Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2460-6472

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Selada Laut (Ulva Lactuca L) Dengan Ekstraksi
Bertingkat Menggunakan Metoda Dpph
1

Eka Maryana Febriansah, 2Endah Rismawati Eka Sakti, 3Reza Abdul Kodir
Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, Unisba, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116
email: 1ekamaryanafebriansah@yahoo.co.id, 2endah.res@gmail.com, 3reza.abdul.kodir
@gmail.com
1,2,3

Abstrak: Antioksidan adalah senyawa yang mampu mendonorkan satu elektron atau lebih pada senyawa
oksidan.Selain itu, antioksidan dinyatakan juga senyawa yang mampu menangkal dampak negatif oksidan
dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak selada laut (Ulva
lactuca Linnaeus) yang diperoleh menggunakan metode maserasi secara bertingkat, menggunakan tiga
pelarut yang berbeda kepolaran (n-heksana, etil asetat, etanol) dan menentukan ekstrak yang berpotensi
antioksidan paling kuat. Adapun metode pengujian aktivitas antioksidan yang digunakan adalah metode
kromatografi lapis tipis dengan penampak bercak DPPH 0,2% untuk analisis kualitatif senyawa
antioksidan. Sedangkan metode pengujian aktivitas antioksidan secara kuantitatif digunakan metode
peredaman radikal bebas DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian
mengidentifikasi adanya senyawa antioksidan yang terkandung dalam ketiga jenis ekstrak selada laut
tersebut.Hal ini ditunjukkan oleh perubahan warna bercak kuning dengan latar belakang ungu yang
diamati pada KLT. Adapun potensi antioksidan dari ketiga jenis ekstrak selada laut yang terkuat dimiliki
oleh ekstrak etanol dengan nilai IC50 4921,79 ppm.
Kata kunci: Selada laut, DPPH, Antioksidan, spektrofotometer UV-Vis

A.

Pendahuluan

Alga (rumput laut) Indonesia menempati peran penting dalam kehidupan


masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah pesisir pantai. Masyarakat
Indonesia telah lama memanfaatkan alga laut sebagai bahan pangan, bahan pakan,
bahan kosmetik, bahan pupuk, dan berbagai manfaat lain termasuk sebagai bahan
farmasi. Dalam bidang farmasi, alga banyak diketahui sebagai antimikroba, antikanker,
antivirus, antidiabetes, antioksidan, sumber mineral, dan sebagainya (Gupta and
Ghanam, 2011; Kumar.S, 2014; Kolanjinathan, 2014; Ashok et al., 2013).
Salah satu alga yang diduga memiliki aktivitas antioksidan (Julyasih dkk., 2009)
dan mudah didapat adalah selada laut (Ulva lactuca). Selada laut adalah makroalga laut
yang banyak digunakan sebagai bahan pangan oleh masyarakat Indonesia Di beberapa
daerah di Indonesia, selada laut juga memiliki nilai komersil sebagai bahan pangan
(Julyasih dkk., 2009).
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah yaitu seberapa besar
potensi antioksidan yang dimiliki selada laut (Ulva lactuca) yang diekstrak dengan 3
pelarut yang berbeda kepolarannya, serta ekstrak manakah yang paling memiliki
aktivitas paling kuat dalam meredam radikal bebas DPPH.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antioksidan dari ekstrak selada
laut dengan menggunakan pelarut yang berbeda kepolarannya dan untuk menentukan
ekstrak manakah yang berpotensi antioksidan paling kuat.
B.

Landasan Teori

Ulvalactuca tumbuh di berbagai habitat, di bebatuan, terutama pada fragmen


karang mati.Ukuran dan bentuk bervariasi dengan perubahan faktor lingkungan.Ulva

531

532 |

Eka Maryana Febriansah, et al.

juga dapat tumbuh di air laut dan air tawar seperti danau dan biasanya menempel pada
karang di sepanjang karang. (Hatta, 2002: 121).
Ulva oleh para ahli dianggap sebagai sumber makanan yang sehat bagi manusia.
Hal tersebut karena sebagai salah satu anggota dari rumput laut, Ulva mengandung serat
sehingga memakan Ulva dalam jumlah besar membantu memperlancar pencernaan
orang yg memakannya. Ulva juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hal
tersebut merujuk pada fakta bahwa Ulva yang dikeringkan mengandung 18,7% air,
14,9% protein, 0.04% lemak, 50.6% gula tepung, dan 0.2% serat. Adapun vitamin dan
mineral yang ada dalam Ulva antara lain vitamin A (jumlahnya sama dengan yg
terkandung dalam kubis), vitamin B1, vitamin C, serta (Hatta, 2002: 120).
Antioksidan dapat diartikan sebagai senyawa yang mampu memberikan atau
mendonorkan satu elektron atau lebih pada senyawa oksidan.Selain itu, antioksidan
disebut juga senyawa yang mampu menangkal dampak negatif oksidan dalam tubuh.
Antioksidan bekerja dengan cara memberikan satu elektronnya kepada senyawa yang
bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan dapat dihambat (Winarsi, 2007:
77).
Klasifikasi Antioksidan
Dilihat dari klasifikasinya antioksidan bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Antioksidan enzimatis
Antioksidan enzimatis misalnya enzim superoksida dismutase (SOD), katalase dan
glutation peroksidase.
2. Antioksidan non-enzimatis
Antioksidan non-enzimatis dibagi kedalam 2 kelompok berdasarkan kelarutannya, yaitu
:
Antioksidan larut lemak seperti -tokoferol, karotenoid, flavonoid, kuinon dan
bilirubin.
Antioksidan larut air seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat logam dan
protein pengikat hemoglobin.
Kedua jenis antioksidan tersebut sangat berperan dalam aktivitas senyawa
oksidan dalam tubuh.Jumlah radikal yang melebihi kapasitas (stres oksidatif) dapat
dihambat oleh adanya antioksidan enzimatis dan antioksidan non-enzimatis (Winarsi,
2007:77-79).
Radikal bebas merupakan m molekul yang sangat reaktif.Radikal bebas
memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya hal ini yang
menyebabkan elektron molekul sel dapat berikatan atau bereaksi dengan molekul sel
tubuh (Fessenden dan Fessenden, 1986: 223). Radikal bebas yang dibiarkan akan
bereaksi terus menerus sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, penyakit
jantung, katarak, penuaan dini serta penyakit degeneratif lainnya (Droge, 2002: 52).
Pengujian Aktivitas Antioksidan
Prinsip metode penangkapan radikal adalah pengukuran penangkapan radikal
bebas sintetik dalam pelarut organik polar seperti metanol pada suhu kamar oleh suatu
senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan.Radikal bebas sintetik yang digunakan
DPPH. Senyawa DPPH akan bereaksi dengan senyawa antioksidan dengan cara
pengambilan atom hidrogen dari senyawa antioksidan untuk mendapatkan pasangan
elektron (Cholisoh.Z, 2008:36).

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Selada Laut (Ulva Lactuca L) dengan ... | 533

Kelebihan dari metode DPPH adalah mudah, cepat dan sensitif, sedangkan
kelemahan dari metode DPPH adalah hanya dapat memberikan informasi mengenai
aktivitas senyawa yang diuji dan hanya dapat mengukur senyawa antiradikal yang
terlarut dalam pelarut organik khususnya alkohol (Utomo, dkk, 2013: 265)
C.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Farmasi Unisba, meliputi


beberapa tahap perlakuan yaitu pengumpulan bahan, determinasi, pengamatan
makroskopik dan mikroskopik,pembuatan simplisia, penapisan fitokimia simplisia,
ekstraksi, penapisan fitokimia ekstrak,pemantauan komponen ekstrak dengan
menggunakan KLT dan pengujian aktivitas antioksidan secara kualitatif dan kuantitatif
dengan metode peredaman radikal bebas DPPH.
Bahan penelitian adalah selada laut yang diperoleh dari pantai Ujung Genteng
Kec. Ciracap Kab. Sukabumi. Determinasi tumbuhanakan dilakukan di Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta.
Penyiapan simplisia meliputi pengumpulan bahan, sortasi basah, pencucian,
pengeringan dan perajangan.Karakterisasi simplisia meliputi pengamatan makroskopis
berupa pengujian terhadap bau, bentuk, ukuran, dan warna, serta
mikroskopikselanjutnya dilakukan penetapan parameter spesifik dan non spesifik dari
simplisia terebut.
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut nheksanadilakukan pergantian pelarut sebanyak 3 kali. Kemudian didapat ampas dan
ekstrak cair n-heksana. Ampas di maserasi kembali dengan etil asetat. Ekstrak cair etil
asetat dipisahkan dengan ampasnya. Seperti langkah diatas, ampas kembali dimaserasi
dengan metanol. Diperoleh ampas dan ekstrak cair metanol. Selanjutnya ketiga ekstrak
cairtersebut dipekatkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator, dan dibantu
dengan penguapan diatas waterbath sehingga diperoleh ekstrak pekat. Selanjutnya
terhadap ekstrak pekat yang diperoleh, dilakukan penapisan fitokimia, penetapan
parameter spesifik dan non spesifik. Kemudian terhadapketiga ekstrak yang diperoleh
dilakukan pemantauan kualitatif terhadap senyawa yang memiliki aktifitas antioksidan
secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan penampak bercak DPPH 0,2% dalam
metanol.Setelah dilakukan pemantauan secara kualitatif dilanjutkan dengan pengujian
aktivitas antioksidan secara kuantitatif dengan menggunakan metode peredaman radikal
bebas DPPH.
D.

Hasil Penelitian

Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan golongan
senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak. Hasil yang didapat
menunjukkan simplisia selada laut memiliki kandungan golongan senyawa alkaloid,
flavonoid, polifenolat, monoterpen / seskuiterpen dan Steroid / Triterpenoid. Hasilnya
bisa dilihat pada Tabel 1

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

534 |

Eka Maryana Febriansah, et al.

Tabel 1.Data Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia


No

Golongan Senyawa

Alkaloid

(+)

Flavonoid

(+)

Saponin

(-)

Tanin

(-)

Kuinon

(-)

Polifenolat

(+)

Monoterpen/Seskuiterpen

(+)

Streroid/Triterpenoid

(+)

Simplisia

Keterangan:
(+)
= Terdeteksi
()
= Tidak terdeteksi
Penetapan Parameter Standar
Penetapan parameter standar simplisia dilakukan untuk menjamin kualitas bahan
yang digunakan dalam penelitian. Parameter non spesifik yang dilakukan pada
penelitian ini meliputi, penetapan susut pengeringan, kadar air, kadar abu total dan
penetapan kadar abu tidak larut asam, sedangkan parameter spesifik yang dilakukan
terdiri dari uji organoleptik, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol dan bobot jenis.
Untuk hasil keduanya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3
Tabel 2. Hasil Penetapan Parameter Standar Spesifik

Dilakukan penetapan kadar sari bertujuan untuk memberikan gambaran awal


jumlah kandungan senyawa yang terlarut dalam pelarut tertentu. Hasil penetapan kadar

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Selada Laut (Ulva Lactuca L) dengan ... | 535

sari larut air dari simplisia diperoleh rata-rata yaitu sebesar 21,35% (b/b) sedangkan
hasil penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia diperoleh rata-rata yaitu sebesar
7,94% (b/b). Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya senyawa polar dari selada laut
yang terlarut dalam pelarut air lebih banyak dibandingkan dengan senyawa kurang polar
yang dapat larut dalam pelarut etanol.
Setelah dilakukan penetapan kadar sari selanjutnya dilakukan penetapan bobot
jenis ekstrak. Tujuan dari penetapan bobot jenis ekstrak adalah untuk menetahui jumlah
dan jenis komponen atau zat yang larut di dalamnya. Dari data pengamatan diketahui
bahwa ekstrak etanol, ekstrak etil asetat dan ekstrak n heksan masing masing memiliki
bobot jenis 0,71; 0,94; 0,78. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa senyawa yang paling
banyak tertarik di pelarut etil asetat.
Tabel 3. Hasil Penetapan Parameter Standar Non Spesifik

Pentapan kadar air dilakukan untuk mengetahui kadar air dari suatu simplisia
yang sebelumnya telah mengalami proses pengeringan. Penetapan kadar air ini penting
untuk dilakukan karena kadar air dapat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari
simplisia.
Parameter susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan maksimal
tentang besarnya senyawa yang hilang pada saat proses pengeringan, yaitu senyawa
yang mudah menguap (Depkes RI, 2000: 13). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa
jumlah susut pengeringan selada laut adalah 22,13% (b/b). Hal ini menunjukkan
banyaknya jumlah air dan senyawa lain yang menguap selama proses pengeringan.
Penetapan kadar abu total bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal hingga proses akhir
terbentukya simplisia (Depkes RI, 2000:17). Sedangkan kadar abu tidak larut asam
menunjukan adanya pasir atau kotoran yang terdapat pada simplisia, semakin tinggi
kadar abu tidak larut asam maka semakin tinggi jumlah pasir dan kotoran yang terdapat
dalam simplisia
Pengujian Aktivitas Antioksidan
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ekstrak n-heksana, etil asetat,
dan etanolselada lautdengan metoda KLT menggunakan penampak bercak DPPH
menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Hasil pengujian kualiitatif pada dilihat pada
Gambar 1

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

536 |

Eka Maryana Febriansah, et al.

Gambar 1. Profil KLT Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat dan Etanol dengan Fase Diam
Silika Gel dan Fase Gerak N-Heksana:Etil Asetat (8:2) dan Butanol: Asam Asetat:air
(4:1:5) Diamati Setelah Disemprot Penampak Bercak DPPH
Dari Gambar 1 dapat dilihat adanya bercak warna kuning dengan latar ungu hal ini
menunjukkan selada laut diduga memiliki aktivitas antioksidan.
Adapun analisis kualitatif dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas
DPPH dengan pembanding yang digunakan adalah vitamin C. Hasil pengujian dapat
dilihat pada Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7
Tabel 4.Kurva Peredaman Radikal Bebas Ekstrak N-Heksana

Tabel 5. Kurva Peredaman Radikal Bebas Ekstrak Etil Asetat

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Selada Laut (Ulva Lactuca L) dengan ... | 537

Tabel 6. Kurva Peredaman Radikal Bebas Ekstrak Etanol

Tabel 7. Kurva Peredaman Radikal Bebas Dari Vitamin C

Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana,


ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol masing masing memiliki nilai IC50 11213,076
ppm, 9770,285 ppm dan 4921,79 ppm. Dari ketiga nilai IC50 dapat dikatakan aktivitas
antioksidan yang lemah hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor. Diantaranya
faktor eksternal simplisia berupa lingkungan tempat pengambilan bahan, proses
pembuatan ekstrak yaitu pengaruh suhu yang digunakan pada saat pemekatan ekstrak
terlalu tinggi.Dengan demikian senyawa senyawa yang berpotensi antioksidan pada
ulva lactuca kemungkinan mengalami kerusakan.
E.

Kesimpulan
Sampel selada laut yang diuji pada penelitian ini menunjukkan aktivitas antioksidan
yang sangat lemah. Hal tersebut dapat dilihat dari ekstrak yang memiliki potensi paling
besar sebagai antioksidan adalah ekstrak etanol dengan nilai IC50 sebesar 4921,79ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Farmasi Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

538 |

Eka Maryana Febriansah, et al.

Ashok, K., Sivakumari, K., andJayaprakash, P. 2013. Seaweeds.International Journal of


Applied Biochemistry, 2013,1(1):30-36.
Chang, T.S, Yu. T.T., Jyh, H.W., Chih, Y.H., Yueh, H.K. (2009). Antioxidant
Activities and Phytochemical Characteristicsof Extracts from Acacia confusa
Bark. Science Direct, 14th February.
Cholisoh, A dan W. Utami. 2008. Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Etanol 70% Biji
Jengkol (Archidendron Jiringa), PHARMACON, Vol 9,01
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat 3 5.Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan.
Fessenden, R.J., dan J.S., Fessenden. (1997). Dasar-dasar Kimia Organik, Edisi 3,
terjemahan Dra. Sukmariah Maun, Dra. Kamianti Anas, da Dra. Tilda S. Sally,
Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Gupta, S. and Abu-Ghannam, N. 2011. Bioactive Potential And Possible Health Effects
Of Edible Brown Seaweeds. Trends in Food Science & Technology 22 (2011)
315-326
Hatta, A.M.(2002). Caulerpa Racemosa (Forssk) J.Agarh in Prudhomme van Reine.
W.F and Trono Jr,G.C (editor) Plant Resourses of South-East Asia 15 (1)
Cryptogams: Algae. Prosea Fondation, Bogor, Indonesai 119-122.
Julyasih, K.S.M., Wirawan, I.G.P., Harijani, W.S., dan Widajati, W. 2009. Aktivitas
Antioksidan Beberapa Jenis Rumput Laut (Seaweeds) Komersial Di
Bali.Seminar Nasional Akselerasi Pengembangan Teknologi Pertanian Dalam
Mendukung Revitalisasi Pertanian.Fak. Pertanian &LPPM UPN Veteran
Jawa Timur
Kolanjinathan, K., Ganesh, P., and Saranraj, P. 2014. Pharmacological Importance of
Seaweeds: A Review. World Journal of Fish and Marine Sciences 6 (1): 01-15,
2014
Kumar.S, Ramesh. 2014. A Review: Biomedical Compounds and Anticancer drugs
from Marine and Tropical Herbal medicine. International Journal of Chemistry
and Pharmaceutical Sciences 2014, Vol.2(7): 997-1006
Saha, M.R., Hasan. R., Akter. R., Hossain, M.M., Alam, M.S., Alam, M.A., Mazumder,
M.E.H. (2008). In Vitro Free Radical Scavenging Activity of Methanol Extract
of The Leavesof Mimusops Elengi Linn, Bangladesh Society for Veterynary
Medicine, Vol 6 (2).
Utomo, A.R., Retnowati, R., Juswono, U.P. (2013). Pengaruh Konsentrasi Minyak Kenanga
(Cananga odorata) Terhadap Aktivitasnya Sebagai Antiradikal Bebas, Kimia
Student Journal, Vol 1 (02)

Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasi Dalam
Kesehatan. Kanisius, Yogyakarta.

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)

Anda mungkin juga menyukai