4
DISKUSE SENI. LuKIS -
PESTA SENI DEWAN KESENIAN JAKARTA 17%”
‘TAMAN ISMAIL MARZUKI CIKINI RAYA (73
LUIS INDONESIA MASA XINT
Oleh + Sudarme ji
Menbicarakan seni-lukis Indonesia nasa kink, yang terbaik teritulah
meneapilian grjelarya di dalan forum ini, Tetapi nenampilean gojala yang
degit banyak - Karena: senm-lukis Indonscia- tentulah tidak mmekin,
ike Devan Kesenian Jakarta Kini meryelonggaraian paneran, tentulah tidak
mungkin longkep, Masih ditanbah, balwa selagi mengotik pengantar int pes
mais belun talu apa pula yang ada dalam runng peneran ini. 4
Oleh kerena itu materi seni-luiis Indonesia masa kini yang dapat
Penulis bicarakan, tontulah bukan bener-benar masa Jdint, Melainkan agak
venerin-kemarin baik kareng kunjungan seya ke beberapa tempat, bahkan da
vi'katelog paneren maupun dari resensi koren, Tetagi msih terdapst kesue
Litan lain, onsnytiian gejala Inkisan Tnfonesia yang berjumleh ratiban
~ meskdipun secara verbal - sular juga menyarankan ganbaren dmaginatifnya,
Pomilis pikir, scbailtiya sebut saja polulds-polulis @i sini, yang karyanya
nendapat perhatian penolaatan saya :
tot
Pélukis Kita Mase Ie
“Dari kelonpok Jakarta yang wendapat perhatien saya ialah: Noshar
Zaini, Mustita, Suparto, Peransi., Sujoyono, MilyadiW, Suiarso, Muryoto-
hartoyo, Sulebar, Danarte, Banbehg Bujono, Arit Swlarsono, Tue Rasomsi,
Hardiyono.
Dard Intewpok Bandung ialah : Akhmad Sadali, Srikndi, Popo Iskandar,
A.D, Pirous, Ruston Arif, Erna Pirous, Sanswiin Dayat Har jaluounaty dan
Uni Daktilan,
Dork Surabaya ininh: Aneng Rakiman, Kriena Mustajab, 0.H. Supono, Daryono,
Wiwik Hidsyat, Buli Sr, Tejasuninar, Sugong Santoso, Bitor, Housran, Nu
mung W.S.. Iman Suligi dan Maktuld, Sodeng/deri Yogyakarts : Widoyat,
Fajar Sidi, Affenii, Abos Altbesyah, Kartika, Amd Yahya, Bagong Kussue
Giarjo, Aning Preyitno, Handi, Siti Adiyati, Nanik Mirm, ‘Marsen, Suatma- ,
Siy Harsono, Meiardi, Stdarioman, “Dati Sol: Dulah dan A.S, Budiyono.
Di Bali sesunggulmye sangat benyak orang melulda; baik yang borkunpul,
‘ey kelompok Yong Artis maupun yang di luarnya. Tetapi sayang sekali.
@ata dari sens torlelu selikit pada say, Dan juga Karena terlaly knens
nya lewya novela, saya pikin terlain sular @Hlemparian dalam forum ind
Malo maafkenlah jila terpsksa saya Inmpaut,
Biniawn fomia
|
|Jila idta perbetiken Kerya pera pelukie yang saya sebut nananya ta.
Gi, make wajud kerya lukis mereka dapat saya simpulkan ke dalam 4 (em
pat) golongan beear, 1, Golongan yang masih mengusahaken képersisan vi—
sui. 2, Golongan yang mongusahakan penampilan kesadaran eubyektif,
3. Golongan sbstrak non-figuratif, Dan 4, Golongen dekoratif.
Golongen pertana dapat éisobutkan umpamanya 8, Sujoyono, Sudarso,
Dullah, Wardeyo dan juga yang ‘belun lana kita kenal nananye : Wahid.
Golongen kedua saya mesukken para polukis yang masih bertolak dari rea-
lites namm dalam olahan batiniahaya, subyektivitasnya banyak berbicara,
Unpananya Krisna Mustajab, Zaini, Rusli, Popo Iskandar, Peransi, Siti
Adiyati, Affandi dan sobagoinya., Golongan ketiga : Fajar Sidik, Uni
Dakhlan, Aming Prayitno, Rusten Arif, Nenik Mirna, dan wnmnya pelukis
muda kita. Sedang golongan yang keempat ielah Suparto, Wideyat, Malyedi
W, Alex Suprapto, Aang Rakhman, dan jika dimasukkan tentu saja hampir
Sema pelvis Bali,
Sika Ieita kaji lebih lanjut terutam: dilihat dari segi lubungan antera
Penompilan wajud seni luis mereka dengan usie, saya pikir eda kaitan
Sebsab aldbat. Pada ummrya gaya yang cenderung mendckati kepersisan vi=
sud dihasilken oleh pemuka seni luis kita, Dus adalah mereka yong pe-
fa’ proses permilaan belajer, ada dalam situasi bulaya seni—lukis yang
Purye konsepsi estetis seni yang meniru alam, Jaman itu telah Jaman ber-
gemuruhnya senilukis Indonesia jelita, Dan jika mercka masih dwivk di
angku sekolah, make segele macem buku becean dan bulea pelajaran mendne
Patken ilustrasi deri semacam C, Jetses, M, A. Kock Kock, W.K, de Bruin,
Berbeda misclrye dengan pelukis yang lebih mda, apalagi yang terme,
Maka Linglamgan pengaruh itu menjadi sangat berbeda, Pelukis mda kita
yang Xini masih éwiuk di bangka kuliah, such dilingkungi oleh ilustrae
tor dari majalah Horison, yang rata-ratanya seni abstrak, Di samping
itu, setinp hari mereka di-rengsang oleh buku seni-rupa yang hempir
seratus % detang dari barat, terutama perkembangan-perkenbangan muta~
hir. Ditcropong senacan ilmu jive, jolos pada para pelukis mualah per-
keubangan mutekhir ini tertanam genanya. Jiva muda jelasiah relatif lex
bih labil berbanding dengan yang lebih tua dan tun senacam Sujeyono,
Rusli, Affandi, Suderso, Dullah, yang tent saja sutah menjadi kokoh,
stabil, tetapi juge yong mulai lanban porkembangannya,
Tika kite perhatikan sekereng pevarnaan kerya seni luis kita masa lini,
maka bersesuaish dengan bentuk-bentuk yang dilabirken, dapat dicatat pula
adanya beberape kecenderungan, Garis hesarmya ada dua kecenderungen, Yang
Pertama menunjuk warna-varna intermediate, - biasanyn bagi para pelukis
yang tw. - sedang pevernaan pada polulcie mutanya lebih segar, lebih
berani, yang oleh guru-guru seni luis pada jaman saya masih sckolah di-
sebut warna reklamis, ialah warns soputar warna primer, dengan kentras=
kontras,
Tinjeuan fJosofi:Pada sekiter bulan Maret yeng Lolu, watt seya tongunjungi Sujoyone
saya tanyakan kepadanya mengapa ia molukis secara realistis: Di javabrya
‘lebih kurang, balwa dengan realisme ia mau menangkap keindonesioan dalam
seni lukis, Saya mau meneari yang Indonesia dari pata apa saja yong ada
@i Indonesia, Dan jike yang saya tomukan saya Luldskan apa adenya, saya
pikir suiah saya tampilkan ide saya dalam seni lukis.
Pada ingatan saya, dasar filosofi yang sedemiian, merupakan sesu-"
atu yang ajeg dan sudeh dicanangkan semenjak lahirnya Persagi yang ber=
eite-cita ingin mendapat corak Indonesia baru. Demikian juge pikiran-
pildrannye pada tahun lima puluhan yang pada polemilnya dengen Trisno
Sunarjo dapat dibaca antara lain ueaponmya : "Masarakat saya ialah ma-
serakat yang baru bisa mengerti realiteit yang gempang",
Jika pikiran Sujoyono saya terik poralellismenya dengan Lendasan
Filosofi kesenian barat, alan dapat diceri dasarnya pada ajaran Yunani
(Plato) yang menyarankan bahwa seni yang baik delah yeng meniru alam,
Pildron Sujoyono dallas seni Iukis besar peranannya dan diikuti dengan
polbogai wariasinya,
Tetapi bagaimana dengan konsepsi estetis para pelukis mda kite ?
Tebih topat jika dikatakan sudah meningrolkon ajaran di atas. Neroka
‘dak nempedulikan lagi keingonesiann delam seni lukis, Juga tidak dix |
pedulikannya apaknh dengan wujud lukisnya, masyarakat mengerti apa tidak,
Krisna Mustajob dengan jelas sudah meningyalan ita yang mou merefleked
Fealitas socara optis realitds batk delon karya maupun dalam ucapany
Metanya: "Pada subyek yang klihat, soringkali aka menangkap kesanskesan *
yong sbstrak surreslistis, Unpomanya pada pemandengan bukit yang sering
kulihet di Jowa Timur, Bali den sebegainya, Dalam morigueapkan Kembali
@alom bahasa seni—luldsku, aku ingin meniswilken apa yang Jn rosokens. 4,"
Siti Adiyati, yong kerya-karyanya neif-surealistis nengataken balwe
rangsangan-rangsangon imajiner dari peda situasi mendorong untuk ber«
ekepresi secara pribadi. Demikdanlah reken seangkatannya yang monghosil-
kan karya-lorya yang abstrai expredsionibtis Haidi meryata!’ a: WHndir—
nya Tukisen saya, adalah existens{. saya, Dolam hal ini rangsang-rangsang
yong bersifat intuitif dan imrofpatif mendasari penciptaan sayn",
Tontu sajo sebagainana lajingya gojala buleya @imenapun ai due
nin dni, make faktor pengaruh menpengaruil adalah wajer, Perkenbangan bus
Gaya bangea ateu pribadi sempai kepada taraf yang tingid, berkat pengaruh
yong diterima, Baik pengeruh langsung deri alam, maupun pengaruh dari pi-
idran dan budaya umat manusia yang mendaitiluinya. Denildanlah balwa seni-
iukis sebaiiaya meniru alan, atam trensformasi dunia batin, atau nonifes2
asi_pengsaman x
(*% F-4-% ila:
tas, pengeandn sesent, atau manifostesi péngelanan religt, atow’: pikdran
yong menyataken bahwa dunia seni sesungguhnya nerupakan sesuatu yang lain
dori pada dunia kesat mata, Penick kata, sefii-luldis maga kini ialah seni~
dukis banyak ragem, Baik wajudnya ( form ) maupun lendason filosofinya.
Setiap pribadi sckarang berusala mengenbangkan dan menemuken pribadi~
nya socara’ otentik. Paling tidak begituleh keinginannya,
Masa
- Dilihat dari segi kesunggulian usaha, seni-lukis kita menmjuklean ke-
majuan, Lebii-lebih dalam hal menjadi banyalnya junlah polukis dan Jukisan,
Yang demikian tentu saja akibat, dari gejolak yang ada dalom maserakat sen—
iri, maupun akibat dari pada Dest, ‘lonbage pondidikan séni-rupa lenge
ung anopin tak Iangsung. > »
Fong laneung,ialah senccen ASAI, U.P.K.J, Bg. Seni Rupa I,T,B) ARSERA,
“STSRI, Yang Juang langsunf, don jumlalnyé lebih baryak datah Jarusen
Seni Rupa I.KIP. *
“Dilinat dori sogi muta secara nasionel, pada pikiran saya seni-lukis
Indonesia Masa Kind banyek menghasilkan variable-variable yang nenadad ,
Basuki Abdulleh di mata Saya merupokan variabel. yang menadad.. Disanbung
Sujoyono, Agus Joya, Affandi, Hendra, Kartono Yulokusumo, Sulibic, Sagal‘,
Widayat, Fajar Sidik, Zaini, Superto, Pirous, Aming Prayitno, Nanik Mirna,
Muryotohartayo, Siti Adiyati, Diter, Harsono,\Narsar, dah banyak Inet.
Tepi jika saya lihat dolom konstelasi internasional, pada pildran |
Soya seni-lukis Indonesia harus bekerjn lebih Keras lagi. _
Jika Italia pernah monyumbangkan realise yang rensissansis dan futurisne,
lalu Perancis dengan Anpressionisme, fauvisme dan Jbisme; den Jerman de-
ng expressionisne, Svis melakirian Dada; begita juga Amerika dengan
abstrak expressionisme, op, dan pop artnya, maka saya ingin seni-lukis
Indonesia menyumbengkan sesuatu, Don apekeh itu? Tentulah para seniman
kreatif yang menjauabnya, -
Yogyakerta 13 Desembor 1974.
+ -L-Ltoo000—
Diketike
oleh SYS .
:
/
;
/