PEMBAHASAN
Pada Bab ini Penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan pada Ny. T dengan
Demam GEA di ruang Melati BLUD RS. Konawe pada tanggal 15 17 Juni 2016. Dengan
Pendekatan Proses Keperawatan yang meliputi Pengkajian Diagnosa Keperawatan, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan
komunikasi tentang data klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu
data dari sumber primer (klien), dan seumber sekunder (keluarga dan tenaga kesehatan) dan
analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 2005). Pengkajian
merupakan komponen dasar dalam proses keperawatan, sehingga dengan pengkajian yang
tepat akan menentukan langkah berikutnya.
Adapun data yang didapat pada Ny. T diantaranya adalah Klien mengeluh BAB
encer secara terus menerus sejak 1 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit., nyeri perut(+)
Faktor pendukung yang ditemukan saat melakukan pengkajian adalah sikap
kooperatif dari klien, sehingga memudahkan perawat melakukan pengkajian. Selain itu,
format pengkajian dari rumah sakit juga sangat membantu proses ini dapat berjalan dengan
lebih mudah. Sedangkan faktor penghambat tidak ditemukkan saat melakuakan pengkajian.
Komplikasi pada kasus yang diderita Ny. T ditemukan beberapa gejala antara lain
dehidrasi sedang, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan berat badan dan asupan makanan tidak adekuat. Berdasarkan pengkajian
pada Ny. T tidak ditemukan kesenjangan antara teoritis dan kasus.
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon actual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mempunyai lisensi dan kompeten untuk
mengatasinya. Diagnose keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan dari hasil pengkajian dan analisa data baik berdasarkan teori maupun
kasus maka dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan.
Secara umum yang termuat dalam teori keperawatan berdasarkan NANDA, 2015
klien dengan demam GEA diagnose keperawatan yaitu :
1. Resiko defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasukan yang kurang,
pengeluaran yang berlebihan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
berat badan dengan asupan makanan yang tidak adekuat.
3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi bakteri
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan
Berdasarkan pengkajian dan analisa data yang dilakukan terhadap Ny. T. ditemukan
ada 3 diagnosa yaitu :
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan,seringnya BAB dan encer`
Diagnosa ini bisa ditegakkan bila ditemukan data menurut teori yaitu perubahan tandatanda vital Tekanan darah, nadi, suhu tubuh, terdapatnya tanda-tanda dehidrasi berupa
elastisitas turgor kulit menurun, membran mukosa kering dan adanya rasa haus yang
berlebihan. Pada kasus Ny. T ditemukan adanya perubahan tanda-tanda vital Tekanan
darah, nadi, suhu tubuh, terdapatnya tanda-tanda dehidrasi berupa elastisitas turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, sehingga hal ini sejalan dengan teori.
2. Nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen, diare dan muntah sekunder akibat
dilatasi vaskuler dan hiperperistaltik.
Diagnosa ini bisa ditegakkan bila ditemukan data menurut teori yaitu klien menunjukan
perubahan verbal dan non verbal akibat nyeri yang dirasakan. Klien tidak dapat
beristirahat, klien Nampak menahan nyeri. Pada kasus Ny. T ditemukan data yang sama
dengan teori yaitu Klien mengatakan nyeri daearah abdomen, Keluhan nyeri bertambah
jika klien beraktivitas, Klien Nampak nyeri dengan skala 4 (skala 1-10) dan terjadinya
perubahan TTV : Tekanan darah
Faktor penghambat dalam tahap ini yaitu perawat pengelola/ penanggung jawab tidak
berada/ dines 24 jam dirumah sakit sehingga pemberian asuhan keperawatan dilimpihkan
pada rekan sejawat yang bertugas.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi meliputi
hasil dan proses pada kasus ini menunjang adanya kemajuan atau keberhasilan dari masalah
yang dihadapi oleh klien / keluarga. Dalam teori akan timbul keadaan yang berupa tandatanda yaitu :
-
Apakah timbul masalah baru yang sebelumnya tidak ada dan hal ini perlu diadakan
pengkajian dan perencanaan ulang untuk mengatasinya.
Selama perawatan yang dilakukan selama 3 hari, dari 3 diagnosa yang ditegakkan
dan semua diagnosa teratasi sepenuhnya dimana tujuan dan kriterianya juga tercapai.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada studi kasus ini maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian kasus yang diderita Ny. T. penyebab terjadinya Gastroenteritis Akut
dikarenakan klien kadang tidak cuci tangam sebelum makan, klien mengalami nyeri
abdomen, BB menurun dari normal, dan terdapat tanda-tanda dehidrasi. komplikasi pada
kasus yang diderita Ny. T ditemukan beberapa gejala antara lain ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan berat badan dan asupan
makanan tidak adekuat. Berdasarkan pengkajian pada Ny. T tidak ditemukan kesenjangan
antara teoritis dan kasus.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus ini terdapat 3 diagnosa keperawatan
yaitu: Defisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan,seringnya BAB dan
encer; Nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen, diare dan muntah sekunder akibat
dilatasi vaskuler dan hiperperistaltik dan ; Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis. Pada konsep dasar teori dan kasus yang menjadi prioritas utama
diagnosa keperawatan adalah Defisit volume cairan berhubungan dengan output
berlebihan,seringnya BAB dan encer.
3. Perencanaan keperawatan dari ketiga diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat rencana
keperawatan sebagai tindakan pemecahan masalah keperawatan di mana penulis membuat
rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan tujuan dan
kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang tepat, pada perencanaan ini tidak jauh
beda antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang dilaksanakan atas dasar teori yang dimuat
pada bab II.
4. Semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada rencana yang telah dibuat
terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul sehingga tindakan
keperawatan dapat tercapai pada asuhan keperawatan yang dilaksanakan dengan menerapkan
komunikasi therapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-teori
yang ada di dalam rencana keperawatan.
5. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi meliputi hasil dan
proses pada kasus ini menunjang adanya kemajuan atau keberhasilan dari masalah yang
dihadapi oleh klien/keluarga.
6. Setelah melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, mengintervensi dan mengevaluasi,
maka penulis melakukan pendokumentasian terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
kepada Ny. T (58 tahun), pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan penulis
adalah identifikasi klien dan data demografi klien, riwayat keperawatan saat masuk, diagnosa
keperawatan, rencana asuhan keperawatan, catatan mengenai tindakan asuhan keperawatan
dan catatan perkembangan klien, riwayat medis, laporan mengenai pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik.