Anda di halaman 1dari 10

STEP 2

1. Mengapa pasien merasakan tidak nyaman saat mendengar ?


2. Bagaimana susunan anatomi dan histologi sistem pendengaran ?
3. Bagaimana mekanisme fisiologi pengengaran ?
STEP 3
1. Wajar terjadi pada Anak-anak karena anatomi dari tuba auditory yang
masih sejajar tegak lurus ke arah nasal, sehingga terjadi ketidak
nyamanan pada pendengaran akibat tuba auditory tersumbat oleh mukus
(flu).
2. A. Anatomi Telinga

Bagian-bagian telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.

Gbr. Struktur telinga pada manusia


Telinga luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus
accus-ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani). Daun telinga
/aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang
melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar
otot lurik yang pada manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada
binatang yang lebih rendah yang mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik
ini lebih menonjol.

Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk
daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing
dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran
luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus
yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar
permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
Liang telinga luar (meatus auditori eksterna) merupakan suatu saluran yang
terbentang dari daun telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar
membran timpani. Bagian permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan
ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan
modifikasi kelenjar keringat yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret
kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar serumen merupakan komponen penyusun
serumen. Serumen merupakan materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit
dan berfungsi sebagai pelindung. Membran timpani menutup ujung dalam meatus
akustiskus eksterna. Permukaan luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang
berasal dari ectoderm, sedangkan lapisan sebelah dalam disusun oleh epitel selapis
gepeng atau kuboid rendah turunan dari endoderm. Di antara keduanya terdapat
serat-serat kolagen, elastis dan fibroblas. Gendang telinga menerima gelombang
suara yang di sampaikan lewat udara lewat liang telinga luar. Gelombang suara ini
akan menggetarkan membran timpani. Gelombang suara lalu diubah menjadi
energi mekanik yang diteruskan ke tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.
Telinga tengah
Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang
terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah
posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring
melalui saluran (tuba auditiva) Eustachius. Epitel yang melapisi rongga timpani
dan setiap bangunan di dalamnya merupakan epitel selapis gepeng atau kuboid
rendah, tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba auditiva (tuba Eustachius)
epitelnya selapis silindris bersilia. Lamina propria tipis dan menyatu dengan
periosteum.
Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang
maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga

sumsum tulang. Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan
inkus tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes
melekat pada tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada 2 otot
kecil yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani
terletak dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula ke arah
posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi
rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang
maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam
dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes.
Otot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi
tinggi. Dan Fungsi rangkaian tulang dengar tersebut adalah untuk mengirimkan
getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga
telinga tengah ke jendela oval.
Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes,
memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh
karenanya getaran-getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulangtulang pendengaran ke perilimf telinga dalam. Untuk menjaga keseimbangan
tekanan di rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup pengaman yang terletak
dalam dinding medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap oval dan
diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra
rotundum). Membran ini memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala
timpani koklea.
Tuba

auditiva

(Eustachius)

menghubungkan

rongga

timpani

dengan

nasofarings lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang
rawan biasanya saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel
bertingkat, selapis silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan
menelan dinding tuba saling terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat
masuk ke rongga telinga tengah. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi
membran timpani menjadi seimbang.

Telinga Dalam
Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum
tulang temporalis. Telinga dalam di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa)
yang didalamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan
perilimf sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimf.
1. Labirin Tulang
Labirin tulang terdiri atas 3 komponen yaitu kanalis semisirkularis,
vestibulum, dan koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan
dengan endosteum, sedangkan di bagian dalam dipisahkan dari labirin
membranasea yang terdapat di dalam labirin tulang oleh ruang perilimf yang
berisi cairan endolimf.
Kanalis semisirkularis menonjol dari bagian posterior vestibula.
a. Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang vertikal,
disetiap sudut kanannya.
b. Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut kanan kedua
saluran diatas.
Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan
dengan rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap
oval (fenestra ovale). Ke dalam vestibulum bermuara 3 buah kanalis
semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis anterior, posterior dan lateral yang
masing-masing saling tegak lurus. Setiap saluran semisirkularis mempunyai
pelebaran atau ampula. Walaupun ada 3 saluran tetapi muaranya hanya lima
dan bukan enam, karena ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula
menyatu dengan ujung medial saluran anterior yang tidak bermapula dan
bermuara ke dalam bagian medial vestibulum oleh krus kommune. Ke arah
anterior rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang dan tingkap
bulat (fenestra rotundum).
Koklea

merupakan

tabung

berpilin

mirip

rumah

siput.

Bentuk

keseluruhannya mirip kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu


koklea tulang di sebut mediolus. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus
membentuk rabung spiral dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina
spiralis. Lamina spiralis ini terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis,
yang merupakan bagian koklear nervus akustikus.

2. Labirin Membranasea
Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu
sistem saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung
endolimf. Labirin ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang
berisi cairan perilimf. Pada beberapa tempat terdapat lembaran-lembaran
jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah melintasi ruang perilimf untuk
menggantung labirin membranasea. Labirin membranasea terdiri atas:
1. Kanalis semisirkularis membranasea
2. Ultrikulus
3. Sakulus
4. Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan duktus
sakularis.
5. Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus
6. Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus
koklearis
7. Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ
pendengaran.
Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran
semisirkularis (krista ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus (makula
sakuli dan ultrikuli) yang berfungsi sebagai indera statik dan kinetik.
Sakulus dan Ultrikulus, dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh
lapisan jaringan ikat tebal yang mengandung pembuluh darah, sedangkan
lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng sampai selapis kuboid rendah.
Pada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang disebut makula
sakuli dan makula ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada dinding
sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara
makula ultrikuli terletak kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk
mendeteksi percepatan horizontal lurus.
Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I
dan II serta sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari
bagian vestibular nervus vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi selsel neuroepitel ini. Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar

yang membulat berisi inti dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala
terdiri atas badan akhir saraf dengan beberapa serat saraf eferen, mungkin
bersifat penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II berbentuk silindris dengan
badan akhir saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian bawahnya.
Kedua sel ini mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi
stereosilia terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel
berbentuk silindris tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili
pada permukaan apikal dengan beberapa granul sekretoris. Pada permukaan
makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22 mikrometer yang
dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini mengandung banyak badanbadan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau otolit yang mengandung
kalsium karbonat dan suatu protein. Mikrovili pada sel penyokong dan
stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam dalam membran otolitik.
Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau
tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan pada sel
rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di antara
sel-sel rambut.
Kanalis Semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang oval.
Pada permukaan luarnya terdapat suatu ruang perilimf yang lebar dilalui oleh
trabekula. Pada setiap kanalis semisirkularis ditemukan sebuah krista
ampularis, yaitu badan akhir saraf sensorik yang terdapat di dalam ampula
(bagian yang melebar) kanalis. Tiap krista ampularis di bentuk oleh sel-sel
penyokong dan dua tipe sel rambut yang serupa dengan sel rambut pada
makula. Mikrovili, stereosilia dan kinosilianya terbenam dalam suatu massa
gelatinosa yang disebut kupula serupa dengan membran otolitik tetapi tanpa
otokonia.
Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan
endolimf akibat percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan
tergeraknya stereosilia dan kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga
terangsang tetapi perubahan posisi kepala dalam ruang mengakibatkan suatu
peningkatan atau penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh membran
otolitik.

Koklea dan Fisiologi Pendengaran


Koklea
Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang
juga merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur
ke dinding luar koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan
membran basilaris ke dinding luar koklea terdapat penebalan periosteum yang
dikenal sebagai ligamentum spiralis. Di samping itu juga terdapat membran
vestibularis (Reissner) yang membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis
ke dinding luar. Kedua membran ini akan membagi saluran koklea tulang
menjadi tiga bagian yaitu
1. Ruangan atas (skala vestibuli)
2. Ruangan tengah (duktus koklearis)
3. Ruang bawah (skala timpani).
Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran
vestibularis

(Reissner). Antara duktus koklearis dengan skala timpani

dipisahkan oleh membran basilaris. Skala vesibularis dan skala timpani


mengandung perilimf dan di dindingnya terdiri atas jaringan ikat yang dilapisi
oleh selapis sel gepeng yaitu sel mesenkim, yang menyatu dengan periosteum
disebelah luarnya. Skala vestibularis berhubungan dengan ruang perilimf
vestibularis dan akan mencapai permukaan dalam fenestra ovalis. Skala timpani
menjulur ke lateral fenestra rotundum yang memisahkannya dengan ruang
timpani. Pada apeks koklea skala vestibuli dan timpani akan bertemu melalui
suatu saluran sempit yang disebut helikotrema.
Duktus koklearis berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens
tetapi berakhir buntu dekat helikotrema pada sekum kupulare. Pada pertemuan
antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat ganglion spiralis yang
sebagian diliputi tulang. Dari ganglion keluar berkas-berkas serat saraf yang
menembus tulang lamina spiralis untuk mencapai organ Corti. Periosteum di
atas lamina spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai
limbus spiralis. Pada bagian bawahnya menyatu dengan membran basilaris.
Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh
serat-serat kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani

diliputi oleh jaringan ikat fibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel
mesotel. Membran vestibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis
yang diliputi oleh epitel selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala
vestibuli.
Epitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada
lokasinya, diatas membran vestibularis epitelnya gepeng dan mungkin
mengandung pigmen, di atas limbus epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. Di
lateral epitelnya selapis silindris rendah dan di bawahnya mengandung jaringan
ikat yang banyak mengandung kapiler. Daerah ini disebut stria vaskularis dan
diduga tempat sekresi endolimf.
Organ Corti, terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-sel rambut. Sel-sel yang
terdapat di organ Corti adalah
1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan
bagian basal yang lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris
serta bagian leher yang sempit dan agak melebar di bagian apeks.
2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya
lebih panjang. Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan
dalam.
3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada
membrana basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk
menopang bagaian basal sel rambut luar yang mengandung serat-serat saraf
aferen dan eferen pada bagian basalnya yang melintas di antara sel-sel
falangs dalam untuk menuju ke sel-sel rambut luar. Sel-sel falangs luar dan
sel rambut luar terdapat dalam suatu ruang yaitu terowongan Nuel. Ruang
ini akan berhubungan dengan terowongan dalam.
4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel
falangs luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.
5. Sel batas membatasi sisi dalam organ corti
6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris
terletak antara sel falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk

kuboid. Sel-sel Claudius ter- letak di atas sel-sel Boettcher yang berbentuk
kuboid rendah.
Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana
tektoria yang merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa.

Dalam

keadaan hidup membran ini menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.


Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang
bermielin dan berjalan bersama membentuk nervus akustikus. Dendrit yang
bermielin berjalan dalam saluran-saluran dalam tulang yang mengitari
ganglion, kehilangan mielinnya dan berakhir dengan memasuki organ Corti
untuk selanjutnya berada di antara sel rambut. Bagian vestibular N VIII
memberi persarafan bagian lain labirin. Ganglionnya terletak dalam meatus
akustikus internus tulang temporal dan aksonnya berjalan bersama dengan
akson dari yang berasal dari ganglion spiralis. Dendrit-dendritnya berjalan
ke ketiga kanalikulus semisirkularis dan ke makula sakuli dan ultrikuli.
Telinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi
getaran-getaran oleh membran timpani. Getaran-getaran ini kemudian
diteruskan oleh rangkaian tulang tulang pendengaran dalam telinga tengah
ke perilimf dalam vestibulum, menimbulkan gelombang tekanan dalam
perilimf dengan pergerakan cairan dalam skala vestibuli dan skala timpani.
Membran timpani kedua pada tingkap bundar (fenestra rotundum) bergerak
bebas sebagai katup pengaman dalam pergerakan cairan ini, yang juga agak
menggerakan duktus koklearis dengan membran basilarisnya. Pergerakan ini
kemudian menyebabkan tenaga penggunting terjadi antara stereosilia sel-sel
rambut dengan membran tektoria, sehingga terjadi stimulasi sel-sel rambut.
Tampaknya membran basilaris pada basis koklea peka terhadap bunyi
berfrekuensi tinggi , sedangkan bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima
pada bagian lain duktus koklearis.
3. Fisiologi Pendengaran
Fisiologi pendengaran
a. Cara Kerja Organ Pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan


gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke
jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan
limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan
menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan

membran

basher

yang

dengan

sendirinya

akan

menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan


melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah
rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan
menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls
yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf
pendengaran.

b. Mekanisme Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran
setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan
organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus dan sakulus. Ujung dari
setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang
menuju

ke

sakulus.

Utrikulus

maupun

sakulus

berisi

reseptor

keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari


kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin
yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular
(saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu
butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada
rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

Anda mungkin juga menyukai