Anda di halaman 1dari 27

[Draft Format Kurikulum Dinamika Kelompok RISKA]

Judul
Sub Judul
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Muwashofat (sifat-sifat) yang akan dicapai
Uraian Materi
Daftar Pustaka

[KURIKULUM DK RISKA]

Judul : Tsaqofah Islamiyah


Sub Judul : 10 Muwashofat Tarbiyah
Tujuan Umum

1. Peserta termotivasi untuk mencapai sifat-sifat tarbiyah di dalam dirinya


Tujuan Khusus

1. Diketahui 10 muwashofat tarbiyah


2. Difahami cara mencapai 10 muwashofat
3. Termotivasi untuk mengusahakan mencapai sifat-sifat tarbiyah
Muwashofat (sifat-sifat) yang akan dicapai : semua
Uraian Materi
10 muwashofat tarbiyah
1. Aqidah yang sejahtera (Salimul Aqidah)Redha Allah sebagai tuhan, Islam sebagai
Agama dan Muhammad saw sebagai Nabi.Sentiasa muraqabah Allah dan mengingati
akhirat, memperbanyakkan nawafil dan zikir.Menjaga kebersihan hati, bertaubat,
istighfar, menjauhi dosa dan syubhat.
2. Ibadah yang betul (Sahihul Ibadah)Perlu melakukan ibadat yang meninggikan roh
dan jiwanya.Perlu belajar untuk membetulkan amalannya dan mengetahui halal dan
haram.Tidak melampau atau berkurang (pertengahan).
3. Akhlak yang mantap (Matinul Khuluq)Akhlak kita ialah Al-Quran dan ditunjukkan
oleh Nabi saw.Dijelaskan beberapa unsur oleh Imam Al-Banna dalam kewajipan dai
iaitu sensitif, tawadhu, benar dalam perkataan dan perbuatan, tegas, menunai janji,
berani, serius, menjauhi teman buruk dll.
4. Luas pengetahuan (Mutsaqqafal Fikri)Perlu berpengetahuan tentang Islam dan
maklumat am supaya mampu menceritakan kepada orang lain.Perlu bersumberkan
kepada Al-Quran dan Hadis dan diterangkan oleh ulama yang thiqah.Pesan Imam
Banna: Perlu boleh membaca dengan baik, mempunyai perpustakaan sendiri dan cuba
menjadi pakar dalam bidang yang diceburi.Mampu membaca Al-Quran dengan baik,
tadabbur, mempelajari seerah, kesah salaf dan kaedah serta rahsia hukum yang
penting.
5. Sihat tubuh badan (Qawiyyal Jism)Dakwah berat tanggungjawab dan tugas perlukan badan yang sihat dan kuat.Rasulullah saw menitikberatkan soal ini. Maksud

Hadis : Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dikasihi Allah dari mukmin yang
lemah, tetapi pada keduanya ada kebaikan.Pesanan al-Banna:Memeriksa kesihatan
diri,mengamalkan riyadhah dan tidak memakan/minum suatu yang merosakkan
badan.
6. Mampu berdikari (Qadiran ala Kasbi)Walaupun kaya, perlu bekerja.Tidak terlalu
mengejar jawatan dalam kerajaan/resmi.Meletakkan jawatan dan tempat kerja
mengikut keperluan dakwah lebih utama dari gaji dan pendapatan.Melakukan setiap
kerja

dengan

betul

dan

sebaiknya

(ihsan).Menjauhi

riba

dalam

semua

lapangan.Menyimpan untuk waktu kesempitan.Menjauhi segala bentuk kemewahan


apatahlagi pembaziran.Memastikan setiap sen yang dibelanja tidak jatuh ke tangan
bukan Islam.
7. Mampu melawan nafsu (Mujahadah ala Nafsi)Perlu azam yang kuat untuk melawan
kehendak nafsunya dan mengikut kehendak Islam.Tidak menghiraukan apa orang kata
dalam mempraktikkan Islam.Dai mungkin melalui suasana sukar yang tidak akan
dapat dihadapi oleh orang yang tidak biasa dengan kesusahan.
8. Sangat menjaga masa (Haarithun ala Waqtihi)Waktu lebih mahal dari emas, waktu
adalah kehidupan yang tidak akan kembali semula.Sahabat sentiasa berdoa agar
diberkati waktu yang ada pada mereka...Aku adalah makhluk baru.. menjadi saksi
kepada manusia.
9. Tersusun urusannya (Munazzamun fi syuunihi)Untuk manfaatkan waktu dengan
baik.. perlu penyusunan dalam segala urusan.Gunakan segala masa dan tenaga
tersusun untuk manfaat Islam dan dakwah.
10. Bermanfaat pada orang lain (Nafiun li ghairihi)Dai umpama lilin yang membakar
diri untuk menyuluh orang lain. Dai adalah penggerak dakwah dan Islam. Masa depan
Islam,

hidup

mati

Islam

bergantung

kepada

dai.Amal

Islam

ialah

untuk

menyelamatkan orang lain dari kesesatan.Dai merasa gembira bila dapat membantu
orang lain. Paling indah dalam hidupnya ialah bila dapat mengajak seorang manusia
ke jalan Allah.

Daftar Pustaka
Dakwatuna.com
Modul Tarbiyah Islamiyah

Buku Quantum Tarbiyah

[KURIKULUM DK RISKA]
Judul : Akhlak
Sub Judul : Tamasya Ke Neraka
Tujuan Umum

1. Mengetahui gambaran neraka sehingga peserta termotivasi untuk lebih berhati-hati


dalam berperilaku
Tujuan Khusus

1. Diketahui golongan-golongan orang yang masuk surga


2. Diketahui cara agar tidak masuk ke neraka
Muwashofat (sifat-sifat) yang akan dicapai :
Matinul Khuluq (Akhlaq yang terpuji) : Tahap 1 tidak munafik, tidak bathil, tidak
pelit.
Uraian Materi
Assalamu'alaikum wr wb
Alhamdulillah yach, kita bisa berkumpul dengan membawa nikmat sehat yang Allah
berikan sampai sekarang, walaupun diantara kita mungkin ada yang laper, haus,
ngantuk yang InsyaAllah akan dibalas oleh Allah dengan pahala. Ya... temen-temen.
Sekarang sebelum masuk pada pembahasan materi kakak mau nanya nich, siapa
yang suka piknik atau tamasya ? ayo siapa ? biasanya kemana ? Nah... sekarang kita
mau tamasya nich, mau ikut 'nggak ?. ayo tebak kemana coba ? Dan tementemenjangan kaget dulu yach ! kita akan tamasya ke neraka. Tapi bukan neraka
beneran yach (siapa coba yang mau ke neraka ? )sekarang kita akan membahas
tentang neraka.
Penghuni neraka itu banyak sekali yach.. temen-temen mungkin kalau dibahas satusatu, satu hari 'nggak bakalan cukup. Nah, sekarang kita akan membahas tiga
golongan yang akan masuk neraka, yaitu orang yang munafik, orang yang
tidak mau membayar zakat dan orang yang mencampur adukkan antara
yang halal dengan yang bathil.

*) Golongan Orang Munafik


temen-temen tahu 'nggak siapa sich golongan orang munafik itu ? iya betul, yaitu
golongan orang yang selalu berpura-pura dalam beriman dan dalam beragama. Di
zaman Rasulullah juga banyak orang munafik. Misalnya begini, kalau didepan
Rasulullah meraka mengaku beriman tetapi kalau dibelakang mereka membela orangorang kafir. Nah....,temen-tementahu 'nggak ciri-ciri orang munafik ? Rasulullah bilang
bahwa ciri-ciri orang munafik itu ada tiga, yaitu jika berbicara selalu bohong, jika
berjanji selalu ingkar, dan jika dipercaya selalu khianat. Ayo siapa yang suka bohong
dan ingkar janji ? 'Nggak ada yach.
Allah sangat membenci orang-orang munafik, sehingga orang munafik akan
menerima azab yang sangat pedih dan akan ditempatkan didalam neraka yang paling
bawah, sesuai dangan firman Allah dalam surat An-NIsa 145 yang artinya :
"Sesungguhnya orang munafik itu (ditempatkan) dari tingkat yang paling
bawah sekali dalam neraka, dan engkau tidak akan memperoleh penolong
baginya. Nauzubillahimindzalik
*) Golongan Orang yang tidak Mau Membayar Zakat
Nah, selain orang munafik, orang yang tidak mau membayar zakatpun akan
dimasukkan kedalam neraka. Dineraka mereka menjerit kesakitan, soalnya harta
meraka yang tidak dizakati itu akan dibangkitkan menjadi ular yang berbisa dan melilit
tubuhnya (ihh... seram yach). Selain itu orang yang suka memakan harta anak yatim
didalam neraka akan memakan bara api yang sangat panas.
*) Orang yang memcampur adukan antara yang halal dengan yang bathil
Nah,..

Sekarang

golongan

yang

akan

masuk

neraka

yaitu

orang

yang

mancampuradukan yang halal dengan yang haram dan yang hak dengan yang bathil,
golongan ini selain mengerjakan perintah Allah juga melakukan larangan-Nya.
Golongan seperti kelak dineraka akan ditarik perutnya kedepan sampai panjang lalu
perutnya itu diputar.
Sekarang temen-temen pengen tahu nggak keadaan neraka? Gini yach, batu dineraka
itu diibaratkan dengan batu belerang didalam perut gunung api. Dan manusia didalam
neraka itu diibaratkan kayu, semakin banyak bahan bakarnya maka apinya semakin
menyala. Terus api didunia tidaklah seberapa hanya seperti sis-sis api neraka, seperti
apa yang diceritakan dalam kitab Duratin-Nasihin: Ketika Nabi Adam diturunkan ke
dunia maka malaikat memohon kepada Allah untuk membekalkan api untuk keperluan
Nabi Adam.

Allah memerintahkan malaikat untuk menemui malaikat Malik, penjaga neraka untuk
megambil api, lalu malaikat malik memberitahukan " sekiranya malaikat mengambil
api dari neraka sebesar biji sawi untuk diletakkan di bumi maka hanguslah bumi ini".
Mendengar jawaban itu malaikat itu menghadap Allah. Maka Allah memerintahkan
mengambil sebesar tepung. Malaikat itu kembali menemui malaikat Malik.
Malikat Malikpun berkata " Kalau diambil sebesar tepung maka tidak akan hidup
tumbuhan dibumi karena panasnya". Akhirnya malaikat itu diperintahkan mengambil
sebesar atom, kemudian dicelupkan kedalam 70 lautan, kemudian diletakkan diatas
gunung. ketika malaikat itu maletakkan api diatas sebuah gunung maka hancurlah
gunung tersebut. Maka diperintahkan supaya api sebesar atom itu di kembalikan
kedalam neraka. Jadilah sIsa bekas asap itu untuk digunakan oleh Adam dan anak
cucunya diatas bumi ini.
Coba bayangin temen-temen panas benget khan..? Api yang sekarang hanyalah
bekasnya saja bukan api yang sebenarya. Jadi semoga kalau kita tahu gimana
panasya api neraka kita bakal lebih hai-hati dalam berperilaku. Semoga Allah
menjauhkan kita dari api neraka.
Diskusikan
Gimana caranya agar terhindar dari neraka (masing-masing peserta mengeluarkan
pendapatnya), Mentor membuat kesimpulan lalu menghimbau untuk bersama-sama
melakukan hal tersebut
Daftar Pustaka
Abu Bakar Jabir Al Jazairi. (2009). Minhajul Muslim. Surakarta: Insan Kamil.
ILNA LEARNING CENTER. (2007). Suplemen Mentoring. Bogor: PT. Syaamil Cipta Media.

[KURIKULUM DK RISKA]
Judul : Akhlak/ Tsaqofah Islamiyah
Sub Judul : Takabur Vs Rendah Hati
Tujuan Umum

1. Peserta termotivasi untuk menghindari sifat sombong


Tujuan Khusus

1. Diketahui penyebab sombong dan buah sombong


2. Diketahui cara agar menjadi rendah hati
Muwashofat (sifat-sifat) yang akan dicapai :
Matinul Khuluq (Akhlaq yang terpuji) : Tahap 1 tidak sombong, tidak riya, tidak ujub
Uraian Materi
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Temen-temen sekarang kakak punya cerita yang seruuuu...banget. Mau dengerin
nggak? Nah ceritanya tentang contoh manusia yang sombong. Ada yang tahu nggak
manusia yang sombong pada zaman Nabi Musa? Nah mau tahu kan ceritanya?

Ceritanya, pada waktu itu Nabi Musa yang ditemani saudaranya Nabi Harun mendapat
tugas dari Allah untuk menyampaikan risalah agar manusia menyembah Allah sebagai
Tuhan semesta alam. Tugas ini terutama harus disampaikan kepada Firaun (yang
mengasuh Nabi Musa di masa kecil) dan raknyatnya di Mesir.
Musa memasuki istana Firaun dan mulai mengajak Firaun untuk sadar, "Sesungguhnya
engkau bukanlah Tuhan seperti katamu, dan bebaskanlah rakyatmu dari perbudakan".
Merah padam wajah Firaun dan berkata "Musa, sungguh engkau tidak tahu membalas
budi. Aku asuh dan aku didik engkau sampai besar. Sekarang inikah balasanmu?"
Nabi Musa menjelaskan, "Sekarang ini Allah tuhan semesta alam telah mengangkat
aku menjadi salah seorang diantara utusan-utusan-Nya". Firaun tidak mau mendengar
Nabi Musa dan bertanya, "Siapa itu Tuhan semesta alam?" Kemudian Musa berkata
Dialah Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya".
Malah Firaun berkata, "Orang ini sudah gila".
Kemudian Firaun memerintahkan para ahli tukang sihir untuk mengadu kekuatan
dengan maksud untuk menghukum Nabi Musa dan Harun. Langsung saja tukang sihir
melempar segala benda yang ada di tangan mereka dan berubah menjadi ular yang
dengan cepat menghampiri Musa dan Harun. Pada saat itu kemudian Allah menyuruh
Musa untuk melempar tongkatnya dan berubah menjadi ular yang besar dan
memakan ular-ular tukang sihir. Kini para tukang sihir yang ketakutan luar biasa, "Ini
bukan sihir" bisik mereka. Akhirnya mereka mengakui bahwa setinggi apapun
kekuatan sihir mereka pasti akan dikalahkan oleh kekuatan mukjizat yang diberikan
Allah kepada Nabi Musa. "Kami beriman kepada Tuhan Musa dan Harun", para ahli sihir
bersujud. Betapa marah Firaun melihat pembangkangan para tukang sihir, dengan
geram

ia

berteriak

"Memalukan!

Pengecut!

Kalian

sungguh-sungguh

telah

menghinaku. Apakah kalian berani beriman kepada Tuahan Musa dan Harun tanpa
izinku?" Firaun tetap sombong dan malah akan menghukum tukang sihirnya. Para ahli
sihir itu pada akhirnya disiksa oleh Firaun sampai meninggal.
Firaun yang kejam terus mengancam para pengikut Musa dan Harun dengan hukuman
dan siksaan. Dengan perintah Allah akhirnya Musa dan pengikutnya dari Bani Israel
meninggalkan Mesir menuju Palestina. Setelah rencana disusun, pada suatu malam
mereka berangkat dengan hati-hati takut diketahui oleh Firaun. Benar saja! Tak lama
mereka pergi, kalangan istana mengetahui perjalanan mereka. Segeralah Firaun
memburu disertai tentaranya. Orang-orang Bani Israel ketakutan karena mereka
dikejar Firaun, di depan mata mereka tampak Laut Merah yang luas membentang.

Kemudian Musa mendapat wahyu dari Allah agar memukulkan tongkatnya ke laut. Apa
yang terjadi? Laut Merah terbelah dan membentang jalan. "Ayu cepat menyebrang!
Perintah Musa. Mereka pun berlarian sampai ke ujung jalan, tetapi Firaun juga mulai
mendekati mereka. Kemudian Musa diperintah Allah untuk memukulkan tongkatnya
lagi ke lautan, dan jalan terbentang menjadi air laut kembali.
"Tolong....toloong!" dari tengah lautan terdengar jeritan orang-orang yang tengelam.
Itulah Firaun dan para pengikutnya tak ingat lagi pada istana dan kekayaan yang
mereka banggakan. Firaun yang selalu merasa dirinya Tuhan yang tidak bisa celaka
atau mati, sekarang tak berdaya. Firaun berteriak memohon ampun, "Aku sekarang
beriman kepada Allah. Tolonglah aku Musa! ...Aku percaya engkau utusan-Mu ..." suara
Firaun timbul tenggelam ditelan ombak. Tetapi semuanya telah terlambat, Firaun tidak
tertolong lagi.
Sebagai pelajaran untuk umat yang akan datang, Allah sengaja membuat jasad Firaun
tetap utuh. Menurut QS. Yunus:92, jasad Firaun akan menjadi pelajaran bagi orangorang agar tidak sombong dan takabur. Jasadnya telah dibalsem dan kini disimpan di
Musium Mesir.
Iiih...sereem yah ceritanya, makanya kita jangan menjadi orang yang sombong seperti
Firaun dan sampai tidak percaya adanya Tuhan. Sekarang tahu dong apa sih sombong
itu? Sombong merupakan arti dari takabur, dan dapat pula disebut congkak,
angkuh, ujub, dan sebagainya yang mempunyai makna menolak apa-apa
yang benar (haq) dan merendahkan orang banyak.
Penyebab orang berbuat sombong bisa bermacam-macam, contohnya karena:
1. Keturunan orang yang berderajat tinggi (anak raja, bangsawan, anak presiden, dan
lain-lain)
2. Kelebihan fisik, kecantikan, ketampanan, kekuatan, dan sebagainya
3. Harta yang berlimpah (contohnya Qarun)
4. Kekuasaan
5. Merasa dirinya sorang yang alim atau berilmu
6. Merasa dirinya banyak melakukan kebajikan
Dari semua hal di atas jika tidak diiringi dengan rasa syukur kepada Allah,
akan menjadikan pelakunya menjadi sombong karena penyakit di dalam
hatinya dan keimanannya yang tidak sempurna. Sifat orang takabur adalah
tidak mau menerima nasihat, menganggap perkataannya paling benar,
tersesat jalannya, karena meniru kelakuan syaithan (QS. 2:34)

Dari cerita tadi dah jelas yah, kenapa kita tidak boleh sombong. Tahu nggak, kalau
orang yang sombong/takabur itu berbahaya, gini nih bahayanya:
1. Akan dijauhi dan tidak disenangi oleh orang lain.
2. Mendapat murka dari Allah karena hanya Allah-lah yang berhak untuk itu.
3. Seperti keadaan orang kafir dan munafik yang tidak mau beriman kepada Allah
Hadist tentang takabur:
Dari Ibnu Ma`ud, Nabi saw bersabda, "Tidak dapat naik surga, orang yang isi
hatinya ada seberat zarrah dari sombong". (HR Muslim)
Dari Abu hurairah, Rasulullah saw bersabda, "Ada tiga macam manusia kelak di hari
kiamat, Allah tidak akan mengampuni dosanya, tidak akan merahmatinya, bagi
mereka disediakan siksa yang amat pedih, yaitu (1) tua bangka yang berbuat zina, (2)
penguasa yang mendustakan rakyatnya, dan (3) orang miskin yang sombong". (HR
Muslim)
Daftar Pustaka
Hadori Noor. (1986). 25 Dosa dan Larangan dalam Islam. Bandung: PT Al Ma`arif.
Moh. Abdai Rathomi. 1976. 3 Serangkai Sendi Agama. Bandung: PT Al Ma`arif.
Terjemah Riyadush Sholihin. Penerbit Mahkota Surabaya.

[KURIKULUM DK RISKA]
Judul : Akhlak/ Tsaqofah Islamiyah
Sub Judul : Tawazun
Tujuan Umum

1. Peserta mempraktikan tawazun dalam kehidupan sehari-hari


Tujuan Khusus

1. Diketahui potensi-potensi yang ada pada diri manusia dan kebutuhan-kebutuhannya


2. Diketahui contoh-contoh manusia yang tidak tawazun
Muwashofat (sifat-sifat) yang akan dicapai :

Matinul Khuluq (Akhlaq yang terpuji), mutsaqqaful fikri (berilmu luas) dan qawiyyul
jism (fisik yg sehat dan kuat)
Uraian Materi
Tawazun artinya seimbang. Allah telah mengisyaratkan agar kita hidup seimbang,
sebagaimana Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah
keseimbangan. (QS.67:3)
Manusia dan agama Islam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan
fitrah yang telah Allah tetapkan. Mustahil Allah menciptakan agama Islam untuk
manusia yang tidak sesuai dengan fitrah tersebut (QS.30:30). Ayat ini menjelaskan
kepada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu memilki
naluri beragama (agama tauhid : al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk
tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah
karena pengaruh lingkungan (Hadits,"Tiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (Islam)
orangtuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.").
Sesuai dengan fitrah Allah,manusia memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad (jasmani), alaql (akal), dan ar-ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada
dalam

keadaan

tawazun

(seimbang).

Perintah

untuk

menegakkan

neraca

keseimbangan ini dapat dilihat pada QS.55:7-9.


Ketiga potensi ini membutuhkan makanannya masing-masing, yaitu sbb :
1. Jasmani : Jasmani atau fisik adalah amanah dari Allah swt,karena itu harus kita
jaga . Dalam sebuah hadits dikatakan ,"Mu'min yang kuat itu lebih baik atau disukai
Allah daripada mu'min yang lemah."(HR.Muslim), maka jasmani pun harus dipenuhi
kebutuhannya agar menjadi kuat. Kebutuhannya adalah makanan, yaitu makanan
yang halalan thoyyiban (halal dan baik) (QS.80:24,2:168), beristirahat (QS.78:9),
kebutuhan biologis (QS.30:20-21) dan hal-hal lain yang menjadikan jasmani kuat.
2. Akal : Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Akal pulalah yang
menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal manusia
mampu mengenali hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan jelek.
Membantunya dalam memanfaatkan kekayaan alam yang oleh Allah diperuntukkan
baginya supaya manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardhi
(wakil Allah di atas bumi) (QS.2:30;33:72). Kebutuhan akal adalah ilmu (QS.3:190)
untuk pemenuhan sarana kehidupannya.

3. Ruh (hati) : Kebutuhannya adalah dzikrullah (QS.13:28;62:9-10). Pemenuhan


kebutuhan ruhani sangat penting, agar ruh/jiwa tetap memiliki semangat hidup, tanpa
pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak sanggup mengemban
amanah besar yang dilimpahkan kepadanya.
Dengan keseimbangan, manusia dapat meraih kebahagiaan hakiki yang
merupakan

ni'mat

Allah,

karena

pelaksanaan

syariah

sesuai

dengan

fitrahnya. Untuk skala ketawazunan akan menempatkan umat Islam menjadi


umat pertengahan / ummatan wasathon (QS.2:143), yaitu umat yang
seimbang.
Kebahagiaan pada diri manusia itu dapat berupa:
o
o

Kebahagiaan bathin/jiwa, dalam bentuk ketenangan jiwa (QS.13:28)


Kebahagiaan dzahir/gerak, dalam bentuk kesetabilan, ketenangan ibadah, bekerja
dan aktivitas lainnya.

Dengan menyeimbangkan dirinya, maka manusia tersebut tergolong sebagai hamba


yang pandai mensyukuri ni'mat Allah. Hamba/manusia seperti inilah yang disebut
manusia seutuhnya.
Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun
o

Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio sebagai

o
o

dasar).
Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani/materi saja.
Manusia Pantheis (kebatinan): bersandar pada hati/batinnya saja.

DISKUSI
1. Banyak artis yang hidup dengan kemewahan, namun akhirnya dia mati bunuh diri
akibat over dosis obat-obatan terlarang (NAZA). Menurut kamu, apa sebenarnya arti
kebahagiaan itu?
2. Sejujurnya, apakah kamu selama ini sudah hidup seimbang?
3. Coba diskusikan dengan temanmu, usaha-usaha apa saja yang sudah dan akan
kamu lakukan agar hidup kamu seimbang?

[KURIKULUM DK RISKA]
Judul : Akhlak/ Tsaqofah Islamiyah
Sub Judul : Mensiasati waktu
Tujuan Umum

1. Peserta mengaplikasikan manajemen waktu dalam kehidupan sehari-hari


Tujuan Khusus

1. Diketahui karakteristik waktu


2. Diketahui kiat-kiat manajemen waktu
Muwashofat (sifat-sifat) yang akan dicapai :
Munazzaham fii syuunihi (memiliki jiwa kerapihan dan keteraturan), Harisun ala
waqtihi (efektif dalam menjaga dan memanfaatkan waktu)
Uraian Materi
Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Tema hari ini adalah 'Mensiasati Waktu'. Sebelumnya Kakak ingin bertanya, Tementemen tahu 'gak bahwa dalam Al Qur'an telah muncul lebih dari satu ayat yang
menunjukkan betapa waktu itu sangat penting artinya. Coba ada yang tahu 'gaaak??
..nah ayat-ayat itu banyak berisi mengenai sumpah Allah swt dengan menggunakan
kata waktu. Contohnya adalah :
"Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi"
"Demi fajar, dan malam yang genap dan yang ganjil"
"Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat-menasihati
supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran"
Untuk menjadi manusia unggul, yang pertama harus kita lakukan adalah percepatan.
Apa tuh maksudnya? Maksudya adalah bagaimana kita berusaha mengisi waktu agar
lebih baik daripada yang dilakukan orang lain. Waktu yang diberikan oleh Allah kepada
kita dalam sehari kan sama, ya? Yaitu hanya 24 jam, tapi mengapa ada orang yang
dengan waktu 24 jam itu dapat melesat prestasi dan karyanya? Dengan waktu yang
terbatas dalam sehari ia bisa bermanfaat bagi umat manusia, mengurus ribuan
bahkan jutaan orang. Sedangkan ada orang lain yang mengurus dirinya sendiri saja
tidak bisa. Subhanallah, sesungguhnya kuncinya adalah bagaimana kita mengisi
waktu dengan sesuatu yang berharga agar ia tidak berlalu begitu saja tanpa makna.
Temen-temen, Islam mengajarkan agar kita menggunakan waktu ini dengan empat
perkara. Siapa yang tahuitu lho, suka menyimak nasyid Raihan 'gak? Yang judulnya
'Demi Masa'tahu kan..nah ini ada hubungannya, kakak beritahu saja ya?..yang
pertama adalah iman, kemudian amal shaleh, nasihat-menasihati dalam menaati
kebenaran dan nasihat-menasihati dalam menetapi kesabaran. Keempat hal tadi

difirmankan Allah swt dalam QS. 103: 1-3, maka orang-orang yang tidak
mempergunakan waktunya dalam empat perkara tersebut menurut Allah
Azza wa Jalla adalah orang yang akan merugi walaupun ia berumur panjang.
Jadi sia-sia saja ia pergunakan waktu dalam hidupnya. Sia-sia saja ia
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, mengejar cita-cita setinggi-tingginya atau
lain sebagainya, apabila dalam menjalankan hidupnya itu keempat hal tadi tidak
diamalkannya.
Temen-temen merasa 'gak bahwa kita, manusia, diciptakan oleh Allah dengan tabiat
yang tidak mungkin untuk duduk berdiam diri tanpa punya kegiatan. Coba kalau kita
pas liburan aja, pasti deh kita mencari kegiatan apa aja untuk meluangkan waktu kita,
misalnya nonton TV, jalan-jalan, nge-games, dan sebagainya..Rasanya bosen ya, kalau
seharian cuma dieem ajabahkan untuk makan atau minum pun banyak sekali
kegiatan yang harus kita lakukan. Ngambil piring, nyendokin nasi, sayur, buka lemari
es, nuangin air ke gelas misalnya. Belum lagi waktu kita mengunyah atau menelan,
kecuali orang yang diinfus karena sakit dan 'gak mampu melakukan pekerjaan apaapa. Udah pernah nanyain orang yang baru sakit lama 'gak? Minimal jawabannya
selain pusing, mual dan sebagainya, mereka rata-rata menjawab "boseeenntiduran
mulu!!".
Temen-temen tahu kan bahwa di kanan dan kiri kita ada dua malaikat yang bertugas
mencatat amal kita. Malaikat apa hayoooHubungannya dengan waktu adalah,
dengan mengingat kedua malaikat tersebut kita jadi hati-hati dalam mengisi waktu
sehingga kita berusaha untuk disibukkan dengan amal-amal baik. Jika kita lengah
memanfaatkan waktu dan tidak menyibukkan diri dengan amalan-amalan baik maka
waktu itu akan memberimu kesibukan dengan kekejian-kekejian, maksudnya adalah
kegiatan-kegiatan yang mengundang dosa yang pada akhirnya kita, sebagai manusia,
akan diminta pertanggungjawabannya di yaumul akhir nanti. Ingat lho, Allah itu Maha
Mengetahui dan tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan-Nya.
Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu Anhu berkata: "Rasulullah saw bersabda,
'penghuni surga itu tidak akan merasa menyesal terhadap sesuatu pun
kecuali terhadap waktu yang meninggalkan mereka yang tidak mereka isi
dengan dzikir kepada Allah Azza wa Jalla'." (diriwayatkan Ath-Thabrany dan
lain-lainnya, dan dishahihkan oleh Al-Albany). Nah, jika ini yang menjadi alasan
mengapa para penghuni surga itu menyesal, yang jelas-jelas adalah orang-orang yang
telah dijamin masuk surga karena beberapa hal, yaitu pertama mendapat rahmat
Allah, dan selanjutnya karena amal perbuatan mereka yang memang baik dan dengan

upaya mereka mengoptimalkan waktu mereka, maka bagaimana dengan kita yang
masih jauuh di bawah mereka? Bagaimana, coba?..
Temen-temen nyadar 'gak? Kalau biasanya hal yang berhubungan dengan penyesalan
itu umumnya dikaitkan dengan waktu. Misalnya : kita menyesal karena bangun
kesiangan, menyesal 'gak belajar dari dulu-dulu jauh sebelum ulangan umum. Atau
kerasa 'gak seringkali kita ngomong seperti ini: "Aduh nyesel deh, kenapa ya..waktu
itu saya 'gak hati-hati..jadi aja".
Naah ..semua itu disebabkan adanya dua karakteristik atau sifat waktu, yaitu :
1. Waktu tidak bisa kembali.
Maksudnya, kita tidak bisa kembali ke masa lalu dan mengubah apa yang telah kita
lakukan. Bener 'gak? Andaikata kita bisa kembali ke masa lalu dan mengubah apa
yang telah kita perbuat, dijamin deh 'gak bakalan ada yang namanya penyesalan. Tul
'gaaak
2. Waktu tidak dapat diganti
Yang ini hampir sama dengan poin pertama, hanya saja pada poin kedua ini
ditekankan pada kejadian yang dapat kita ubah di masa lalu.
Gimana.sampai sini ada yang mau ditanyainatau ada yang kurang jelas?
.
Karakteristik waktu memang sebuah keunikan, bahkan ia suatu misteri kehidupan ini
yang terekam dalam tik-tok jam, tercatat dalam buku harian, terhitung dalam kalender
tahunan, terukir dalam prasasti-prasasti kehidupan. Walau sebenarnya ukuran-ukuran
itu kurang berarti sebab ukuran waktu yang nyata adalah kehidupan kita sendiri.
Waktu adalah saksi sejarah yang akan membeberkan segala kehinaan dan kenistaan
yang dilakukan oleh siapa pun. Waktu adalah perekam abadi yang akan mengekalkan
segala keagungan dan kemuliaan seseorang.
Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah menganugerahi kita dengan nikmat-nikmat
yang tak terhitung jumlahnya. Tak ada satu pun makhluk Allah di bumi ini yang luput
dari rahmat-Nya. Dari virus sampai kita manusia. Sungguh Allah itu Maha Adil, dan
beruntunglah orang yang mau bersyukur. Namun ada lagi golongan orang yang
beruntung, Temen-temen mau tahu 'gak siapakah orang-orang yang beruntung itu?
Sebenarnya mereka adalah orang yang pandai memanfaatkan kenikmatan pemberian
Allah untuk perbuatan-perbuatan baik sedangkan orang yang merugi iru adalah

mereka yang tidak mempergunakan nikmat-nikmat yang telah Allah karuniakan


kepadanya.
Orang-orang yang merugi itu menurut Al-Imam Al-Ghazaly, dalam kitabnya, Ihya
Ulumuddin,

adalah

orang-orang

yang

terlena

dengan

segala

tetek

bengek

keterlenaannya. Beliau berkata, " Ketahuilah perumpamaan keterlenaan para penguhi


surga itu adalah sebagaimana suatu kaum yang berlayar dengan sebuah kapal dan
sampai pada sebuah pulau yang penuh dengan rerumputan ilalang, mereka turun dari
kapal untuk sekedar melepas kepenatan mereka. Pada saat itu sebenarnya para awak
kapal itu sudah memperingatkan mereka agar tidak terlambat kembali ke kapal dan
menganjurkan mereka untuk melepas kepenatan itu sekedarnya saja. Mereka juga
diperingatkan untuk tidak keluar dari kapal dan meninggalkannya. Sebagian dari
mereka yang keluar memang ada yang kembali secepatnya. Mereka itulah yang
kemudian bisa memilih tempat duduk yang paling nyaman dan paling luas untuk
perjalanan selanjutnya. Sedangkan sebagaian yang lain, terbagi-bagi yaitu :
Yang pertama adalah yang tenggelam dengan pemandangan bunga-bunga di
pulau itu, dengan sungai-sungainya yang mengalir deras, dengan buah-buahannya
yang sangat menggiurkan, dengan kandungan-kandungan tanahnya. Namun segera ia
tersadar dan secepat-cepatnya kembali ke kapal namun tempatnya telah ditempati
orang lain. Tapi Alhamdulillah.ia masih selamat.
Kedua, seperti yang pertama, namun perasaannya, buah-buahannya, bungabunganya,

yang

hatinya

tidak

enggan

meninggalkannya.

Maka

ia

pun

memutuskan untuk membawa sekedarnya saja. Ia pun sibuk mengumpulkan dan


membawanya kembali ke kapal. Setibanya di kapal tempat yang tersedia sudah
sangat sempit. Keadaan itu tidak membuat hatinya berinisiatif untuk membuang apa
yang ia bawa itu. Ia dengan susah payah harus membawa barang-barang itu. Tidak
lama kemudian bunga-bunga pun layu, buah-buahan pun mengering, dan angin
bertiup kencang yang menyulitkannya mendekati kapal. Maka ia pun berinisiatif untuk
membuang semua yang ia bawa itu sampai ia bisa menempatkan diri di atas geladak
meski pada tempat yang cukup untuk badannya saja.
Ketiga,

mereka

tenggelam

dalam

kesenangan

yang

sedikit

saja

dan

mengabaikan pesan awak kapal. Ketika mendengar panggilan bahwa kapal akan
berangkat ia baru bergerak untuk kembali. Namun kapal telah menarik sauhnya, dan
ia pun harus tertinggal dengan segala yang dibawanya itu, di pulau itu, sampai tua.
yang keempat, terlalu mengabaikan. Bahkan ketika panggilan bahwa kapal akan
segera berangkat, sampai tidak peduli sedikit pun dengan suara kapal yang sedang

meninggalkan pantai. Untuk golongan keempat ini masih lagi dapat dibagi-bagi: ada
yang mati dimangsa binatang buas, ada yang sangat cemas sehingga mati karenanya,
ada yang mati karena lapar, dan ada pula yang mati digigit ular. Inilah perumpamaan
penghuni dunia yang terlalu sibuk dengan kepentingan-kepentingan mereka yang
sementara, namun mengabaikan akibat dari tindakan mereka itu".
Temen-temen, selanjutnya Imam Ghazaly meneruskan bahwa sungguh sangat keji
orang yang mengaku dirinya sebagai orang yang dapat melihat dan dapat berpikir,
namun ternyata tertipu oleh sekedar batu-batuan saja: emas, perak, atau oleh
keindahan bunga-bunga dan buah-buahan saja, yang semuanya itu tidak bakal
menemaninya setelah kematiannya. Hanya Allah-lah tempat memohon perlindungan.
Dari perumpamaan tadi pasti Temen-temen ngerti apa maksudnya. Yang pertama
maksudnya .(dst dibahas secara berdiskusi).
Berikut ini ada beberapa kisah teladan beberapa ulama yang sangat memperhatikan
waktunya:
Kisah antara Umar bin Abdul Azis dan Abdul Malik, putranya.
Suatu hari Umar bin Abdul Azis masuk ke dalam kamarnya untuk merebahkan
badannya sejenak setelah kerja keras yang sangat melelahkan. Tak lama kemudian
datanglah Abdul Malik, anaknya yang kala itu baru menginjak usia yang ke tujuh
belas. Anaknya bertanya, "Apa yang akan kau lakukan wahai Amirul mukminin?" Sang
ayah pun menjawab, "Anakku, Aku ingin istirahat sejenak.tiada lagi tenaga yang
tersisa dalam jasadku.". "Apakah Anda akan istirahat sebelum Anda mengembalikan
harta yang diambil secara zhalim kepada yang berhak, wahai Amirul mukminin?" sang
anak kembali bertanya. Umar bin Abdul Azis pun kembali menerangkan, "Anakku,
semalam suntuk aku tidak tidur mengurus pamanmu Sulaimankalau tiba waktu
Dhuhur nanti Insya Allah akan aku lakukan hal itu." Abdul Malik berkata kepada sang
Ayah, "Siapakah yang menjamin Anda akan hidup sampai dzuhur wahai Amirul
mukminin?" Kalimat itu seakan membakar kembali semangat Umar dan mengusir rasa
kantuk dari kedua matanya, menyegarkan kembali kekuatan dan tekadnya pada tubuh
yang lunglai itu. Umar pun berkata, "Anakku.mendekatlah.." Setelah mendekat
Umar pun mendekap dan mencium keningnya seraya berkata, "Segala puji bagi Allah
yang telah melahirkan anak keturunan yang membantuku dalam agamaku". Kemudian
beliau beranjak dan memerintahkan untuk menyeru rakyatnya seraya mengumumkan
kepada mereka "Ketahuilah.barang siapa yang hartanya telah diambil secara
zhalim, hendaklah ia mengangkat permasalahannya!!"

Beberapa

kendala

yang

dapat

menghalangi

seseorang

untuk

tidak

menggunakan waktunya secara optimal yaitu:


a.

Angan-angan yang jauh dan kebiasaan menunda-nunda

Angan-angan yang kosong itu hanya akan melahirkan kebiasaan menunda-nunda


pekerjaan saja. Ketika orang berniat untuk melakukan suatu pekerjaan, namun anganangannya terlalu jauh maka ia akan bilang pada dirinya sendiri, " Ya, nanti sajalah,
bulan depan, tahun depan, akan saya lakukan". Selalu demikian jawabannya sehingga
usianya habis dimakan janji yang tak pernah terealIsasi. Inilah sumber kehancuran itu.
Tersebutlah suatu kisah, seorang bapak yang sudah berusia lanjut membuka usaha
wiraswasta. Atas izin Allah, usahanya maju. Suatu waktu salah seorang tetangganya
menyarankan, "Pak mumpung usaha Bapak lagi maju, segeralah tunaikan ibadah Haji"
apa jawabannya? Karena usahanya sedang maju-majunya, si Bapak itu belum mau
menunaikan ibadah haji. "Sudahlah, istri saya saja dulu", ujarnya. "Tapi, Pak. Waktu
milik Allah, kasempatan milik Allah. Kali ini Bapak dikaruniakan kesempatan itu. Esok
atau lusa mungkin sudah tidak sempat lagi," saran si tetangganya. Ternyata tidak
dihiraukannya saran itu. Alkisah, akhirnya si istrilah yang berangkat. Apa yang terjadi
kemudian? Ketika istrinya berangkat haji, si Bapak itu tertimpa musibah sakit. Karena
sakit, ia tidak bisa mengurus perusahaannya. Usahanya jadi bangkrut seketika
sedangkan sakitnya makin keras. Akhirnya sampai pada titik akhir, ia pun meninggal,
Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun. Akibatnya menjalankan ibadah haji tidak sempat,
nyawa pun keburu melayang. Artinya, jangan main-main dengan waktu.
Oleh sebab itu Allah mengancam orang-orang yang terbiasa menunda-nunda
dengan firmanNya:
"Biarkanlah
dilalaikan

mereka
oleh

(di

dunia ini)

angan-angan

makan

(kosong),

dan bersenang-senang
maka

kelak

mereka

dan
akan

mengetahui(akibat perbuatan mereka)" (QS Al Hijr: 3)


Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhu pernah berwasiat, yang juga diungkapkan oleh
Al-Bukhari, " Jika engkau berada dalam waktu pagi janganlah menunggu hingga waktu
sore, jika engkau berada dalam waktu sore maka janganlah menunggu hingga pagi
tiba, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan waktu hidupmu sebelum
kematianmu.
b.

Terlena dengan hal-hal yang tidak berguna, bahkan yang terkadang

haram
Beberapa hal yang termasuk ke dalam klafisikasi tidak berguna dan diharamkan, yang
banyak menyita waktu adalah sibuk mengurusi kehormatan orang lain dengan

mengobral omongan kesana-sini, berghibah dan mengumbar fitnah. Hal ini ditegaskan
lagi oleh Nabi Muhammad saw diantaranya adalah hadits tentang orang yang paling
bangkrut, ketika Rasulullah berkata pada para sahabat beliau, " Apakah kalian tahu
siapa orang yang bangkrut itu?" Mereka menjawab, " Wahai Rasulullah, orang yang
bangkrut itu adalah orang yang tidak punya sedirham pun juga tidak punya apa-apa
lagi diantara kita ini." Rasulullah berkata "Sesungguhnya orang yang bangkrut adalah
salah seorang dari umatku yang ketika nanti di hari kiamaat datang membawa shalat
malam, puasa, shalat, zakat, dan haji, namum ia datang pula membawa dosa karena
telah mencaci si ini, telah menumpahkan darah si ini, telah makan harta si ini, dan
telah menerima bagian dari kehormatan si ini maka kebaikannya diambilkan untuk
orang yang didosainya itu. Jika kebaikannya habis sebelum terpenuhi hak orang yang
didosainya maka kejelekan mereka diambilkan untuk kemudian dialihkan kepadanya,
kemudian dia dilemparkan ke neraka.
Sampai sini ada pertanyaan, 'gak?.Nggak ada?Kalau gitu saya yang mau
nanya..Menurut temen-temen bagaimana dengan waktu yang sudah lewat?
Yang pernah kita buang percuma?hayo..gimana coba.
Tentang hal ini jangan berkecil hati, karena seperti apapun masa lalu kita, usahakan
untuk meneguhkan hati menatap masa depan dengan optomis. Karenamenyesali
apa yang terjadi di masa lalu terkadang bisa mengakibatkan kita kehilangan semangat
untuk kegiatan yang akan datang. Contohnya begini, mmmpernah 'gak? pingin
dapat nilai gede pas ulangan, terus kita udah belajar keras tapi ternyata hasilnya
jeblok!! Akhirnya kita merasa putus asa, pundung (tahu 'kan artinya) terus males deh
belajar lagi, yang ada kita jadi kurang memanfaatkan waktu dan bisa ketebak hasilnya
seperti apa..: nilai ulangan kita jeblok lagi. Padahal harusnya kan kita bisa
mengevaluasi diri. Kira-kira kenapa sih, udah belajar tapi hasilnya 'gak memuaskan.
Kemurungan karena penyesalan itu bisa menghambat kemampuan untuk berpikir
tentang apa yang harus dikerjakan ke depan. Hati-hati dengan kemurungan, karena
sifat ini merupakan salah satu jebakan setan. Ia mencoba menghembuskan peristiwaperistiwa masa lalu untuk membuat kita tidak mengingat lagi apa yang harus kita
lakukan sekarang dan ke depan.
Temen-tementahu'gak? Salah satu cara untuk mengingat masa lalu adalah dengan
berbuat baik saat ini dan untuk yang akan datang. Firman Allah swt :
"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatanperbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat". (QS Hud : 114)

c.

Teladan yang buruk

Maksudnya di sini kita salah meneladani orang. Contohnya: kalau kita sohiban
sama orang lain, kita memiliki kecenderungan untuk meniru sohib kita itu. Ketika ada
PR yang harus dikerjakan, dan kita sadar seharusnya kita tidak menunda-nunda untuk
menyelesaikannya, kita malah ikut-ikutan sohib kita yang kelihatan nyantai dan justru
melakukan hal lain yang prioritasnya kurang penting. Padahal, ada temen kita yang
lain yang lebih pantas untuk diteladani karena sifatnya yang tidak menunda-nunda,
hal ini kita abaikan hanya gara-gara mau solider dengan sohib kita itu. Naah.kalau
begitu pinter-pinter deh nyari temen baik, biar kita bisa ikutan jadi baik. OK!!??
d.

Kepribadian yang lemah dan hawa nafsu

Temen-temen, sekarang kita udah tahu bahwa waktu itu artinya sangat penting, tapi
itu 'gak menjamin bahwa kita jadi termotivasi untuk lebih memanfaatkan waktu itu.
Kenapa?.karena adanya kelemahan kepribadian dan kecenderungan yang lebih
besar terhadap hawa nafsu. Jadi, akibatnya setiap kali kita mau melakukan amalan
baik niat tersebut mundur gara-gara dua hal tadi, dan dengan mudahnya kita
dikomporin sama setan dengan memberikan gambaran-gambaran yang sifatnya
pesimistis. Contohnya, kita punya uang lebih dan rencanaanya kita mau berinfak (di
sini niatnya masih kuat), tapi sebelum niat kita kesampaian, eh.'gak taunya di jalan
ada

barang

yang

misalnya..akhirnya

pengeeenbanget
setelah

kita

menimbang,

beli..apa,
meninjau

ya?
ulang,

Komik
dan

terbaru
akhirnya

memutuskanjiwa kita yang lemah lebih berat buat beli komik karena takut komiknya
keburu habis terjual.Hayooo, ada yang ngerasa 'gak? Sama, saya juga pernah, kok.
e.

Perasaan kurang

Pengennya sih ngebantu temen (si juara kelas) yang sakit buat ngelengkapin
catetannya, tapi mau 'gak ya..orang itu kita bantu, catetan saya 'kan 'gak rapih or
lengkap, lagian saya masuk sepuluh besar aja 'gak pernah. Nggak jadi deh, biar yang
lain aja minjemin catetannya
Intinya, dengan perasaan seperti ini kita jadi minder untuk melakukan hal baik
tersebut (nggak pede, menganggap dirinya rendah alias meng-underestimate diri
sendiri).
Usahakan jangan sampai kita pesimis, justru kita harus menumbuhkan sikap optimis
dalam diri tanpa mengabaikan kapasitas yang ada pada diri kita. Ingat! Mereka yang
benar-benar berusaha akan mendapatkan imbalannya di sisi Allah Azza wa Jalla.

f.

Tidur

Siapa yang 'gak suka tiduur.? Suka semua ya. apalagi tidur kan ibadah, tapi eit..
tunggu dulu, kebanyakan tidur juga 'gak bagus lho. Tidur yang bernilai ibadah itu
adalah tidur yang dilakukan dengan tujuan memperoleh kembali stamina agar dapat
mengerjakan ibadah secara khusyu, misalnya setelah cape mengerjakan sesuatu
sebaiknya kita beristirahat/tidur dulu sebelum shalat supaya shalatnya khusyu. Tapi
jangan mentang-mentang lho, yaa..cape sedikit langsung nunda-nunda ibadah. Masih
inget kan kisahnya Umar bin Abdul Azis?..Mu'adz bin Jabal RA pernah berkata :
"Sesungguhnya tidurku dihIsab sebagaimana bangunku (untuk shalat) juga dihIsab."
Sebenarnya

gimana

sih,

cara

menyikapi

waktu

supaya

kita

memiliki

keunggulan dalam hidup ini? Sikap hormat? Istirahat di tempat? (hehe


just kidding :D). Caranya ada dua poin :
1.

Waktu boleh sama tapi isi harus beda

Coba bayangkan, andaikata dalam sebuah perlombaan balap sepeda, dalam satu
detik si A berhasil mengayuh satu putaran, si B setengah putaran, dan si C mengayuh
dua putaran. Siapa yang jadi juaranya? Maka, dengan meyakinkan si C-lah yang akan
berpeluang menjadi juara. Mengapa? Karena pada detik yang sama si C dapat berbuat
lebih banyak daripada yang lain. Nah, begitu pun kita semua semakin banyak dan baik
hal positif dapat kita lakukan dalam waktu yang sama, insya Allah kita akan lebih
dekat pada kesuksesan.
Allah swt berfirman dalam sebuah hadits qudsi, "Pada setiap fajar ada dua malaikat
yang berseru-seru, "Wahai anak Adam! aku adalah hari yang baru, dan aku datang
untuk menyaksikan amalan kamu. Oleh sebab itu manfaatkanlah aku sebaik-baiknya
karena aku tidak akan kembali lagi hingga hari pengadilan."
2.

Sekarang harus lebih baik daripada tadi

Kalau hari ini sama dengan hari kemarin maka kecepatan kita sama. Ngerti gak
maksudnya? Ya maksudnya tidak ada peningkatan, maka tidak dapat menyusul siapa
pun. Kalau orang lain selalu meningkat maka makin lama kita akan jauh tertinggal dan
menjadi pecundang.
Sebenarnya ada tiga kelompok orang yang menggunakan waktu, yaitu :
Orang sukses. Dia selalu menggunakan waktunya dengan optimal dan melakukan
sesuatu hal yang tidak diminati oleh orang gagal.
Orang malang. Orang yang hari-harinya diisi dengan kekecewaan dan selalu memulai
sesuatu pada keesokan harinya.

Orang hebat. Orang yang bersedia melakukan sesuatu sekarang juga. Dia berkata
bahwa membuang waktu bukan saja suatu kejahatan tapi juga suatu pembunuhan
yang kejam.
KIAT PRAKTIS MANAJEMEN WAKTU
A.

Biasakan tertib dan teratur

Supaya bisa tertib dan teratur ada beberapa tips yang bisa diikuti:
Tahu dan taat aturan: Percayalah bersungguh-sungguh taat kepada peraturan yang
benar, akan sangat menghemat waktu, tenaga, emosi dan biaya. Jangan pernah
menganggap remeh pelanggaran sekecil apapun, karena selain kita akan terbiasa
dalam keburukan kita pun beresiko menerima sanksi yang pasti akan merugikan.
Tertib mengambil dan menyimpan : Tertib dalam menyimpan barang apa pun hanya
memakan waktu yang sedikit, tetapi manfaat di kemudian hari akan berdampak besar
sekali.
Selalu rapi dan bersih : Kebiasaan berantakan, kotor, tidak rapi dan tidak teratur
adalah kebiasaan memalukan yang menunjukkan perilaku tidak profesional dan juga
kunci pemborosan waktu, serta akan membuat suasana hati pun menjadi runyam.
B.

Selalu Terencana

Temen-temen, ingat yach motto ini :


"Jika gagal dalam membuat rencana berarti merencanakan untuk gagal" Sedih
rasanya kalau kita menyadari betapa kita telah menjalani hari-hari tanpa rencana
yang jelas. Ciri khas orang yang tidak mempunyai rencana a.l.: sibuk tak karuan, jenuh
dan bosan, banyak bingung. Waah.ada 'gak ya? salah satunya yang jadi ciri khas
kita? Atau justru semuanya?. jika kita tidak berencana maka hasil yang didapat pun
sangat tidak sebanding dengan waktu yang terkuras. Ingat, hal yang penting dalam
perencanaan adalah : Harus ada target. Buat program harian, mingguan, atau
bulanan. Harus rasional dari segi ukuran waktu dan target.
Rencana cadangan.
Kadang-kadang kita harus bersiap menghadapi segala kemungkinan yang tak terduga,
oleh karena itu kita harus membuat rencana B dan C sebagai rencana cadangan bila
rencana utama gagal. Disiplin dalam rencana. Sehebat apa pun program kita, tidak
akan artinya jika kita tidak disiplin dalam melaksanakannya karena tiada prestasi
tanpa disiplin.
C.

Biasa dengan data dan informasi akurat.

Coba apa sih yang kebayang kalo ada informasi seperti ini : " Nanti akan datang tamu
beberapa puluh orang dan akan menginap beberapa malam", silahkan tebak berapa
jumlah orang, kapan mereka datang dan berapa malam mereka menginap? Pusing
bukan?! Karena itu berikanlah data yang akurat dan jelas supaya 'gak pusing.
D.

Sedia peralatan dan perlengkapan memadai.

Yuk, kita bandingkan waktu yang dibutuhkan untuk berdialog dengan sahabat di
Amerika lewat alat berupa peSAWat telepon dengan kita mengunjunginya ke Amerika?
Setiap peralatan memang berguna namun apakah kita memerlukan semuanya, belilah
peralatan sesuai kebutuhan saja.
E.

Jangan menunda dan mengulur waktu

Silahkan kenang sendiri, kesibukan, kerepotan, galaunya perasaan dan akibat yang
ditanggung ketika kita gemar menunda mengerjakan PR, laporan praktikum, tugastugas gambar, dan juga lihatlah hasil ulangan atau ujian kita akibat dari menunda
waktu belajar? Menyedihkan bukan?!!! :(

F.

Selalu tepat waktu

Do it now!! Ingat! Amalan yang paling disukai Allah adalah shalat tepat waktu. Coba
deh renungkan sendiri maknanya dalam kehidupan sehari-hari.
G.

Biar cepat dan ringkas asal selamat

Kita harus awali dengan membuat standar waktu yang dibutuhkan dengan layak dan
wajar. Latihlah gerakan kita agar gesit dan tangkas sehingga dapat menghemat
waktu.
H.

Biasakan check and recheck

Kata-kata: "Wah, lupa!" "Aduh, tertinggal" dan sejenisnya adalah kata-kata yang sudah
berlalu dan harus kita golongan termasuk kata-kata memalukan yang menandakan
manajemen pribadi yang masih buruk.
I.

Waspadai pencuri waktu

Dalam keseharian kehidupan kita, terkadang kita ini memang lucu, lebih sibuk
menjaga sendal jepit karena takut hilang dicuri orang daripada sibuk menjaga amanah
waktu. Sungguh seringkali kita secara sadar atau tidak membiarkan waktu yang
sangat berharga dicuri oleh hal-hal, kejadian, atau barang yang remeh tak berharga.

Bekalilah dirimu dengan taqwa


Karena engkau tak 'kan pernah mengira
Ketika kegelapan malam tiba
Yakinkah engkau hingga fajar esok kau masih ada
Banyak orang sehat mati tanpa sebab
Banyak juga orang sakit hidup menjelang abad
Banyak pemuda yang masih menikmati hidupnya
Tanpa dinyana kain kafannya sedang dirajut untuknya

[KURIKULUM DK RISKA]
Judul : Akhlak/ Tsaqofah Islamiyah
Sub Judul : Urgensi Dakwah
Tujuan Umum

1. Peserta berani untuk berdakwah di lingkungan sekitarnya


Tujuan Khusus

1. Diketahui makna dakwah


2. Diketahui keutamaan dan pentingnya dakwah
Muwashofat (sifat-sifat) yang akan dicapai :

Nafiun li ghairi (bermanfaat bagi orang lain), matinul khuluq (akhlaq yang terpuji),
shahihul ibadah (ibadah yang benar)
Uraian Materi
Assalamu alaykum wr wb,
Secara bahasa dakwah artinya adalah undangan atau ajakan. Secara istilah artinya
adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan bantahan (argumentasi)
dengan cara yang baik sampai manusia itu keluar dari kegelapan jahiliyyah kepada
cahaya Islam (kehidupan Islami), mengkafirkan thoghut dan beriman kepada Allah
semata (16:125; 2:256)).
Tujuan dakwah

:Tujuan akhir dari dakwah adalah mengembalikan manusia agar

menyembah Allah semata.


Objek dakwah : Objek dakwah adalah seluruh umat manusia.
Metode dakwah
Metode

yang

diajarkan

dan

dilakukan

oleh

Rasulullah

SAW

adalah

dengan

menggunakan hikmah dan pelajaran yang baik. Hikmah adalah perkataan yang tepat,
tegas, dan benar, yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Aspek
tepat dalam hal ini berkaitan dengan penggunaan kabar gembira (basyiron) dan kabar
peringatan (nadziroh). Yang dimaksud dengan pelajaran yang baik dalam dakwah
adalah berdakwah dengan seluruh kepribadian juru dakwah. Dalam hal ini seorang da'I
harus

memiliki

akhlaq

yang

kokoh

dan

harus

menjadi

suri

teladan

bagi

masyarakatnya.
Target dakwah :

Agar manusia mengingkari thaghut (Illah selain Allah) dan beriman kepada Allah.
Agar manusia keluar dari kegelapan (jahiliyyah kebodohan terhadap Allah dan
Islam) menuju cahaya Islam.

Keutamaan dakwah

Merupakan perbuatan / perekataan yang terbaik (41:33; 33:45-46).


Merupakan salah satu jalan menuju kebaikan. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda , "Barangsiapa menyuruh kepada petunjuk, maka ia mendapatkan pahala
sepeti pahala orang yang mengikutinya tanpa berkurang sedikitpun dari pahala
mereka." (HR. Muslim). Rasulullah SAW pernah bersabda, kepada Ali ra : "Demi

Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu, itu lebih baik
daripada uunta merah." (HR. Muttafaqun 'alaih).
Pentingnya Dakwah
o

Merupakan kebutuhan yang mendesak, karena tanpa dakwah manusia akan rusak
dan tanpa aturan. Di lain pihak banyak penyeru / pengajak ke arah kebathilan yang
tidak henti-hentinya juga berdakwah untuk kebatilan.

Merupakan kebutuhan sosial, yaitu dengan alasan :

Karena manusia membutuhkan orang yang menjelaskan kepada mereka apa-apa


yang diperintahkan oleh Allah (36:6; 17:15).

Karena kondisi kehidupan umat saat ini diwarnai oleh kerusakan kerusakan moral,
dan para pelakunya ingin agar kerusakan-kerusakan terssebut tersebar di
masyarakat (4:89; 9:67).

Kewajiban yang dituntut syar'i.

Da'wah adalah wajib atas setiap muslim (3:104-110; 9:71). Dari Nu'man bin Basyir ra,
dari Nabi SAW, ia berucap bahwa Nabi SAW bersabda, "Perumpamaan orang yang
senantiasa melaksanakan hukum-hukum Allah dan orang yang terperosok di dalamnya
adalah laksana orang-orang yang membagi tempat dalam suatu bahtera, di mana ada
sebagian orang yang duduk di atasnya, ada pula yang di bawahnya. Ketika orangorang yang ada di bagian bawah memerluka air, tentu mereka harus melintasi orangorang yang ada di bagian atas. Kemudian mereka berkata, "Kami akan lubangi saja
bagian bawah ini." Jika mereka (orang-orang yang ada di bagian atas) membiarkan
apa yang diinginkan oleh orang-orang yang ada di bagian bawah, niscaya akan
binasalah semua. Namun bila mereka mencegah perbuatan mereka, maka akan
selamat dan selamatlah semua." (HR. Imam Bukhari dan Tirmidzi)
o

Dari Abu Sa'is al-Khudri ra, ia berucap, Kudengar Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya.
Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu pula, maka ubahlah
dengan hatinya. Dan yang demikian itu selemah-lemahnya iman." (HR. Imam
Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Adanya ancaman bagi yang tidak berdakwah. Lihat QS 2:174; 3:187; 16:44.

Merupakan tugas kita untuk meneruskan misi perjuangan para nabi dan rasul
(42:13).

Anda mungkin juga menyukai