Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Octarini Dyah Pitaloka

N.I.M

: 130710101123

TAKE HOME HUKUM PERUSAHAAN

SOAL:
1. Apa yang menjadi latar belakang dan tujuan didirikannya BUMN? Jelaskan?
2. Mungkinkah pihak swasta atau asing menjadi pemegang saham atau pemilik
modal BUMN dan bagaimana pengaturannya?
3. Mungkinkah terjadi penggabungan atau peleburan antara persero dan perseroan
terbatas? Jika mungkin, apa alasannya dan bagaimana caranya? Apa ada
peraturan yang menjadi dasar hukumnya? Berikan 1 contoh
4. Untu menyehatkan dan menyelamatkan kondisi bank bermasalah saat itu dalam
kasus bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang Negara dan Bank
Pembangunan Indonesia, banayk cara yang bisa dilakukan pemerintah yaitu
merger, konsolidasi, akuisisi. Tampaknya pemerintah akan mengambil salah satu
diantara ketiga pilihan tersebut untuk menyelesaikan kasus diatas, Menurut
saudara mana yang lebih tepat? Apa alasannya dan jelaskan

JAWABAN:
1. Latar belakang didirikannya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah karena
BUMN perusahaan pokok yang memberikan sumbangan bagi ekonomi atau

pendapatan negara, perintis kegiatan usaha dan penunjang kebijakan pemerintah di


bidang ekonomi dan pembangunan. Selain itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
juga merupakan alat untuk memupuk keuntungan. BUMN dalam hal ini terdiri dari
beberapa bentuk seperti perseroan, Perjan dan Perum. Dengan demikian fungsi dan
peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

ini sangat besar dalam menjaga

stabilitas ekonomi Negara dan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah termasuk


lingkungan politik negara, oleh sebab itu latar belakang dan perkembangannya tidak
terlepas dari regulasi yang dibuat dan dijalankan oleh pemerintah.
Tujuan didirikannya Badan Usaha Milik Negara (BUMN):
Berdasarkan UU no. 19 Tahun 2003 pasal 2, maksud dan tujuan pendirian BUMN
tidak lain adalah sebagai berikut:
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
b. Mengejar keuntungan.
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi.
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
2. Sangat dimungkinkan bahwa pihak swasta atau pihak asing menjadi pemegang
saham BUMN, karena disisi lain pemerintah melakukan Privatisasi untuk menutup
atau menekan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena,
sektor sektor penerimaan dan pembiayaan lainnya tidak mencukupi dalam
keseimbangan anggaran yang telah ditetapkan atau untuk membantu memperkuat
kapitalisasi pasar modal, mengembangkan sarana investasi menjadi sumber
pendanaan APBN (dari hasil divestasi), membantu untuk mengembangkan sektor riil,
dan mendorong perbaikan iklim investasi. Privatisasi sendiri menurut ketentuan yang
terbaru dalam UU No.19 Tahun 2003 Tentang BUMN adalah penjualan saham bagi
sebagian ataupun seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja
dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi Negara dan masyarakat, serta
memperluas saham oleh masyarakat. Pengaturannya adalah pemerintah menjual asset
perusahaan dengan menjual sebagian persen asset saham ataupun asset seluruhnya

kepada pihak swasta atau asing. Apabila pemerintah menjual setengah asset (50%)
saham tersebut kepada pihak swasta atau pihak asing maka pemerintah masih
memiliki hak andil dalam perusahaan BUMN tersebut. Pengaturan BUMN diakui
dalam roda perekonomian Indonesia, hal ini ditandakannya dengan adanya TAP
MPR No IV/MPR/1999, UU No. 25 Tahun 2000, dan TAP MPR No. VIII/MPR/2000
mengakomodir privatisasi bahkan memerintahkan sebagai amanat dari suatu
peraturan perundang-undangan.
3. Penggabungan dan peleburan antara persero dengan perseroan terbatas (PT) dapat
dilakukan, suatu persero dapat melakukan penggabungan atau peleburan dengan
persero lainnya atau perum yang telah ada atau sebaliknya. Penggabungan dan
peleburan dapat dilakukan dtanpa likuidasi terlebih dahulu, dengan adanya
penggabungan tersebut persero atau perum yang menggabungkan diri akan menjadi
bubar. Sementara itu, bubar dan membentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
baru, disamping itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga dapat menga,bil alih
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain dan/atau Perseroan Terbatas (PT) lain.
Perbuatan hukum yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
mengambil alih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain atau Perseroan Terbatas
(PT) lain, baik akuisis atas seluruh saham sebagian besar, dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Perseroan Terbatas (PT) yang diambil alih. (Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2005 Tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan Bentuk
Badan Hukum BUMN). Mekanisme atau cara penggabungan ataupun peleburan
antara persero dan perseroan terbatas yaitu Pasal 33 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan
Perseroan Terbatas (PP 27/1998) mengatur juga bahwa, Dewan Direksi yang akan
melakukan peleburan wajib untuk menyampaikan rancangan peleburan kepada
seluruh kreditor dengan surat tercatat paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
pemanggilan RUPS. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan hanya dapat
dilakukan dengan persetujuan pemegang saham dan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewaklili paling sedikit
(tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
disetujui oleh paling sedikit (tiga perempat) bagian dari jumlah suara tersebut.

Dasar hukumnya:
1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan
dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas,
Contoh:
Penggabungan tiga perusahaan farmasi pada tahun 2005 yaitu PT Kalbe
Farma Tbk, PT Dankos Laboratories Tbk, dan PT Enseval. Dalam
penggabungan ini, badan hukum yang dipertahankan adalah PT Kalbe Farma
Tbk, sedangkan kedua perusahaan lainnya dibubarkan. Semua aset dan
kewajiban perusahaan yang menggabungkan diri (PT Dankos dan PT
Enseval) selanjutnya akan beralih ke dalam PT Kalbe Farma. Karena PT
Kalbe Farma dan PT Dankos sudah menjadi perusahaan terbuka yang
menjual sahamnya di Pasar Modal Indonesia, proses mergernya juga wajib
dilakukan menurut aturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam).
4. Untuk menyelamatkan kondisi Bank bermasalah saat itu, maka bank Bumi Daya,
Bank Exim, Bank Dagang Negara, dan Bank Pembangunan Indonesia pemerintah
menurut saya bisa mengambil salah atau cara yang bisa dilakukan antar merger,
konsolidasi, dan akuisisi yaitu Konsolidasi. Karena konsolidasi yaitu peleburan diri
perusahaan dan membuat perusahaan baru, disini ke 4 Bank tersebut meleburkan diri
menjadi bubar dan kemudian membuat perusahaan yang benar-benar baru yaitu Bank
Mandiri. Kebijakan peleburan empat bank BUMN tersebut adalah cara yang pas
diambil pemerintah untuk menyelamatkan bank dari resiko kebangkrutan.

Anda mungkin juga menyukai