ALAMAT : PASURUAN
SEKOLAH : SMK PERIKANAN DAN KELAUTAN PUGER JEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah membusuk. Hal ini dapat
dilihat pada ikan-ikan yang baru ditangkap dalam beberapa jam saja kalau tidak
diberi perlakuan atau penanganan yang tepat maka ikan tersebut mutunya
menurun. Oleh karena itu Ikan harus beri suatu perlakuan atau penangan yang baik
agar supaya mutu kualitasnya tdk menurun, bagaimana caranya?? dengan
menerapkan suatu prinsip penanganan, yaitu:
1. Cepat,
2. Cermat,
3. Bersih dan Sehat,
. Tahap penanganan ini menentukan nilai jual dan proses pemanfaatan
selanjutnya serta mutu produk olahan ikan yang dihasilkan (Pusat Pengembangan
Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pertanian. 2010)
Kecepatan pembusukan ikan setelah penangkapan dan pemanenan sangat
dipengaruhi oleh teknik penangkapan dan pemanenan, kondisi biologis ikan,
serta teknik penanganan dan penyimpanan di atas kapal.
Oleh karena itu, segera setelah ikan ditangkap atau dipanen harus secepatnya
diawetkan dengan pendinginan atau pembekuan. (Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pertanian. 2010).
Penanganan ikan segar bertujuan untuk mengusahakan agar kesegaran ikan dapat
dipertahankan selama mungkin, atau setidak-tidaknya masih cukup segar waktu
ikan sampai ke tangan konsumen. Jadi begitu ikan tertangkap dan diangkut ke atas
kapal, harus secepat mungkin ditangani dengan baik, benar dan hati-hati.
Demikian selanjutnya sampai ikan disimpan beku (di dalam cold storage) atau
diolah (misalnya dengan pengalengan) atau langsung dimasak untuk dimakan.
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2
Penanganan ikan di atas kapal harus baik dan benar agar di peroleh hasil yang
semaksimal mungkin. Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal dapat di
Hal terpenting yang perlu di perhatikan dalam pengangkutan ikan dari jaring adalah
harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang ditangkap dengan jaring harus cepatcepat diangkat ke atas dek kapal agar mendapatkan perlakuan atau penanganan
selanjutnya. Keterlambatan pengangkatan ke atas dek akan mempercepat proses
pembusukan. Proses biokimia yang terjadi dalam daging ikan berkolerasi positif
dengan suhu pada batas-batas tertentu. Artinya, semakin tinggi suhu tubuh ikan
maka proses atau reaksi biokimia semakin cepat berlangsung dan dengan demikian
ikan akan lebih cepat busuk. Pada penanganan ikan segar yang harus diingat
adalah tingkat kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan, tetapi hanya dapat
dipertahankan saja.
a. Pendinginan
Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu
serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan
tidak dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan,
semakin besar penurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan demikian melalui
pendinginan proses bakteriologi dan biokimia pada ikan hanya tertunda, tidak
dihentikan. Cara yang paling mudah dalam pengawetkan ikan dengan pendinginan
adalah menggunakan es sebagai bahan pengawet, baik untuk pengawetan di atas
kapal maupun setelah di daratkan, yaitu ketika di tempat pelelangan, selama
distribusi dan ketika dipasarkan. Yang pertama perlu diperhatikan di dalam
penyimpanan dingin ikan dengan menggunakan es adalah berapa jumlah es yang
tepat digunakan. Es diperlukan untuk menurunkan suhu ikan, wadah dan udara
sampai mendekati atau sama dengan suhu ikan dan kemudian mempertahankan
pada suhu serendah mungkin, biasanya 0 derajat Celcius. Perbandingan es dan ikan
yang ideal untuk penyimpanan dingin dengan es adalah 1 : 1.
Proses penyimpanan hasil tangkap dilakukan setelah tahap penanganan ikan di atas
kapal. Hal yang perlu dicermati di dalam pengawetan ikan dengan es adalah wadah
yang digunakan untuk penyimpanan harus mampu mempertahankan es selama
mungkin agar tidak mencair. Wadah peng-es-an yang ideal harus mampu
mempertahankan suhu tetap dingin, kuat, tahan lama, kedap air, dan mudah
dibersihkan.
2.4
Palkah untuk menyimpan ikan segar harus dibersihkan sebelum dimasuki ikan.
Pekerjaan mengangkut ikan ke dalam palka harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak melukai ikan; melemparkan atau menuangkan ikan kedalam palkah atau
menginjak ikan adalah praktek yang tidak baik.
Penyusunan ikan di palka dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu dengan menimbun
(bulking), dengan bersusun lapis menggunakan rak / sekat datar (shelfving), dengan
menggunakan peti-peti (boxing), dan dengan merendam ikan di dalam air dingin.
Pemakaian rak-rak di palka ini dapat menghasilkan ikan yang lebih baik karena ikan
tidak terlalu banyak menerima tekanan, tetapi diperlukan penanganan yang lebih
banyak dan di perlukan ruangan yang lebih besar. Tiap 1 ton ikan memerlukan
ruang palkah 3-4,5 m3 tergantung dari ukuran ikan.
Palka ikan dibangun berupa tangki-tangki khusus untuk menampung air laut yang di
dinginkan. Ikan direndam di dalam tangki-tangki tersebut sampai saat dibongkar di
pelabuhan. Jika dilakukan dengan baik, cara ini menghasilkan ikan dengan mutu
yang lebih baik; pendinginan berlangsung lebih cepat, ikan tidak menerima
tekanan. Ikan-ikan besar seperti tuna dan ikan-ikan kecil seperti lemuru dan
kembung dapat diperlakukan dengan cara ini.
Air laut didinginkan dengan mesin pendingin yang sudah mulai dijalankan sejak
kapal meninggalkan pelabuhan menuju daerah penangkapan, dengan maksud agar
air sudah cukup dingin pada waktu hasil tangkapan pertama dinaikkan. Sering kali
tangki-tangki diisi dengan sejumlah es sebelum kapal meninggalkan pelabuhan.
2.4
Tahap prerigor terjadi selama 2 jam setelah ikan dimatikan. Tahap ini ditandai
dengan jaringan daging ikan yang masih lembut dan lentur serta adanya lapisan
bening di keliling tubuh ikan yang terbentuk oleh peristiwa pelepasan lendir dan
kelenjar bawah kulit.
Nilai 5 merupakan ambang batas kesegaran ikan. Ciri-ciri ikan yang memiliki
nilai 5 adalah sebagai berikut: bola mata agak cekung, pupil keabu-abuan karena
agak keruh. Insang menampakkan diskolorasi merah muda dan berlendir.Sayatan
daging mulai pudar banyak kemerahan.Pada tulang belakang bau seperti bau asam,
konsistensi agak lunak, mudah menyobek daging dari tulang belakang.
Proses perubahan ikan setelah mati terjadi karena aktivitas enzim, mikroorgnisme
dan kimiawi. Ketiga hal tersebut menyebabkan tingkat kesegaran ikan
menurun.Penurunan tingkat kesegaran ikan ini terlihat dengan adanya perubahan
fisik, kimia dan organ oleptik pada ikan. Setelah ikan mati, berbagai proses
perubahan ini akhirnya ,mengarah pada pembusukan. Urutan proses perubahan
yang terjadi pada ikan adalah perubahan prerigor, rigor, aktivitas enzim, aktivitas
mikroba dan oksidasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Identitas kapal
: a. tgl pembuatan
: 24 juni 2004
5. Panjang Kapal : 13 m
6. Lebar Kapal : 7 m
7. Tinggi Kapal : 10 m
8. Jumlah palka : 13 palka
Mualim 1 :Sukarno
Mualim 2 :Suyoto
KKM :Muhamad ilyas tajudin
Mekanik :Opick
Motoris :Karto
Juru masak :Jusuf Afandi & Imam syarifudin
ABK :6 Orang pekalongan & 22 taruna SMKN 2 Rembang
3.2.3 Perbekalan
Jenis BBM : SOLAR
Jumlah BBM Solar : 73 drem solar,
Beras : 855 kuwintal
Mie Rebus : 15 dus
Air Tawar : 1500 liter
Es : 5 ton
Garam : 10 ton
Perbekalan lain : Minyak goreng, bumbu dapur, sayuran, rokok, alat
dan makanan ringan.
kebersihan,
2. Radio telekominikasi
3. cadangan jaring.
4. fish finder
5. peta laut
Kegiatan yang dilakukan : operasi alat tangkap, penarikan alat tangkap, dan
pengerjaan hasil tangkapan
375 basket.
Fg2 :campuran tongkol, sero, lonco, banyar, cumi, mandel, trunul/ barakuda dll,
592 basket.
Fg3 :campuran tongkol, sero, lonco, banyar, mandel, cumi dll, 1450basket
3.6 PEMBAHASAN
KM SUBER REJEKI BARU adalah kapal yang saya ikuti untuk melaksanakan praktek
kerja industri dari sekolah SMK N 2 REMBANG proses penangkapan ikan di kapal
saya menggunakan alat tangkap purse seine atau pukat cincin yang menjadi fokus
kusus adalah ikan-ikan pelagis atau ikan yang ada di permukaan laut akan tetapi
karena karakter jaring yang sampai ke dasar ikan- ikan yang ada di dasar pun ikut
terperangkap dalam jaring yang menjadikan hasil tangkapan menjadi tidak dapat di
prediksi
Nahkoda bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan dalam pelayaran,
Mualim bertanggung jawab atas kelancaran pengoperasian alat tangkap, di bagian
mesin yang bertanggung jawab adalah KKM atau kepala kamar mesin, kkm dibantu
oleh motoris 1, motoris 2 dan mekanik. Abk bertugas mengoperasikan alat
tangkap.Juru arus bertanggung jawab atas rumpon dan lampu bangkrak, sedangkan
koki bertanggung jawab terhadap perbekalan makanan dan masakan untuk semua
awak kapal.
3. Hauling
Setelah semua bagian jaring di turunkan maka langkah selanjutnya yaitu lakukan
hauling adapun langkah kerjanya sebagai berikut:
l Selanjutnya badan jaring tersebut ditarik oleh ABK secara bersama-sama hingga
bentangan jaring tersebut mengecil, maka hasil tangkapan mengumpul menjadi
satu.
l Setelah kantong jaring mengecil dan ikan berkumpul pada bagian badan jaring
maka ikatlah tali pelampung pada tali yang membentang dari haluan sampai
buritan kapal yang telah disangga oleh tiga tiang penyangga.
l Kapal penampung yang akan mengambil/membeli ikan yang sudah di tangkap
merapat ke kapal penangkap ikan dengan dua utas tali sebagai pengikat antara
kapal penampung dan kapal penangkap ikan ,satu tali di ikat dibagian anjungan
kapal dan satu tali di ikat dibagian buritan kapal hingga kapal penampung berada di
kiri kapal penangkap ikan yang di pisahkan oleh ban bekas untuh mengurangi
geskan antar kapal.
B. Di simpan sendiri
1.Ikan diambil dari kantong jaring, dengan mengunakan serok besar yang ditarik
oleh gardan dan di turunkan di lambung kiri kapal.
2.Kemudian ikan di sortir menurut jenis ikan dan di masukan ke dalam basket
3.Setelah itu ikan di siram/ bersihkan dengan air secukupnya
4.Ikan yang sudah ada di dalam basket kemudian di angkat dan dimasukan kedalam
lobang yang sudah di bersihkan dan di beri es dan garam di bagian bawahnya
5.Setiap 10 basket ikan yang masuk ke lobang di beri garam 1 basket hingga lobang
penuh dan di beri es lagi untuk bagian paling atasnya
6.Setelah lobang satu penuh kemudian ikan yang tersisa di isikan kedalam lobang
yang lain hingga semua lobang terisi penuh (es batu digunakan sebagai sarana atau
untuk mempercepat penggaraman ikan)
Jika ikan yang berdaya jual sudah habis kemudian di masukan ke dalam palkah
ikan yang berdaya jual di lebih rendah dengan ketentuan yang sama hingga palkah
penuh dan di tutup kembali
Jika ikan di atas deck masih banyak kemudian dimasukan kedalam palkah yang
masih kosong hingga semua ikan di atas deck habis.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
a. proses penanganan ikan di atas kapal Harus segera dilakukan agar kesegaran
ikan (mutu ikan tetap bagus ) dan memiliki harga jual yang tinggi
b. Proses proses penyusunan ikan dilakukan untuk menjaga agar ikan tetap segar
dan dapat dikonsumsi walau dengan ketentuan kusus tapi tujuanya sama, yaitu
menjaga gizi pada ikan dengan mementingkan/ mengutamakan ikan yang memiliki
nilai jual yang tinggi di simpan di bagian palig bawah palkah
4.2. Saran
a. Proses penanganan ikan haruslah dilakukan secepat mungkin dan dengan
mengutamakan kebersihan ikan tidak hanya melakukanya dengan sembarangan /
tanpa aturan-aturan tertentu
b. Semoga prakrin yang akan datang waktu pelaksanaanya dapat lebih di
perpanjang agar lebih banyak pengalaman yang di peroleh oleh semua tarunataruni yang mengikutinya