Anda di halaman 1dari 9

PAPER PERMASALAHAN LINGKUNGAN

STUDI KASUS
PERTAMBANGAN TIMAH DI BANGKA BELITUNG

Dosen Pembimbing:
Dr. NOPI STIYATI P., S.SI, MT.
Disusun Oleh:
Laras Agung Yulianingtyas H1E114012

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2016

ABSTRAK
Permasalahan lingkungan adalah aspek negatif dari aktifitas manusia terhadap
lingkungan biofisik. Beberapa contoh masalah lingkungan hidup yang disebabkan
oleh manusia, antara lain: penebangan hutan secara liar, perusakan hutan bakau,
penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman, bangunan liar di daerah aliran sungai
(DAS), dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas. Kegiatan
penambangan timah yang sudah dimulai sejak tahun 1710 telah membuat
perkembangan yang sangat berarti bagi daerah penghasil timah yakni pulau Belitung.
Berkembangnya penambangan timah rakyat yang didukung oleh pihak-pihak luar
menimbulkan permasalahan dan dampak buruk. Proses penambangan timah terdiri
dari beberapa tahapan yang dilakukan antara lain: eksplorasi, operasional
penambangan, pengolahan, peleburan, distribusi dan pemasaran. Di dalam proses
penambangan timah dikenal dua jenis penambangan yang ada di Bangka Belitung
yaitu penambangan lepas pantai, dan penambangan darat.
Kata Kunci: Pertambangan Timah
ABSTRACT
Environmental problems are the negative aspects of human activity on the
biophysical environment. Some examples of environmental problems caused by
human beings, among others: illegal logging, destruction of mangroves, backfilling
swamps for settlements, illegal buildings in the watershed (DAS), and utilization of
natural resources excessively out of bounds. Lead mining activities have been
initiated since 1710 have made genuine progress for the tin-producing region of the
island of Belitung. The development of tin mining, the people are supported by outside
forces cause problems and adverse effects. Lead mining process consists of several
steps being taken include: exploration, mining operations, processing, smelting,
distribution and marketing. Inside the tin mining process there are two types of
mining in Bangka Belitung that offshore mining, and mining land.
Keywords: Lead Minning

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perekehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Permasalahan
lingkungan adalah aspek negative dari aktifitas manusia terhadap lingkungan biofisik.
Beberapa contoh masalah lingkungan hidup yang disebabkan oleh manusia, antara
lain: penebangan hutan secara liar, perusakan hutan bakau, penimbunan rawa-rawa
untuk pemukiman, bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS), dan pemanfaatan
sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Indonesia kaya dengan berbagai sumberdaya mineral yang harus dioptimalkan
pemanfaatannya. Salah satu yang dimiliki Indonesia adalah bijih timah dengan
kandungan stanium (Sn). Di Indonesia sendiri, wilayah cadangan timah mencakup
pulau karimun, kundur, singkep, dan sebagian di daratan Sumatera, di utara terus ke
arah selatan yaitu Pulau Bangka, Belitung dan karimata hingga ke daerah sebelah
barat Kalimantan. Timah merupakan sumberdaya alam utama pulau Bangka Belitung
sejak lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah ini merupakan yang terbesar dari
beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan untuk di dunia, produksi timah asal
Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar dunia. Dalam sejarah penambangan
timah, telah banyak mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Proses
penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan antara lain:
eksplorasi, operasional penambangan, pengolahan, peleburan, distribusi dan
pemasaran. Di dalam proses penambangan timah dikenal dua jenis penambangan yang
ada di Bangka Belitung yaitu penambangan lepas pantai, dan penambangan darat.
Oleh karena itu, paper ini akan mengkaji ulang permasalahan lingkungan yang timbul
akibat dari kegiatan pertambangan timah di Bangka Belitung.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apakah permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari penambangan timah
tersebut?
2. Apakah dampak yang ditimbulkan dari penambangan timah tersebut?
3. Apa upaya penanggulangan yang tepat untuk mengurangi permasalahan
lingkungan yang timbul?

BAB II
ISI

2.1.

Penambangan Timah
Kegiatan penambangan timah yang sudah dimulai sejak tahun 1710 telah
membuat perkembangan yang sangat berarti bagi daerah penghasil timah yakni pulau
Belitung. Pada awalnya masyarakat melakukan penambangan timah dengan cara yang
sederhana dan peralatan sederhana. Berkembangnya penambangan timah rakyat yang
didukung oleh pihak-pihak luar menimbulkan dampak buruk, apalagi jika
penambangan tersebut dilakukan di wilayah KP (Kuasa Pertambangan) yang sah.
Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan secara
menyeluruh yaitu:
1. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna mengetahu
seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung.
2. Operasional penambangan
Dalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang ada di
Bangka Belitung: a) penambangan lepas pantai, b) penambangan darat
3. Pengolahan
Untuk meningkatkan kadar biji timah atau konsentrat yang berkadar rendah, biji
timah tersebut diproses di pusat pencucian biji timah. Melalui proses tersebut biji
timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20-30% Sn menjadi 72% Sn
untuk memenuhi persyaratan peleburan.
4. Peleburan
Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam timah.
Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang tinggi maka harus
dilakukan pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan alat pemurnian yaitu
crystallizer.

2.1.1. Permasalahan lingkungan pada penambangan timah


Permasalahan lingkungan adalah aspek negative dari aktifitas manusia
terhadap lingkungan biofisik. Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam
hal kualitas maupun kuantitasnya. Legalitas pemanfaatan lahan yang tidak
berkelanjutan dan pengekspolitasian sumber daya alam yang berlebihan tanpa
mengindahkan kesampingan keseimbangan ekosistem merupakan salah satu pemicu
kerusakan lingkungan di Bangka Belitung. Keadaan ini merupakan imbas dari krisis
ekonomi yang berakibat pada krisis sosial. Penambangan timah yang telah
berlangsung cukup lama nyatanya belum mampu melahirkan kesejahteraan bagi
rakyat.
Kegiatan penambangan inkonvensional timah di Pulau Bangka dalam setahun
terakhir makin memprihatinkan. Seiring dengan itu pembangunan smelter (pabrik
pengolahan menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan sangat tajam.
Kerusakan akibat kegiatan penambangan illegal dengan mudah ditemukan, seperti di
kawasan Kecamatan Belinyu. Adapun dampak yang diakibatkan adalah sebagai

berikut: Lubang tambang, air asam tambang, tailing, kerusakan ekosistem darat,
kerusakan ekosistem laut.

Gambar 2.1. Pertambangan Timah


2.1.2. Dampak penambangan timah
1. Lubang tambang
Sebagian besar pertambangan mineral di Indonesia dilakukan dengan cara
terbuka. Ketika selesai beroperasi, beberapa perusahaan meninggalkan lubang-lubang
raksasa di bekas areal penambangan. Lubang lubang itu berfungsi menimbulkan
dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan kuantitas
air. Air lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke
sistem air tanah dan dapat mencemari air tanah sekitar. Potensi bahaya akibat
rembesan ke dalam air tanah seringkali tidak terpantau akibat melemahnya sistem
pemantauan perusahaan-perusahaan pertambangan tersebut. Di pulau Bangka dan
Belitung banyak dijumpai lubang-lubang bekas galian tambang timah (kolong) yang
berisi air bersifat asam dan sangat berbahaya.
2. Air asam tambang
Air asam tambang mengandung logam-logam berat berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air asam tambang sudah terbentuk
maka akan sangat sulit untuk menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang
terjadi pada batuan. Air asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air
tanah. Air yang terkontaminasi sulit untuk melakukan tindakan penanganannya.
3. Tailing
Tailing dihasilkan dari operasi pertambangan dalam jumlah besar. Sekitar 97%
dari bijih yang diolah oleh pabrik pengolahan bijih akan berakhir sebagai tailing.
Tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan,
seperti tembaga, timbal, atau timah hitam, merkuri, seng, dan arsen. Ketika masuk
kedalam tubuh makhluk hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi didalam
jaringan tubuh dan menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan.
4. Kerusakan ekosistem darat

Lokasi penambangan dimulai dari bibir pantai hingga hutan produksi dan tidak
sedikit hutan lindung/konservasi menjadi target penambang untuk dikerjakan secara
illegal ataupun legal. Sudah hampir setengah dari luas hutan di pulau Bangka
sekarang menjadi daratan pasir, membuat kayu jenis garu, meranti, seruk dan yang
lainnya menjadi langka. Kegiatan usaha ini banyak menyebabkan daerah aliran sungai
(DAS) mengalami pendangkalan akibat dari sisa lumpur tanah yang dibuang ke
sungai selanjutnya akan menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir dan tidak sedikit
pula berakibat hilangnya anak sungai.

5. Kerusakan ekosistem laut


Akibat dari aktivitas penambangan laut ini telah menghancurkan terumbu
karang dan membunuh habitat sekitar, akibatnya ikan-ikan pergi menjauh. Dampak
dari aktivitas pertambangan laut juga telah dirasakan langsung oleh para nelayan
Bangka karena pendapatan mereka otomatis menjadi sedikit dan lokasi penangkapan
pun menjadi lebih jauh.

Gambar 2.2. Keadaan Karang yang tertutup lumpur di pulau Bangka


2.1.3. Upaya Penanggulangan Permasalahan Lingkungan
Dari permasalahan dan dampak yang diakibatkan dari penambangan timah di
Bangka Belitung dapat dijelasakan bahwa pertambangan timah di Bangka Belitung
bukanlah sebuah pembangunan yang berkelanjutan. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut:
1. Reklamasi
Reklamasi bekas tambang yang selanjutnya disebut reklamasi adalah
memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan
yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energy agar
berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Reklamasi harus
menyentuh masyarakat dari sisi sosial, ekonomi, politik dan budaya.

usaha
hutan
dapat
dapat

2. Pembatasan izin tambang


Maraknya penambangan timah telah mengakibatkan kerusakan lingkungan di
kawasan Bangka Belitung. Kondisi ini karena terlalu banyak izin usaha
pertambangan yang diberikan kepada pengusaha local sehingga pemerintah daerah
sulit mengendalikannya. Pemerintah harusnya meghentikan pemberian izin baru
pertambangan kepada pengusaha local. Dengan pembatasan izin ini diharapkan
dapat meminimalisir dampak negatif pada daerah tambang ini.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pembangunan adalah hal yang penting untuk kehidupan manusia. Tapi sewajarnya,
pembangunan yang dilakukan seharusnya tidak mengorbankan kebutuhan manusia

yang akan dating. Caranya adalah dalam pembangunan harus memperhatikan tiga
ruang lingkup utama yaitu: Sosial, Ekonomi dan Lingkungan.
2. Pertambangan timah di Bangka Belitung adalah salah satu pembangunan yang tidak
memperhatikan ketiga lingkup diatas akibatnya banyak permasalahan lingkungan
yang timbul dan berdampak negatif baik dalam segi ekonomi, sosial dan lingkungan.
3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak akibat aktivitas
pertambangan timah yaitu reklamasi dan pembatasan izin tambang.

DAFTAR PUSTAKA
Bang_Is_Proses Penambangan Timah di Bangka Belitung. Bang is Blog. [edited 2012
October 13]. Available from URL: http//www.bang-is.web.id/2012/10/proses-penambangantimah-di-bangka-belitung.html
Jukandi, Dori. Dampak Penambangan Timah Bagi Masyarakat Bangka Belitung. UNBB.
http://fppb.ubb.ac.id
Diakses pada 11 Mei 2016

www.mongobay.co.id/2015/07/29/opini-pulau-bangka-meradang-karena-tambang/
Diakses pada tanggal 28 April 2016

Anda mungkin juga menyukai