Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Royan Alfi Rosyidini.

, Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 20, November 2017

PENGARUH RASIO LUAS PERMUKAAN ANODA TERHADAP LAJU KOROSI PLAT


BAJA SS400 DENGAN METODE PROTEKSI KATODIK
ANODA KORBAN

Muhammad Royan Alfi Rosyidin.1, Sumarji2, Gaguk Djatisukamto2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember
2
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Email: royans95@gmail.com

ABSTRACT

In a machine planning consider the matters relating to a material or material used in a component. The
science of material selection must be mastered so as to determine the mechanical properties
corresponding to the design. The definition of violence itself is the ability of a material to resist scratches
or penetrations of other harder objects or materials. The purpose of this study is to know the hardness
steel material, brass (cooper zinc) and aluminum (cooper aluminum). The parameters on the hardness
test include: compression force, indentor diameter, and specimen diameter. then the conclusion of the
data obtained is the force of press is directly proportional to the number of violence. The higher the
required press force the greater the hardness of the material. The highest hardness is specimen with iron
material (steel), while the lowest hardness is brass (cooper zinc).

Keywords: Uji Kekerasan, Steel, cooper zinc, cooper alumunium

PENDAHULUAN kuningan (cooper zinc) dan alumunium (cooper


Dalam sebuah perencanaan mesin pelu alumunium)
mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan
suatu bahan atau material yang digunakan dalam suatu METODOLOGI PENELITIAN
komponen. Ilmu tentang pemilihan material harus Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
dikuasai sehingga dapat menentukan sifat mekanik yang Permesinan, Laboratorium Desain dan Uji Bahan,
sesuai dengan perancangan tersebut [1]. Salah satu sifat Fakultas Teknik, Universitas Jember pada bulan
mekanik yang diperhatikan dalam perancangan adalah Desember 2015 - Januari 2016. Peralatan dan bahan
kekerasan. Kekerasan merupakan sifat alami dari suatu yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai
logam atau material. Proses yang mempengaruhi berikut:
kekerasan dari suatu material adalah heat treatment [2].  Kertas gosok atau amplas
Namun pada uji kekerasan kali ini tidak dilakukan  Hardness Test
proses heat treatment, sebab dalam uji kekerasan tanpa  Spesimen besi ( Steel)
melakukan proses heat treatment sudah dapat  Spesimen kuningan (cooper Zinc)
menghasilkan data yang berbeda, data tersebut berbeda  Spesimen alumunium (cooper alumunium)
karena perbedaan permukaan pada setiap specimen  Kamera handphone android
tersebut [3].
Definisi dari kekerasan sendiri adalah kemampuan Prosedur Pengujian
suatu bahan untuk menahan goresan atau tusukan a) Mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan
(penetrasi) dari benda atau bahan lain yang lebih keras untuk penelitian;
[4]. Kekerasan yang didapat dari uji kekerasan b) Melakukan pengecekan untuk menentukan
merupakan data yang dapat digunakan untuk permukaan yang akan diamplas.
memperkirakan kekuatan dari material tersebut. Dalam c) Menghaluskan permukaan specimen dengan
pengujian ini metode penusukan menggunakan alat menggunakan amplas sampai rata dan halus.
penusuk berupa bolpoin yang di tusukkan pada d) Mempersiapkan alat uji kekerasan atau hardness
specimen yang akan di uji. Alat kekerasan sendiri atau test.
biasa disebut hardness tester biasanya digunakan untuk e) Menghidupkan alat uji.
mengukur kekerasan suatu specimen dengan satuan HB f) Meletakkan specimen yang akan di uji pada
atau HL [6]. tempat uji.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk g) Memilih jenis material yang akan di uji dengan
mengetahui kekerasan material berbahan besi (steel), cara menekan tombol material pada alat uji.

8
Muhammad Royan Alfi Rosyidini., Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 20, November 2017

h) Memilih jenis satuan nilai kekerasan yang Kuningan (cooper zinc) mempunyai gaya tekan dan
diinginkan pada pengujian ini, kami menggunakan angka kekerasan sebagai berikut
nilai kekerasa HB.
i) Memastikan jenis material dan satuan sudah sesuai. Tabel 3. Data hasil pengujian angka kekerasan
j) Mengambil alat uji atau penetrasi alat uji tersebut Kuningan
yang seperti bolpoin yang didalam nya terdapat
indentor berupa bola baja dengan diameter 2 mm
k) Melakukan penusukan specimen dengan indentor
sebanyak lima kali pada masing-masing specimen.
l) Mencatat angka yang muncul pada layar hardness
test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Kekerasan


Pengujian kekerasan ini dilakukan pada tiap Sehingga apabila ditarik rata-rata, angka kekerasan
spesimen, Tabel 1 menunjukkan data hasil pengujian pada alat uji kekerasan menunjukkan angka 89,4 HB
kekerasan dengan menggunakan uji kekerasan brinell. dengan gaya tekan yang di butuhkan sebesar
280,5368 Kg.
Tabel 1. Data hasil pengujian kekerasan (BHN) Sedangkan berdasarkan analisa data dari
hasil uji kekerasan didapatkan bahwa specimen
dengan Alumunium (cooper alumunium)
mempunyai gaya tekan dan angka kekerasan sebagai
berikut

Tabel 4. Data hasil pengujian angka kekerasan


alumunium

Berdasarkan analisa data dari hasil uji kekerasan Sehingga apabila ditarik rata-rata, angka kekerasan
didapatkan bahwa specimen dengan bahan besi (steel) pada alat uji kekerasan menunjukkan angka 109 HB
mempunyai gaya tekan dan angka kekerasan sebagai dengan gaya tekan yang di butuhkan sebesar
berikut 342,0236 Kg.
maka kesimpulan dari data tersebut yaitu
Tabel 2. Data hasil pengujian angka kekerasan besi gaya tekan berbanding lurus dengan angka
kekerasan. Semakin tinggi gaya tekan yang
dibutuhkan maka semakin besar pula angka
kekerasan dari material tersebut. Kekerasan paling
tinggi yaitu specimen dengan bahan besi (steel),
sedangkan kekerasan paling rendah adalah kuningan
(cooper zinc).

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian proses pengujian
kekerasan daoat di simpulkan bahwa :
1. Metode pengujian kekerasan yang paling
Sehingga apabila ditarik rata-rata, angka kekerasan baik adalah menggunakan metode brinell,
pada alat uji kekerasan menunjukkan angka 146,4 HB karena lebih mudah dan material yang di
dengan gaya tekan yang di butuhkan sebesar 458,4032 uji memiliki kekerasan dibawah baja.
Kg. 2. Hubungan antara kekerasan dan kekuatan
Sedangkan berdasarkan analisa data dari hasil sangatlah erat, namun pada kekerasan,
uji kekerasan didapatkan bahwa specimen dengan apabila semakin tinggi kadar karbon, maka

9
Muhammad Royan Alfi Rosyidini., Jurnal ROTOR, Volume 9 Nomor 20, November 2017

kekerasan semakin tinggi. Hal tersebut berlaku specimen. Serta bagi penguji perlu memperhatikan
pada kekuatan apabila kadar karbon dibawah sifat mekanik suatu material dalam pemilihan
0,8%. Apabila kadar karbon melebihi 0,8% bahan suatu komponen, agar sesuai dengan
maka kekuatan semakin turun. spesifikasi yang di butuhkan.
3. Pada uji kekerasan didapatkan data yang
berbeda pada specimen yang sama dikarenakan DAFTAR PUSTAKA
perbedaan dari permukaan specimen yang di [1]Askeland., D. R., “The Science and Engineering
uji. of Material”, Alternate Edition”, PWS
4. Adapun parameter pada uji kekerasan antara Engineering, Boston, USA;
lain : gaya tekan, diameter indentor, dan [2] Okamura, T. & Wiryosumarto, H., 1996,
diameter specimen. Teknologi Pengelasan Logam, Pradya Paramita,
5. Urutan kekerasan suatu bahan yang kami uji Jakarta;
mulai dari yang terbesar yaitu besi (steel), [3] Dieter, E. George, 1993 “Metalurgi Mekanik”,
Alumunium (cooper alumunium) dan kuningan Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
(cooper zinc). [4] Callister, William “Materials and Science
Engineering”, Mc Graw-Hill Book co;
SARAN [5] Davis, H.E, dkk. The Testing Inspection of
Saran yang dapat diajukan agar percobaan Engineering Material, New York : Mc Graw
berikutnya dapat lebih baik dan dapat Hill Book co;
menyempurnakan percobaan yang telah dilakukan [6] Suardia, Tata “Pengetahuan Bahan Teknik”, PT
dalam penelitian ini, yaitu: perlu adanya Pradnya Paramita, Jakarta;
pengembangan penelitian khususnya untuk variasi

10

Anda mungkin juga menyukai