tanpa berdesakan, diperkirakan dalam waktu 2 jam dapat habis
3. Siapkan air minum (air dingin juga bagus) yang sudah bercampur dengan susu skim , untuk
ayam umur 7-14 hari per 1.000 dosis vaksin sebanyak 10-20 liter sedangkan untuk ayam

umur 3-4 minggu per 1000 dosis vaksin sebanyak 20-40 liter. Isi botol vaksin dengan air
minum setengahnya kemudian tutup vial lalu dikocok supaya vaksin larut dan setelah
tercampur rata dimasukkan ke dalam air yang sudah disiapkan, kemudian bagi rata ke dalam
gallon air minum
4. Pemberian vaksin minum sebaiknya pada pagi atau sore hari, untuk menghindari keadaan
panas dan sinar matahari langsung. Tempatkan gallon yang sudah berisi campuran air dan
vaksin supaya langsung dapat diminum ayam
Vaksinasi melalui tetes mata (intraocular), hidung (intranasal), dan mulut
Pelaksanaan vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut biasanya untuk ayam yang berumur di
bawah 1 minggu dengan maksud untuk mencegah netralisasi vaksin oleh antibody maternal (bawaan
dari induk). Cara ini cukup memakan waktu dan tenaga karena dilakukan per ekor ayam, tetapi
kelebihannya sangat efektif karena dosis tepat dan merata untuk setiap ayam. Untuk mempercepat
pelaksanaan vaksinasi sebaiknya dilakukan secara bersama-sama (lebih dari dua orang). Langkahlangkah pelaksaaannya adalah sebagai berikut:
1. Pelarut dimasukkan ke dalam botol vaksin setengahnya, kemudian kocok sampai tercampur
rata, usahakan jangan sampai berbuih
2. Campuran larutan dan vaksin yang sudah rata pada botol tersebut dimasukkan lagi ke dalam
botol pelarut dan kocok lagi perlahan agar tercampur rata
3. Teteskan satu persatu pada ayam melalui mata atau hidung atau mulut, jangan tergesa-gesa
tunggu sampai betul-betul masuk
Vaksinasi melalui spray (penyemprotan)
Cara vaksinasi dengan penyemprotan lazim digunakan untuk anak ayam umur sehari (DOC).
Pelaksanaannya dengan menggunakan alat berupa satu unit komponen dan kotak sprayer. Langkahlangkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Larutkan seluruh isi vial vaksin ke dalam botol pelarut sampai tercampur merata, kemudian
masukkan ke dalam botol sprayer yang berisi aquades
2. DOC yang masih berada pada boks langsung dimasukkan ke dalam kotak sprayer, setelah
semua komponen siap kemudian semprotkan vaksin 1-2 kali penyemprotan
3. Tunggu sampai DOC terlihat bersin-bersin untuk memastikan vaksin terhirup masuk, proses
peyemprotan selesai
Vaksinasi dengan cara penyuntikan
Vaksinasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin, lokasi penyuntikan dapat di daerah di
bawah kulit (subcutan) yaitu pada leher bagian belakang sebelah bawah dan pada otot (intramuscular)
yaitu pada otot dada atau paha. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Alat suntik yang akan dipakai harus bersih dari sisa pemakaian sebelumnya, kemudian
lepaskan bagian-bagian alat suntik dan sterilkan lebih dulu dengan cara direbus selama 30
menit dihitung mulai saat air mendidih
2. Kocok terlebih dahulu vaksin dengan hati-hati hingga tercampur rata (homogen) sebelum
digunakan
3. Suntikkan vaksin pada ayam dengan hati-hati sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan.
Untuk 1000 dosis vaksin dilarutkan dalam 500 cc aquades, untuk 500 dosis vaksin
dilarutkan dalam 250 cc aquades dan demikian seterusnya. Setiap ekor ayam disuntik
dengan dosis 0,5 cc pada otot dada
Vaksinasi dengan cara penyuntikan harus dilakukan sevara hati-hati. Bila dilakukan dengan ceroboh
mengakibatkan kegagalan dan akan berakibat fatal. Akibat fatal yang mungkin terjadi antara lain ayam
menjadi stress sehingga kematian tinggi pasca penyuntikan, leher terpuntir (tortikolis), terjadinya abses
(kebengkakan) pada leher, terjadi infeksi bakteri secara campuran dan ayam menjadi mengantuk
kurang bergairah.
Vaksinasi dengan tusuk sayap (wing web)
Vaksinasi dengan cara tusuk sayap hanya digunakan untuk vaksinasi penyakit cacar(fowl pox).
Vaksinasi dilakukan dengan cara menusuk sayap sekitar selaput sayap dari arah bagian dalam sayap
dengan menggunakan jarum khusus bermata dua. Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
1. Jarum penusuk disterilkan lebih dulu (direbus pada air mendidih selama 30 menit)

2. Cara melarutkan vaksin sama seperti pada cara vaksinasi yang lainnya. Setelah tercampur
merata, celupkan jarum sampai semua bagian tercelup
3. Rentangkan sayap ayam kemudian tusukkan jarum pada bagian lipatan sayap yang tipis,
perlu hati-hati jangan sampai tusukan mengenai pembuluh darah, tulang dan urat daging
sayap. Vaksin diusahakan jangan sampai mengenai bagian tubuh lain
Vaksinasi cacar dianggap berhasil apabila 6-8 hari setelah vaksinasi pada bekas tusukan adanya
pembengkakan dan kemerahan, kelainan ini akan hilang setelah 10-18 hari kemudian.
Vaksinasi merupakan cara pencegahan penyakit dengan biaya yang tidak murah, maka perlu
diperhatikan supaya tidak terjadi kegagalan. Cara mencegah terjadinya kegagalan vaksinasi antara
lain :
1. Vaksin aktif harus disimpan dalam suhu 2-8C
2. Jaga kebekuannya (dalam kondisi beku kering)
3. Jangan membuka vial vaksin atau botol kemasan apabila belum siap benar akan digunakan
4. Campurkan vaksin sesegera mungkin bila akan digunakan
5. Lakukan vaksinasi dengan dosis yang tepat
6. Ikuti petunjuk dan prosedur dari pabrik asal pembuat vaksin
7. Jangan terburu-buru dalam melakukan vaksinasi (asal cepat)
8. Vaksin harus tercampur secara merata (homogen)
9. Air yang digunakan untuk melarutkan vaksin harus bebas dari desinfektan

Ayam kampung adalah sebutan untuk jenis ayam


bukan ras yang sudah lama hidup dinegara kita dan sangat familiar dengan mayarakat kita. Ayam
kampung biasanya "diumbar" atau dilepas bebaskan di pekarangan rumah dan hanya dikandangkan saat
malam tiba. Namun saat ini seiring permintaan daging ayam kampung yang terus meningkat maka
ayam kampung mulai diternakkan secara intensif dalam jumlah besar.
Sudah lama diketahui bahwa secara umum ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan
dengan ayam ras, apalagi ayam kampung juga relatif tidak tersentuh obat-obatan kimia sehingga lebih
aman untuk dikonsumsi karena tidak adanya residu obat pada daging ayam kampung. Namun bukan
berarti ayam kampung tidak bisa terserang penyakit, ada beberapa jenis penyakit yang ternyata sering
menyerang ayam kampung dan terkadang bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar atau kematian
ayam yang tinggi. Sebenarnya masalah penyakit sudah jadi hal biasa bagi makhluk hidup tak terkecuali
hewan peliharaan seperti ayam kampung yang konon katanya punya daya tahan lebih baik
dibandingkan ayam ras. Berikut ini beberapa penyakit yang sering menyerang ayam kampung dan cara
pencegahan serta pengobatannya.
Tetelo (ND)
Tetelo (ND) termasuk salah satu penyakit yang sering menyerang ayam kampung, paling sering
ditemukan dan satu dari sedikit yang paling mematikan.

Penyebab ND : paramyxivirus
Gejala penyakit Tetelo:

badan ayam gemetaran,


Ayam ngorok,
batuk-batuk,
kepala berputar-putar,
kelumpuhan pada kaki atau sayap,
kotoran bila diperhatikan berwarna putih kehijauan.

Pencegahan Tetelo: vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka
harus dibakar.
Pengobatan : belum ada, namun bisa dicoba dengan obat herbal berikut: berikan ewat oral / mulut bisa
disuapkan melalui spet ( suntikan ) yang diganti jarumnya dengan selang kecil halus ( selang infus )
untuk memasukkan Herbal yang terbuat dari buah Maja yang telah difermentasi , Anda dapat
membelinya di Poultry, jika tak menemukan Anda bisa buat sendiri dengan cara Haluskan buah Maja
tambah Pace9 Mengkudi, Umbi Rumput Teki Diblender halus Tambahkan sedikit gula daan Ragi
( Tape ) untuk mempercepat Fermentasi biarkan 4 Hari , ramuan siap digunakan. buat ramuan ini untuk
antisipasi pada musim pancaroba.
Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus

Gejala Gumboro :
ayam tiba-tiba sakit dan gemetar
bulunya yang tiba tiba berdiri,
sangat lesu,
malas untuk bergerak,
diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada

Penyakit cacing ayam (worm disease)


Penyebab : Cacing

Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.


Pencegahan : Berikan obat cacing secara berkala, kemudian usahakan untuk melakukan sanitasi
kandang yang teratur dan baik, penggantian litter kandang secara teratur, dan mencegah serangga yang
dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : Terdapat beberapa jenis obat cacing yang dapat digunakan seperti pipedon-x liquid,
sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazi dan piperazin.
Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum

Gejala :

Ayam anakan biasanyakanan kumpul di bawah pemanas,


kepala lesu ditandai dengan menunduk rendah,
kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus.

Pencegahan : Lakukan fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan juga kandang
Pengobatan : Obat yang dapat digunakan antara lain noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn
atau obat lain sesuai rekomendasi ahli.
Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.

Gejala :
anak ayam terlihat sangat lesu,
sayap terkulai,
kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor,
ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga
dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran

Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya


Read more: http://www.agrobisnisinfo.com/2015/06/cara-mencegah-dan-mengobatipenyakit.html#ixzz3zqIl15Th

Anda mungkin juga menyukai