Anda di halaman 1dari 13

Contents

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 2
1.2 Batasan Masalah...................................................................................................... 2
1.3 Lingkup Kegiatan.................................................................................................... 2
1.4 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................. 2
1.5 Tahapan Kegiatan..................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 4
2.1 Kondisi Geograf................................................................................................ 4
2.2 Analisa Teknis Peninjauan.......................................................................................... 5
2.3 Data Survey............................................................................................................ 6
2.4 Fasilitas Pokok Galangan................................................................................... 7
2.4.1 Prinsip Tata Letak Galangan........................................................................8
2.4.2 Layout Galangan......................................................................................... 9
2.4.3 Pengaturan Tata Letak.................................................................................9
2.5 Komponen Biaya Produksi......................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................. 10
3.1

Diagram Alir.................................................................................................... 10

3.1.1

Latar Belakang Masalah...............................................................................11

3.1.2

Analisa Potensial Wilayah......................................................................11

3.1.3

Pengumpulan Data................................................................................11

3.1.4

Analisa teknis lokasi berdasarkan data..................................................11

3.1.5

Pemilihan Lokasi Galangan....................................................................11

3.1.6

Pemilihan Pangsa Pasar.........................................................................12

3.1.7

Pemilihan Fasilitas Galangan Kapal........................................................12

3.1.8

Penyusunan Layout Galangan...............................................................12

3.1.9

Perhitungan Biaya Pembangunan..........................................................12

3.1.10 Studi Kelayakan Investasi......................................................................12

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan luas lautan 2/3 dari luas
keseluruhan wilayahnya. Fakta diatas menunjukkan bahwa potensi di sektor maritim memiliki
peranan yang sangat besar untuk kemajuan negeri kita ini, salah satunya ialah di bidang industri
galangan kapal. Hal ini juga didukung oleh visi pemerintahan presiden saat ini (2014-2019).
Industri galangan kapal merupakan usaha yang ruang lingkupnya meliputi pembangunan
kapal baru, perbaikan dan pemeliharaan kapal. Saat ini pertumbuhan industri galangan kapal di
Indonesia juga masih sangat rendah, maka dari itu peluang dari proyek galangan kapal saat ini
masih sangat menjanjikan untuk beberapa tahun mendatang.
Industri galangan kapal nasional masih memiliki potensi yang cukup besar untuk terus
dikembangkan. Untuk industri galangan kapal reparasi, jumlah fasilitas produksinya sebesar 214
unit dengan kapasitas 12 juta dead weight ton (DWT) per tahun dengan utilisasi sebesar 85%.
Sedangkan galangan kapal baru, jumlah fasilitas produksinya sebanyak 160 unit dengan
kapasitas 1,2 juta DWT per tahun dengan utilisasi sebesar 35%.
Secara geografis pulau Madura memiliki topografi yang relatif datar di bagian utara dan
semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Karena
letaknya paling barat dari Pulau Madura, Bangkalan menjadi pintu gerbang untuk berbagai
kegiatan terutama lintas barang dan jasa yang menghubungkan Jawa dan Madura.
1.2 Batasan Masalah
Agar lebih terfokus, maka pebahasan ini dibatasi oleh :
1. Daerah penelitian, meliputi daerah di pulau Madura.
2. Aspek yang di bahas meliputi :
a. Aspek Hukum
b. Aspek Lingkungan
c. Aspek Pasar
d. Aspek Teknis dan Teknologi
e. Aspek Pengorganisasian SDM
f. Aspek Keuangan
2

1.3 Lingkup Kegiatan


1.4 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaatnya adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana menentukan lokasi yang cocok untuk pembangunan
galangan kapal
b. Untuk mengetahui bagaimana proses pembangunan kapal baru dan bagaimana
reparasi kapal
c. Untuk mengetahui estimasi biaya yang digunakan untuk melakukan pembangunan
kapal dan reparasi kapal
d. Untuk mengetahi estimasi biaya yang dibutuhkan untuk membuat galangan kapal
baru
1.5 Tahapan Kegiatan
NO
JENIS KEGIATAN
.
1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
12
12
13
14

APRIL
W W
2
3

W
4

MEI
W W
1
2

W
3

W
4

Mencari tahu akses lokasi darat dan laut


mencari tahu luas tanah
Mencari tahu supply material
Mencari tahu penentuan fasilitas utama galangan
Mencari tahu nama desa
mencari tahu kondisi geografis
Survey bathimetri (BMKG setempat):
- pasang surut
- kedalaman laut
- gelombang
- arus laut
- hydrologi
- oceanografi
- kondisi karang
- sampling tanah dan air
presentasi project proposal
analisa peluang pasar Industri perkapalan
review pemilihan lokasi galangan
perancangan master plan galangan
perencanaa teknologi produksi
perhit. Investasi, biaya operasional, rencana
pendapatan
perhit. ROI dan BEP yang optimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kondisi Geograf
Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan
semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain
itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan
kering.Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama dilereng-lereng yang tinggi letaknya
justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah kekurangan dengan
demikian mengakibatkan Madura kurang memiliki tanah yang subur.
Luas keseluruhan Pulau Madura kurang lebih 5.168 km, atau kurang lebih 10 persen dari
luas daratan Jawa Timur. Adapun panjang daratan kepulauannya dari ujung barat di Kamal
sampai dengan ujung Timur di Kalianget sekitar 180 km dan lebarnya berkisar 40 km. Pulau ini
terbagi dalam empat wilayah kabupaten. Dengan Luas wilayah untuk kabupaten Bangkalan
1.144, 75 km terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, kabupaten Sampang berluas wilayah 1.321,86
km, terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19 km,
yang terbagi dalam 13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai luas wilayah 1.857,530
km, terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan kepulauan.
Administrasi
Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:
Kabupaten
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sampang
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Sumenep

Ibu Kota
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep

Luas Area
1,260
1,152
733
1,147

Populasi 2010
907,255
876,950
795,526
1,041,915

Letak Geografis Kabupaten Bangkalan


Secara geografis Kabupaten Bangkalan memiliki nilai strategis, karena letaknya yang
paling dekat dengan Pulau Jawa. Karena letaknya paling barat dari Pulau Madura, Bangkalan
menjadi pintu gerbang untuk berbagai kegiatan terutama lintas barang dan jasa yang
menghubungkan Jawa dan Madura.
Karena itu Bangkalan merupakan bagian dari wilayah pulau Madura yang masuk dalam
pengembangan dari Kota Surabaya (Surabaya Metropolitan Area/SMA) yang merupakan kutub
pertumbuhan ekonomi di Propinsi Jawa Timur yang berperan penting dalam mendukung
perkembangan sektor industri, perdagangan, pertanian, dan pariwisata.oleh sebab itu peluang
investasi di Bangkalan ini sangatlah baik.

Letaknya yang strategis yaitu berada diujung barat Pulau madura yang berseberangan
dengan Kota Surabaya yang merupakan pusat pemerintahan dan bisnis di Jawa Timur,terlebih
lagi apabila selesainya pembangunan jembatan Suramadu yang menghubungkan Kabupaten
Bangkalan dan Kota Surabaya. Hasil proyeksi pertumbuhan menunjukkan bahwa ekonomi
Madura (dalam hal ini termasuk Bangkalan) pada tahun 2013 diperkirakan telah berkembang
pesat untuk industri padat modal, seperti : industri kimia, mineral, mesin dan elektronik. Industri
sebagai engine of growth, diharapkan dapat mendorong perkembangan sektor lainnya, seperti
perdagangan, bangunan-konstruksi, transportasi-komunikasi, dan jasa-jasa termasuk keuangan
dan sewa ruang perkantoran.
Kabupaten Bangkalan mempunyai luas wilayah 1.260.16 m2 secara geografis posisinya
berada di antara 112o 113o BT dan 6o 7o LS, yang dibatasi oleh Laut Jawa di sebelah
utara,Kabupaten Sampang di sebelah timur, dan Selat Madura di sebelah selatan dan
barat.Kabupaten Bangkalan di diami oleh 926.559 jiwa dengan kepadatan penduduk rata rata
735/ m2, tersebar dalam 18 Kecamatan.Nilai PDRB Kabupaten Bangkalan pada tahun 2005
sebesar Rp. 4,51 Triliun dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan sebesar 4.66 %.
2.2 Analisa Teknis Peninjauan
Analisa peninjauan meliputi:
1. Penentuan lokasi, penentuan lokasi ini dilakukan dengan melihat peta dari google dan
peta dishidros TNI AL. Peta dari google untuk memperoleh daerah atau wilayah yang
6

sesuai dengan keinginan. Selain itu, kami juga menyesuaikan dengan kedalaman laut
pada wilayah yang kami pilih.
2. Survey lokasi, meliputi akses masuk ke lokasi, mengetahui kedalaman laut, harga tanah,
kondisi lingkungan, dan masyarakat sekitar lokasi.
3. Persiapan aspek-aspek yang harus dipenuhi sebagai syarat untuk mendirikan sebuah
galangan kapal
2.3 Data Survey
1. Data arus
Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju
keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan di
dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tipuan
angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pengamatan arus
dilakukan untuk mengetahui arah dan kecepatan air laut pada kedalaman tertentu. Metode
pengamatannya menggunakan Current Meter, yaitu dengan menempatkannya di beberapa
stasiun pengamat di bawah permukaan laut. Pengukuran kecepatan arus air disebut
dengan Water Current Meter yang secara prinsip dibagi dalam tiga sistem, yaitu:
Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mengkonversi kecepatan
sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis
ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 10 m/s.
Sistem Elektromagnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yang
mengalir melalui medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan
kedalam kecepatan.
Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga
biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa
pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulsa dari yang diterima kembali oleh
receiver dimana hal tersebut dapat diukur sebagai kecepatan arus air.
2. Data pasang surut air laut
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang
disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang
saling berinteraksi: laut, Matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan
kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang,
sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah
pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut
mintakat pasang.
Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau
lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25
menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih
7

kecil dari Matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik
Matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak Matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan
Matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan Matahari.
3. Data survey Bathimetri
Survei batimetri adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui nilai kedalaman
dari dasar laut. Lalu tujuan nya ada yang untuk pengerukan pelabuhan, perencanaan
bangunan di laut ( pelabuhan, Platform, sumur minyak), dll.
Untuk pengukuran kedalaman, sensor yang digunakan adalah Transducer.
Tranducer ini dapat ditaruh di samping kapal dan berada dibawah permukaan air. Sensor
ini cukup sensitif, karena ada buble sedikit saja, sinyal yang dipancarkan sudah
terganggu. Sehingga kita perlu mengatur speed kapal sedemikian rupa agar Tranducer
masih dapat membaca nilai kedalaman ( Biasanya kecepatan kapal 3 6 Knot saja )
Tranducer memancarkan sinyal2 akustik ke bawah permukaan laut. Sebenarnya
prinsipnya hampir sama seperti pengukuran jarak menggunakan total station. Rumusnya :
Jarak = ( Kecepatan gelombang x Waktu ) / 2.. Kenapa dibagi 2?? Karena jarak yang
ditempuh kan bolak balik, jadi dibagi 2 supaya jarak one way saja yang didapatkan Jika
kita mengoperasikan alat Echosounder.
Setiap kali sebelum melakukan pengukuran batimetri kedalaman dasar laut, kita
harus melakukan kalibrasi Barcheck.. Prinsip kerjanya sederhana saja, pertama kita ukur
draft ( jarak permukaan air ke sensor ), kemudian kita inputkan ke dalam echosounder,
setelah itu barcheck kita taruh di kedalaman 1 meter dekat dengan sensor tranducer .
Logikanya kan seharusnya pada barcheck 1 meter, angka yang dibaca di echosounder
juga 1 m...Namun biasanya tidak 1 meter, tetapi 1,2 meter atau lebih... Nah karena itu..
Kita harus merubah parameter Velocity dan Indeks sedemikian rupa sampai kedalaman
pada barcheck 1 meter,dan angka yang dibaca echosounder juga 1 meter.
4. Data Gelombang
5. Data struktur tanah

2.4 Fasilitas Pokok Galangan


Fasilitas dan tempat pengadaan dan pemeliharaan kapal menurut aktifitasnya dapat dibagi
menjadi 3 bagian yakni : (Andjar Soeharto & Soejitno, 1996)
1. Galangan kapal
2. Dok Kapal
3. Dok dan Galangan Kapal
Dasar dari pemilihan galangan kapal sebagai tempat pembangunan kapal sebagai berikut
Fungsi

: Pembangunan kapal baru


8

Teknologi
Sarana Prasarana

: Tinggi, memiliki aspek rekayasa dan rancang bangun.


: Fasilitas banyak dan kompleks karena terbagi sesuai tahap
pembangunan
Keuangan/pendapatan : Dukungan finansial yang tinggi, karena pembayaran bertahap
dan dibelakang, resiko tinggi dengan hasil penjualan per kapal
yang tinggi.
Market
: Tergantung situasi ekonomi makro dan mikro, seperti dunia,
nasioanal dan regional.
Investasi awal
: Besar, karena membangun fasilitas produksi
Tenaga Kerja
: Banyak dan beragam karena menangani jenis pekerjaan yang
banyak dari rekayasa dan desain, produksi , manajemen dll.
2.4.1 Prinsip Tata Letak Galangan
Industri perkapalan merupakan suatu industry yang menghasilkan
keluaran (output) yang berupa kapal, bangunan lepas pantai atau alat alat
apung lainnya. proses pembangunan dan reparasi sebuah kapal perlu
diperhitungkan secara cermat, mengingat nilai ekonomis dari sebuah kapal
sangat tinggi dengan tingkat suku bunga yang berlaku, maka setiap
keterlambatan akan membawa konsekuensi keuangan yang cukup berarti.
Untuk menunjang kegiatan pembangunan kapal tersebut, maka pada
suatu organisasi galangan kapal mempunyai titik berat kegiatan pada
departemen sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Departemen
Departemen
Departemen
Departemen
Departemen
Departemen

Produksi
Teknik
Administrasi dan Keuangan
Pemasaran
Pengadaan/Pembelian
Pengendalian Mutu

Dalam menyusun tata letak galangan kapal perlu mengikuti suatu prinsip
dasar sebagai berikut:
1. Menjaga agar setiap material atau produk dapat bergerak sepanjang
lintasan /urutan yang tidak terpotong.
2. Menjaga jumlah gerakan /perpindahan material sampai produk pada
batas minimum.
3. Memberikan suatu porsi kesempatan yang cukup luas bagi fleksibilitas
pembangunan di masa yang akan datang.
4. Memberikan suatu lingkungan kerja yang cukup pada setiap era
produksi, khususnya ditinjau dari segi keselamatan, kenyamanan dan
efsiensi.
9

2.4.2 Layout Galangan


Tata letak menjadi hal yang sangat penting, karena baik buruknya tata
letak akan menentukan efsiensi produksi, laba galangan serta ketangguhan
galangan. Dalam tata letakl akan dilakukan penyususnan dan penataan
bengkel bengkel, gudang gudang, sarana pokok dan perkantoran.
Penyusunan tata letak ditujukan untuk mendapatkan tempat kerja yang
nyaman, system kerja yang teratur dan kemudahan dalam perawatan.
2.4.3 Pengaturan Tata Letak
Cara pengaturan tata letak galangan menggunakan kombinasi Process
Lay Out dan Product Lay Out. Process lay out adalah tata letak dimana
semua mesin - mesin sejenis dan peralatan sejenis diletakkan pada area
yang sama sedangkan product lay out adalah tata letak dimana semua
mesin produksi disusun berurutan sesuai dengan aliran material. Ada
beberapa tipe tata letak unuk efsiensi galangan kapal, yaitu tipe I, L, T, U,
dan Z.

2.5 Komponen Biaya Produksi


Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga
merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
a. Biaya Tidak Tetap, adalah biaya yang besarnya tergantung jumlah produksi. Meliputi;
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan
suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara
langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi
dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu
pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung
c. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
d. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
e. Biaya listrik dan air pabrik
f. Biaya asuransi pabrik
10

g. Operasi lain-lain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Diagram Alir
Start
Latar Belakang
Masalah

Analisa Potensi
Wilayah Madura

Pengumpulan
Data
Data Primer

Data Sekunder

Analisa Teknis
Lokasi

Pemilihan Lokasi

Pemilihan Pangsa
Pasar

Pemilihan Fasilitas
Galangan

Penyusunan Layout
Galangan
Perhitungan biaya
pembangunan dan Studi
kelayakan Investasi

11

3.1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.994 pulau. Oleh karena itu,
Indonesia sudah selayaknya dapat memanfaatkan potensi laut secara optimal untuk kemakmuran
rakyat Indonesia. Salah satu syarat untuk mengoptimalkan seluruh potensi laut adalah
pembangunan industri kelautan yang juga membutuhkan fasilitas pendukung, yaitu kapal.
Untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan jenis kapal, selama ini Indonesia masih
mengandalkan impor. Hal ini terjadi karena Indonesiahanya dapat memproduksi tiga sampai lima
kapal per tahun. Tercatat armada laut Indonesia di tahun 2012 sebanyak 11.547 unit dengan
kondisi 50% sudah berusia rata-rata 35 tahun. Data ini menunjukan bahwa industri galangan
kapal di Indonesia masih lemah, tetapi juga menunjukan potensi pertumbuhan industri
perkapalan yang besar di dalam negeri.
Hal tersebut ditambahkan lagi oleh kemampuan reparasi galangan di Indonesia. Kondisi
galangan kapal di Indonesia masih belum cukup untuk mereparasi kapal dengan ukuran 25.000
DWT disebabkan keterbatasan ukuran galangan domestik yang terbatas. Dengan itu, kondisi fisik
industri galangan kapal di Indonesia masih belum optimal dan memadai.
Jumlah galangan kapal di Indonesia juganmenjadi masalah krusial. Mengingat Indonesia
adalah negara kepulauan yang mempunyai garis pantai panjang kedua di dunia yakni 54.716 km
setelah Kanada. Untuk itu ketersediaan galangan kapal dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Saat ini, terdapat 198
industri galangan kapal di Indonesia. Dengan persebaran sekitar 110 industri terdapat di daerah
Batam dan Kepulauan Riau dan 88 industri tersebar di wilayah lainnya. Oleh sebab itu, perlu
diangun juga galangan-galangan kapal di daerah-daerah selain Batam untuk mengakomodasi
kebuuhan industri perkapalan di Indonesia.
3.1.2 Analisa Potensial Wilayah
Madura adalah pulau yang berada di sebelah utara-timur laut provinsi jawa timur. Kondisi ini
sangat baik untuk menjadikan madura sebagai pintu gerbang industri perkapalan di Indonesia
bagian timur, mengingat bahwa Madura berada pada jalur jalur pelayaran kapal-kapal dari
Pelabuhan tanjung perak menuju Indonesia timur. Ini menunjukkan bahwa potensi pasar industri
perkapalan sangat besar pada wilayah ini.
3.1.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan menggunakan data sekunder. Data-data
tersebut meliuti data kedalaman laut, harga tanah, arus dan pasang surut air laut.

12

3.1.4 Analisa teknis lokasi berdasarkan data


3.1.5 Pemilihan Lokasi Galangan
3.1.6 Pemilihan Pangsa Pasar
3.1.7 Pemilihan Fasilitas Galangan Kapal
3.1.8 Penyusunan Layout Galangan
3.1.9 Perhitungan Biaya Pembangunan
3.1.10

Studi Kelayakan Investasi

13

Anda mungkin juga menyukai