1) Pengertian :
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
Kala I :
Dimulai
dari
saat
persalinan
mulai
sampai
Kala II :
Kala III :
Kala IV :
pertama postpartum.
2) Penyebab
3) Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).
(1) Penurunan kadar progesteron :
4) Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya
Estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.
5) Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar Progesteron
dan Estrogen di da;lam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
Progesteron menurun sehingga timbul his.
6)
(1) Teori oxytocin :
7) Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim.
8)
(1) Keregangan otot-otot :
9) Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
10)
16) Secara skematis dikaitkan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar sebagai berikut :
17) Prostaglandin
37) Prostaglandin
18)
23)
30)
38)
46)
39) Prostaglandin
47) Sintesa
40) Estroge
48)
32)
41)
50)
19) Sintesa Prostaglandin di 24) Permiabilitas Na dalam 31) Aktivasi Hormon Hypofise
dan Intra renal
chorio amnion
Myometrium
20)
25)
35)
43)
53)
54)
55)
56)
57)
58)
59)
60)
61) His : Kontraksi otot rahim yang terasa nyeri dan yang dapat menimbulkan
pembukaan servix pada persalinan
51) Prostaglandin
52)
62)His : Kontraksi otot rahim yang terasa nyeri dan yang dapat menimbulkan pembukaan servix pada persalinan
63)
64) Kala I
65) Dimulai dari saat persalinan mulai
68)
sampai pembukaan lengkap (10
cm). Proses ini terbagi dalam 2
fase :
Fase Laten (8 jam) serviks
membuka sampai 3 cm
Ansietas
Kurang pengetahuan
Kurangnya volume cairan
Koping
individu
tidak
efektif
Infeksi
Cedera (janin)
Fase aktif (7 jam) serviks
membuka dari 3 cm sampai
10 cm. Kontraksi lebih kuat
dan sering selama Fase aktif.
Nyeri
Perubahan eliminasi urin
66)
Resiko tinggi
Cedera (ibu)
Gangguan
pertukaran
gas
CO
Kurangnya volume cairan
67) Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap
71)
(10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini biasanya berlangsung 2 jam
pada primi dan 1 jam pada multi.
Nyeri (Akut)
69)
Resiko tinggi
CO
Gangguan
pertukaran
gas
Kerusakan
integritas
kulit/jaringan
Kurangnya volume cairan
Infeksi
Cedera (janin)
Kelelahan
76)
Kelelahan
Engagement
80)
2.
Synclitismus
Asynclitismus
82)
Asynclitismus Posterior
83)Sutura
sagitalis
mendekati
simplusis,
Os
parietal
Asynclitismus Anterior
84)Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga Os
parietal depan > Os parietal belakang.
85)
3.
Flexion
4. Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul
atau dasar panggul Flexi (dagu lebih mendekati dada).
5.
7.
8.
Internal Rotation
10.
11. Extension
Defleksi kepala
Mendesak ke bawah
12.
13. External Rotation
14.
15. Expulsi
16.
2.2.1.
Diagnosa Keperawatan.
pola
istirahat
tidur
berhubungan
dengan
proses
persalinan.
(8) Inefektif koping individu berhubungan dengan ketidak mampuan
relaksasi atau bernafas dengan benar.
(9) Defisit pengetahuan berhubungan dengan perubahan peran.
(10)Inefektif koping individu / keluraga berhubungan dengan masuk
rumah sakit selama proses persalinan.
(11) Inefektif koping keluarga berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
klien.
2) Kala II (Sharon J Reeder Et all, 1987: 478).
(1) Inefektif koping individu berhubungan dengan proses fisik selama
proses persalianan.
(2) Takut berhubungan dengan lingkungan baru.
(3) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.
3) Kala III dan IV. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 494).
(1)
(2)
(3)
(4)
TTV :
Nadi : 80 88 x / menit.
Suhu 365 37 0 C
40.
41. Tindakan / intervensi
43. Mandiri:
1. Kaji derajat ketidak nyamanan1.
melalui isyarat verbal dan non
verbal;
verbal;
perhatikan
pengaruh budaya pada respons
nyeri
44.
2.
2. Bantu dalam penggunaan tehnik
pernafasan / relaksasi yang tepat
dan pada masase abdomen.
45.
46.
3.
3. Bantu tindakan kenyamanan (mis;
gosokan punggung/kaki, tekanan
sakral,
istirahat
punggung,
perawatan
mulut,
perubahan
posisi, perawatan perineal dan
pertukaran linen).
47.
48.
4.
49.
4. Anjurkan klien untuk berkemih
setiap 1-2 jam. Palpasi di atas
simfisi pubis untuk menentukan
distensi, khususnya setelah blok
saraf.
50.
51.
52.
5.
53.
5. Berikan
informasi
tenang
ketersediaan analgeia, rspons/efek
samping biasanya (klien dan
janin), dan durasi efek analgetik
pada lampu atau sitiuasi penyerta.
54.
55.
56.
42. Rasional
95.
Tindakan dan reaksi nyeri adalah
individual
dan
berdasarkan
pengalaman masa lalu, memahami
perubahan fisiologis, dan latar
belakang budaya.
Dapat memblok impuls nyeri dalam
korteks serebral memlalui respons
kondisi
dan
stimulasi
kutan.
Memudahkan kemajuan persalinan
normal.
Meningkatkan relaksasi dan higiene;
meningkatkan perasaan sejahtera
(Catatan
posisi
miring
kiri
menurunkan tekanan uterus pada
vena kava, tetapi pengubahan posisi
secara periodik mencegah iskemia
jaringan dan / atau kekakuan otot
dan meningkatkan kenymanan.
Mempertahankan kandung kemih
bebas
distensi,
yang
dapat
meningkatkan ketidak nyamanan,
mengakibatkan
kemungkinan
trauma, mempengaruhi penurunan
janin, dan meperlama persalinan.
Analgesia epidural atau paraservical
dapat
mempengaruhi
sensasi
penuh.
Memungkinkan klien membuat pilihan
persetujuan
tentang
cara
pengontrolan nyeri. (Catatan: Bila
tindkan konservatif tidak efektif dan
meningkatkan
tegangan
ototo
meghalangi kemajuan persalinan,
penggunaan medikasi yang minimal
dapat
meningkatkan
rlaksasi,
memperpendek
persalinan,
membatasi keletihan, dan mencegah
57.
komplikasi).
58.
6. Membantu menurunkan perasaan
59.
gagal pada klien / pasangan yang
6. Dukung
keputusan
klien telah mengantisipasi kelahiran yang
tentangmenggunakan atau tidak tidak diobati dan tidak mengikuti
menggunakan obat-obatan dengan rencana tersebut. Meningkatkan
cara yang tidak menghakimi. rasa kontrol dan dapat mencegah
Lanjutkan dorongan untuk upaya /menurunkan kebutuhan medikasi.
dan penggunaan tehnik relaksasi. 7. Memungkinkan klien untuk mengatur
60.
kontrol nyerinya sendiri, biasanya
7. Instruksikan
klien
dalam dengan sedikit medikasi.
menggunakan analgesik yang 96.
dikontrol klien, pantau caranya8. Memantau kemajuan persalinan dan
menggunakan.
memberikan informasi untuk klien.
8. Hitung waktu dan catat frkwensi, (catatan: Agens anastetik dapat
intensitas,
dan
durasi
pola mengubah pola kontraksi uterus).
konstraksi uterus setiap 30 menit. 9. Dilatasi servical seharusnya ,2
61.
cm/jam pada nulipara dan 1,5
9. Kaji sifat dan jumlah tampilan cm/jam pada multi para, tampilan
vagina,
dilatasi
servival, vagina meningkat dengan turunnya
penonjolan, lokasi janin dan janin. Pilihan dan waktu pemberian
penurunn janin.
obat dipengaruhi oleh drajat dilatasi
62.
dan pola kontraksi.
63.
10. Anestesi blok regional menghasilkan
64.
paralisis
vasomotor,
sehingga
65.
gerakan
tiba-tiba
dapat
10. Berikan tindakan pengamanan, mencetuskan hipotensi, Analgetika
mis, anjrkan klien untuk bergerak mengubah persepsi, dan klien dapat
dengn perlahan, memperthankan jatuh karena mencoba turun dari
penghalang tempat tidur setelah tempat tidur.
pemberian obat dan sokong kki11. Hipotensi maternal, efek samping
selama pemindahan.
paling umum dari anastesi blok
66.
regional,
dapat
mempengaruhi
11. Kaji tekanan darah dan nadi setiap oksigenasi janin. Hipotensi telentang
1-2 menit setelah injeksi regional dapat terjadi karena posisi litotomi
selama
15
menit
pertama, selama
pemberian
anestesi
kemudian setiap 10 15 menit paraservical. Posisi miring kiri
untuk sis waktu persalinan. meningkatkan aliran balik vena dan
Posisikan pada posisi miring kiri meningkatkan sirkulasi plasenta, Kaji
dengan kepala datar dan kaki variabelitas DJJ. Agens seperti
ditinggikan , atau meninggikan bupivakiain
(Macaine)
dan
lutut dan mengubah posisi uterus Kloroprokain
hidroklorida
secara manual ke kiri sesuai (Nesacaine) mempunyai efek kecil
indikasi.
pada variabilitas DJJ; perubahan
67.
harus diselidiki secara seksama.
68.
(Catatan: Risiko berkenaan dengan
69.
anestesi kaudal meliputi perforasi
70.
kulit kepala janin, serta rectum ibu).
71.
12. Respon toksik sistemik dengan
72.
perubhan sensori terjadi bila obat
73.
diabsorbsi
ke
dalam
sistem
74.
vasculair. Perubahan sensori dapat
75.
juga menjadi indikator awal dari
91.
epidural dapat mengubah sendorium
92.
ataiu menyebabkan kejang bila obat
93.
diabsorbsi
ke
dalam
sistem
94.
vasculair.
21. Berikan soksinilkolin klorida dan
bantu dengan intubasi bila terjadi
kejang.
98. Dignosa Keperawatan Persalinan Tahap II (Pengeluaran) :
99. 1.Nyeri akut.
100.
101.
Kriteria Hasil:
103.
Rasional.
146.
147. 1.Mengklasifikasikan
kebutuhan,
memungkinkan
intervensi yang tepat.
148.
149. 2.Meningkatkan kenyamanan
psikologis
dan
fisik,
memungkinkan
klien
menfokuskan pada persalinan
dan
menurunkan
kebutuhan
terhadap
analgesia
atau
anastesia.
150.
151.
152.
153.
154. 3.Meskipun
klien
yang
mengalami stress persalinan dan
tingkat ketidaknyamanan dpat
mempengaruhi
ketrampilan
pembuatan keputusan noemal.,
ia masih memerlukan kontrol dan
membuat keputusan persetujuan
sendiri
berkenaan
dengan
anstesia. (catatan: Pilihan blok
radiks saraf harus dibatasi pada
situasi rumah sakit dimana
peralatan kedaruratan tersedia).
155.
156. 4.Memberikan
informasi/dokumentasi
legal
tentang
kemajuan
kontinu;
membantu mengidentifikasi pola
kontraksi
abnormal,
117.
118. 5.Berikan
informasi
dan
dukungan yang berhubungan
dengan kemajuan persalinan.
119.
120.
121.
122.
123. 6.Anjurkan
klien/pasangan
untuk mengatur upaya untuk
mengejan
dengan
spontan,
daripada dilakukan terus
menerus, mendorong selama
kontraksi. Tekankan pentingnya
menggunakan obat abdomen
dan merelakskan dasar pelviks.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130. 7.Pantau penonjolan perienal
dan rektal, pembukaan muara
vagina dan tempat janin.
131.
132.
133. 8.Bantu klien dalam memilih
posisi optimal untuk mengejan;
(Misalnya
jongkok
atau
rekumben
lateral,
posisi
semifowler (ditinggikan 30 60
derajat), atau penggunaan kursi
melahirkan.
Kaji
keefektifan
upaya untuk mengejan; bantu
klien untuk merelakskan semua
otot dan beristirahat di antara
kontraksi.
134.
135.
136. 9.Pantau tekanan darah (TD)
dan
nadi
ibu,
dan
DJJ.
Perhatikan reaksi merugikan
yang tidak biasanya terhadap
obat-obatan,
seperti
reaksi
antibodi-antigen,
paralisis
pernafasan, atau blok spinal.
Catat reaksi merugikan seperti
mual, muntah, retensi urine,
pelambatan depresi pernafasan
dan pruritus pada wajah, mata
atau mulut.
137.
138.
penurunan
sirkulasi
dalam
139. 10.Kolaborasi
bagian plasenta ibu. Reaksi
140. Kaji
kepenuhan
kandung
merugikan
yanglain
setelah
kemih.
Kateterisasi
diantara
pemberian anastetik spinal atau
kontraksi bila distensi terlihat dan
peridural, khususnya bila morfin
klien tidak mampu menghindari.
digunakan
141.
166.
142. 11.Dukung dan posisikan blok 167. 10.Meningkatkan
sedal atau anestesi spinal, lokal,
kenyamanan,
memudahkan
pudendal sesuai indikasi
turunnya janin,dan menurunkan
143.
risiko trauma kandung kemih
144. 12.Anestesi lokal :
yang disebabkan oleh bagian
145. Bantu sesuai kebutuhan pada
presentasi janin.
pemberian
anestesi
lokal 168. 11.Posisi yang tepat menjamin
sebelum episiotomi.
penenpatan tepat dari obatobatan
dan
membantu
mencegah komplikasi.
169.
170. 12.Menganestesi
jaringan
perineal lokal untuk memperbaiki
tujuan.
171.
Diagnosa
Keperawatan
Persalinan
Tahap
III
(Pengeluaran
Plasenta) :
172.
peran.
173.
174.
Kriteria Hasil :
175.
176.
207.
208.
209.
210.
Tanggal masuk
ASUHAN KEPERAWATAN
: 11 September 2011
Jam masuk :
01.25
: VK/ III
Kamar No.
: .
Jam
WIB
211.
Ruang/kelas
212.
01.25
WIB.
213.
A IDENTITAS
214.
Nama pasien : Ny BN
Nama suami
215.
Umur
216.
: 27 tahun
Umur
: Tn SW
: 34 tahun
Jawa/
Indonesia
217.
Agama
: Islam
Agama
: Islam
218.
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SLTA.
219.
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
220.
Alamat
Alamat
: Jl Pogot
lama 3/10 a
221.
222.
B RIWAYAT KEPERAWATAN :
223.
1. RIWAYAT OBSTETRI
A
Riwayat Menstruasi :
Menarche
: umur 14 th.
Siklus
: teratur
Banyaknya
: sedang
Lamanya
: 4- 7 hari
HPHT
: 20 Desember 2010
Keluhan
: (-)
TP
: 27 September 2011
224.
225.
230. N
Anak Ke
231. TAHUN
226.
Kehamilan
232. Umur
kehamilan
233. p
e
227.
234.
jenis
245. 1995
244. 2
247. 9 bulan
236. p
237. la
238. in
239. perda
olo
ng
fe
rahan
k
si
ul
ul
248. -
249.
250. Bid
spt
an
Komplikasi
Nifas
235. pen
it
243. 1
228.
Persalinan
it
si
251. -
252. -
253. -
254. -
229.
Anak
240.
241.
242.
Jenis
bb
pj
255.
256. 258.
3,1
51
257.
kg
259.
Genogram
260.
261.
262.
263.
264.
265.
27 th
34 th
266.
7 th
Kehamilan Sekarang :
267.
Diagnosa : G II..P1.A0 H 1
268.
Imunisasi : TT 1
269.
TT2
( ) sudah
( ) sudah
belum
belum
270.
271.
272.
( ) mual
273.
( ) muntah
274.
( ) pusing
275.
Lainnya ;
276.
277.
ya
( ) tidak
278.
Pergerakan janin : ( ) ya
tidak
Sejak usia, 4, 5
bulan
279.
280.
( ) orang tua
lain lain
281.
Breast care : (
) Ya
( ) Tidak
Perineal care : (
) Ya
( ) Tidak
Nutrisi
:(
) Ya
( ) Tidak
Senam nifas : (
) Ya
( ) Tidak
KB
) Ya
( ) Tidak
:(
Menyusui
282.
:(
) Ya
( ) Tidak
Persalinan Sekarang :
1 Keluhan His
FMulai kontraksi tanggal/jam 11 September 2011.
( ) teratur
interval
I lama
tidak
: 10 menit
: 3 X 35
J Kekuatan : adekuat
K
2 Pengeluaran Pervagina
LJenis :
M
Lendir
Darah
Darah lendir
( ) Air ketuban.
N
3 Periksa Dalam : Jam 01.25 WIB
O Oleh Rahayu Budi Utami
P Hasil pembukaan 4 cm
Q
Effecement 75 %
Ketuban : ( - )
Bidang Hodge II
U
4 Kala Persalinan :
a Kala I :
-
b Kala II :
-
Penyulit : ( - )
Cara mengatasi : ( - )
Keadaan bayi :
V
Apgar Score 1 : 6
Y
c
Apgar Score 5 : 8
Kala III
-
jelek
tindakan
Sebutkan ..
Kotiledon :
( ) lengkap
tidak
Selaput :
( ) lengkap
tidak
Beferan 1 Suppositoria.
AB
Methergin 1 ampul.
d Kala IV :
-
Tanda vital :
AC
TD
: 135/100 mmHg
P : 20 X/menit
AD
: 80 .X/menit
S : 36,4 C
Perdarahan :
( ) Ya
Perineum
( ) Ruptur spontan
AE
AF 5. Keadaan Bayi :
a BB
: 2550 gram
b PB
: 48 CM
Pusat : ( ) Normal
( ) Alkohol 70%
AH
Bethadine
AI
Lainnya :
Abnormal
jelek
( - ) tidak
Jumlah : 300 CC
Episiotomi
e Anus : ( ) berlubang
tertutup
Suhu : 36,8 C
g Lingkar kepala :
AJ
AK
AL
AM
h Kelainan kepala :
AN
( - ) Caput succedanum
( - ) Cephal Hematoma
AO
( - ) Hidocephalus
( - ) Microcephalus
AP
( - ) Anencephalus
AQ
AR Lain lain : tidak ada
AS Pengobatan yang didapat : AT
2. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB : ( ) ya
( ) Pil
AV ( ) lain lain.
( ) tidak
( ) suntik
( ) Implant
Sebutkan -
3. Riwayat Kesehatan :
AX
AY
AZ
BA
BB
( - ) Penyakit jantung
BC
( - ) Penyakit hipertensi
BD
BE
4. Riwayat Lingkungan
BF Kebersihan : baik
BG Bahaya
: tidak ada
BH
BI
5. Aspek Psikososial
a. Persepsi ibu setelah bersalin : merasa gembira karena anaknya lahir
dengan selamat
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan
sehari hari ? ; tidak
c.
sendiri
d. Ibu tinggal dengan siapa : suami dan anaknya
e. Siapa orang yang terpenting bagi ibu : suami
f.
perut,malas makan
c.
BL
2. Pola eliminasi
BM BAK
a. Frekwensi
: 4 5 kali
b. Warna
: kuning jernih
c.
BAB
a. Frekwensi : 1 kali/sehari
b. Warna
: kuning kecoklatan
c.
: khas feces
Bau
: tidak ada.
BN
BO
BP
3. Pola personal Hygiene
a. Mandi
Frekwensi : 2 x/hari
Sabun : ( ) Ya
) tidak.
BQ
b. Oral hygiene
Frekwensi : 2 x/hari
Waktu
: ( ) Pagi
( ) sore
) Setelah makan
BR
c.
Cuci rambut
Frekwensi : 1 x/seminggu
Shampo : ( ) ya
) tidak
BS
4. Pola istirahat dan tidur
BT
5. Pola aktifitas dan latihan
( ) sore
Olah raga
( ) Tidak
BU Jenisnya
: ( ) Ya
( ) Malam
:-
BV Frekwensi :
BW
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok
: ( ) Ya , sebutkan
( ) Tidak
BX
Minuman keras
Ketergantungan obat : (
: ( ) Ya , sebutkan
( ) Tidak
) Ya , sebutkan( ) Tidak
7. Pemeriksaan Fisik
Nadi
: 33 x/menit
Respirasi
: 20 X/mnt
Suhu
: 36,9 x/menit
Berat badan
: 65 kg
1. Sistem penglihatan
Posisi mata
: ( ) simetris
( ) Asimetris
Kelopak mata
: ( ) Normal
) Ptosis
Gerakan mata
: ( ) Normal
) Abnormal
Konjungtiva
: ( ) Normal /merah
) Abnormal
( - ) Anemis ( - ) sangat
merah
Kornea
: ( ) Normal
keruh
berkabut
(-)
terdapat perdarahan
Sklera
:(
( ) Anikterik
) Ikterik
2. Sistem Pernafasan
Jalan nafas
: ( ) Bersih
( - ) Sumbatan
( - ) sputum
( - ) Lendir
( - ) Darah
Pernafasan
: ( ) Sesak
( ) Tidak sesak
( ) Dengan aktifitas
Suara nafas
) Tanpa aktifitas
: ( ) Vesikuler / normal
( - ) Ronkhi
( - ) Lidah
( ) Bronkovesikuler
( - ) Wheezing
) Ya
( ) Tidak
3. Sirkulasi jantung
Irama
: ( ) Teratur
) Tidak teratur
( - ) Gallop
Sakit dada
( ) Tidak
Timbul
: ( - ) Saat beraktifitas
Karakter
:(
) Ya
( - ) Tanpa aktifitas
( - ) Seperti terbakar
( - ) Seperti tertimpa benda berat.
4. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut
Gigi
) Carries
( ) Tidak
) Ya
( ) Tidak
BAK
Jumlah
: 150 cc/24jam
Warna
: ( ) Kuning Jernih
(
) Merah
) Tidak terkontrol
) Kuning kecoklatan
) Putih
- Lainnya : .
Lainnya : ( - )
) Sedang
) Ya
Mammae : membesar ( ) Ya
) Tidak
) Ya
( ) Buruk
( ) Tidak
( ) Tidak
Colostrum
: Keluar
Datar (
) Ya
Kedalam ( )
( ) Belum
Membesar : ya
Mengecil : ya
Linea : Nigra
Linea : Nigra
Striae
Striae : Albicans
: Albicans
( ) Tidak
( ) Ya
( ) Ya
( ) Tidak
Palpasi
Leopold I
TFU : 34 cm
PERINEUM
Episiotomi : Tidak
Berisi bokong
Jenis episiotomi :
( ) Medialis
( ) Lateralis
Leopold
( ) Mediolateralis
IV
Tangan
konvergen/sejajar/divergen
Ruptur : Ya
Osborn Test :
Lokhea : rubra
Kontraksi : baik
Banyaknya : 50 cc
Auskultasi :
Bau : darah/amis
DJJ : 12 11 - 12
Data Tambahan :
Palpasi
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik
Distensi : Tidak
C DATA PENUNJANG
1 Laboratorium :
(-)
2 USG
(-)
3 Rontgen
(-)
G
H
I
J ANALISA DATA
K
L DATA
O S : Ibu mengatakan
tidak nafsu makan
mulai kemarin siang,
sejak perut terasa
mules-mules.
P Ibu mengatakan mulesmules sejak tanggal 10
september 2002 jam
14.00 WIB.
Q O : Makan tidak mau
R Pasien terbaring lemah
di tempat tidur
S Ketuban (-)
T Tidak mau / menolak
bila diberi roti & mie.
U
AD S : Ibu mengatakan
tidak kuat menahan
sakit di perut dan
pinggang
AE O : His Adekuat 3 x 40
AF
DJJ
(+),
TFU.....
AG
Gerakan
janin (+)
AH
Skala nyeri 8
- 9.
M ETIOLOGI
V His persalinan
W
X Mules-mules dan
nyeri pada daerah
pinggang
Y
Z Keinginan untuk
makan menurun
AA
AB Intake<<
N PROBLEM
AC Kekuranagan
volume cairan
AS Nyeri
AI 4 cm
AJ Ibu berteriak bila his
datang, ket (-)
AK
ATS : Ibu bertanya
BD
Kurangnya
kapan bayinya lahir.
informasi
AU
Ibu bertanya
BE
apakah
bisa
BF
Ketakutan
melahirkan
secara menghadapi persalinan
normal.
BG
AV
O
:
Ibu
BH
Kurang
tampak cemas
pengetahuan tentang
AW
Wajah
prosedur persalinan
tegang
AX
G II P 1 - 1
AY
T : 140/90
AZ
RR : 20 x/mt
BA
S : 360C
BB N : 84x/mt.
BC
BJ
BI
cemas
BKDIAGNOSA KAPERAWATAN
1. Kekuranagan volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan.
2. . (Kala 1)
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri berat) berhubungan dengan Kontraksi uterus (kala
2).
4. Cemas (sedang) berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang prosedur
persalinan
BL
BM
RENCANA KEPERAWATAN
kontraksi.
CN
benar,
4. Berikan informasi dan dukungan yang
berhubungan dengan kemajuan persalinan.
Ibu tampak lebih tenang.
CO
Ibu istirahat diantara kontraksi. 5. Anjurkan klien/pasangan untuk mengatur
upaya untuk mengejan dengan spontan,
CP
CQ Cemas (sedang) berhubungan 1. Kaji ulang keadaan cemas pada ibu.
dengan Kurang pengetahuan 2. Memberikan kenyamanan dan ketenraman
tentang prosedur persalinan
pada
ibu
selama
menanti
proses
CRTujuan
:
persalinan:
Ibu mengatakan tidak cemas
CT
Tinggal dan selalu berada di
dalam waktu 1 x 60 menit
dekat ibu.
CS Kritria hasil:
3. Jelaskan pada ibu tentang proses prsalinan
menggunakan kata-kata perlahan
dan
Ibu mengatakan tidak cemas lagi
tenang, menggunakan kalimat yang
Wajah tidak tegang
pendek dan sederhana.
Tekanan darah: 120/80
4. Perlihatkan rasa empati pada ibu dengan
Nadi : 80 x /menit.
datang
secara
tenang,
memberikan
Suhu : 365-370C
sentuhan pada ibu dan biarkan ibu
RR: 18 20 x /menit.
menggenggam tangan perawat sambil
Bayi lahir secara spontan.
berbicara tentang kecemasannya.
5. Tanyakan kembali pada ibu tentang
pengalamanya yang menyenangkan pada
persalinannya yang lalu.
6. Monitor tanda-tanda vital dan kecemasan
setelah diberikan penjelasan tentang
prosedur proses persalinan.
7. Tanyakan pada ibu mekanisme koping
yang digunakan ibu saat menghadapi
kecemasan pada persalinan dahulu.
8. Evaluasi kecemasan ibu dengan bertanya
kepada
ibuu
tentang
kesiapanya
menghadapi persalinan ini.
CU
CV
Ibu
dapat
mengejan
dengan