RIGHT ISSUE
B.231.13.0052
B.231.13.
B.231.13
RANDY SETYAWAN
B.231.13
ANDRI PINOTOAN
B.231.13
PENDAHULUAN
Pengertian
Rigths Issue adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang
namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas
untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani
proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham
simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak
tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan
jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional. (wikipedia)
Right issue adalah salah satu bentuk corporate action yang dilakukan oleh
perusahaan saat hendak melepaskan/menjual saham ke publik (Initial Public
Offering = IPO). Mekanismenya, perusahaan tersebut menjual hak beli kepada
publik/pemegang saham yang sudah ada, sehingga si pemegang hak beli tersebut
pada periode yang telah ditetapkan berhak melakukan pembelian saham sesuai
dengan harga yang telah ditetapkan. (sederhana)
Tujuan Right Issue
Banyak informasi yang mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan
transaksi, salah satunya adalah informasi mengenai aksi korporasi (corporate
action). Aksi korporasi (corporate action) merupakan aktivitas emiten yang
berpengaruh terhadap jumlah lembar saham yang beredar, komposisi kepemilikan
saham, risiko sistematis saham serta pergerakan harga saham. Oleh karena itu
calon investor harus mencermati sinyal yang dilempar emiten tersebut supaya tidak
terjadi kesalahan interpretasi yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan
yang salah.
Tujuan dilakukannya aksi korporasi (corporate action) oleh perusahaan
emiten adalah untuk meningkatkan modal perusahaan, membayar hutang yang telah
jatuh tempo, ekspansi usaha, meningkatkan likuiditas perdagangan saham serta
tujuan lainnya. Salah satu aksi korporasi (corporate action) yang dilakukan para
emiten untuk mendapatkan dana segar untuk tujuan-tujuan di atas adalah dengan
melakukan penerbitan saham baru (right issue).
Menurut Ghozali dan Solichin (2003) ada dua alasan bagi perusahan
melakukan penerbitan saham baru (right issue), yaitu dengan penerbitan saham
baru (right issue) dapat mengurangi biaya karena emiten tidak harus membayar fee
untuk jasa penjamin (underwriter) dan penerbitan saham baru (right issue)
menyebabkan jumlah saham perusahaan bertambah sehingga diharapkan dengan
langkah tersebut akan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan, yang berarti
meningkatkan likuiditas saham.
Dengan adanya hak memesan efek terlebih dahulu (preemptive right), para
investor lama dapat mempertahankan proporsi kepemilikan mereka. Apabila para
investor lama tidak menggunakan haknya tersebut, maka mereka dapat menjual
right yang dimilikinya kepada pihak lain.
5. Exercise date
Tanggal jatuh tempo atas pelaksaan risght issue.
6. Allotment date
Tanggal penentuan jatuh investor yang mendapatkan right dan berapa besar
tambahan saham baru akibat right issue
7. Listing date
Tanggal right itu pertama kalinya diperdagangkan di bursa atau tanggal dimana
penambahan saham akibat right tersebut diperdagangkan di bursa efek.
Harga pelaksanaan right issue merupakan harga pelaksanaan yang harus di
bayar investor untuk mengkonversikan haknya tersebut ke dalam saham. Umumnya
harga pelaksanaan right issue dibawah harga saham yang berlaku. Hal ini,
dimungkinkan sebagai tarikan agar investor mau membelinya. Right itu sendiri
mempunyai harga dipasar, harga terbentuk dari penawaran yang terjadi.
Informasi penting lainnya adalah rasio dari pelaksanaan right issue,
penentuan rasio ini sangat ditentukan dari berapa besar dana yang dibutuhkan dan
kemampuan investor lama memenuhinya. Jadi, rasio ini merupakan komposisi
berapa besar hak pemegang saham lama mendapatkan kesempatan memesan efek
terlebih dahulu. Right ratio yang biasanya digunakan di Indonesia adalah 2 : 1 yang
berarti bahwa dua saham lama mendapatkan hak memesan satu saham baru.
Konsekuensi penambahan sahama akibat kebijakan penerbitan right ini
mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama yang tidak melakukan konversi
rightnya. Penurunan nilai ini terjadi karena harga pasar biasanya terkoreksi dengan
adanya kebijakan ini. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang timbul kita harus
memperhatikan informasi waktu, harga dan rasio penerbitan right tersebut.