DAERAH
KELOMPOK 3 :
1. YUANA NADA AULIA
B. 231.13.0052
2. AGUNG TRI W
B. 231.13.0120
3. RANDY SETYAWAN
B. 231.13.0160
4. AHMAD ULUMI
B. 231.13.0016
UNIVERSITAS SEMARANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
berkatnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun
untuk melengkapi kolesi atau referensi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam
menambah koleksi buku untuk menambah wawasan tentang Manajemen Keuangan
khususnya yang berkaitan dengan Manajemen Piutang.
Penulisan ini diharapkan mahasiswa lebih memahami secara detail tentang pajak
hiburan, pajak hotel dan pajak restoran yang berlaku di semarang. Dalam penulisan ini kami
mencari referensi dari berbagai buku, jurnal dan informasi-inforasi lain sehingga lebih
menambah wawasan dalam penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Hal
2
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
5-8
2. Pajak Hiburan
9-13
3. Pajak Restoran
14-16
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
PAJAK HOTEL
PENGERTIAN
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/
beristirahat, memperoleh bayaran, dan/atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran,
termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama,
kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Pengusaha Hotel, adalah orang atau badan hukum yang menyelenggarakan usaha
hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi
tanggungannya.
Pembayaran, adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima atas pelayanan
sebagai pembayaran yang dilakukan oleh pengunjung kepada hotel.
Pajak Hotel, adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran kepada hotel.
(4) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a
angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa dikenaikan sebesar 25% (dua puluh lima
persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
(5) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
(6) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dikenakan jika Wajib Pajak
melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan
idak ada kredit.
(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar
2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka
waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
PAJAK HIBURAN
10
6. Harga tanda masuk, selanjutnya disingkat HTM, adalah bayaran nilai uang yang tercantum
pada tanda masuk yang harus dibayar oleh penonton atau pengunjung.
(1) Dasar pengenaan Pajak adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima
oleh Penyelenggara Hiburan.
11
(2) Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
Potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa Hiburan.
BesarnyaTarif Pajak untuk setiap jenis hiburan adalah:
a. untuk jenis pertunjukkan dan keramaian umum yang menggunakan film dan hiburan
kesenian rakyat/tradisional ditetapkan sebesar 10%;
b. untuk pertunjukkan musik, tari, sirkus, pameran seni, pameran busana, kontes kecantikan
ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen);
c. untuk penyelenggaraan diskotek dan klab malam ditetapkan sebesar 35% (tiga puluh lima
persen) dari pembayaran;
d. Untuk penyelenggaraan karaoke ditetapkan 25% (dua puluh lima persen) dari pembayaran
e. untuk permainan, billiard, dan bowling ditetapkan sebesar 15%(lima belas persen) dari
pembayaran;
f. untuk permainan golf ditetapkan sebesar 30%(tiga puluh persen) dari pembayaran;
g. untuk permainan ketangkasan dan sejenisnya ditetapkan sebagai berikut :
a) Golongan A 30% (tiga puluh persen) dari pembayaran; dan
b) Golongan B 15% (lima belas persen) dari pembayaran.
h. panti pijat, mandi uap/spa dan sejenisnya ditetapkan sebesar 35%(tiga puluh lima persen)
dari pembayaran;
i. pertandingan olah raga ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari pembayaran; dan
j. pusat kebugaran (fitness center), refleksi dan sejenisnya ditetapkan sebesar 15% (lima belas
persen) dari pembayaran.
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN WILAYAH PEMUNGUTAN
Masa Pajak adalah jangka waktu tertentu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.
Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pelayanan di tempat Hiburan.
13
(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar
2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka
waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
(4) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a
angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima
persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa denda sebesar 2% (dua persen)
sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.
(5) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
(6) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dikenakan jika Wajib Pajak
melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan
14
PAJAK RESTORAN
Pengertian
Restoran adalah Fasilitas penyedia makanan dan/ atau minuman dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, bar, dan sejenisnya termasuk juga jasa
boga dan catering
Warung adalah Fasilitas penyedia makanan dan/ atau minuman dengan dipungut
bayaran yang berada di Lingkungan Pemukiman Masyarakat dan sejenisnya;
Kantin adalah Fasilitas penyedia makanan dan/ atau minuman dengan dipungut
bayaran yang berada di Lingkungan Kantor, Sekolah, Pabrik, Rumah Sakit dan sejenisnya.
(1) Wajib
Pajak
memenuhi
kewajiban
16
perpajakannya
dengan
menggunakan
(2) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Walikota dapat
menerbitkan :
a. SKPDKB dalam hal :
1) Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang
terutang tidak atau kurang bayar;
2) Jika SPTPD tidak disampaikan kepada Walikota dalam jangka waktu
tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada
waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran;
3) Jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang
dihitung secara jabatan.
b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap
yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang;
c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit;
(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a angka 1) dan angka 2) dikenakan sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat
dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak
saat terutangnya pajak.
(4) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a
angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa dikenaikan sebesar 25% (dua puluh
lima persen) dari pokok pajak ditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk
jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya
pajak.
(5) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBT sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
(6) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dikenakan jika Wajib Pajak
melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.
17
18