Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan

Faktor risiko epidemiologis infeksi HIV adalah sebagai berikut :


1. Perilaku berisiko tinggi :
Hubungan seksual dengan pasangan berisiko tinggi tanpa
menggunakan kondom
Pengguna narkotika intravena, terutama bila pemakaian jarum
secara bersama tanpa sterilisasi yang memadai.
Hubungan seksual yang tidak aman : multi partner, pasangan
seks individu yang diketahui terinfeksi HIV, kontaks seks per
anal.
2. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual.
3. Riwayat menerima transfusi darah berulang tanpa penapisan.
4. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik, atau sirkumsisi dengan alat
yang tidak disterilisasi.
Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan
yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma,
cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi
untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata
dan lain-lain.

Pencegahan penularan HIV telah dijelaskan dalam Permenkes Nomor 21


tahun 2013 tentang penangguangan HIV-AIDS. Pencegahan penularan HIV dapat
dicapai secara efektif dengan cara menerapkan pola hidup aman dan tidak berisiko.
Pencegahan penulatan HIV dapat dilakukan dengan upaya:
Pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual
Upaya pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual dilakukan melalui

upaya untuk:
1) Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Abstinensia);
2) Setia dengan pasangan (Be Faithful);
3) Menggunakan kondom secara konsisten (Condom use);
4) Menghindari penyalahgunaan obat/zat adiktif (no Drug);
5) Meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi termasuk mengobati

IMS sedini mungkin (Education); dan


6) Melakukan pencegahan lain, antara lain melalui sirkumsisi.
Pencegahan penularan HIV melalui hubungan non seksual
Pencegahan penularan HIV melalui hubungan non seksual meliputi:
1) Uji saring darah pendonor;
2) Pencegahan infeksi HIV pada tindakan medis dan non medis yang melukai
tubuh; dan

3)

Pengurangan dampak buruk pada pengguna napza suntik (penasun) yang


dilakukan dengan:
a.

Program layanan alat suntik steril (LASS) dengan

konseling perubahan perilaku serta dukungan psikososial


b.
Mendorong pengguna napza suntik khususnya pecandu
c.

opiate menjalani prigram terapi rumatan


Mendorong pengguna napza suntik untuk melakukan

pencegahan penularan seksual


d.
Layanan
koseling

dan

tes

HIV

serta

pencegahan/imunisasi hepatitis.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya(PPIA)
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya dilaksanakan melalui empat
kegiatan meliputi:
1) Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif
2) Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan
HIV
3) Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang
4)

dikandungnya
Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan
HIV beserta anak dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai