KIMIA DASAR I
DOSEN PENGAMPU :
NURUL KUSUMA DEWI, S.Si, M.Sc.
1. Waktu Praktikum
Sepuluh menit sebelum praktikum dimulai mahasiswa harus sudah hadir
2. Absensi
a. Mahasiswa akan diabsen sebelum praktikum
b. Jika karena sakit atau hal lain mahasiswa tidak dapat mengikuti praktikum, maka
harus melapor kepada asisten dengan membawa surat.
c. Mahasiswa tiga kali tidak melakukan praktiuk tanpa alasan, tidak diperkenankan
mengikuti ujian.
3. Cek alat-alat sebelum dan sesudah praktikum
a. Sebelum praktikum mahasiswa wajib memakai jas labolatorium
b. Mahasiswa yang tidak memakai jas lab tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
c. Sebelum praktikum alat-alat harus di cek, mengenai jumlah dan keadaanya. Bila
terdapa kerusakan atau kekurangan, harap melapor kepada asisten.
d. Bersihkan alat-alat sebelum atau sesudah praktikum
e. Alat-alat yang dipinjamkan selama praktikum menjadi tanggung jawab mahasiswa.
Bila ada yang pecah atau rusak mahasiswa diwajibkan mengganti dengan alat yang
f.
sama.
Setelah praktikum selesai, alat harus dikembalikan dalam keadaan bersih.
4. Petunjuk Praktikum
Petunjuk praktikum harus sudah dipelajari sebelum praktikum dilaksanakan.
PRAKTIKUM I
STOIKIOMETRI
A. TUJUAN
Menentukan stoikiometri asam basa dan MgSO4 - NaOH dengan percobaan
sederhana
B. Dasar Teori
Stoikiometri berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata Stoicheion yang berarti
unsur dan metron, berarti mengukur. Stoikiometri membahas tentang hubungan massa
antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa). Stoikiometri reaksi dalam larutan
adalah banyaknya zat yang terlarut dalam suatu larutan dapat dikatakan dan diketahui jika
volume dan konsentrasi larutan diketahui. Dinyatakan dalam rumus :
M = mol/V
Pada dasarnya, stoikiometri reaksi dalam larutan sama dengan stoikiometri reaksi
pada umumnya yaitu Perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama dengan
koefisien reaksinya. Hitungan stoikiometri dengan salah satu zat dalam reaksi diketahui
dengan jumlah molnya, digolongkan dalam stoikiometri sederhana. Hitungan stoikiometri
dengan pereaksi pembatas campuran pereaksi tersebut disebut ekuivalen jika perbandingan
jumlah molnya sesuai dengan koefisien reaksi.
C. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Termometer
Larutan HCl
Larutan NaOH
Larutan MgSO4
Aquades
D. Cara Kerja
1. Buatlah larutan NaOH 1 M sebanyak 300 mL
2. Encerkan 25 mL HCl dan 250 Ml aquades
3. Stoikiometri asam basa dengan NaOH dan HCl
4. Masukkan 5 mL NaOH 1 M ke dalam tabung reaksi kemudian ukur suhunya
5. Masukkan 15 mL HCl 1 M ke dalam tabung reaksi kemudian ukur suhunya
6. Usahakan kedua larutan suhunya sama sebelum dicampur
Volume
Volume
Ke-
NaOH
HCl
TM (C)
TA (C)
T (C)
Warna
PRAKTIKUM II
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT
A. Tujuan
1. Memahami cara-cara pemisahan dan pemurnian zat
2. Mempelajari cara-cara pemisahan dan pemurnian zat dari campurannya
B. Dasar Teori
Dasar pemisahan campuran zat atau materi dapat dipisahkan dari campurannya
karena campuran tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan
campuran atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai
berikut : Perbedaan ukuran partikel, perbedaaan titik didih, perbedaan kelarutan, perbedaan
pengendapan, difusi, dan adsorbsi. metode pemisahan campuran antara lain filtrasi,
sublimasi kristalisasi, ekstraksi, adsorbsi, dll. filtrasi adalah metode pemisahan zat yang
memiliki ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan alat berpori
(penyaring/filter). Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan
zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim
akan tertinggal. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu
pelarut dan perbedaan titik beku. Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan
melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Adsorbsi merupakan metode
pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan
bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.
C. Alat dan Bahan
1. Erlenmeyer
2. Gelas beaker
3. Pipet tetes
4. Kertas penyaring
5. Corong kaca
6. Air laut
7. Karbon aktif
8. Pewarna makanan
D. Cara Kerja
1. Masukkan 100 mL air laut ke dalam gelas beaker
2. Tambahkan pewarna orange sebanyak 5-6 tetes., kemudian aduklah dan amati
perbahan warnanya, ciumlah baunya dan cobalah rasanya.
3. Tambahkan karbon aktif secukupnya atau 1-3 sendok hingga pekat. Setelah
bercampur amati perubahan warnanya, ciumlah baunya dan cobalah rasanya
4. Terdapat campuran air laut, pewarna dan karbon, kemudian tuangkan kedalam
erlenmeyer dengan corong kaca dan saring dengan kertas saring. Kemudian amati
perubahan warnanya, ciumlah baunya dan cobalah rasanya.
E. Pengamatan
No
Data Percobaan
Warna
Rasa
Bau
PRAKTIKUM III
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
A. Tujuan
Mampu memahami sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
B. Dasar Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka
akan didapat suatu larutan yang mengalami:
1.
2.
3.
4.
Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah
partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit
tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat
koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
C. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
9. Aquades
2. Gelas ukur
10. Garam dapur
3. Gelas beaker
4. Pengaduk
5. Termometer
6. Ember
7. Urea
8. NaCl
D. Cara Kerja
1. Ambillah 5 tabung reaksi
2. Masukkan 5 mL aquades kedalam tabung reaksi
3. Masukkan butir es batu ke dalam gelas beajer kurang lebih 2/3 gelas. Masukkan 5
sendik garam dapur dan aduklah sampai merata
4. Masukkan aquades kedalam campuran es batu. Kemudian ukur suhunya tiap 30
detik dan catat hasilnya.
5. Ambillah 4 tabung reaksi dan isilah dengan
a. 0,6 gr urea dalam 10 mL aquades
b. 1,2 gr urea dalam 10 mL aquades
c. 1,2 gr NaCl dalam 10 mL aquades
d. 2,4 gr NaCl dalam 10 mL aquades
6. Ambillah 5 mL dari masing-masing larutan, masukkan ke dalam campuran es dan
garam
7. Keluarkan tabung reaksi, kemudian ukur suhu setiap 30 detik hingga larutan padat
melebur.
E. Pengamatan
No
Zat Terlarut
Rumus
Massa (gr)
Titik Beku
Molalitas (m)
air
Larutan
PRAKTIKUM IV
LAJU REAKSI
A. Tujuan
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
B. Dasar Teori
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produknya
per satuan waktu, yang dinyatakan dengan persamaan reaksi:
Peraksi (reaktan) ----> hasil reaksi (produk)
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi
molar atau molaritas (M). Dengan demikian maka laju reaksi menyatakan
beekurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi
setiap satu satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam satuan
mol dm-3det-1 atau mol/liter detik.
Laju reaksi ada yang berlangsung sangat lambat, lainnya dengan laju sangat cepat
dan lainnya berada diantaranya. Sebagai contoh dari reaksi lambat adalah kandungan
batu gamping dibawah tanah oleh air yang mengandung karbonsioksida dan
membentuk goa, reaksi ini dapat berlangsung selama berabad-abad. Contoh dari reaksi
cepat adalah ledakan trinitrotoluena (TNT). Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi: Sifat reaktan, Suhu, Keberadaan katalis, Konsentrasi reaktan, Tekanan reaktan
berupa gas, Keadaan ukuran partikel.
C. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tabung reaksi
Erlenmeyer
Pipet tetes
Bunsen
Penjepit
Asam oksalat
KMnO4
Na 2 S2 O2
D. Cara Kerja
9. Aquades
10. HCl
Percobaan 1
KMnO 4
KMnO 4
1. Masukkan :
Na 2 S2 O2
a. 10 ml
kedalam 15 ml HCl + 55 ml aquadest
b. 10 ml
Na 2 S2 O2
c. 10 ml
Na 2 S2 O2
Percobaan
Waktu
Percobaan 2
No
Na 2 S2 O2
V HCL
V Aquades
Waktu
PRAKTIKUM V
KANDUNGAN OKSIGEN TERLARUT (DO = Dissolved Oxygen)
A. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan oksigen terlarut dalam sebuah larutan.
B. Dasar Teori
DO (Dissolved Oxygen) atau Kadar Oksigen terlarut menyatakan kandungan oksigen di
dalam air. Kemampuan air dalam melarutkan oksigen sangat tergantung pada suhu air,
tekanan gas oksigen dan kemurnian air.Oksigen dapat larut dalam air. Molekul-molekul
oksigen menempati ruang di antara molekul air. Kandungan oksigen di dalam air
dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu, tekanan dan jumlah zat yang terlarut di dalam air.
Semakin rendah suhu air, kandungan oksigen yang terkandung semakin besar.
Itulah sebabnya kita merasa lebih segar jika minum air dingin.
Tekanan yang besar dapat memaksa lebih banyak molekul oksigen masuk ke dalam
ruang di antara molekul air.
Umumnya air mengandung 4-6 ppm oksigen, air pegunungan dapat mengandung
sampai 8 ppm oksigen. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini memungkinkan untuk
meningkatkan kandungan oksigen di air sampai dengan 80 ppm
C. Alat dan Bahan
1. Erlenmeyer
9.
H 2 SO 4
2. Tabung reaksi
10.
Na 2 S2 O3
3. Mikro burret
4. Pipet tetes
5. Air sampel
MnSO4
6.
7. KOH
8. KI
D. Cara Kerja
1. Masukkan air sampel sebanyak 40 cc kedalam erlenmeyer secara perlahan jangan
sampai terpercik.
2. Tambahkan 8 tetes
MnSO4