JURUSAN OSEANOGRAFI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatNya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesikan.
Makalah ini disusun sebagai tugas Kapita Selekta dengan mengambil judul
Skrining Fitokimia Dan Aktivitas Antibakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus
Aureus Dari Tumbuhan Mangrove Rhizopora mucronata, Avicennia officinalis, Dan
Avicennia marina.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak menerima bantuan dari
beberapa pihak. Maka dengan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua yang telah memberikan dukungan doa, moril dan materiil. Kepada ibu
Mahmiah, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
serta kepada seluruh dosen penguji yang telah memberikan kritik Dan saran yang
membangun sehingga tersusun makalah Kapita Selekta ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
1.
Pendahuluan
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan
fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air
pasang dan surut. Tanaman mangrove berperan dalam melindungi garis pantai dari
erosi, gelombang laut dan angin topan. Selain itu tanaman mangrove juga dapat
digunakan sebagai sumber pangan, papan dan obat-obatan. Parthasarathy et al.
(2009) dalam Tarman (2013) menyatakan bahwa produk bahan alam misalnya
metabolit sekunder, baik senyawa murni maupun dalam bentuk ekstrak, memiliki
peluang untuk dikembangkan dalam dunia pengobatan.
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
tumbuhan sebagai mekanisme perlindungan diri dari faktor lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan kemotaksonomi, tanaman mangrove diketahui dalam tanaman
tersebut mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder seperti golongan
fenolat, alkaloid, terpenoid, dan saponin (Mahmiah 2013). Bhimba et al (2010)
mengatakan bahwa tanaman mangrove sendiri kaya akan steroid, triterpenoid,
saponin, flavonoid, alkaloid, dan tanin.
Secara etnobotani, masyarakat banyak memanfaatkan tumbuhan mangrove
sebagai obat tradisional untuk mengatasi diare. Salah satu tanaman bakau yang
dimanfaatkan adalah tanaman bakau hitam Rhizopora mucronata (Tarman dkk,
2013). Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme
seperti bakteri, virus, dan parasit lainnya, namun penyebab utamanya adalah
bakteri. Escherichia coli dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogenik
penyebab diare. Berdasarkan penelitian Ravikumar et al (2010), tumbuhan
mangrove Avicennia marina berpotensi sebagai antibakteri. Menurut Bhimba et al
(2010) terdapat komponen aktif anti bakteri pada tumbuhan mangrove Avicennia
officinalis yang mampu melemahkan bakteri patogenik.
Melihat potensi dari senyawa bahan alami tersebut, sangat disayangkan
bahwa masyarakat belum bisa memanfaatkan bahan alam yang dimiliki. Maka dari
itu tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui senyawa metabolit senyawa
metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan mangrove, manfaatnya sebagai
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, dan
mengetahui tumbuhan mangrove jenis apakah yang paling baik digunakan sebagai
antibakteri berdasarkan zona hambatnya. Metodologi yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah: (1) preparasi sampel; (2) ekstraksi senyawa aktif;
(3) skrining fitokimia; (4) uji antibakteri dengan agar well diffusion.
2.
Metode Penelitian
2.1.
sebagai berikut:
1.
2.
3.
Avicennia
marina
diperoleh
dari
hutan
mangrove
Pivacharam,
Rhizopora
Avicennia marina.
Pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi adalah larutan methanol, air,
etanol, petroleum eter, aseton, dan etil asetat. Bahan-bahan yang digunakan untuk
analisis kimia dan biologi meliputi H2SO4 2 N, pereaksi Wagner, pereaksi Meyer,
pereaksi Dragendorf , larutan FeCl3 1%, CHCl3, larutan anhidra asam asetat, larutan
H2SO4, serbuk Mg, larutan amil alkohol, HCl 2 N, etanol, larutan FeCl3 5%, media
nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), media mueller hinton agar (MHA), akuades,
bakteri uji berupa bakteri E. coli dan S. aureus, silika G60 F254, dan eluen kloroform
dan metanol (6:4).
Analisis laboratoris dalam penelitian ini menggunakan peralatan yang
meliputi timbangan analitik (Max 410 g and HF400), blender, Soxhlet, vacuum rotary
evaporator (Heidolph VV 2000), vortex, oven (Yamato DV 41), autoklaf (Yamato SM
52 Autoclave), spektrofotometer (UV Vis RS 2500), laminar air flow (Thermo
Scientific 1300 Series A2), inkubator (Thermolyne type 42000 Incubator), dan
sterilisasi kering (Yamato SH 62).
2.3.
dahulu dengan air steril kemudian dikeringkan dalam suhu ruangan selama 10 hari.
Setelah itu sampel dipotong kecil-kecil kemudian dihaluskan dengan blender hingga
menjadi bentuk serbuk. Proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar air agar tidak
mengganggu proses skrining. Selama proses pengeringan juga tidak boleh terkena
paparan sinar matahari langsung agar kandungan senyawanya tidak rusak atau
hilang.
Sampel yang telah kering diekstrak dengan berbagai pelarut organik yang
berbeda. Untuk sampel R. mucronata diekstrak dengan pelarut metanol dan air.
Sampel A. officinalis diekstrak menggunakan etanol, petroleum eter, aseton,
methanol, dan etil asetat. Sampel
menggunakan etanol. Namun ketiganya diekstrak degan metode yang sama yaitu
dengan metode Soxhlet. Proses ekstraksi dilakukan dalam Soxhlet hingga larutan
menjadi jernih, yang menandakan simplisia terekstrak sempurna. Setelah itu ekstrak
yang diperoleh disaring dengan kertas saring. Kemudian pelarut dievaporasi
menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 40C.
2.4.
3.
3.1.
daun
mangrove
R.
mucronata
dengan
ekstrak
metanol
menghasilkan warna hijau kehitaman dan berbentuk pasta, sedangkan ekstrak air
berwarna coklat kehitaman dan menggumpal, kemudian ekstrak dievaporasi untuk
memisahkan dengan pelarutnya. Dari berbagai pelarut yang digunakan untuk
mengekstrak daun A. officinalis, ekstrak etil asetat menghasilkan ekstrak yang
sempurna sehingga ekstrak etil asetat yang dipakai untuk tahapan selanjutnya.
Untuk bunga dan kulit batang dari A. marina yang telah dihaluskan dilarutkan dalam
1 liter 95% etanol dan campuran air dengan metode rembesan. Setelah itu disaring
menggunakan kertas Whatmann untuk mendapatkan ekstraknya saja.
3.2.
Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia yang ditunjukkan dalam Tabel 1 bahwa dari ketiga
R. mucronata
A. officinalis
A. marina
A. marina
(daun)
(daun)
(bunga)
(kulit batang)
Metanol
Air
Etil asetat
Alkaloid
Tanin
Saponin
Fenolat
Flavonoid
Steroid
Triterpenoid
3.3.
Etanol
dengan metode agar well diffusion (metode sumur agar) menghasilkan grafik seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan gambar tersebut, dianalisis bahwa
air tidak mempunyai aktivitas antibakteri karena ekstrak air berbeda dari pelarut
Rhizophora mucronata
0,5 mg/sumur;
1 mg/
kloramfenikol
Pada Gambar 2 zona hambat pada bakteri E. coli berkisar antara 510 mm
dengan konsentrasi 0,5 mg/sumur, 1 mg/ sumur, dan 2 mg/sumur. Hal ini
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri sedang pada ekstrak methanol terhadap
bakteri E. coli.
2 mg/sumur;
kloramfenikol
Pada grafik zona hambat bakteri S. aureus, nilai zona hambat yang
didapatkan adalah 812 mm dengan konsentrasi sumur yang sama. Lebih tinggi jika
dibandingkan dengan E. coli. Uji yang dilakukan 2 mg/sumur menghasilkan zona
hambat 12 mm yang berarti aktivitas antibakterinya termasuk dalam kategori kuat,
sedangkan untuk uji dengan 0,5 mg/sumur dan 1 mg/sumur masih termasuk dalam
kategori sedang.
2.
Avicennia officinalis
Berdasarkan hasil dari tahap sebelumnya, pada saat ekstraksi sampel hanya
pada tahap
selanjutnya hingga uji antibakteri ekstrak yang digunakan adalah ekstrak etil asetat.
Berikut hasil uji antibakteri daun A. officinalis seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Antibakteri daun A. Officinalis
Diameter Zona Hambat (mm)
No
Bakteri
15 L
25 L
50 L
E. coli
10
10
13
S. aureus
11
Avicennia marina
Bagian tumbuhan A. marina yang diambil untuk diuji adalah bunga dan kulit
batang dengan pelarut etanol. Hasil uji antibakteri A. Marina diketahui zona hambat
ekstrak etanol bunga A. marina terhadap bakteri E. coli adalah 6,60,35 mm dengan
16 kali uji coba. Aktivitas antibakteri dengan nilai tersebut termasuk dalam kategori
sedang. Berbeda dengan bunga, aktivitas antibakteri ekstrak kulit batang termasuk
dalam kategori sangat kuat karena memiliki zona hambat 220,68 mm dengan dua
kali uji coba. Hasil tersebut ditunjukkan pada Tabel 3 berikut:
Bakteri Uji
Bunga
Kulit Batang
E. coli
6,60,35 (n=16)
S. aerus
220,68 (n=2)
maka dapat dibuat sebuah perbandingan hasil aktivitas antibakteri dari berbagai
tumbuhan mangrove terhadap bakteri dan dapat diketahui tumbuhan mangrove
jenis apa yang memiliki aktivitas antibakteri terbaik terhadap bakteri. Terhadap
bakteri E. coli daya hambat tumbuhan mangrove A. officinalis>R. mucronata>A.
marina. Untuk daya hambat terhadap bakteri S. aureus, tumbuhan mangrove A.
marina>R. mucronata>A. officinalis. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel
4 berikut ini:
Tabel 4. Hasil Uji Antibakteri Berbagai Jenis Tumbuhan Mangrove
Jenis Mangrove
Ekstrak
R. mucronata(daun)
metanol
air
A. officinalis (daun)
4.
etil
asetat
S.aureus
5-10
8-12
10-13
8-11
etanol
21,32-22,68
A. marina (bunga)
etanol
6,25-6,95
Kesimpulan
Setelah dilakukan berbagai uji seperti yang telah dilakukan diatas didapatkan
kesimpulan yaitu:
1.
2.
3.
5.
Daftar Pustaka
Bhimba V., Meenupriya J., Joel E. L., Naveena D. E., Kumar S., Thangraj M. 2010.
Antibacterial Activity and Characterization of Secondary Metabolities Isolated
from Mangrove Plant Avicennia officinalis. Asian Pasific Journal of Tropical
Medicine 412-420 544-546.
Mahmiah. 2013. Kajian Awal Fitokimia Mangrove Rhizophora mucronata Dari Pantai
Timur Surabaya (PAMURBAYA). Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional
Tahunan IX ISOI ISBN: 978-602-18153-1-1. Mataram. 355 360.
Permatasari I. N., Rani S., Fauzan R. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Batang
Mangrove Rhizophora Stylosa Sebagai Bahan Alami Pembuatan Tabir
Surya. Prosiding Seminar Nasional Kelautan X Universitas Hang Tuah
ISBN: 978-602-71063-1-4. Surabaya. C2-24 C2-31
Ravikumar S., Gnanadesigan M., Suganthi P., Ramalakshmi A. 2010. Antibacterial
Potential of Chosen Mangrove Plants Against Isolated Urinary Tract
Infectious Bacterial Pathogens. International Journal of Medicine and
Medical Sciences 2:3 94-99.
Tarman K., Purwaningsih S., Negara A. A. A. P. 2013. Aktivitas antibakteri ekstrak
daun bakau hitam (Rhizophora mucronata) Terhadap Bakteri Penyebab
Diare. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 16:3 249-258.