: 02 Februari 2011
Tanggal operasi
: 02 Februari 2011
Tempat praktek
: Ruangan OK RS BLUD
Identitas
Nama pasien
: Nn.E
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 26 Tahun
Status perkawinan
: Belum kawin
Agama
: Kristen
Suku
: Batak
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat rumah
Diagnose medic
: Lobam
: Appendiksitis
2. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri disekitar bagian perut kuadran 8. Klien mengatakan nyeri dirasakan
terus-menerus, nyeri hilang timbuldalam waktu lama,nyeri berat(7 - 10). Klien juga mengatakan
ada rasa mual dan muntah
3. Riwayat penyakit
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit. Pada tanggal 27 januari 2011
klien mengatakan nyeri berat di perut sebelah kanan bawah. Kemudian klien mengatakan susah
mrnggerakkan kaki sebelah kanan dan susah berjalan. Klien juga mengatakan ada rasa mual dan
muntah. Klien sebelumnya sudah pernah mendapat perawatan di Rumah Sakit Tg.Uban pada
tanggal 25 januari 2011. Kemudian klien dirujuk ke RS BLUD Tanjungpinang untuk dilakukan
appendiktomi.
4. Keadaan psikologis
Klien tampak cemas dan selalu berdoa. Klien mengatakan rasa cemas jika terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan. Klien berharap operasinya akan berjalan lancar dan cepat. Klien juga
berharap cepat sembuh dan dapat bekerja lagi.
5. Informed concent
Informed concent ditanda tangani oleh keluarga klien pada tanggal 27 januari 2011:
Nama
: Ny. S
: Lobam
Pekerjaan
: Wiraswasta
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tingkat kesadaran
: compos mentis
GCS
:E
:4
:6
:5
: 15
Inspeksi
: klien terpasang infuse R/L 20 tetes per menit pada tangan sebelah
tangan kanan
: Pada daerah perut kanan bawah bila ditekan akan terasa nyeri dan : bila tekanan dilepas juga
akan terasa nyeri (Blumberg sign).
Status lokalis
a) Mc.burney :
(1) Nyeri tekan (+)
(2) Nyeri lepas (+) rangsang peritoneum
(3) Nyeri ketok (+)
b) Defens muskuler (+) m.rektus abdominis
c) Rovsing Sign (+) pada penekanan perut bagian kontra Mc Burney (kiri) terasa nyeri di Mc
Burney karena tekanan tersebut merangsang peristaltik usus dan juga udara dalam usus, sehingga
bergerak dan menggerakan peritoneum sekitar appendiks yang sedang meradang sehingga terasa
nyeri.
d) Psoas sign (+) m psoas ditekan maka akan terasa sakit di titik Mc Burney (pada appendiks
retrocaecal) karena merangsang peritoneum sekitar appendicitis yang juga meradang.
e) Obturator sign (+) fleksi dan endorotasi articulatio costa pada posisi supine, bila nyeri
berarti kontak dengan m obturator internus, artinya appendiks di pelvis.
f) Peritonitis umum (perforasi) :
(1) Nyeri di seluruh abdomen
(2) Pekak hati hilang
(3) Bising usus hilang
g) Rectal touche : nyeri tekan pada jam 9 12
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan hematologi
HB
: 14,9 gr%
Leukosit
: 7500 mm3
Eritrosit
: 5,0 jt/mm3
Trombosit
: 340.000 mm3
PCV
: 43 V%
Pemeriksaan Urine
Eritrosit
: 0-2 /Lp
Leukosit
: 4-5 /Lp
Epitel
: 5-10 /Lp
: 107 mg/dl
Rontgen
8. Persiapan Klien
a.
c.
d. Lavemen
e.
f.
: 2 buah
: 2 buah
Calpel no 4
: 1 buah
Calpel no 2
: 1 buah
Gunting benang
: 1 buah
Gunting jaringan
: 1 buah
Duk klem
: 1 buah
Klem koher
: 7 buah
: 4 buah
Pinset anatomis
: 2 buah
Pinset sirugis
: 2 buah
Bab cock
: 2 buah
Clem alles
: 2 buah
Mickrolitz
: 3 buah
Kanul suction
: 1 buah
Pisau operasi no 2
: 1 buah
Peripare
: 1 buah
Needle holder
: 1 buah
Kom kecil
: 1 buah
Bengkok
: 1 buah
Selang suction
: 1 buah
Gaun Operasi
Duck Besar
: 2 buah
Puck sedang
: 4 buah
Jas operasi
: 4 buah
Hand scone
: 4 buah
Alat Penunjang
Diatmi congulation
: 1 buah
Oksimeter
: 1 buah
: 1 buah
Monitor
: 1 buah
Lampu operasi
: 1 buah
Meja instrument
: 2 buah
Benang
Cromic
:1
Plain
: 1, 2/0
Silk
: 1, 2/0, 3/0
Polypropylene
: 3/0
: dr. Robert.Sp.B
Asisten
Perawat sirkulasi
Ahli anastesi
Jenis anastesi
: Anastesi Spinal
Obat anastesi
10:30 BBWI
10:39 BBWI
10:45 BBWI
10:45 BBWI
10:48 BBWI
10:49 BBWI
10:50 BBWI
menggunakan antiseptic hybrid scrub dengan teknik steris lalu dibilas dengan alcohol 96%
(scrubbing)
: Operator dan asisten operasi memakai jas operasi(gowning), selanjutnya memakai sarung
tangan steril(gloving)
: Asisten operator mendesinfeksi daerah insisi dengan bethadine (iodium providone)10%.
Dimana tubuh klien ditutup dengan kain steril yang dimulai dari kaki, bagian kepala samping
kanan dan kiri, untuk membentuk batas tegas operasi atau daerah insisi.
: Operator melakukan insisi, mulai dari bagian kulit kutis, sub kutis, fasia, otot selanjutnya
peritoneum. Selanjutnya usus di eksplorasi sehingga appendik dapat dikeluarkan lalu dijepit
dengan klem pean lurus selanjutnya diikat pada bagian pangkal appendik dengan benang silk 3/0.
Selanjutnya appendik dipotong, bagian appendik yang telah dipotong lalu dijahit dengan benang
silk 2/0. Setelah itu usus dimasukkan kembali ke dalam rongga peritoneum lalu dijahit dengan
benang cromic1, otot:plain 1, fasia:silk 2/0, subkutis:plain 2/0 dan kutis :silk 3/0,1. Selanjutnya
insisi di bersihkan dan ditutup oleh kasa steril yang sudah diberi bethadine10% lalu diplester.
Operator dan asisten melepas jas operasi, mencuci tangan . Perawat instrument mencuci alat-alat
dan membersihkan kamar operasi.
11:20 BBWI
: 117/79 mmHg
Nadi
: 68 x/menit
Suhu
: 25,7 C
Pernafasan
: 18x/ menit
Saturasi
: 98
: 110/80 mmHg
Suhu
: 36, 2 C
Nadi
: 86 x / menit
Pernafasan
: 20 x / menit
b. Instruksi dokter
c.
Bedrest
: total
Diit
: bubur saring
Terapi medis
Remopain
: 2x1
Cedacilin
: 2x1
Ranitidine
: 2x1
Ketorolax
: 2x1
Analisa data
No
Data
Etiologi
Problem
.
1.
Tindakan
Data subyektif
Klien
mengatakan
lemas
untuk
bergerak
Data obyektif
Klien tampak lemah
Deficit
perawatan
diri
operasi
Adanya Insisi
Data subyektif
diri
Tindakan
Hipotermi
operasi
Pemberian
anastesi
Pengaruh
anastesi
Suhu ruangan
Perubahan suhu
tubuh
3.
Data Subyektif
Klien mengatakan asupan nutrisi
Asupan nutrisi
Resiko
berkurang
infeksi
tinggi
berkurang
Klien mengatakan tubuhnya lemah
Data Obyektif
Terdapat luka insisi P :5cm
Daya tahan
tubuh menurun
Infasi mikro
organism
Resti infeksi
Diagnose keperawatan
Tujuan
Intervensi
Kriteria hasil
1.
Hipotermi berhubungan
Tujuan
yang dingin
Kriteria Hasil
1. Monitor TTV
1. Seba
mene
2. Bisa
2. Berikan kompres hangat jika
tubuh
perlu
3. Sian
3. Pantau adanya tanda-tanda
dingi
hipot
2.
Defisit
perawatan
berhubungan
mela
Criteria Hasil:
darah
keseh
2. Untu
dari
meni
3. Aga
3. Berikan HE pada klien dan
dapa
menj
4. Aga
dapa
menj
4. Berikan HE pada klien dan
5. Aga
tersa
kebersihan diri.
koop
kebe
5. Berikan pujian pada klien
tentang kebersihannya.
3.
berhubungan dengan,luka
infeksi
1. Seba
pene
2. Peng
lapangan
operasi yang
kemerahan).
mungkin ada.
menc
sehin
dapa
pertu
organ
3. Oba
mera
sehin
Seda
3. Beri
obat
pencahar
sehari mera
meng
ruptu
4. Kuli
mem
terha
organ
Implementasi Keperawatan
No.
1.
Diagnose keperawatan
Hipotermi berhubungan dengan
Implementasi
1. Melakukan Monitor TTV
S: klien menga
menggigil,ked
O: klien tampa
2. Memantau adanya tanda-tanda sianosis dan
raba akral
:tanda-tanda
TD : 110/80 m
N : 84x/meni
RR : 20x/meni
S
: 36C
A: masalah hip
P: intervensi d
2.
S :klien menga
O: klien dan ke
keluarga
2. Menganjurkan keluarga untuk membantu
klien menjaga kebersihan tubuh
3.
mengerti
A: masalah ter
P : intervensi d
S : klien meng
O : klien tamp
A : masalah ter
tubuh
P : intervensi d
Daftar pustaka
1.Doenges, Marylinn E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
2.Henderson, M.A. (1992), Ilmu Bedah Perawat, Yayasan Mesentha Medica, Jakarta.
3.Schwartz, Seymour, (2000), Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC. Jakarta.
4.Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Volume 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta