Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN MANAJEMEN

FUNGSI PENGENDALIAN DALAM BENTUK AUDIT HASIL


DI RUANG BOUGENVILLE RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Disusun oleh :
Farida Sosiawati
Imsakul Fatimah
Jessi Indriasari
Karunia Indriyati Saputri

(P07120213018)
(P07120213021)
(P07120213023)
(P07120213025)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MANAJEMEN FUNGSI PENGENDALIAN DALAM BENTUK AUDIT HASIL
DI RUANG BOUGENVILLE RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL INI
DIBUAT UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH

NILAI PRAKTIK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PRODI DIV


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
Farida Sosiawati

(P07120213018)

Imsakul Fatimah

(P07120213021)

Jessi Indriasari

(P07120213023)

Karunia Indriyati saputri

(P07120213025)

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal,

Juni 2016

Oleh:
Pembimbing Pendidikan

Sri Arini Winarti, SKM, M. Kep

Pembimbing Lapangan

Etik Ratnaningsih, SST

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan dengan judul Laporan Manajemen Fungsi


Pengendalian Dalam Bentuk Audit Hasil Di Ruang Bougenville RSUD
Panembahan Senopati Bantul dapat terselesaikan tepat waktu,
Penulis menyadari atas keterbatasannya, sehingga tidak dapat
berbuat banyak tanpa bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu penulis ingin
menghaturkan ucapan terima kasih kepada :
1 Sri Arini Winarti, SKM .M.Kep selaku Pembimbing Pendidikan
2 Etik Ratnaningsih, SST selaku kepala ruang sekaligus pembimbing
lapangan yang telah membiming kami selama praktik di Bangsal
Bougenville RSUD Panembahan Senopati Bantul.
3 Teman-teman
Poltekkes
Kemenkes
Yogyakarta
Keperawatan

yang

telah

memberikan

semangat,

jurusan
bantuan,

dukungan dan doaanya sehingga penulis dapat menyelesaikan


makalah ini.
4 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan dukungan baik moril dan materiil sehingga
makalah ini dapat penulis selesaikan.
Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan.
Yogyakarta, 14 Juni 2016
Penulis,

BEB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Manajemen
1. Definisi Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut Liang Lie, manajemen

adalah

suatu

ilmu

dan

seni

perencanaan,

pengarahan,

pengorganisasian, dan pengontrol dari benda dan manusia untuk


mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (Liang Lie, 2008
dalam Nursalam, 2011).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Didalam
manajemen

tersebut

mencakup

kegiatan

POAC

(Planning,

Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan


prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey,
1999 dalam Nursalam, 2011).
2. Fungsi Manajemen
Manajemen berasal dari Manage, yaitu mengatur. Dimana dalam
hal mengatur ada beberapa pertanyaan; mengapa harus diatur
dan apa tujuan pengaturan tersebut diadakan. Manajemen
merupakan usaha dari orang-orang untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan (Visi dan Misi) sehingga akan ada hubungan
antara administrasi, manajemen, dan organisasi. Manajemen
dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.
Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen:
a. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
pribadi
b. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang saling
bertentangan

dari

pihak-pihak

berkepentingan

dalam

organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur,


pelanggan,

konsumen,

supplier,

serikat

kerja,

asosiasi

perdagangan, masyarakat dan pemerintah.


c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi
dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu
cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.

B. Konsep Manajemen Keperawatan


1. Definisi Manajemen Keperawatan
a. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan
dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai
perawatan, tujuan pelayanan dan obejektif (Huber, 2006).
b. Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang
harus

dilaksanakan

merencanakan,

oleh

pengelola

mengorganisasikan,

keperawatan

untuk

mengarahkan

serta

mengawasi sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana


sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Suyanto,
2008).
2. Fungsi Manajemen Keperawatan
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen
utama

yaitu

Planning

(Pengorganisasian),

(Perencanaan),

Staffing

Organizing

(Kepegawaian),

Directing

(Pengarahan), Controlling (Pengendalian / Evaluasi).


C. Controling (Pengendalian / Evaluasi)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan
fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan
yang erat dengan fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan
pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana
yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip

yang

telah

ditentukan,

yang

bertujuan

untuk

menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki.


Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik
untuk

menetapkan

perencanaan,
membandingkan

standard

merancang
kegiatan

pelaksanaan

sistem
nyata

informasi

dengan

dengan

tujuan

timbal

balik,

standard

yang

telah

ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan


cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa
segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati,
instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah
diberlakukan.

Tugas

seorang

manajemen

dalam

usahanya

menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial


perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:
1. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan
hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja
2. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting
dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3. Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung
jawab dan komitmen terhadap kegiatan program
4. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan
bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan
telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja
5. Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik:
a. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
b. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c. Harus memandang ke depan
d. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
e. Harus objektif
f. Harus fleksibel
g. Harus menunjukkan pola organisasi
h. Harus ekonomis
i. Harus mudah dimengerti
j. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat
manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit

bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek


termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control
ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang
digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan
adalah:
1. Analisa tugas: Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan
prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan,
catatan, anggaran. Hanya mengukur dukungan fisik saja, dan
secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam
keperawatan.
2. Kontrol kualitas: Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran
kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan
dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat:
1. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah
dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja
2. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan
pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau
bentuk promosi dan latihan lanjutan.
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang
terjadi. Untuk indikator mutu yang dipakai dalam melakukan evaluasi,
antara lain:
1. BOR
BOR (Bed Occupancy Rate) adalah prosesntase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan

gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur


rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80%
- 90%. Standar nasional BOR adalah 70% - 80%. Angka BOR
rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan
rumah sakit oleh masyarakat. Angka Bor yanng tinggi >85%
menunjukkkan tingkat pemanfaatan tempat tidur (TT) yang tinggi,
sehingga perlu penambahan TT atau pengembangan rumah sakit.
Rumus BOR:
jumlah hari perawatan
x 100
jumlah TTx jumlah hari persatuan waktu

2. ALOS
ALOS (Average Length of stay) adalah rata rata lama rawat
seorang pasien . Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat

efisiensi,

juga

dapat

memberikan

gambaran

mutu

pelayanan rumah sakit. Secara umum ALOS ideal 6 9 hari.


Rumus ALOS:
jumlah hari perawatan pasien keluar
jumlah pasien keluar (hidup+ mati)

3. TOI
TOI (Turn Over Interval) adalah rata rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur ksosong 1 3 hari. Interpretasi TOI dengan
semakin besar nilai yang didapat maka efisiensi penggunaan
tempat tidur semakin jelek.
Rumus TOI:

( jumlah TT x hari )hari perawatan RS


jumlah pasien keluar (hidup+ mati)

4. Kejadian Infeksi Nosokomial


Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang
didapat atau muncul selama dalam perawatan di rumah sakit.
Contoh infeksi nosokomial misalnya plebitis, ISK, reaksi transfusi,
infeksi luka operasi.

a. Plebitis
Jumlah kejadian plebitis adalah jumlah kejadian plebitis yang
yang terjadi selama periode waktu tertentu. Diukur dengan
skala plebitis, standar <5%
jumlah kejadian plebitis
x 100
jumlah pasien yang terpasang infus

Penilain score plebitis (score 2 sudah dianggap plebitis)


Skal

Tanda

Tindakan

Keterangan

Observasi kanula

Tidak ada tanda

a
0

Letak IV terlihat baik

Sedikit nyeri didekat Observais kanula

plebitis
Tanda

letak IV atau sedikit

kemungkinan

kemerahan di dekat

terjadi plebitis

IV
Satu

Tahap

dari

tanda Ganti/pindah

berikut:

tempat

a. Nyeri di letak IV

pemasangan

plebitis

b. Kemerahan
3

c. Bengkak
Ditemukan

semua 1. Pindah lokasi Tahap

tanda:
a. Nyeri

sepanjang

pemasangan

menengah

IV

plebitis

awal

awal

bagian kanula
b. Kemerahan
4

pengobatan

c. Indurasi
Terdapat

tanda 1. Pindahkan

Tahap

lanjut

seperti

no.3,

pemasangan

plebitis

atau

IV

awal

ditambah:
a. Vena teraba keras
5

2. Berikan

b. Ulkus
Terdapat

2. Berikan

pengobatan
tanda 1. Pindahkan

seperti no.4 ditambah

pemasangan

panas tinggi

IV

thromboplebitis
Tahap

akhir

thromboplebitis

2. Berikan
pengobatan
lanjutan
b. ISK
Jumlah kejadian Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah jumlah
kejadian ISK yang terjadi selama periode waktu tertentu.
Diketahui dari hasil pemeriksaan angka kuman urine dengan
hasil 103. Diukur dengan rumus berikut, standar <50/00
Rumus:
jumlah kejadian ISK pasien yang dipasang cateter
x 100
jumlah pasien yang terpasang cateter

c. Reaksi transfusi
Jumlah kejadian adanya reaksi tubuh akibat tranfusi berupa
gatal, urtikaria, sesak nafas atau syokk selama periode
tertentu. Diukur dengan observasi reaksi tranfusi.
Jumlah pasien yang mengalami reaksi tranfusi berupa gatal,
urtikaria, sesak nafas atau syok selama/ dalam perawtana dan
pemberian tranfusi. Diukur dengan rumus berikut, standar <5%.
Rumus:

jumlah pasiendengan reaksi transfusi


x 100
jumlah pemberian transfusi

d. Infeksi Luka Operasi


Jumlah kejadian infeksi luka operasi yang diobservasi dengan
tanda tanda infeksi meliputi rubor (kemerahan), kalor (panas),
dolor (bengkak), fungsiolaysa (kehilangan fungsi). Diukur
dengan rumus berikut, standar <5%.
Rumus:
jumlah kejadianinfeksi luka operasi
x 100
jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi

5. Kejadian Cidera
Angka cidera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama
dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan, jatuh, fiksasi
dan lainnya. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan
yang diberikan pada pasien. Idelanya adalah tidak ada kasus
pasien yang cidera.
Kejadian jatuh adalah jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai
atau tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun
saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke,
epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas. Angka
kejadian pasien jatuh adalah presentasi jumlah insidensi pasien
jatuh dari tempet tidur yang terjadi di sarana kesehatan pada
periode waktu tertentu setiap bulan. Diukur dengan rumus berikut,
standar <5%
Rumus:
jumlah pasien jatuh
x 100
jumlah pasien yang beresiko jatuh

Skala Pengukuran Resiko Jatuh


Keterangan

Kriteria

Usia

60 70
>70
Status mental*
Bingung terus menerus
Kadang kadang bingung
Penurunan tingkat kooperatif
Riwayat jatuh dalam 1 1 2 kali

Skore
2
1
2
4
2
2

bulan terakhir
Eliminasi

Berulang
Pakai kateter/ostomi
Kebutuhan eliminasi dibantu
Incontinensia/urgensy

3
1
3
5
1

Tidur berbaring di TT / duduk di kursi


Gaya berjalan, melangkah lebar
Kehilangan keseimbangan berdiri/

3
1
1

berjalan*
Penurunan koordinasi otot
Kesukaran berjalan, sempoyongan
Menggunakan alat bantu: kruk,

1
1
1

Gangguan
penglihatan*
Mobilisasi

walker
Obat beresiko (lihat Menggunakan 1 obat

daftar di bawah)
Hospitalisasi
Penggunaan alat
Total skore

Menggunakan 2 atau lebih


3 hari dirawat sejak masuk/ dirujuk
2 hari pembedahan atau melahirkan
IV line
Therapy anti embolik

Untuk Skore Jatuh:

Daftar obat:

Keterangan: pasien diobservasi selama 24 jam

Alkohol

Jika hasil skore >10 atau yang diberi

Psikotropika

tanda * pasien tersebut beresiko jatuh.

Benzodiazeplines

Lakukan tindakan pencegahan (pasien safety)

Hypoglicemic agent
Anti kejang
Diuretik
Antihistamin
Sedative
Narcotic

2
2
2
1
1

Antihipertensi

6. Audit Dokumentasi Asuhan keperawatan


a. Pengertian
Dokumentasi berasal dari kata document yang berarti semua
warkat asli yang dapat dibuktikan dalam persoalan hukum yang
bersifat kebenaran (Jon ME, 1975). Dokumentasi proses
keperawatan adalah bahan komunikasi yang terulis untuk
mendukung informasi atau kejadian (Fiosbach, 1991). Jadi,
dokumentasi asuhan keperawatan adalah dokumentasi tentang
fakta fakta terhadap penyakit klien, gejala gejala, diagnosa,
penatalaksanaan serta evaluasinya. Catatan tersebut harus
lengkap, akurat dan terbaru, mudah dan cepat diakses serta
sistematis sehingga dapat memberikan informasi yang akurat.
b. Tujuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1) Memfasilitasi pemberian perawatan yang berfokus pada klien
2) Memastikan kemajun hasil yang berfokus pada klien
3) Memfasilitasi komunikasi antara disiplin mengenai konsistensi
tujuan dan kemajuan pengobatan
4) Teknik evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dibuat untuk mempermudah penilaian
terhadap perawatan yang telah diberikan pada klien dan dapat
dipastikan apakah rencana yang diimplementasikan sudah
mencapai kemajuan
5) Pembayaran kembali ( Reinforcement )
Catatan perawatan merupakan sumber untuk mendapatkan
informasi tentang penanganan klien dan memberikan bukti
adanay pelayanan.
6) Akreditasi
Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan
menurut

lembaga

pemberi

lisensi

dan

akreditasi

adalah

mempertahankan rekam medik, termasuk dokumentasi asuhan


keperawatan
7) Masalah Baru
8) Kepuasan Pasien dan Keluarga

BAB III
HASIL PENGAMATAN
Selama praktek klinik manajemen pelayanan keperawatan di Bangsal
Bougenville RSUD Panembahan Senopati Bantul dari tanggal 13 Juni 2 Juli
2016, kami mengamati tentang fungsi pengendalian dalam pelaksanaan
keperawatan professional ruangan tersebut.
Bangsal Bougenville merupakan bangsal baru yang mulai beroperasi
tanggal 1 Januari 2016. Bangsal Bougenville adalah bangsal bedah orthopedi,
mata dan THT. Bangsal Bougenville dibagi menjadi 6 kamar dengan setiap
kamar berisi 4 TT (Tempat Tidur).
Berikut adalah hasil pengamatan dan menurut data yang diambil selama
praktik di Bangsal Bougenville:
Tabel 1. Indikator Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
Bangsal Bougenville Bulan Januari-Mei Tahun 2016
No
1.
2.
3.
4.
5.

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
JUMLAH

Hari
31
29
31
30
31

Pasien Masuk
L
91
58
65
62
67
343

P
47
63
49
72
43
274

138
121
114
134
110
617

Pasien Keluar
Hidup
138
120
113
133
110
614

Mati
0
1
1
1
0
3

138
121
114
134
110
617

(Sumber Data: Bagian Administrasi Bangsal Bougenville RSUD Panembahan Senopati Bantul)

Kejadian infeksi nosocomial

Jml
TT

Jml Hari
Perawatan

24
24
24
24
24
24

744
675
606
668
544
3237

Jumlah kejadian Infeksi pada pasien yang didapat atau muncul selama dalam
perawatan di rumah sakit, infeksi berupa plebitis, ISK, dan infeksi luka operasi
berdasarkan data dari IPCN dimulai sejak bulan Januari sampai Mei 2016 di
Bangsal Bougenville sebagai berikut:

Tabel 2. Kejadian Infeksi Nosocomial RSUD Panembahan Senopati Bantul


Bangsal Bougenville Bulan Januari-Mei Tahun 2016
ASSESMENT

10

1
1

12

13

1
4

15

1
6

17

1
8

19

20

2
1

22

2
3

24

2
5

26

27

2
8

29

23

2
2

24

2
3

28

16

2
0

18

2
4

24

2
4

24

19

1
7

18

2
2

20

1
3

17

16

2
0

20

2
0

22

2
1

22

20

2
1

24

17

15

22

18

16

20

1
6
0

21

1
6
0

15

1
7
0

2
1
0

3
0

31

1
6

17

Februari
JUMLAH PASIEN

PEMASANGAN INFUS
Terpasang infus

20

2
0
0

Kejadian plebitis
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
4
4
kateter
Kejadian ISK
0
0
Maret
2
JUMLAH PASIEN
22
2
PEMASANGAN INFUS
2
Terpasang infus
20
0
Kejadian plebitis
0
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
4
4
kateter
Kejadian ISK
0
0
April
1
JUMLAH PASIEN
19
9
PEMASANGAN INFUS
Terpasang
1
17
infuse
7
Kejadian plebitis
0
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
3
3
kateter
Kejadian ISK
0
0
Mei

2
2
0

22

1
4

16

14

16

13

1
5
0

21

1
4
0

19

2
1

21

2
1
0

1
6

19

1
8

20

2
4

23

23

22

20

2
1
0

1
8
0

24

24

2
3

21

21

2
2
0

1
9
0

17

2
2
0

16

21

1
9
0

22

2
3

24

2
3

17

2
2
0

21

19

1
1
0

2
4

24

2
4

23

2
1

21

20

21

19

1
9
0

2
3
0

24

24

2
3

21

22

2
2
0

2
2
0

22

1
9
0

17

16

2
1
0

22

2
0

16

2
2

23

2
0
0

21

22

2
0
0

2
1

20

2
3

19

1
6

19

12

1
4

16

18

10

1
1
0

2
1
0

24

21

2
0

22

19

1
8
0

2
2
0

16

2
0
0

20

20

1
5
0

13

1
7

15

2
1

18

1
7
0

13

18

1
5
0

19

22

1
8

20

1
3

17

20

1
8
0

1
9
0

15

21

15

1
3
0

19

16
0

JUMLAH PASIEN

15

PEMASANGAN INFUS
Terpasang
14
infuse
Kejadian plebitis
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
4
kateter
Kejadian ISK
0
Juni
JUMLAH PASIEN
PEMASANGAN INFUS
Terpasang
infuse
Kejadian plebitis
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
kateter
Kejadian ISK

1
3
1
2
0

16

1
6

13

12

12

1
2
0

1
5
0

14

1
4

13

14

2
0

1
8
0

12

17

1
7

23

16

20

1
2
0

1
6
0

16

1
4

16

14

1
7

1
5
0

12

24

2
2

23

20

21

1
9
0

2
0
0

22

2
1

21

17

1
9

1
8
0

15

20

2
0

14

1
5
0

1
8
0

18

1
8

14

14

1
7

21

1
5
0

12

20
0

Hasil pengamatan kejadian infeksi nosokomial yang dilakukan oleh mahasiswa


selama 2 minggu sebagai berikut :
Tabel 3. Kejadian Infeksi Nosocomial RSUD Panembahan Senopati Bantul
Bangsal Bougenville Tanggal 14 Juni - 25 Juni 2016

ASSESMENT

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

JUMLA
H

PEMASANGAN INFUS
Terpasanginfus
Kejadianplebitis
PEMASANGAN KATETER
Terpasangkatete
r
KejadianISK
TRANFUSI
Pemasangantran
1
fusi
Reaksitranfusi
INFEKSI LUKA OPERASI
Pasien yang
dilakukan
tindakan operasi
Kejadian infeksi
pasca operasi
1. Kejadian cedera
Jumlah kejadian jatuh berdasarkan wawancara kepada kepala ruang sejak
Ruang Bougenville beroperasi tidak ada kejadian jatuh sampai saat ini.
Sedangkan untuk pasien dengan resiko jatuh, semua pasien post operasi
memiliki resiko jatuh.
Hasil pengamatan selama 2 minggu mulai tanggal 14 25 Juni 2016
mengenai kejadian cedera tidak terdapat pasien yang jatuh. Baik pasien
yang jatuh dari tempat tidur ke lantai atau tempat lainnya yang lebih rendah
pada saat istirahat maupun terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit
stroke, epilepsy, maupun kejang.
Tabel 4. Kejadian cidera RSUD Panembahan Senopati Bantul
Bangsal Bougenville Tanggal 14 Juni - 25 Juni 2016

ASSESMENT
Cedera
Pasien
dengan resiko

14

15
14

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

JUMLAH

jatuh
Kejadian
cedera
2. Hasil Audit dokumentasi asuhan keperawatan
Berdasarkan pengamatan selama 2 minggu praktik di Ruang Bougenville
mulai

tanggal

14

Juni

2016

dengan

cara

membandingkan

pendokumentasian yang ditemukan dalam rekam medik pasien, di sini kami


mengambil sample 20 rekam medik pasien dibandingkan dengan standar
pendokumentasian yang ditentukan dalam standar asuhan keperawatan
didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Audit Dokumen RSUD Panembahan Senopati Bantul


Bangsal Bougenville Tanggal 14 Juni - 25 Juni 2016
N
O
1
2
3
4

1
2
3

ASPEK YANG DINILAI


PENGKAJIAN
Mencatat data yang dikaji sesuai
dengan pedoman pengkajian
Data dikelompokkan (Bio-psiko-sosiospiritual)
Data yang dikaji sejak pasien masuk
sampai pulang
Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
SUB TOTAL
TOTAL
%
DIAGNOSIS
Diagnosis keperawatan berdasarkan
masalah yang dirumuskan
Merumuskan diagnosa keperawatan
aktual/resiko/kolaboratif
Diagnosa disusun menurut urutan
prioritas
SUB TOTAL
TOTAL
%
RENCANA TINDAKAN
Berdasarkan diagnosis keperawatan

KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN


7
8
9
10
11
12
13

3
3
60
75%

3
3
60
100%

1
4

15

16

17

1
8

1
9

2
0

2
3

4
5

1
2

1
2
3

Rumusan tujuan mengandung


komponen pasien/subjek, perubahan
perilaku, kondisi pasien atau criteria
Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah,
terinci, dan jelas dan atau melibatkan
pasien dan keluarga
Rencana tindakan menggambarkan
keterlibatan pasien/keluarga
Rencana tindakan menggambarkan
kerjasama dengan tim kesehatan lain
SUB TOTAL
TOTAL
%
TINDAKAN
Tindakan dilaksanakan mengacu pada
rencana perawatan
Perawat mengobservasi respon pasien
terhadap tindakan keperawatan
SUB TOTAL
TOTAL
%
EVALUASI
Evaluasi mengacu pada tujuan (SOAP)
Evaluasi dituliskan setiap shift
Revisi diagnosis/rencana berdasarkan
hasil evaluasi
SUB TOTAL
TOTAL
%
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pencatatan dilakuakan sesuai dengan
tindakan yang dilaksanakan

4
4
80
80%

2
2
32
53%

3
3
60
100%

2
3

Pencatatan ditulis dengan jelas,


ringkas, istilah yang baku dan benar
Setiap dokumentasi perawat
mencantumkan paraf/nama jelas, dan
tanggal serta jam dilakukannya
tindakan
Berkas catatan keperawatan disimpan
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
SUB TOTAL
TOTAL
%

4
4
74
93%

3. Survey masalah baru


Ruang bougenville adalah ruang perawatan kelas 3 untuk bedah orthopedi,
mata dan THT. Ruang bougenville sendiri struktur organisasi ruangan yaitu
dikepalai satu kepala ruang, 3 Primary nurse, dan beberapa assosiate nurse
untuk setiap PN, satu tenaga administrasi dan seorang asisten perawat.
a. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen diruangan Bougenville
1) Fungsi Perencanaan
a) Visi, Misi Organisasi
Observasi, hasil pengamatan di ruang Bougenville tidak terlihat visimisi keperawatan yang ditempel di dinding ruangan yang dapat
terbaca dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya.
Masalah

: Perumusan visi dan misi ruangan belum ada

b) Filosofi keperawatan
Wawancara, menurut Kepala ruang agar perawat dapat bekerja
berdasarkan filosofi ilmu mereka, secara rutin dilakukan pada setiap
kesempatan diantaranya pada saat apel pagi dan pada saat
pelatihan.
Observasi, belum terlihat filosofi diruangan
Masalah

: filosofi ruangan belum ada

c) Peraturan organisasi
Observasi, ada uraian peraturan kepegawaian
Masalah

:-

d) Pembuatan rencana harian


Wawancara, menurut salah satu perawat di ruangan sudah
membuat rencana harian tetapi belum memiliki bentuk catatan
harian yang baku.
Observasi, belum terdapat catatan harian, bulanan dan tahunan di
ruangan. Tetapi di ruangan selalu diadakan rapat yang dihadiri
seluruh perawat

dan

tenaga

administrasi untuk membahas

kekurangan dan rencana apa yang akan dilakukan untuk memenuhi


kebutuhan bangsal.
Masalah : Pelaksanaan pembuatan catatan harian, bulanan dan
tahunan belum dilaksanakan

2) Pengorganisasian
a) Struktur Organisasi
Wawancara, menurut salah satu perawat didapatkan informasi
bahwa struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 3 tim sebagai
penerjamaan dari konsep MPKP diruangan.
Observasi : di ruang bougenville sudah ada struktur organisasi yang
di pasang di dinding ruangan nurse station serta dapat dilihat setiap
orang yang melewati nurse station.
Masalah : b) Pengorganisasian Perawatan klien
Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan data bahwa metode
penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim, dengan
membentuk dalam ruangan 3 tim
Observasi : Hasil pengamatan ada 3 tim diruangan yang dibuat
untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Pembagian tanggungjawab
terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar, perawat pelaksana
langsung bertanggung jawab kepada kepala ruangan, tidak
bertanggung jawab kepada ketua tim. Dan pada struktur organisasi
di ruangan sudah menunjukkan metode tim. Perawat sudah
bertugas sesuai dengan pembagian tim, tetapi untuk tindakan
perawatan luka dilakukan bersama-sama meskipun pasien yang
harus dirawat luka berada di tim yang berbeda.
Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi timprimer.
c) Uraian tugas
Wawancara : Menurut Kepala ruang setiap perawat sudah
mempunyai

uraian

tugas

masing-masing

bagi

tiap

tenaga

keperawatan. Batas wewenang dan tanggung jawab perawat cukup


jelas dengan dibuat job discription dimasing-masing ruangan.
Observasi : Diruangan sudah ada buku uraian tugas perawat sesuai
perannya.
Masalah : d) Metode penugasan

Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa


penghitungan jumlah tenaga sudah disesuaikan dengan rasio klien
tetapi menggunakan standart minimal dengan rumus Gillis.
Observasi : jumlah perawat masih kurang dengan dinas rincian
dinas sebagai berikut Pagi = 2, Siang = 2, malam 2, libur = 2 dan
cuti 2. Untuk dinas pagi ditambah 1 kepala ruang, 1 wakil kepala
ruang dan 1 ketua tim.
Masalah : Rasio jumlah perawat belum sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien.
e) Pendokumentasian asuhan keperawatan
Wawancara : Menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan format
yang ada yang sudah disepakati bersama antara kepala ruang dan
komite keperawatan, tetapi audit secara rutin belum dilakukan,
sehingga sampai sekarang belum diketahui tingkat kepatuhan
perawat dalam mengisi dokumentasi keperawatan.
Obseravasi : Belum terdapat format audit penulisan dokumentasi
diruangan. Tersedia lembar penulisan standar asuhan keperawatan.
Pengkajian sampai dengan evaluasi sudah terisi tetapi belum
optimal.

Pengkajian

dan

Diagnosa

keperawatan

belum

mencerminkan kondisi pasien yang seutuhnya. Perencanaan belum


tertulis secara spesifik. Implementasi sudah dilaksanakan sesuai
perencanaan. Dalam beberapa dokumen asuhan keperawatan,
implementasi yang melibatkan keluarga belum tertulis.
Masalah

Belum

optimalnya

kegiatan

audit

dokumentasi

keperawatan
f)

Pengaturan jadwal dinas


Wawancara : Menurut Kepala ruang ruangan pengaturan jadwal
dinas yang dilakukan oleh Kepala ruang disesuaikan dengan jumlah
perawat yang ada di ruangan dan tidak berdasarkan pada tingkat
ketergantungan klien, karena disesuaikan dengan jumlah perawat
dan kondisi Rumah Sakit.
Observasi : Format daftar shif diruangan menggunakan proporsi
jumlah perawat yang ada.

Masalah

Penjadwalan

belum

menggunakan

tingkat

ketergantungan klien.
3) Fungsi pengarahan
a) Motivasi kepada perawat
Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit
baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya diklat
secara rutin mengadakan pelatihan dan pembinaan.
Observasi : adanya pembagian jasa yang diberikan oleh Rumah
sakit
Masalah : b) Komunikasi
Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
jalur komunikasi dilakukan secara bottum up dan top down. Asuhan
keperawatan yang didokumentasikan diberitahukan pada saat serah
terima pasien dan ditindaklanjuti oleh perawat yang bertugas pada
shift berikutnya .
Observasi : komunikasi antara staff sesuai dengan jalur. Pada saat
serah terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan yang telah
dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh perawat pada shift
berikutnya melalui operan pada akhir shift.
Masalah : c) Pendelegasian
Wawancara : Menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
pendelegasian diruangan masih belum ada tetapi dilakukan hanya
dengan cara lisan.
Observasi : Format pendelegasian diruangan tidak ada
Masalah : Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam
penerapan metode MPKP.
4) Fungsi pengendalian
a) Program pengendalian mutu

Wawancara : Menurut Kepala ruang Bangsal Bougenville sudah


memiliki perawat yang bertugas melakukan pencatatan yang
tergabung dalam tim pengendali mutu.
Observasi: Sudah ditunjuk perawat untuk tim pengendalian mutu.
Terdapat sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali
mutu

tetapi

formatnya

belum

lengkap,

belum

ada

format

pengendalian diruangan dan ada data pada bulan tertentu yang


kurang lengkap.
Masalah : Sistem pengendalian mutu belum optimal.
b) Pelaksanaan SOP dan SAK
Wawancara : Menurut Kepala ruang Asuhan keperawatan yang
diberikan sudah mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan
(SAK) yang sudah ditetapkan. Dan saat ini sedang SOP dan SAK
sedang direvisi dan akan segera diberikan kepada tiap-tiap unit
rawat inap.
Observasi : Sudah terdapat lembar SOP yang mengacu pada SAK.
Masalah : 4. Kepuasan pasien dan keluarga
Hasil survei kepuasan pelanggan telah dilakukan oleh perawat bangsal
Bougenville yang dilakukan mulai Januari sampai Mei 2016 sebagai berikut

Tabel 6. Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Keperawatan RSUD Panembahan Senopati di Ruang Bougenville Bulan Januari Mei 2016
N

Januari (n=35)

Pertanyaan
Perawat

mengenalkan diri
Keramahan

perawat
Cara kerja

perawat
Perhatian perawat

terhadap pasien
Penampilan diri

perawat
Kejelasan
pemberian
informasi oleh

Februari (n=45)
K

Maret (n=76)
K

April (n=82)
K

Mei (n=51)
K

10

20

12

28

26

43

24

54

21

28

23

10

32

28

42

28

42

12

22

26

26

37

23

47

20

56

16

30

23

30

28

36

11

19

56

20

25

24

36

21

47

19

47

Q7

29

24

29

32

39

25

46

10

21

22

25

34

28

42

33

39

25

22

22

12

29

22

44

22

57

12

18

25

22

30

18

42

12

16

48

17

16

23

11

27

35

26

46

20

51

14

31

9
9
5

23
24
22

2
2
9

1
0
0

16
16
5

26
26
34

3
3
6

0
0
0

33
29
16

38
43
49

3
3
10

0
0
0

36
32
19

40
43
40

6
7
13

0
0
0

24
26
17

22
19
24

4
6
8

0
0
2

25

29

25

40

27

51

22

26

24

12

30

29

41

32

45

22

24

perawat
Perawat segera
datang bila

dipanggil
Kebersihan

ruangan
Kebersihan kamar

mandi
Fasilitas ruang

10
11
12
13

rawat
Keramahan dokter
Pelayanan dokter
Menu makanan
Pelayanan

14

administrasi
Mutu pelayanan

15

rumah sakit

Jumlah
Indeks
Jumlah total
(Jumlah x Indeks)
CSI

113
100

352
80

52
60

6
40

139
100

465
80

66
60

5
40

384
100

639
80

94
60

8
40

372
100

725
80

126
60

7
40

301
100

376
80

83
60

5
40

11300

28320

3120

240

13900

37200

3960

200

48400

51120

5640

320

37200

58000

7560

280

30100

3080

4980

200

81.86

81.86

84.87

(Sumber Data: Bagian Keperawatan dan Mutu RSUD Panembahan Senopati Bantul)

83.77

85.43

Survei oleh mahasiswa selama . yang telah dilakukan kepada responden


yang meliputi pasien yang sudah mendapat perawatan selama 3 hari
ataupun pasien yang akan pulang telah diberikan angket mengenai
kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan rumah sakit, prosentase
kepuasan pasien maupunluarga mencapai. % Tabel 5. Kepuasan Pasien
terhadap Pelayanan RSUD Panembahan Senopati Ruang Bougenville
Tanggal 15/06/2016 21/06/2016

Tanggal 15/06/2016 21/06/2016


No

Pertanyaan
STP

Ruangan Bougenville terlihat indah,

rapi dan nyaman


Kelengkapan fasilitas ruangan

3
4
5

Bougenville
Penampilan diri perawat
Perawat memperkenal diri
Keramahan perawat terhadap

pasien dan keluarga


Kemudahan perawat untuk

dihubungi bila membutuhkan


Pemberian pelayanan sesuai
dengan kebutuhan pasien oleh

perawat
Ketepatan waktu dalam
melaksanakan perawatan dan

pengobatan oleh perawat


Kebersihan alat-alat yang digunakan

10
11

dalam melakukan perawatan


Perhatian perawat terhadap pasien
Kejelasan pemberian informasi oleh

12

perawat
Keramahan dokter terhadap pasien

13

dan keluarga
Pelayanan dokter dalam
mendengarkan keluhan penyakit

TP

(n=20)
CP
P

SP

serta memberikan solusi dalam


14
15

konsultasi
Pelayanan administrasi
Menu makanan yang disediakan RS
Jumlah
Indeks
Jumlah total (Jumlah x Indeks)
CSI

BAB IV
PEMBAHASAN
A. BED OCCUPANCY RATE (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah prosentase pemakainan tempat tidur
pada satu satuan waktu. Angka BOR rendah menunjukkan kurangnya
pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Rumus yang
digunakan untuk menghitung BOR yaitu

jumlah hari perawatan


x 100
jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu

Rumus:

Perhitungan BOR selama 5 bulan di Ruang Bougenville menggunakan rumus


adalah:

Rumus:

jumlah hari perawatan


x 100
jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu

Rumus:

3237
x 100
24 x 152

Rumus:

3237
x 100
3648

:89
Hasil penghitungan BOR yang diperoleh selama 5 bulan terakhir diperoleh
rata-rata sebesar 89% dan sebagian besar setiap bulannya >85% yang
menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur (TT) yang tinggi yang berarti
pula bahwa tingginya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
masyarakat, sehingga perlunya penambahan TT atau pengemabangan RS.
B. AVARAGE LENGTH OF STAY (ALOS)
Avarage Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat pasien. Manfaat
perhitungan ALOS untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit, dan
mengukur mutu pelayanan rumah sakit. Rumus yang digunakan untuk

menghitung ALOS yaitu

Rumus :

jumlah hari perawatan pasien keluar


jumlah pasien keluar (hidup +mati)

Perhitungan ALOS selama 5 bulan di Ruang Bougenville menggunakan rumus


adalah:

Rumus:

jumlah hari perawatan pasien keluar


jumlah pasien keluar (hidup+mati)

3237
617

:5.24

:56 hari
Hasil ALOS yang diperoleh selama 5 bulan terakhir menunjukkan rata-rata 5-6
hari lama perawatan, yang mana menunjukkan lama rawat pasien di Ruang
Bougenville yang sangat singkat dari rentang normalya 6 9 hari yang
menunjukkan efisiensi pelayanan dan mutu pelayanan RS yang sangat baik.
C. TURN OVER INTERNAL (TOI)
Turn Over Internal (TOI) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari
saat diisi ke saat diisi berikutnya. Manfaat TOI bersama ALOS merupakan
indikator tentang efisiensi penggunaan tempat tidur. Rumus yang digunakan
untuk menghitung TOI yaitu

Rumus :

( jumlah TT x hari )hari perawatan RS


jumlah pasien keluar (hidup +mati)

( 24 x 152 )3237
617
:

36483237
617

411
617

:0.66

Penghitungan TOI rata rata dalam 5 bulan terakhir adalah 0,66


menunjukkan rata rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat
diisi berikutnya kurang dari satu hari yang menunjukkan efisiensi penggunaan
tempat tidur yang sangat baik dari rentang normalnya (1 3 hari).
D. KEJADIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
1. Plebitis

Di Bangsal Bougenville pada periode bulan Januari Mei


2016, pasien yang mengalami plebitis sejumlah 0 orang,
sehingga angka kejadian plebitis 0%. Hal ini sudah sesuai
dengan indikator mutu yakni sebesar <5%.
2. ISK

Di bangsal Bougenville pasien yang mengalami ISK akibat


pemasangan DC pada periode bulan Januari Mei 2016
sebanyak 1 orang. Sehingga angka kejadian ISK akibat
pemasangan DC masih sesuai dengan standar indikator
mutu <5%.
3. Infeksi luka operasi

Di Bangsal Bougenville pada periode bulan Januari Mei


2016, pasien yang mengalami infeksi luka operasi sejumlah
0 orang, sehingga angka kejadian infeksi luka operasi 0%.
Hal ini sesuai dengan indikator mutu yakni sebesar <5%.
E. KEJADIAN CIDERA
F. AUDIT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Setelah dilakukan pengamatan selama 3 minggu (13 Juni 2016 s/d 2 Juli
2016) dari 20 sample rekam medis yang diambil di ruang Bougenvile RSUD
Panembahan Senopati didapatkan rata-rata evaluasi pendokumentasian pada
pasien yang telah dirawat selama 3 hari atau akan pulang yaitu;

Rataratahasil :

jumlah total
x 100
jumlah aspek yang dinilai x jumlah sample

366
x 100
21 x 20

366
x 100
21 x 20

:87,1
Penghitungan rata-rata hasil dari evaluasi pendokumentasian di RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan 87,1%
1. Pengkajian
Penulisan pengkajian disetiap rekam medis pasien yang ditulis dari pasien
dantang sampai dengan pasien pulang sudah sesuai dengan pedoman
pengkajian yang seharusnya yaitu dengan mengelompokkan data biopsiko-sosial-spiritual, selain itu masalah yang dirumuskan sesuai dengan
status kesehatan pasien sebenarnya dan yang terjadi saat itu.
2. Diagnosis
Diagnosa keperawatan selalu dirumuskan berdasarkan masalah yang
terjadi pada pasien dan disusun sesuai dengan urutan prioritasnya (actual,
resiko, kolaboratif)
3. Rencana Tindakan
Rencana tindakan

keperawatan

disusun/dicetak

sedemikian

rupa

sehingga memudahkan dalam pengisian yaitu dengan melakukan check


list pada data/rencana yang sesuai dengan diagnose keperawatan yang
tentunya

melibatkan

pasien/keluarga

dan

berisi

kalimat

perintah.

Sayangnya dalam penulisan tujuan dalam rencana tindakan kurang


spesifik dan terinci. Dalam pendokumentasian yang menggambakan
kerjasama dengan tim kesehatan lain sudah semuanya terisi tetapi
kebanyakan kerjasama yang dilakuakn yaitu dengan dokter, sedangkan
untuk tim kesehatan seperti gizi pencatatannya tidak semua ada dalam
RM, bahkan unuk fisioterapi, maupun dari tim rohani belum ada di RM
4. Tindakan
Tindakan yang dilakukan kebanyakan mengacu pada rencana perawatan,
namun tidak semuanya dilakukan, sebagian besar perencanaan yang
ringan terkadang tidak begitu diperhatikan. Observasi respon pasien
sering kali dilakuakan pada setiap tindakan, tetapi terkadang lupa untuk
dilakukan
5. Evaluasi

Evaluasi yang didokumentasikan selalu dituliskan dengan SOAP yang


mengacu pada tujuan dan dituliskan disetiap shift jaga
6. Catatan Asuhan Keperawatan
Pencatatan yang dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan,
pencatatan dilakukan dengan jelas, ringkas, dan dengan istilah yang baku
dan benar. Setiap dokumentasi diberikan paraf dan nama, tetapi terkadang
jam/waktu terlewatkan untuk ditulis.
G. SURVEY MASALAH BARU
H. KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA
Hasil penghitungan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan keperawatan di
klasifikasi dalam berbagai kategori antara lain :
Tabel 8. Klasifikasi Kepuasan Pelanggan terhadap Kepuasan Pelayanan Publik
(Oktaviani dan Suryana, 2006)

Hasil CSI
64%
65 71%
72 77%
78 80%
81 84%
85 87%
>87%

Intepretasi Hasil
very poor
poor
cause for concern
borderline
good
very good
excellent

Pada Bulan Januari dan Februari 2016 didapatkan hasil Customer Statisfication
Indeks (CSI) sebesar 81.86% termasuk dalam kategori good atau dapat
dikatakan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pelanggan baik. Bulan
Maret didapatkan hasil sebesar 84.87% juga termasuk dalam kategori good
Bulan April didapatkan hasil sebesar 83.77% termasuk dalam kategori good.
Kepuasan pelanggan pada Bulan Mei didapatkan

85.43% termasuk dalam

kategori very good atau pelayanan yang diberikan sangat baik.


Dari hasil pendataan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Ruang
Bougenville pada bulan Januari-Mei tahun 2016 didapatkan rata rata hasil
sebesar 83.55% termasuk dalam kategori good atau pelayanan yang diberikan
baik.

Anda mungkin juga menyukai