PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gout adalah penyakit heterogen yang disebabkan oleh penumpukan
monosodium urat atau kristal urat akibat adanya supersaturasi asam urat.
Penyebab penyakit ini bisa karena pembentukan asam urat yang berlebihan,
kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal ataupun karena perombakan
dalam usus yang berkurang. Ditandai dengan hiperurisemia, gout arthritis,
batu asam urat, nefropati asam urat dan tofus1.
Prevalensi
gout
pada
populasi
diperkirakan
1,6-13,6/100.000.
tulang telapak kaki dengan jari kaki3. Dampak selanjutnya jika penyakit ini
tidak diatasi secara tepat dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja.
Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk
menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan
konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin.
Tetapi jika sudah terlanjur mengalami penyakit ini, langkah terpenting adalah
semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang
kaya akan zat purin karena minum obat saja tanpa disertai kepatuhan diet
tidak akan membuahkan hasil pengobatan yang baik karena produksi asam
urat tetap tinggi4.
Berkaitan dengan hal di atas, pengetahuan tentang asam urat sangat
diperlukan bagi masyarakat. Hal ini yang mendasari dilakukannya penelitian
tentang asam urat di kecamatan Karangmalang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyakit asam urat dan
pencegahannya
2. Tujuan Khusus
a. Memberi tambahan informasi kepada masyarakat tentang definisi
asam urat dan proses terjadinya penyakit tersebut.
b. Memberi informasi kepada masyarakat tentang gejala penyakit asam
urat dan penanganannya.
c. Memberi informasi kepada masyarakat tentang sumber makanan yang
mengandung tinggi purin
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Penyuluhan ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu kedokteran
khususnya tentang kesehatan masyarakat.
b. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan terhadap masyarakat
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang
karakteristik penyakit asam urat dan pencegahannya.
2
BAB II
ISI
A. Tinjauan Pustaka
1.
Definisi
3.
Patofisiologi Gout2,6
Gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di
dalam plasma (hiperurisemia). Asam urat merupakan produk akhir
metabolism purin. Normalnya 90% dari hasil metabolit nukleotida
adenine, guanine dan hipoxantin akan digunakan kembali untuk dibentuk
kembali masing-masing menjadi AMP, IMP, dan GMP oleh adenine
fosforibosiltransferase
(APRT)
dan
hipoxantin
guanine
keadaan dingin dan pada pH yang rendah merupakan sebab gout terjadi
pada hiperurisemia.
4.
Manifestasi Klinik5
Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi dan batu ginjal.
Yang penting diketahui bahwa asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan
apa-apa.
Yang
menimbulkan
rasa
sakit
adalah
terbentuk
dan
Diagnosis Gout1
Gold
standard
dalam
menegakkan
gout
arthritis
adalah
9) Hiperurisemia
10) Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
11) Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
12) Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi
Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun
kadar asam urat normal.(Hidayat, 2009)
6.
Pencegahan Gout1
Diet rendah purin, menurunkan berat badan, menghindari alcohol,
olahraga rutin dan teratur, menghindari stress, serta kolkisin dosis rendah
efektif untuk menghindari eksaserbasi akut. Kolkisin dapat diberikan
sampai 6 bulan-1 tahun setelah serangan gout akut. Jika kadar serum asam
urat bisa dipertahankan 5mg/dl dan tidak ada serangan akut maka
pemberian kolkisin untuk maintenance dapat dihentikan. Obat ini cukup
toksik, terutama terhadap ginjal dan hepar, sehingga perlu hati-hati dalam
7.
penggunaannya.
Penatalaksanaan Gout1,2,5,7
a.
Penatalaksanaan serangan akut
Pengobatan serangan akut dengan atau tanpa hiperurisemia tidak
berbeda. Penurunan kadar asam urat serum tidak dilakukan secara
mendadak karena sering kali mencetuskan serangan lain atau
mempersulit penyembuhan.
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain :
1) Kolkisin
Merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan
arthritis gout maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah.
Efek samping yang sering ditemui diantaranya sakit perut , diare,
mual atau muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan
terhadap kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel radang.
Dosis awal 0,5-1,2 mg diikuti dengan 0,5 mg tiap 2 jam
sampai nyeri mereda atau timbul mual, muntah atau diare. Dosis
rata-rata 4-8 mg.
2) OAINS
Semua jenis OAINS dapat diberikan, yang paling sering
digunakan adalah indometasin. Dosis awal indometasin adalah
25-50 mg setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (510 hari). Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikum aktif,
gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi terhadap OAINS.
Kolkisin dan OAINS tidak dapat mencegah akumulasi
asam urat, sehingga tofi, batu ginjal dan arthritis gout menahun
yang destruktif dapat terjadi setelah beberapa tahun.
3) Kortikosteroid
Untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika
sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular
sangat efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular.
Untuk gout poliartikular, dapat diberikan secara intravena
(metilprednisolon 40 mg/hari, tapering off 7 hari) atau oral
(prednisone 40-60 mg/hari, tapering off 7 hari). Mengingat
kemungkinan terjadi arthritis gout bersamaan dengan arthritis
septik, maka harus dilakukan aspirasi sendi dan sediaan apus
Gram dari cairan sendi sebelum diberikan kortikosteroid.
4) Analgesik
Diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan
aspirin karena dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi
asam urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.
5) Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila
terlalu cepat bergerak.
b.
urat
dalam
jaringan
dan
10
Limpa domba/kambing
Hatis sapi
Ikan sarden
Jamur kuping
Limpa sapi
Daun melinjo
Paru-paru sapi
Kangkung, bayam
Ginjal sapi
Jantung sapi
Hati ayam
Jantung domba/kambing
Ikan teri
Udang
Biji melinjo
Daging kuda
Kedelai dan kacang-kacangan
Dada ayam dengan kulit
Daging ayam
Daging angsa
Lidah sapi
Ikan kakap
Tempe
Daging bebek
Kerang
Udang lobster
Tahu
773
554
480
448
444
366
339
290
269
256
243
241
239
234
222
200
190
175
169
165
160
160
141
138
136
118
108
11
menjadi
200-400
mg/hari.
Dapat
pula
12
xantin
serta
hipoxantin
dengan
cara
B. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal
: Selasa, 16 Juni 2015
Waktu
: 07.30-09.30 WIB
Tempat
: Aula Puskesmas Karangmalang
Peserta
: Para Lansia di Kecamatan Karangmalang
Metode Intervensi : Penyuluhan, pembagian pamflet dan diskusi
Pelaksanaan Kegiatan:
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan bersamaan dengan agenda
pertemuan rutin Prolanis di Kecamatan Karangmalang. Salah satu acara
dalam pertemuan tersebut adalah penyuluhan yang disampaikan oleh
tenaga kesehatan. Dalam kesempatan kali ini kami menyampaikan
tentang Penyakit karena Asam Urat (Gout Arthritis). Tujuan penyuluhan
ini adalah untuk memberikan tambahan informasi kepada Lansia tentang
karakteristik penyakit asam urat termasuk pula cara pencegahannya.
13
Selama sesi diskusi, banyak dari peserta yang bertanya. Sesi diskusi
berjalan aktif dan lancar. Diharapkan saran-saran yang ada dalam
penyuluhan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
bisa mencegah ataupun mengurangi kesakitan akibat asam urat.
C. Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring dan Evaluasi Proses
Proses penyuluhan berjalan lancar, sesuai dengan tujuan penyuluhan.
Para peserta berusaha untuk memahami materi, memanfaatkan sesi
diskusi dengan baik dan banyak dari peserta yang bertanya. Penyuluhan
dimulai pukul 08..00 dan diakhiri pukul 09.30 dengan doa bersama.
2. Evaluasi Target
Target pemberian pengetahuan kepada masyarakat sudah tercapai dan
semoga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai hasil
evaluasi dari penyuluhan ini perlu dilakukan pengecekan kadar asam urat
tiap individu apakah ada penurunan atau tidak serta pengamatan dari
masing-masing individu tentang pengurangan gejala penyakit asam urat
tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
Artritis Gout (Pirai) adalah penyakit heterogen yang disebabkan oleh
penumpukan monosodium urat atau kristal urat akibat adanya supersaturasi asam
urat. Penyebab penyakit ini bisa karena pembentukan asam urat yang berlebihan,
kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal ataupun karena perombakan
dalam usus yang berkurang.
Hiperurisemia terjadi bila kadar asam urat melebihi daya larutnya di dalam
plasma, batas kelarutannya 6,7 mg/dl pada suhu 37oC. Hiperurisemia didefinisikan
bila kadar asam urat >7,0 mg/dl pada pria dan >6 mg/dl pada perempuan.
Asam urat sendiri tidak akan mengakibatkan gejala, yang menimbulkan
rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya Kristal monosodium urat.
Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, sering
terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo
Achilles pada metatarsofalangeal digiti I dan sebagainya.
15
Lampiran
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
Soeroso J., Yuliasih. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo
Surabaya. Surabaya: Airlangga University Press
2.
3.
4.
Suarthana
E.,
Serba-serbi
Asam
Urat.
Diunduh
dari
http://www.indomedia.com/intisari/1998/januari/jeroan.htm
5.
Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R., Wardhani W.I., Setiowulan W. 2007.
Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1 Reumatologi: Artritis
Gout (Pirai). Jakarta: Media Aesculapius FK UI.
6.
Silbernagl S., Lang F. 2006. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta :
EGC.
17
7.
18