GETARAN
RIZKY KATHERINE
K11110126
KELOMPOK I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan
sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah
laporan praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang dibuat setelah
melakukan praktikum mengenai Pengukuran Getaran. Laporan ini dibuat dengan
sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang
sebenarnya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini.
Akhirnya, semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penlitian
lanjutan. Penulis menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu , penulis akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan
praktikum yang telah penulis susun ini .
Makassar, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Getaran............................................................................................6
B. Jenis-Jenis Getaran........................................................................................8
C. Penyebab Getaran.......................................................................................10
D. Efek Getaran terhadap Kesehatan...............................................................10
E. Nilai Ambang Batas Getaran.......................................................................17
F.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Nugroho, Sapto.2010.Raynaud's Phenomenon (Fenomena Raynaud's /
Jari Tangan Menjadi Putih) - Occupationally Health Hazard (Risiko
Bahaya di Tempat Kerja). [Online]. http://saptobudinugroho.blogspot
.com/2010/11/raynauds-phenomenon-fenomena.html.diakses tanggal 07
Mei 2013.
Hatining,Dian.2013.Laporan Getaran Full. [Online].http://www.scribd.com/doc/
101536504/ Laporan-Getaran-Full. diakses tanggal 07 Mei 2013
Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNo. 49 Tahun 1996 Tentang
Baku Tingkat Getaran. [Online].http://www.safetydo.com/2010/12/
keputusan-menteri-lingkungan-hidup-49.html.diakses tanggal 08 Mei
2013
Keputusan Menteri Tenaga KerjaNomor : kep51/men/i999 Tentang Nilai
ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja.[Online]http://kartukuning.blogspot.com/2009/06/kepmen-no-kep51men1999-tentangnilai.html diakses tanggal 08 Mei 2013
Ketut Ngurah Putraka.2010.Analisa Getaran Ruang Kamar Mesin Pada Kapal
Meratus Sumbawa I. [Jurnal] .http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-17278-4204100063-Paper.pdf.Department Of Marine
Engineering, Ocean Engineering Faculty, ITS, Surabaya.diakses tanggal
07 Mei 2013.
Novia. 2012. Getaran.[Online].http://noviakl10jambi.wordpress.com/ 2012/02/16
/getaran/. diakes pada tanggal 07 Mei 2013.
Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Dan
Transmigrasi
Nomor
per.13/men/x/2011 tahun 2011 Tentang Nilai ambang batas faktor
fisika dan faktor kimia di tempat kerja.[Online]. http://xa.yimg.
com/kq /groups/1051902/1362821294/name/PERMENA. diakses tanggal
07 Mei 2013
Qodir.2009. Penyakit Akibat Getaran.[Online]. http://qodirnet.blogspot.com /
2009/10/penyakit-akibat-getaran.html, diakses tanggal 07 Mei 2013.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses industrialisasi dan modernisasi kehidupan disertai dengan semakin
meluasnya aplikasi teknologi maju yang antara lain bertambah dengan cepat
penggunaan beragam mesin dan peralatan kerja mekanis yang dijalankan oleh
motor penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis tersebut menimbulkan
getaran. Getaran dapat diartikan sebagai gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangan (Menakertrans,
2011). Gangguan yang disebabkan oleh getaran dapat muncul dalam waktu
yang berbeda-beda sejak pertama terpapar, tetapi kadang-kadang gejala ini
timbul dalam beberapa bulan setelah paparan berat. Gangguan yang muncul
berupa penyempitan pembuluh darah biasanya timbul kurang dari 10 tahun
atau lebih (Hidayat, 2012).
Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan
seimbang terhadap suatu titik acuan. Getaran yang terjadi di lingkungan dapat
berdampak pada kehidupan manusia. Dalam surat keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 ditetapkan tingkat baku getaran
berdasar tingkat kenyamanan dan kesehatan dalam kategori menganggu, tidak
nyaman dan menyakitkan. Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut
adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha
atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan (Novia, 2012).
Dari semua alat badan, mata yang paling banyak dipengaruhi oleh
getaran mekanis. Pada intensitas sampai dengan 4 Hz, mata masih dapat
mengikuti getaran-getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk
intensitas selanjutnya, tidak dapat lagi mata mengikutinya. Amplitudo getaran
juga berpengaruh terhadap kemampuan ini. Pada intensitas tinggi, penglihatan
juga terganggu, manakala amplitudo lebih besar dari jarak dua kali dari retina
(Sumamur dalam Widowati, 2011).
Baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan ditetapkan bahwa
Jika getaran yang mengenai tubuh manusia melebihi ambang batas penerimaan
tubuh manusia yang terkena getaran tertentu secara berulang-ulang dalam
waktu yang lama akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Getaran yang
mengenai tubuh dapat bersumber dari permukaan yang bergetar, peralatan
kerja, mesin, alat transportasi, alam dan sumber lainnya. Baku tingkat getaran
adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha
atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.
Getaran yang dihasilkan oleh mesin apabila terpapar oleh manusia atau
pekerja dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan antara lain:
angioneurosis jari-jari tangan, gangguan tulang, sendi, dan otot, neuropati, dan
carpal tunnel syndrome. Getaran pada mesin yang digunakan dengan bantuan
tangan untuk mengoperasikan dapat dapat menyebabkan penyakit carpal
tunnel syndrome dimana adanya gangguan pada syaraf yang disebabkan karena
terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada
nervus medianus yang melewati terowongan karpal. Gangguan pada syaraf ini
berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka
waktu panjang secara berulang (Grifin dalam Rusdi dan Koesyanto, 2010).
Fadhil mengungkapkan dalam Koran Tempo hari senin tanggal 14
februari 2005 bahwa sekarang jumlah pasien CTS semakin bertambah. Ia
mencontohkan di Amerika Serikat terdapat 17 penderita CTS berusia 25-34
tahun setiap 10 ribu pekerja pabrik. Di Indonesia, khususnya di Klinik
Neurologi RSCM Jakarta pada 2001 terdapat 238 pasien, pada 2002 sempat
turun menjadi 149 pasien. Dari 46 pasien yang diteliti Fadhil mendapatkan 36
penderita CTS yang dapat memenuhi kriteria penelitian setelah dilakukan
proses tanya jawab, pemeriksaan laboratorium, dan kecepatan hantar syaraf
(EMG). Dari 36 pasien, 20 orang merasakan nyeri pada tangan kanan, 6 orang
pada tangan kirinya, serta 10 orang pada kedua tangannya (Fadli dalam Rusdi
dan Koesyanto, 2010).
Sekitar 374 wanita di negara Swedia terdiagnosis mengalami gejala yang
disebabkan oleh getaran pada tangan dan lengan pada tenaga kerja teknisi gigi.
Penelitian menurut Novi Afiriani yang dilakukan di Jakarta pada 240
responden sopir bajaj bahwa 80 orang (22,6%) mengalami sindrome getaran
tangan dan lengan antara stadium 1 hingga 3 berdasarkan kriteria Stockholm.
Informasi pada teknisi gigi yang terkena tangan/lengan getaran saat bekerja
dengan berbagai peralatan dan alat-alat menyebutkan bahwa paparan jangka
panjang dapat mengakibatkan sindrom jari putih (white fingers) (Hidayat,
2012).
pada
getaran
seluruh
badan
dan
tangan/lengan
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Getaran
Getaran adalah gerakan yang teratur dari bendaatau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Menurut Budiono, getaran terjadi
saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat
mekanis. Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (Harrington
dalam Hatining, 2013).
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya. Getaran merupakan
efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes dalam Hatining,
2013).
Menurut Salim (2002), getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang
menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut
bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan
dalam tempat kerja. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49/1996
tentang Baku Tingkat Getaran menyatakan bahwa getaran adalah gerakan
bolak balik dari suatu massa melaluikeadaan seimbang terhadap suatu titik
acuan. Dalam Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika,
getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah yang
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya.
10
Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara mekanis dan secara
umum terbagi atas:
1. getaran seluruh badan,
2. getaran tangan-lengan.
Besaran getaran dinyatakan dalam akar rata-rata kuadrat percepatan
dalam satuan meter per detik (m/detik2 rms). Frekuensi getaran dinyatakan
sebagai putaran per detik (Hz). Getaran seluruh tubuh biasanya dalam rentang
0,5-4,0 Hz dan tangan-lengan 8-1000 Hz (Harrington dan Gill dalam Novia,
2012).
Vibrasi atau getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya, oleh sebab itu dapat
dibedakan dalam 2 bentuk:
1. vibrasi atau getaran, karena getaran udara yang pengaruh utamanya pada
akustik.
2. vibrasi atau getaran karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya
resonansi/turut bergetarnya alat-alat tubuh dan berpengaruh terhadap alatalat tubuh yang sifatnya mekanis pula.
Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan/kontak dengan permukaan
benda yang bergerak, sentuhan ini melalui daerah yang terlokasi (tool
hand vibration) atau seluruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool
hand vibration merupakan bentuk yang terlazim di dalam pekerjaan (Gabroel
dalam Novia, 2012).
Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang
mengenai tubuh (Novia, 2012):
11
1. 9 Hz
2. 10 Hz
denyut
:
:
jantung,pemakaian O2 dan
volume
perdenyut
akan
mengalami
statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada
perhatian.
B. Jenis-Jenis Getaran
Menurut Novia (2012), getaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu getaran
pada seluruh tubuh (whole body vibration) dan getaran pada bagian tubuh
tertentu (segmental vibration) yaitu pada tangan dan lengan.
1. Getaran Seluruh Tubuh
Getaran seluruh tubuh biasanya dialami pengemudi kendaraan;
traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal. Efek yang timbul tergantung
kepada jaringan manusia, seperti:
a. 3-6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut),
b. 20-30 Hz untuk bagian kepala,
c. 100-150 Hz untuk rahang.
Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh
goyangan organ
seperti ini,
menurut
beberapa
penelitian,
telah
12
13
keadaan duduk, seluruh tubuh dapat dianggap satu kesatuan massa terhadap
getaran (Qodir, 2009).
Selain pada seluruh tubuh, efek lain yang timbul adalah pada bagian
tertentu dalam tubuh. Hal ini terjadi pada pekerja yang bekerja dala industri,
pertambangan, maupun kehutanan, yang menggunakan alat-alat bergetar secara
terus-menerus. Cotohnya, dalam pertambangan adanya penggunaan gerinda
pada pabrik atau pada pekerjaan di kehutanan yaitu dengan menggunakan
geregaji listrik. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kelainan akibat getaran mekanis pada lengan (Qodir, 2009).
D. Efek Getaran terhadap Kesehatan
1. Fenomena Raynauds (Sapto, 2010).
a. Pengertian Fenomena Raynauds
Fenomena Raynauds, kadang-kadang disebut sindrom Raynauds,
adalah gangguan sirkulasi darah di jari tangan dan kaki (dan sedikit yang
umumnya dari telinga dan hidung). Kondisi ini diperburuk dengan
paparan dingin. Paparan dingin secara abnormal mengurangi sirkulasi
darah menyebabkan kulit menjadi pucat, lilin-putih atau ungu. Kelainan
ini kadang-kadang disebut "jari putih", "jari lilin" atau "jari mati."
Fenomena Raynauds memiliki penyebab yang berbeda, termasuk
paparan di tempat kerja. Hal ini sering berkaitan dengan aktivitas di
tempat kerja.Sering juga disebut dengan "sindrom getaran tanganlengan", tetapi juga terlibat dalam penyakit kerja lainnya. Hal ini penting
untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala dari Fenomena Raynauds dan
bahaya tempat kerja yang menyebabkannya. Kesadaran karyawan dapat
membantu mencegah gangguan dari terjadinya atau menuju ke tahap
14
serius. Jika tidak terdeteksi pada tahap awal, gangguan secara permanen
dapat mengganggu sirkulasi darah di jari.
b. Tanda dan Gejala Fenomena Raynauds
Adanya sirkulasi darah yang kurang di jari adalah gejala yang dapat
dikenali dari Fenomena Raynauds. Serangan ini muncul ketika tangan
atau seluruh tubuh dingin baik ketika bekerja maupun di rumah. Paparan
dingin termasuk ketika mencuci mobil, ketika mengendarai mobil
(tangan memegang setir mobil) atau sedang mengendarai motor.
Gejala biasanya meliputi:
1) kesemutan dan kehilangan sedikit rasa atau mati rasa jari kaki, jari
tangan, hidun atau telinga.
pemutihan dari jari, biasanya tanpa mempengaruhi jempol.
2) jari menjadi biru terasa dingin dan mati rasa.
3) kesemutan, terasa nyeri atau sakit menyengat, kadang-kadang dengan
kemerahan.
4) urutan perubahan warna pada kulit bisa berkembang dari putih
menjadi biru menjadi merah.
c. Penyebab Fenomena Raynauds
Penyebab pasti Fenomena Raynaud tidak diketahui. Fenomena
Raynaud mempengaruhi perempuan lebih banyak daripada laki-laki.
Beberapa orang memiliki Fenomena untuk alasan yang tidak dapat
ditentukan. Hal ini disebut "Fenomena Raynauds utama," penyakit
Raynaud atau "jari putih konstitusional." Hal ini biasanya mempengaruhi
kedua tangan sama.
15
lingkungan
kerja,
beberapa
risiko
bahaya
dapat
menyebabkan Fenomena Raynaud sekunder. Paparan getaran dari alatalat listrik sejauh ini menjadi perhatian terbesar. Mesin atau alat yang
dioperasikan langsung menggunakan jari-jari tangan seperti gergaji
rantai, pengebor batu pneumatik dan chipper dapat menyebabkan
"sindrom getaran tangan-lengan. "Gangguan ini juga dikenal sebagai
"getaran penyebab jari menjadi putih, kumpulan gejala jari lengan
karena getaran", atau "Fenomena Raynauds asal kerja." Fenomena
Raynauds, bagaimanapun juga adalah hanya salah satu aspek dari
sindrom getaran tangan-lengan. Getaran juga merusak saraf, otot, tulang
dan sendi dari tangan dan lengan.
Fenomena Raynauds juga terlihat pada juru ketik dan pianis
profesional karena stres jari yang berulang, serta dokter gigi dan teknisi
gigi. Cedera karena frostbite dengan kerusakan pembuluh darah juga bisa
menyebabkan Fenomena Raynauds. Sebuah laporan studi melaporan
bahwa pekerja di pabrik ikan juga mengalami Fenomena Raynauds
setelah terus menerus terpapar dingin dan mencoba menghangatkan
kembali tangan mereka beberapa kali sehari selama periode beberapa
tahun.
16
17
18
dan beratnya serangan dan untuk mencegah kerusakan pada jari tangan
dan kaki. Terapi yang paling efektif adalah dengan menghindari paparan
lebih lanjut dari situasi yang dapat memicu serangan. Pakaian ekstra
untuk mempertahankan suhu tubuh termasuk kaus kaki hangat dan
sarung tangan sangat penting untuk menjaga kaki dan tangan hangat. Hal
ini juga penting untuk menemukan cara untuk mengurangi stres sebagai
gangguan emosional yang dapat memicu serangan.
Tindakan pencegahan dapat diambil untuk mengurangi jumlah dan
intensitas serangan jari putih. Tindakan pencegahan ini meliputi:
1) melindungi tubuh dari suhu dingin.
2) memakai pakaian yang tepat untuk cuaca dingin dengan memakai
lapisan, sarung tangan, mantel, topi dan syal.
3) hindari cuaca dingin ekstrim dengan memakai sarung tangan pakai
saat bekerja di air dingin atau mencapai ke dalam freezer.
4) melindungi tangan dan kaki dari cedera.
5) hindari tembakau dan kafein. Nikotin dan kafein dapat mengurangi
sirkulasi darah.
6) hindari stres dan kecemasan.
7) berolahraga secara teratur dan minum banyak cairan untuk mencegah
dehidrasi.
2. Kerusakan Sendi dan Tulang
Ada pekerjaan-pekerjaan dalam industri, pertambangan maupun
kehutanan yang menggunakan alat-alat bergetar secara terus-menerus.
Misalnya pengebor kempa di pertambangan, gerinda pada pabrik baju, atau
gergaji listrik pada pekerjaan di kehutanan. Itu semua dapat menimbulkan
gangguan atau kelainan akibat getaran mekanis pada lengan.
19
20
21
Tabel 1
Nilai Ambang Batas Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan
Tidak
Mengganggu
Mengganggu
Tidak Nyaman
Menyakitkan
< 100
100-500
> 500-1000
> 1000
< 80
80-350
> 350-1000
> 1000
6,3
< 70
70-275
> 275-1000
> 1000
< 50
50-160
> 160-500
> 500
10
< 37
37-120
>120-300
> 300
12,5
< 32
32-90
> 90-220
> 220
16
< 25
25-60
> 60-120
> 120
20
< 20
20-40
> 40-85
> 85
25
<
17-30
> 30-50
> 50
31,5
<
12-20
> 20-30
> 30
22
40
<
9-15
> 15-20
> 20
50
<
8-12
>12-15
> 15
63
<
6-9
>9-12
> 12
Specification
CDA/MS/NVSH
107
Vibration
Limited
Tabel 2.
Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan dan Tangan
Nilai percepatan pada frekuensi dominan
Jumlah waktu pemaparan
Meter per detik kuadrat
Per hari kerja
Gravitasi
(m/det2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4
0,40
2 jam dan kurang dari 4 jam 6
0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8
0,81
Kurang dari 1 jam
12
1,22
2
Catatan : 1 Gravitasi = 9,81 m/det
Sumber : Menakertrans, 2011
23
Pengendalian Teknis
a. Memakai peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi
dengan peredam)
b. Menambah peredam diantara tangan dan alat, misalnya membalut
pegangan alat dengan karet.
c. Merawat peralatan dengan teratur dengan mengganti bagian-bagian yang
aus atau memberi pelumasan.
d. Meletakkan peralatan dengan teratur alat yang diletakkan di atas meja
yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.
e. Menggunakan remote control, tenaga kerja tidak terkena paparan getaran,
karena dikendalikan dari jauh.
2. Pengendalian Administrasi
Dengan cara mengatur waktu kerja, misalnya:
a. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan
getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seorang, tetapi bergantian, dari
A, B, dan C.
ABC
ABC
ABC
b. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku
3. Pengendalian Medis
24
25
BAB III
METODOLOGI PENGUKURAN
A. Waktu
Pengukuran dilakukan pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2013 pukul 11.00
WITA.
B. Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu:
1. Pengukuran menggunakan alat Segmental Vibration dilaksanakan di
Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat Indonesia Timur (Lantai 3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin).
2. Praktikum menggunakan alat Whole Body Vibration dilaksanakan disekitar
Area Lingkungan Kerja Fisik Universitas Hasanuddin.
C. Alat
Dalam praktikum ini, terdapat beberapa alat yang dilakukan untuk
mengukur intensitas getaran, antara lain:
1. Segmental Vibrationmeter type VB 8210
26
27
28
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengukuran
Dalam praktikum ini, intensitas getaraan yang diukur adalah intensitas
getaran yang terpajan pada bagian tubuh tertentu (segmental vibration) dan
seluruh tubuh (whole body vibration). Pengukuran segmental vibration
bertujuan untuk mengukur percepatan getaran pada area tangan dan lengan.
Sumber getarannya adalah getaran dari alat pijat dan vacuum cleaner.
Sedangkan untuk pengukuran whole body vibration, dilakukan pada sopir
angkutan kota (08).
1. Segmental Vibration
Berdasarkan hasil pengukuran, getaran pada vacuum cleaner diperoleh
hasil tertinggi pada pengukuran ke III dan V yaitu 3.3 m/s2 dan hasil
terendah pada pengukuran I yaitu 1.4 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh
dari kelima pengukuran tiap 20 detik adalah 2.28 m/s2. Dalam pengukuran
ini
Ratarata=
Tabel 4.
Pengukuran Getaran Menggunakan Vacuum Cleaner
PERCOBAAN I
20 detik
I
II
III
1.4
1.7
3.3
Sumber :Data Primer,2013
IV
1.7
V
3.3
Jumlah
11.4
30
0.3+ 0.2+0.2+0.2+0.1
=0.2 m/s 2
5
Tabel 5.
Pengukuran Getaran Menggunakan Alat Pijat dalam Tingkat
Rendah
PERCOBAAN II
20 detik
I
II
III
0.3
0.2
0.2
Sumber :Data Primer, 2013
IV
0.2
V
0.1
Jumlah
0.2
31
Tabel 6.
Pengukuran Getaran Menggunakan Alat Pemijat dalam Tingkat
Tinggi
PERCOBAAN III
20 detik
I
II
III
0.2
0.2
0.2
Sumber :Data Primer, 2013
IV
0.2
V
0.6
Rata-rata
0.26
Tabel 7.
Pengukuran Getaran Menggunakan Angkutan Umum 08
PERCOBAAN
Selama 30 detik
I
II
III
32.5
32.6
32.7
Sumber: Data Primer, 2013.
IV
32.8
V
32.3
Jumlah
162.9
32
33.5+32.5+ 32.6+32.3+34.4
=33.06 dB
5
Tabel 8.
Pengukuran Getaran Menggunakan Angkutan Umum 08 pada Titik
Tertentu
PERCOBAAN
Pada Titik Tertentu
I
II
III
33.5
32.5
32.6
Sumber: Data Primer, 2013.
IV
32.3
V
34.4
Jumlah
165.3
33
B. Pembahasan
Dari kedua alat yang di operasikan pada pengukuran segmental
vibration, dan pengukuran getaran dengan menggunakan alat whole body
vibration pada angkutan umum 08 maka didapatkan hasil:
1.
Vacum Cleaner
Pengukuran ini termasuk dalam pengukuran segmental vibration.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengukuran getaran Vacuum
Cleaner, diperoleh hasil tertinggi pada pengukuran III dan V yaitu 3.3 m/s2
dan hasil terendah pada pengukuran I yaitu 1.4 m/s2. Rata-rata hasil yang
diperoleh dari kelima pengukuran tiap 20 detik adalah 2.28 m/s2.
Berdasarkan
standar
yang
ditetapkan
Permenakertrans
34
2. Alat Pemijat
Pengukuran getaran pada alat pemijat yang dilakukan di
laboratorium terpadu menghasilkan efek getaran yang masih di bawah
nilai ambang batas, pada pengukuran ini di gunakan dua level kecepatan
pada satu alat. Yakni pengukuran tingkat rendah (low), dan tingkat tinggi
(high).
Pengukuran ini termasuk dalam pengukuran segmental vibration.
Untuk alat pemijat dengan level rendah (low), diperoleh hasil tertinggi pada
pengukuran I yaitu 0.3 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari kelima
pengukuran tiap 20 detik adalah 0.2 m/s2. Angka ini masih aman karena
masih berada di bawah nilai ambang batas. Getaran yang ditimbulkan ketika
menggunakan alat pemijat dengan level low ini tidak menyebabkan
kelelahan pada tangan dan lengan, namun getarannya sangat terasa.
Untuk alat pemijat dengan level tinggi (high) diperoleh hasil tertinggi
pada pengukuran V yaitu 0.6 m/s2. Rata-rata hasil yang diperoleh dari
kelima pengukurantiap 20 detik adalah 0.26 m/s2.Angka ini masih aman
karena masih berada di bawah
35
36
tertentu yaitu sebesar 34.4 dB (depan FKM. Rata-rata hasil yang diperoleh
dari kelima titik pengukuran adalah 33.06 dB.
Meskipun hasil pengukuran masih berada di bawah nilai ambang
batas, apabila terpapar secara terus menerus efek getaran akan terakumulasi
dan dampaknya lama kelamaan akan kelihatan. Efek yang mungkin bisa
ditimbulkan seperti kelelahan, sulit tidur, sakit kepala. Berdasarkan hasil
pengamatan selama di dalam mobil angkutan umum, intensitas getaran
semakin besar ketika kondisi permukaan jalan tidak rata atau berbatu-batu.
Dari hasil pengukuran tersebut, hal yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan efek getaran adalah dengan memberlakukan sift kerja yang
baik dan teratur pada seluruh supir angukatan kota tersebut. Selain itu,
perbaikan mesin dan kondisi mesin mobil yang baik akan meminimalisir
efek yang dapat ditimbulkan dari getaran angutan tersebut. Hal lain yang
perlu diperhataikan adalah dengan menggunakan jalan yang lebih baik lagi,
sehingga pihak-pihak yang terkait perlu mengadakan perbaikan jalan pada
area-area tertentu.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan
sepertinya kurang akurat. Hal ini terjadi karena kondisi alat pengukur atau
vibration meter yang kurang memadai seperti tidak sensitifnya magnet atau
detektor yang dilekatkan pada sumber getaran, serta genggaman yang terlalu
kuat pada alat detektor sehingga hasil pengukuran tidak maksimal dan
akurat
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam mengoperasikan vibration meter, hal yang perlu diperhatika adalah
pada penempatan sensor yang mengambil getaran pada sumbernya. Jika
pada tanggan, sensor digenggam bersamaan dengan alat yang menjadi
sumber getaran. Untuk pengukuran pada whole body vibration, sensor atau
vibration pick up diletakkan di dekat kaki supir angkutan yang arah sumbu
Y searah dengan pengglihatan supir.
2. Hasil pengukuran segmental vibration pada alat pemijat diperoleh nilai
rerata sebesar 0.2 m/s2 pada kecepatan low dan 0.26 m/s2 pada kecepatan
high, sedangkan pada alat vacuum cleaner nilai reratanya adalah 2.28 m/s 2.
Pada pengukuran whole body vibration, nilai rerata yang dihasilkan pada
pengukuran 30 detik adalah 32.58 dB dan 33.06 dB pada penguran di
beberapa titik tertentu. Nilai tetinggi didapatkan pada saat angkutan berada
di depan jalan Fakultas Kesehatan Masyarakat.
B. Saran
Setelah melakukan praktikum ini, beberapa hal yang dapat dijadikan saran dari
penulis terhadap pengaplikasian K3 mengenai efek getaran pada pekerja adalah
sebagai berikut:
1. Menggunakan Alat pelindung diri (APD), yaitu bisa berupa peredam atau
sarung tangan dari karet/kulit untuk mengurangi intensitas getaran dan
keterpaparan langsung getaran ke tangan pekerja.
38
39