Anda di halaman 1dari 21

Teknik Menulis Skenario

Ditulis tanggal : 11 - 09 - 2011 | 01:44:51

Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu


bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenario. Skenario
termasuk unsur yang dibutuhkan paling awal sebagai rancangan membuat film.
Ketika sebuah skenario telah selesai, maka sebenarnya film telah selesai dibuat pula dalam
bentuk tertulis.
Lantas bagaimana cara menulis skenario? Berikut ini akan dipaparkan teknik menulis skenario
yang diambil dari beberapa sumber di internet.

IDE CERITA
Oke, mungkin yang pertama ingin diketahui oleh orang yang ingin membuat skenario untuk film
adalah langkah pertama. Apa sih yang paling pertama dilakukan dalam membuat skenario?
Yap, the first step is IDE CERITA.
Ide cerita yang ada di kepala sebaiknya langsung dituangkan kedalam tulisan. Cukup ke dalam
satu kalimat. Contohnya: tentang seorang pemuda yang jatuh cinta kepada wanita yang tak
pernah bisa ia ajak bicara, atau tentang seorang jagoan yang diutus kebumi untuk menumpas
kejahatan. Dalam bahasa Inggris, biasanya wujudnya seperti ini: the story tells us about a maid
that goes to a dance party in a castle, atau, about a father that always lie to his son.

Apapun bentuknya, biasanya subyek yang ditulis di awal kalimat selalu manusia. Mungkin ada
beberapa yang mau membuat subyeknya non-manusia, seperti binatang, matahari, air, waktu,
atau apapun. Namun biasanya akan menemui kesulitan dalam pengembangannya karena subyeksubyek non-manusia kadang tidak bisa melakukan aksi dan jarang sekali memiliki problem yang
menarik. Seandainya tetap ingin membuat subyek non-manusia, biasanya subyek tersebut tetap
dimanusiakan, atau dipersonifikasikan, dan tetap memiliki karakter-karakter manusia.
Contoh ide cerita: sepesang kekasih yang telah menikah saat kelas dua SMA dan memiliki
seorang anak.

CERITA DASAR
Ide cerita yang cuma satu kalimat harus dikembangkan kedalam cerita dasar (basic story), yang
isinya tidak lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times new roman
ukuran 12. Biasanya cerita dasar berkisar setengah halaman saja. Isi dari cerita dasar itu ada
keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, problemproblem utama, serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang
dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada orang
yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario.

KARAKTER
Dalam skenario yang akan kita buat, akan muncul tokoh-tokoh. Kita harus membuat dan
mengenalinya lebih dalam. Gunanya banyak. Kita akan tahu bagaimana tokoh tersebut berdialog,
berpikir dan bertindak. Kita akan tahu bagaimana si tokoh akan memecahkan masalah. Juga
bagaimana
koflik
antara
satu
tokoh
dengan
tokoh
lain.
Pada tahap pencarian pemain (casting), penjelasan karakter juga sangat membantu untuk
menemukan pemain yang cocok untuk memerankan tokoh yang dibuat. Selanjutnya, bagi pemain
itu sendiri akan lebih mudah untuk memahami karakter tokoh yang harus dimainkannya.

Untuk mengembangkan karakter tokoh, kita bisa melakukannya dengan memberikan data
mengenai : nama lengkap dan panggilan, agama, umur, hubungan keluarga dan pertemanan,
kegemaran (ilmu pengetahuan, film, musik, olahraga, bacaan, makanan), ciri-ciri fisik,
intelejensia, gaya busana, cara berbicara, sifat, tempat tinggal, dan lain-lain.
Contoh perincian karakter: Sinta, cewek SMA usia 18 tahun, tidak terlalu pintar. Tatap matanya
genit, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping.
Seorang cewek glamour yang selalu tampil seksi. Hobi jalan-jalan dan shopping. Tinggal di
sebuah komplek perumahan elit. Orang tua sangat sibuk, jarang di rumah.

LOKASI
Untuk membuat adegan, kita harus menentukan set dan lokasi (tempat adegan berlangsung)

terlebih dahulu. Ini akan memudahkan kita untuk menentukan adegan. Sedang apa, posisinya
dimana, dari mana, menuju kemana, melihat apa atau memandang ke arah mana.
Tempat kejadian berlangsung itu bisa berupa set yang dibangun di studio, misalnya ruang-ruang
dalam rumah seperti teras, ruang tamu, ruang tengah, kamar, dapur atau kita menggunakan
bagian dari bangunan rumah yang sebenarnya. Yang dimaksud set tidak selalu harus rumah, tapi
juga jalan atau tempat lain.

Penjelasan set ini, selain berguna bagi kita ketika membuat skenario, juga berguna sebagai
petunjuk bagi set builder untuk membangun set di studio atau bagi unit produksi untuk
mencarikan bagunan yang akan dijadikan sebagai set yang sesuai dengan tuntutan skenario.

PLOT
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario
sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga)
babak yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau
penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu
penulis dalam penulisan skenario.

Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :

Babak I : Pada liburan kenaikan kelas dua, Sinta mengadakan party di rumahnya. Pesta usai dan
teman-teman pulang. Karena dalam keadaan mabuk, Sinta menerima ajakan Andre, teman
sekelasnya yang masih disitu, untuk bersetubuh. Sinta hamil. Untunglah Andre mau bertanggung
jawab. Kelas dua SMA mereka resmi jadi suami istri dan beranak satu.

Babak II : Mereka masih labil. Menyelesaikan masalah dengan emosi. Sinta menuduh Andre
selingkuh dengan Ratna, teman satu tim Andre di eskul basket. Andre tak terima, dia juga
menuduh Sinta main belakang dengan Renald, kakak kelas mereka. Pertengkaran mewarnai harihari.

Babak III : Suatu hari ketika mereka bertengkar hebat, anak mereka yang masih belum genap
setahun menagis keras. Minta susu. Sementara susu habis. Uang mereka juga tipis. Pada
akhirnya mereka berjuang bersama untuk membelikan susu anaknya. Di tengah perjuangan
membelikan susu, mereka sadar bahwa bertengkar terus tak ada guna. Ada anak mereka yang
harus dipikirkan. Happy ending.

OUTLINE
Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa
outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :
1.
Di
Rumah
Sinta
:
1.1. Sinta berjoged bersama teman-temannnya, mengikuti dentuman house music,
1.2.
Sinta
dan
Andre
saling
curi-curi
pandang,
1.3.
Karena
kebanyakan
minum
Sinta
mabuk,
party
hampir
usai,
1.4.
Teman-teman
sinta
pulang,
Andre
terlihat
enggan
pulang,
1.5. Andre menyusul Sinta yang menuju kamar tidur, dst

SCENE
Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri
dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari interior
digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan
dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk
scene heading adalah sebagai berikut :
1. INT. RUMAH SINTA MALAM

ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang
merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis
sebagai
berikut
:
INT.
RUMAH
SINTA

MALAM
Sinta berjoged bersama teman-temannya mengikuti dentuman house music.

DIALOG
&
PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan
parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam
mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya.
Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari
karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa
menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan
parenthetical adalah sebagai berikut :
1.
INT.
RUMAH
SINTA
MALAM
Sinta dengan tank top dan rok mininya begitu enerjik berjoged bersama teman-temannya. Kedua
tangannya diangkat ke atas dan berputar-putar mengikuti dentuman musik. Sementara kepalanya
mengangguk-angguk.
SINTA
(V.O)
Hidup ini harus dirayakan. Harus berpesta. Aku tak pernah tahu, kenapa orang-orang masih
punya alasan untuk bersedih. Bukankah hidup ini sudah susah? Kenapa pula hati selalu diliputi
sedih, takut, bimbang, kecewa, ah bullshit! Bersenang-senang lah, berpesta lah!

ATURAN
Dalam
menulis
skenario
terdapat
beberapa
aturan
1.
Font
Courier
2.
Ukuran/size
3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua

baku,

di

BAKU
antaranya:
New
12.

Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah
diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama
dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.
Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di
skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya.

ISTILAH
PENTING
BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya,
untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.
CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk
menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan
mata.
Tokoh
biasanya
muncul
gambar
wajah
saja.
COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini,
dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat
sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke
tempat
semula.
CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di
tempat
yang
berbeda
atau
kelanjutan
adegan
di
hari
yang
sama.
DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum
berpindah
ke
adegan
berikutnya.
ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat
ESTABLISH
saja.
EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.
FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan
gambar
tayangan
sekarang.
FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang
melamun.
FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan
dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu
kelanjutannya.
INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam
satu
kesatuan
cerita.
INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat
secara
keseluruhan.
LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang
terlihat
secara
keseluruhan.

MAIN
TITLE:
Judul
cerita
pada
sinetron
atau
film.
MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga
menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan
tokoh
yang
mendengarnya.
PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang
memegang
peranan
penting
untuk
tokoh
yang
bersangkutan.

SCENE:
Berarti
adegan
atau
bagian
terkecil
dari
sebuah
cerita.

SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang
dramatis.
SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi
musik.
Misalnya,
suara
telepon
berdering,
bel
sekolah,
dll.
SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar
terus
mengikuti
cerita.
VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon
namun bibir tidak bergerak.

Demikianlah penjelasan sekilas tentang skenario. Seiring waktu, tak menutup kemungkinan
terjadi perubahan-perubahan format penulisan skenario. Akan tetapi, untuk saat ini format
penulisan skenario kurang lebih sama seperti penjabaran di atas. Semoga bermanfaat.

Rahmat HM
Materi untuk pelatihan menulis skenario
FLP Ciputat

Belajar Menulis Skenario (Bagian 2)


Int-Ext-Lokasi/Set-Waktu
Setelah kita pahami Scene,langkah berikutnya memahami Int-Ext-Lokasi/Set-Waktu.Secara
sederhana pengertiannya adalah
INTERIOR

: Ruang dalam

EXTERIOR : Ruang luar


LOKASI

: Tempat kejadian

SET

: Tempat/Ruang kejadian

WAKTU

: Waktu kejadian,Night atau Day,bisa juga ditulis,Pagi/Siang/Sore/Malam.

Urutan penulisannya : Scene,nomor scene,Int/Ext,Lokasi/Set/Waktu. Saya beri contoh cerita


sederhana berikut ini.
Nampak Pak Budi di halaman rumahnya sedang menata taman di pagi hari yang cerah.Ibu Budi
di dapur membuat kopi,lalu menghampiri Pak Budi di halaman,memberikan kopi kepada Pak
Budi. Ani,puteri Pak Budi di kamarnya bangun tidur,lalu membuka jendela kamar,tersenyum
melihat kemesraan ayah dan ibunya.
Cerita sederhana itu bisa kita buat Treatmen (Scene plot) sederhana seperti ini:
Scene 01.Ext.Halaman Rumah Pak Budi.Pagi,
Pak Budi sedang menata taman
Scene 02. Int. Dapur Rumah Pak Budi.Pagi.
Ibu Budi sedang membuat kopi.
Scene 03.Int. Kamar Ani RumahPak Budi.Pagi.
Ani bangun tidur,melihat jam meja.
Scene 04.Ext. Halaman Rumah Pak Budi.Pagi.
Ibu Budi memberikan kopi kepada Pak Budi.Pak Budi mengecup kening Bu Budi sebelum
meminum kopi itu.

Scene 05. Int.Kamar Ani Rumah Pak Budi.Pagi.


Ani memperhatikan kemesraan ayah ibunya dari jendela kamarnya.Ani tersenyum haru.
Perhatikan,Scene 04 dan 05 disebut times lapes atau pengertian sederhananya,waktu yang
dilewati yang tidak ditampilkan.Soal ini nanti akan kita bahas khusus.Saya bahas sedikit saja
pengertian ini.Waktu yang dilewati /tidak ditamplkan dari keseluruhan adegan ini adalah ketika
Ibu Budi membawa kopi dari dapur ke halaman rumah,diganti (istilah lapangan,diganjal) dengan
scene 03,Ani bangun tidur. Begitu juga adegan Ani turun dari tempat tidur sampai membuka
jendela,tidak diceritakan/ditampilkan,karena waktunya mungkin bersamaan dengan Ibu Budi
berjalan menuju halaman, Sc.04.
Penulisan Lokasi /Set bisa saja didahulukan set utamanya,misalnya, RUMAH PAK
BUDI,KAMAR ANI. Penamaan set,RUMAH PAK BUDI, didedikasikan buat kepala
keluarga,yaitu Pak Budi.Apapaun nama ruangan luar dan dalam rumah Pak Budi,harus ditulis
RUMAH PAK BUDI. Misalnya,jika adegan di ruang tamu,maka ditulis RUMAH PAK
BUDI,RUANG TAMU. Atau RUANG TAMU RUMAH PAK BUDI dan seterusnya.
Penulisan waktu bisa ditulis Pagi,Siang,Sore,Malam,Subuh. Atau cukup Day untuk
pagi,siang,sore. Night untuk malam.
Kembali perhatikan film favoritmu,tulislah scene plot adegan yang kamu sukai dalam film
itu.Atau bisa juga kamu buat kejadian singkat seperti di atas,lalu kamu buatkan scene plot-nya.
Selamat mencoba.Jika ada pertanyaan,jangan melebar ke soal lain,hanya pertanyaan soal bagian
1, dan bagian 2.
Maret 2012
Setelah saya posting ke beberapa group,ada pertanyaan untuk pendalaman bagian ke-2 ini.Saya
copas pertanyaan dan jawaban saya di group BELAJAR MENULIS KREATIF.
Feriyanto Arief yuup paham. kalau pertanyaannya adalah apakah tatanan ruang dan wardrobe
pemeran juga ditulis, menyimpang enggak pak Balya Nur ?
maaf kalau menyimpang jangan dijawab dulu, lanjut bab berikuthaha
Balya Nur Nggak.Ada scenario yang menambahkan nama pemain yang ada dalam scene,tapi
banyak juga yang tidak.Kalau wardrobe,ada di keterangan(narasi) sebelum dialog,itu juka
wardrobe khusus,misalnya,pakaiannya nampak kebesaran. Atau,pakaiannya nampak lucu ,dan
sebagainya. Kalau pakaian untuk ke kantor, ke sekolah,atau ke pesta,nggak penting ditulis,cukup
ditulis,akan berangkat ke sekolah, atau pulang dari kantor, atau akan pergi ke pesta,biarlah
departemen art, sub tata busana yang menafsirkan.Tata ruang, sama saja ditulis di keterangan,jika
ruangan itu memang khusus,jika tidak ada yang khusus tidak perlu.Dalam diskripsi karakter
tokoh, jika disebutkan tokoh orang kaya, otomatis ruang tamunya mewah.Soal propertiu lain
yang berhuungan,juga ditulis di keterangan,misal contoh diatas, kopi,dan alat membersihkan
taman.Hal ini akan kita perdalam dalam bagian berikutnya.

Pentingkah Informasi Gaya Kamera dalam Skenario?


Beberapa hari lalu, saya mendapat pertanyaan:
Saya mau nanya, penting ga sih nulis camera angle segala macem misalnya;
"PRANG! Kaca pecah, camera menyorot wajah pemain yang terkejut. Zoom In."
Ini pertanyaan menarik karena sebagai penulis skenario seringkali kita kehabisan kata-kata untuk
menggambarkan imajinasi kita secara tertulis. Alhasil, kita menggunakan bahasa-bahasa teknis di dalam
skenario kita. Berikut akan saya paparkan apa yang telah saya pelajari dari ilmu dan dari pengalaman.
Waktu kuliah dulu, saya diberitahu oleh dosen saya untuk tidak pernah menggunakan kata "kamera" dan
istilah-istilah pergerakan kamera lainnya di dalam skenario. Menurutnya ini adalah intervensi penulis
skenario terhadap kreativitas sutradara dalam berimajinasi dan menciptakan shot. Ada pula dosen yang
menyarankan untuk mengganti kata "kamera' dengan kata "pandangan". Namun seiring berjalannya
waktu, saya memiliki pendapat lain:
Hanya jika pergerakan atau posisi kamera tersebut demikian PENTING untuk dimasukkan ke dalam
skenario dan dimengerti oleh sutradara anda bisa memasukkannya. Jika tidak terlalu penting, anda tidak
perlu memasukkannya.
Misalnya, saya bermaksud membuat scene long take (satu shot panjang tanpa putus) seorang pejalan kaki
di jalan raya. Karena menurut saya elemen long take ini adalah krusial, pada awal skenario saya sudah
menuliskan kamera mengikuti pemain ke mana pun ia pergi (dan ditulis dalam huruf kapital). Dengan
menuliskan ini, saya memiliki tanggung jawab untuk memberikan alasan kepada sutradara mengapa
elemen long take tersebut krusial. Misalnya alasan saya adalah, "judul filmnya aja Long Take, kalo
diambilnya nggak long take ya percuma dong Pak Sut!" Ini misalnya lho.
Mari kita bahas contoh awal:
"PRANG! Kaca pecah, camera menyorot wajah pemain yang terkejut. Zoom In."
Ada banyak cara untuk merealisasikan "wajah pemain yang terkejut", dan kamera menyorot plus zoom in
termasuk salah satu cara yang sangat biasa dan bisa dianggap klise oleh sutradara yang biasa berimajinasi.
Mungkin saja seorang sutradara ingin membuat dua shot, di mana yang satu adalah Medium Shot pemain,
cut to Close Up wajah pemain. Atau ia ingin mengambil detil pergerakan tangan atau kaki atau rambut
dari pemain. Bisa saja sutradara lebih memilih track in ketimbang zoom in. Belum lagi jika ia
memutuskan untuk menggunakan handheld. Jadi ada banyak gaya dan imajinasi yang mungkin tak
terpikirkan oleh anda.
Intinya, jangan batasi kreativitas sutradara untuk memilah shot dengan mematok posisi dan pergerakan
kamera. Pilih sutradara yang kompeten, berikan ia ruang, dan percayakan scene-scene anda padanya. Jika
anda sebagai penulis skenario juga bertindak sebagai sutradara, menurut saya anda bebas memasukkan
style kamera yang anda inginkan, walaupun sebenarnya informasi type of shot, angle, lensa, dan camera

movement, sudah memiliki tempat tersendiri di dalam director's shot.


Jika sudah sering bekerja sama, seorang produser juga dapat memperkirakan apa saja alat yang akan
digunakan oleh sutradara dalam sebuah scene tanpa penulis skenario harus menulis informasi kamera.
Semoga bermanfaat.

Belajar Menulis Skenario (bagian 1 )


OPINI | 12 September 2012 | 16:04 Dibaca: 655

Komentar: 9

3 bermanfaat

Segmen dan Scene


Menulis scenario film atau sinetron sekarang lebih dipermudah /lebih ringkas dibandingkan
dengan masa lalu.Terutama sinetron,apalagi sinetron striping.Sebelum belajar masalah tehnis
penulisan,modal utama calon penulis scenario,paling tidak pernah bekerja di lapangan
film/sinetron.Lalu bagaimana bagi yang tidak pernah terjun ke dunia film atau sinteron ? Ada
alternatif lain.Minimal harus gemar menonton film /sinetron.Bagi Anda yang sudah gemar
menonton film/sinetron,dan berminat atau mau mencoba menulis scenario,inilah tips
sederhana.Mulai sekarang perhatikanlah adegan film/sinetron kegemaran Anda.
Segmen/segmentasi selanjutnya saya sebut SEGMEN.Pengertian sederhananya adalah ,adegan
di satu set yang berurutan kejadaiannya pada satu waktu. Misalnya,tokoh masuk ke halaman
rumah, lalu masuk ke dalam rumah,lalu masuk kamar menaruh sesuatu,lalu keluar kamar,dan
duduk di ruang tamu.
SCENE adalah bagian dari segmen.Kita urai dari contoh segmen diatas maka menjadi: Scene 1
Teras,scene 2 Ruang tengah, scene 3 Kamar, secene 4 Ruang tamu.
Untuk penulisan scenario sinetron sekarang ini, segmen tidak dipergunakan lagi,langsung
penulisan Scene.Tidak ada salahnya kita belajar menulis segmen dan scene. Ada kelebihan dan
kekurangannya.Menulis Segmen,memanjakan crew,terutama departemen penyutradaraan,dan
departemen Art. Kekurangannya,kedua departemen itu jadi malas menganalisa scenario,karena
scenario sudah mem-breakdown sebagian scenario. Bagi penulis scenario pemula sebaiknya
menulis dengan Segmen dan scene,karena secara fisik akan menambah nilai lebih di mata
produser,atau tim kreatif
TUGAS: Perhatikan film/sinetron kegemaran anda,cobalah anda bagi per segmen dan per
scene,jika perlu Anda mencatatatnya.Sekali lagi,latihan ini hanya bagi Anda yang belum pernah
terjun ke dunia film/sinetron.
INGAT: Kita belum membicarakan tehnis penulisan scenario,ini baru dasarnya saja. Selamat
mencoba.

Jika ada pertanyaan,fokuskan pada segmen dan scene saja dulu,jangan melebar .Bagi Anda
penulis scenario mari berbagi ilmu di kolom komentar.
Setelah tulisan ini diposting di bebera group,ada beberapa pertanyaan yang bagus unutk
pendalaman materi ini.Berikut ini saya copas pertanyaan dan jawaban saya di group
PERSAHABATAN MENULIS.
Liong Newton :Makasih jadi tahu ^_^ kita masih fokus sama satu tokoh atau bisa lebih dari
scene yang ada?
Balya Nur : Sama saja,jika dua tokoh atau lebih,dengan aktifitas seperti contoh di atas.Misalnya
3 tokoh masuk teras,lalu ke ruang tengah,ruang tamu,sama saja.
Liong Newton : Misal. Tokoh pertama membuka pintu kamar, sedangkan tokoh ke2 hanya bisa
melihat tokoh pertama membuka pintu dari ruang tengah. Dan tokoh ke3 mengikuti tokoh utama
di belakangnya.
Balya Nur : Pertanyaan bagus.Itu bisa ditulis scene ruang tengah dengan 2 tokoh.Lalu scene
kamar buat tokoh satu, dan scene ruang tengah buat tokoh 2. Urutannya bisa seperti ini. SCENE
01 Ruang Tengah,tokoh 1 dan 2. Tokoh satu membuka pintu kamar. SCENE 02 ruang
Kamar,tokoh 1. SECENE 03 Ruangtengah,tokoh 2 memperhatikan ruang tengah,atau aktifitas
lain.
Liong Newton : Ow begitu penulisannya ^_^
Balya Nur : Terima kasih responnya.Format FB memang agak tidak nyaman untuk contoh
scenario.Sebaiknya dicopas ke word. Oke,menyambung pertanyaan Liong Newton,saya
tambahkan/perjelas.SEGMEN sudah jarang ditulis oleh penulis scenario,langsung scene. Ada
kelebihan dan kekurangannya.Menulis Segmen,memanjakan crew,terutama departemen
penyutradaraan,dan departemen Art. Kekurangannya,kedua departemen itu jadi malas
menganalisa scenario,karena scenario sudah mem-breakdown sebagian scenario. Bagi penulis
scenario pemula sebaiknya menulis dengan Segmen dan scene,karena secara fisik akan
menambah nilai lebih di mata produser,atau tim kreatif.Adegan contoh pertanyaan Liong Newton
tadi bisa juga ditulis seperti ini.
SEGMEN 1
Scene 01. 2 tokoh di ruang tengah.Tokoh 1 membuka pintu kamar
Scene 02. Tokoh 1 masuk kamar,membuka sepatu.
Scene 03. Tokoh 2 di ruang tengah,memperhatikan ruang tengah
Scene 04. Tokoh 1 keluar dari kamar (bisa saja dengan pakaian berbeda) menghampiri tokoh 2
di ruang tengah.

CATATAN : Kita belum membahas soal Ext-Int-Night-Day dan lainnya. Sambil nonton film
kegemaranmu,tulislah beberapa adegan dengan pembagian segmen dan scene.Kalau kesulitan
menentukan segmen,scene saja juga nggak apa-apa.Nah, jika nanti sudah terbiasa mencatat,kamu
tidak akan kesulitan untuk mempelajari item berikutnya. Selamat mencoba
Yuslisul Pransiskasari: kok belum ada percakapannya pak Balya Nur? jadi tambah bingung
memulainya dengan bagaimana?
Balya Nur : Yuslisul Pransiskasari,belum sampai kesana.Plot scenario ditandai oleh segmen dan
scene. Kita masih latihan mengenali penempatan scene.Sambil menonton film kesukaan kita,kita
coba menerka pembagian scene.Untuk dialog masih ada beberapa item lagi yang harus kita
lalui,misalnya,Ext-Int-Night-Day-Lokasi.
Yuslisul Pransiskasari : waw, lebih rinci lagi ya,,, kalo dalam satu segmen itu isinya apa saja
pak Balya Nur?
Balya Nur : isinya satu scene sampai beberapa scene.Misalnya,satu segmen seperti contoh
diatas ada beberap scene,yang bisa saja kita lanjutkan misalnya,kedua tokoh berjalan ke ruang
tamu atau teras,kita ber nimor scene berikutnya.Tapi masih satu segmen. Oke,supaya lebih
mudahnya,segemen bisa saja kita lupakan dulu.nanti kalau sudah mempelajari soal set dan
lokasi,baru kita bisa pahami sepenuhnya.Bisa kita mulai dari scene saja tanpa segmen,nggak apaapa kok. Intinya, satu ruang,satu scene. Kita bisa saja mempelajari penulisan scenario lengkap
dari blog penulisan scenario minta bantuan mbah google,tapi contohnya scenario
lengkap.Kelemahannya bagi pemula mempelajari scenario lengkap,fungsi pembagian
scene,ruang,waktu menjadi tidak fungsional.Rata rata kelemahan penulis scenario tingkat
menengah pun pada soal itu
Yuslisul Pransiskasari : umm,,, apa itu artinya kita memperkirakan tempatnya dalam satu
adegan cerita?
Balya Nur : Yuslisul Pransiskasari, maksudnyamenerka,kalau kita belum tahu atau masih
bingung menentukan pembagiannya,kita tebak saja.Dengan latihan rutin,nanti kita bisa
menentukan.Sevbaiknya kamu nonton film kesukaanmu, kamubagi beberap scene dari contoh
diatas,jika ada kesulitan,bisa kamu tanyakan.
Yuslisul Pransiskasari : ok deh pak, masalah menonton msih kalah sama kegiatan menikmati
daripana menganalisis ,, hhe
Liong Newton : Skenario film hampir sama dengan sken. Teater juga?
Balya Nur : Liong Newton sangat jauh berbeda. Naskah Drama konsvensional ditandai
dengan Babak.Naskah drama moderen,bisa sesukanya penulis.
Liong Newton : Babak maksudnya? Dulu waktu SMA, saya pernah buat semacam apa ya
teater/komedi karena dulu masih belum tahu penulisan, saya hanya mengarahkan gaya dan plot
yg dibawakan.

Balya Nur : Setiap lokasi ditandai dengan Babak.Misalnya,babak I di taman,kemudian ditulis


adegannnya. Babak II di depan rumah,lalu ditulis adegannya,dan seterusnya. Kalau untu TV Play
atau daram televisi produk inhouse TV bersangktan,seperti dulu ada darama TVRI
LOSMEN,ya penulisannya hampir sama dengan naskah drama.
Liong Newton : Ya mungkin dulu saya pernah melakukannya tanpa sadar bahwa itu namanya
babak hehe ^_^ makasih

BELAJAR MENULIS SKENARIO

PENGERTIAN SKENARIO
Pengertian mengenai Screenplay atau Skenario menurut Syd Field dalam bukunya The
Foundations of Screenwriting adalah :
A screenplay is a story told with pictures, in dialogue and description, and placed within the
context of dramatic structure. A screenplay is a noun it is about a person, or persons, in a
place or places, doing his or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The
person is the character, and and doing his or her thing is the action. (1994:8).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario itu adalah sebuah naskah
cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun
dalam konteks struktur dramatik. Seorang penulis skenario dituntut untuk mampu

menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual
yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi. Adapun fungsi dari skenario
adalah untuk digunakan sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film.

TEKNIK PENULISAN SKENARIO :

1. Inti Cerita

Tahap awal dalam penulisan skenario adalah menetukan inti cerita yang akan dikembangkan
menjadi sebuah skenario. Dalam inti cerita ini kita sudah mempunyai gambaran singkat
tentang plot, karakter utama, maupun setting dari cerita. Inti cerita ini bisa berasal dari
ide/inspirasi yang kita temukan baik dalam imajinasi atau fenomena keseharian kita. Banyak
juga penulis skenario yang mengadaptasi novel, cerpen, atau puisi untuk dikembangkan
menjadi skenario.
Inti cerita dari film Romeo and Juliet, misalnya, adalah percintaan antara dua orang anak
manusia yang berasal dari latar belakang keluarga yang berlawanan yang pada akhirnya
melahirkan tragedi.
1. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan cerita yang akan dikembangkan menjadi skenario. Pada umumnya
Sinopsis ditulis semenarik mungkin dengan maksud menggoda pembacanya untuk membaca
skenario dari sinopsis tersebut. Panjang sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman.
Sebagai contoh, kita dapat membaca sinopsis dari film-televisi Gadis Misterius berikut ini :
Kisah roman-tragedi tentang seorang pelukis muda yang terobsesi pada gadis cantik yang
pernah dilihatnya di tepi jurang. Obsesinya itu menjadi kenyataan ketika dia berkenalan
dengan Lilis, resepsionis di sebuah kaf yang mempunyai wajah sangat mirip dengan wanita
impiannya itu. Cerita kemudian berkembang setelah wanita yang dicintainya itu pun tiba-tiba
menghilang dan dia dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di
akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama
kali berkenalan. Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk
melakukan penyelidikan sampai kemudian dia menemukan jawaban yang sesungguhnya.
1. Karakter

Karakter atau tokoh adalah merupakan salah satu unsur terpenting dalam skenario sama
halnya dalam cerpen maupun novel. Akan tetapi dalam skenario, karakter harus lebih
dikembangkan secara lebih rinci. Hal ini juga berhubungan dengan kebutuhan aktor atau
aktris yang akan memerankan karakter tersebut. Perincian karakter dalam skenario biasanya
meliputi nama peran, jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik, sifat/prilakunya, pendidikan,
kebiasaan, hubungan dengan karakter yang lain, dan sebagainya. Contoh perincian karakter
adalah sebagai berikut :
Lilis, wanita berusia 25 tahun. Matanya teduh, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang
sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang wanita cantik yang selalu tampil
sederhana, pekerja keras, dan baik hati. Dia juga tegar dalam menghadapi cobaan hidupnya.
Meski dia selalu menghindar, namun diam-diam dia pun jatuh hati kepada Alam.
1. Plot
Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario
sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3
(tiga)

babak

yaitu set

upatau

awal

konflik, confrontation atau

komplikasi

masalah,

dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu
akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario. Bentuk plot secara sederhana
adalah sebagai berikut :
Babak I : Alam berkenalan dengan Lilis di sebuah kafe tempat Lilis bekerja, kemudian timbul
rasa saling suka diantara mereka. Konflik mulai timbul ketika secara tidak sengaja Lilis
bertemu dengan Pak Willy, Lilis kabur dan menghilang entah kemana. Alam terus mencarinya
dan bingung karena dipaksa untuk menerima kenyataan-kenyataan yang sangat tidak masuk di
akal. Lilis yang telah dipacarinya itu, ternyata telah meninggal jauh sebelum mereka pertama
kali berkenalan.
Babak II : Kenyataan-kenyataan yang aneh tersebut justru mendorongnya untuk melakukan
penyelidikan sampai akhirnya dia menemukan jawaban yang sesungguhnya, Lilis dan Pak Willy
pernah menikah dan mempunyai seorang anak, namun Pak Willy tidak mau bertanggung
jawab. Alam kemudian berhasil menemukan Lilis dan menyatakan keinginannya untuk
menikahi Lilis, namun Lilis menampik. Alam pasrah. Pak Willy kemudian berambisi untuk
memiliki Lilis dan anaknya kembali. Dia berusaha membujuk Lilis.
Babak III : Lilis akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Alam, happy ending.
1. Outline

Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan
bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :
1. Di Kawasan Puncak :
1.1. Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya,
1.2. Alam menghentikan kegiatan melukisnya begitu melihat seorang gadis berdiri di tepi
jurang sambil memandang ke dasar jurang dan bersiap-siap melompat,
1.3.Alam yang melihat kejadian tersebut menjadi panik dan berteriak agar gadis itu tidak
melompat,
1.4.Gadis itu tidak menanggapinya, dia tetap memandangi dasar jurang dengan tatapan
kosong,
1.5.Alam berlari ke arah tepi jurang tempat gadis itu berada,
1.6.Alam tiba di tepi jurang dengan terengah-engah, namun dia tidak menemukan gadis itu
lagi, dan seterusnya.
1. Scene
Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. scene headingumumnya
terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT atau singkatan
dari interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan,
sedangkan EXT atau singkatan dari exteriordigunakan apabila pengambilan gambar
dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :
1. EXT. KAWASAN PUNCAK - PAGI
1. Action
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang
merupakan penjabaran dari Outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat
ditulis sebagai berikut :
1. EXT. KAWASAN PUNCAK - PAGI
Alam melukis pemandangan perkebunan teh yang ada di hadapannya.
1. Dialog dan Parenthetical

Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan.
Sedangkanparenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh
karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa,
dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati
atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O),
sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off
Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut :
8. INT. VILA PUNCAK - PAGI
Alam menghampiri dan melihat sebuah lukisan wanita yang terpampang di dinding ruang
tamu. Dipandanginya lukisan itu lama-lama. Bersamaan dengan adegan tersebut, terdengar
suara Alam.
ALAM
(V.O)
Aku tidak tahu pasti, apakah yang dia kagumi lukisanku atau wanita yang ada di dalam lukisan
ini? Aku merasa tidak perlu tahu. Kalaupun dia mengagumi wanita yang ada di dalam lukisan
ini adalah hal yang wajar karena akupun sangat mengaguminya, bahkan aku pernah
melihatnya walau hanya sekejap.

ISTILAH-ISTILAH TEKNIS PENULISAN SKENARIO


Dalam penulisan skenario terdapat banyak istilah-istilah teknis selain yang telah disebutkan
sebelumnya, berikut ini adalah istilah-istilah teknis lainnya yang umum digunakan, antara lain
adalah :

CAMERA FOLLOW, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan


obyek
CAMERA PAN TO, petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera
kepada obyek yang dituju dari obyek sebelumnya

CLOSE UP, petunjuk pengambilan gambar secara close-up

CUT TO, mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi

CUT TO FLASH BACK, petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash back

FADE IN, petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan

FADE OUT, petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari layar

FLASH BACK CUT TO, petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back

INSERT, sama dengan CAMERA PAN TO

INTERCUT, petunjuk potongan adegan dalam satu adegan/scene

ZOOM IN, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh sampai dekat
atauclose-up

ZOOM OUT, petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh

Contoh Dan Cara MENULIS SKENARIO


Apakah Anda sedang belajar menulis SKENARIO ? Barangkali contoh format dibawah ini bisa
membantu Anda. Format skenario atau penyusunan skenario bisa berbeda-beda, tergantung gaya
dan selera penulisnya. Namun pada umumnya format skenario memuat hal-hal sebagai berikut :
1. JUDUL SCENE
Berisi :
- Nomor Scene (1, 2. 3,4 dst )
- Keterangan luar / dalam ruangan memakai istilah exterior/ interior (EXT/ INT)
- Keterangan tempat kejadian atau ruangan : RUMAH JOKO, RUANG TAMU
- Keterangan waktu : (PAGI / SIANG / MALAM) . Dalam penulisan internasional keterangan
hanya ditulis
DAY/ NIGHT saja.
Format tulisan di Indonesia biasanya memakai font Times New Roman, 12 pt, Capital, Bold,
Underline
Contoh :
1. INT. RUMAH JONO : R. DAPUR. PAGI
2. EXT. HALAMAN RUMAH JONO. SIANG
2. NAMA PEMERAN
Pada format penulisan internasional, nama pemeran tidak lazim dicantumkan. Tapi di Indonesia,
beberapa penulis menganggap penting pencantuman nama pemeran. Tujuannya selain membantu
kru, sutradara dan pemain juga untuk mengetahui dengan cepat siapa saja pemain yang terlibat
dalam suatu scene tertentu.
Format penulisannya di bawah judul scene :Times New Roman, 10 pt, Capital
Contoh :
2. EXT. HALAMAN RUMAH JONO. SIANG

JONO, SUSI, INDAH


3. DESKRIPSI VISUAL
Deskripsi tentang keterangan suasana, tempat kejadian dan peristiwa yang terkandung dalam
scene itu
Contoh :
Pagi yang sangat cerah. Mahari bersinar di langit yang biru. Suara burung bersahut-sahutan di
atas pohon
di halaman rumah JONO. JONO memandang suasana di halamannya dengan bahagia.
JIka ingin menuliskan tokoh lainnya dengan kegiatan yang beda, buatlah garis baru. Boleh
dipakai format ilatic
untuk membedakan dengan huruf lainnya. Semua huruf kecil kecuali nama nama tokoh dalam
deskripsi
4. TOKOH DIALOG
Bagian ini hanya menerangkan NAMA dari tokoh yang sedang berdialog. Beberapa orang
menuliskanmya
tepat di tengah atau agak ke tengah. Times New Roman, 12 pt, Capital. Bold
5. BEAT
Dalam istilah musik berarti irama/tempo. Istilah beat dalam skenario tak jauh beda dengan
musik, hanya titik berat
irama/tempo tersebut ada pada emosi tokoh yang akhirnya tersirat dalam ekspresi. Beat inilah
yang menjadikan
dialog yang diucapkan dan laku yang digerakkan si tokoh jadi memiliki arti dan motivasi.
Contoh, menyesali perbuatannya, menangisi kepergian ibunya, memarahi adiknya ,dsb
Beat biasanya ditulis dalam kurung, huruf kecil, letaknya di bawah posisi tokoh dialog, bahkan
menyelip di antara kalimat dalam dialog. Font Times New Roman, 12 pt
6. DIALOG
Menuliskan kalimat dialog yang nantinya akan diucapkan oleh pemain. Dialog harus mendukung
karakter dan cerita yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalimat dialog :
-Siapa yang berdialog
-Dengan siapa dia berdialog.
- Apa latar belakang tokoh tersebut. Misal pendidikannya, budayanya, usianya, dll
- Di mana berdialognya
- Bagaimana suasana hatinya
- Apa tujuan dialog tersebut . permohonan, ancaman dll
Font : Times New Roman, 12 pt, huruf kecil. Posisi agak ke tengah dibawah nama Tokoh.
7. TRANSISI
Transisi dalam skenario pun berarti peralihan dari satu scene ke scene berikutnya. Biasanya
dipakai istilah
Cut to, Fade Out- fade in, Dissolve to.

Tujuan transisi selain menjadi pengait antara ending scene menuju ke scene berikutnya juga
bermakna sesuatu untuk adegan-adegan tertentu. Misalnya adegan mimpi, memakai Dissolve to.
Contoh Penggalan Format Skenario film sederhana : Meraih kemenangan
1. INT. RUMAH JONO: KAMAR TIDUR JONO. PAGI
JONO, IBU
Hari masih sangat pagi . Jono baru bangun dari tidur. Jam dinding di kamar menunjukkan pukul
4 pagi. Sayup-sayup terdengar adzan subun. Pintu kamar di ketuk , muncul Ibu.
IBU
Pagi Nak, ayo wudhu sana. Kita sholat subuh berjamaah.
JONO
(Menguap, masih ngantuk)
Iya Bu.
CUT TO
2. EXT. HALAMAN RUMAH JONO. PAGI
JONO, IBU
Matahari bersinatr cerah. Menyinari halaman rumah Jono. Jono anak yang rajin itu tampak
menyapu
halaman. Ibu tersenyum melihat putra semata wayangnya itu. Ibu membawa keranjang belanja.
Hendak
pergi berbelanja.
IBU
Ibu pergi dulu Jono. Jaga rumah baik-baikya. Ibu tidak lama kok
JONO
Iya Bu, jangan lupa oleh-olehnya.
IBU
Insya Allah. Hati-hati di rumah ya.
CUT TO
Baca juga ringkasan terkait di Shvoong : Istilah-istilah Dalam Penulisan Skenario

Anda mungkin juga menyukai