Anda di halaman 1dari 18

MACAM-MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT

Nabila Salsabila/1306370700/Teknik Kimia


Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat atau zat
berkhasiat dalam farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau
memberikan efek yang optimal. Umumnya BSO mengandung satu atau lebih senyawa
obat atau zat berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi
tertentu.
Manfaat Bentuk Sediaan Obat
1.
2.
3.
4.

Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
Sediaan yang cocok untuk obat yang tidak stabil, tidak larut, penyakit pada

berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih BSO, yakni :

sifat bahan obat


sifat sediaan obat
kondisi penderita
kondisi penyakit
harga

Macam Bentuk Sediaan Obat


1.
2.
3.
4.

Bentuk
Bentuk
Bentuk
Bentuk

Sediaan Padat : pulvis, pulveres, tablet, kapsul


Sediaan Cair : solutio, suspensi, emulsi, linimentum, lotion
Sediaan Setengah Padat : unguentum, jeli
sediaan khusus : injeksi , supositoria, ovula, spray, inhalasi

1. BSO PADAT
A. PULVIS dan PULVERES (Serbuk)
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan
berbentuk serbuk dan relatif satbil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat
luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk yang terbagi
berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya 300mg sampai
500mg dengan vehiculum umumya Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut
Pulvis adspersorius (Serbuk tabur).

Gambar 1. Obat Sediaan Serbuk


(Sumber : astriiable.wordpress.com)

Sifat Pulvis untuk obat dalam:

Cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan


Absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet
Tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak menyenangkan, dirusak
dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi yang rendah.

Sifat Pulvis adspersorius :

Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelican


Untuk luka terbuka sediaan harus steril
Sebagai pelumas harus bebas dari organisme pathogen
Bila menggunakan talk hams steril, karena bahan-bahan tersebut sering
terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren.

Cara mengenal kerusakan:


Secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak,
perubahan warna, benyek atau mnggumpal.
Cara peyimpanan:
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar
matahari.
Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius) Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam
kemasan sachet
B. TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak,
berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu
atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. ( Berat tablet normal
antara 300 600 mg ).

Gambar 2. Obat Sediaan Tablet


(Sumber : obatmapelfarmasi.blogspot.com)

Sifat :
1. Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.
2. Tidak tepat untuk obat yang dapat dirusak oleh asam lambung dan enzim
pencernaan dan obat yang bersifat iritatif.
3. Formulasi dan pabrikasi sediaan obat dapat mempengaruhi bioavailabilitas
bahan aktif.
4. Dengan teknik khusus dalam bentuk sediaan multiplayer obat-obat yang dapat
berinteraksi secara fisik/khemis, interaksinya dapat dihindari.
5. Tablet yang berbentuk silindris dalam perdagangan disebut Kaplet
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,
tidak kompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek.
Cara Penyimpanan :
Disimpan dalam wadah tertutup, balk ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar
matahari. Contoh :

Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin


Sediaan generik : Tablet parasetamol, Tablet amoksisilin

B. 1. Tablet Hisap ( Lozenges )


Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau
hancur perlahan dalam mulut.
Sifat :

Tablet secara perlahan melarutkan dan melepaskan bahan aktif sehingga

absorbsi obat juga lambat dan obat berefek panjang.


Untuk efek lokal, lamanya pemberian tergantung lamanya obat dapat tinggal
dalam rongga mulut, mengandung obat antibiotik atau antiseptik.

Merupakan pilihan lain BSO, terutama untuk terapi lokal batuk dan sumbatan

nasal.
Cocok untuk pasien kesulitan menelan dan cocok untuk anak-anak

Contoh : Kalmicyn lozenges


B. 2. Trochici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam suhu
kamar 28 C. Sifat :

Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak.


Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak.
Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut, pharynx
dan saluran nafas bagian atas

Contoh : FG Trochees
B. 3. Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga
zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Sifat :

Daya kerja cepat karena kelarutan dalam air tinggi dan efek obat dapat

bertahan lama.
Obat tidak melalui metabolisme di hepar.
Tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.

Contoh : Tablet Cedocard


B. 4. Tablet Kunyah (Chewable Tablet)
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan rasa
enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, tablet ini
umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi
yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan
penampilan dan rasa.
Sifat :

Tablet tidak mengandung bahan pemecah tablet sehingga perlu ketaatan

pemakaian agar efek optimal.


Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum sehingga obat cepat bekerja.
Penggunaannya dikunyah sehingga cocok untuk orang yang tidak bisa atau sulit

menelan
Cocok untuk obat Antasida
Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang tak
bergigi.

Contoh : Tablet Plantacid

B. 5. Tablet Effervescent
Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam (asam
sitrat, asam tartar) dan Natrium bikarbonat , apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa segar.
Sifat :

Memberikan rasa manis dan segar seperti limun


Bahan aktif obat cepat terabsorbsi dan dapat mengurangi iritasi lambung
Harga relatif mahal karena biaya produksi tinggi.

Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon


B. 6. Tablet Salut
Tujuan penyalutan tablet :
1. Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya
2. Menutupi rasa dan bau tidak enak
3. Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam
saluran cema.
B. 6. 1. Tablet Salut Gula (TSG)
Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang
tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang
disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin, sehingga berat tablet bertambah 3050%.
Sifat :

Mudah ditelan dibanding tablet biasa


Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa
Cocok untuk obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan
Dengan penyalutan memperlambat tersedianya obat diabsorbsi, karena
terlambatnya sediaan pecah

Contoh : Supra livron


B. 6. 2. Tablet Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan yang
merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan, dan hanya menambah berat
tablet 2-3%.

Gambar 3. Obat Sediaan Tablet Salut Film


(Sumber : obatapalagi.blogspot.com)

Sifat :

Bahan aktif lebih stabil dibanding tablet biasa.


Cocok untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan.

Contoh : Ferro gradumet


B. 6. 3. Tablet Salut Enterik (TSE)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet
telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inaktif karena cairan
lambung atau dapat mengiritasi lambung.
Sifat :

Absorbsi obat Baru terjadi didalam usus.


Bentuk ini tepat untuk bahan obat yang iritatif terhadap lambung, dirusak oleh

asam lambung dan enzim pencernaan.


Tidak tepat untuk bahan campuran pulveres atau potio serta pemberian yang
dalam bentuk tidak utuh.

Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren


B. 7. Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet
yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer.
Contoh : Bodrex
B. 8. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi
mempunyai kekuatan yang berbeda (Biasanya 2 kali tablet biasa).
Contoh : Bactrim Forte
B. 9. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama
jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak
boleh dikunyah atau digerus.

Sifat :

Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.


Pelepasan bahan aktif dari sediaan pelepasan terkendali dapat melalui difusi,

dilusi, osmotic pressure atau ion exchange.


Mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama, sehingga efek obat
lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi pemberian sehingga

ketaatan pasien bertambah.


Harga lebih mahal.
Istilah efek diperpanjang (prolong action) ; efek pengulangan (repeat action)
dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk menyatakan
sediaan tersebut. Istilah lain yang sering digunakan antara lain retard, time
release, sustained release, oros

Contoh : Avil retard, Adalat oros


C. KAPSUL
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat
dengan atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat
dari gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya. Kapsul dibagi menjadi 2,
yaitu :
1. Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat dalam
minyak.
2. Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering

Gambar 4. Obat Sediaan Kapsul


(Sumber : niakurniati625.wordpress.com)

Cara mengenal kerusakan :


Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,
tidakkompak lagi sehingga tablet pecah/retak, timbul kristal atau benyek.
Cara Penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar
matahari.
C. 1. Kapsul Lunak (Soft Capsule)
Berisi bahan obat berupa minyak/ larutan obat dalam minyak.
Sifat :

Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi.


Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan.
Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini setelah

cangkangnya larut obat langsung dapat diabsorbsi.


Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres

Contoh : Natur E
C. 2. Kapsul Keras (Hard Capsule)
Berisi bahan obat yang kering.
Sifat :

Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi.


Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan.
Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan mempu-

punyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan.


Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet.
Setelah cangkang larut dilambung, bahan aktif terbebas serta terlarut maka
proses absorbsi baru terjadi (di gastrointestinal).

Contoh : Ponstan 250 mg


2. BSO CAIR
Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopis kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau,
timbul kristal atau adanya endapan zat padat.
Cara Penyimpanan :
Dalam botol tertutup rapat dan dimasukkan kedalam almari, ditempat kering pada
suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari.
A. SOLUTIO / LARUTAN
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Solute :
Zat yang terlarut. Solven : Cairan pelarut umumnya adalah air.
Sifat :

Obat homogen dan absobsi obat cepat.


Untuk obat luar mudah pemakaiannya dan cocok untuk penderita yang sukar

menelan, anak-anak dan manula.


Volume pemberian besar.

Tidak dapat diberikan untuk obat-obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan.
Bagi obat yang rasanya pahit dan baunya tidak enak dapat ditambah pemanis
dan perasa.

Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle


B. SIRUP
Penggunaan istilah sirup digunakan untuk :
1. Bentuk sediaan cair yang mengandung saccharosa atau gula (64-66%).
2. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.
3. Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral.

Gambar 5. Obat Sediaan Sirup


(Sumber : herawatiwaya.blogspot.com)

Sifat :

Homogen
Lebih kental dan lebih manis dibandingkan dengan solutio
Cocok untuk anak-anak maupun dewasa

Contoh : Biogesic sirup, Dumin sirup


B. 1. Sirup Kering
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan
obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabiola akan
digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi.
Sifat :

Pada umumnya bahan obat adalah antimikroba atau bahan kimia lain yang

tidak larut dan tidak stabil dalam bentuk cairan dalam penyimpanan lama.
Memberikan rasa enak, sehingga cocok untuk bayi dan anak.
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel.
Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada suhu
kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari.

Contoh Sirup kering : Cefspan sirup (untuk dibuat Suspensi ) Amcillin DS sirup (untuk
dibuat Suspensi )

C. SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator
untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Sifat :

Cocok untuk penderita yang sukar menelan, anak-anak dan manula


Bisa ditambah pemanis dan perasa sehingga rasanya lebih enak dari solutio
Volume pemberiannya besar
Kecepatan absorbsi obat tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel yang
terdispersi

Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi


D. ELIXIR
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi
jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi
etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%,
biasanya sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai
pengawet atau korigen saporis.

Gambar 6. Obat Sediaan Elixir


(Sumber : griyasehat.co.id)

Sifat :

Cocok untuk penderita yang sukar menelan


Karena mengandung Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan

terhadap Alkohol atau menderita penyekit tertentu


Elixir kurang manis dan kurang kental dibandingkan bentuk sediaan sirup.

Contoh : Batugin 300 ml, Mucopect 60 ml (Paediatri)


E. TINGTUR

Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau
senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung
10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20%
bahan tumbuhan.
Sifat :

Homogen dan bahan obat lebih stabil


Kadar alcohol yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
Karena berisi beberapa komponen, dengan adanya cahaya matahari dapat
terjadi perubahan fotosintesis

Contoh : Halog 8 ml
F. GARGARISMA
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan.
Contoh : Betadine obat kumur
G. GUTTAE
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
G. 1. Tetes Oral
Sifat: :

Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak


Pada umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang sesuai

dengan bentuk sediaannya


Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika antipiretika, vitamin,
antitusif, dekongestan.

Contoh : Multivitaplek 15 ml, Triamic 10 ml, Termagon


G. 2. Tetes Mata
Sifat :

Harus steril dan jernih


Isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal
Untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet

Contoh : Colme 8 ml, Catarlent 5 ml, Albucid


G. 3. Tetes Telinga
Sifat :

Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai


kekentalan yang cocok (misal gliserol, minyak nabati, propilen glikol) sehingga

dapat menempel pada hang telinga.


pH sebaiknya asam (5-6).

Contoh : Otolin 10 ml, Otopain 8 ml


G. 4. Tetes Mata Dan Telinga

Contoh : Sofradex 3 ml, Kemicort 5 ml


G. 5. Tetes Hidung
Sifat :

pH sekitar 5,5 sampai 7,5


Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator.

Contoh : Iliadin 10 ml, Vibrosil, Otrivin


H. LOTION
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit.
Sifat :

Sebagai pelindung atau pengobatan tergantung komponennya.


Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan meninggalkan lapisan tipis

komponen obat pada permukaan kulit.


Bahan pelarut (solven) berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut lain yang
cocok.

Contoh : Tolmicen 10 ml, Autan

Gambar 7. Obat Sediaan Lotion


(Sumber : www.ceritamu.com)

3. BSO SEMI PADAT


Cara mengenal kerusakan :
Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat adanya perubahan warna, berbau tengik,
dan lewat kadaluwarsa.
Cara Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya
matahari.
A. UNGUENTA (SALEP)
Sediaan 1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada
kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang
terkandung harus terbagi rata atau terdispersi homogen dalam vehikulum. Umumnya

memakai dasar salep Hidrokarbon (vaselin album dan vaselin flavum), dan dasar salep
Absorbsi adeps lanae, dan lanolin).
Sifat :

Daya penetrasi paling kuat bila dibandingkan dengan bentuk sediaan padat

lainnya.
Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
Obat kontak dengan kulit cukup lama sehingga cocok untuk dermatosis yang

kering dan kronik serta cocok untuk jems kulit yang bersisik dan berambut.
Tidak boleh digunakan untuk lesi seluruh tubuh.

Contoh : Tolmicen 10 ml, Polik oint 5 g


A. 1. Salep Berlemak (Fatty Ointment)
Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan, bahan
obat hares terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas air ( berlemak )
Sifat :

Absorbsi obat cukup baik


Basisnya bebas air sehingga obat dapat kontak dengan kulit cukup lama
Dapat berfungsi sebagai pendingin
Cocok untuk jenis kulit yang kering dan dermatosa kronis

Contoh : Nerisona fatty oint


A. 2. Salep Mata
Sifat :

Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif

dibandingkan dengan tetes mata


Stabil dalam penyimpanan dan transportasi
Bahan dasar tidak mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum, paraffin liq )
Cocok untuk penggunaan malam hari

Contoh : Cendocycline 1%, 3,5 gram, Cendomycos 3,5 g, Kemicitine 5g


B. JELLY (GEL)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu
kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Pada
umumnya menggunakan bahan dasar larut dalam air (PEG, CMG, Tragakanta).
Sifat :

Obat dapat kontak kulit cukup lama dan mudah kering


Dapat berfungsi sebagai pendingin dan pembawa obat
Bahan dasar mempunyai efek pelumas tidak berlemak sehingga cocok untuk

dermatosa kronik
Biasanya untuk efek lokal, pemakaian yang terlalu banyak dapat memberikan
efek sistemik

Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g

Gambar 8. Obat Sediaan Gel


(Sumber : www.nizoralshop.com)

C. CREAM
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan
perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai vehikulum dapat berupa emulsi O/W
atau emulsi W/O.
Sifat :

Absorbsi obat cukup baik dan mudah dibersihkan dari kulit


Kurang stabil dalam penyimpanan karena banyak mengandung air dan mudah

timbul jamur bila sediaan dibuka segelnya


Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin
Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.

Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1 Og


D.PASTA
Dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam jumlah
besar (40 -60%), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak berlemak
yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabun.
Sifat :

Obat dapat kontak lama dengan kulit


Sediaan ini cocok untuk dermatosa yang agak basah (Sub akut atau kronik)
Dapat berfungsi sebagai pengering, pembersih, dan pembawa
Tidak bisa digunakan untuk kulit yang berambut dan dermatosa yang eksudatif
Untuk lesi akut dapat meninggalkan kerak vesikula

Contoh : Pasta Lassari


4. BENTUK SEDIAAN LAIN
A. BSO GAS/ AEROSOL
Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang
diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis,
sedangkan cara penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol sehingga
memancarkan cairan dan atau bahan padat dalam media gas. Produk aerosol dapat
dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan
basah atau kering atau busa.

A. 1. Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara
dihirup dimasudkan untuk kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk
efek sistemik lewat paru-paru.
A. 2. Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau sebagai zat padat yang
terbagi halus untuk digunakan secara topical, saluran hidung, faring atau kulit
Cara Penyimpanan :
Ditempat yang terlindung dari cahaya matahari, pada temperatur kamar (t < 30C
derajat celcius) dan di tempat yang kering.
Sifat :

Merupakan suatu sIstem koloid lipofob


Apabila berupa cairan, ukuran partikel antara 2-6 mikron untuk pemakaian

sistemik
Bahaya kontaminasi dapat dihindari
Dapat dipakai pada daerah yang dikehendaki
Dapat digunakan sebagai obat dalam (inhalasi) maupun obat luar
Mudah cara penggunaanya
Untuk topical dapat dihindari efek iritatif
Harganya mahal karena biaya produksi tinggi

Contoh : Bricasma Inhaler 400 dose, Metered Aerosol Bricasma Turbuhaler 200 dose,
Serbuk inhaler Beconase Nasal Spray200 Doses
B. INJEKSI
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Sifat :

Cocok untuk penderita dalam keadaan tidak kooperatif, tidak sadar, atau

keadaan darurat
Obat bekerja dengan cepat
Cocok untuk obat yang dirusak oleh asam lambung
Untuk bentuk kristal steril biasanya obat tidak tahan lama atau tidak stabil

dalam larutan
Harga obat relatif lebih mahal
Pemberian obat memerlukan spuit injeksi.

Cara mengenal kerusakan :

Untuk sediaan cair : Secara makroskopik dapat dilihat adanya perubahan warna,
berbau, timbul kristal atau endapan, dan tidak bias bercampur dengan baik

apabila dilakukan pengocokan.


Untuk sediaan kering : Timbul perubahan warna dan penggumpalan, sebelum
dicairkan

Cara Penyimpanan :

Sediaan cair : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung dari

cahaya matahari
Sediaan kering : Disimpan ditempat kering, pada suhu kamar dan terlindung
dari cahaya matahari (belum dicairkan) , disimpan dialmari es (setelah
dicairkan)

B. 1. Injeksi Dalam Bentuk Larutan


Contoh : Aminophylin vial 10 ml Dilantin ampul 2m1 Glukosum flacon 10 ml ATS ampul
1 ml Delladyl vial 15 ml
B. 2. Injeksi Dalam Bentuk Suspensi
Contoh : Procaine PenicillinG Flacon 10 ml Cortisone acetat 100 ml
B. 3. Injeksi Dalam Bentuk Serbuk Kering
Contoh : Chloramex vial 1000 mg Streptomysin Sulfat Vial 5g Kemicitine succinate Vial
1000 mg
C. VAGINAL DOSAGE FORM
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat yang cara
penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat khusus) dimasukkan kedalam
liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk tablet vagina dapat dimasukkan langsung
dalam rongga vagina. Berefek lokal sebagai antiseptik, antiinfeksi, dan kouterisasi.
Contoh : Canesten SD, Flagystatin, Albothyl (Ovula)
D. SUPPOSITORIA
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh.
Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk
efek lokal atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek
lokal. Untuk tujuan sistemik cocok untuk obat-obat yang :

iritasi dan toksik di Gastrointestinal


tidak stabil pada pH Gastrointestinal
dirusak oleh enzim di Gastrointestinal

Dalam pemakaiannya perlu diperhatikan tentang :

Kegiatan pasien dalam hal cara penggunaan dan waktunya, agar mendapatkan
efek yang optimal ( pagi hari setelah defekasi dan atau malam hari menjelang

tidur, sambil tiduran ).


Absorbsi bahan aktif sering tidak sempurna.
Dapat menyebabkan proktitis

Gambar 9. Obat Sediaan Suppositoria


(Sumber : pharmassip.blogspot.com)

Sediaan ini cocok untuk pasien yang :

Mual, muntah atau post operatic, gangguan mental atau tak sadar
Terlalu muda atau terlalu tua

Cara mengenal kerusakan :


Sediaan lunak atau telah lembek, timbul kristal berbau tengik sebaiknya jangan
digunakan.
Cara Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat & ditempat sejuk. Untuk sediaan suppositoria dengan
vehikulum O1, cacao/minyak lemak yang lain, sebaiknya disimpan di almari es.
E. OBAT TRANSDERMAL
Suatu sistem dimana bahan obat yang terdapat pada permukaan kulit
menembus beberapa lapisan kulit dan masuk sirkulasi sistemik. Bentuk sediaan ini
terdapat beberapa ukuran yang berhubungan dengan konsentrasi obat. Cara
penggunaanya tergantung bahan obat, ada yang ditempelkan dipunggung, lengan
atas, pundak, belakang telinga.
Sifat :

Menghindari kesulitan obat diabsorbsi karena dirusak oleh pH lambung,

aktivitas enzim, interaksi obat dan makanan


Cocok untuk penderita mual, muntah, diare
Menghindari obat lewat lintas utama
Menghindari resiko terapi secara parenteral
Memperpanjang aktivitas obat yang mempunyai waktu paruh pendek
Memungkinkan terapi yang berhari-hari dengan pemakaian tunggal
Memungkinkan penghentian efek obat secara cepat
Memungkinkan percepatan identifikasi apabila terjadi keadaan darurat

Contoh : Nitroderm TTS, Nitrodisc ditempelkan dipunggung atau lengan atas

Gambar 10. Obat Sediaan Transdermal


(Sumber : laboratoriumfarmasiuin.blogspot.com)

DAFTAR PUSTAKA
Ansel Howard C., 1990. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms. Philadelphia:
Lea & Febiger.
Joenoes, N. Z., 1994. Ars Prescribendi: Resep yang Rasional Jilid 1, 2, dan 3, Surabaya:
Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai