Bab Ii-Vi
Bab Ii-Vi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Remaja
a. Pengertian
Secara etimologi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. 12
Remaja atau edolescece, berasal dari bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh ke arah kematangan, baik secara fisik, sosial, dan
psikologis.Remaja di definisikan sebagai masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa dimana pada masa itu terjadi perubahan
fisik, biologis, intelektual dan psikososial. Remaja merupakan suatu
masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk
menemukan identitas dari individu mulai dari mengembangkan ciriciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Masa remaja adalah
usia dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
Menurut WHO remaja adalahh periode usia antara 10-19 tahun.
Batasan usia remaja menurut Depkes RI adalah 10-19 tahun dan belum
kawin.13
b. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat pada diri remaja di usia 1015 tahun pada perempuan, dan 11-16 tahun pada laki-laki. Pada masa
pubertas ini juga mulai timbul rasa ketertarikan pada lawan
11
12
pituitary
yang
meningkatkan
sekresi
hormon
yang
berpengaruh pada pencapaian kematangan seksual dimana pada lakilaki ditandai dengan produksi semen sedangkan pada remaja putri
ditandai dengan adanya menstruasi.3
Perkembangan pada diri remaja meliputi perubahan psikososial
dan perkembangan kognitif. Remaja akan dihadapkan pada kedaan
yang memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan yang
terjadi sesuai dengan tugas perkembangannya berupa pencapaian
kemandirian dari orang tua, dan mulai membentuk identitas diri guna
mencapai integrasi dan kematangan pribadi. Perkembangan kognitif
remaja terjadi karena pada masa ini mulai mampu berpikir ke arah
operasional formal sesuai dengan tugas perkembangannya berupa
mengembangkan kemampuan kogninitifnya secara lebih konsisiten,
terarah, dan bertanggung jawab yang akan berguna dalam penyelesaian
masalahnya.
2. Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik
dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.14
Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang
13
14
utuh.Perdarahan berasal dari darah vena dan arteri dengan selsel darah merah yang hemolisis atau aglutinasi.Fase ini
berlangsung 3-4 hari.
2) Fase pasca haid atau regenerasi
luka endometrium akibat pelepasan pada fase menstruasi
berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput
lendir baru yang tumbuh dari sel-sel endometrium.
3) Fase intermenstrum atau proliferasi
Endometrium tumbuh dan menebal hingga + 3,5mm. Fase
ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Fase proliferasi dini
Epitel permukaan tipis disertai adanya regenerasi
epitel, terutama dari mulut kelenjar.Ciri khas fase ini
adalah
kelenjar
sempit.Stroma
berbentuk
padat
dan
lurus,
sebagian
pendek,
dan
menunjukkan
berbentuk
torak
dan
tinggi.Kelenjar
15
berbentuk
pseudostratifikasi.
4) Fase prahaid atau fase sekresi14
Merupakan fase yang terjadi setelah ovulasi.Endometrium
menebal dengan timbunan glikogen dan kapur yang diperlukan
sebagai bahan makanan telur yang dibuahi. Fase ini terbagi atas
dua bagian yaitu :
a) Fase sekresi dini
Endometrium menipis karena kehilangan cairan.
Pada fase ini dapat dibedakan menjadi beberapa lapisan,
antara lain stratum basal, strotum spongiosum, dan stratum
kompaktum.
b)
setebal
5-6
mm,
mengandung
16
3. Vulva Hygiene
a. Pengertian
Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti sehat, sedangkan
vulva adalah organ eksternal genital wanita yang terdiri atas mons
veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum (introitus
vagina, urethra, ductus batolini,ductus scene kiri dan kanan). 15 Vulva
hygiene merupakan tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
organ eksternal genetalia wanita untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah infeksi.16
b. Organ genitalia eksterna4
17
2) Labia mayora
Dua lipatan tebal yang membentuk sisi vulva, terdiri atas kulit dan
lemak, jaringan otot polos, pembuluh darah, dan serabut saraf.Labia
mayora ini memiliki panjang kira-kira 7,5cm.
3) Labia minora
Lipatan kecil diantara bagian atas labia mayora yang mengandung
jaringan erektil.
4) Klitoris
Bagian dimana terdapat jaringan pembuluh darah, bersifat erektil.Dapat
membesar karena kongesti pembuluh darah, dan kembali ke ukuran
semula karena rangsangan saraf simpatis.Terdapat dua buah krura klitoris
melekat pada ramus inferiorossis pubis, bersatu di simfisis pubica, dan
membentuk corpus klitoris, yang dibungkus oleh M.ischiocavernosis.
5) Vestibulum
Vestibulum terdiri dari muara urethra, kelenjar paraurethra, vagina, dan
kelenjar paravagina.Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir
mudah teriritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot, busa sabun), rabas,
panas, friksi (celana dalam yang ketat).
6) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis,
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
tengah dibawah orifisium vagina.
18
7) Perineum
Perineum adalah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus.
c. Tujuan dan Manfaat vulva Hygiene19
Sistem reproduksi wanita rentan terserang infeksi,trauma, dan
ketidakseimbangan yang menghambat kehamilan, menyebabkan
kemandulan, atau mengalami masalah patologis. Vulva hygiene
merupakan salah satu usaha yang dilakukan agar kondisi kebersihan
daerah vital tetap terjaga dan mencegah terjadinya infeksi. 19
d. Vulva hygiene saat Menstruasi
Cara membersihkan bagian eksternal genital wanita (vulva
hygiene) yang benar adalah dengan membasuhnya dengan air bersih
setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Sebelum
menyentuh vulva bersihkan tangan dengan air bersih, dan basuh vulva
dengan arah basuhan (cebok) yang benar dari arah depan ke belakang
(dari vagina ke anus), bukan sebaliknya. Arah basuhan (cebok) yang
salah akan membuat kuman dari daerah anus terbawa dan
dikhawatirkan masuk ke vagina.17
Penggunaan cairan pembersih atau sabun khusus vagina tidak perlu
digunakan karena vagina sudah memiliki mekanisme alami untuk
mempertahankan
keasamannya.
Kebiasaan
yang
salah
dalam
penggunaan sabun khusus ini justru akan mematikan bakteri baik dan
19
20
4. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari mencari tahu melalui pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba, dimana pancaindra yang paling dominan dalam menghasilkan
pengetahuan adalah mata dan telinga.20
b. Tingkat Pengetahuan20
Berdasarkan domain kognitif, pengetahuan memiliki 6 tingkatan,
antara lain :
1) Tahu (Know)
Tahu merupakan hasil dari proses mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumya, termasuk mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang pernah dipelajari atau
rangsangan
yang
telah
diterima.
Tahu
merupakan
tingkatan
tahu
apabila
seseorang
tersebut
dapat
menyebutkan,
benar
tentang
objek
yang
diketahui
serta
dapat
21
menggambarkan,
membedakan,
memisahkan,
mengelompokan,dsb.
5). Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian materi yang telah dipelajari
menjadi satu karya baru, dengan kata lain kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6). Evaluasi (evaluation)
Evaluasi
merupakan
tingkatan
pengetahuan
dimana
22
masyarakat,
dan
metode
pembelajaran.Faktor
yang
23
b) Pekerjaan
Pekerjaan
merupakan
cara
mencari
nafkah
untuk
24
media
mempengaruhi
masa
berkembang
pengetahuan
masyarakat
sehingga
dapat
tentang
inovasi
tetapi dapat
yang
25
menjawab
apabila
ditanya,
mengerjakan
dan
26
27
Misalnya,
mengimunisasikan
seorang
bayinya
pada
ibu
yang
sudah
umur
tertentu
tanpa
dan
memasak
makanan
yang
bergizi
tinggi
28
1) Faktor predisposisi
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan sistem nilai
yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi.
2) Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi kesehatan bagi
masyarakat.
3) Faktor penguat
Faktor ini meliputi faktor sikap dan praktik tokoh
masyarakat, agama, sikap dan peilaku para petugas kesehatan
termasuk juga undang-undang, peraturan terkait kesehatan.
7. Peran Perawat Komunitas
a. Pengertian9
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam
suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.Peran adalah bentuk
29
kegiatan
upaya
pelayanan
kesehatan
patologis,
kenyamanan,
dan
perawatan
30
puskesmas
kelompok
masyarakat
untuk
memecahkan
31
konsep
dan
data-data
tentang
kesehatan,
32
dan
pengelolaan
layanan
kesehatan
yang
masyarakat
yang
didasarkan
pengetahuan.
b. Tujuan pendidikan kesehatan23
pada
prinsip-prinsip
ilmu
33
masyarakat
di
bidang
kesehatan,
dalam
keberhasilan
pendidikan,
tingkat
pendidikan
kesehatan
sosial ekonomi,
adat
antara
istiadat,
34
35
36
37
Tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan
organ eksternal genetalia
wanita untuk mempertahankan
kesehatan dan mencegah
16
38
39
Pada contoh gambar kartu diatas terdapat kartu dengan dua warna berbeda,
kartu berwarna orange merupakan kartu yang berisi pertanyaan, sedangkan kartu
berwarna ungu merupakan kartu dengan isian jawaban dari pertanyaan. Keduanya
harus di pasangkan oleh kelompok sebagi pemain. Kartu pintar berjumlah 18
pasang, kelompok yang paling banyak memasangkan dua jenis kartu dengan tepat
berhak menjadi pemenang dalam permainan. Semua kelompok bertanggung
jawab untuk menghafalkan isi kartu yang telah dinilai tepat terpasang, kemudian
peserta di evaluasi oleh pemandu permainan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan peserta dalam belajar melalui metode permainan kartu pintar ini.
Tabel 2.1daftar pertanyaan dan jawaban kartu pintar
Kode
Pertanyaan
Kode
Jawaban
1
Apa yang dimaksud Q
Vulva Hygiene adalah tindakan
Vulva Hygiene?
memelihara kebersihan dan
kesehatan
organ eksternal
genetalia
wanita
untuk
mempertahankan kesehatan dan
mencegah infeksi.
2
Bagaimana
arah W
Arah membasuh organ genital
membasuh organ genital
eksterna yang benar adalah dari
eksterna yang benar?
arah atas ke bawah (perinium).
3
Bagaimana
membuang
yang benar?
cara E
pembalut
Sebutkan bagian-bagian R
dari
organ
genital
eksterna
pada
perempuan?
Dampak
negatif
bagi T
40
kesehatan
apabila
Praktik vulva hygiene
saat menstruasi tidak
tepat yaitu?
Mengapa
pemakaian Y
sabun khusus vagina
tidak dianjurkan menurut
kesehatan?
Vagina
harus
dikeringkan
dengan handuk lembut atau
tissue yang berwarna putih,
lembut, bersih dan tidak
berparfum setelah dibasuh
41
Berapa
lama
siklus O
menstruasi perempuan?
10
11
12
harus D
13
Mengapa kita
memperhatikan
42
pemilihan
produk
pembalut yang tepat
untuk digunakan?
itulah
perlu
diperhatikan
penggunaannya,
setelah
pembalut terasa basah harus
segera
diganti.
Produk
pembalut yang berkualitas
buruk mengandung dioxin yang
sering menyebabkan bagian
organ kewanitaan mengalami
masalah seperti keputihan,
gatal-gatal, iritasi, serta memicu
terjadinya
kanker
mulut
17
rahim/serviks.
Vulva Hygiene saat Menstruasi
adalah
komponen
dari
kebersihan diri individu yang
berperan
penting
untuk
menjaga
kesehatan
organ
reproduksi sehingga terhindar
dari infeksi alat reproduksi.
14
15
16
17
18
Mengapa
kita
harus K
43
memperhatikan
pemilihan
penggunaan
dalam.
dan
celana
B. KERANGKA TEORI
Kematangan
fisik
Pertumbuhan
remaja
Peran perawat
komunitas
menstruasi
Peran pendidik
Tumbuh
Kembang
Vulva hygiene
saat menstruasi
Perkembangan
remaja
pengetahuan
sikap
praktik
Pendidikan
Kesehatan
vulva hygiene
saat
Menstruasi
dengan metode
permainan
kartu pintar
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Independent
Variabel Dependent
Pengetahuan Remaja
tentang Vulva
Hygiene saat
Menstruasi
Permainan Kartu
Pintar sebagai Media
Edukasi Vulva Hygiene
44
45
perlakuan
O1
posttest
O2
O2
adalah
cakupan
generalisasi
yang
terdiri
atas:
46
47
1
2
2
2
2
2
+ 1
1
2 1
237 2 0,5 10,5
12
12 1
1
12
12
237 2 0,12 +0,9750 2 0,1
12 1 237 0,5 10,5
1
2
0,9750 2 0,1 2
n=
n=
n=
0,950625 0,005
56169 0,25
0,083
48
n=
1439859 ,2
13243 ,159
n=107,72
n=108
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat Presisi/ akurasi (0,1)
Z= Tingkat Kepercayaan (1,96)
P= Proporsi Populasi (0,5)
Wh= fraksi yang dialokasi
L= jumlah seluruh strata
Sebaran jumlah sampel per kelas
Kelas
Jumlah
VII
110
110
108
237
50,12 = 50
VIII
127
127
108
237
57,87 = 58
Perhitungan
Jumlah sampel
49
suatu
bagian
yang
penting
dalam
berdasarkan
karakteristik
yang
diamati,
sehingga
Variabel
1.
Permainan
Kartu
Pintar
Definsi
operasional
Merupakan
salah satu
metode
yang dapat
digunakan
dalam
melakukan
Pendidikan
Alat Ukur
Cara ukur
Hasil Ukur
Kuesioner
yang
terdiri dari
16
pertanyaan
tentang
pengetahu
an vulva
Melakuka
n
pendidika
n
kesehatan
vulva
hygiene
saat
Kartu pintar
efektif
apabila nilai
skor
masingmasing
point
pertanyaan
Skala
50
kesehatan
vulva
hygiene
yang dapat
meningkatk
an
peran
aktif remaja
selama
mengikuti
kegiatan
pendkes
yang
dilakukan
secara
berkelompo
k
dengan
memasangk
an
kartu
berisi
pertanyaan
dengan
kartu yang
berisi
jawaban
terkait
materi
vulva
hygiene saat
menstruasi,
kemudian
peserta
harus
hygiene
saat
menstruasi
,
16
perntanyaa
n
mengenai
sikap
vulva
hygiene
saat
menstruasi
, dan 20
pertanyaan
tentang
Praktik
vulva
hygiene
saat
menstruasi
.
menstruasi
dengan
metode
permainan
kartu
sesuai
dengan
teori dan
pemberian
kuesioner
pengetahu
an, sikap,
dan
Praktik.
pengetahuan
, sikap, dan
Praktik
vulva
hygiene
mengalami
peningkatan
hasil
sebelum
permainan
dilakukan
dan setelah
permainan
dilakukan
berdasarkan
pretest dan
posttest.
51
No
2.
3.
Variabel
Definsi
operasional
menghafal
isi
dan
dievaluasi
oleh
evaluator
seusai
permainan.
Pengetahu Sesuatu
an vulva yang
hygiene
diketahui
oleh
responden
dari
hasil
belajar
tentang cara
memelihara
kebersihan
dan
kesehatan
organ
eksternal
genetalia
wanita yang
dapat
dijadikan
sumber
informasi
untuk
memperbah
arui
atau
merubah ke
arah lebih
baik sikap
dan praktik
vulva
hygiene
sehari-hari.
Sikap
Kesediaan
vulva
memelihara
hygiene
kebersihan
dan
kesehatan
organ
eksternal
Alat Ukur
Cara ukur
Hasil Ukur
Skala
Kuesioner,
terdapat
16
pertanyaan
, masingmasing
pertanyaan
mempuny
ai
nilai
tertinggi 2
dan
terendah 1
dengan
total skor
tertinggi
32
Kuesioner
sikap
vulva
hygiene
saat
menstruasi
Pertanyaa
n
favorable
Setuju 2
Tidak
setuju 1
Pertanyaa
n
unfavorab
le
Setuju 1
Tidak
setuju 2
Penilaian
Skala
pengtahuan Ordin
dapat
al
dikatagrikan
menjadi :
Baik,
apabila
menjawab
benar 12 -16
pertanyaan
Cukup,
apabila
mampu
menjawab
benar 8-11
dari
pertanyaan.
Kurang,
apabila
menjawab
benar 6-10
dari
pertanyaan(
Arikunto,20
09)
Skala
Ordin
al
52
No
4.
Variabel
Praktik
vulva
hygiene
Definsi
operasional
Genetalia
wanita yang
dipengaruhi
oleh
pengalaman
yang
didapat
sebelumnya
, orang lain,
dan media
masa yang
memberikan
sugesti
dalam
membuat
keputusan
yang
mendasari
terlaksanan
yapraktik
vulva
hygiene.
Alat Ukur
Cara ukur
Hasil Ukur
Kuesioner
, terdapat
16
pertanyaan
, masingmasing
mempuny
ai
nilai
tertinggi 2
dan
terendah
1.
Total
skor
tertinggi
32.
Kuesioner
pengetahu
an vulva
hygiene
saat
menstruasi
Pertanyaa
n
favorable
Setuju 2
Tidak
setuju 1
Pertanyaa
n
unfavorab
le
Setuju 1
Tidak
setuju 2
Data pretest
sikap tidak
berdistribusi
normal
pengkatagor
ian nilainya
dibedakan
menjadi :
Baik, jika
total
nilai
>27,00
Kurang
baik,
jika
total
nilai
<27,00
Tindakan
memelihara
kebersihan
dan
kesehatan
organ
eksternal
genetalia
wanita yang
terbentuk
Kuesioner
, terdapat
20
item
pertanyaan
, dengan
nilai skor
tertinggi
40
Skala
Dataa
posttest
sikap tidak
berdistribusi
normal
pengkatagor
ian nilainya
dibedakan
menjadi :
Baik, jika
total
nilai
>30,00
Kurang
baik,
jika
total nilai <
30,00
Kuesioner Data pretest Skala
praktik
praktik
Ordin
vulva
tidak
al
hygiene
berdistribusi
saat
normal
menstruasi pengkatagor
Pertanyaa ian nilainya
n
dibedakan
favorable menjadi :
Setuju 2
Baik, jika
53
Tindakan
memelihara
kebersihan
dan
kesehatan
organ
eksternal
genetalia
wanita yang
terbentuk
setelah
terpapar
informasi
dan
mengambil
keputusan
untuk
melaksanak
an
sesuai
prosedur
vulva
hygiene
yang benar.
Kuesioner
, terdapat
20
item
pertanyaan
, dengan
nilai skor
tertinggi
40
Kuesioner
praktik
vulva
hygiene
saat
menstruasi
Pertanyaa
n
favorable
Setuju 2
Tidak
setuju 1
Pertanyaa
n
unfavorab
le
Setuju 1
Tidak
setuju 2
Data pretest
praktik
tidak
berdistribusi
normal
pengkatagor
ian nilainya
dibedakan
menjadi :
Baik, jika
total nilai
>32,00
Kurang
baik,
jika
total nilai <
32,00
Data
posttest
praktik
tidak
berdistribusi
normal
pengkatagor
ian nilainya
dibedakan
menjadi :
Baik, jika
total
nilai
>38,00
Kurang
baik,
jika
total nilai <
38,00
54
vulva
hygiene
saat
55
favorable
Unfavorable
Butir
Pengertian Menstuasi
Pemakaian Pembalut
8,9
12,13
10,11
16
14,15
favorable
Unfavorable
Butir
1
2,5
3
7
10,12
6
8,11
4
13,14
16
2
4
2
3
3
15
favorable
Unfavorale
Butir
4,5,8
9
12,13
16
18
6,7
10
11
14,15
17,19
5
2
3
4
3
1,3
a. Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan uji validitas internal jenis
content validity yaitu validitas yang merujuk pada sejauh mana
sebuah instrumen penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai
dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu.25
Kuesioner pada penelitian telah dilakukan uji expert oleh dua
56
menyatakan semua
57
Rxy =
Keterangan
Rxy
:
= angka indeks korelasi r person product moment
= jumlah skor x
= jumlah skor y
= populasi
Hasil perhitungan dengan program statistik komputer
menggunakan taraf signifikan 10% dan r tabel 0,296 (30
responden) adalah semua item memiliki nilai r lebih dari 0,296
sehingga semua pertanyaan pada kuesioner penelitian ini valid.
b. Uji Reliabilitas
Kuesioner pada penelitian ini telah dilakukan pengujian
reliabelitas
menggunakan
internal
consistency
dengan
58
r11 =
1 2
12
keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
2 = jumlah varian butir/item
12 = varian total
59
pendidikan
kesehatan,
dan
peraturan
dalam
permainan.
2) Peneliti membuat dan mengajukan etichal clearance
3) Peneliti membuat surat izin penelitian dari Program Studi
Ilmu
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diponegoro
4) Peneliti mengajukan surat ijin kepada Kepala Sekolah
SMPN 1 Mlijen
5) Peneliti
60
sebagai
pemandu
permainan
menjelaskan
mekanisme permainan.
9) Pesertamemasangkan dua jenis kartu, menghafalkan isi
kartu yang telah berpasangan dengan tepat.
10) Peserta diberi waktu untuk sharing materi isi kartu yang
telah dipahami dengan teman satu kelompok.
11) Peneliti sebagai pemandu permainan melakukan evalusi
kepada peserta terkait materi vulva hygiene saat menstruasi
dalam permainan.
61
2)
62
3)
4)
b. Coding
Kegiatan merubah data menjadi bentuk yang lebih ringkas
menggunakan kode-kode tertentu.25Peneliti telah melakukan
coding untuk jawaban pada kuesioner yang telah di isi oleh
responden menggunakan sistem penomoran, angka 2 untuk
jawaban benar, dan angka 1 untuk jawaban tidak benar, angka 2
untuk setuju, dan angka 1 untuk tidak setuju, dan penomoran untuk
data demografi.
c. Entri Data
Peneliti memasukan data hasil coding sesuai dengan
katagori yang telah ditetapkan sebelumnya dan selanjutnya data
diolah menggunakan program statistik komputer.25
d. Tabulating
Kegiatan memasukan data-data hasil penelitian dalam
tabel-tabel sesuai dengan kriteria.25 Data pretest dikatagorikan
dengan data pretest yang lain, begitu juga dengan data posttest
dikatagorikan dengan data posttest yang lain. Selanjutnya data
63
kuantitatif
dilakukan
dengan
menggunakan
sistem
hygiene
dilakukannya
responden
permainan
kartu
sebelum
pintar
dan
setelah
sebagai
metode
64
Tabel 3.5
Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
PengetahuanVulva Hygiene Siswi saat Menstruasi di
SMPN1 Mijen
Juli, 2016 (n:108)
Pengetahuan,
Kolmogorov-Smirnov
sikap, dan
Statistic
Df
Sig
praktik vulva
hygiene
Pretest
.143
108
.000
Posttest
.229
108
.000
65
Tabel 3.6
Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Sikap Vulva
Hygiene Siswi saat Menstruasi di SMPN1 Mijen
Juli, 2016 (n:108)
Pengetahuan,
Kolmogorov-Smirnov
sikap, dan
Statistic
Df
Sig
praktik vulva
hygiene
Pretest
.180
108
.000
Posttest
.241
108
.000
66
67
2. Beneficence
Peneliti berusaha segala tindakan yang diberikan pada responden
membawa kebaikan.26 Prinsip penelitian yang menggunakan manusia
sebagai subjek penelitian mengandung konsekuensi bahwa segala
tindakan atau inovasi baru dilakukan demi kebaikan responden.Penelitian
ini menggunakan pendidikan kesehatan dengan metode permainan kartu
pintar berdasarkan pertimbangan kebaikan bagi responden, yang
memberikan manfaat bagi siswi berupa bertambahnya pengetahuan siswi
mengenai vulva hygiene saat menstruasi sehingga diharapkan dapat
diimplementasikan dalam keseharian dan terjadi perubahan praktik vulva
hygiene siswi saat menstruasi menjadi lebih baik.
3. Nonmaleficence
Penelitian yang melibatkan sampel dari populasi manusia beresiko
terjadi kerugian fisik, psikologis pada individu sebagai subjek
penelitian.Penelitian ini telah mempertimbangkan dengan seksama
bahwa pendidikan kesehatan melalui permainan kartu pintar yang
dilakukan tidak merugikan dan tidak beresiko bahaya terhadap
responden.
4. Confidentiality
Peneliti merahasiakan dan melindungi data-data dari jawaban yang
sudah dikumpulkan dari responden.Peneliti telah meminta ijin dan
kesediaan responden sebelum data-data di publikasikan.Orang tua siswi
68
kelas VII dan VIII yang berjumlah 108 siswi menyatakan setuju putrinya
terlibat dalam penelitian ini.
5. Veracity
Peneliti terlebih dahulu menjelaskan kepada responden mengenai
tujuan penelitian ini, pengisian lembarinformed consent, pengisian
kuesioner pretest dan posttes, dan prosedur pelaksanaan permainan kartu
pintar.
6. Justice
peneliti melaksanakan prinsip justice(keadilan) dengan cara
memperlakukansiswi-siswi SMPN I Mijen sama tanpa membedakan
gender, ras, dan agama.26
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
1. Pengetahuan siswi tentang vulva hygiene saat menstruasisebelum diberikan
pendidikan kesehatan dengan metode kartu pintar dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Distribusi pengetahuan siswi tentang vulva hygiene saat
menstruasisebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode kartu
pintar pada para responden siswi kelas VII dan VIII SMPN 1 Mijen, Juli
2016 (n=108)
Variabel
Mean
Median
SD
Pengetahuan
siswi
tentang
vulva
hygiene saat
menstruasi
25.56
25,50
1.512
Minimunmaximum
21-29
0.1
kartu
pintar
69
adalah
25.56
70
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi pengetahuan vulva hygienesaat menstruasi
responden sebelum dilakukanpendidikan kesehatan dengan metode
kartu pintar pada pararesponden siswi kelas VII dan VIII SMPN 1
Mijen, Juli 2016 (n=108)
Kriteria
Frekuensi
(n)
102
6
108
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Persentase
94,44%
5,56%
Mean
Median
SD
Pengetahuan
siswi
tentang
vulva
hygiene saat
menstruasi
30,27
30,00
.793
Minimunmaximum
29-32
0.1
71
Frekuensi
(n)
89
19
108
Persentase
82,40%
17,60%
-
72
Tabel 4.5
Distribusi sikap siswi tentang vulva hygiene saat menstruasisebelum
diberikan pendidikan kesehatan dengan metode kartu pintar pada
para responden siswi kelas VII dan VIII SMPN 1 Mijen, Juli 2016
(n=108)
Variabel
Mean
Median
SD
Sikap
siswi
tentang
vulva
hygiene
saat
menstruasi
26.60
27,00
1.869
Minimunmaximum
23-31
0.1
Frekuensi
(n)
27
81
108
Persentase
25%
75%
73
Mean
Median
SD
Minimunmaximum
29-32
Sikap
30.24
30,00
.784
0.1
siswi
tentang
vulva
hygiene
saat
menstruasi
Hasil analisis tabel 4.7 menunjukkan rentang nilai sikap siswi tentang
vulva hygiene saat menstruasi yaitu 29 32 dan rata-rata nilai sikap
responden setelah pemberian pendidikan kesehatan dengan metode
permainan kartu pintar adalah 30.24
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi sikap vulva hygiene setelah dilakukan pendidikan
kesehatan dengan metode kartu pintar padapara responden siswi
kelas VII dan VIII SMPN 1 Mijen, Juli 2016 (n=108)
Kriteria
Baik
Kurang
Jumlah
Frekuensi
(n)
92
16
108
Persentase
85,19%
14,81%
74
Mean
Median
SD
Minimunmaximum
25-35
Praktik
31.28
32,00
1.828
0.1
vulva
hygiene
siswi saat
menstruasi
Hasil analisis tabel 4.9 menunjukkan rentang nilai praktik vulva
hygiene siswi saat menstruasi yaitu 25 35 dan rata-rata nilai praktik
responden sebelum pemberian pendidikan kesehatan dengan metode
permainan kartu pintar adalah 31.28
Tabel 4.10
Distribusi frekuensi praktik vulva hygiene saat menstruasi
responden sebelum dilakukan permainan kartu pintar
Kriteria
Baik
Kurang
Jumlah
Frekuensi
(n)
53
55
108
Persentase
49,07%
50,93%
75
Mean
Median
SD
Minimunmaximum
36-40
Praktik
37,66
38,00
.949
0.1
vulva
hygiene
siswi saat
menstruasi
Hasil analisis tabel 4.11menunjukkan rentang nilai praktik vulva
hygiene siswi saat menstruasi yaitu 26 40 dan rata-rata nilai praktik
responden setelah pemberian pendidikan kesehatan dengan metode
permainan kartu pintar adalah 37.66
Tabel 4.12
Distribusi frekuensi praktik vulva hygiene setelah dilakukan
pendidikan kesehatan dengan metode kartu pintar pada para
responden siswi kelas VII dan VIII SMPN 1 Mijen, Juli 2016 (n=108)
Kriteria
Baik
Kurang
Jumlah
Frekuensi
(n)
67
41
108
Persentase
62,04%
37,96%
76
Mean
Median
Sebelum
dilakukan
permaainan
kartu pintar
setelah
dilakukan
permaainan
kartu pintar
25.56
25,50
Minimummaximum
21-29
30.27
30,00
29-32
Pvalue
0.000
Z
score
9,014
0.1
77
Mean
Median
Sebelum
dilakukan
permaainan
kartu pintar
setelah
dilakukan
permaainan
kartu pintar
26.60
27,00
Minimummaximum
23-31
30.24
30,00
29-32
Pvalue
0.000
Z
score
8,887
0.1
78
hygiene saat menstruasi lebih tinggi setelah permainan kartu pintar dan
4 siswi yang mendapat nilai sama, baik sebelum atau setelah dilakukan
permainan kartu pintar.
3. Identifikasi pengaruh permainan kartu pintar sebagai media edukasi
vulva hygiene terhadap praktik vulva hygiene siswi saat menstruasi
pada siswi kelas VII dan VIII SMPN 1 Mijen, dapat dilihat pada tabel
4.15
Tabel 4.15
Analisis responden untuk mengidentifikasi pengaruh permainan
kartu pintarsebagai media edukasi vulva hygiene terhadap
praktikvulva hygiene siswi saat menstruasi di SMPN 1 Mijen, Juli
2016 (n=108)
Variabel
Mean
Median
Sebelum
dilakukan
permaainan
kartu pintar
setelah
dilakukan
permaainan
kartu pintar
31.38
32,00
Minimummaximum
25-35
37.66
38,00
36-40
Pvalue
0.000
Z
score
9,052
0.1
permainan
kartu
pintar.Hasil
perhitungan
statistik
79
BAB V
PEMBAHASAN
79
80
81
responden
telah
mendapatkan
informasi
mengenai
cara
82
83
individu pada fase remaja awal yaitu belajar bergaul dengan teman sebaya,
oleh karena itu teman sebaya memberikan pengaruh besar terhadap sikap,
minat, penampilan, dan perilaku remaja. Informasi dari komunikasi antar
teman sebaya lebih mudah dicerna dan diterima oleh remaja dibandingkan
dengan apabila informasi disampaikan oleh orang tua atau yang lebih
dewasa dari remaja.10,43
Hasil penelitian menunjukan sebanyak 107 responden mengalami
peningkatan nilai sedangkan 1 responden memiliki nilai yang sama
sebelum dan setelah dilakukan permainan kartu pintar, hasil uji Wilcoxon
Signed Rank Test pada kelompok prestest dan posttest item pengetahuan
diperoleh, nilai p (0,000)< 0,1 dan nilai Z (-9,014) berada diluar rentang /+1,95, artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
pretest dan posttestdengan kata lain permainan kartu pintar sebagai media
edukasi vulva hygiene berpengaruh terhadap pengetahuan vulva hygiene
siswi saat menstruasi.
B. Pengaruh permainan kartu pintar sebagai media edukasi vulva
hygiene terhadap sikap vulva hygiene siswi saat menstruasi di SMPN 1
Mijen
Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan permainan kartu
pintar (pretest), rata-rata nilai yang diperoleh responden adalah 26,60
dengan nilai tertinggi 31 dan nilai terendah 23. Sebanyak 27 orang (25%)
memiliki sikap vulva hygiene saat menstruasi baik dan 81 orang (75%)
memiliki
sikap
kurang
mengenai
vulva
hygiene
84
85
86
berbeda, jika suka maka seseoraang akan mendekat, mencari tahu, dan
bergabung, sebaliknya jika tidak suka, maka seseorang akan menghindar
dan menjauh.7
Berdasarkan hasil jawaban reponden pada kuesioner mengalami
peningkatan setelah dilakukan permainan kartu pintar. Sebanyak 82 orang
(75,92%) telah menjawab dengan tepat bahwa penggunaan sabun mandi
atau sabun khusus vagina tidak dianjurkan untuk vulva hygiene dari yang
sebelumnya 25 orang (23,14%). Responden yang menganggap melakukan
vulva hygiene cukup dengan menggunakan air bersih yang mengalir tanpa
sabun mandi atau sabun khusus vagina juga meningkat dari 35 orang
(32,40%) menjadi 86 orang (79,62%).
Peningkatan ini terjadi karena responden telah mendapatkan
informasi mengenai cara membersihkan dan merawat daerah kewanitaan
dengan baik dan benar yang meliputi arah membasuh vulva yang benar,
pemilihan pembalut yang tepat, durasi dan cara mengganti pembalut yang
benar, pemilihan bahan dan pemakaian celana dalam yang benar, serta
penggunaan cairan atau sabun khusus organ kewanitaan yang ternyata
tidak baik untuk kesehatan melalui permainan kartu pintar. 17,20,34
Pendidikan kesehatan dengan metode permainan kartu pintar
merupakan inovasi baru untuk mencapai tujuan pendidikan kesehatan
dengan sasaran kelompok remaja agar mereka antusias dan tertarik
sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang
dilakukan sehingga informasi mengenai vulva hygiene saat menstruasi
87
88
89
tidak
menggunakan
air
bersih
yang
mengalir
untuk
kesehatan,
90
91
yang tidak hanya dibaca sendiri oleh individu melainkan dilakukan secara
berkelompok untuk saling bertukar informasi dan memahami informasi
yang didapat secara bergantian dalam satu tim permainan. 10 Cara ini
dinilai cukup relevan digunakan pada kelompok remaja dibandingkan
metode ceramah satu arah karena dengan permainan kartu pintar selain
menambah daya tarik remaja juga memberikan kesempatan remaja untuk
mengeksplorasi pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. 24
Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan pada remaja putri
di panti asuhan yatim putri Aisyiyah tahun 2013 dengan p-value (0,001),
hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan
individual tentang vulva hygieneterhadap perilaku vulva hygiene pada
remaja.46Seseorang yang telah mengetahui stimulus atau objek kesehatan
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, kemudian proses selanjutnya ia akan melaksanakan apa yang
diketahui.20
Hasil penelitian menunjukan semua responden mengalami
peningkatan nilai sebelum dan setelah dilakukan permainan kartu
pintar.Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok prestest dan
posttest item pengetahuan diperoleh, nilai p (0,000)< 0,1 dan nilai Z
praktik (-9,052) berada diluar rentang -/+1,95, artinya bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok pretest dan posttestdengan
kata lain permainan kartu pintar sebagai media edukasi vulva hygiene
92
93
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada pengaruh permainan kartu pintar sebagai media edukasi vulva
hygiene terhadap pengetahuan vulva hygiene siswi saat menstruasi,
ditunjukan dengan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok
prestest dan posttest item pengetahuan diperoleh, nilai p (0,000)< 0,1
2. Ada pengaruh permainan kartu pintar sebagai media edukasi vulva
hygiene terhadap sikap vulva hygiene siswi saat menstruasi,ditunjukan
dengan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok prestest
dan posttest item sikap diperoleh, nilai p (0,000)< 0,1
3. Ada pengaruh permainan kartu pintar sebagai media edukasi vulva
hygiene
terhadap
praktik
vulva
hygiene
siswi
saat
selanjutnya
sangat
dibutuhkan
untuk
lebih
93
94
dapat
mengaplikasikan
metode
permainan
kartu
ini
untuk
sikap,
menstruasi.Oleh
dan
karena
praktik
itu,
pihak
vulva
hygiene
sekolah
siswi
diharapkan
saat
dapat
95
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
96
21. Sifudin Azwar. Sikap Manusia: teori dan pengukuranya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar:
2003
22. Sunaryo.Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC: 2004
23. Efendi,F. dan Makhfudli. keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.: 2009.
24. Arief, Sadiman, dkk.Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo: 2003
25. Hidayat, A.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Mediaka: 2009
26. Fajar, I.Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu: 2009
27. Wasis. Pendoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC ;2008
28. Fajar, I dkk. Statistika untuk Praktisi Kesehatan Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu; 2009
29. Yuni, E. Efektifitas Pendidikan Kesehatan dengan Metode Peer Education Terhadap
Praktik Vulva hygiene santri putri di pondok pesantren Assalafy Al Fithrah Meteseh
Semarang. Skripsi : FK UNDIP 2014
30. Rahmatika, Dwi. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Tentang Personal Hygiene
Menstruasi Terhadap Tindakan Personal Hygiene Remaja Puteri Pada Saat Menstruasi di
SMK Negeri 8 Medan. Skripsi : FKM USU 2011
31. Basta, Ridhalia. Pengetahuan dan PraktikPersonal Hygiene saat Menstruasi pada Remaja
Putri di Kota dan Desa (SMAN 11 AMBON dan SMA LKMD LAHA). Skripsi : FKM
Universitas Hasanudin Makasar;2014
32. Green, W, Lawrence.et.al. Helath Education Planing A Diagnostik Approach, The Johns
Hapkins University: Mayfield Publishing Company, 2005
33. Maria,E, Hatagaol, E, Wowiling,F.Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
dengan Kejadian Iritasi Vagina saat Menstruasi pada Remaja di SMPN 8 Manado. EJournal Keperawatan. Vol 1. No 1 : 2013
34. Kemala,A.P, Yuliaji, Kristiningrum,W. Perbedaan Pengetahuan tentang Perawatan
Organ Genital Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan pada Siswa di
MTS Al-Asror Gunung pati Semarang. STIKES Ngudi Waluyo Semarang : 2012.
35. Rizki,F. Hubungan frekuensi Penggunaan Celana Ketat dengan Kejadian Keputihan
(Flour Albus) pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
SKRIPSI : UMM 2011.
36. Ariyani,I. Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Remaja
Putri di SMA Negeri 2 Wonosari Gunung Kidul. SKRIPSI. STIKES Aisyiyah
Yogyakarta :2013.
37. Anik,S. Hubungan Penggunaan Pembersih Genetalia Eksterna dengan Kejadian
Keputihan di SMAN 1 Mayong, Jepara. AKBID Islam Al-Hikmah Jepara :2013.
38. Septian,C. Cara Merawat Organ Intim dengan Baik dan Benar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya ;2009
39. Sari, Kartika. Pemberian Penyuluhan terhadap Perilaku Merawat Organ Genital pada
Remaja Putri di Dusun Nanggulan Gadingsari Bantul. Skripsi.STIKES Aisyiyah
Yogyakarta.2014
40. Lestari, Prasetya. Hubungan Pengetahuan Menstruasi dan Komunikasi Teman Sebaya
dengan Personal Hygiene selama Menstruasi pada Siswi SMA.Tesis. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.2014
41. Sari, Ervina, Ekojemi, Sayono.Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hygiene saat
Menstruasi terhadap Penegtahaun dan Keterampilan Remaja Putri dalam Merawat
Perineum saat Menstruasi. Journal Keperawatan. 2011
97
42. Rachman, Nita. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Personal Hygiene
pada saat Menstruasi di SMP Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Skripsi.STIKES Aisyiyah
Yogyakarta. 2014
43. Wardani, Rachma. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi Remaja Perempuan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.2010
44. Soraya, Salistia. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap
Pengetahuan Memelihara Organ Genitalia pada Siswi Muhammadiyah Imogiri Bantul.
Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta.2014
45. Palinglin, Anggresti. Pengaruh Penyuluhan terhadap Perilaku Menjaga Kebersihan
Organ Genitalia pada Siswi Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi.
STIKES Aisyiyah Yogyakarta.2015
46. Yulian,A.R.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Individual tentang Vulva Hygiene terhadap
Perilaku Vulva Hygiene pada Remaja di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Yogyakarta.
Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta.2013
47. Umairoh, Cholisoh, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Perineal Hygiene pada
Remaja Putri Berbasis Preced Proced Model di SMPN 45 Surabaya. Fakultas
Keperawatan UNAIR Surabaya.2013
48. Dokumen Arsip Sekolah Data Siswa SMPN 1 Mijen Demak Tahun 2015/2016
98