Anda di halaman 1dari 3

Partikel maya[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partikel maya


Para fisikawan percaya bahwa ruang kosong mungkin secara berkesinambungan menciptakan
banyak pasang partikel maya seperti positron dengan elektron, yang dengan cepat memusnahkan
satu sama lainnya setelah tercipta.[72] Kombinasi variasi energi yang diperlukan untuk menciptakan
partikel-partikel ini beserta waktu keberadaan partikel ini berada dalam ambang pendeteksian
seperti yang dinyatakan oleh Prinsip ketidakpastian Heisenberg, Et . Energi yang diperlukan
untuk menciptakan partikel maya ini, E, dapat "dipinjam" dari keadaan vakum untuk periode waktu
t, sedemikian perkalian keduanya tidak lebih dari nilai konstanta Planck tereduksi, 6,6 1016

eVs. Sehingga untuk elektron maya, t terlamanya adalah 1,3 1021 s.[73]

Gambaran skematis pasangan elektron-positron maya yang muncul secara acak dekat sebuah elektron (kiri bawah)

Ketika pasangan elektron-positron maya terbentuk, gaya coulomb dari medan listrik sekitar elektron
menyebabkan positron yang tercipta tertarik ke elektron awal manakala elektron yang tercipta
mengalami gaya tolak. Ini menyebabkan polarisasi vakum. Pada dasarnya, keadaan vakum
berperilaku seperti media yang memiliki permitivitas dielektrik lebih besar dari satu. Sehingga
muatan efektif sebuah elektron biasanya lebih kecil daripada nilai aslinya, dan muatan akan
berkurang dengan meningkatnya jarak dari elektron.[74][75] Polarisasi ini dikonfirmasi secara
eksperimental pada tahun 1997 menggunakan pemercepat partikel Jepang. [76] Partikel-partikel maya
menyebabkan efek pemerisaian untuk massa elektron.[77]

Interaksi[sunting | sunting sumber]


Elektron menghasilkan medan listrik yang menarik partikel bermuatan positif seperti proton dan
menolak partikel lain yang bermuatan negatif. Kekuatan gaya tarik/tolak ini ditentukan oleh Hukum
Coulomb.[82] Ketika elektron bergerak, ia menghasilkan medan magnetik.[83] Hukum AmpreMaxwell menghubungkan medan magnetik dengan gerak massa elektron (arus listrik) terhadap
seorang pengamat. Medan elektromagnetik partikel bermuatan yang bergerak diekspresikan
menggunakan potensial LinardWiechert, yang berlaku bahkan untuk partikel yang bergerak
mendekati kecepatan cahaya.

Sebuah partikel bermuatan q (kiri) bergerak dengan kecepatan v melalui medan magnetik B yang diorientasikan
menuju pembaca. Untuk sebuah elektron, q bernilai negatif, sehingga ia mengikuti lintasan yang membelok ke atas.

Ketika sebuah elektron bergerak melalui medan magnetik, gaya Lorentz akan memengaruhi arah
lintasan elektron tegak lurus terhadap bidang medan magnet dan kecepatan elektron. Gaya
sentripetal ini menyebabkan lintasan elektron berbentuk heliks. Percepatan yang dihasilkan dari
gerak melengkung ini menginduksi elektron untuk memancarkan energi dalam bentuk radiasi
sinkrotron.[84][85][cat 6] Emisi energi ini kemudian dapat mementalkan elektron, dikenal sebagai Gaya
Abraham-Lorentz-Dirac, yang menciptakan gesekan yang memperlambat elektron. Gaya ini
disebabkan oleh reaksi balik medan elektron terhadap dirinya sendiri. [86]
Dalam elektrodinamika kuantum, interaksi elektromagnetik antara partikel dimediasi oleh foton.
Elektron terisolasi yang tidak dipercepat tidak dapat memancar ataupun menyerap foton; apabila ia
menyerap atau memancarkan foton, ini berarti pelanggaran hukum kekekalan
energi dan momentum. Walau demikian, foton maya dapat mentransfer momentum antar dua
partikel bermuatan. Adalah pertukaran foton maya ini yang menghasilkan gaya Coulomb. [87] Emisi
energi dapat terjadi ketika elektron yang bergerak dibelokkan oleh sebuah partikel bermuatan
seperti proton. Percepatan elektron menghasilkan pancaran radiasi Bremsstrahlung.[88]
Elektron dapat terikat pada inti atom melalui gaya tarik menarik Coulomb. Suatu sistem berelektron
banyak yang terikat pada inti atom disebut sebagai atom. Jika jumlah elektron berbeda dari muatan
listrik inti, atom tersebut dinamakan sebagai ion. Perilaku elektron terikat yang seperti gelombang
dideskripsikan menggunakan fungsi matematika yang disebut orbital atom. Tiap-tiap orbital atom
memiliki satu set bilangan kuantumnya sendiri, yaitu energi, momentum sudut, dan proyeksi
momentum sudut. Menurut asas pengecualian Pauli, tiap orbital hanya dapat diduduki oleh dua
elektron, yang harus berbeda dalam bilangan kuantum spinnya.
Elektron dapat berpindah dari satu orbital ke orbital lainnya melalui emisi ataupun absorpsi foton
yang energinya sesuai dengan perbedaan potensial antar orbital.[95] Metode perpindahan orbital
lainnya meliputi pertumbukan dengan partikel elektron lain dan efek Auger.[96] Agar dapat
melepaskan diri dari atom, energi elektron haruslah ditingkatkan melebihi energi pengikatannya. Ini

terjadi pada efek fotolistrik, di mana foton yang berenergi lebih tinggi dari energi ionisasi atom
diserap oleh elektron.[97]
Momentum sudut orbital elektron terkuantisasi. Oleh karena elektron bermuatan, ia menghasilkan
momen magnetik orbital yang proposional terhadap momentum sudut. Keseluruhan momen
magnetik sebuah atom adalah setera dengan jumlah vektor momen magnetik orbital dan momen
magnetik spin keseluruhan elektron dan inti atom. Namun, momen magnetik inti sangatlah kecil dan
dapat diabaikan jika dibandingkan dengan elektron. Momen magnetik dari dua elektron yang
menduduki orbital yang sama (disebut elektron berpasangan) akan saling meniadakan. [98]

Anda mungkin juga menyukai