Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman kasus

Pasien laki-laki usia 24 tahun datang ke poli Kulit & Kelamin dengan keluhan
kencing perih dan bernanah kuning kehijauan sejak sekitar 1 bulan yang lalu, tepatnya
setelah berhubungan diawal pernikahannya. Kencing tidak disertai darah dan frekuensinya
biasa/tidak meningkat. Pasien sudah pernah berobat sebelumnya dan sembuh, namun 1
minggu terakhir ini kambuh dengan diawali demam 2 hari. Penyakit serupa dikeluarga,
termasuk istrinya, tidak memiliki penyakit/keluhan serupa. Pasien memiliki kebiasaan
merokok paling banyak 1 bungkus/hari. Hasil laboratorium urin rutin menunjukkan asam,
keruh, berat jenis >1.025 mg/dL, urobilinogen 1.0 mg/dL (+), keton 5 mg/dL (+), blood
250/mikro (+), leukosit 500/mikro (+), dan protein-albumin 30 mg/dL (+). Hasil
mikroskopis didapatkan leukosit 25-30/LPB, eritrosit 30-35/LPB, bakteri dan benang mukus
positif. Pemeriksaan mikrobiologinya dengan pewarnaan gram ditemukan bahan sekret
uretra mengandung diplococcus gram negatif intrasel dan ekstrasel, dengan jumlah leukosit
>50/LPB. Pengobatan yang diberikan adalah cefixime 200 mg 2x1 tab, doksisiklin 100 mg
2x1 tab, dan nonflamin 2x1 tab.
Perasaan terhadap pengalaman
Bagaimana pemilihan antibiotik pada gonorea?
Evaluasi
Gonore (GO) didefinisikan sebagai infeksi bakteri yang disebabkan oleh kuman Neisseria
gonorrhoea, suatu diplokokus gram negatif. Infeksi umumnya terjadi pada aktivitas seksual
secara genito-genital, namun dapat juga kontak seksual secara oro-genital dan ano-genital. Pada
laki-laki umumnya menyebabkan uretritis akut, sementara pada perempuan menyebabkan
servisitis yang mungkin saja asimtomatik.
Gambaran klinisnya pada laki-laki yaitu sekali kontak dengan wanita yang terinfeksi,
25% akan terkena uretritis gonore dan 85% berupa uretritis yang akut. Setelah masa tunas yang
berlangsung antara 2-10 hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu kencing yang

kemudian diikuti keluarnya nanah kental berwarna kuning kehijauan. Pada keadaan ini umumnya
penderita tetap merasa sehat, hanya kadang-kadang dapat diikuti gejala konstitusi ringan.
Sebanyak 10% pada laki-laki dapat memberikan gejala yang sangat ringan atau tanpa gejala
klinis sama sekali pada saat diagnosis, tetapi hal ini sebenarnya merupakan stadium
presimtomatik dari gonore. Bila keadaan ini tidak segera diobati, maka dalam beberapa hari
sampai beberapa minggu maka sering menimbulkan komplikasi lokal berupa epididymitis,
seminal vesiculitis dan prostatitis, yang didahului oleh gejala klinis yang lebih berat yaitu sakit
waktu kencing, frekuensi kencing meningkat, dan keluarnya tetes darah pada akhir kencing.
Pemeriksaan penunjang yang memegang peranan penting dan sering dilakukan adalah
pemeriksaan sediaan langsung dengan membuat hapusan sekret uretra atau serviks, dan biakan
kuman. Dari pemeriksaan sediaan langsung yang dicat dengan gram, akan tampak kuman
diplokokus yang gram negatif, berbentuk seperti ginjal pada intraselular atau ekstraselular.
Sedangkan biakan kuman dengan menggunakan media Thayer-Martin memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi.
Komplikasi GO terbagi menjadi dua yaitu komplikasi lokal dan sistemik. Komplikasi
lokal pada pria dapat berupa tysonitis, parauretritis, litritis, dan cowperitis. Selain itu infeksi juga
dapat menjalar ke atas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis,
epididimitis, yang dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior dapat
mengenai trigonum vesika urinaria menimbulkan trigonitis dengan gejala poliuria, disuria
terminal dan terminal hematuria.
Infeksi yang berlangsung lama dan tetap tidak diobati akan dapat menyebabkan infeksi
sistemik lewat sirkulasi (terjadi bakteriuria) mengakibatkan komplikasi diseminata. Penderita
dengan infeksi gonokokus akut, dapat terjadi koinfeks dengan kuman lain penyebab PMS. Yang
paling sering adalah Chlamydia trachomatis.
Analisis
Kesimpulan
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai