Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KASUS

Nama Wahana

: Puskesmas Karangmalang

Topik

: Konjungtivitis Viral

Tanggal Kasus

: 28 April 2016

Nama Pasien

: Tn. P

No. RM

: 9290

Tanggal Presentasi

Presenter

: dr. Sugeng Pramono

Nama Pendamping

: dr. Agus Sukaca

Objektif Presentasi

: a. Kasus
b. Diagnostik
c. Manajemen

Bahan Pembahasan

: Kasus

Cara Pembahasan

: Presentasi dan Diskusi

BAB I
PENDAHULUAN
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, selaput lendir yang
menutupi bagian putih mata dan bagian kelopak mata dalam. Konjungtivitis biasanya
akan mengenai kedua belah mata, meskipun dapat dimulai dari satu mata dan
menyebar ke mata yang lainnya dalam satu atau dua hari. Juga mungkin bersifat
asimetris, yakni pengaruhnya lebih berat hanya pada salah satu mata.
Konjungtivitis merupakan kondisi mata yang sangat umum terjadi. Jadi bukan
suatu kondisi serius meskipun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan
menjengkelkan. Ada banyak sekali penyebab konjungtivitis dan pengobatannya akan
tergantung dari penyebabnya.
Ada lima jenis konjungtivitis, masing-masing disebabkan penyebab yang
berbeda:
1. Konjungtivitis bakterial
Konjungtivitis bakterial adalah infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri, seperti
Staphylococcus, Streptococcus atau Haemophilus. Organisme ini dapat berasal dari
kulit pasien itu sendiri atau dari saluran pernapasan bagian atas atau diperoleh dari
orang lain yang menderita konjungtivitis. Gejalanya mempengaruhi kedua belah
mata. Mata biasanya akan terasa berpasir dan rasa tidak nyaman karena debit yang
lengket. Kelopak mata atas dan bawah mungkin akan merekat di pagi hari atau saat
bangun tidur, dan mungkin terdapat krusta atau debit pada bulu mata.
2. Konjungtivitis viral
Konjungtivitis virus sering dikaitkan dengan flu biasa. Kemungkinan disebabkan oleh
virus yang disebut dengan "adenovirus". Jenis konjungtivitis yang satu ini dapat
menular dengan cepat dari orang ke orang dan menyebabkan epidemi konjungtivitis.
Gejala yang dapat dirasakan antara lain mata memerah dan mungkin terdapat cairan
yang encer. Seringkali kelopak mata membengkak dan bahkan konjungtiva pada putih
mata juga membengkak. Mata menjadi tidak nyaman, dan mungkin juga terjadi gejala
seperti pilek. Kadang-kadang terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar

telinga atau leher. Konjungtivitis jenis ini juga dapat menyebar dan mempengaruhi
kornea (keratitis), dan dapat bertahan selama beberapa minggu dan menyebabkan
penglihatan kabur.
3. Konjungtivitis Klamidia
Jenis lain konjungtivitis yang disebabkan oleh mikroorganisme yang disebut
Chlamydia trachomatis. Organisme ini juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lain
dan dapat menyebabkan infeksi menular seksual klamidia.
4. Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi umum terjadi pada orang yang memiliki gejala-gejala
lain dari penyakit alergi, seperti demam, asma dan eksim. Konjungtivitis ini sering
disebabkan oleh antigen seperti serbuk sari, tungau, debu atau kosmetik.
Konjungtivitis alergi biasanya berhubungan erat dengan munculnya rasa gatal pada
mata. Mata biasanya sebentar-sebentar merah. Kondisi ini dapat terjadi dalam waktuwaktu tertentu dalam satu tahun, misalnya selama musim tertentu ketika banyak
serbuk sari di udara.
5. Konjungtivitis Reaktif
Sebagian orang rentan terhadap bahan kimia atau asap rokok, ini dapat
menyebabkan iritasi pada konjungtiva yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan,
kemerahan dan berair. Untuk mencegahnya, sedapat mungkin menghindari
penyebabnya.
Dokter biasanya akan mendiagnosa konjungtivitis dari pemeriksaan mata
langsung dan dari riwayat kesehatan Anda. Terkadang swab diambil dari mata
terutama jika pengobatan standar tidak menunjukkan hasil yang positif. Dalam
beberapa kasus konjungtivitis yang parah atau tidak menanggapi pengobatan,
mungkin penderita perlu dirujuk ke spesialis mata.
Pengobatan konjungtivitis dibedakan menurut etiologinya, antara lain:
1. Konjungtivitis bakterial
Biasanya diobati dengan tetes atau salep mata antibiotik spektrum luas,
misalnya kloramfenikol atau asam fusidic. Mata juga harus dibersihkan dengan

kapas yang dibasahi dengan air masak yang didinginkan untuk menghilangkan
kerak yang lengket. Penelitian membuktikan bahwa 64 persen kasus
konjungtivitis bakteri akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu lima hari,
obat mata antiobiotik diduga tidak berkontribusi besar dalam meningkatkan angka
kesembuhan.
2. Konjungtivitis virus
Tidak ada pengobatan efektif untuk konjungtivitis virus. Tapi mata dapat
dibuat lebih nyaman dengan penggunaan salep pelumas seperti Lacri-Lube.
Kompres dingin pada mata dan tablet seperti parasetamol atau ibuprofen dapat
membantu mengurangi gejala. Karena konjungtivitis virus mudah sekali menular,
pastikan agar selalu menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dan wajah dan
tidak menggunakan handuk secara bersama-sama. Juga sedapat mungkin hindari
kontak dengan orang lain. Kondisi ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama,
dan dalam beberapa kasus tetes kortikosteroid dapat membantu, namun harus
diberikan dalam pengawasan ketat seorang dokter spesialis mata.
3. Konjungtivitis klamidia
Terapinya adalah dengan salep chlorotetracycline pada kedua belah mata
dan tablet tetrasiklin untuk mengendalikan infeksi di lokasi tubuh lain. Anak-anak
tidak boleh diobati dengan tetrasiklin, namun eritromisin dapat digunakan untuk
mereka.
4. Konjungtivitis alergi
Dapat diobati dengan menggunakan obat tetes antihistamin topikal. Obat
tetes, seperti natrium kromoglikat (misalnya tetes mata Opticrom), dapat
digunakan untuk mencegah reaksi alergi. Tetes kortikosteroid terkadang juga
diperlukan, namun hanya boleh diberikan dibawah pengawasan dokter spesialis
mata.
5. Konjungtivitis pada bayi
Harus diperlakukan dengan sangat hati-hati dan serius. Spesimen diambil
dari debit mata yang lengket dan harus diperiksa oleh dokter spesialis mata.

Pengobatannya akan tergantung dari penyebab yang mendasarinya, yaitu


berdasarkan hasil tes dari laboratorium
Untuk mencegah konjungtivitis, kebersihan tangan dan wajah sangatlah
penting. Jangan pernah menggunakan handuk secara bersama-sama, apalagi ada
anggota keluarga lain yang terkena konjungtivitis. Orang yang terkena konjungtivitis
harus menggunakan handuk khusus untuk mereka sendiri. Jangan pernah
menggunakan

tetes

mata

secara

bersama-sama.

Buang

bekas

tisu untuk

membersihkan mata di tempat yang aman dan obat tetes mata harus dibuang ketika
pengobatan telah selesai.

BAB II
PERMASALAHAN
Penyakit konjungtivitis viral adalah penyakit mata yang bisa diderita oleh
semua orang, terlebih pada sesorang yang baru-baru ini mengalami sakit flu akibat
virus. Oleh karena itu, pasien perlu diobati dengan baik supaya dapat sembuh dan
perlu diberikan edukasi untuk mencegah kekambuhan kembali.

BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Laporan ini disusun berdasarkan data dari pasien yang datang ke poli
Puskesmas Karangmalang dengan keluhan mata merah berair selama 3 hari.
Metode intervensi yang digunakan dengan tahapan berikut :
1. Melakukan anamnesis
2. Melengkapi pemeriksaan fisik
3. Menyampaikan hasil diagnosis, rencana terapi, dan edukasi mengenai
pengetahuan dasar mengenai penyakit, pencegahan dan pengendalian
penyakit.

BAB IV
PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat Pemeriksaan
Hari/Tanggal

: Kamis, 28 April 2016

Waktu

: Pukul 09.30 WIB

Tempat

: Balai Pengobatan Puskesmas Karangmalang

2. Subjektif
a)

Keluhan Utama :
Mata merah

b) Riwayat Penyakit Sekarang :


Kurang lebih sejak 3 hari yang lalu penderita mengeluh mata merah, keluhan
timbul mendadak dan dirasakan terus menerus. Kedua mata terlihat memerah,
tidak kabur, tidak silau, mata terasa mengganjal, mata terasa nyeri, mata
nrocos, ada kotoran mata berwarna putih tidak lengket, mata kadang terasa
gatal. Penderita sudah 5 hari batuk pilek. Demam (-).
c)

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat mata merah berulang sebelumnya disangkal
Riwayat trauma pada mata sebelumnya disangkal
Riwayat mata kelilipan disangkal
Riwayat batuk pilek sebelumnya (+)
Riwayat alergi sebelumnya disangkal
Riwayat pakai kaca mata disangkal.

d) Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini, tetangga banyak yang sakit
seperti ini
3. Objektif
a) Kesan Umum :
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup
b)
Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
RR : 18 x/menit
Suhu: 37,3 oC
c)
Pemeriksaan fisik
kepala : mesosefal
thoraks : cor
: tidak ada kelainan
paru

abdomen
ekstremitas

: tidak ada kelainan


: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan

Status Oftalmologis

Injeksi
konjungtiva

Oculus Dexter
6/6
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Gerak bebas
Tidak ada kelainan
Edema (+)
Edema (+)
Folikel (+)
Folikel (+)
Sekret (+) serous, injeksi

Injeksi
konjungtiva

visus
koreksi
sensus coloris
Parase/paralyse
supercilia
palpebra superior
palpebra inferior
conjungtiva palpebralis
conjungtiva fornices
conjungtiva bulbi

Oculus Sinister
6/6
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Gerak bebas
Tidak ada kelainan
Edema (+)
Edema (+)
Folikel (+)
Folikel (+)
Sekret (+) serous, injeksi

konjungtiva(+)
Tidak ada kelainan
Jernih, sensibilitas (+)

sclera
cornea

konjungtiva(+)
Tidak ada kelainan
Jernih, sensibilitas (+)

Normal, defek epitel (-)


Kedalaman cukup, TE (-)
Kripte (+)
RP (+) N
Jernih

camera oculi anterior


iris
pupil
lensa

Normal, defek epitel (-)


Kedalaman cukup, TE (-)
Kripte (+)
RP (+) N
Jernih

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Pemeriksaan nnll :

fundus refleks
tensio oculi
sistem canalis lacrimalis
pre aurikula

:+/+

sub mandibuler

:-/-

Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

4. Diagnosis
Konjungtivits viral
5. Plan
Non Medikamentosa
1. Menjelaskan pada pasien bahwa penyakitnya disebabkan oleh virus dan
dimungkinkan bisa sembuh sendiri. Obat yang diberikan hanya sebagai
supportif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penderita
disarankan untuk bedrest agar kondisi cepat membaik.
2. Menjelaskan bahwa penyakitnya menular, jika memegang mata agar
segera cuci tangan. Agar mata terasa nyaman disarankan untuk
mengompres mata dengan air dingin.
3. Menjelaskan pada pasien agar menjaga kesehatan dan kebersihan mata
4. Pasien diminta untuk meneteskan, meminum dan menggunakan obat
secara teratur dan menjaga daya tahan tubuh, dengan memakan makanan
yang bergizi dan istirahat yang cukup, untuk mempercepat penyembuhan
penyakit.
Medikamentosa
a. Cendo lyteers eye drop fl No.I 6 x gtt ODS
b. Becefort1x1 tab
c. Paracetamol 3x1
d. Kontrol 3 hari lagi (obat habis)

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring
a. Memperhatikan respon pasien pada saat dilakukan anamnesa penyakit,
penjelasan mengenai hasil diagnosa, merencanakan terapi, pemberian edukasi
mengenai pengetahuan, pengelolaan dan pencegahan komplikasi penyakit.
b. Mengarahkan pasien untuk memberikan pertanyaan.
c. Menjawab pertanyaan yang diajukan.
d. Pasien bersedia untuk datang kembali setelah obat habis untuk difollow-up
kondisi kesehatannya.
2. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Pasien mendengarkan dengan seksama setiap penjelasan yang disampaikan.
b. Evaluasi Proses
Pasien antusias dalam mengajukan pertanyaan mengenai penyakit yang
dideritanya.
c. Evaluasi Hasil
Pasien mengerti dan memahami setiap penjelasan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI, 2008.
2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya
Medika; 2000.

Anda mungkin juga menyukai