Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran logam berat adalah masalah yang sangat serius untuk
ditangani, karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. Di
Indonesia, pencemaran merkuri ditemukan di banyak tempat, namun tidak pernah
ada investigasi atau laporan adanya penderita penyakit Minamata atau keracunan
merkuri. Di Pongkor, Jawa Barat dilaporkan bahwa konsentrasi Hg di sedimen
sungai berkisar antara 0-2.668 ppm, sedang di tanah didapat konsentrasi sebanyak
1-1300 ppm ( Gunradi, 2001 ). Di Sulawesi Utara, daerah aliran sungai Talawaan
diperkirakan PETI mendekomposisikan Hg sebanyak 1,5- 2 ton Hg/th ke dalam
perairan, tanah dan organisme. Air tanah mengandung Hg 521 % lebih tinggi dari
standar yang berlaku. Air buangan dari proses PETI mengandung Hg 685 % di
atas standar; ikan dan siput mengandung 296 % dan 768 % Hg di atas standar.
Hasil Uji TCLP ( Toxicity Characteristic Leaching Procedure ) menunjukkan
kadar Hg 134 % lebih tinggi dari standar, yakni 0,2 ppm ( Hadiatulla, dkk, 2001).
Air raksa (Hg), atau sering disebut juga sebagai merkuri merupakan satu
dari lima unsur golongan logam transisi (bersama cesium, fransium, galium, dan
brom) yang berbentuk cair pada suhu kamar dan mudah menguap. Kelimpahan
Hg di bumi menempati urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Di
alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri
monovalen (Hg1+), dan merkuri bivalen (Hg2+).
Apabila ketika suatu zat pencemar yang berbahaya telah mencemari
permukaan tanah dan menguap kemudian terbawa air hujan dan meresap kedalam
tanah maka akan mencemari air tanah. Berbagai kemungkinan reaksi yang terjadi
terhadap logam berat (merkuri) di dalam tanah adalah (Babich dan Stotzky, 1978)
1.

Membentuk senyawa larut, komples dari berbagai macam molekul;

2.

Presipitasi (penyerapan)

3.

Terinkorporasi kedalam struktur mineral;

4.

Terakumulasi atau terfiksasi ke dalam bahan biologi;

5.

Dikompleks dengan agen pengkhelat;

6.

Diadsobsi dalam mineral liat atau koloid organic

1.2 Tujuan
1.

Untuk mengetahui dan memahami adanya pencemaran yang disebabkan oleh

logam berat merkuri.


2.

Mengetahui cara-cara pengendalian pencemaran akibat logam berat merkuri.

3.

Mengetahui proses-proses pencemaran lingkungan akibat merkuri.

4.

Menganalisis adanya kasus pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh

merkuri.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah bidang Toksikologi
Lingkungan terutama logam berat merkuri

1.4 Manfaat
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah untuk
memahami penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh logam berat merkuri dan
dapat mencari solusi penanggulangan pencemaran merkuri, serta mahasiswa dapat
bersikap ramah terhadap lingkungan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Merkuri
Raksa (nama lama: air raksa) atau merkuri atau hydrargyrum (bahasa
Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik
dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Memiliki sifat konduktor listrik yang
cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik.
Merkuri membeku pada temperatur 38.9oC dan mendidih pada temperatur 357oC.
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan
satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang
berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap. Hg akan memadat pada
tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara
elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk
unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+).
Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer,
barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahan
pengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau
termistor) dengan alasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang
dimilikinya. Unsur ini diperoleh terutama melalui proses reduksi dari cinnabar
mineral.
2.2

Sifat Kimia dan Fisika Merkuri


Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan

berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam
air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut
dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan
oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam
carbide dan amine.

Berdasarkan daya hantar panas dan listriknya, merkuri (Hg) dimasukkan


dalam golongan logam. Sedangkan berdasarkan densitasnya, dimasukkan kedalam
golongan logam berat.
Merkuri memiliki sifat-sifat :
1.

Kelarutan rendah

2.

Sifat kimia yang stabil terutama di lingkungan sedimen

3.

Mempunyai sifat yang mengikat protein

4.

Menguap dan mudah mengemisi atau melepaskan uap merkuri beracun

walaupun pada suhu ruang


5.

Logam merkuri merupakan satu-satunya unsure logam berbentuk cair pada

suhu ruang 25oC


6.

Pada fase padat berwarna abu-abu dan pada fase cair berwarna putih perak

7.

Uap merkuri di atmosfir dapat bertahan selama 3 (tiga) bulan sampai 3 (tiga)

tahun sedangkan bentuk yang melarut dalam air hanya bertahan beberapa minggu.
Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik
bersifat toksik pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri
bersifat toksis pada sistim syaraf pusat.
Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:
1.

Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air

raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai
katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi
klorin dari sodium klorida.

2.

Merkuri inorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous)

Misalnya:

- HgCl2 termasuk bentuk Hg inorganic yang sangat toksik dan digunakan sebagai
desinfektan
- HgCl yang digunakan untuk teething powder dan laknasia
- Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.
3.

Merkuri organik: terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain :

- Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai
pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan. Misalnya memakan
ikan yang tercemar zat tsb. dapat menyebabkan gangguan neurologis dan
kongenital.
- Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik
dan fungisida.
2.3 Keberadaan Logam Merkuri di Alam
1.Merkuri dalam batuan
Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) di alam
dan biasanya membentuk mineral sinabar (cinnabar) atau merkuri sulfida (HgS).
Merkuri sulfida terbentuk dari larutan hidrothermal pada temperatur rendah
dengan cara pengisian rongga (cavity filling) dan penggantian (replacement).
Merkuri sering berasosiasi dengan endapan logam sulfida lainnya, diantaranya Au,
Ag, Sb, As, Cu, Pb dan Zn, sehingga di daerah mineralisasi emas tipe urat
biasanya kandungan merkuri dan beberapa logam berat lainnya cukup tinggi.
2.

Merkuri dalam sediment sungai

Kontaminasi merkuri dalam sediment sungai terjadi karena proses alamiah


(pelapukan batuan termineralisasi), proses pengolahan emas secara tradisional
(amalgamasi), maupun proses industri yang menggunakan bahan baku
mengandung merkuri. Untuk mengetahui sumbernya, kontaminasi merkuri ini
perlu diperhatikan dengan cermat karena tidak adanya standar baku mutu untuk
kadar merkuri dalam sedimen sungai. Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 baku
mutu zat pencemar dalam limbah untuk parameter merkuri adalah 0,01 mg/L atau
5

10 ppb. Nilai ambang batas ini sangat rendah jika dipakai untuk mengevaluasi
hasil analisa Hg dalam sedimen sungai.
3.

Merkuri dalam tanah

Berdasarkan pengamatan lapangan, banyak proses pengolahan bijih emas dengan


gelundung dilakukan di lokasi pemukiman, di halaman rumah atau kebun
pemiliknya. Hal ini tentu menjadi perhatian, khususnya dalam melihat
kemungkinan kontaminasi Hg di lingkungan tempat tinggal masyarakat, sehingga
pengetahuan tentang konsentrasi merkuri dalam tanah menjadi cukup penting.
Meskipun di beberapa tempat, limbah tailing yang diperkirakan masih
mengandung emas dan merkuri diangkut dan dijual keluar desa, tetapi masih ada
sisa tailing tercecer dan sebagian kolam tailing yang penuh, sehingga masih ada
kemungkinan terjadinya kontaminasi merkuri di sekitar lokasi gelundung. Selain
itu proses penggarangan yang dilakukan disamping rumah juga memiliki dampak
negatif

terhadap

lingkungan,

karena

uap

merkuri

yang

bebas

akan

mengkontaminasi lahan di sekelilingnya. Seperti halnya dengan conto sedimen


sungai, sampai saat ini belum tersedia standar nilai baku mutu Hg dalam tanah.
4.

Merkuri dalam air permukaan

Konsentrasi merkuri dapat disebabkan oleh partikel halus yang terbawa bersama
limbah akibat proses amalgamasi dan pelarutan dari sedimen sungai yang
mengandung merkuri. Dalam jangka waktu yang cukup lama logam merkuri dapat
teroksidasi dan terlarut dalam air permukaan. Dari penelitian konsentrasi Hg
dalam air dari lokasi tambang di daerah Jawa Barat, pada umumnya kadar merkuri
dalam air sangat kecil dan berada dibawah nilai ambang batas, kecuali di beberapa
lokasi yang berhubungan dengan kegiatan pertambangan emas rakyat.

2.4 Toksisitas Merkuri Masuk kedalam Tubuh Manusia

Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit,


makanan, minuman, dan pernafasan. Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari
kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang melewati deposit Hg. Apabila
masuk ke dalam perairan, merkuri mudah berkaitan dengan klor yang ada dalam
air laut dan membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk ini, Hg mudah masuk ke
dalam plankton dan bisa berpindah ke biota laut lain. Merkuri anorganik (HgCl)
akan

berubah

menjadi

merkuri

organik

(metil

merkuri)

oleh

peran

mikroorganisme yang terjadi pada sedimen dasar perairan. Merkuri dapat pula
bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo-merkuri. Senyawa
organo-merkuri yang paling umum adalah metil merkuri yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dalam air dan tanah. Mikroorganisme kemudian termakan oleh
ikan sehingga konsentrasi merkuri dalam ikan meningkat. Metil Hg memiliki
kelarutan tinggi dalam tubuh hewan air sehingga Hg terakumulasi melalui proses
bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan air, dikarenakan
pengambilan Hg oleh organisme air yang lebih cepat dibandingkan proses
ekskresi.
Berikut ini adalah gambaran bagaimana perjalanan metil-merkuri dari air hingga
masuk ke dalam tubuh manusia dan binatang :
1.

Metil-merkuri di dalam air dan sedimen dimakan oleh bakteri, binatang kecil

dan tumbuhan kecil yang dikenal sebagai plankton;


2.

Ikan kecil dan sedang kemudian memakan bakteri dan plankton tersebut

dalam jumlah yang sangat besar sepanjang waktu;


3.

Ikan besar kemudian memakan ikan kecil tersebut, dan terjadilah akumulasi

metil-merkuri di dalam jaringan. Ikan yang lebih tua dan besar mempunyai
potensi yang lebih besar untuk terjadinya akumulasi kadar merkuri yang tinggi di
dalam tubuhnya
4.

Ikan tersebut kemudian ditangkap dan dimakan oleh manusia dan binatang,

menyebabkan metil-merkuri berakumulasi di dalam jaringannya.

Beberapa ketentuan/peraturan tentang batasan nilai kandungan merkuri pada suatu


bahan dari berbagai lembaga maupun instansi yang berwenang sebagai berikut :
1)

Nilai batas kandungan merkuri untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) yang

diijinkan adalah 0,001 mg/liter air.


2)

Berdasar pada Pedoman Baku Mutu Lingkungan, kandungan merkuri dalam

makanan yang tanpa diolah maksimum 0,001 ppm (part per millions)
3)

Kandungan merkuri dalam darah yang aman maksimum 0,04 ppm (part per

millions)
4)

Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil.


Beberapa catatan diketahui bahwa kadar merkuri dalam jaringan sebesar 0,1 1
ppm sudah dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh sedangkan kadar merkuri
dalam darah para pekerja tambang rakyat mencapai 0,16 ppm.
2.5

Sumber Pencemaran dan Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan

1)

Merkuri elemental (Hg)

- Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan


- Tertelan ternyata tidak menyebabkan efek toksik karena absorpsinya yang
rendah kecuali jika ada fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal atau jika
merkuri tersimpan untuk waktu lama di saluran gastrointestinal.
- Intravena dapat menyebabkan emboli paru. Karena bersifat larut dalam lemak,
bentuk merkuri ini mudah melalui sawar otak dan plasenta. Di otak ia akan
berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi
menjadi bentuk merkurik (Hg++ ) ion merkurik ini akan berikatan dengan
sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga menggangu fungsi
enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri
oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran
pernafasan.

2)

Merkuri inorganik: Sering diabsorpsi melalui gastrointestinal, paru-paru dan

kulit. Pemaparan akut dan kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal
sedangkan pada pemaparan kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan
proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan
imunologis.
3)

Merkuri organik: terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat

menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan


mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang
pandang. Metil merkuri mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam
fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.
Gambaran Klinis
a)

Merkuri elemental

Pemaparan akut
Inhalasi gas merkuri dapat menyebabkan bronkhitis korosif yang disertai febris,
menggigil, dispnea, hemoptisis, pneumonia, edema paru (Adult Respiratory
Distress Syndrome), sianosis bahkan fibrosis paru. Keluhan gastrointestinal
berupa: mual, muntah, ginggivitis, keram perut dan diare. Kerusakan sistim syaraf
pusat berupa kelainan neuropsikiatrik (erethism), tremor, iritabilitas, emosi yang
labil, hilang ingatan, cemas, depresi. sakit kepala, reflek abnormal dan perubahan
EEG. Rash kemerahan dengan deskuamasi kulit terutama pada tangan dan kaki
dijumpai terutama pada anak-anak. Kelainan pada ginjal dapat berupa proteinuria,
kelainan elektrolit urine, disuria dan sakit ejakulasi. Efek psikiatri berupa depresi,
perasaan malu, marah, iritabilitas, cemas, nafsu makan menurun atau agresif.
Pemaparan merkuri melalui intravena dapat menyebabkan emboli paru-paru
dengan hemoptysis dan pada foto thorax dijumpai densitas metalik. Granulomas
dapat terbentuk setelah injeksi merkuri elemen.
Pemaparan kronis
Menimbulkan triad yang klasik, yaitu: ginggivitis dan salivasi, tremor dan
perubahan neuropsikiatri. Gangguan psikiatri berupa depresi, perasaan malu,

marah, cemas, iritabilitas, agresif, hilang ingatan, hilangnya kepercayaan diri,


sukar tidur, tidak nafsu makan atau tremor ringan. Selain itu dapat dijumpai
kelainan pada ginjal berupa proteinuri.
b)

Merkuri Inorganik

Pemaparan akut
Setelah menelan zat ini timbul gejala iritasi mukosa berupa stomatitis, rasa logam,
rasa panas, hipersalivasi, edema laring, erosi oesofagus, mual, muntah,
hematemesis, hematokhezia, keram perut, ARDS, shock dan gangguan ginjal
berupa proteinuri, hematuri dan glikosuri. Gagal ginjal akut dapat terjadi dalam 24
jam. Perdarahan gastrointestinal dapat menyebabkan anemia dan syok
hipovolemi. Kontak pada kulit akibat penggunaan krem yang mengandung garam
merkuri dapat menimbulkan pigmentasi, rasa terbakar dan dapat menyebabkan
toksisitas sistemik. HgCl2 dapat menyebabkan iritasi kulit sedangkan merkuri
fulminat dan merkuri sulfida menyebabkan dermatitis kontak. Penggunaan
calomel (HgCl) dapat menyebabkan Pinks disease pada anak-anak yang ditandai:
rash eritematosus, febris, splenomegali, iritabilitas dan hipotonia.
Pemaparan kronis
Menimbulkan triad yang klasik, yaitu: ginggivitis dan salivasi, tremor dan
perubahan neuropsikiatri Aplikasi garam merkuri pada kulit dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan neuropati perifer, nefropati, eritema, dan
pigmentasi.

c)

Merkuri Organik

Pemaparan akut
Menyebabkan iritasi gastrointestinal berupa mual, muntah, sakit perut dan diare.
Keracunan Phenyl mercury (merkuri aromatis) menimbulkan gejala-gejala
gastrointestinal, malaise, mialgia dan syndrome mimic viral. Keracunan metil
merkuri menyebabkan efek pada gastrointestinal yang lebih ringan tetapi

10

menimbilkan toksisitas neurologis yang berat berupa: rasa sakit pada bibir, lidah
dan pergerakan (kaki dan tangan ), konfusi, halusinasi, iritabilitas, gangguan tidur,
ataxia, hilang ingatan, sulit bicara, kemunduran cara berpikir, reflek tendon yang
abnormal, pendengaran rusak, lapangan penglihatan mendekati konsentris, emosi
tidak stabil, tidak mampu berpikir, stupor, coma dan kematian (Clarkson, 1990 ;
Marsh et al, 1987 ).
Pemaparan kronis
Menyebabkan suatu sindroma yang kronis. Penelanan kronik bentuk alkil yantai
pendek (metil merkuri) menyebabkan disartria, parestesi, ataxia dan tuli. Dapat
pula terjadi Tunnel vision dan skotoma multipel atau erethism. Keracunan Fenil
merkuri dan methoxyethil merkuri menimbulkan gangguan yang sama dengan
pemaparan kronis merkuri inorganik.
Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industry
dalam jumlah + 10.000 ton setiap tahunnya.Penggunaan merkuri sangat luas
dimana+ 3.000 jenis kegunaan dalam industri pengelolaan bahan-bahan kimia
,proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan
dasar pembuatan insektisida untuk pertanian.
2.6 Pengaruh Hg terhadap kesehatan manusia
Pengaruh Hg terhadap kesehatan manusia dapat diurai sebagai berikut :
1.

Pengaruh terhadap Fisiologis

Pengaruh toksisitas Hg terutama pada Sistem Saluran Pencernaan (SSP) danginjal terutama
akibat merkuri terakumulasi.Jangka waktu, intensitas dan jalurpaparan serta bentuk Hg sangat
berpengaruh terhadap sistim yang dipengaruhi. Organ utama yang terkena pada paparan kronik
oleh elemen Hg dan organo merkuri adalah SSP sedang garam merkuri akan berpengaruh
terhadap kerusakan ginjal. Keracunan akut oleh elemen merkuri yang terhisap mempunyai efek
terhadap sistim pernafasan sedang garam merkuri yang tertelan akan berpengaruh terhadap SSP,
efek terhadap sistim cardiovaskuler merupakan efek sekunder.

11

2.

Pengaruh terhadap Sistim Syaraf

Hg yang berpengaruh terhadap sistim syaraf merupakan akibat promer dari pemajanan uap
elemen Hg dan MeHg karena senyawa ini mampu menembus "bloodbrain barier" dan dapat
mengakibatkan kerusakan otak yang "irreversible" sehingga mengakibatkan kelumpuhan
permanen. MeHg yang masuk dalam pencernaan akan memperlambat SSP yang mungkin tidak
dirasakan pada pemajanan setelah beberapa bulan sebagai gejala pertama sering tidak spesifik
seperti malaes, pandangan kaburatau pendengaran hilang (ketulian).Hasil uji sampel terhadap
300 produk tuna kalengan pada tiga besar merek diAmerika Serikat menunjukkan, lebih dari
separuhnya mengandung kadar merkuriyang tinggi melebihi kadar aman yang disyaratkan
Environmental Protection Agency( EPA). Para peneliti dari University of Nevada, Las Vegas,
AS, menemukan 55persen sampel mengandung kadar merkuri lebih tinggi dari standar EPA,
yakni 0,5ppm dan sekitar 5 persen dari seluruh sampel memiliki kandungan lebih dari 1.0
ppmlebih tinggi dari kadar aman untuk ikan kalengan yang disyaratkan Food and Drug
Administration.Kadar merkuri yang berlebihan bisa berpengaruh pada kerusakan sistem saraf
pusatserta gangguan pendengaran dan penglihatan.
3.

Pengaruh terhadap Ginjal

Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh masuknya garaminorganik Hg atau
phenylmercury melalui SSP akan menyebabkan naiknyapermiabilitas epitel tubulus sehingga
akan menurunkan kemampuan fungsi ginjal(disfungsi ginjal). Pajanan melalui uap merkuri atau
garam merkuri melalui saluranpernafasan juga dapat mengakibatkan kegagalan ginjal karena
terjadinya proteinuriaatau nephrotik sindrom dan tubular nekrosis akut.
4.

Pengaruh terhadap Pertumbuhan

Terutama terhadap Bayi dari ibu yang terpajan oleh MeHg, dari hasil studimembuktikan ada
kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu yang makangandum yang diberi fungisida,
maka bayi yang dilahirkan mengalami gangguan kerusakan otak yaitu retardasi mental, tuli,
penciutan lapangan pandang,microcephaly, cerebral palsy, ataxia, buta dan gangguan menelan di
antara semua unsur logam berat,Merkuri (Hg) menduduki urutan pertamadalam hal sifat
racunnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara lain Cd, Ag, Ni,Pb, As, Cr, Sn, dan
Zn.Merkuri walaupun mengambil bentuk cairan sebenarnya masuk dalam kategori logam.
Merkuri samasekali tidak dibutuhkan kehadirannya dalam tubuh kita. Oleh sebab itu, kehadiran

12

merkuri dalam tubuh walaupun sedikit atau berada di bawah ambang batas toleransi tetap
membahayakan kesehatan.Ketika akumulasi merkuri dalam tubuh sudah melewati ambang
batas toleransi yang bisa diterima oleh kesehatan tubuh akan timbul gejala keracunan merkuri
dalam bentuk kerusakan ginjal dan gangguan kerja syaraf baik otak maupuntulang belakang.
Pada gilirannya gejala ini akan menimbulkan kematian bagi yang mengalaminya. Bahkan
senyawa merkuri tertentu seperti metil merkuri dalam dosis dua tetes saja yang jatuh mengenai
kulit sudah cukup untuk membawa kita kepada kematian dalam jangka waktu 2 hari saja.
2.6

Bahaya Merkuri Pada Kosmetik


Penggunaan Merkuri sebagai bahan pemutih merupakan satu yang masih

tersisa dan kendati menyalahi aturan, masih tetap saja dipasar-bebaskan sebagai
bahan berkhasiat dalam krim pemutih kulit. Merkuri inorganik dalam krim
pemutih (yang mungkin tak mencantumkannya pada labelnya) bisa menimbulkan
keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Penggunaan Merkuri walau tidak
seburuk efek merkuri gugusan yang tertelan (yang ditemukan dalam ikan yang
tercemar dan termakan), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma
dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu
memasuki sistem saraf tubuh demikian penjelasan Dr.Silviani Sri Rahayu,Sp.Kk
dari Rumah Sakit JMC-Jakarta.
Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit
muncul sebagai gangguan sistem saraf, seperti tremor, insomnia, kepikunan,
gangguan penglihatan, gerakan tangan abnormal (ataxia), gangguan emosi, gagal
ginjal, batu ginjal. Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus
keracunan merkuri, sering salah di diagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson,
atau penyakit gangguan otak.Bagi mereka yang memakai krim pemutih sebaiknya
perlu selalu mewaspadai jika tidak jelas apa kandungan bahan kimiawinya
Pemakaian kosmetik yang mengandung Merkuri dapat mengakibatkan:
1.

Dapat memperlambat pertumbuhan janin

2.

mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul)

13

3.

Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian

dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).
4.

Efek REBOUND yaitu memberikan respon berlawanan (KULIT AKAN

MENJADI

GELAP/KUSAM

SAAT

PEMAKAIAN

KOSMETIK

DIHENTIKAN).
5.

Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat

parah (lebar).
6.
2.7

Dapat mengakibatkan kanker kulit.


Mekanisme Merkuri sebagai Pemutih
Sebagai pemutih kulit, merkuri bekerja dengan mengatur produksi

melanin dan memudarkan noda-noda hitam pada kulit. Jumlah melanin


menentukan kepadatan pigmentasi dan kegelapan kulit seseorang. Mercury dapat
menghambat kerja enzim tirosinase yang berarti merusak sel melanosit untuk
memproduksi melanin. Mercury bekerja dengan membendung dan menekan
melanin di lapisan dalam kulit, zat exfloating (zat pengelupasan untuk kulit) yang
terkandung didalam mercury menyebabkan terjadinya pengelupasan kulit yang
tidak wajar secara terus menerus tanpa disertai pemberian nutrisi yang baik bagi
sel , sehingga permukaan kulit tampak putih pucat. Melanin yang terbendung ini
akan jebol ketika pemakaian krim mercury dihentikan, akibatnya kulit wajah akan
terlihat gelap (lebih gelap dari sebelum memakai krim mercury) & beberapa
pengguna bahkan dipenuhi flek-flek hitam.
Tetapi bila pemakaian Krim mercury diteruskan hal ini dapat
menyebabkan kanker kulit dikarenakan kulit tidak mendapat perlindungan dari
radiasi sinar matahari seperti : basal cell carcinoma, malignant melanoma,
malignum melanoma, dsb
Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit,
kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan
mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya GAGAL GINJAL YANG
SANGAT PARAH (BISA MENYEBABKAN KEMATIAN) Merkuri dalam krim

14

pemutih (yang mungkin tidak tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan


keracunan bila digunakan untuk waktu lama.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan yang
tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke
permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu ,memasuki
system saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim
kulit muncul sebagai gangguan system saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia
(tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak
normal), gangguan emosi, depresi dll.
Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus
keracunan merkuri sering didiagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau
penyakit gangguan otak. Setelah sekian lama, kosmetik tsb akan diserap melalui
kulit dan dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan
mengendap di dalam ginjal, sehingga menyebabkan gagal ginjal yang sangat
parah bagi pemakainya.
Produk kosmetik yang dipakai tersebut akan menyebabkan iritasi parah
pada kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit
menjadi mengkilap secara tidak normal. Kondisi tersebut telah banyak dikeluhkan
oleh para konsumen yang sudah terlanjur menggunakan produk-produk kosmetik
illegal tersebut. 100%
2 .8 Cara Penanganan Keracunan Merkuri
Keracunan merkuri dapat dibedakan atas keracunan akut dan keracunan
kronik,adapun cara penanggulangannya yaitu
a. Keracunan Akut
Apabila tertelan, untuk pertolongan pertama dapat diberikan telur mentah
atau susu segar, diharapkan logam berat tersebut dapat diikat oleh protein yang
ada dalam susu atau telur. Selanjutnya dapat diberikan antidot berupa sodium
formaldehyde sulfoxilate. Antidot ini mengurangi unsur ion merkuri bivalen
sehingga

mengurangi

penyerapannya.

Dapat

juga

diberikan

suntikan
15

intramuskular dimerkaprol atau penisilamin untuk menginaktifkan merkuri yang


sudah diabsorpsi.
Pengobatan dengan dimerkaprol efektif dilakukan pada kasus keracunan
akut yang kurang dari 5 jam. Tergantung dari jumlah dan lamanya keracunan yang
terjadi, hemodialisis harus dipertimbangkan guna menghindari kerusakan ginjal
lebih lanjut. Dosis pemberian dimerkaprol atau penisilamin sangat bervariasi
secara individual. Pada umumnya diberikan dengan dosis dimerkaprol 5-6
mg/KgBB

intramuskular

kali

sehari,

diberikan

selama

10

hari.

Penisilamin diberikan secara oral dengan dosis 250 mg setiap 6 jam sehari, dapat
dikombinasi dengan dimerkaprol atau sendiri-sendiri.Chelator oral misalnya
meso-2,3, dimercaptosuccinic acid dan sodium 2,3 dimercapto-1-propanesulfonat
lebih menguntungkan dibandingkan dengan dimerkaprol, termasuk juga
toksisitasnya rendah
Pada keracunan merkuri anorganik penggunaan dimerkaprol merupakan
kontraindikasi, sedangkan meso-2,3-dimmercaptosuccinic acid dan sodium 2,3dimercapto-1-propanesulfonat dapat digunakan pada semua jenis keracunan
merkuri.
b. Keracunan Kronis
Pengobatan keracunan kronis pada umumnya bersifat simtomatis.
Penderita harus dihindarkan dari pemajanan yang lebih lanjut. Karena umumnya
keracunan kronis ini terjadi pada industri-industri, maka pekerja yang keracunan
merkuri harus dipindahkan ke tempat lain yang bebas dari pencemaran. Respon
keracunan kronis terhadap pengobatan sangat lambat. Pada umumnya sampai
bertahun-tahun masih menyisakan gejala.
Pemberian dimerkaprol dan penisilamin dapat mengurangi efek
keracunan dengan jalan mempercepat ekskresi merkuri, namun pada umumnya
gagal dalam meningkatkan kondisi klinis penderita.

16

Khusus dalam hal keracunan methylmercury, pengobatan dengan


hemodialisis tidak banyak berguna, karena methylmercury terkumpul dalam
eritrosit dan hanya sejumlah kecil saja yang ada di dalam plasma.
2.9 Cara Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri
Pencemaran air oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara
penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini
karena merkuri di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri
dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin
yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi
kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga merkuri bisa dinetralisir.
Mencegah merkuri tidak masuk perairan. Pada penelitian dengan sampel kecil
dilakukan pada pekerja tambang yang terekpos air raksa diberikan DMSA dan
NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air raksa,sehingga
pengeluaran ke ginjal bisa di tingkatkan. melakukan AMDAL terhadap suatu
perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi
yang tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan.
Pengendalian / penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air
baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah
dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui
Program Kali Bersih (PROKASIH).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,
yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara
non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan
cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya

17

meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan


perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah
proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran.
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency
(EPA) memuat beberapa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran
merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.

2.

Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi

untuk daerah-daerah tertentu.


3.

Semua induatri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah industri

dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya hingga batas normal.


Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan
masalah pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada
lumpur di dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH 3Hg+ yang dilepaskan ke
badan air sekililingnya.
2.9.1 Kasus Pencemaran Lingkungan Merkuri
SUKABUMI, TRIBUN Wakil Bupati Sukabumi, Marwan Hamami
menduga merkuri atau air raksa mencemari warga dalam penambangan emas di
sepanjang sungai Cibangban, Pelabuhan Ratu yang bermuara ke pantai. Sejumlah
warga di sekitar kawasan wisata itu yang bekerja sebagai penambang emas mulai
mengalami gangguan pada kulit.
Kami menerima informasi dari petugas puskesmas di lapangan bahwa
benar pencemaran mercury akibat penggunaan air raksa yang dilakukan warga
setempat untuk menambang emas di pesisir pantai itu, ujar Marwan, di Pendopo
Sukabumi, Rabu (5/7).

18

Marwan mengatakan, pencemaran di kawasan wisata tersebut sudah


mulai berdampak. Beberapa warga yang tinggal di Sungai Cibangban mulai
mengeluhkan penyakit kulit yang mendera mereka. Bahkan ada warga yang
menderita kulit melepuh dan warna kulit mereka jadi berbintik-bintik, kata
Marwan, seusai menghadiri pelepasan kontingan Kabupaten Sukabumi ke ajang
Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Jawa Barat, kemarin.
Menurut Marwan, dugaan sementara gejala penyakit kulit yang dialami
warga di sana akibat sisa bahan kimia merkuri yang mengalir dari sungai
Cibangban hingga ke pantai. Jadi kegiatan penambangan emas di kawasan itu
cukup membahayakan kesehatan manusia. Terutama tercemarnya air sungai
Cibangban, ungkap Marwan.
Lebih lanjut Marwan menjelaskan, pihaknya sudah meminta Badan
Lingkungan Hidup (BLH) untuk meneliti penyebab penyakit kulit yang diderita
warga. Apakah penyebab penyakit itu akibat pencemaran bahan merkuri atau
penyebab lainnya, kata Marwan, pihaknya masih menunggu hasil penelitian pihak
BLH. Sampai saat ini kami belum menerima laporan dari BLH, sampai sejauh
mana resiko pencemaran merkuri di Sungai Cibangban hingga ke pantai, kata
Marwan.
Berdasar pengamatan Tribun, penambangan emas di pantai dan sungai
kawasan Cibangban dilakukan warga setempat secara manual. Aktivitas itu
dilakukan warga sejak tiga bulan lalu, terutama setelah pasir di pantai Cibangban
ditemukan serbuk emas. Warga melakukan penambangan bila air laut surut. (rot)
Analisis dari permasalahan diatas adalah :
1.

Penyebab pada kasus di atas adalah merkuri atau air raksa mencemari warga

dalam penambangan emas di sepanjang sungai Cibangban, Pelabuhan Ratu yang


bermuara ke pantai.
2.

Dampak dari kasus menyebabkan warga di sekitar kawasan wisata itu yang

bekerja sebagai penambang emas mulai mengalami gangguan pada kulit seperti
kulit melepuh dan warna kulit mereka jadi berbintik-bintik.

19

3.

Penenggulangannya dapat dilakukan pemeriksaan pencemaran air untuk

dikendalikan dengan baku mutu pencemaran air dan penyembuhan penyakit yang
menyerang warga

20

BAB III

PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
1.

Logam merkuri atau yang dikenal dengan air raksa merupakan salah satu

logam berat yang tersebar luas di alam


2.

Merkuri termasuk unsur relatif stabil karena tidak terlalu mudah rusak oleh

air atau asam karena memiliki potensial reduksi rendah yang hampir mirip dengan
perak.
3.

Toksisitas merkuri dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu : Merkuri

Metal,Merkuri anorganik,Merkuri organik


4. Di alam, merkuri terdapat dalam batuan, sediment sungai, tanah, air permukaan.
5.

Merkuri apapun jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri

akan terakumulasi pada tubuh dan bersifat neurotoxin.


6.

Dampak logam merkuri pada tubuh akan berpengaruh terhadap fisiologis,

sistem syaraf, ginjal, dan pertumbuhan.


7.

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu

penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non


teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah
proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi
pencemaran.
3.2

Saran

21

1.

Dengan pengalaman adanya banyak kerusakan akibat bencana dari kasus

penyakit yang ditimbulkan dari merkuri menjadi awal sebagai titik balik kita
untuk mengemban langkah-langkah dalam melindungi lingkungan telah
mengalami kemajuan yang signifikan.
2.

Perlunya kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat untuk sama-sama

memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan lingkungan sekitar kita demi


kelestarian lingkungan saat ini dan generasi yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
22

1.

Soemirat, Juli, dkk. 2007. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.


2.

Darmoni. 2009. Farmasi Forensik dan Toksikologi. Jakarta: Universitas

Indonesia Press.
3.

Admin. 2009. Isu Terkini.

http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=67. 30 Maret 2012.


4.

Juwilda.

2011.

Pencemaran

Air

oleh

Limbah

Merkuri.

http://jjuiam.blogspot.com/2011/02/pencemaran-air-oleh-limbah-merkuri.html. 30
Maret 2012.
5. Puspita, desy. 2010. Penyebab Limbah serta Cara Penanggunalangannya.
http://desypuspita.wordpress.com/2010/03/22. 30 Maret 2012.
6.

http://tentangdipi.multiply.com/journal/item/63/Bahaya_Merkuri

7.

http://pdna-semarang.blogspot.com/2006/11/awas-bahaya-pemutih-pada-

kosmetik.html
8.

Irwan, Syaputra. 2009. Merkuri Anorganik. Availble at http://www.chem-

is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/khelasi-merkuri/merkuri-anorganik/
9.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13899/1/09E02363.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai