Laporan Managemen KLP 7
Laporan Managemen KLP 7
Disusun oleh :
Farida Sosiawati
Imsakul Fatimah
Jessi Indriasari
Karunia Indriyati Saputri
(P07120213018)
(P07120213021)
(P07120213023)
(P07120213025)
(P07120213018)
Imsakul Fatimah
(P07120213021)
Jessi Indriasari
(P07120213023)
(P07120213025)
Juni 2016
Oleh:
Pembimbing Pendidikan
Pembimbing Lapangan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
yang
telah
memberikan
semangat,
jurusan
bantuan,
BEB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Manajemen
1. Definisi Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut Liang Lie, manajemen
adalah
suatu
ilmu
dan
seni
perencanaan,
pengarahan,
tersebut
mencakup
kegiatan
POAC
(Planning,
dari
pihak-pihak
berkepentingan
dalam
konsumen,
supplier,
serikat
kerja,
asosiasi
dilaksanakan
merencanakan,
oleh
pengelola
mengorganisasikan,
keperawatan
untuk
mengarahkan
serta
yaitu
Planning
(Pengorganisasian),
(Perencanaan),
Staffing
Organizing
(Kepegawaian),
Directing
yang
telah
ditentukan,
yang
bertujuan
untuk
menetapkan
perencanaan,
membandingkan
standard
merancang
kegiatan
pelaksanaan
sistem
nyata
informasi
dengan
dengan
tujuan
timbal
balik,
standard
yang
telah
Tugas
seorang
manajemen
dalam
usahanya
2. ALOS
ALOS (Average Length of stay) adalah rata rata lama rawat
seorang pasien . Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat
efisiensi,
juga
dapat
memberikan
gambaran
mutu
3. TOI
TOI (Turn Over Interval) adalah rata rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur ksosong 1 3 hari. Interpretasi TOI dengan
semakin besar nilai yang didapat maka efisiensi penggunaan
tempat tidur semakin jelek.
Rumus TOI:
a. Plebitis
Jumlah kejadian plebitis adalah jumlah kejadian plebitis yang
yang terjadi selama periode waktu tertentu. Diukur dengan
skala plebitis, standar <5%
jumlah kejadian plebitis
x 100
jumlah pasien yang terpasang infus
Tanda
Tindakan
Keterangan
Observasi kanula
a
0
plebitis
Tanda
kemungkinan
kemerahan di dekat
terjadi plebitis
IV
Satu
Tahap
dari
tanda Ganti/pindah
berikut:
tempat
a. Nyeri di letak IV
pemasangan
plebitis
b. Kemerahan
3
c. Bengkak
Ditemukan
tanda:
a. Nyeri
sepanjang
pemasangan
menengah
IV
plebitis
awal
awal
bagian kanula
b. Kemerahan
4
pengobatan
c. Indurasi
Terdapat
tanda 1. Pindahkan
Tahap
lanjut
seperti
no.3,
pemasangan
plebitis
atau
IV
awal
ditambah:
a. Vena teraba keras
5
2. Berikan
b. Ulkus
Terdapat
2. Berikan
pengobatan
tanda 1. Pindahkan
pemasangan
panas tinggi
IV
thromboplebitis
Tahap
akhir
thromboplebitis
2. Berikan
pengobatan
lanjutan
b. ISK
Jumlah kejadian Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah jumlah
kejadian ISK yang terjadi selama periode waktu tertentu.
Diketahui dari hasil pemeriksaan angka kuman urine dengan
hasil 103. Diukur dengan rumus berikut, standar <50/00
Rumus:
jumlah kejadian ISK pasien yang dipasang cateter
x 100
jumlah pasien yang terpasang cateter
c. Reaksi transfusi
Jumlah kejadian adanya reaksi tubuh akibat tranfusi berupa
gatal, urtikaria, sesak nafas atau syokk selama periode
tertentu. Diukur dengan observasi reaksi tranfusi.
Jumlah pasien yang mengalami reaksi tranfusi berupa gatal,
urtikaria, sesak nafas atau syok selama/ dalam perawtana dan
pemberian tranfusi. Diukur dengan rumus berikut, standar <5%.
Rumus:
5. Kejadian Cidera
Angka cidera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama
dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan, jatuh, fiksasi
dan lainnya. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan
yang diberikan pada pasien. Idelanya adalah tidak ada kasus
pasien yang cidera.
Kejadian jatuh adalah jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai
atau tempat lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun
saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit stroke,
epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas. Angka
kejadian pasien jatuh adalah presentasi jumlah insidensi pasien
jatuh dari tempet tidur yang terjadi di sarana kesehatan pada
periode waktu tertentu setiap bulan. Diukur dengan rumus berikut,
standar <5%
Rumus:
jumlah pasien jatuh
x 100
jumlah pasien yang beresiko jatuh
Kriteria
Usia
60 70
>70
Status mental*
Bingung terus menerus
Kadang kadang bingung
Penurunan tingkat kooperatif
Riwayat jatuh dalam 1 1 2 kali
Skore
2
1
2
4
2
2
bulan terakhir
Eliminasi
Berulang
Pakai kateter/ostomi
Kebutuhan eliminasi dibantu
Incontinensia/urgensy
3
1
3
5
1
3
1
1
berjalan*
Penurunan koordinasi otot
Kesukaran berjalan, sempoyongan
Menggunakan alat bantu: kruk,
1
1
1
Gangguan
penglihatan*
Mobilisasi
walker
Obat beresiko (lihat Menggunakan 1 obat
daftar di bawah)
Hospitalisasi
Penggunaan alat
Total skore
Daftar obat:
Alkohol
Psikotropika
Benzodiazeplines
Hypoglicemic agent
Anti kejang
Diuretik
Antihistamin
Sedative
Narcotic
2
2
2
1
1
Antihipertensi
lembaga
pemberi
lisensi
dan
akreditasi
adalah
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Selama praktek klinik manajemen pelayanan keperawatan di Bangsal
Bougenville RSUD Panembahan Senopati Bantul dari tanggal 13 Juni 2 Juli
2016, kami mengamati tentang fungsi pengendalian dalam pelaksanaan
keperawatan professional ruangan tersebut.
Bangsal Bougenville merupakan bangsal baru yang mulai beroperasi
tanggal 1 Januari 2016. Bangsal Bougenville adalah bangsal bedah orthopedi,
mata dan THT. Bangsal Bougenville dibagi menjadi 6 kamar dengan setiap
kamar berisi 4 TT (Tempat Tidur).
Berikut adalah hasil pengamatan dan menurut data yang diambil selama
praktik di Bangsal Bougenville:
Tabel 1. Indikator Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
Bangsal Bougenville Bulan Januari-Mei Tahun 2016
No
1.
2.
3.
4.
5.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
JUMLAH
Hari
31
29
31
30
31
Pasien Masuk
L
91
58
65
62
67
343
P
47
63
49
72
43
274
138
121
114
134
110
617
Pasien Keluar
Hidup
138
120
113
133
110
614
Mati
0
1
1
1
0
3
138
121
114
134
110
617
(Sumber Data: Bagian Administrasi Bangsal Bougenville RSUD Panembahan Senopati Bantul)
Jml
TT
Jml Hari
Perawatan
24
24
24
24
24
24
744
675
606
668
544
3237
Jumlah kejadian Infeksi pada pasien yang didapat atau muncul selama dalam
perawatan di rumah sakit, infeksi berupa plebitis, ISK, dan infeksi luka operasi
berdasarkan data dari IPCN dimulai sejak bulan Januari sampai Mei 2016 di
Bangsal Bougenville sebagai berikut:
10
1
1
12
13
1
4
15
1
6
17
1
8
19
20
2
1
22
2
3
24
2
5
26
27
2
8
29
23
2
2
24
2
3
28
16
2
0
18
2
4
24
2
4
24
19
1
7
18
2
2
20
1
3
17
16
2
0
20
2
0
22
2
1
22
20
2
1
24
17
15
22
18
16
20
1
6
0
21
1
6
0
15
1
7
0
2
1
0
3
0
31
1
6
17
Februari
JUMLAH PASIEN
PEMASANGAN INFUS
Terpasang infus
20
2
0
0
Kejadian plebitis
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
4
4
kateter
Kejadian ISK
0
0
Maret
2
JUMLAH PASIEN
22
2
PEMASANGAN INFUS
2
Terpasang infus
20
0
Kejadian plebitis
0
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
4
4
kateter
Kejadian ISK
0
0
April
1
JUMLAH PASIEN
19
9
PEMASANGAN INFUS
Terpasang
1
17
infuse
7
Kejadian plebitis
0
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
3
3
kateter
Kejadian ISK
0
0
Mei
2
2
0
22
1
4
16
14
16
13
1
5
0
21
1
4
0
19
2
1
21
2
1
0
1
6
19
1
8
20
2
4
23
23
22
20
2
1
0
1
8
0
24
24
2
3
21
21
2
2
0
1
9
0
17
2
2
0
16
21
1
9
0
22
2
3
24
2
3
17
2
2
0
21
19
1
1
0
2
4
24
2
4
23
2
1
21
20
21
19
1
9
0
2
3
0
24
24
2
3
21
22
2
2
0
2
2
0
22
1
9
0
17
16
2
1
0
22
2
0
16
2
2
23
2
0
0
21
22
2
0
0
2
1
20
2
3
19
1
6
19
12
1
4
16
18
10
1
1
0
2
1
0
24
21
2
0
22
19
1
8
0
2
2
0
16
2
0
0
20
20
1
5
0
13
1
7
15
2
1
18
1
7
0
13
18
1
5
0
19
22
1
8
20
1
3
17
20
1
8
0
1
9
0
15
21
15
1
3
0
19
16
0
JUMLAH PASIEN
15
PEMASANGAN INFUS
Terpasang
14
infuse
Kejadian plebitis
0
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
4
kateter
Kejadian ISK
0
Juni
JUMLAH PASIEN
PEMASANGAN INFUS
Terpasang
infuse
Kejadian plebitis
PEMASANGAN KATETER
Terpasang
kateter
Kejadian ISK
1
3
1
2
0
16
1
6
13
12
12
1
2
0
1
5
0
14
1
4
13
14
2
0
1
8
0
12
17
1
7
23
16
20
1
2
0
1
6
0
16
1
4
16
14
1
7
1
5
0
12
24
2
2
23
20
21
1
9
0
2
0
0
22
2
1
21
17
1
9
1
8
0
15
20
2
0
14
1
5
0
1
8
0
18
1
8
14
14
1
7
21
1
5
0
12
20
0
ASSESMENT
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
JUMLA
H
PEMASANGAN INFUS
Terpasanginfus
Kejadianplebitis
PEMASANGAN KATETER
Terpasangkatete
r
KejadianISK
TRANFUSI
Pemasangantran
1
fusi
Reaksitranfusi
INFEKSI LUKA OPERASI
Pasien yang
dilakukan
tindakan operasi
Kejadian infeksi
pasca operasi
1. Kejadian cedera
Jumlah kejadian jatuh berdasarkan wawancara kepada kepala ruang sejak
Ruang Bougenville beroperasi tidak ada kejadian jatuh sampai saat ini.
Sedangkan untuk pasien dengan resiko jatuh, semua pasien post operasi
memiliki resiko jatuh.
Hasil pengamatan selama 2 minggu mulai tanggal 14 25 Juni 2016
mengenai kejadian cedera tidak terdapat pasien yang jatuh. Baik pasien
yang jatuh dari tempat tidur ke lantai atau tempat lainnya yang lebih rendah
pada saat istirahat maupun terjaga yang tidak disebabkan oleh penyakit
stroke, epilepsy, maupun kejang.
Tabel 4. Kejadian cidera RSUD Panembahan Senopati Bantul
Bangsal Bougenville Tanggal 14 Juni - 25 Juni 2016
ASSESMENT
Cedera
Pasien
dengan resiko
14
15
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
JUMLAH
jatuh
Kejadian
cedera
2. Hasil Audit dokumentasi asuhan keperawatan
Berdasarkan pengamatan selama 2 minggu praktik di Ruang Bougenville
mulai
tanggal
14
Juni
2016
dengan
cara
membandingkan
1
2
3
3
3
60
75%
3
3
60
100%
1
4
15
16
17
1
8
1
9
2
0
2
3
4
5
1
2
1
2
3
4
4
80
80%
2
2
32
53%
3
3
60
100%
2
3
4
4
74
93%
b) Filosofi keperawatan
Wawancara, menurut Kepala ruang agar perawat dapat bekerja
berdasarkan filosofi ilmu mereka, secara rutin dilakukan pada setiap
kesempatan diantaranya pada saat apel pagi dan pada saat
pelatihan.
Observasi, belum terlihat filosofi diruangan
Masalah
c) Peraturan organisasi
Observasi, ada uraian peraturan kepegawaian
Masalah
:-
dan
tenaga
2) Pengorganisasian
a) Struktur Organisasi
Wawancara, menurut salah satu perawat didapatkan informasi
bahwa struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 3 tim sebagai
penerjamaan dari konsep MPKP diruangan.
Observasi : di ruang bougenville sudah ada struktur organisasi yang
di pasang di dinding ruangan nurse station serta dapat dilihat setiap
orang yang melewati nurse station.
Masalah : b) Pengorganisasian Perawatan klien
Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan data bahwa metode
penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim, dengan
membentuk dalam ruangan 3 tim
Observasi : Hasil pengamatan ada 3 tim diruangan yang dibuat
untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Pembagian tanggungjawab
terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar, perawat pelaksana
langsung bertanggung jawab kepada kepala ruangan, tidak
bertanggung jawab kepada ketua tim. Dan pada struktur organisasi
di ruangan sudah menunjukkan metode tim. Perawat sudah
bertugas sesuai dengan pembagian tim, tetapi untuk tindakan
perawatan luka dilakukan bersama-sama meskipun pasien yang
harus dirawat luka berada di tim yang berbeda.
Masalah : Belum optimalnya pelaksanaan metode modifikasi timprimer.
c) Uraian tugas
Wawancara : Menurut Kepala ruang setiap perawat sudah
mempunyai
uraian
tugas
masing-masing
bagi
tiap
tenaga
Pengkajian
dan
Diagnosa
keperawatan
belum
Belum
optimalnya
kegiatan
audit
dokumentasi
keperawatan
f)
Masalah
Penjadwalan
belum
menggunakan
tingkat
ketergantungan klien.
3) Fungsi pengarahan
a) Motivasi kepada perawat
Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit
baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya diklat
secara rutin mengadakan pelatihan dan pembinaan.
Observasi : adanya pembagian jasa yang diberikan oleh Rumah
sakit
Masalah : b) Komunikasi
Wawancara : menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
jalur komunikasi dilakukan secara bottum up dan top down. Asuhan
keperawatan yang didokumentasikan diberitahukan pada saat serah
terima pasien dan ditindaklanjuti oleh perawat yang bertugas pada
shift berikutnya .
Observasi : komunikasi antara staff sesuai dengan jalur. Pada saat
serah terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan yang telah
dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh perawat pada shift
berikutnya melalui operan pada akhir shift.
Masalah : c) Pendelegasian
Wawancara : Menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
pendelegasian diruangan masih belum ada tetapi dilakukan hanya
dengan cara lisan.
Observasi : Format pendelegasian diruangan tidak ada
Masalah : Belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam
penerapan metode MPKP.
4) Fungsi pengendalian
a) Program pengendalian mutu
tetapi
formatnya
belum
lengkap,
belum
ada
format
Tabel 6. Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Keperawatan RSUD Panembahan Senopati di Ruang Bougenville Bulan Januari Mei 2016
N
Januari (n=35)
Pertanyaan
Perawat
mengenalkan diri
Keramahan
perawat
Cara kerja
perawat
Perhatian perawat
terhadap pasien
Penampilan diri
perawat
Kejelasan
pemberian
informasi oleh
Februari (n=45)
K
Maret (n=76)
K
April (n=82)
K
Mei (n=51)
K
10
20
12
28
26
43
24
54
21
28
23
10
32
28
42
28
42
12
22
26
26
37
23
47
20
56
16
30
23
30
28
36
11
19
56
20
25
24
36
21
47
19
47
Q7
29
24
29
32
39
25
46
10
21
22
25
34
28
42
33
39
25
22
22
12
29
22
44
22
57
12
18
25
22
30
18
42
12
16
48
17
16
23
11
27
35
26
46
20
51
14
31
9
9
5
23
24
22
2
2
9
1
0
0
16
16
5
26
26
34
3
3
6
0
0
0
33
29
16
38
43
49
3
3
10
0
0
0
36
32
19
40
43
40
6
7
13
0
0
0
24
26
17
22
19
24
4
6
8
0
0
2
25
29
25
40
27
51
22
26
24
12
30
29
41
32
45
22
24
perawat
Perawat segera
datang bila
dipanggil
Kebersihan
ruangan
Kebersihan kamar
mandi
Fasilitas ruang
10
11
12
13
rawat
Keramahan dokter
Pelayanan dokter
Menu makanan
Pelayanan
14
administrasi
Mutu pelayanan
15
rumah sakit
Jumlah
Indeks
Jumlah total
(Jumlah x Indeks)
CSI
113
100
352
80
52
60
6
40
139
100
465
80
66
60
5
40
384
100
639
80
94
60
8
40
372
100
725
80
126
60
7
40
301
100
376
80
83
60
5
40
11300
28320
3120
240
13900
37200
3960
200
48400
51120
5640
320
37200
58000
7560
280
30100
3080
4980
200
81.86
81.86
84.87
(Sumber Data: Bagian Keperawatan dan Mutu RSUD Panembahan Senopati Bantul)
83.77
85.43
Pertanyaan
STP
3
4
5
Bougenville
Penampilan diri perawat
Perawat memperkenal diri
Keramahan perawat terhadap
perawat
Ketepatan waktu dalam
melaksanakan perawatan dan
10
11
12
perawat
Keramahan dokter terhadap pasien
13
dan keluarga
Pelayanan dokter dalam
mendengarkan keluhan penyakit
TP
(n=20)
CP
P
SP
konsultasi
Pelayanan administrasi
Menu makanan yang disediakan RS
Jumlah
Indeks
Jumlah total (Jumlah x Indeks)
CSI
BAB IV
PEMBAHASAN
A. BED OCCUPANCY RATE (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah prosentase pemakainan tempat tidur
pada satu satuan waktu. Angka BOR rendah menunjukkan kurangnya
pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Rumus yang
digunakan untuk menghitung BOR yaitu
Rumus:
Rumus:
Rumus:
3237
x 100
24 x 152
Rumus:
3237
x 100
3648
:89
Hasil penghitungan BOR yang diperoleh selama 5 bulan terakhir diperoleh
rata-rata sebesar 89% dan sebagian besar setiap bulannya >85% yang
menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur (TT) yang tinggi yang berarti
pula bahwa tingginya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
masyarakat, sehingga perlunya penambahan TT atau pengemabangan RS.
B. AVARAGE LENGTH OF STAY (ALOS)
Avarage Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat pasien. Manfaat
perhitungan ALOS untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit, dan
mengukur mutu pelayanan rumah sakit. Rumus yang digunakan untuk
Rumus :
Rumus:
3237
617
:5.24
:56 hari
Hasil ALOS yang diperoleh selama 5 bulan terakhir menunjukkan rata-rata 5-6
hari lama perawatan, yang mana menunjukkan lama rawat pasien di Ruang
Bougenville yang sangat singkat dari rentang normalya 6 9 hari yang
menunjukkan efisiensi pelayanan dan mutu pelayanan RS yang sangat baik.
C. TURN OVER INTERNAL (TOI)
Turn Over Internal (TOI) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari
saat diisi ke saat diisi berikutnya. Manfaat TOI bersama ALOS merupakan
indikator tentang efisiensi penggunaan tempat tidur. Rumus yang digunakan
untuk menghitung TOI yaitu
Rumus :
( 24 x 152 )3237
617
:
36483237
617
411
617
:0.66
Rataratahasil :
jumlah total
x 100
jumlah aspek yang dinilai x jumlah sample
366
x 100
21 x 20
366
x 100
21 x 20
:87,1
Penghitungan rata-rata hasil dari evaluasi pendokumentasian di RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan 87,1%
1. Pengkajian
Penulisan pengkajian disetiap rekam medis pasien yang ditulis dari pasien
dantang sampai dengan pasien pulang sudah sesuai dengan pedoman
pengkajian yang seharusnya yaitu dengan mengelompokkan data biopsiko-sosial-spiritual, selain itu masalah yang dirumuskan sesuai dengan
status kesehatan pasien sebenarnya dan yang terjadi saat itu.
2. Diagnosis
Diagnosa keperawatan selalu dirumuskan berdasarkan masalah yang
terjadi pada pasien dan disusun sesuai dengan urutan prioritasnya (actual,
resiko, kolaboratif)
3. Rencana Tindakan
Rencana tindakan
keperawatan
disusun/dicetak
sedemikian
rupa
melibatkan
pasien/keluarga
dan
berisi
kalimat
perintah.
Hasil CSI
64%
65 71%
72 77%
78 80%
81 84%
85 87%
>87%
Intepretasi Hasil
very poor
poor
cause for concern
borderline
good
very good
excellent
Pada Bulan Januari dan Februari 2016 didapatkan hasil Customer Statisfication
Indeks (CSI) sebesar 81.86% termasuk dalam kategori good atau dapat
dikatakan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pelanggan baik. Bulan
Maret didapatkan hasil sebesar 84.87% juga termasuk dalam kategori good
Bulan April didapatkan hasil sebesar 83.77% termasuk dalam kategori good.
Kepuasan pelanggan pada Bulan Mei didapatkan