Anda di halaman 1dari 17

KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT

KESEHATANNOMOR : HK.00.DJ.II.976TENTANGPEMBENTUKAN TIM


PENYUSUN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAANSTANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEKMenimbang : a. bahwa pembangunan di bidang Pelayanan
Kefarmasian bertujuanuntuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan;b.
bahwa untuk meningkatkan mutu dan efisiensi Pelayanan Farmasi diapotek telah
diterbitkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek;c. bahwa untuk kejelasan,
pemahaman, dan kelancaran dalampelaksanaannya, dipandang perlu untuk menetapkan
Petunjuk TeknisPelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek;d. bahwa dalam
penyusunan petunjuk teknis tersebut perlu dibentuk TimPenyusun Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Standar PelayananKefarmasian di Apotek;Mengingat : 1. Undang Undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan LembaranNegara Nomor 3495);2. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997
tentang Psikotropika;3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika;4.
Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang PerlindunganKonsumen;5.. Peraturan
Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor
26 tahun 1965 tentang Apotek;6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang
PengamananSediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1998Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3871);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan


kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan LembaranNegara Nomor 3952);8. Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentangperubahan atas perubahan atas Peraturan Menkes
No.922/Menkes/Per/XI/1993 tentang Ketentuan dan Pemberian IzinApotek;9. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek;10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1747/Menkes/SK/XII/2000tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Bidang
Kesehatan diKabupaten/Kota;11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan;MEMUTUSKANMenetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BINA KEFARMASIANDAN ALAT KESEHATAN TENTANG PEMBENTUKAN
TIMPENYUSUN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN STANDARPELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEKPertama : Membentuk nama-nama anggota Tim Penyusun
Petunjuk TeknisPelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dengansusunan
sebagai berikut :Penanggung jawabKetuaSekretarisAnggota:::::Drs. Abdul Muchid,
AptSri Bintang Lestari, S.Si, AptFachriah Syamsuddin, S.Si, Apt1. Dra. Fatimah Umar,
Apt, MM2. Dra. Chusun, Apt, M.Kes

Sekretariat :3. Dra. Nur Ratih Purnama, Apt, M.Si4. Drs. Masrul, Apt5. DR. Sudibyo
Supardi, Apt, M.Kes6. Drs. Siskandri, Apt7. Drs. Heru Sunaryo, Apt8. Drs. Adji Prayitno,
Apt, M.S9. Drs. Zainuddin Noor, Apt, M.Kes10. Drs. Abdul Munim, Apt, MM11. Dra.
Zullies Ikawati, Apt, PhD12. Dra. Sri Wahyuni, Apt13. Dra. Sophia A.Deky, Apt14. Dra.
Yanuarti, Apt, M.Kes15. Dra. Gita Suciati, Apt16. Andi Leny Susyanti, S.Si, Apt17. Drs.
Arel St Iskandar, Apt, MM18. Dwi Retnohidayanti1. Dra. Farida Adelina2. Yully E.

Sitepu, B.Sc3. Chaeruddin4. Siti Martati5. Tantri Chandrarini6. Christina EryantiKedua :


Tugas tugas Tim :a. Mengadakan rapat-rapat persiapan dan koordinasi pihak terkaitb.
Menyusun draft Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar PelayananKefarmasian di Apotekc.
Menyelenggarakan pertemuan penyempurnaan draft

Ketiga : Dalam menjalankan tugas-tugasnya Tim dapat mengundang pihak-pihak lain


yang terkait untuk mendapat masukan dalampenyempurnaan guna mendapat hasil yang
optimalKeempat : Sumber dana berasal dari DIPA Pembinaan Bina Farmasi
Komunitasdan Klinik tahun anggaran 2006Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akandiadakan perbaikan sebagaimana mestinya.Ditetapkan di
JAKARTAPada tanggal 2006DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIANDAN
ALAT KESEHATAN

DAFTAR ISIKata
Pengantar...................................................................................................... iSambutan
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan..................................... iiSurat Keputusan
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatantentang Pembentukan Tim
Penyusun....................................................................ivDaftar
Isi............................................................................................................... viiDaftar
Lampiran ................................................................................................... viiiBAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang...........................................................................
11.2. Tujuan......................................................................................... 21.3. Landasan
Hukum........................................................................ 2BAB II PENGELOLAAN
SUMBER DAYA2.1. Sumber Daya Manusia............................................................... 32.2.
Sarana dan Prasarana.................................................................. 42.3. Pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Perbekalan Kesehatanlainnya62.4.
Administrasi............................................................................... 10BAB III
PELAYANAN3.1. Pelayanan Resep......................................................................... 113.2.
Pelayanan Informasi Obat.......................................................... 173.3. Promosi dan
Edukasi.................................................................. 183.4.
Konseling................................................................................... 193.5. Pelayanan
Residensial (Home Care) ......................................... 20BAB IV EVALUASI MUTU
PELAYANAN............................................... 22LAMPIRAN-LAMPIRAN 23

DAFTAR LAMPIRANHalamanLampiran 1 Berita Acara Pemusnahan


Obat............. ..............................................Lampiran 2 Daftar Obat Yang
Dimusnahkan..........................................................Lampiran 3 Berita Acara Pemusnahan
Perbekalan Kesehatan................................Lampiran 4 Daftar Perbekalan Kesehatan Yang
Dimusnahkan...............................Lampiran 5 Berita Acara Pemusnahan
Resep .........................................................Lampiran 6 Kartu Pengobatan Pasien
(Medication Record)....................................Lampiran 7 Kartu Stok
Harian ................................................................................Lampiran 8 Contoh Surat
Pesanan Obat..................................................................Lampiran 9 Contoh Salinan
Resep ..........................................................................Lampiran 10 Contoh Kuisioner

Kepuasan Pasien ...................................................Lampiran 11 Daftar Tilik Pelayanan


Kefarmasian Di Apotek.................................2324252627283031323334

BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGApotek adalah tempat tertentu untuk


melakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluransediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Fungsiapotek adalah sebagai tempat pengabdian apoteker
yang telah mengucapkansumpah jabatan, dan sebagai sarana farmasi untuk melakukan
peracikan,pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat dan sarana
penyaluranperbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan
masyarakatsecara meluas dan merata.Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser
orientasinya dari obat kepada pasienyang berazaskan kepada asuhan kefarmasian
(Pharmaceutical Care). Sebagaikonsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker
pengelola apotek dituntut untukmeningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
agar dapat melakukaninteraksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara
lain adalahmelaksanakan pelayanan resep, pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas,
obatwajib apotek dan perbekalan kesehatan lainnya juga pelayanan informasi obat
danmonitoring penggunaan obat agar tujuan pengobatan sesuai harapan
danterdokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami dan menyadarikemungkinan
terjadinya kesalahan pengobatan (Medication Error) dalam prosespelayanan kefarmasian.
Untuk itu apoteker harus berupaya mencegah danmeminimalkan masalah yang terkait
obat (Drug Related Problems) denganmembuat keputusan profesional untuk tercapainya
pengobatan yang rasional.Sebagai upaya agar para apoteker pengelola apotek dapat
melaksanakan pelayanankefarmasian yang profesional, telah dikeluarkan Keputusan
Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar
PelayananKefarmasian di Apotek. Adapun tujuan dikeluarkan standar tersebut
adalahsebagai pedoman praktek apoteker dalam menjalankan profesi, melindungi

masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional, serta melindungi profesi


dalammenjalankan praktek. Agar Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
tersebutdapat dilaksanakan, maka perlu disusun Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan
StandarPelayanan Kefarmasian di Apotek1.2. TUJUANSebagai Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotekdan panduan apoteker dalam
melaksanakan praktek profesi di Apotek serta panduanuntuk pembinaan bagi Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan OrganisasiProfesi1.3. LANDASAN HUKUM1.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan2. Undang-Undang Nomor 5
tahun 1997 tentang Psikotropika3. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang
Narkotika4. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen5.
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah6. Peraturan
Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 tentang perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 26
tahun 1965 tentang Apotek7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan SediaanFarmasi dan Alat Kesehatan8. Peraturan Pemerintah Nomor 25
tahun 2000 tentang Pembagian KewenanganPusat dan Daerah9. Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 102 tahun 2001 tentangKedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Kesehatan10. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentangPerubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/Per/X/1993tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1027/Menkes/SK/IX/2004 tentangStandar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentangOrganisasi


dan Tata Kerja Departemen Kesehatan13. Keputusan Menteri Kesehatan
No.189/Menkes/SK/III/2006 tentang KebijakanObat Nasional

BAB IIPENGELOLAAN SUMBER DAYA2.1. SUMBER DAYA MANUSIADefinisi


OperasionalMerupakan tenaga profesional apoteker yang melakukan pelayanan
kefarmasian diapotek dengan kompetensi sebagai berikut: Mampu menyediakan dan
memberikan pelayanan yang baik.Apoteker sebagai pengelola apotek harus dapat
memberikan pelayanankefarmasian yang profesional. Dalam memberikan pelayanan,
apoteker harusdapat mengintegrasikan pelayanannya dalam sistem pelayanan kesehatan
secarakeseluruhan sehingga dihasilkan sistem pelayanan kesehatan
yangberkesinambungan. Mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan
profesional.Apoteker harus mampu mengambil keputusan yang tepat, berdasarkan
padaefikasi, efektifitas dan efisiensi terhadap penggunaan obat dan alat kesehatan.
Mampu berkomunikasi dengan baik.Apoteker harus mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang baik denganpasien maupun dengan profesi kesehatan lainnya secara
verbal, nonverbal danmenggunakan bahasa yang sesuai dengan pendengarnya.
Menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidispliner.Apoteker harus mampu
menjadi pemimpin yaitu mampu mengambil keputusanyang tepat dan efektif, mampu
mengkomunikasikannya dan mampu mengelolahasil keputusan tersebut. Mempunyai
kemampuan dalam mengelola sumber daya secara efektif dalammengelola sumber daya
(manusia, fisik, anggaran) dan informasi, juga harusdapat dipimpin dan memimpin orang
lain dalam tim kesehatan. Selalu belajar sepanjang karier.Apoteker harus selalu belajar
baik pada jalur formal maupun informal sepanjangkariernya, sehingga ilmu dan
keterampilan yang dipunyai selalu baru (up todate).

Membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk


meningkatkanpengetahuan.Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan
melatih sumber dayayang ada, serta memberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman
untukmeningkatkan keterampilan2.2. SARANA DAN PRASARANADefinisi
OperasionalSarana adalah suatu tempat tertentu tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasiansedangkan prasarana apotek meliputi perlengkapan, peralatan dan fasilitas
apotekyang memadai untuk mendukung pelayanan kefarmasian yang berkualitas.Dalam
upaya mendukung operasional pelayanan kefarmasian di apotek, diperlukansarana dan
prasarana yang memadai untuk meningkatkan kualitas pelayananterhadap pasien, mulai
dari tempat, peralatan sampai dengan kelengkapanadministrasi yang berhubungan dengan
pengobatan. Sarana dan prasarana tersebutdirancang dan diatur untuk menjamin
keselamatan dan efisiensi kerja sertamenghindari terjadinya kerusakan sediaan farmasi.
Sarana dan prasaranadisesuaikan dengan kebutuhan masing-masing apotek dengan
memperhatikan luasbangunan, optimalisasi penggunaan ruangan, efisiensi kerja, jumlah
karyawan,pelayanan yang dilakukan dan kepuasan pasien.Sarana dan prasarana yang
harus dimiliki oleh apotek untuk meningkatkan kualitaspelayanan adalah :1. Papan nama
apotek yang dapat terlihat dengan jelas, terbuat dari bahan yangmemadai dan memuat

nama apotek, nama apoteker pengelola apotek, nomorizin apotek dan alamat apotek.2.
Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien yaitu bersih, ventilasi yang memadaicahaya yang
cukup, tersedia tempat duduk dan ada tempat sampah.3. Tersedianya tempat untuk
mendisplai obat bebas dan obat bebas terbatas sertainformasi bagi pasien berupa brosur,
leaflet, poster atau majalah kesehatan yangberisi informasi terutama untuk meningkatkan
pengetahuan dan perilaku pasien.

4. Ruang untuk memberikan konseling bagi pasien.Untuk melaksanakan konseling, perlu


disediakan fasilitas maupun sarana danprasarana yang memadai sehingga memudahkan
apoteker untuk memberikaninformasi dan menjaga kerahasiaan pasien. Diperlukan juga
lemari untukmenyimpan catatan pengobatan pasien. Ada sumber informasi dan
literaturyang memadai dan up to date seperti:- Farmakope Indonesia edisi terakhirInformasi Spesialite Obat (ISO) dan Informasi Obat Nasional Indonesia(IONI)Martindale The Extra Pharmacopeae- American Hospital Formulary Service Drug
Information (AHFS DrugInformation)- United State Pharmacopeae Drug Information
(USPDI), British NationalFormulary (BNF )- MIMS/IIMS (Indonesia Index of Medical
Spesialit)- Artikel dan jurnal ilmiah- Internet5. Ruang peracikanTersedianya ruang/tempat
dilakukannya peracikan obat yang memadai sertadilengkapi peralatan peracikan yang
sesuai dengan peraturan dan kebutuhan.6. Ruang/tempat penyimpanan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan lainnya.Di tempat ini terdapat serangkaian kegiatan yang
meliputi: penerimaan,penyimpanan, pengawasan, pengendalian persediaan dan
pengeluaran obat.Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk mendukung kegiatan
tersebutadalah:- Kemudahan dan efisiensi gerakan manusia dan sediaan farmasi,
termasukaturan penyimpanan.- Sistematika penyusunan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan lainnya,sehingga dibutuhkan rak-rak penyimpanan yang sesuai dan
memudahkankeluar masuk sediaan farmasi.

- Tempat penyimpanan khusus seperti lemari es (untuk supositoria, vaksin)dan


penyimpanan obat tertentu seperti psikotropika.- Tempat penyimpanan narkotika dalam
lemari terkunci dengan ukuranminimal 40 x 80 x 100 cm3.- Sirkulasi udara, temperatur
ruangan dan pencahayaan- Pemeliharaan kebersihan dan keamanan- Sanitasi
ruanganApoteker harus memastikan bahwa kondisi penyimpanan sediaan farmasi
danperbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan persyaratan masing-masingproduk
disertai dengan label yang jelas. Selain itu perlu didukung dengancatatan penyimpanan
yang akurat untuk mengontrol sediaan farmasi baiksecara manual (misalnya dengan
menyediakan kartu stok untuk masing-masing barang) maupun komputerisasi sehingga
efektivitas rotasi persediaandan pengawasan tanggal kadaluarsa berjalan dengan
baik.Pada kondisi tertentu, tempat peracikan dan tempat penyimpanan dapatmenjadi satu
ruangan.7. Ruang/ tempat penyerahan obatPenyerahan obat dilakukan pada tempat yang
memadai, sehinggamemudahkan untuk melakukan pelayanan informasi obat.8. Tempat
pencucian alat9. Peralatan penunjang kebersihan Apotek2.3. PENGELOLAAN
SEDIAAN FARMASI DAN PERBEKALAN KESEHATANDefinisi
OperasionalPengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan adalah suatu proses
yangmerupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengadaan,penerimaan, penyimpanan dan penyerahan.Tujuannya adalah : tersedianya
perbekalan farmasi yang bermutu serta jumlah, jenisdan waktu yang tepat.

2.3.1. PerencanaanDefinisi Operasional :Suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi


dan perbekalan kesehatanuntuk menentukan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
sesuai denganjumlah, jenis dan waktu yang tepat.Tujuan perencanaan untuk pengadaan
obat adalah :1. Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalankesehatan
yang sesuai kebutuhan2. Menghindari terjadinya kekosongan obat/ penumpukan obatHalhal yang perlu diperhatikan adalah:1. Pola penyakit.2. Kemampuan/daya beli
masyarakat3. Budaya masyarakat (kebiasaan masyarakat setempat)4. Pola penggunaan
obat yang laluKegiatan pokok dalam perencanaan adalah memilih dan
menentukansediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang akan diadakan.2.3.2.
PengadaanDefinisi OperasionalSuatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedianya
sediaan farmasidengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.Kriteria yang harus dipenuhi dalam pengadaan sediaan farmasi danperbekalan
kesehatan adalah: Apotek hanya membeli sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
yangtelah memiliki izin edar atau nomor registrasi. Mutu sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dari jalur resmi,yaitu pedagang besar farmasi, industri farmasi,
apotek lain. Dilengkapi dengan persyaratan administrasi seperti faktur, dll

2.3.3. PenyimpananDefinisi OperasionalPenyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan


memelihara dengan caramenempatkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang
diterima padatempat yang aman dan dapat menjamin mutunya.Hal hal yang harus
dilakukan dalam penyimpanan adalah : Pemeriksaan organoleptik. Pemeriksaan
kesesuaian antara surat pesanan dan faktur. Kegiatan administrasi penyimpanan sediaan
farmasi dan perbekalankesehatan. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
pada tempatyang dapat menjamin mutu (bila ditaruh dilantai harus di atas palet,ditata rapi
diatas rak, lemari khusus untuk narkotika dan psikotropik)PROSEDUR
TETAPPENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN PERBEKALANKESEHATAN1.
Memeriksa kesesuaiaan nama dan jumlah sediaan farmasi danperbekalan kesehatan yang
tertera pada faktur, kondisi fisik sertatanggal kadaluarsa.2. Memberi paraf dan stempel
pada faktur penerimaan barang.3. Menulis tanggal kadaluarsa sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatanpada kartu stok.4. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan pada rak yangsesuai, secara alfabetis menurut bentuk sediaan dan
memperhatikansistem FIFO (first in first out) maupun FEFO (first expired first out).5.
Memasukkan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberietiket yang memuat
nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.6. Menyimpan bahan obat pada kondisi
yang sesuai, layak dan menjaminstabilitasnya pada rak secara alfabetis.

7. Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan.8. Menjumlahkan setiap


penerimaan dan pengeluaran pada akhir bulan.9. Menyimpan secara terpisah dan
mendokumentasikan sediaan farmasidan perbekalan kesehatan yang rusak/kadaluarsa
untuk ditindaklanjuti.PROSEDUR TETAPPEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASIDAN
PERBEKALAN KESEHATAN1. Melaksanakan inventarisasi terhadap sediaan farmasi
dan perbekalankesehatan yang akan dimusnahkan.2. Menyiapkan adminstrasi ( berupa
laporan dan berita acara pemusnahan).3. Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat
pemusnahan kepadapihak terkait4. Menyiapkan tempat pemusnahan5. Melakukan
pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan.6. Membuat laporan

pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan,sekurang-kurangnya memuat:a) Waktu dan


tempat pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasidan perbekalan kesehatanb) Nama dan
jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatanc) Nama apoteker pelaksana
pemusnahan sediaan farmasi danperbekalan kesehatand) Nama saksi dalam pelaksanaan
pemusnahan sediaan farmasidan perbekalan kesehatan7. Laporan pemusnahan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatanditandatangani oleh apoteker dan saksi dalam
pelaksanaan pemusnahan(berita acara terlampir).

2.4. ADMINISTRASIDefinisi OperasionalAdalah rangkaian aktivitas pencatatan dan


pengarsipan, penyiapan laporan danpenggunaan laporan untuk mengelola sediaan
farmasi.PROSEDUR TETAPPENGELOLAAN RESEP1. Resep asli dikumpulkan
berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkansesuai nomor resep.2. Resep yang berisi
narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tintamerah.3. Resep yang berisi
psikotropika digaris bawah dengan tinta biru.4. Resep dibendel sesuai dengan
kelompoknya.5. Bendel resep ditulis tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca
dandisimpan di tempat yang telah ditentukan6. Penyimpanan bendel resep dilakukan
secara berurutan dan teratursehingga memudahkan untuk penelusuran resep7. Resep yang
diambil dari bendel pada saat penelusuran harusdikembalikan pada bendel semula tanpa
merubah urutan8. Resep yang telah disimpan selama dari tiga tahun dapat
dimusnahkansesuai tata cara pemusnahan

BAB IIIPELAYANAN3.1. PELAYANAN RESEPDefinisi OperasionalSuatu proses


pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dokterhewan kepada apoteker
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasiensesuai peraturan perundangan
yang berlaku.PROSEDUR TETAPPELAYANAN RESEPA. Skrining Resep1. Melakukan
pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitunama dokter, nomor ijin praktek,
alamat, tanggal penulisan resep,tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur,
jeniskelamin dan berat badan pasien.2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik
yaitu: bentuk sediaan,dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan
lamapemberian obat.3. Mengkaji aspek klinis yaitu : adanya alergi, efek samping,
interaksi,kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya).Membuatkan
kartu pengobatan pasien (medication record).4. Mengkonsultasikan ke dokter tentang
masalah resep apabiladiperlukanB. Penyiapan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan1. Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai
denganpermintaan pada resep2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis
maksimum.3. Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan / alat / spatula
/sendok4. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan danmengembalikan ke
tempat semula.

5. Meracik obat (timbang, campur, kemas)6. Mengencerkan sirup kering sesuai takaran
dengan air yang layakminum7. Menyiapkan etiket (warna putih untuk obat dalam, warna
biru untukobat luar, dan etiket lainnya seperti label kocok dahulu untuk sediaancair)8.
Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai denganpermintaan dalam
resep.C. Penyerahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan1. Melakukan
pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan(kesesuaian antara penulisan etiket
dengan resep)2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien3. Memeriksa ulang identitas

dan alamat pasien4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat5.
Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf olehapoteker6. Menyimpan
resep pada tempatnya dan mendokumentasikanPROSEDUR TETAPPELAYANAN
RESEP NARKOTIKA. Skrining resep1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
administrasi2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmaseutik yaitu : bentuksediaan,
dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lamapemberian3. Mengkaji
pertimbangan klinis yaitu : adanya alergi, efek samping,interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan lain-lain).4. Narkotik hanya dapat diserahkan atas dasar resep asli
rumah sakit,puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter. Salinan resepnarkotika
dalam tulisan iter tidak boleh dilayani sama sekali5. Salinan resep narkotik yang baru
dilayani sebagian atau yang belum

dilayani sama sekali hanya boleh dilayani oleh apotek yangmenyimpan resep asli.6.
Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabiladiperlukan.B. Penyiapan
Resep1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep2. Untuk obat racikan
apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandungnarkotika atau menimbang bahan baku
narkotika3. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya4. Menulis nama
dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai denganpermintaan dalam resep5. Obat diberi
wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis danjumlah obat sesuai permintaan dalam
resep.C. Penyerahan Obat1. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan
etiketdengan resep sebelum dilakukan penyerahan2. Memanggil nama dan nomor tunggu
pasien3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima4. Menyerahkan
obat yang disertai pemberian informasi obat5. Menanyakan dan menuliskan alamat /
nomor telepon pasien dibalikresep6. Menyimpan resep pada tempatnya dan
mendokumentasikannya.PROSEDUR TETAPPRODUKSI SKALA KECIL1.
Menghitung kesesuaian sediaan yang akan dibuat dengan resep standar(formularium
nasional,dll)2. Mengambil obat dan bahan pembawanya dengan menggunakan
sarungtangan/alat/spatula/sendok3. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan
dan

mengembalikan ketempat semula.4. Meracik obat (timbang, campur, kemas)5.


Menyiapkan etiket (warna putih untuk obat dalam, warna biru untukobat luar, dan etiket
lainnya seperti label kocok dahulu untuk sediaancair)Contoh sediaan yang dibuat
:Pengenceran alkohol, pembuatan larutan rivanol, pembuatan OBH,pembuatan
puyer/kapsul, pembuatan salep 24.a. Pengenceran alkohol :Hitung alkohol 95 % sesuai
dengan sediaan yang dikehendaki. Ambilalkohol tersebut dengan gelas ukur. Tutup
kembali wadah alkohol setelahpengambilan dan kembalikan ketempat semula. Kalibrasi
wadah sesuaidengan volume yang dikehendaki. Masukan alkohol tersebut
kedalamwadah, tambahkan air sesuai dengan volume yang dikehendaki,
kemas,tempelkan dengan etiket warna biru.b. Pembuatan larutan rivanol :Hitung rivanol
(Aethacridini lactas) sesuai dengan sediaan yangdikehendaki. Timbang obat, tutup
kembali wadah setelah pengambilan dankembalikan ketempat semula. Kalibrasi wadah
sesuai dengan volume yangdikehendaki. Masukan rivanol kedalam erlenmeyer,
tambahkan airsecukupnya lalu kocok sampai larut. Masukan kedalam wadah
tambahkanair sampai sesuai dengan volume yang dikehendaki. Kemas, tempelkandengan
etiket warna biru dan label kocok dahulu.

c. Pembuatan Obat Batuk Hitam-OBH (Potio Nigra)Resep Standar OBH (Formularium


Nasional edisi 2, 1978)Tiap 300 ml mengandung :Glycirrhizae Succus 10 grAmmonii
Chloridum 6 grAmmoniae Anisi Spiritus 6 grAqua destillata hingga 300
mlPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baikDosis : 4-5 x sehari 1 sendok
makanCatatan :1. Digunakan etanol 10 % atau metil paraben 0,1 % b/v sebagai
pengawet2. Sari akar manis dilarutkan dalam air mendidihResep standar Ammoniae Anisi
Spiritus (Formularium Nasional edisi 2,1978)Tiap 100 gr mengandung :Oleum anisi 4
grAethanolum 90 % 76 grAmmonia liquidum 20 grPenyimpanan : dalam wadah tertutup
rapat, ditempat sejukPembuatan :Tahap I (pembuatan Ammoniae Anisi Spiritus)Hitung
kesesuaian sediaan yang akan dibuat dengan resep standar.Timbang bahan, tutup kembali
wadah setelah pengambilan dankembalikan ke tempat semula. Kalibrasi wadah sesuai
dengan sediaanyang dikehendaki. Masukan aethanolum 90% kedalam wadah
tambahkanoleum anisi dan ammonium liquidum. Tambahkan air sampai volume
yangdikehendaki.Tahap II (pembuatan OBH)Hitung kesesuaian sediaan yang akan dibuat
dengan resep standar.Timbang bahan, tutup kembali wadah setelah pengambilan
dankembalikan ketempat semula. Larutkan glycirrhizae succus dengan air

panas, lalu dinginkan. Larutkan ammonii chloridum dengan air dingin.Kalibrasi wadah
sesuai dengan volume yang dikehendaki. Masukkanlarutan glycirrhizae succus kedalam
wadah, tambahkan larutan ammoniichloridum dan ammoniae anisi spiritus. Kemas,
tempelkan dengan etiketwarna putih dan label kocok dahulu.d. Pembuatan
Puyer/KapsulHitung obat yang akan dibuat sesuai dengan resep. Ambil obat dan
bahanpembawanya dengan menggunakan sarung tangan/alat/spatula/sendok.Tutup
kembali wadah obat setelah pengambilan dan kembalikan ketempatsemula. Jumlah
terkecil suatu zat yang masih boleh ditimbang dengantimbangan miligram ialah 30 mg;
tetapi jika kita membutuhkannya dalamjumlah lebih kecil, maka haruslah dibuat
pengenceran dengan suatu zatnetral (laktosa). Gerus obat, bagi serbuk dengan sesuai, jika
mungkinselalu dibuat sampai bobotnya 0,5 gr. Tetapi ini hanyalah suatu kebiasaan,karena
di manapun tak dinyatakan, bahwa serbuk-serbuk harusmempunyai bobot 0,5 gr. Serbuk
biasanya dibagi-bagi menurutpenglihatan, tetapi sebanyak-banyaknya 10 serbuk bersamasama. Jadiserbuk itu dibagi dengan jalan menimbang dalam sekian bagian, sehinggadari
setiap bagian, sebanyak-banyaknya dapat dibuat 10 serbuk.Penimbangan satu persatu
diperlukan, jika sisakit memperoleh lebih dari80 % dari takaran maksimum untuk sekali
atau dalam 24 jam. Dalam halini seluruh takaran serbuk itu ditimbang satu persatu. Juga
pada serbuk-serbuk dengan bobot yang kurang dari 1 gr, penimbangan-penimbangan
inidapat dilakukan pada timbangan biasa. ((Dr. CF an Duin, Handleiding totde Practische
en Theoretische Receptuur). Serbuk dapat dikemas dengankertas perkamen (biasanya
untuk anak-anak) maupun kapsul (untukdewasa), beri etiket warna putih.

e. Pembuatan salep 24-salep asam salisilat belerang (Acidi SalicyliciSulfuris Unguentum)


:Resep Standar (Formularium Nasional edisi 2, 1978)Tiap 10 gram mengandung :Ac.
Salicylicum 200 mgSulfur 400 mgVaselin Album ad 10 grDalam wadah tertutup rapat, 34 x sehari dioleskan.Hitung kesesuaian sediaan yang akan dibuat dengan resep
standar.Timbang obat, tutup kembali wadah setelah pengambilan dan
kembalikanketempat semula. Larutkan asam salisilat dengan sedikit etanol 95
%,tambahkan sebagian vaselin, aduk sampai homogen. Gerus sulfur,tambahkan sebagian

vaselin, aduk sampai homogen. Campurkan keduabahan tersebut, masukan kedalam


wadah. Kemas, tempelkan dengan etiketwarna biruPROSEDUR TETAPPEMUSNAHAN
RESEP1. Memusnahkan resep yang telah disimpan tiga tahun atau lebih.2. Tata cara
pemusnahan: Resep narkotika dihitung lembarannya Resep lain ditimbang Resep
dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar3. Membuat berita acara pemusnahan sesuai
dengan format terlampir.3.2. PELAYANAN INFORMASI OBATDefinisi
OperasionalKegiatan pelayanan yang harus dilakukan oleh apoteker untuk
memberikaninformasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, faktual, terkini,
mudahdimengerti, etis dan bijaksana .

PROSEDUR TETAPPELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)1. Memberikan informasi


obat kepada pasien berdasarkan resep atau kartupengobatan pasien (medication record)
atau kondisi kesehatan pasienbaik lisan maupun tertulis2. Melakukan penelusuran
literatur bila diperlukan, secara sistematis untukmemberikan informasi3. Menjawab
pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidakbias, etis dan bijaksana baik
secara lisan maupun tertulis4. Mendisplai brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan
untuk informasipasien.5. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi
obat3.3. PROMOSI DAN EDUKASIDefinisi OperasionalPromosi adalah kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan memberikan inspirasikepada masyarakat sehingga
termotivasi untuk meningkatkan derajat kesehatannyasecara mandiriEdukasi adalah
kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikanpengetahuan tentang obat dan
pengobatan serta mengambil keputusan bersamapasien setelah mendapatkan informasi,
untuk tercapainya hasil pengobatan yangoptimal.Apoteker juga membantu diseminasi
informasi melalui penyebaran dan penyediaanleaflet, poster serta memberikan
penyuluhan.

PROSEDUR TETAPSWAMEDIKASI1. Mendengarkan keluhan penyakit pasien yang


ingin melakukanswamedikasi2. Menggali informasi dari pasien meliputi:a) Tempat
timbulnya gejala penyakitb) Seperti apa rasanya gejala penyakitc) Kapan mulai timbul
gejala dan apa yang menjadi pencetusnyad) Sudah berapa lama gejala dirasakane) Ada
tidaknya gejala penyertaf) Pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan3. Memilihkan
obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomipasien dengan menggunakan
obat bebas, bebas terbatas dan obat wajibapotek4. Memberikan informasi tentang obat
yang diberikan kepada pasienmeliputi: nama obat, tujuan pengobatan, cara pakai,
lamanya pengobatan,efek samping yang mungkin timbul, serta hal-hal lain yang
harusdilakukan maupun yang harus dihindari oleh pasien dalam menunjangpengobatan.
Bila sakit berlanjut/lebih dari 3 hari hubungi dokter.5. Mendokumentasikan data
pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan3.4. KONSELINGDefinisi operasionalSuatu
proses yang sistematis untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalahpasien yang
berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat.Konseling dapat dilakukan pada :1.
Pasien dengan penyakit kronik seperti : diabetes, TB, dan asma, dll.2. Pasien dengan
sejarah ketidakpatuhan dalam pengobatan3. Pasien yang menerima obat dengan indeks
terapi sempit yang memerlukanpemantauan.4. Pasien dengan multirejimen obat

5. Pasien lansia6. Pasien pediatrik melalui orang tua atau pengasuhnya7. Pasien yang
mengalami Drug Related ProblemsPROSEDUR TETAPKONSELING1. Melakukan

konseling sesuai dengan kondisi penyakit pasien2. Membuka komunikasi antara apoteker
dengan pasien / keluarga pasien3. Menanyakan tiga pertanyaan kunci menyangkut obat
yang dikatakan olehdokter kepada pasien dengan metode open-ended question :a. Apa
yang telah dokter katakan mengenai obat inib. Cara pemakaian, bagaimanan dokter
menerangkan cara pemakaianc. Apa yang diharapkan dalam pengobatan ini4.
Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat-obat tertentu(inhaler,
supositoria, dll)5. Melakukan verifikasi akhir meliputi:- Mengecek pemahaman pasienMengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungandengan cara penggunaan
obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi6. Melakukan pencatatan konseling yang
dilakukan pada kartu pengobatan3.5. Pelayanan Residensial (Home Care)Definisi
OperasionalPelayanan kefarmasian yang diberikan kepada pasien yang dilakukan di
rumahkhususnya untuk kelompok lanjut usia dan pasien dengan penyakit kronis
sertapasien dengan pengobatan paliatifTujuan : pasien yang karena keadaan fisiknya
tidak memungkinkan datang keapotek masih mendapatkan pelayanan kefarmasian secara
optimalPasien yang memerlukan pelayanan home care diantaranya :

1. Pasien lanjut usia yang tidak mampu lagi memenuhi aktivitas dasar sehari-harimisal :
mandi, makan, minum, memakai baju secara mandiri2. Pasien dengan penyakit kronis
dan memerlukan perhatian khusus tentangpenggunaan obatnya, interaksi obat dan efek
samping obat3. Pasien yang memerlukan obat secara berkala dan terus menerus misal:
pasienTBJenis layanan Home Care:1. Informasi penggunaan obat2. Konseling pasien3.
Memantau kondisi pasien pada saat menggunakan obat dan kondisinya
setelahmenggunakan obat serta kepatuhan pasien dalam minum obatHome Care dapat
dilakukan dengan 2 cara:1. Dengan kunjungan langsung ke rumah pasien2. Dengan
melalui teleponUntuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan pengobatan
(medication record)terlampir.PROSEDUR TETAPPELAYANAN RESIDENSIAL
(HOME CARE)1. Menyeleksi pasien melalui kartu pengobatan2. Menawarkan pelayanan
residensial3. Mempelajari riwayat pengobatan pasien4. Menyepakati jadwal kunjungan5.
Melakukan kunjungan ke rumah pasien6. Melakukan tindak lanjut dengan memanfaatkan
sarana komunikasi yangada atau kunjungan berikutnya, secara berkesinambungan7.
Melakukan pencatatan dan evaluasi pengobatan.

BAB VEVALUASI MUTU PELAYANANDefinisi Operasional : proses penilaian kinerja


pelayanan kefarmasian di apotek yangmeliputi penilaian terhadap sumber daya manusia
(SDM), pengelolaan perbekalansediaan farmasi dan kesehatan, pelayanan kefarmasian
kepada pasien.Indikator mutu pelayanan di apotek antara lain: kepuasan pasien,
kepatuhan pasien dankeberhasilan pengobatan.Untuk mengetahui mutu pelayanan
kefarmasian, salah satu indikator yang mudahdilakukan adalah dengan mengukur
kepuasan pasien dengan cara angket.Secara berkala dilakukan evaluasi diri (self
assessment) terhadap semua komponenkegiatan yang telah dilakukan.Tujuan :Untuk
mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek dansebagai
dasar perbaikan pelayanan kefarmasian selanjutnya.

Lampiran 1BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBATPada hari ini ........................


tanggal................ bulan..................... tahun .....................sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1332/Menkes/SK/X/2002 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek ,kami yang bertanda tangan di bawah ini
:Nama Apoteker Pengelola Apotek :
................................................................No.S.I.K : ..............................................................
.Nama Apotek : ................................................................No.
SIA : ................................................................Alamat
Apotek : ................................................................Dengan disaksikan oleh :1.
Nama :
................................................................Jabatan : ................................................................
No. S.I.K.A : ................................................................2.
Nama :
................................................................Jabatan : ...............................................................
No. S.I.K.A : ................................................................Telah melakukan pemusnahan obat
sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.Tempat dilakukan
pemusnahan : ................................................................

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :1.Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi2.Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan3.Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota4.Satu sebagai arsip di
apotek................................................... .20........Saksi saksi : yang membuat berita
acara,1. (...............................................) (...............................................................)No.
S.I.K.A : .............................. No. S.I.K : .................................2.
(...............................................)No. S.I.K.A : ............................

Lampiran 2DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKANNARKOTIKANo. Urut Nama


Jumlah Alasan PemusnahanOBAT KERAS DAN BAHAN BERBAHAYANo. urut Nama
Jumlah Alasan PemusnahanOBAT DAN BAHAN OBATNo. Urut Nama Jumlah Alasan
Pemusnahan............................................20............Saksi saksi : Yang membuat berita
acara,1. (...............................................) (..........................................................)No. S.I.K.A
: ................. No. S.I.K : .......................................2. (...............................................)No.
S.I.K.A : .................

Lampiran 3BERITA ACARA PEMUSNAHAN PERBEKALAN KESEHATANPada hari


ini ........................ tanggal................ bulan..................... tahun .....................sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik nomor : KeputusanMenteri Kesehatan
Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata CaraPemberian Izin Apotek
, kami yang bertanda tangan di bawah ini :Nama Apoteker Pengelola
Apotek :
................................................................No.S.I.K : ..............................................................
.Nama Apotek : ................................................................No.
SIA : ................................................................Alamat
Apotek : ................................................................Dengan disaksikan oleh :1.
Nama :
................................................................Jabatan : ................................................................
No. S.I.K.A : ................................................................2.
Nama :

................................................................Jabatan : ................................................................
No. S.I.K.A : ................................................................Telah melakukan pemusnahan
perbekalan kesehatan di bidang farmasi sebagaimanatercantum dalam daftar
terlampir.Tempat dilakukan pemusnahan : ................................................................

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :1. Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan3. Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota4. Satu sebagai arsip di apotek................................. .
20....Saksi-saksi Yang membuat berita acara,1.(..................................)
(...........................................)No. S.I.K.A:................... No. S.I.K.............................2.
(.................................)No. S.I.K.A:..................

Lampiran 4DAFTAR PERBEKALAN KESEHATAN YANG DIMUSNAHKANNo. Urut


Nama Jumlah Alasan dimusnahkan................................................20....Saksi saksi : yang
membuat berita acara,1. (...............................................)
(...........................................................)No. S.I.K.A : ................. No.
S.I.K : ........................................2. (...............................................)No. S.I.K.A : ...............

Lampiran 5BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEPPada hari ini ........................


tanggal................ bulan..................... tahun .....................sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik nomor : KeputusanMenteri Kesehatan Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata CaraPemberian Izin Apotek , kami
yang bertanda tangan di bawah ini :Nama Apoteker Pengelola
Apotek :
................................................................No.S.I.K : ..............................................................
.Nama Apotek : ................................................................No.
SIA : ................................................................Alamat
Apotek : ................................................................Dengan disaksikan oleh :1.
Nama :
................................................................Jabatan : ................................................................
No. S.I.K.A : ...............................................................2.
Nama :
................................................................Jabatan : ................................................................
No. S.I.K.A : ................................................................Telah melakukan pemusnahan resep
pada apotek kami, yang telah melewati batas waktupenyimpanan selama 3 (tiga) tahun,
yaitu :Resep dari tanggal .................................... sampai dengan
tanggal ..............................Seberat .............................. kg.Resep Narkotik..................
lembarTempat dilakukan
pemusnahan : .....................................................................................

Demikianlah berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.Berita acara ini dibuat rangkap 4 (empat) dan dikirim kepada :1. Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi2. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan3. Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota4. Satu sebagai arsip di
apotek.................................................... .20........Saksi saksi : yang membuat berita

acara,1. (...............................................) (..........................................................)No. S.I.K.A


: ................. No. S.I.K : .......................................2. (...............................................)No.
S.I.K.A : .................

Lampiran 6KARTU PENGOBATAN PASIEN( MEDICATION RECORD )Nama Data


keluargaAlamat NamaAlamatTelp/Hp Telp/HpPekerjaan Status perkawinanTempat/Tgl
Lahir HubunganKeluarga denganpasienBapak :Ibu :Adik :Kakak :Jenis Kelamin
Pria/WanitaTinggi/BBRiwayat penyakit:Riwayat penggunaan obat sebelumnya:Dokter
keluarga / dokter langganan ( bila ada )NamaAlamatTelp/HpData tambahanNo

Keluhan penderita :K I E yang diberikan : Tgl Nama Obat Dosis Jml AturanpakaiNama
dokter Ket

Lampiran 7 KARTU STOK HARIANNAMA


BARANG : ......................................................Tgl Masuk Keluar Stok Asal

Lampiran 8CONTOH SURAT PESANAN OBATNAMA APOTEKNo. SIA :Alamat


:Nama Apoteker :No. SIK :Kepada Yth : .........................,
20................................di-............................SURAT PESANANNo: / /No Nama Obat
Jumlah KeteranganHormat kami,( Apoteker )No. SIK

Lampiran 9CONTOH SALINAN RESEPNAMA APOTEKNo. SIA :Alamat :Nama


Apoteker :No. SIK
:-_________________________________________________________Nama dokter
penulis resep :Tanggal resep :No :Nama pasien :Umur :R/Dilayani pada tanggal,
20Paraf/TTDApotekerNo. SIK

Lampiran 10 Contoh Kuesioner Kepuasan PasienPersepsi Konsumen Terhadap Harapan


dalam Pelayanan Kefarmasian di ApotekNo Jenis Pelayanan )*
SangatpuasCukuppuasKurangpuasTidakpuas1 Ketanggapan petugas terhadap pasien2
Kecepatan pelayanan kasir3 Kelengkapan obat dan alat kesehatan4 Kesesuaian harga
obat5 Kecepatan pelayanan obat6 Keramahan petugas pelayanan obat7 Kemampuan
petugas memberikaninformasi obat8 Kebersihan ruang tunggu9 Kenyamanan ruang
tunggu10 Ketersediaan brosur, leaflet, poster dllsebagai informasi obat / kesehatan11
Pelayanan apoteker untuk pengobatansendiri (swamedikasi)12 Pelayanan Konseling oleh
Apoteker13 Pelayanan Informasi ObatSKOR TOTAL*) Cukup cantumkan poin-poin
kepuasan pasienBeri tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan penilaian
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri !

Lampiran 11DAFTAR TILIK PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK2007DATA


DASARNama Apotek :Alamat & Telp :No. SIA :Nama Apoteker :N0. SIK :Status
kepemilikanapotek:Nama PSA :Jumlah tenaga dan kualifikasi :Jumlah Apoteker :
orangJumlah Asisten Apoteker : ...orangJumlah tenaga non
teknis : ...orangStatus ApotekerMerangkap (Pegawai negeri/ swasta)Tidak
merangkapBerilah tanda ( ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan dan kegiatan

apoteker di apotekA. KETENAGAAN1 Frekuensi kehadiran apoteker5 Selama apotek


buka4 Setiap hari, pada jam tertentu

3 2 -3 x seminggu2 1 x seminggu1 1 x sebulan2Apakah apoteker pernah mengikuti


pelatihan yang berkaitan dengan pelayanan kefarmasian diapotek1 Ya0 TidakKalau
jawaban Ya uraikan:a. ..b.c..d.TOTAL SKOR 6

B. PELAYANANNO KEGIATANSKOROLEH OLEH TIDAKAPT AADILAKUKANI


PEMERIKSAAN RESEP1 Pemeriksaan kelengkapan resep2 102 Pemeriksaan keabsahan
resep2 103 Pertimbangan Klinik yang dilakukan meliputi :a Jumlah Obat2 10b Aturan
Pakai2 10c Dosis Obat2 10d Medikasi rangkap20 0e Kontra Indikasi20 0f Interaksi
Obat20 0g Reaksi Alergi20 04 Pemeriksaan ObataMemeriksa obat yang tersedia di
apotek denganpermintaan pada resep 2 10b Memeriksa kualitas fisik obat2 10c
Memeriksa tanggal kadaluarsa obat2 105 Apabila ada hal-hal dalam resep yang
meragukan, yang 0 0

melakukan konsultasi dengan dokter 2II DISPENSING1 Yang melakukan Dispensing2


102 Obat yang akan diserahkan diperiksa ulang2 10III PENYERAHAN OBAT 01Pada
saat penyerahan obat, informasi obat yang diberikankepada pasien :0a Dosis Obat2 10b
Frekuensi pemakaian obat2 10c Lama pengobatan2 10d Cara pemakaian2 10e Efek
samping dan Kontra Indikasi2 10f Cara penyimpanan Obat2 103 Konseling kepada
pasien20 04Home Care pada pasien penyakit kronis yangterdokumentasi 20
0IVPENGELOLAAN SEDIAN FARMASI DAN
PERBEKALANKESEHATANYATIDAK1 Perencanaan pengadaan sediaan farmasi202
Pembelian obat dari sumber resmi203 Penyimpanan Obat sesuai FIFO2 1

4 Penyimpanan Obat sesuai FEFO2 15 Penyimpanan narkotika sesuai ketentuan206


Penyimpanan psikotropika sesuai ketentuan20TOTAL SKOR58 18C.
ADMINISTRASINO KEGIATANSKORYA TIDAK1Pencatatan pengobatan data pasien
(MedicationRecord) untuk penyakit kronis tertentu, meliputia Data Dasar Pasien20b
Nama dan jumlah obat yang diberikan20c Keluhan / gejala penyakit pasien20d Penyakit
dan obat yang pernah diderita sebelumnya20e Riwayat alergi obat202 Pencatatan
pemakaian obat meliputi :a Narkotika20b Psikotropika203 Pengarsipan resep pemakaian
obat meliputi :a Narkotika20b Psikotropika 0

2c Obat Generik204 Pelaporan obat yang dilakukan secara rutina Pemakaian


Narkotika20b Pemakaian Psikotropika20TOTAL SKOR240D. EVALUASI MUTU
PELAYANAN (15)NO KEGIATANSKORYA TIDAK1. Tersedianya SOP tertulis untuk
setiap proses :a. Pemeriksaan resep 2 0b. Dispensing 2 0c. Penyerahan obat 2 0d.
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 2 02.Melaksanakan evaluasi terhadap
tingkat kepuasankonsumen melalui kotak saran2 03Mempunyai Informasi obat secara
aktif berupaleaflet, brosur, komputerisasi, dll2 0TOTAL SKOR120

CATATAN DAN SARAN., 2007APOTEKER PENGELOLA


APOTEK PETUGAS MONITORING(..)

(..)PENILAIAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI


APOTEKSKOR NILAI81-100 BAIK61-80 CUKUP20-60 KURANG

footer
Search

Follow us on LinkedIn

Follow us on Twitter

Find us on Facebook

Find us on Google+

Learn About Us

About

Careers

Our Blog

Press

Contact Us

Help & Support

Using SlideShare

SlideShare 101

Terms of Use

Privacy Policy

Copyright & DMCA

Community Guidelines

SlideShare on Mobile

Pro & more

Go PRO

Enterprise Sales

PRO Features

Developers & API

Developers Section

Developers Group

Engineering Blog

Blog Widgets

Anda mungkin juga menyukai