Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah
sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya
yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak.
Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah
perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam
juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski demikian, bangsa
Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia.
Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan
dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dlam
menciptakan suasana damai. Salah satu unsur penting dalam membangun masyarakat
demokartis ke dalam peranan negara. Negara demokratis adalah yang ikut terlibat dalam
pertumbuhan masyarakat demokratis, pada saat yang sama masyarakat demokratis harus
bersinergi dengan negara dalam pembangunan peradaban demokrasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah Naturalisasi ?
2.
Syarat- syarat memperoleh
naturalisasi?
3.
Contoh-contoh pelaku
naturalisasi ?
4.
Dampak Positif, dan negative
naturalisasi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Naturalisasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui syarat-syarat memperoleh naturalisasi
3. Mahasiswa dapat mengetahui contoh-contoh pelaku naturalisasi
4. Mahasiswa dapat mengetahui dampak positif dan negative

BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NATURALISASI
B. TUJUAN NEGARA
Tujuan sebuah Negara dapat bermacam-macam,antara lain:
a. Memperluas kekuasaan

b. Menyelenggarakan ketertiban hukum


c. Mencapai kesejahteraan hokum
Beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan sebuah Negara :
a. Plato
Tujuan
Negara
adalah
memajukkan
kesusilaan

manusia,sebagai

perseorang(individu)atau sebagai makhluk social


b. Thomas Aquina dan Agustinus
Tujuan Negara adalah untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan
tentramdengan taat kepada Tuhan,karena pemimpin Negara menjalankan
kekuasaan hanya berdasarkan kekuasaan Tuhan yang diberikan kepdanya.
c. Ibnu Arabi
Tujaun Negara adalah agar manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan
baik dauhdari sengketa ataupun perselisihan.
d. Ibnu Khaldum
Tujuan Negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan agama dan dunia yang
bermuara pada kepentingan akhirat.
Dalam konteks Negara Indonesia,tujuan Negara adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadidan keadilan
social sebagaimana tertera/tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
C. UNSUR UNSUR SEBUAH NEGARA

Suatu Negara harus memiliki tiga unsur penting yaitu : Rakyat,Wilayah


dan Pemerintah.
A. Wilayah Atau Daerah
a. Daratan
Wilayah daratan ada di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di dalam
tanah dibawah permukaan bumi. Artinya, semua kekayaan alam yang terkandung
di dalam bumi dalam batas-batas negara adalah hak sepenuhnya negara pemilik
wilayah.
b. Lautan
Lautan yang merupakan wilayah suatu negara disebut laut teritorial negara itu,
sedangkan laut di luarnya disebut laut terbuka atau laut bebas. Tidak ada
ketentuan dalam hukum internasional yang menyeragamkan lebar laut teritorial
setiap negara. Kebanyakan negara secara sepihak menentukan sendiri wilayah
lautnya.

c.

Udara

Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan lautan negara itu.
Kekuasaan atas wilayah udara suatu negara itu pertama kali diatur dalam
Perjanjian Paris pada tahun 1919 (dimuat dalam Lembaran Negara Hindia
Belanda No.536/1928 dan No.339/1933).

d. Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah tempat-tempat yang menurut hukum internasional
diakui sebagai wilayah kekuasaan suatu negara meskipun tempat itu berada di
wilayah negara lain.
B. Rakyat
Rakyat (Inggris: people; Belanda: volk) adalah kumpulan manusia yang hidup
bersama dalam suatu masyarakat penghuni suatu negara, meskipun mereka ini
mungkin berasal dari keturunan dan memiliki kepercayaan yang berbeda. Selain
rakyat, penghuni negara juga disebut bangsa. Para ahli menggunakan istilah
rakyat dalam pengertian sosiologis dan bangsa dalam pengertian politis. Rakyat
adalah sekelompok manusia yang memiliki suatu kebudayaan yang sama,
misalnya memiliki kesamaan bahasa dan adat istiadat.
C. Pemerintah yang berdaulat
Istilah Pemerintah merupakan terjemahan dari kata asing Gorvernment (Inggris),
Gouvernement (Prancis) yang berasal dari kata Yunani yang berarti
mengemudikan kapal (nahkoda). Dalam arti luas, Pemerintah adalah gabungan
dari semua badan kenegaraan (eksekutif, legislatif, yudikatif) yang berkuasa
memerintah di wilayah suatu negara. Dalam arti sempit, Pemerintah mencakup
lembaga eksekutif saja.
D. Pengakuan Dari Negara Lain
Pengakuan oleh negara lain didasarkan pada hukum internasional. Pengakuan itu
bersifat deklaratif atau evidenter, bukan konstitutif. Adanya pengakuan dari
negara lain menjadi tanda bahwa suatu negara baru yang telah memenuhi
persyaratan konstitutif diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan antar
negara.
D. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA

A. Teori kontrak sosial (sosial kontrak)


Beranggapan bahwa negara di bentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian
masyarakat dalam tradisi sosial masyarakat. Penganut pemikiran ini antara lain,
Thomas Hobbes, John Locke, dan J. J. Rousseau.
a. Thomas Hobbes
Menurut beliau kehidupan manusia terpisah dalam dua zamanyakni keadaan
sebelum ada negara atau keadaan alamiah dan keadaan setelah ada negara. Bagi
Hobbes keadaan alamiyah sama sekali bukanlah keadaan yang aman, sejahtera,
tanpa hukum, dan tanpa ikatan sosial antar individu, karena menurut beliau
dibutuhkan perjanjian bersama individu yang tadinya dalam keadaan alamui
berjanji menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimiliki pada seseorang atau
negara.
b. John Locke
John locke menuturkan tidak semua hak manusia diserahkan kepada raja.
Seharusnya ada beberapa hak tertentu (yang diberikan alam) tetap melekat
padanya. Hak yang tidak diserahkan itu adalah hak azasi manusia yang terdiri:
hak hidup, hak kebebasan dan hak milik. Hak-hak itu harus dijamin raja dalam
UUD negara. Menurutnya, negara sebaiknya berbentuk kerajaan yang berundangundang dasar
c. J. J. Rousseau
Menyatakan bahwa

setelah

menerima

mandat

dari

rakyat,

penguasa

mengembalikan hak-hak rakyat dalam bentuk hak warga negara (civil rights). Ia
juga menyatakan bahwa negara yang terbentuk oleh Perjanjian Masyarakat harus
menjamin kebebasan dan persamaan. Penguasa sekadar wakil rakyat, dibentuk
berdasarkan kehendak rakyat (volonte general). Maka, apabila tidak mampu
menjamin kebebasan dan persamaan, penguasa itu dapat diganti.
B. Teori Ketuhanan (Teokrasi)
Para

raja

mengklaim

sebagai

wakil

Tuhan

di

dunia

yang

mempertanggungjawabkan kekuasaannya hanya kepada Tuhan, bukan kepada


manusia. Praktik kekuasaan model ini ditentang oleh kalangan monarchomach
(penentang raja). Menurut mereka, raja tiran dapat diturunkan dari mahkotanya,
bahkan dapat dibunuh. Mereka beranggapan bahwa sumber kekuasaan adalah
rakyat.

Dalam sejarah tata Negara Islam, pandangan teokratis serupa pernah dijalankan
oleh raja-raja muslim sepeninggalan Nabi Muhammad SAW. Serupa dengan rajaraja di Eropa Abad pertengahan, raja-raja muslim merasa tidak harus
mempertanggungjawabkan kekuasaannya kepada rakyat, tetapi langsung kepada
Allah. Paham teokrasi Islam ini pada akhirnya melahirkan doktrin politik Islam.
Pandangan ini berkembang menjadi paham dominan bahwa dalam Islam tidak ada
pemisahan antara agama (church) dan Negara (state). Menurut pandangan
modernis muslim, kekuasaan dalam Islam harus dipertanggungjawabkan baik
kepada Allah maupun rakyat.
C. Teori Kekuatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa Negara terbentuk karena adanya
dominasi Negara kuat melalui penjajahan. Kekuatan menjadi pembenaran (raison
dentre) dari terbetnuknya sebuah Negara. Terbentuknya suatu Negara karena
pertarungan kekuatan di mana sang pemenang memiliki kekuatan untuk
membentuk sebuah Negara.
Teori ini berawal dari kajian antropologispara atas pertikaian yang terjadi di
kalangan suku-suku primitive. Di awal abad ke20, dijumpai banyak penguasa
colonial. Negara Malaysia dan Brunei Darussalam bisa dikategorikan ke dalam
jenis ini.
E. BENTUK NEGARA
Negara terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Negara Kesatuan
(unitarianisme) dan Negara Serikat (Federasi).
A. Negara Kesatuan
Bentuk suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat
yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam pelaksanaanya,
Negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam system pemerintahan: Sentral
dan Otonomi. System pemerintahan yang langsung dipimpin oleh pemerintah
pusat, Model pemerintahan Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.
Desentralisasi adalah kepada daerah diberika kesempatan dan kewenangan untuk
mengurus urusan pemerintah di wilayahnya sendiri. Sistem ini dikenal dengan
istilah otonomi daerah atau swatantra. System pemerintahan Negara Malaysia dan
pemerintahan pasca Orde Baru di Indonesia.

B. Negara Serikat
Negara Serikat atau federasi merupakan bentuk Negara gabungan yang terdiri dari
beberapa Negara bagian dari sebuah Negara serikat. Pelaksanaan dan mekanisme
pemilihannya, bentuk Negara dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok :
Monarki, Oligarki, dan Demokrasi.
a. Monarki
Model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Monarki memiliki dua
jenis: monarki absolut dan monarki konstitusional. Monarki absolute adalah
model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan satu orang raja atau
ratu. Seperti contohnya Arab Saudi. Sedangkan monarki konstitusional adalah
bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahannya (perdana menteri)
dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi Negara. Seperti contohnya Malaysia,
Thailand, Jepang, dan Inggris. Model monarki konstitusional ini, kedudukan raja
hanya sebatas symbol Negara.
b. Oligarki
Pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan
atau kelompok tertentu.
c. Demokrasi
Bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan rakyat atau mendasarkan
kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui mekanisme pemilahan
F. FUNGSI NEGARA
Hal yang dimaksud fungsi negara adalah tugas daripada organisasi negara
untuk di mana negara itu diadakan. Mengenai fungsi negara ini ada bermacammacam pendapat, seperti Montesquieu, Van Vallenhoven, dan Goodnow. Negara
terlepas dari ideologinya itu menyelenggarakan beberapa minimum fungsi yang
mutlak perlu, yaitu sebagai berikut.
Melaksanakan penertiban
Negara dalam mencapai tujuan bersama dan untuk mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat harus melaksanakan penertiban. Jadi, dalam hal ini negara bertindak sebagai
stabilitator.

Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

Setiap negara selalu berusaha untuk mempertinggi kehidupan rakyatnya dan mengusahakan
supaya kemakmuran dapat dinikmati oleh masyarakatnya secara adil dan merata.
Pertahanan
Pertahanan negara merupakan soal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu
negara. Untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar diperlukan pertahanan maka dari itu
negara perlu dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
Menegakkan keadilan
Keadilan bukanlah suatu status melainkan merupakan suatu proses. Keadilan dilaksanakan
melalui badan-badan pengadilan.

7. PENGERTIAN KEWARGANEGARAAN
Warganegara dapat diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk
yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukan nya sebagai
orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, kaarena warga negara
mengandung arti peserta, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dari kekuatan
bersam, atas dasar tanggungjawab bersama dan untuk kepentingan bersama. Untuk itu setiap
warga negara mempunyai persamaan hak didepan hukum, kepastian hak, privacy, dan
tanggung jawab.
Sejalan dengan definisi diatas, AS Hikam pun mendefinisikan bahwa warga negara yang
merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk negara itu sendiri. Menurutnya ini lebih baik daripada istilah kawula negara,
karena kawula negara itu mempunyai makna orang yang dimiliki dan mengabdi kepada
pemiliknya.
Secara singkat, Koerniatmanto S., mendetinisikan warga negara dengan anggota negara.
Sebagai anggota negara, seorang warganegara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap
negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik antara
negaranya.
Dalam konteks Indonesia , istilah warga negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26)
dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undung-undang
sebagai warga negara. Selain itu, sesuai dengan pasal 1 UU No. 22/1958 dinyatakan bahwa

warga negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan


dan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 agustus
1945.

UNSUR-UNSUR YANG MENENTUKAN KEWARGANEGARAAN


A. Unsur Darah Keturunan (Ius Sanguinis)
Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkan menentukan kewarganegaraan
seseorang . artinya orang dilahirkan dari orang tua yang berwarganegara Indonesia, ia dengan
sendirinya warga negara indonesia. Prinsip ini adalah prinsip asli yang berlaku sejak dahulu
yang diantaranya terbukti dalam sistem kesukuan.
B. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (Ius Soli)
Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Terkecuali anggotaanggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan dinas.
C. Unsur Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Walaupun tidak dapat memenuhi prinsip ius sanguinis dan ius soli, seseorang dapat
memperoleh kewarganegaraan atau naturalisasi. Syarat-syarat dan prosedur pewarganegaraan
ini diberbagai negara banyak berlainan menurut kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan
situasi negara masing-masing. Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada juga yang pasif.
Dalam pewearganegaraan aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau
mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara. Sedangkan dalam
pewarganegaraan pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara, maka
yang bersangkutan dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian
kewarganegaraan tersebut (Kartasapoetra, 1993).

HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA


Dalam pengertian warga negara secara umum dinyatakan bahwa warga negara merupakan
anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Berdasarkan

pada pengertian tersebut, maka adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negaranya
merupakan sesuatu yang niscaya ada.
Dalam konteks indonesia, hak warga negara terhadap negaranya telah diatur dalam Undangundang Dasar 1945 dan berbagi peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak
umum yang digariskan dalam UUD 1945. Diantara hak-hak warga negara yang dijamin dalam
UUD adalah hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD
perubahan kedua. Dalam pasal tersebut dimuat hak-hak asasi yang melekat dalam setiap
individu warga negara seperti hak kebebasan beragama dan beribadah sesuai dengan
kepercayaannya bebas untuk berserikat dan berkumpul (pasal 28E). Hak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam pemerintahan, hak atas status
kewarganegaraan (pasal 28F). Menghormati hak asasi orang lain dan mematuhi pembatasan
yang tertuang dalam peraturan (pasal 28J). Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban
warga negara adalah terlibatnya warga (langsung atau perwakilan) dalam setiap perumusan
hak dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiban
tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri.

10. CONTOH HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA


Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali.
Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan
sosial

yang

dapat

memicu

berbagai

permasalahan

di

kemudian

hari.

Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki tambahan hak dan
pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan republik Indonesia.
A. Contoh Hak Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
nkri dari serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
B. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

11.

Hubungan Negara dan Warga Negara

Hubungan Negara dan warga Negara ibarat ikan dan airnya. Keduanya memiliki
hubungan timbale balik yang sangat erat. Negara Indonesia sesuai dengan konstitusi, misalnya
berkewajiban untuk menjamin dan melindungi seluruh warga Negara Indonesia tanpa kecuali.
Secara jelas dalam UUD Pasal 33, misalnya, disebutkan bahwa fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipeihara oleh Negara (Ayat 1); Negara mengaembangkan system jaminan social
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan (Ayat 2); Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas layanan umum yang layak (Ayat 3). Selain itu, Negara juga
berkewajiban untuk menjamin dan melindungi hak-hak warga Negara dalam beragama sesuai
dengan keyakinannya, hak mendapatkan pendidikan, kebebasan berorganisasi dan
berekspresi, dan sebagainya.
Namun demikian, kewajiban Negara untuk memenuhi hak-hak warganya tidak akan
dapat berlangsung dengan baik tanpa dukungan warga Negara dalam bentuk pelaksanaan
kewajibannya sebagai warga Negara. Misalnya, warga Negara berkewajiban membayar pajak
dan mengontrol jalannya pemerintahan baik melalui mekanisme control tidak langsung
melalui wakilnya di lembaga perwakilan rakyat (DPR, DPRD) maupun secara langsung
melalui cara-cara yang demokratis dan bertanggung jawab. Cara melakukan control secara
langsung bisa dilakukan melalui, misalnya, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pers, atau
demontrasi yang satun dan tidak mengganggu ketertiban umum. Pada saat yang sama, dalam
rangka menjamin hak-hak warga Negara, Negara harus menjamin keamanan dan kenyamaan
proses penyaluran aspirasi warga Negara melalui penyediaan fasilitas-fasilitas public yang
berfungsi sebagai wadah untuk mengontrol Negara, selain memberikan pelayanan public yang
professional, sebagaimana akan dijelaskan pada bab selanjutnya tentang pemerintahan yang
bersih dan berwibawa (clean and good governance).

Anda mungkin juga menyukai