PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah
masyarakat indonesia. Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di
negara berkembang. Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi.
Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau
penyakit lain di luar saluran pencernaan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan
tindakan
secepatnya
karena
dapat
membawa
bencana
bila
terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu
perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi
serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan adalah resiko
terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa
aman dan nyaman, serta kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Diare merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat baik di negara
berkembang maupun di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.
Diare yang akut gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare
yang kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan oleh infeksi
maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang banyak adalah diare infeksi yang disebabkan oleh
virus, bakteri dan parasit. Diare infeksi juga dapat menyebabkan kematian.
Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat keluhan
diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter,
sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi
terdapat peringkat pertama sampai dengan ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke
rumah sakit. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar o,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di
negara berkembang lebih dari itu.
Diperkirakan oleh WHO ada sekitar 4 miliyar kasus diare akut setiap tahun dengan
mortalitas 3-4 juta per tahun. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah
penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh
balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu
anak meninggal dunia karena diare. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella,
Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica. Disentri berat
umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh
Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DIARE
Diare merupakan salah satu penyakit yang menyerang pencernaan. Diare atau penyakit
diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa Yunani yaitu diarroi yang berarti mengalir terus,
merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen.
Diare adalah peningkatan dalam frekuensi buang air besar (kotoran), serta pada kandungan air
dan volume kotoran itu. Para Odha sering mengalami diare. Diare dapat menjadi masalah berat.
Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. Namun, diare yang berat dapat menyebabkan
dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi yang berat (Yayasan Spiritia, 2011)
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan
biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan
cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat
berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua
(USAID, 2009)
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih
dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa
darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2007). Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit
yang abnormal dalam usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita
diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara
berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat melibatkan
lambung dan usus (gastroenteritis), usus halus (enteritis), kolon (colitis) atau kolon dan usus
(enterokolitis). Diare biasanya diklasifikasikan sebagai diare akut dan kronis (Wong, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling
sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang
anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat (Simatupang, 2004).
Menurut Boyle (2000), diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Pada
bayi, volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3 tahun, yang volume
tinjanya sudah sama dengan orang dewasa, volume >200 g/kg/24 jam disebut diare. Frekuensi
dan konsistensi bukan merupakan indikator untuk volume tinja
KLASIFIKASI DIARE
1. Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan kepada:
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah.
c. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
d. Diare yang disertai dengan malnutrisi berat (Simatupang, 2004)
2. Menurut Ahlquist dan Camilleri (2005), diare dibagi menjadi
a.
Akut apabila kurang dari 2 minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu. Lebih
dari 90% penyebab diare akut adalah agen penyebab infeksi dan akan disertai dengan
muntah, demam dan nyeri pada abdomen. 10% lagi disebabkan oleh pengobatan, intoksikasi,
iskemia dan kondisi lain.
b.
Kronik jika berlangsung lebih dari 4 minggu. Berbeda dengan diare akut, penyebab diare
yang kronik lazim disebabkan oleh penyebab non infeksi seperti allergi dan lain-lain.
2.2 GEJALA DIARE
Gejala penyakit diare pada orang dewasa
1.
2.
3.
4.
5.
sering buang air besar dalam bentuk cairan berwarna terang dan kehijauan
kram pada perut
kelelahan karena banyak kehilangan potasium ( kalium )
kehausan karena banyak cairan yang hilang
ada bercak darah saat buang air
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,
trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
4) Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lemak
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
Kram perut
Demam
Mual
Muntah
Kembung
5
7. Anoreksia
8. Lemah
9. Pucat
10. Urin output menurun (oliguria, anuria)
11. Turgor kulit menurun sampai jelek
12. Ubun-ubun / fontanela cekung
13. Kelopak mata cekung
14. Membran mukosa kering
2. Menurut Kliegman, Marcdante dan Jenson (2006), dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya
kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :
a.
Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi diare masih dalam
batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
b.
Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-kadang muntah,
terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai
menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik
dalam batas normal.
c.
Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung
tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit
berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan
masa pengisian kapiler memanjang ( 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan
pucat.
d.
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada
keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan
tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi
sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai
apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang ( 3 detik)
dengan kulit yang dingin dan pucat.
2.5 PATOFISIOLOGI
Fungsi utama dari saluran cerna adalah menyiapkan makanan untuk keperluan hidup sel,
pembatasan sekresi empedu dari hepar dan pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak dicerna.
Fungsi tadi memerlukan berbagai proses fisiologi pencernaan yang majemuk, aktivitas
pencernaan itu dapat berupa: (Sommers,1994; Noerasid, 1999 cit Sinthamurniwaty 2006)
1. Proses masuknya makanan dari mulut kedalam usus.
2.
halus. Cairan tersebut diserap usus halus, dan selanjutnya usus besar menyerap kembali
cairan intestinal, sehingga tersisa kurang lebih 50-100 gr sebagai tinja.
Diagnosa
Keperawatan
(Domain 3 Eliminasi
dan pertukaran
Kelas 2
Gastrointestinal
Intervensi
Hasil
Keperawatan
NOC
NIC
Bowel elimination
Balance cairan
Status hidrasi
Management diare
(00013)
Diare b.d inflamasi
bakteri /malabsorbsi
- Lakukan pemeriksaan
feses kultur dan
sensitivitas jika diare
Kriteria Hasil :
pola defekasi, lembek
setiap hari atau 3 hari
8
berlanjut
- Evaluasi efek
samping pengobatan
/proses infeksi.
sekak
menunjukkan daerah
pada gastrointestinal
Definisi :
pasien/keluarga
frekuensi diare
berkurang
mampu menjelaskan
- Anjurkan
mencatat warna,
volume dan konsistensi
feses
Karakteristik :
- Identifikasi faktor
tindakan yang
penyebab diare
dilakukan
menunjukkan turgor
kulit dan bb dbn.
(pengobatan, bakteri
atau pengaruh
makanan)
- Nyeri perut
- Kram
gejala diare
- Urgensi
Faktor yang
berhubungan :
ulcerasi
- Timbang BB
cemas tinggi
- Monitor peningkatan
- Alkoholik
peristaltik usus
- Keracunan
- Kelola pemberian
- Penyalahgunaan
laksatif
cairan
- Radiasi
- Berikan medikasi
- Pemberian makan
sesuai program
melalui selang
Monitor elektrolit
- Monitor nilai
- Kontaminasi
elektrolit
- Taravelling
- Monitor kehilangan
- Inflamasi
- Malabsorbsi
- Monitor manifestasi
- Proses infeksi
neurologi karena
- Iritasi
ketidakseimbangan
- Parasit
elektrolit
- Monitor rasa mual,
muntah dan diare
- Monitor tanda dan
gejala hiponatremi,
hiperkalemia
- Administrasi
pemberian suplemen
2.
(Domain
Kelas
2
5
elektrolit
NIC
Nutrisi NOC
Hidrasi)
(00027)
Defisit volume cairan
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status :
Fluid management
popok/pembalut
aktif.
Timbang
jika diperlukan
Pertahankan
Tujuan:
Definisi:
Penurunan cairan
intravaskuler,
jam
interstisial,
volume
dan/atau intrasellular.
kehilangan
Ini mengarah ke
dapat teratasi.
diharapkan
cairan
cairan
hidrasi
Defisit
( kelembaban
b/d
membran mukosa,
aktif
nadi adekuat,
tekanan darah
dehidrasi,
Kriteria Hasil:
kehilangan cairan
dengan
pengeluaran Mempertahankan urine
sodium.
output sesuaidengan
Batasan
karakteristik:
ortostatik ), jika
diperlukan
- Kelemahan
suhu tubuh
- Haus
- Penurunan turgor
kulit/lidah
kalori harian
pemberian cairan
dehidrasi,Elastisitas
- Membran
mukosa/kulit kering
- Peningkatan denyut
nadi, penurunan
membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
tekanan
intravena IV
Monitor status
nutrisi
Dorong masukan
oral
Berikan
penggantian
darah, penurunan
nesogatrik sesuai
volume/tekanan nadi
- Pengisian vena
menurun
output
Dorong keluarga
untuk membantu
- Perubahan status
mental
pasien makan
Tawarkan snack
( jus buah, buah
- Konsentrasi urine
meningkat
- Temperatur tubuh
segar )
Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
meningkat
berlebih muncul
- Hematokrit meninggi
meburuk
- Kehilangan berat
badan seketika
(kecuali pada
third spacing)
Faktor
Kolaborasikan
Atur kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi
yang
berhubungan:
Hypovolemia
- Kehilangan volume
Management
Monitor status
cairan termasuk
pengaturan
Pelihara IV line
Monitor tingkat Hb
dan hematokrit
Monitor tanda vital
Monitor
responpasien
terhadap
penambahan cairan
Monitor berat
badan
Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
Pemberian cairan
Iv monitor adanya
tanda dan gejala
kelebihanvolume
cairan
Monitor
adanya
(Domain 3 Eliminasi
NOC:
NIC :
dan pertukaran
Kontinensia
defekasi
perawatan
Kelas 2 fungsi
:Pengendalian
inkontinensia alvi :
Gastrointestinal
meningkatkan
(00014)
Inkontinensia Alvi
Definisi : Perubahan
kebiasaan defekasi dari
pola normal dengan
karakteristik
pengeluaran feses
usus.
Defeksi : pembentukan
kontinensia
defekasi dan
dan
mukosa:
keutuhan
integritas kulit
membrane
mempertahankan
perisanal
manajemen
defekasi :
membentuk dan
secara involunter.
mukosa.
mempertahankan
pola defekasi yang
Kriteria Hasil :
Batasan
Karakteristik :
-
Ketidakmampuan
kontinensia
mengenali desakan
untuk melatih
untuk defekasi.
Mengenali
rasa
indicator
berikut
pengeluaran feses
penuh di rectum
interval yang
tetapi melaporkan
kadang,
ketidakmampuan
-
untuk
yang
terbentuk.
Melaporkan sendiri
ketidakmampuan
untuk
sudah
lunak
-
spesifik
perawatan
perineum :
pengeluaran feses
Mengenali
desakan
integritas kulit
untuk defekasi
Merespon
desakan
meredakan
dalam
-
waktu
tepat
Tidak
pakaian
yang
mengotori
selama
perineum dan
krtidaknyamanan
pada perineum
surveilans kulit :
mengumpulkan dan
seharian
Mencapai toilet antara
menganalisis data
desakan
mempertahankan
mengeluarkan feses
dan
pasien untuk
integritas kulit dan
membrane mukosa
dan/atau
alas tidur.
Ketidakmampuan
untuk
secara
konsisten
Bau feses
Feses
mengotori
pakaian
feses
selalu ditampilkan) :
Mempertahankan
penuh.
Mengeluarkan/
meneteskan
sering,atau
mempertahankan
merasakan
rectum
membantu pasien
pengendalian
mengeluarkan
feses
defekasi,
rutin
latihan defekasi :
menunda
defekasi
Tidak
memperhatikan
13
desakan
untuk
defekasi
Kulit perianal yang
merah
Urgensi
Tekanan abdomen
atau
usus
yang
abnormal tinggi
Diare kronis
Lesi kolorekrum
Kebiasaan diet
Factor lingkungan
(misalnya
mampu
tidak
mencapai
kamar kecil)
Penurunan tonus
kapasitas reservoir
Pengeluaran feces
laksatif
Kehilangan fungsi
pengendalian
sfingter rectum
Kerusakan
saraf
motorik bawah
Medikasi
Stres
14
4.
(Domain
11 NOC
Keamanan/perlindun
NIC
Pressure Management
Anjurkan pasien
Fisik ) (00046)
Membranes
untuk
Risiko kerusakan
Tujuan:
menggunakan
pakaian yang
ekskresi/BAB sering
keperawatan
Definisi:
diharapkan
Perubahan
3x24
jam longgar
Kerusakan
kulit
b/d
pada integritas
Hindari kerutan
Batasan
teratasi.
karakteristik:
- Gangguan pada
Kriteria Hasil:
bagian tubuh
- Kerusakan lapisa
kulit (dermis)
(sensasi, elastisitas,
- Gangguan permukaan
temperatur, hidrasi,
pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi
adanya kemerahan
Oleskan lotion atau
kulit (epidermis)
Faktor yang
berhubungan:
Eksternal :
sekali
minyak/baby oil
pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan
- Hipertermia atau
pemahaman dalam
hipotermia
- Substansi kimia
dan
- Kelembaban udara
mencegah terjadinya
- Faktor mekanik
sedera
berulang
dapat
Monitor aktivitas
dan mobilisasi
pasien
Monitor status
nutrisi pasien
Memandikan
pasien
15
dengan
menimbulkan luka,
Mampu melindungi
tekanan, restraint)
kulit dan
- Immobilitas fisik
mempertahankan
- Radiasi
kelembaban kulit
sabun
dan
air
hangat
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
-
Perubahan
turgor
(elastisitas kulit)
5.
(Domain 2
Nutrisi
Kelas
Ingesti)
(00002)
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
NOC
Nutritional Status :
Nutritional Status :
food and Fluid Intake
Nutritional Status :
nutrient Intake
16
NIC
Nutrition
Management
intake
makanan
Definisi:
Intake nutrisi tidak
cukup untuk keperluan
metabolisme tubuh.
Batasan Karateristik:
- Berat badan 20 %
atau lebih di bawah
ideal
- Dilaporkan adanya
intake makanan yang
kurang
dari RDA
(Recomended Daily
Allowance)
- Membran mukosa
dan konjungtiva pucat
- Kelemahan otot yang
digunakan untuk
menelan/mengunyah
- Luka, inflamasi pada
rongga mulut
- Mudah merasa
kenyang, sesaat setelah
mengunyah makanan
- Dilaporkan atau fakta
Weight control
Tujuan:
menentukan jumlah
3x24
jam
yang dibutuhkan
Kolaborasi dengan
untuk
keperluan
metabolism tubuh.
pasien.
Anjurkan pasien
untuk
Kriteria Hasil:
meningkatkan
Adanya peningkatan
intake Fe
Anjurkan pasien
berat badan
untuk
meningkatkan
protein dan
dengan
tinggi badan
Mampumengidentifika
si kebutuhan
vitamin C
Berikan substansi
gula
Yakinkan diet yang
nutrisi
dimakan
mengandung tinggi
malnutrisi
Menunjukkan
serat
untuk mencegah
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
konstipasi
yang terpilih
Tidak terjadi
( sudah
dikonsultasikan
yang berarti
adanya kekurangan
Berikan makanan
Ajarkan pasien
makanan
bagaimana
- Dilaporkan adanya
membuat catatan
17
makanan
- Perasaan
harian.
ketidakmampuan
untuk mengunyah
Monitor jumlah
nutrisi dan
makanan
- Miskonsepsi
kandungan kalori
Berikan informasi
- Kehilangan BB
tentang kebutuhan
dengan makanan
nutrisi
Kaji kemampuan
cukup
pasien untuk
- Keengganan untuk
mendapatkan
makan
nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam
batas normal
Monitor adanya
penurunan berat
- Pembuluh darah
kapiler mulai rapuh
badan
Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
steatorrhea
yang biasa
- Kehilangan rambut
dilakukan
Monitor interaksi
(rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
lingkungan selama
misinformasi
Faktor
selama makan
Monitor
yang
berhubungan:
makan
Jadwalkan
pengobatan dan
Ketidakmampuan
tindakan tidak
18
pemasukan atau
selama jam
mencerna
makan
makanan atau
Monitor kulit
mengabsorpsi zat-zat
kering dan
gizi
perubahan
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
pigmentasi
Monitor turgor
kulit
Monitor
kekeringan, rambut
kusam, dan mudah
patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
6.
(Domain
Koping/Toleransi
terhadap stress Kelas
2
Respons
kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan
NIC
NOC
Anxiety control
Coping
Impulse control
Anxiety Reduction
(penurunan
Koping
kecemasan)
(00146)
Ansietas b/d perubahan
Gunakan
pendekatan yang
status kesehatan
Tujuan:
Definisi:
keperawatan
ketidaknyamanan atau
teratasi.
2x24
menenangkan
Nyatakan dengan
jelas harapan
jam
terhadap pelaku
pasien
Jelaskan semua
prosedur dan apa
respon autonom
19
Kriteria Hasil:
yang dirasakan
atau tidak
Klien mampu
selama prosedur
diketahui oleh
mengidentifikasi dan
individu); perasaan
mengungkapkan gejala
keprihatinan
cemas
disebabkan dari
Mengidentifikasi,
Pahami prespektif
pasien terhdap
situasi stres
Temani pasien
antisipasi terhadap
mengungkapkan
untuk memberikan
bahaya. Sinyal
dan menunjukkan
keamanan dan
ini merupakan
tehnik untuk
mengurangi takut
peringatan adanya
mengontol cemas
Berikan informasi
ancaman yang
faktual mengenai
normal
Postur tubuh, ekspresi
diagnosis, tindakan
memungkinkan
prognosis
individu untuk
wajah, bahasa
mengambil langkah
untuk menemani
untuk menyetujui
aktivitas
terhadap
menunjukkan
anak
Lakukan back /
tindakan.
berkurangnya
Batasan
kecemasan
neck rub
Dengarkan dengan
penuh perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien
karakteristik:
-
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas
Dorong keluarga
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
20
Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
21
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini
paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana
seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat. Diare diklasifikasikan berdasarkan :
Diare akut, Disentri, Diare persisten, Diare yang disertai dengan malnutrisi berat.
Diperkirakan oleh WHO ada sekitar 4 miliyar kasus diare akut setiap tahun dengan
mortalitas 3-4 juta per tahun. Dan menurut data, diare adalah penyebab nomor satu kematian
balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan kesempurnaan. Maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
penulisan rencana askep yang akan datang. Selain itu juga, harapan kami terhadap
masalah kesehatan khususnya gastroenteritis dapat teratasi dengan baik. Guna mencegah
penyebab Penyakit Diare, kebersihan dan pola hidup sehat perlu ditingkatkan untuk
menjauhkan kemungkinan infeksi oleh virus atau bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008 . Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC
22
Keperawatan Dengan
Rencana
Asuhan Edisi
Wilkinson, Judith M. 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC
23
10.