Anda di halaman 1dari 3

Mengucap Syukur (I Tes 5:16-18)

Teman-teman..
Setiap orang yang mengaku Kristen tentu tahu bahwa Yesus telah menjadi juruselamatnya
karena Ia mau berkorban bagi manusia dengan memberi diri-Nya mati di salib dan bangkit
kembali.
Tapi di awal renungan kita saat ini saya ingin mengajak kita merenungkan bersama sebuah
pertanyaan: Berapa kali dalam sehari kita mengingat Yesus yang telah menderita bagi kita?
Mengingat-Nya dalam perbuatan kita, perkataan kita bahkan merenungkan dan terlebih lagi
untuk mensyukurinya?
Sayangnya, bila kita sebagai orang Kristen yang dikatakan mengetahui hal ini, ternyata masih
sedikit yang mewujudnyatakannya dalam setiap saat hidup kita.
Contohnya saja, soal makan. Dengan berdoa sebelum makan berarti kita menerima makanan
kita itu sebagai berkat dari Tuhan yang mengasihi kita. Tapi, berapa banyak orang yang masih
tetap berdoa dan mengucap syukur pada waktu makan siang di restoran atau pun makan
bersama
Teman-teman di kantor atau dikampus?
Mungkin tidak banyak!
Atau bisa juga soal mengucap syukur ketika mendapatkan suatu berkat kenaikan pangkat atau
promosi ke posisi yang lebih tinggi lagi atau usahanya yang semakin maju atau sukses dalam
ujian di kampus,
Berapa banyak dari kita sebagai orang yang mengaku Kristen mensyukurinya dengan
mengatakan bahwa semuanya adalah berkat dari Tuhan di hadapan orang lain?
Mungkin Tidak banyak juga!
Dengan kata lain, teman-temansyukur dan kesadaran akan pengorbanan Allah dan
berkatNya bagi kita manusia yang bisa dipastikan dimiliki setiap orang Kristen, seringkali
tidak dibarengi dengan kesaksian yang nyata dalam kehidupan pribadinya sebagai orang
kristen.
Harus kita akui tidak sedikit Orang Kristen seringkali malu mengakui Tuhannya di hadapan
orang lain, dan lupa mensyukuri berkat Tuhan yang telah ia terima apalagi pada saat dirinya
dalam situasi terdesak
Seperti ada sebuah cerita tentang seorang
Pemuda yang datang kepada seorang pendeta untuk minta didoakan agar dia boleh
mendapatkan suatu pekerjaan sekalipun hanya sebagai seorang OB (Office Boy) guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan dia berjanji jika dia sudah bekerja dia akan memberikan
sebagian hasil jerih kerjanya (gaji) untuk menunjang pelayanan gereja.
Setelah mendengar keluhan pemuda tersebut sang pendeta lalu mengajaknya berdoa. Dalam
doanya Pendeta memohon kiranya Tuhan mendengarkan apa yang menjadi keluhan pemuda
tersebut
Setelah berdoa pemuda itu pamit pulang
Selang beberapa minggu kemudian pemuda itu datang kembali ke pendeta dan mengatakan
bahwa ia sudah bekerja sebagai OB dan dia memberikan sebagian gajinya sesuai janjinya
untuk menunjang pelayanan gereja. Tetapi ia minta kepada pendeta untuk berdoa kalau bisa
dia mendapatkan posisi yang lebih baik lagi dalam pekerjaannya supaya gajinya lebih baik
lagi mengingat kebutuhannya yang cukup besar, belum lagi perpuluhan yang harus dia
berikan untuk gereja Pendeta berdoa.. Pemuda itu pulang.beberapa bulan kemudian
Pemuda itu datang menceritakan kesuksesannya dalam pekerjaannya. Dia tidak lagi jadi OB
Tetapi jadi kepala OB.. Pemuda itu minta didoakan agar posisinya lebih baik lagi dengan
demikian perpuluhannya semakin besar untuk Tuhan
Singkat cerita keinginannya terkabul dan dia mulai mengeluh dengan perpuluhan yang dia
harus berikan untuk pelayanan gereja . Pendeta pun berdoa kepada Tuhan mengutarakan

keluhan pemuda ini. Akhirnya dia kembali menjadi OB.


Teman-teman.
Ketika pemuda tadi kembali menjadi OB, bukan berarti Tuhan marah dan menghukum
pemuda tadi karena ia mengeluh akan perpuluhannya, bukan itu intinya, tapi bagaimana
pemuda tadi tidak mau bersyukur atas apa yang telah ia dapat dan yang telah Tuhan berikan
kepadanya. Ketika pemuda ini semakin diberkati, ia mulai lupa akan asal dari berkat itu dan
lupa untuk bersyukur atas berkat yang telah ia peroleh itu. Sosok pemuda dalam cerita di atas
bisa digambarkan mirip dengan keadaan kita selaku orang Kristen yang terkadang lupa dalam
mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan pada kita.
Lupa menyadari bahwa apa yang di peroleh sampai saat ini adalah berasal dari Tuhan.
Bahkan ada pula orang Kristen yang beranggapan bahwa setiap kesuksesan, keberhasilan dan
kesukaan merupakan hal yang wajar yang harus diterimanya setiap saat, tanpa harus
mensyukuri dan menyadari bahwa sebenarnya semua itu berasal dari Tuhan.
Teman-teman..
Saat ini kita harus bersyukur karena Surat Pertama Rasul paulus kepada umat di Tesalonika
Yang menjadi dasar perenungan kita pada saat ini (I Tes. 5:16-18) mengingatkan dan
mengajarkan kepada kita agar kita senantiasa bersyukur dalam segala hal. Artinya kita harus
mampu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang telah Ia berikan pada kita sampai saat ini.
Dalam suratnya ini, Paulus memberi nasihat kepada jemaat di tesalonika dan tentunya kita
yang ada pada saat ini, agar kita mampu mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala
suasana dan tidak hanya pada saat-saat yang menyenangkan saja. Maksudnya agar kita tidak
pilih-pilih suasana saja ketika kita hendak bersyukur pada Tuhan. (seperti pemuda tadi yang
memilih-milih)
Lebih daripada itu paulus juga mengingatkan pada kita agar kita tetap menjalin hubungan
yang baik dengan Allah melalui doa (17). Karena dengan doa kita dapat merasakan kedekatan
hidup bersama dengan Allah.
Oleh karena itu teman-teman yang dikasih Tuhan, belajar dari Firman Tuhan yang telah kita
baca dan renungkan, maka pertanyaan yang harus kita jawab bersama-sama adalah:
Sudahkah kita mewujudkan syukur kita itu kepada Tuhan dalam segala tingkah, kata dan
pikiran kita. BAhwa saya ada, saya bisa karena Tuhan baik pada saya. Saya sukses dan
berhasil karena Tuhan. SAya menjadi seperti apa adanya saya sekarang ini karena kebaikan
Tuhan semata. Karena pertolongan Tuhan pada saya dan bukan karena kecantikan,
kecakapan, kehebatan saya sendiri.
Ada baiknya pula kita mengingat ucapan pemamzur yang mengatakan: Biarlah orang yang
takut akan Tuhan berkata Bahwasanya kasih setia Tuhan untuk saya selama-lamanya ,dalam
suka maupuan dalam duka Ia tetap beserta saya, karena itu saya ingin selalu bersyukur pada
Tuhan.
Marilah kita mulai tampil dalam hidup bersama Allah (ditengah pekerjaan, ditengah study,
ditengah pelayanan, ditengah rumah tangga, bahkan dimanapun juga). Karena kita semua
tahu bahwa Allah telah begitu baik dalam kehidupan kita.TErpujilah nama Tuhan, saat ini
sampai selama-lamanya.Amin

Bersukacita, Berdoa, dan Mengucap Syukur (1 Tesalonika


5:16-18)
Submitted by admin on Sen, 05/18/2009 - 10:28

Kita dianjurkan untuk selalu bersukacita. Dapatkah itu menjadi kenyataan? Ya, apabila Yesus
Kristus tinggal di dalam hati kita dan mengusai seluruh hidup kita. Kehadiran Kristus
memberi kita sukacita Tuhan.
Orang-orang Kristen di Tesalonika "memikirkan Tuhan mereka lebih daripada memikirkan
kesukaran-kesukaran mereka; memikirkan kekayaan rohani mereka di dalam Kristus lebih
daripada memikirkan kemiskinan mereka di dunia; memikirkan kemuliaan mereka yang akan
datang apabila Tuhan mereka datang kembali lebih daripada memikirkan keadaan masa lalu
mereka yang tidak bahagia" (Leon Morris).
"Tetaplah berdoa." Jika kita selalu bersukacita, lebih mudahlah bagi kita untuk tetap berdoa.
Dengan Kristus yang tinggal di dalam hati kita, setiap saat akan ada suatu persekutuan
dengan Dia. Kita yang mengasihi Tuhan kita dapat berada dalam sikap doa setiap saat. Selalu
ada waktu untuk dapat berbicara dengan Tuhan yang kita kasihi.
Kehidupan Kristen merupakan ketergantungan terus-menerus kepada Allah. Kita dapat
memanjatkan doa kita kepada Allah setiap saat dan dalam segala keadaan.
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu!" Orang duniawi mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin dan
memang itu tidak mungkin bagi dia. Akan tetapi, apabila seseorang telah diselamatkan oleh
Yesus Kristus dan dipenuhi dengan Roh Kudus-Nya, maka seluruh kehidupannya telah
diubahkan. Pencobaan dan kesangsaraan akan datang, tetapi kita tahu bahwa Allah menguasai
dan mengerjakan kehendak-Nya di dalam hidup kita. Kehendak Allah itu sempurna, apa yang
Ia izinkan kita alami, Ia akan mengaruniakan anugerah untuk memikulnya dengan ucapan
syukur. Mungkin kita tidak dapat mengucap syukur kepada Allah dalam segala hal, namun
kita dapat bersyukur kepada Dia langsung dalam segala hal yang diizinkan Allah kita alami
karena Kristus Yesus hidup di dalam hati, maka kita dimungkinkan untuk hidup menurut
kehendak Allah.

Anda mungkin juga menyukai