: FARIDHATHUR ROHMAH
Kelas
: VII-D
NO. Absen : 14
TEKS DESKRIPSI
(REOG PONOROGO)
Reog Khas Ponorogo merupakan topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota terbuat
dari bulu burung merak. Topeng ini adalah salah satu perangkat wajib kesenian khas kota
Ponorogo, Jawa Timur..
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur, khususnya kota
Ponorogo. Tak hanya topeng kepala singa saja yang menjadi perangkat wajib kesenian ini.
Tapi juga sosok warok dan gemblak yang menjadi bagian dari kesenian Reog.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan
Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi
oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan.
Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal
yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan
dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3
tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan
pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan
sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang
menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang
berpakaian wanita.
Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari
kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil
yang membawakan adegan lucu.Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan
inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan
pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau
sunatan, biasanya cerita pendekar,Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario
yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin
rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang
pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih
dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada
penontonnya.Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng
berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng
ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi.
Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga
dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
TEKS DESKRIPSI
(ONDEL-ONDEL)
Hingga sekarang, tak ada yang tahu mengapa arak-arakan boneka berukuran besar itu
dinamai Ondel-ondel. Tetapi jika ada yang bertanya mengenai kesenian tradisional DKI
Jakarta, jawaban pertama yang akan terlontar adalah kesenian Ondel-ondel. Kiranya,
ungkapan tersebut tidak berlebihan melihat betapa melekatnya kesenian Ondel-ondel dengan
masyarakat Jakarta, khususnya Betawi. Setiap ada hajatan, arak-arakan Ondel-ondel tak
pernah ketinggalan memeriahkan pesta tersebut. Baik pesta besar, atau khitanan anak
sekalipun.
Dilihat dari spontanitas dan segala kesederhanaan unsur Tari Ondel-ondel, dapat dipastikan
bahwa Ondel-ondel bukan berasal dari keanggunan dan kemegahan istana. Boneka Ondelondel dibuat dari anyaman bambu dengan tinggi sekitar 2,5 meter dan diameter kurang lebih
80 cm. Dibuat sedemikian rupa agar orang yang memikul boneka tersebut leluasa.
Rambutnya terbuat dari ijuk dan kertas warna-warni. Ondel-ondel selalu diarak sepasang.
Ondel-ondel lelaki wajahnya berwarna merah, sedangkan wajah ondel-ondel perempuan
berwarna putih atau kuning.
Konon, bentuk Ondel-ondel adalah personifikasi dari leluhur masyarakat Betawi yang
senantiasa menjaga keturunannya dari gangguan roh halus. Tidak heran kalau bentuk Ondelondel jaman dulu berkesan sangat menyeramkan. Berbeda dengan ondel-ondel yang dapat
dilihat saat ini, yang lebih berkesan seperti sepasang ibu-bapak.Meski terjadi pergeseran
fungsi, unsur ritual tak sepenuhnya lepas dari tradisi Ondel-ondel. Pada proses pembuatan
ondel-ondel dilakukan secara tertib, ada waktu khusus untuk membuat Ondel-ondel. Baik
waktu membentuk wajahnya demikian pula ketika menganyam badannya dengan bambu.
Sebelum mulai membuat Ondel-ondel, biasanya disediakan sesajen yang berisi bubur merah
putih, rujak-rujakan tujuh rupa, bunga-bungaan tujuh macam, asap kemenyan, dan
sebagainya. Demikian pula ondel-ondel yang sudah jadi, biasa pula disediakan sesajen dan
dibakari kemenyan, disertai mantera-mantera ditujukan kepada roh halus yang dianggap
menunggui ondel-ondel tersebut.
Sebelum dikeluarkan dari tempat penyimpanan, bila akan berangkat main, senantias diadakan
ritual. Pembakaran kemenyan dilakukan oleh pimpinan rombongan, atau salah seorang yang
dituakan. Menurut istilah setempat upacara demikian disebut ngukup. Sebenarnya tidak ada
musik yang khusus untuk mengiringi arakan Ondel-ondel. Terkadang Tanjidor, Kendang
Pencak, Bende, atau Rebana Ketimpring.
1. Norma Agama
Norma agama ialah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan YME yang disampaikan melalui
utusan Nya yang berisi perintah dan larangan. Sanksi jika melanggar norma agama ialah siksa
akhirat setelah meninggal dunia.
2. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya
pemerintah, sehingga sifatnya tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat
berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Sanksi dari melanggar
norma ini antara lain denda sampai hukuman penjara dan hukuman mati.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan ialah aturan di dalam masyarakat yang bersumber dari kebiasaan serta
kepatuhan di dalam masyarakat itu sendiri.
4. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan ialah peraturan atau kaidah pedoman hidup yang bersumber dari hati
nurani manusia.