Anda di halaman 1dari 20

10 Program Pokok PKK

1. Penghayatan dan Pengamalan PANCASILA

Pancasila adalah landasan ideologi negara Indonesia, dan terdiri dari 5


prinsip yang tidak terpisahkan, meliputi : Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila digali dari nilai
budaya Indonesia, yang mencakup kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, lebih
mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan diri sendiri atau
keluarga. Mengembangkan rasa kebersamaan, taat pada peraturan dan
hukum yang berlaku, berbudi pekerti luhur serta berwatak mulia.

Prospek dan Masalah Wawasan Nusantara Dalam Era Globalisasi


Wilayah Sebagai Ruang Hidup

Secara geografis-kewilayahan, Indonesia adalah suatu Negara yang terdiri


ribuan pulau besar dan kecil serta wilayah perairan yag dikelilingi oleh
samudera-samudera yang sangat luas, yaitu samudera Indonesia dan pasifik
serta diapit oleh dua benua yaitu benua Asia dan Australia. Keadaan geografi
yang berada dalam posisi silang dunia itu tentu saja akan membawa
pengaruh positif dan negative yang membawa dampak kepada seluruh aspek
kehidupan bangsa Indonesia. Lingkungan kepulauan nusantara melekat
kerawanan-kerawanan yang tidak hanya bersifat fisik geografis saja, tetapi
juga demografis, ideologis, politis, ekonomi, social, budaya dan pertahanan
keamanan (Zainal Abidin: 1999:483). Kondisi demikian menyebabkan
Indonesia membutuhkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan
mengembangkan konsep wawasan nusantara.

Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia


tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasai

oleh Pancasila dan Undang undang Dasar 1945,yang merupakan aspirasi


bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bermartabat, serta menjiwai
tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan pejuangan
nasional.

Istilah Wawasan Nusantara yang sekaligus dijadikan Wawasan Hankamnas


mencakup lima pokok perwujudan negara kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan wilayah, yaitu satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu
kesatuan so sial budaya dan satukesatuan pertahanan keamanan. Wawasan
Nusantara kemudian dijadikan wawasan pembangunan dalam Ketetapan MPR
No.lV /MPR/1973 tentang GBHN dan TAP MPR No.lV /MPRl 1978 tentang
GBHN.

Asas Wawasan Nusantara

Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidahkaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi
tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku
bangsa atau golongan) terhadap kesepakatan bersama. Harus disadari
bahwa jika asas wawasan nusantara diabaikan, komponen pembentuk
kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama tersebut, yang
berarti bahwa tercerai-berainya bangsa dan negara Indonesia.

Asas wawasan nusantara terdiri atas: kepentingan yang bersama, tujuan


yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan
terhadap ikrar atau kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan.

Sasaran Implementasi wawasan Nusantara

Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, Wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap individu
bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia. Karena itu implementasi atau
penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan

negara Kesatuan Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau


kelompok sendiri.

Prospek Impelentasi Geopolitik Indonesia

Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam


bermasyarakat, berbangsa, dan dalam bernegara sedang mengalami
perubahan. Dan kita juga menyadari faktor utama yang mendorong
terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang
dibawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita
menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam
kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah. Dalam dunia ini, yang
abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan nusantara
yang serat dengan nilai-nilai budaya bangsa dan dibentuk dalam proses
panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia
tentang persatuan kesatuan itu akan hanyut tanpa bekas atau akan tetap
kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang
wawasan persatuan bangsa? Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan
rakyat yang optimal, dunia tanpa batas, era baru kapitalime dan kesadarn
warga negara.

Kewajiban Bela Negara Bagi Semua Warga Negara Indonesia Pertahanan


Dan Pembelaan Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam
kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi
serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara
tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya
untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik
melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orangorang yang menyusun bangsa tersebut.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari

konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik
sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa
sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura
memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali
dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris,


bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam
sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota
resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus
milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika
Serikat National Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel,
wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas
nasional.

Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan,


kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok
atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh
komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak
terduga, memperkuat pertahanan negara.

Pengertian bela negara di Indonesia


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan
hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undangundang[1].

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas,
dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik
sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata
musuh bersenjata.[2] Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Unsur Dasar Bela Negara

Cinta Tanah Air


Kesadaran Berbangsa & bernegara
Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
Rela berkorban untuk bangsa & negara
Memiliki kemampuan awal bela negara
Contoh-Contoh Bela Negara :

Melestarikan budaya
Belajar dengan rajin bagi para pelajar
Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
Dll.
2. Gotong Royong

Ini adalah sikap kebersamaan, saling membantu. Sikap gotong royong sudah
ada dalam tradisi, budaya hidup masyarakat, seperti :

Arisan, Tengelan, Selapanan, Sambatan, Patungan, Lebotan, Jimpitan (Jawa


Tengah dan Jawa Timur)

Resaya, Tabur (Jawa Timur)

Rereyongan Sarumpi (Jawa Barat)


Subak, Sekaha (Bali)
Basuri, Matag, Siru (Nusa Tenggara Barat)
Arong, Engko, Gemoking (Nusa Tenggara Timur)
Sakai-sembahyangan (Lampung)
Marsi-dapara (Sumatera Utara)
Pela, Masori (Maluku)
Mapalus (Sulawesi Utara)
Puludow, Pongerih (Kalimantan)

Kondisi kehidupan bangsa-bangsa di dunia ini mengalami berbagai


perbedaan potensi tingkat kehidupan. Kemakmuran dan kemiskinan berada
dalam lingkup yang tiada batas (no limitation), Perbedaan ini menyebabkan
antarnegara saling tergantung dan membutuhkan dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya sehingga terjadi hubungan dan kerjasama diantara
mereka.

Budaya gotong royong adalah bagian dari kehidupan berkelompok


masyarakat Indonesia, dan merupakan warisan budaya bangsa. Nilai dan
perilaku gotong royong bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi pandangan
hidup, sehingga tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kehidupannya sehari-hari.

Gotong royong menjadikan kehidupan berkelompok manusia Indonesia lebih


berdaya dan sejahtera. Karena dengan gotong royong berbagai
permasalahan kehidupan bersama bisa terpecahkan secara mudah dan
murah, demikian halnya dengan kegiatan pembangunan masyarakat.
Implementasi nilai gotong rotong dalam kehidupan masyarakat terkandung
makna kesetaraan, keadilan, kebersamaan, kepedulian, dan mengacu kepada
kepentingan bersama. Oleh karena itu ada aspek pemberdayaan dalam
gotong royong.

Bertolak dari keunggulan budaya gotong royong dalam kehidupan


bermasyarakat Indonesia, sangat tepat dan rasional kalau gotong royong

dipergunakan sebagai common identity diantara negara-negara ASEAN.


Selain karena keunggulannya dalam mengatasi berbagai permasalahan hidup
bersama, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, serta diyakini nilai
dan perilaku gotong royong juga dimiliki oleh semua masyarakat negaranegara ASEAN, walau mungkin sebutannya beragam.

JUDUL BARU

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk individu yang sekaligus juga


merupakan makhluk sosial (zoon politicon), oleh karena itu manusia memiliki
karakteristik khas yang membedakan dirinya dengan yang lain serta selalu
hidup berkelompok dengan yang lainnya. Artinya manusia memiliki
kemampuan dan kebutuhan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi serta berkelompok dengan manusia yang lain.

Kehidupan berkelompok manusia dilatarbelakangi oleh kondisi keterbatasan


kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, disisi lain
kebutuhan hidup manusia selalu berubah dan berkembang, serta akal pikiran
yang dimiliki menjadikan selalu terjadi proses belajar pada diri manusia. Oleh
karena itu, pola kehidupan berkelompok manusia bersifat dinamis.

Didorong oleh adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi sendiri dan
dibantu oleh akal pikiran yang dimilikinya, manusia membentuk kelompokkelompok sosial. Mereka merasakan banyak manfaat serta keuntungan dari
kerjasama dalam kelompok. Pengalaman hidup dalam kelompok itu kemudian
menumbuhkan berbagai kepentingan kelompok.

Berangkat dari kepentingan kelompok inilah yang kemudian mendorong


terjadinya hubungan antar kelompok yang satu dengan kelompok yang
lainnya. Semakin bertambahnya jumlah manusia maka jumlah kelompok juga
bertambah. Selain itu, frekuensi serta kualitas hubungan antar kelompok
semakin meningkat. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi,
informasi dan transportasi seperti sekarang ini, menjadikan pola interaksi
antar manusia tidak ada batas (global village), dan pola hubungan antar
kelompok menjadi semakin beragam, demikian halnya intensitas dan
kualitasnya.

Walaupun perkembangan kehidupan berkelompok dan interaksi antar


kelompok mengalami perkembangan yang sangat pesat, tetapi tujuan dari
hidup berkelompok manusia serta interaksi antar manusia pada dasarnya
tetap, yaitu untuk pemenuhan kebutuhan hidup (fisik dan pshikis) secara
cukup dan memadai mempertahankan kelangsungan hidup.

Manusia baik secara individu maupun kelompok, dalam rangka


mempertahankan kelangsungan hidup dan memenuhi kebutuhan kelompok
melalui dua cara, yaitu dengan cara produksi (swasembada) atau dengan
cara memperoleh dari manusia yang lain (membeli, konsumtif).

Pemenuhan kebutuhan hidup dalam kelompok dengan cara memperoleh dari


pihak lain dilakukan dengan melakukan kerjasama melalui tukar menukar
segala sesuatu yang mereka butuhkan, atau penaklukan, penguasaan
dengan cara peperangan. Dengan demikian kondisi damai atau perang
merupakan hakekat yang mewarnai hubungan antar manusia, baik secara
individual maupun kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut, tepatlah apa
yang ditulis Grotius atau Hugo de Groot bahwa hubungan antara negara
hanya ada dua kemungkinan, yaitu hubungan damai atau hubungan konflik
(perang).

Kehidupan bangsa-bangsa di dunia ini mengalami berbagai perbedaan


potensi tingkat kehidupan, misalnya dalam bidang kesehatan, kondisi
pangan, gizi, fasilitas pendidikan, pendapatan, kesempatan kerja,
pertambahan penduduk, harapan hidup (life expectancies), dan sebagainya.
Kemakmuran dan kemiskinan berada dalam lingkup yang tiada batas (no
limitation), Perbedaan ini menyebabkan antarnegara saling tergantung dan
membutuhkan dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sehingga
terjadi hubungan dan kerjasama diantara mereka, untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. ..

3. Pangan

Dalam hal pangan, PKK menggalakkan penyuluhan untuk pemanfaatan


pekarangan, antara lain dengan menanam tanaman yang bermanfaat,

seperti sayuran, ubi-ubian, buah-buahan dan bumbu-bumbuan. Bahkan juga


dianjurkan memelihara unggas dan ikan serta cara pemeliharaannya di lahan
pekarangan mereka sendiri. Hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan
keluarga, dan selebihnya dapat dijual untuk menambah pendapatan keluarga
dan meningkatkan penganekaragaman pangan lokal. Pembinaan teknis
diadakan dalam kerjasama dengan dinas pertanian setempat.

TEKNIK BUDIDAYA CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK


TEKNIK BUDIDAYA CABAI HIBRIDA SISTEM MULSA PLASTIK

Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP)
banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor
dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida
maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP
digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya
pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada
cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai
hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang
intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi
cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya
tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan
sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar
kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan
serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara
intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya
adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi,
penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit,
serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan
tunas ataupun daun.
Kegiatan pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :
Penyiapan Lahan

Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus


didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan.
Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan
layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan
lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit
sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari

persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 23 hari (berdaun 2 4


helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan
kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).

Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :Tempatnya
terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.Lahan bukan bekas
pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ;
guna menghindari risiko serangan penyakit.
Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi,
agar tidak perlu membajak cukup berat.Lahan tegalan (tanah kering) dapat
digunakan, asal cukup tersedia air.
Syarat IklimPada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai
pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim
tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk
tanaman cabai adalah 240 270 C, dan untuk pembentukan buah pada
kisaran 160 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya
penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot
Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok
ditanam pada ketinggian antara 800 1500 m dpl. Khusus untuk cabai
Paprika umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur
optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara
210 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur
18,30. Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang
tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga
hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur
bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai
paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula
dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni
dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di
dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik
bening (transparan).

Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian,
cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas
hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan
organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan

penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 6.8,
karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan
produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali
menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang
penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat
diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik
mendekati pH normal.

Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :


Paling masam (< 4.0) # Sangat asam (4.0 4.5) # Asam (4.5 5.5) # Agak
asam (5.5 6.5) # Netral (6.5 7.5) # Agak basa (7.5 8.5) # Basa (8.5
9.0) # Sangat basa (9.0). Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur
Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun
dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen,
Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi
sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan
unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa,
jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain,
sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.

Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :

Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman


sebelumnya.
Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 40 cm, kemudian dikeringkan
selama 7 14 hari.
Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar
110 120 cm, tinggi 40 50 cm, lebar parit 60 70 cm, sedangkan panjang
bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak
mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 70 cm.
Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70
centimeter.
Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk
kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah
matang sebanyak 1,0 1,5 kg/tanaman.
Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk

kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 125 gram/tanaman.Pupuk


kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara
merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin anginkan selama
kurang lebih 2 minggu.
Catatan : Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 20.000
tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk kandang 18
30 ton, dan kapur pertanian 1,8 2,0 ton. Penyiapan Benih dan Pembibitan
Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan
benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar
diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi
10 gram. Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang
terbuat dari daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi
dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih
cabai sebaiknya direndam dulu dalam air dingin ataupun air hangat 550
600 selama 15 30 menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan
mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung
dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media
campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK
dihaluskan serta Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran
adalah : tanah halus 2 bagian (2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk
kandang matang halus (1 ember volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK
dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur
merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih cabai
hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 1,5 cm,
lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi
benih cabai disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan
karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih
dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera
dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah
benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke
dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap
disemai dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag
prinsipnya sama seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar
kecambah benih cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian
cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur
rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 120 cm. Setelah semaian
cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari
bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net
kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah
penyiraman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk
daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 15
hari, serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang
dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit. Pemasangan

MPHP Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan,


terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus.
Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai hibrida adalah
sebagai berikut : Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan.
Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi 40
tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang terdiri atas
perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan catatan tiap 100 kg
pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5 kg Furadan.
Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan dibalikkan
dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali sambil
dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk dapat larut ke
lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan cuaca, yakni
pada saat terik matahari antara pukul 14.00 16.00 agar plastik tersebut
memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin. Pemasangan
MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang.
Caranya adalah : tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung
bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu
berbentuk U yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik
pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak
rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu
pada setiap jarak 40 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan
dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak
membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam. Penanaman Waktu tanam
yang paling baik adalah pagi atau sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17
23 hari atau berdaun 2 4 helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang
telah ditutup MPHP harus dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk
cabai merah hibrida adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai
paprika 50 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat
menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi
arang. Penggunaan alat ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada
MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara
demikian MPHP akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6
8 cm. Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu
yang salah satu permukaannya telah dipotong.
Cara penggunaan kaleng bekas susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang
tanam yang telah ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya,
maka akan langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan
pisau silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP
berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan
segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan
polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida pada
dosis 0,5 1,0 gram/liter air selama 15 30 menit untuk mencegah

penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit
cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil
polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai dijepit
oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag ditepuk-tepuk secara
pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar bersama akar dan
medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam pada lubang tanam
yang tersedia.

Cara penanaman bibit cabai adalah : mula-mula sebagian tanah pada lubang
tanam diangkat kira-kira seukuran media polybag; kemudian bibit
dimasukkan sambil diurug tanah hingga dekat pangkal batangnya cukup
padat. Bibit cabai hibrida yang disemai dalam polybag ini, begitu
dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa mengalami kelayuan
(stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai tanahnya cukup basah.
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus),
penyiraman (pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan
tambahan (susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang,
pengendalian hama dan penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya
peka terhadap sinar matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik
bening (transparan).
Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan, atau 2
bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan maupun
ketersediaan bahan. Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai
paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah sebagai
berikut :Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 80 cm di
bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4
meter.Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah
lingkaran setinggi 160 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah
dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu
gelondongan yang letaknya berpasangan.Hubungkan antara kerangka
sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang
memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup
(kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.Pasang atap plastik
bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh
terpaan angin. Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau
varietas cabai hibrida umumnya meliputi : Pemasangan ajir (turus) Cabai
hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga untuk menopang pertumbuhan
tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah perlu dipasang ajir (turus)
dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya + 2 cm. Ajir
dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir secara berjajar
mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir lainnya
dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada

ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini


mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah
tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai
sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika,
pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.
Pengairan (Penyiraman) Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman
cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka
penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim
kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan
berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 4 hari sekali. Pengeleban
ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah dengan ujung
MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang kembali melalui
saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang akan
memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang tidak
mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan
teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung
selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan.
Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang intensif
dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah) tidak mutlak
memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah menjaga agar tanah
tidak kekeringan. Perempelan Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang
tumbuh dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan
mengganggu pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perempelan (pembuangan) tunas samping. Perempelan tunas samping
dilakukan pada tanaman cabai hibrida yang berumur antara 7 20 hari.
Semua tunas samping dibuang agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat
terbentuk cabang, maka perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan
tunas ini dilakukan 2 3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan
tanaman cabai akan lambat. Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga
pertama dari sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus
dirempel. Tujuan perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang
pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak
dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida
yang sudah berumur 75 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan
yang optimal. Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel,
terutama daun yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah
tidak produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan
penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab
pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua,
justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana
dan produksinya menurun. Pemupukan Tambahan (susulan) Sekalipun
tanaman cabai hibrida sudah dipupuk total pada saat akan memasang MPHP,
namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk

tambahan (susulan). Jenis pupuk yang digunakan pada fase pertumbuhan


vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan
Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan Complesal cair. Interval
penyemprotan pupuk daun antara 10 14 hari sekali, dengan dosis atau
konsentrasi yang tertera pada labelnya (kemasan) pupuk daun tersebut. Pada
fase pertumbuhan bunga dan buah (generatif), masih perlu pemberian pupuk
daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya
Complesal merah, Kemira merah ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu
pertumbuhan bunga dan buah, tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat
dipupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1)
sebanyak + 4 sendok makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi
MPHP diantara 4 tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang
tersebut sambil diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih
agar cepat larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan
berikutnya masih diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman
cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis
dan dosis pupuk yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang
dilarutkan dalam 200 liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara
dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 500 cc atau tergantung
kebutuhan. Cara pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau
selang sepanjang 0,5 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat
pangkal batang tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat
dilakukan setiap dua minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa
berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 14 kali),
terutama pada hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu
dipupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis
pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 : 1)
sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman cabai
bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup
bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan
Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san
Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur
Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara
optimal. Mulsa plastik yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang
berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH)
sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis
bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis
oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak
(MPHP).
MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna
hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup
permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam
suatu tanaman budidaya. Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :

1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.


Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan
rumput-rumput liar atau gulma.Warna perak dari mulsa dapat memantulkan
sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau,
serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.

Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap
(stabil).
Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh
sinar matahari.
Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air
tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk
buah.Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga
pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).

Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan


seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan
gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.Secara ekonomis
penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan
penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan
dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.Pada musim kering (kemarau),
MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu
sering untuk melakukan penyiraman (pengairan). Salah satu faktor
penghambat peningkat-an produksi cabai adalah adanya serangan hama dan
penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena serangan
penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan
cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% 30%. Strategi
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai diajurkan penerapan
pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit
secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengen-dalian kultur teknik, hayati
(biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, peraturanperaturan, dan cara kimiawi. HAMA CABAI Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Serangga dewasa dari hama ini adalah kupu-kupu, berwarna agak gelap
dengan garis agak putih pada sayap depan. Meletakkan telur secara
berkelompok di atas daun atau tanaman dan ditutp dengan bulu-bulu. Jumlah
telur tiap betina antara 25-500 butir. Telur akan menetas menjadi ulat (larva),
mula-mula hidup ber-kelompok dan kemudian menyebar. Ciri khas dari larva
(ulat) grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan
bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Larva akan menjadi pupa

(kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari


telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 61 hari. Stadium yang
membahayakan dari hama Spodoptera litura adalah larva (ulat). Menyerang
bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar. Ulat ini memangsa segala
jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai. Serangan ulat
grayak terjadi di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di
malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di
permukaan daun bagian bawah. Hama ulat grayak merusak di musim
kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian
atas maupun bawah daun cabai. Serangan hama ini menyebabkan daundaun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat proses
fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai menurun.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara
:
1. Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung
dibunuh.
Kultur teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa
tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama, serta melakukan rotasi
tanaman.Hayati (biologis) kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida
berbahan aktif Bacilus thuringiensis seperti Dipel, Florbac, Bactospeine, dan
Thuricide.
Sex pheromone, yaitu perangkap ngengat (kupu-kupu) jantan. Sex
pheromone merupakan aroma yang dikeluarkan serangga betina dewasa
yang dapat menimbulkan rangsangan sexual (birahi) pada serangga jantan
dewasa untuk menghampiri dan melakukan perkawinan sehingga
membuahkan keturunan. Sex pheromone dari Taiwan yang di Indonesia diberi
nama Ugratas atau Ulat Grayak Berantas Tuntas berwarna merah sangat
efektif untuk dijadikan perangkap kupu-kupu dewasa dari ulat grayak (S.
litura). Cara pemasangan Ugratas merah ini adalah dimasukkan ke dalan
botol bekas aqua volume 500 cc yang diberi lubang kecil untuk tempat
masuknya kupu-kupu jantan. Untuk 1 hektar kebun cabai cukup dipasang 510 buah Ugratas merah, dengan cara digantungkan sedikit lebih tinggi di atas
tanaman cabai. Daya tahan (efektivitas) Ugratas ini + 3 minggu, dan tiap
malam bekerja efektif sebagai perangkap ngengat jantan. Keuntungan
penggunaan Ugratas ini antara lain : aman bagi manusia dan ternak, tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan, dapat menekan penggunaan
insektisida, tidak menimbulkan kekebalan hama, dan dapat memperlambat
perkem-bangan hama tersebut.

Kimiawi, yaitu disemprot insektisida seperti Hostathion 40 EC 2 cc/lt atau

Orthene 75 SP 1 gr/lt. Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.) Kutu daun atau
sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala
jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk
tanaman cabai. Kutu daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan
perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat
berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis). Daur hidup
hama ini berkisar antara 7 10 hari. Hama ini menyerang tanaman cabai
dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian
tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung,
keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga
produksi cabai menurun. Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya
menjadi hama tetapi juga berfungsi sebagai penular (penyebar) berbagai
penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu)
yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi
cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis.
Serangan kutu daun menghebat pada musim kemarau.

Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara
:
Kultur teknik, yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling
kebun cabai, misalnya jagung.

Kimiawi, yaitu dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif seperti
Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 0,2 cc/liter, Decis 2,5 EC 0,04%,
Hostathion 40EC 0,1% atau Orthene 75 SP 0,1%. Lalat Buah (Dacus
ferrugineus) Serangga dewasa panjangnya + 0.5 cm, berwarna coklat-tua,
dan meletakkan telurnya di dalam buah cabai. Telur tersebut akan menetas,
kemudian merusak buah cabai. Buah-buah yang diserang akan menjadi
bercak-bercak bulat, kemudian membusuk dan berlubang kecil. Buah cabai
yang terserang akan dihuni larva yang pandai meloncat-loncat. Akibatnya
semua bagian buah cabai rusak, busuk, dan berguguran (rontok). Daur hidup
hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa terjadi
di atas permukaan tanah.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara
:
Kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang
lalat buah.
Mekanis, yaitu dengan mengumpul-kan buah cabai yang terserang, kemudian

dimusnahkan.
Kimiawi, yaitu dengan pemasangan perangkap beracun metil eugenol atau
protein hydrolisat yang efektif terhadap serangga jantan maupun betina.
Dapat pula disemprot langsung dengan insektisida seperti Buldok, Lannate
ataupun Tamaron. Thrips (Thrips sp.) Spesies Thrips yang sering ditemukan
adalah T. tabaci yang hidupnya bersifat pemangsa segala jenis tanaman
(polifag). Serangga Thrips sangat kecil, panjang + 1 mm, berkembang biak
tanpa pembuahan sel telur (partenogenesis) dan siklus hidupnya berlangsung
selama 7 12 hari. Hama Thrips menyerang hebat pada musim kemarau
dengan memperlihatkan gejala serangan strip-strip pada daun dan berwarna
keperakan. Serangan yang berat dapat mengakibatkan matinya daun
(kering). Thrips ini kadang-kadang berperan sebagai penular (vektor)
penyakit virus.
Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara
:
1. Kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai
secara bertahap dengan selisih waktu cukup lama karena tanaman muda
akan terserang parah. 1. Kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida
Deltamethrin 25 EC 0,1-0,7 cc/lt, Triazophos 40 EC 0,5-2,0 cc/lt, Endosulfan
25 EC 0,5-2,0 cc/lt, atau juga Decis 2,5 EC (0,04%), Hostathion 20 EC (0,2%)
maupun Mesurol 50 WP (0,1-0,2%). Tungau (Tarsonemus translucens) Tungau
berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman
(polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan
aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari. Tungau
menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk
tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-

Anda mungkin juga menyukai