Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan kesehatan Keluarga adalah sebagai salah lapangan khusus di bidang
kesehatah, keterampilan hubungan antara manusia dan keterampilan organisasi di
tetapkan dalam hubungan yang serasi kepada masyarakat, oleh karenanya perawatan
kesehatan masyarakat di tujukan pada individu, keluarga, kelompok yang mempengaruhi
kesehatan keseluruhan penduduk yang meliputi : peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelanyanan kesehatan berkelanjutan di
pergunakan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif.
Keluarga menjadi yang utama dengan setiap anggota keluarga sebagai latar belakang
atau kontek keluarga di pandang sebagai system yang berinteraksik, keluarga menempati
posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus : pertama adalah
memenuhi kebutuhan individu dan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan
budaya keluarga sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan keperawatan dirumah merupakan pelayanan keperawatan yang di berikan
di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah kesehatanya. Perawat yang melakukan
asuhan keperawatan keluarga dirumah bertangguang jawab untuk meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mencegah penyakit dan memelihara kesehatan. Perawat
melakukan proses keperawatan sebagai pendekatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga sasaran dan bersama-sama dengan kel;uarga merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga TnN yang
mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian dengan benar pada keluarga resiko tinggi
b. Melakukan analisa dan scoring masalah keperawatan keluarga yang beresiko tinggi
dengan benar sesuai dengan hasil pengkajian.
1

c. Menentukan prioritas masalah keperwatan keluraga yang beresiko tinggi dengan


benar sesuasi dengan hasil analisa dan scoring dari masalah keperawatan yang
muncul.
d. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan benar sesuai dengan prioritas
masalah berdasarkan analisa dan scoring yang ditemukan.
e. Merencanakan tindakan dengan benar sesuai dengan rumusan diagnosa
f. Melakukan tindakan /mengimplementasikan dengan benar rencana keperawatan
yang telah disusun.
g. Melakukan evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan.
h. Mengdokumentasikan asuhan keperawatan.
i.

Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang efektif dalam berinteraksi


dengan keluarga, dengan tujuan memecahkan masalah kesehatan yang ada pada
keluarga tersebut.

j.

Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdekat dalam hal rujukan terhadap


masalah kesehatah keluarga.

k. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik pada keluarga.


C. METODE PENULISAN
1. Metode studi kasus.
2. Metode studi kasus kepustakaan.
Tehnik yang di gunakan adalah observasi, wawancara dan tinjauan literatur.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan ini di susun dengan sistimatika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Tujuan penulisan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Konsep dasar keluarga
B. Konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
C. Konsep dasar penyakit.

BAB III Laporan Kasus


A. Pengumpulan data
B. Analisa data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Skala proritas
E. Rencana intervensi
F. Tindakan keperawatan
G. Evaluasi.
BAB IV Pembahasan
A.

Pengumpulan data

B. Analisa data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Skala proritas
E. Rencana intervensi
F. Tindakan keperawatan
G. Evaluasi.
Daftar Pustaka
Lampiran :
1. Format kegiatan harian
2. Pra planning setiap tahap kegiaatan keperawatan keluarga
3. Format supervise penampilan mahasiswa
4. Format penilaian response
5. Resume askep kelolaan
6. satuan acara penyuluhan
7. format penilaian pemberian asuhan keperawatan
8. Format penilaian kompentensi mahasiswa oleh pembimbing.
9. Bukti kunjungan rumah
10. jadwal dinas mahasiswa
11. presensi/daftar hadir mahasiswa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Definisi
a. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 1989).
b. Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah adopsi atau perkawinan. ( WHO, 1969).
c. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1988)
d. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga ( Friedman 1988) dalam
Suprajidno 2004.
e. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suamo isrti dan anaknya, ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya ( UU No.10
Thn 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keliarga
sejahtera ) dalam Suprajitno.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah
keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut

kehidupan

masyarakat,

keluarga

sebagai

kelompok

dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah


kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga saling
berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk
berbagai untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat dapat
menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara pasien
sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan dalam
pemeliharaannya,

keluarga

merupakan

lingkungan

yang

serasi

untuk

mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan


perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk mengelola
masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta
memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a.

Patrilinial : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana huungan ini disusun melalui
jalur garis ayah.

b.

Matrilinial : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana huungan ini disusun melalui
jalur garis ibu.

c.

Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama


keluarga sedarah istri.

d.

Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga


sedarah suami.

e.

Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar


pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Nsaru
effendi, 1998).

3. Type-type keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah

dengan

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,


bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama

f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa


pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
4. Fungsi Keluarga
Secara umum keluarga (friedman, 1998 ) dalam Suprajitno 2004.
a. Fungsi afektif adalah keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
yang mempersiapkan anggota keluarga untuk berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi socialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, mengembangkan dan
melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tepat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan adalah untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki priduktifitas yang
tinggi.
5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunya tugas di
bidang kesehatan yang perlu di pahami dan di lakukan, meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
6. Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung
jawab yang meliputi :
1. Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau
psikososial, menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan
intervensi. Kerja sama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama
di keluarga dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan

perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan


perawata dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah
lebih merupakan tanggung jawab daari keluarga daripada perawat. Oleh
karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam
perawatan di rumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
yang dialaminya.
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat

bertanggung

jawab

untuk

mengkoordinasikan

para

professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran


perawat yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji
kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan , mengidentifikasi cara untuk
mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang
disusun.
4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan
selama periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya
waktu perawatan yang dilakukan di rumah.
5. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini
adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan
masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga.
1. Tahap pengkajian

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi


secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Halhal yang
dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masingmasing
anggota keluarga serta genogram.

Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala


atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.

Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta


mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan


yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan


oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga
lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang
barang yang dimiliki oleh keluarga.

Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan


saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat rekreasi
tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak


tertua dari keluarga inti.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan


bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.

Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada


keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

c. Pengkajian lingkungan

Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe


rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan
perabotan rumah, dan denah rumah.

Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan


komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.

Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas

geografis keluarga yang

ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan


mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluaarga yang ada.

System pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung adalah


jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan
masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi


antar anggota keluarga.

Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan


dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.

Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg masing anggota


keluarga baik secara formal maupun informal.

Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.

e. Fungsi keluarga

Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan


memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan
sikap salingg menghargai.

Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga


dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan
perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan makanan,


pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan
keluarga

mengenai

sehatsakit,

kesanggupan

keluarga

melakukan

pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :


-

Mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta


fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala,
penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.

Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat:


sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative
terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat
informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.

Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga


mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber
sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan
fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap
yang sakit.

Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana mengetahui


sumbersumber

keluarga

yang

dimiliki,

keuntungan/manfaat

pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan


kekompakan antar anggota keluarga.
-

Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat:


apakah

keluarga

mengetahui

keberadaan

fasilitas

kesehatan,

memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat


kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.

Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah


anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.

Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan


sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan koping keluarga

Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan


penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji


sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan


keluarga bila menghadapi permasalahan.

Strategi

adaptasi

disfungsional.

Dijelaskan

mengenai

adaptasi

disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.


g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga


terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
3. Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan
standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :
o Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang
sehat terhadap masalah.
o Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan
cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi

sumber sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang


konsukensi tiap tindakan.
o Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
o Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat dengan cara menemukan sumber sumber yang dapat
digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
o Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam
satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan
secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.

C. Konsep Dasar Penyakit Asma


1. Definisi
Asma adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan
berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam
berbagai tingkat, obtruksi jalan napas, dan gejala pernapasan (mengi dan sesak).
Obstruksi jalan napas umumnya bersifat reversible namun dapat menajdi kurang
reversible (bahkan relative nonreversible) tergantung berat dan lamanya penyakit.

Asthma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu
penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan
bronchospasme, inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap berbagai
stimulan.
2. Etiologi
o Faktor ekstrinsik : reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen (debu,
serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang).
o Faktor

intrinsik;

infeksi

para

influenza

virus,

pneumonia,Mycoplasma..Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan


temperatur. Iritan; kimia.Polusi udara ( CO, asap rokok, parfum ). Emosional;
takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor
pencetus.
3. Patofisiologi
Proses patologi pada serangan asma termasuk adanya konstruksi bronkus,
udema

mukosa

dan

infiltrasi

dengan

sel-sel

inflamasi

(eosonofil,

netrofil,basofil,makrofag) dan deskuamasi sel-sel epitel. Dilepaskannya berbagai


mediator inflamasi seperti histamine,lekotrine C4,D4, dan E4,P.A.F yang
mengakibatkan adanya konstriksi bronkus, edema mukosa dan penumpukan
mucus yang kental dalam lumen saluran napas. Sumbatan yang terjadi tidak
seragam/merata di seluruh paru. Atelektasis segmental atau subsegmental dapat
terjadi. Sumbatan jalan nafas menyerbabkan peningkatan tahanan jalan nafas yang
tidak merata diseluruh jaringan bronkus, menyebabkan tidak padu padannya
ventilasi dengan perfusi. Hiperinflasi paru menyebabkan penurunan compliance
paru, sehingga terjadi peningkatan kerja nafas. Peningkatan tekanan intrapulmonal
yang diperlukan untuk ekspirasi melalui saluran nafas yang menyempit, dapat
makinmempersempit atau menyebabkan penutupan dini saluran nafas, sehingga
meningkatkan resiko terjadinya pneumotoraks. Peningkatan tekanan intratorakal
mungkin mempengaruhi arus balik vena dan mengurangi curah jantung yang
bermanifestasi sebagai pulsusu paradoksus.

Astma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif
dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.

Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme
dan zat antibodi tubuh muncul ( immunoglobulin E atau IgE ) dengan adanya
alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan

antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya.


Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.

Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang
ditandai dengan bronkokontriksi ( 1-2 jam ); tahap delayed dimana
brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih
lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan
nafas beberapa minggu atau bulan.

Astma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan
udara dingin.

Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan peningkatan


sekresi mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak,
kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distres
pernafasan

Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi
karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian
tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan p02
( hipoxia).Selama serangan astmati, CO2 terthan dengan meningkatnya
resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory
dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi
dengan

meningkatkan

pernafasan

(tachypnea),

kompensasi

tersebut

menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah


(hypocapnea).

Alergen, Infeksi, Exercise ( Stimulus Imunologik dan Non Imunologik )

Merangsang sel B untuk membentuk IgE dengan bantuan sel T helper

IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas

Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen
tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastosit

Akibat ikatan antigen-IgE, mastosit mengalami degranulasi dan melepaskan mediator radang
( histamin )

Peningkatan permeabilitas kapiler ( edema bronkus )


Peningkatan produksi mukus ( sumbatan sekret )
Kontraksi otot polos secara langsung atau melalui persarafan simpatis
( N.X )

Hiperresponsif jalan napas

Astma

Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif
pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa

dan

meningkatnya produksi sekret.

Fatigue berhubungan dengan hypoxia meningkatnya usaha nafas.

Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernafasan

Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya


pernafasan dan menurunnya intake cairan

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan

proses penyakit dan

pengobatan
4. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas
bronkus. Obstruksi jalan napas dapat reversible secara spontan maupun dengan
pengobatan. Gejala-gejala asma antara lain :
o Batuk produktif sering pada malam hari
o Auskultasi :Wheezing(mengi), ronki kering musikal, ronki basah sedang.
o Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan,
cuping hidung, retraksi dada,dan stridor.
o Batuk kering ( tidak produktif ) karena sekret kental dan lumen jalan nafas
sempit.
o Tachypnea, orthopnea.
o Diaphoresis
o Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.

o Fatigue.
o Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara.
o Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran.
o Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest) akibat ekshalasi
yang sulit karena udem bronkus sehingga kalau diperkusi hipersonor.
o Serangan yang tiba-tiba atau berangsur.
o Bila serangan hebat : gelisah, berduduk, berkeringat, mungkin sianosis.
o X foto dada : atelektasis tersebar, Hyperserated
5. Diagnosis
Diagnosis asma berdasarkan :

Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, factor-faktor yang berpengaruh


terhadap asma, riwayat keluarga dan riwayat adanya alergi, serta gejala klinis.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan laboraorium : darah(terutamaeosinofil,IgE total,IgE spesifik)


sputum (eusinofil,spiral curshman,kristal carcor-laiden).

Tes fungsi paru dengan spirometri atau pakai plow meter untuk menentukan
adanya obstruksi jalan napas menurunnya tidal volume, kapasitas vital,
eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum

Foto rontgen

Pulse oximetri

Analisa gas darah.

6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan asma :

Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma

Mencegah kekambuhan

Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya

Menupayakanaktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan


exercise

Menghindari efek samping obat asma

Mencegah obstruksi jalan napas yang irreversible

Yang termasuk obat anti asma adalah :

a. Bronkodilatore

Agonis 2

Efek obat ini adalah bronkodilatasi,tebutalin,salbutamol, dan feniterol


memiliki lama kerja 4-6 jam, sedangkan agonis 2 long acting bekerja
lebih dari 12 jam, seperti salmeterol, formoterol, babamuterol dll. Bentuk
aerosol dan inhalasi memberikan efek bronkodilatasi yang sama dengan
dosis yang jauh lebih kecil yaitu 1/10 dosis oral dan pemberiannya local.

Metilxantin
Teofilin termasuk golongan ini. Efek bronkodilatornya berkaitan dengan
konsentrasinya didalam serum. Efek samping obat ini dapat ditekan
dengan pemantauan kadar teofilin serum dalam pengobatan jangka
panjang.

Antikolinergik
Golongan ini menurunkan tonus vagus instirnsik dan saluran nafas.

a. Antiinflamasi
Antiinflamasi menghambat inplamsi jalan nafas dan mempunyai efek supresi
dan profilaksis.

Kortikosteroid

Natrium kromolin (sodium kromoglycate) merupakan antiinflamasi


nonsteroid.

Terapi awal
a. Oksigen 4-6 liter/menit
b. Agonis 2 (salbutamol5 mg atau feniterol 2,5 mg atau terbutalin 10
mg)inhalasi nebulasi dan pemberiannya dapat diulang 20 menit sampai 1 jam.
Pemberian agonis 2 dapat secara subkujtan atau secar IV dengan dosis
salbutamol 0,25 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dekstrosa 5% dan
diberikan perlahan.
c. Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12
jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.
d. Kotikoteroid hidrokotrtison 100-200 mgIV, jika tidak ada respon segera atau
pasien sedang menggunakan oral atau dalam serangan sangat berat.
Respon terhadap terapi awal baik, jika didapatkan keadaan berikut :

Respon menetap selama 60 menit setelah pengobatan

Pemeriksaan fisik normal

Arus puncak ekspresi (AP)>70%

Jika respon ini tidak ada atau tidak baik terhadap terapi awal sebaiknya pasien
dirawat di RS.
7. Komplikasi

Pneumotorak

Pneumomediastinum dan empisema sukutis

Atelatasis

Aspergilosis bronkopulmonal

Alergi

Gagal napas

Bronchitis

Fraktur iga

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Asma


1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :

Identitas

: Nama, umur, jenis kelamin.

Bio- psiko- social- spiritual :


a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama
pada pagi hari).
b. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
Stress pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris,
keletihan.
c. Kardiovaskuler
Gejala : fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat,
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum
kembali normal.

d. Pernapasan
Gejala

:adanya sesak napas,nyeri tekan didada,trdengar suara seperti

wheezing,mengi.danya sekret yang menghalangi jalan napas.


e. Makanan/cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi
makanan /cairan, anareksia.
Tanda : Penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa.
f. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan pada orang lain.
a. Makanan/cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi
makanan /cairan, anareksia.
Tanda : Penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa.
b. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan pada orang lain.
c. Keamanan
Gejala :

Kulit mengkilat

Tegang

Lesi kulit

Ulkus kaki

Kesulitan dalam menangani ugas

Demam ringan menetap

Kekeringan pada mata dan membran mukosa.

d. Interaksi ego
Gejala :

Keputusasaan dan ketidakberdayaan

Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,

Idetitas pribadi

2. Diagnosa Keperawatan

a. Tidak efektifnya jalan napas berhubungan dengan bronkhophasme,ditandai


dengan pola napas yang teratur,adanya sekret dijalan napas,batuk-batuk.
b. Malnutrisi berhubungan dengan anoreksia,ditandai dengan berat badan yang
kurang dari normal,asupan nutrisi yang tidak edukuat,nafsu makan menurun.
c. Ansietas

berhubungan

dengan

ketidaktahuan

Klien

tentang

penyakitnya,ditandai dengan ,Klien tampak cemas,tidak memahami tentang


penyakitnya.
d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri,ditandai dengan rasa di
tekan dibagian dada,Klien tampak meringis menahan sakit.
3. Perencanaan
a. Tidak efektifnya jalan napas berhubungan dengan bronkhophasme
1) Kriteria evaluasi

Klien dapat bernapas dengan frekuensi yang normal

Klien .dapat mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi yang


teratur dan jelas

Klien tidak batuk-batuk

2) Intervensi

Auskultasi

bunyi

napas

dan

catat

adanya

bunyi

napas

seperti,mengi,wheezing.
Rasional : beberapa derajat bronkophasme terjadi dengan obtruksi
jalan napas dan tida dimanifestasikan adanya napas advestisius

Kaji atau pantau frekuensi pernapasan.


Rasional : dengan memantau pernapasan Klien,dapat diketahui apakah
frekuensi pernapasannya normal,atau tidak

Catat adanya dispneu


Rasional : dispneu biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada saat penerimaan atau pada saat stres

Dorong/bantu Klien untuk latihan napas dalam.


Rasional : dapat mningkatkan relaksasi otot halusdan m enurunkan
spasme jalan napas pada Klien

Dorong /bantu Klien untuk latihan batuk efektif.


Rasional :dapat melakukan batuk efektif sehingga Klien mera sa lebih
nyaman ketika batuk.

b. Malnutrisi berhubungan dengan anoreksia

Kaji kebiasaan diet dan masukan makanan saat ini.


Rasional :untuk mengetahui apakah Klien melakukan diet saat i

Dorong Klien untuk makan /minum.


Rasional : Klien distres pernapasan akan sering anoreksia karena dispneu

Timbang berat badan Klien


Rasional : dapat diketahui berat badan Klien dan dapat diketahui apakh
berat badan normal atau tidak.

Berikan healt education(HE),tentang perlunya asupan nutrisi yang edukuat


pada Klien.
Rasional : tingkat pemahamn Klien tentang parlunya asupan nutrisi akan
mempengaruhi pola asupan nutrisinya.

c. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan Klien tentang penyakitnya

Bina hubungan saling percaya


Rasional : dengan saling percaya dapat membantu dalam pemberian
asuhan keperawatan.

Beri healt education tentang asma dan cara penanganan agar asma
terkontrol.
Rasional : dengan HE diharapkan tingkat kecemasan Klien menurun.

Ciptakan lingkungan yang tenang


Rasional : dengan lingkungan yang tenang Klien akan merasa
nyaman

Anjurkan Klien dan keluarga untuk berespon positif.


Rasional :membantu menurunkan kecemasan Klien.

d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya nyeri

Kaji keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitasnya


Rasional :membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri

Biarkan

Klienmengambil

posisi

nyaman

saat

tidur

atau

duduk

dikursi
Rasional :tirah baring diperlukan untuk membatasi nyeri yang dirasakan.
Berikan massage yang lembut pada lokasi nyeri
Rasional :meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot
Berikan obat sesuai indikasi

Rasional

:untuk mengurangi rasa nyeri

4. Pelaksanaan
a. Tidak efektifnya jalan napas berhubungan dengan bronkhophasme,ditandai
dengan pola napas yang teratur,adanya sekret dijalan napas,batuk-batuk.

Auskultasi

bunyi

napas

dan

catat

adanya

bunyi

napas

seperti,mengi,wheezing.

Kaji atau pantau frekuensi pernapasan.

Catat adanya dispneu

Dorong/bantu Klien untuk latihan napas dalam.

Dorong /bantu Klien untuk latihan batuk efektif.

Berikan massase lembut

b. Malnutrisi berhubungan dengan anoreksia,ditandai dengan berat badan yang


kurang dari normal,asupan nutrisi yang tidak edukuat,nafsu makan menurun.

Kaji kebiasaan diet dan masukan makanan saat ini.

Dorong Klien untuk makan /minum.

Timbang berat badan Klien

Berikan healt education(HE),tentang perlunya asupan nutrisi yang edukuat


pada Klien.

c. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan Klien tentang penyakitnya,

Bina hubungan saling percaya

Beri healt education tentang asma dan cara penanganan agar asma
terkontrol.

Ciptakan lingkungan yang tenang

Anjurkan Klien dan keluarga untuk berespon positif.

d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri,ditandai dengan rasa di


tekan dibagian dada,Klien tampak meringis menahan sakit.

Kaji keluhan nyeri,catat lokasi dan intensitasny

Biarkan Klien mengambil posisi nyaman saat tidur atau duduk dikursi

Berikan massage yang lembut pada lokasi nyeri

Berikan obat sesuai indikasi

5. Evaluasi
S : Subyektif, keluhan yang dirasakan Klien
O : Obyektif, kelihan Klien yang dapat dilihat dan diobservasi
A : Assesment
P : Planing

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN N DENGAN SALAH SATU ANGOTA
KELUARGA MENDERITA ASMA
I. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama

: Tn N

Umur

: 46 Tahun

Agama

: Islam

Suku

: Sasak

Pendidikan
Pekerjaan

:: Petani

Alamat

: RT 04 Dusun Gertok

No telpon

:-

b. Komposisi Keluarga
No
1
2
3

Nama
L/P
Ny. Nursakinah P
Ahmad Anwir
L
Ahmad
HaerulL

Umur
35 tahun
21 tahun
19 tahun

Hub. Klg
Istri
Anak
Anak

Pekerjaan
Petani
TKI
-

Pendidikan
SD
Aliah

Yani
c. Genogram

Laki-laki

Perempuan

Klien

Tinggal serumah :
Meninggal

d. Type Keluarga
Keluarga Tn. N merupakan keluarga inti (Nuclear Family), karena terdiri dari
ayah, ibu dan tiga orang anak.
e. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa
Keluarga Tn. N bersuku bangsa sasak
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Keluarga dan Tn N percaya pada pengobatan tradisional.
f. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan
Keluarga Tn. N menganut agama islam dan keluarga percaya bahwa penyakit
yang diderita merupakan takdir dari tuhan.

g. Status Social Ekonomi Keluarga


a) Anggota Keluarga Yang Mencari Nafkah
Keluarga yang mencari nafkah adala suami da istri.
b) Penghasilan
Penghasilan keluarga Tn. N rata-rata perbulan adalah Rp.200.000 perbulan
c) Upaya Lain
Tidak ada upaya lain yang dilakukan oleh keluarga untuk menambah
penghasilan.
d) Harta Benda Yang Dimiliki (Perabot, Transportasi,Dll)
Tn. N memiliki TV dan memiliki alat transportasi (1 buah sepeda motor)
e) Kebutuhan Keluarga Yang Dibutuhkan Tiap Bulan
Kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga tiap bulan adalah untuk membeli
sembako, membayar listrik, dan keperluan lainnya.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga ini adalah kadang sesekali waktu berkumpul
untuk menonton TV, keluarga jarang mengunjungi tempat rekreasi.

II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat ini keluarga Tn N sudah melewati tahap perkembangannya. Anak
tertua sudah menikah dan memiliki pekerjaan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Keluarga Tn N telah melewati semua tugas perkembangan keluarga dan tidak
memiliki kendala.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Keluarga Tn.N sehat tetapi ada salah satu anggota keluarga yaitu istri Tn S
Ny A mempunyai riwayat penyakit asma dan saat di lakukan pengkajian
penyakit asma Ny A sedang tidak kambuh.
b) Riwayat penyakit keturunan
Keluarga Tn. N yaitu istrinya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
c) Riwayat kesehatan masing-masing keluarga.
No

Nama

Umur

BB

Keadaan

Imunisasi

Masalah

Tindakan yang

1
2
3
4

Tn. N
Ny.A
An.A
AnA

54 thn
50 thn
21 thn
19 thn

kesehatan

BCG/Polio/

kesehatan

telah dilakukan

Sehat
Sakit
Sehat
Sehat

DPT/HB/Campak
Lengkap
Lengkap

asma
-

d) Sumber pelayanan kesehatan keluarga sebelumnya


Jika keluarga menderita suatu penyakit keluarga Tn. N biasanya di beri obat
bebas sebelum dibawa ke puskesmas.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Sebelumnya Ny.A sudah menderita asma sejak 3 tahun yang lalu.
III. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Keluarga
1. Luas rumah : 6x5 meter persegi
2. Type rumah : permanent
3. Kepemilikan rumah : milik sendiri
4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar teras.
5. Ventilasi / jendela : tempat tinggal keluarga Tn. N memiliki ventilasi tetapi
jarang dibuka.
6. Pemanfaatan ruangan : keluarga Tn.N memanfaatkan seluruh ruangan yang
ada dirumah sesuai dengan fungsinya.
7. Septic tank : memiliki septic tank yang berada disamping rumah
8. Sumber air minum : keluarga Tn.N biasanya memanfaatkan air sumur
sebagai sumber air minum dan untuk keperluan lainnya.
9. Kamar mandi /WC : memiliki kamar mandi /WC dan layak pakai
10. Sampah : keluarga Tn.N biasanya membuang sampah ditempat sampah dan
kadang-kadang dibakar, tetapi belum memenuhi syarat kesehatan.
11. Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah Tn.N kurang bersih, berdebu,
terlihat berantakan dan kotoran bebek berserahkan.
12. Denah rumah
Kamar tidur Teras

Dapur

Kamar tidur
WC

b. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW


1. Kebiasaan
Kebiasaan tetangga yang ada dilingkungan ini adalah saling menghormati ini
terbukti dengan tetangga menjenguk istri Tn. N saat sakit.
2. Aturan atau kebiasaan
Dilingkungan Tn. N setiap warga sepakat untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan lingkungan dan tidak ada paksaan bagi masyarakat untuk
melakukan kerja bakti.
3. Budaya
Tidak teridentifikasi.
c. Mobilitas Geografis Keluarga : keluarga tidak pernah pindah dari rumahnya yang
sekarang.
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat : Tn. N sebagai
kepala keluarga sering ikut dalam kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya.
e. System Pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga ini sehat kecuali istri Tn.N Ny A beresiko terjadinya
kekambuhan. Keluarga ini biasanya membeli obat bebas sebelum dibawa ke
puskesmas.
IV. Stuktur Keluarga
a. Pola / cara komunikasi keluarga
Pola komunikasi semua anggota keluarga baik, jika ada masalah dibicarakan dan
diselesaikan bersama dengan anggota keluarga lainnya.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan bahwa selama ini yang menjadi teladan adalah Tn. N
c. Struktur peran ( peran masing-masing anggota keluarga )
Masing-masing anggota keluarga memiliki peran dan fungsi yang harus
dijalankan dengan baik sesuai dengan tugas dan kesepakan semua anggota
keluarga.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga sangat menghormati dan berpegang pada nilai dan norma yang berlaku
dan yang telah disepakati.
V. Fungsi Keluarga

a) Fungsi Afektif
Keluarga memiliki fungsi afektif yang baik, dimana semua anggota keluarga
saling mendukung dan memiliki perasaan saling memiliki dan dimiliki dan selalu
memperhatikan anggota keluarganya terutama yang sakit.
b) Fungsi Sosialisai
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Keluarga Tn. N hidup rukun dan saling menghormati. Tn.N senantiasa
mengajarkan prilaku yang baik dimana anak-anak harus hormat dan sopan
kepada orang yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda. Dalam
keluarga ini terkadang terjadi perselisihan namun dapat diselesaikan dengan
baik.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi antara anggota keluarga yang satu dan yang lainnya sangat baik.
c. Anggota keluarga yang dominant dalam mengambil keputusan
Anggota keluarga yang dominant mengambil keputusan adalah Tn. N
sebagai suami dan kepala keluarga.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Keluarga Tn.N biasanya memanfaatkan waktu senggang dengan nonoton
TV dan berkumpul bersama dengan semua anggota keluarga
e. Partisipasi dalam Kegiatan sosial
Keluarga Tn.N sering berpartisipasi dalam kegiatan social.
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit / masalah kesehatan
keluarganya
Keluarga Tn.N mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit terbukti
dengan keluarga tidak memahami tentang penyakit yang diderita oleh istrinya
Ny A.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kesehatan anggota
keluarga melakukan tindakan yang kurang baik yaitu dengan memberikan
pengobatan dengan meminum obat bebas sebelum dibawa ke puskesmas.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan baik dengan
memberikan pengobatan sesuai dengan kemampuan keluarga.
d. Kemampuan anggota keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat

Lingkungan rumah Tn. N kurang bersih dan, diamana terlihat sampah


berserakan di halaman, masih banyak debu di rumah dan Tn.N masih
merokok.dan sangat berpengaruh dengan kesehatan keluarganya.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan dimasyarakat
Keluarga menggunakan dan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan cukup
baik.
d) Fungsi Reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak
Keluarga Tn.N sebelum menikah tidak mempunyai perencanaan anak.
b. Akseptor : istri Tn.N menggunakan alat kontrasepsi pil.
c. Keterangan lain : e) Fungsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan
Dalam pemenuhan sandang dan pangan keluarga, kepala keluarga bekerja
sebagai pengrajin gerabah dan istrinya sebagai ibu rumah tangga dan ikut
membantu suami bekerja sebagai pengrajin gerabah.
b. Pemanfaatan sumber dimasyarakat
Sumber yang ada dimasyarakat dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga
Tn.N
VI. Strees Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
Keluarga sangat khawatir apabila penyakit Ny.A mengalami kekambuhan
karena terjadi perubahan peran didalam keluarga.
b. Stressor jangka panjang
Ada stressor jangka panjang yang dialami oleh keluarga Tn.N karena penyakit
asma Ny.A sering mengalami kekambuhan.
c. Respon keluarga terhadap stressor
Dalam mengahadapi satu masalah keluarga Tn.N adalah tidak panik dan terlihat
tenang
d. Strategi koping
Mendiskusikan masalah dan bagaimana tindakan yang dilakukan dalam
menyelesaikan masalah tersebut dengan anggota keluarga yang lain.
e. Strategi adaptasi disfungsional

Dalam mengahadai masalah, keluarga menerima dengan ikhlas dan selalu berdoa
dalam menghadapi masalahnya.
VII. Keadaan Gizi Keluarga
Pemenuhan gizi : pemenuhan gizi keluarga cukup terpenuhi hal ini terlihat dari menu
yang disajikan tiap harinya berupa nasi, dan lauk pauk.
Upaya lain : tidak ada
VIII. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatannya
Keluarga berharap untuk tidak terjadinya kekambuhan asma pada Ny.A.
b. Terhadap tugas kesehatan yang ada
Keluarga Tn. N mengharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih peduli dan
memperhatikan kesehatan masyarakat karena banyak masyarakat yang mengalami
masalah dengan kesehatan dan belum mendapat pengobatan yang baik dan layak.

IX. Pemeriksaan Fisik


Nama anggota keluarga
No

Variabel

Tn N
Riwayat penyakit saatSehat

ini
Keluhan

yangUmumnya tidakNy

dirasakan

resiko-

Tanda dan gejala

Riwayat

asma
Tidak ada tandaAsma

membuat
penyakit-

sebelumnya

Ny

kambuh
Ny A

A-

Tanda-tanda vital

tidak
pernah-

menderita
batuk,pilek

AnAH
sehat

kekambuhan

dan gejala yangsedang


4

An A
sehat

ada karena Tn Sterjadinya


sehat

NyA
Sakit

Tc:

demam biasa
130/90Tc:120/80

dan
-

Tc:

110/80

mmHg

mmHg

mmHg

N: 20x/m

R: 23 x/m

RR: 30x/m

System kardiovaskuler Suara

N:85 x/m
jantungSuara
jantungSuara

jantungSuara

jantung

normal tidak adanormal tidak adanormal

tidaknormal

tidak

suara tambahan suara tambahan ada

suaraada

suara

tambahan
tambahan
Tidak ada sesakTidak ada sesakTidak ada sesakTidak

System respirasi

napas

ataupunnapas

ataupunnapas

ataupunsesak

ada
napas

suara wheezing,suara wheezing,suara wheezing,ataupun


stridor,

ronchistridor,

(normal)

ronchistridor,

(normal)

System gastrointestinalBising

ususBising

ususBising

System persyarafan

normal
Ada

normal
responAda

normal
responAda

ronchiwheezing,

(normal)

suara

stridor, ronchi
(normal)
ususBising

usus

normal
responAda
respon

terhadap

terhadap

terhadap

terhadap

rangsangan

rangsangan

rangsangan

rangsangan

System

(normal)
(normal)
Tidak
adaTidak
adaTidak

musculoskeletal

kelainan

kelainan

kelainan

System genetalia

(normal)
Normal

(normal)
Normal

(normal)
Normal

(normal)
adaTidak

(normal)
adaTidak ada
kelainan
kelainan
(normal)
(normal)
Normal
Normal

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


NO
1

Daftar masalah kesehatan


Ancaman

2
3

Tn.N sering merokok dalam rumah

Lingkungan rumah yang berdebu.

Terdapat riwayat penyakit asma pada Ny. A


Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang

Kurang/tidak sehat
Deficit

diderita oleh anggota keluarganya.


ANALISA DATA
No
1

Data
DS :

Problem
Etiology
Resiko terjadinya serangan Ketidakmampuan keluarga
Tn.Nasma berulang

Keluarga

mengenal

mengatakan asma Ny A

kesehatan yang dihadapi

sering

tapi

(hal-hal yang menyebabkan

tidak

kekambuhan atau hal-hal

kambuh,

keluarga
mengetahui

penyebab

yang

kekambuhannya

Keluarga

menyebabkan

serangan asma berulang)

mengatakan

Tn.N sering merokok


DO:

masalah

Ketidakmampuan keluarga
dalam

memodifikasi

lingkungan

Keluarga tidak mampu


menjawab saat ditanya
mengenai hal-hal yang
dapat

menyebabkan

kekambuhan.

Lingkungan

terlihat

berdebu
DS:

Resiko terjadinya komplikasi Ketidakmampuan

Keluarga

keluarga

mengatakan

dalam mengambil keputusan

Ny.A sering meminum

apabila terjadi serangan asma

obat

berulang

bebas

apabila

asmanya kambuh
DO:

di

rumah

keluarga

Tn.S tersedia obat-obatan


bebas yang sering di gunakan

oleh Ny.A
B. Rumusan diagnosa keperawatan
1. Resiko terjadinya serangan berulang pada Ny. A di keluarga Tn. N berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan
ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
2. Resiko terjadinya komplikasi pada Ny. A di keluarga Tn. Nberhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan apabila terjadi serangan asma
berulang.

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa I
No

Criteria

Skor

Pembenaran

Sifat masalah

2/3

Skala : ancaman kesehatan


2

Bila keadaan ini tidak segera diatasi


resiko terjadinya serangan berulang akan

Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala: sebagian

bertambah besar
Kemampuan
memodifikasi

keluarga

dalam

lingkungan

terutama

lingkungan rumah yang berdebu dan


kurangnya kesadaran terhadap bahaya
3

Potensial masalah untuk dicegah

2/3

merokok
Ketidaktahuan keluarga mengenai hal-hal

Skala : cukup

yang dapat mencetuskan serangan asma

Menonjolnya masalah

berulang
Apabila masalah itu muncul harus segera

Skala : masalah berat harus segera

ditangani dengan tepat.

ditangani
Total skor

3 1/3

Diagnosa II
No
1

Criteria
Sifat masalah

Skor
2/3

Pembenaran
Masalah ini jika tidak diatasi dengan

Skala : ancaman kesehatan

segera maka akan memperparah keadaan

Kemungkinan masalah dapat diubah 1

Tn.N
Keluarga

Skala: mudah

keputusan apabila Tn.N mengalami

Potensial masalah untuk dicegah

2/3

kekambuhan
Keluarga membrikan obat bebas kepada

Skala : cukup
Menonjolnya masalah

Tn.J sebelum berobat ke puskesmas.


Keluarga beranggapan dengan membeli

Skala : masalah tidak dirasakan


Total skor

2 1/3

tidak

mampu

mengambil

obat bebas asma Tn.J bias diatasi

PRIORITAS MASALAH :
1. Resiko terjadinya serangan berulang pada Ny. A di keluarga Tn. N berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan
ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
2. Resiko terjadinya komplikasi pada Ny. A di keluarga Tn. N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan apabila terjadi serangan asma
berulang.

C. Rencana Tindakan
No

Hari/tgl

No

Tujuan

Kriteria

Standar

Intervensi

Dx
Umum
1

Jumat, 25- I

Setelah

04-2014

tindakan
pertemuan

Khusus

dilakukanSetelah
selama

2xtindakan

diharapkan2x30

dilakukanRespon
selamaverbal
menit

keluarga dapat merawatkeluarga

mampu

anggota keluarga yangmerawat

Ny.N

sakit

yang

menderita

asma

secara

mandiri

Keluarga

mampu1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga

menyebutkan pengertian2. Kaji tingkat kemampuan keluarga


yang telah dilakukan pada keluarga

asma.
Keluarga

mampu

Tn.N

menyebutkan 4 dari 63. Kaji tindakan keluarga yang pernah


dilakukan bila Tn.N mengalami
tanda dan gejala asma
Keluarga

mampu

asma

cara4. Diskusikan dengan keluarga tentang


pencegahan asma seperti pengertian, tanda dan gejala asma
pencegahan
serta
cara
Hindari debu, udara dan
menyebutkan

dingin,

asap,

aktifitas

5. Diskusikan

berlebihan
Keluarga
melaksanakan
penanganan asma

penanganan asma

mampu

alternative

yang

dilakukan keluarga untuk mencegah


terjadinya asma
6. Derikan kesempatan pada keluarga
menanyakan penjelasa yang telah
diberikan setiap kali diskusi

No

Hari/tgl

No

Tujuan

Kriteria

Standar

Intervensi

Dx
Umum
II

Jumat, 25- II Setelah


04-2013

tindakan
pertemuan
keluarga

Khusus

dilakukanSetelah
selama

dilakukanRespon

2xtindakan

selamaverbal

diharapkan2x30 menit, keluarga


dapatmampu menjelaskan

mengerti tentang resikoresiko yang mungkin


komplikasi

penyakitterjadi

yang bisa terjadi padamenggunakan


Ny A

bebas

bila
obat

Keluarga
menyebutkan

mampu1. Kaji
komplikasi

tingkat

pengetahuan

tingkat

kemampuan

keluarga

penyakit yang dapat terjadi2. Kaji


bila tidak ditangani dengan

keluarga yang telah dilakukan

tepat

pada keluarga Tn.N

Keluarga mengerti komplikasi3. Diskusikan dengan keluarga


tentang pentingnya penanganan
yang
terjadi
bila
menggunakan obat bebas.

yang

tepat

saat

terjadinya

dengan

keluarga

kekambuhan
4. Diskusikan

mengenai bahaya penggunaan


obat bebas
5. Berikan

kesempatan

pada

keluarga menanyakan penjelasa

yang telah diberikan setiap kali


diskusi

CATATAN IMPLEMENTASI
No

Hari/tgl

Pukul

Tindakan Keperawatan

Paraf

Dx
1

Jumat 25

16.00 Wita 1. Mengkaji

April 2014 sampai


selesai

tingkat

pengetahuan

tingkat

kemampuan

keluarga
2. Mengkaji

keluarga yang telah dilakukan pada


keluarga Tn.N
3. Mengkaji tindakan keluarga yang
pernah

dilakukan

bila

Tn.N

mengalami asma
4. Mendiskusikan

dengan

keluarga

tentang pengertian, tanda dan gejala


asma dan pencegahan serta cara
penanganan asma
5. Mendiskusikan

alternative

yang

dilakukan keluarga untuk mencegah


terjadinya asma
6. Memberikan

kesempatan

pada

keluarga menanyakan penjelasan


yang telah diberikan setiap kali
diskusi

No

Hari/tgl

Pukul

Tindakan Keperawatan

Paraf

Dx
1

Jumat 25

16.00 Wita 1. Mengkaji

april 2014

sampai
selesai

tingkat

pengetahuan

tingkat

kemampuan

keluarga
2. Mengkaji

keluarga yang telah dilakukan pada


keluarga Tn.N
3. Mendiskusikan
tentang
yang

dengan

pentingnya
tepat

keluarga

penanganan

saat

terjadinya

kekambuhan
4. Mendiskusikan

dengan

keluarga

mengenai bahaya penggunaan obat


bebas
5. Memberikan

kesempatan

pada

keluarga menanyakan penjelasan


yang telah diberikan setiap kali
diskusi

EVALUASI

No
1

Hari/tgl
Sabtu 26
April 2014

Pukul

Evaluasi
S:
Keluarga mengatakan mengerti
tentang manfaat lingkungan yang
bersih dan apabila lingkungan
kotor dapat menimbulkan penyakit.
Keluarga mengerti tentang faktor
yang memicu serangan berulang
pada penyakit asma
Keluarga mengatakan akan
mempertimbangkan membuat dan
memindahkan kandang setempat
yang jauh dari jarak rumah.
Keluarga mengatakan setelah
diberikan penyuluhan, keluarga
mengerti tentang penyakit asma
Keluarga mengatkan mau
mengkonsumsi makanan yang
sehat.
O:
Keluarga mampu menjaga
lingkungan yang tetap bersih dan
sehat.
Keluarga bias mendemostrasikan
tehnik relaksasi/napas dalam.
Keluarga mulai memperhatikan
dan memberikan makanan yang
sehat bagi keluarga.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:

Paraf

Beri reinforcemen positif atas


usaha yang dilakukan oleh
keluarga.

BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengumpulan Data
a. Bardasarkan teori

Dalam teori dijelaskan semua yang menyangkut lingkungan fisik,


psikologis, sosial maupun spritual dan tidak di jelaskan ADL yang di lakukan.
b. Berdasarkan dilapangan tidak semua dilakukan pengkajian termasuk
pengumpulan data tentang tiap tahap perkembangan keluarga Tn N
2. Analisa Data
a. Berdasarkan teori
Dalam teori dijelaskan ada 3 data yang perlu dianalisa yaitu :
o keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
o keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
o karakteristik keluarga.
b. Berdasarkan kegiatan lapangan
kegiatan analisa data dilakukan dengan mengelimpokan data apakah data
termasuk data subyektif maupun data obyektif yang dilakukan analisa data
hanya yang terkait dengan ketidak mampuan kaluarga dalam menjalankan 5
tugas keluarga yaitu :
1. Kemamapuan mengenal masalah kesehatan yang sedang terjadi dalam
keluarga
2. kemasmpuan keluarga mengambil keputusan terhadap tindakan yang harus
dilakukan pada anggota keluarga yang sakit.
3. kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
4. kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
5. kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
3.

Diagnosa keperawatan
a. Berdasarkan teori
Diagnosa di buat berdasarakan pada analisa data yang ada
b. berdasarkan kegiatan lapangan.
Untuk membuat suatu diagnosa keperawatan hanya berdasarkan pada ketidak
mampuan dalam menjalankan 5 tugas keluarga yaitu :
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang sedang terjadi dalam
keluarganya.

2. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan trhadap tindakan yang


harus dilakukan pada anggota keluarga yang sakit
3. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
4. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
5. Kemampuan keluarga dalam meanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
4.

Skala prioritas
a. Berdasarkan teori.
Untuk menangani suatu masalah kesehatan pada keluarga sesalu didasarkan
pada masalah apa yang memerlukan tindakan cepat dan tepat sehingga dapat
mengurangi keadaan klien lebih parah atau menimbulkan komplikasi yang
berat.
b. Berdasarkan kegiatan lapangan
terkadang dilapangan antara keluarga dan perawat tidak sama dalam
menetapkan prioritas, karena ketidak tahuan terhadap masalah kesehatan.
disini perawat di tuntut untuk mengarahkan keluarga untuk menetapkan
prioritas keperawatan yang tetap dan sesuai.

5.

Rencana keperawatan
a. Berdasarkan teori
Intervensi keperawatan biasa dilakukan dengan menetapkan tujua, standar dan
kriteria keperawatan.
b Berdasarkan kegiatan lapangan
Pada intinya intervensi keperawatan antara teori dan praktek adalah sama
tetapi pada tujuannya dilakukan berdasarkan penyuluhan yang diberikan
kepada keluarga Tn N, dan standar keperawatan berdasarkan pada 5 tugas
keluarga

6. Tindakan keperwatan
a. Berdasarkan teori

Tindakan keperawatan bertumjuan untuk menstimulasi ksadaran keluarga


untuk menjalankan 5 tugas keluarga
b. Berdasarkan kegiatan lapangantindakan keperawatan yang di lakukan pada
keluarga dengan mengajurkan dan memberikan penyuluhan untuk mengubah
perilaku kurang baik dan berusaha mempertahankan perilaku yang baik terkait
dengan penyakit yang diderita oleh anggota keluarga dan menghindari
aktivitas ang mempengaruhi kekembuhan penyakitnya.
7. Evaluasi
a. Berdasarkan Teori
Evaluasi di lakukan untuk menilai sejauh mana tindakan keperawatan
berhasil di lakukan sesuai dengan apa yang di harapkan. Evaluasi di lakukan
dengan menggunakan SOAP.
b. Berdasarkan Kegiatan Lapangan
Evaluasi dilakukan pada dasarnya sama dengan dilandasan teori. Pada
keluarga Tn N masalah kesehatan keluarga yang di hadapi oleh anggota
keluarga cukup berhasil karena sudah mengerti tentang penyakit yang diderita
oleh anggota keluarganya dan mau merawat anggota keluarga secara mandiri.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah membahas keterkaitan antara teori dan kasus penulis dapat


menarik kesimpulan bahwa asuhan keperawatan keluarga tidak terlepas dari
delapan tugas-tugas keluarga yaitu :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggota keluarga.
2. Pemeliaharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4. Sosialisasi antara anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. pemeliharaan ketertiban anggota ketertiban.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
B. Saran
Setelah keluarga mendapatkan kunjungan, penyuluha tetang masalah
kesehatan dan asuhan keperawatan keluarga, diharapkan keluarga yang di beri
binaan mampu menerapkan kehidupan yang sehat dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sehat 2015.

Anda mungkin juga menyukai