Oleh :
BESTIANTI PURNASARI JIWA
F1F1 12 078
Skripsi
Diajukan oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulisan hasil penelitian yang berjudul
“Analisis Pelayanan Pasien Sebagai Salah Satu Indikator Penggunaan Obat
Rasional di Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari” dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan hasil ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Melalui kesempatan ini dengan segala bakti penulis
haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kepada orang tua penulis,
ayahanda Drs. La Jiwa, M.Pd. dan ibunda Dra. Wd Hadasia, M.Pd. atas segala
doa yang tiada henti, pengorbanan, semangat, dukungan, perhatian, kasih sayang
yang tiada henti, nasehat, cinta, serta ketabahan dalam mendidik penulis yang
takkan bisa penulis balas. Semoga Allah SWT selalu melindungi, memberikan
kesehatan, dan melimpahkan rahmat-Nya kepada kedua orang tua kami.
Terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Sunandar Ihsan S.Farm.,
M.Sc., Apt. selaku pembimbing pertama dan Bapak Sabarudin, S.Farm., M.Si.,
Apt. selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
dalam mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan
maupun dalam proses penyelesaian hasil penelitian ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Usman Rianse selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Prof. Dr. Sahidin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Halu Oleo
3. Ibu Nur Illiyyin Akib S.Si., M.Si., Apt. selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Halu Oleo.
ii
4. Ibu Wahyuni S.Si., M.Si., Apt selaku Sekretaris Jurusan Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Halu Oleo yang telah memberikan banyak bantuan
administratif.
5. Ibu Henny Kasmawati S.Farm., M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Farmasi dan Selaku Dewan Penguji
6. Ibu Rini Hamsidi, S.Farm, M.Farm., Apt. selaku Kepala Laboratorium
Penelitian Farmasi.
7. Bapak Drs. Sapto Raharjo, M.Si., dan Ibu Nuralifa, S.Farm., M.Kes., Apt.
selaku Dewan Penguji yang telah banyak memberikan ide dan saran bagi
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
8. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
9. Kepala Puskesmas beserta staf di Lima Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari
atas izin, bantuan, keramahan, dan kemudahan selama pengumpulan data di
puskesmas.
10. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Farmasi, serta seluruh staf di lingkungan
Fakultas Farmasi UHO atas segala fasilitas dan pelayanan yang diberikan
kepada penulis selama menuntut ilmu.
11. Kakak penulis Ramdhani Nur Fitrah Jiwa S.Pd dan adik penulis Fakhrul Rajab
Suaib Jiwa, Sitti Asriyah Ramadhani Jiwa dan adik-adik penulis yang telah
meninggal dunia terima kasih atas segala doa, motivasi dan semangatnya yang
telah diberikan
12. Sahabat terdekat penulis Waode Almuriat Markuta, Restiani Sulea, Cherly
Shalliny, Sri Rahayu Pou, Khairatun Hisan dan Tut Endriani Harianto yang
selalu memberikan dukungan, bantuan, semangat, dan doa selama ini, terima
kasih sudah menjadi sahabat terbaik selama kurang lebih 7 tahun ini.
13. Teman terdekat selama 9 semester ini, Rachma Malina S.Farm., Nur Fauziyah
Dahlan, Musyykerrinawati Kahar, Sri Rahayu Ningsih S.Farm., terimaksih
sudah menjadi teman terbaik selama perkuliahan.
14. Teman-teman sekelas Spektronik UV-B Ade Yuyun, Sumail Sidik, Dwi
Syahfitrah Ramadhan, S.Farm., Riki Ardiansyah, S.Farm., Muh. Geral
Lamambo, Muh. Julpan Kope, Rahmat Muliadi, Loly Subhiati, S.Farm., Wd.
iii
Arlina Misnaeni, S.Farm, Dwi Riskah S.Farm., Fitria Ningsih, Wd.Nur
Hajimah, Inten Widuri Wulandari, Saverian Angelina Tee, Ayu Ernisa, Linda
Priarti, S.Farm., Sri Murni, S.Farm., Zakiyatul Mahmudah, S.Farm., Ramlah,
S.Farm., Mila Armila Sari, Yunita Dawu, S.Farm., Narfita, Isra Sulasmi,
Israwati, Cicilia Sandara, Halmayanti, Milawati, Eka Astuti Janah, terima
kasih masa-masa selama perkuliahan yang telah kita lewati, kekompakan dan
kasih sayang kalian.
15. Teman seperjuangan yang membantu dalam proses penulis dalam segala hal
yang mereka bias Sitti Munawarah, Aisyah, dan Vista terima kasih atas segala
bantuan yang diberikan untuk penulis.
16. Teman-teman angkatan 2012 Kelas A dan Kelas C terima kasih semangat dan
kekompakannya selama ini.
17. Teman-teman sepenelitian Risfiani Wulandari, Kiki Reskiyanti, Yuliana,
Pasha, Alfyanita, Irma Yana Daud, Wd.Sitti Nur Badriah, terima kasih atas
semangat dan waktunya untuk bertukar informasi mengenai penelitian.
18. Kepada Kak Kaharudin, S.Pd dan Kak Jabal Uhud, S.Farm., terimaksih atas
bantuan dan bimbingannya selama ini.
19. Kepada Kakak-Kakak Angkatan 2010 dan 2011 Fakultas Farmasi yang telah
menjadi panutan dan pemicu semangat selama jenjang perkuliahan.
20. Keluarga penulis selama berada di Kota Kendari yang selalu membantu
penulis dalam suka maupun duka, Merlin, Maliana, Dewi, Uping, Risma,
Haya, Timun, terimakasih atas semua doa dan dukungannya selama ini.
Akhirnya penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak dan apabila masih terdapat kesalahan dalam penelitian ini,
sudilah kiranya memberikan koreksi untuk lebih baiknya tulisan ini. Semoga
Allah SWT memberi taufik kepada kita semua untuk mencintai ilmu yang
bermanfaat dan amalan yang shalih dan memberikan ridho balasan yang sebaik-
baiknya. Amin
Kendari, 2016
Bestianti Purnasari Jiwa
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN x
ABSTRAK xi
ABSTRACT xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
v
H. Pengolahan data 33
BAB V PENUTUP 66
A. Kesimpulan 66
B. Saran 67
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 72
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Pemetaan wilayah Kecamatan Kota Kendari 24
2. Kerangka konsep penelitian 26
3. Grafik persentase jenis kelamin dan umur responden 38
4. Grafik rata-rata waktu konsultasi medis tiap puskesmas 39
5. Grafik rata-rata waktu penyiapan obat tiap puskesmas 44
6. Grafik persentase kesesuaian obat tiap puskesmas 47
7. Grafik persentase pelabelan lengkap tiap puskesmas 48
8. Grafik persentase pengetahuan pasien tentang tiap puskesmas 50
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
% : Persen
ANOVA : Analisis Of Variance
Depkes : Departemen Kesehatan
INRUD :International Network of Rational Use of Drugs
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan
IKP : Insiden Keselamatan pasien
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
p : Probabilitas
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
WHO :World Health Organization
α : Alf
x
ANALISIS PELAYANAN PASIEN SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DI PUSKESMAS RAWAT JALAN
KOTA KENDARI
ABSTRAK
Penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien menerima obat sesuai
dengan kebutuhan klinisnya, untuk periode waktu yang sesuai dengan harga yang
terjangkau. Penelitian ini bertujuan menganalisis kerasionalan penggunaan obat
berdasarkan indikator pelayanan pasien di Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari,
serta menganalisis adanya perbedaan tingkat rasionalitas penggunaan obat di
setiap Puskesmas Rawat Jalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode
cross-sectional secara prospektif dari data primer hasil observasi dan wawancara.
Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan indikator kerasionalan
penggunaan obat berdasarkan parameter pelayanan pasien menurut WHO. Data
dianalisis menggunakan program SPSS 19 dengan menggunakan uji Kruskal-
Wallisdan uji Mann-Whitney, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
obat di Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari didapatkan tidak rasional kecuali
untuk parameter rata-rata waktu penyiapan obat dan persentase kesesuaian
penyerahan obat. Rata-rata untuk waktu konsultasi 3,33 menit, rata-rata waktu
penyiapan obat 1,80 menit, persentase kesesuaian penyerahan obat 100%,
persentase pelabelan lengkap 54%, dan persentase pengetahuan pasien 65%.
Puskesmas yang paling mendekati kriteria kerasionalan untuk parameter rata-rata
waktu konsultasi adalah Puskesmas Mokoau (4,59 menit), untuk parameter rata-
rata waktu penyiapan obat adalah semua Puskesmas yaitu dengan rata-rata ≥1 ,
untuk perameter persentase kesesuaian penyerahan obat adalah semua Puskesmas
dengan nilai persentase 100%, untuk persentase pelabelan lengkap adalah
Puskesmas Mokoau (957,26%) dan untuk persentase pengetahuan pasien adalah
Puskesmas Benu-Benua (81,33%). Pada 5 puskesmas untuk parameter rata–rata
waktu konsultasi, rata-rata waktu penyiapan obat, dan persentase pelabelan
lengkap dan persentase pengetahuan pasien didapatkan setiap puskesmas berbeda
secara bermakna (p<0.05), sedangkan untuk parameter persentase kesesuaian
penyerahan obat tidak didapatkan perbedaan secara bermakna (p>0.05).
xi
ANALYSIS OF PATIENT SERVICE AS ONE OF RATIONAL USING
MEDICINE INDICATOR IN OUTPATIENT HEALTH CENTER OF
KENDARI CITY
ABSTRACT
The use of medicine called rational if patient receive medicine based on its
clinic need, for appropriate time period with reached price. This study aims to
analyze rationale of using medicine based on patient service indicator in the
Outpatient Health Center of Kendari City, also to analyze the difference between
health centers. This study used cross-sectionalprospectively from primary data
from observation and interview. Then, collected data were compared with
rationale indicator of using medicine based on WHO service patient parameter.
Data analysis used program SPSS verse 19 with using Kruskal-Wallis test and
Mann- Whitney test. The result of study shows that using of medicine in
Outpatient Health Center of Kendari city achieved not rational, except time
average of preparing medicine and appropriate medicine presentation where
consultancy time average 3,33 minutes, preparing time average 1,80 minutes,
percentage of giving medicine 100 % , percentage of complete labeled 42,71 %,
and percentage of patient knowledge 65%. The health center who closed to
rationale criteria for consultancy time average parameter and complete labeled
percentage is Puskesmas Mokoau (4,59 minutes) and 41,98% and patient
knowledge percentage is Puskesmas Benua- Benua ( 81,33%). At five health
centers for consultancy time average parameter, time average of preparing
medicine, complete labeled percentage and patient knowledge percentage is
reached that every health center is different meaningfully (p<0.05), while for
parameter percentage of appropriate giving medicine is not reached difference
meaningfully (p> 0.05).
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu unsur utama dalam upaya kesehatan, mulai dari
harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Obat juga dapat
merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara
penggunaan obat yang tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, dan penjualannya.
Sekitar 50% lainnya tidak digunakan secara tepat oleh pasien (WHO, 2002).
mendapatkan 3,5 obat, lebih dari 50% menerima 4 atau lebih obat untuk setiap
yang singkat dengan rata rata berkisar hanya 3 menit saja serta miskinnya
compliance pasien merupakan pola umum yang terjadi pada penggunaan obat
dengan kebutuhan klinis pasien dalam jumlah dan untuk masa yang memadai, dan
1
dengan biaya yang terendah.Bila pasien menerima obat atau menggunakan obat
tidak sebagaimana dinyatakan dalam definisi di atas, itulah pengobatan yang tidak
rasional (Sadikin, 2011). Pada era modern sekarang ini pengetahuan masyarakat
menjadi orientasi pada pasien (Depkes, 2006). Oleh karena itu rasionalitas
penggunaan obat tidak hanya ditinjau dari sisi obat saja namun juga ditinjau dari
aspek lain yang berkaitan dengan pasien saat berada di fasilitas kesehatan, seperti
medication error. Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat
peresepan, pelayanan yang diberikan bagi pasien, dan tersedianya fasilitas untuk
yang kurang tepat oleh individu tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
(Hogerzeil dkk., 1993). Salah satu indikator utamanya adalah faktor pelayanan
2
pasien yang berpengaruh pada ketepatan diagnosis dan terapi untuk pasien, serta
informasi yang seharusnya diterima oleh pasien agar pasien mengerti akan tujuan
terapi dan paham tentang penggunaan obat. Parameter yang ditinjau antara lain
interaksi antara tenaga kesehatan dengan pasien selama proses pengobatan pasien
yang rasional sesuai standar yang ada. Bila terjadi ketidakrasionalan penggunaan
obat di puskesmas Kecamatan maka kerugiannya akan dialami oleh lebih banyak
kecamatan di Kota Depok adalah 2,21 menit, rata-rata waktu penyiapan obat yang
tingkat pemberian label masih lengkap rendah. Pemahaman pasien akan medikasi
3
sebesar 97,13%. Parameter yang masih jauh dari sempurna yaitu pelabelan
pada pasien rawat jalan yang terdapat di Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari
bagi masyarakat Kota Kendari tentang penggunaan obat secara disiplin dan dapat
Kendari.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
Jalan Kota Kendari ditinjau dari indikator pelayanan pasien menurut WHO.
Jalan Kota Kendari ditinjau dari indikator pelayanan pasien menurut WHO.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
3. Bagi Institusi
4. Bagi Masyarakat
rasional.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat merupakan salah satu unsur yang penting dalam upaya kesehatan,
pemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Obat juga
dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan
secara tidak tepat atau disalahgunakan. Penggunaan obat yang rasional merupakan
salah satu langkah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik (Depkes,
2006).
Obat memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Pemberian obat yang benar
tidak benar dapat merugikan. Kesalahan dalam penggunaan obat dapat berakibat
diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan
harga terjangkau (WHO 1987). Salah satu perangkat tercapainya penggunaan obat
yang rasional adalah tersedia suatu pedoman atau standar pengobatan yang
6
Kesehatan Republik Indonesia (2006) menjabarkan bahwa secara praktis
1. Tepat diagnosis
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis yang tepat.
2. Tepat indikasi
4. Tepat dosis
Ketepatan dosis merupakan jumlah obat yang diberikan berada dalam range
Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan praktis agar
Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping yaitu efek yang tidak
7
8. Tepat informasi
Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting dalam
tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh atau
obat dikatakan rasional jika diagnosis tepat dan pemilihan obat yang terbaik untuk
penyakit tersebut, dosis yang tidak rasional yaitu pemberian obat yang sebenarnya
tidak perlu misalnya pemberian antibiotik pada infeksi yang ditimbulkan oleh
macam yang sebenarnya tidak perlu, hal ini dikenal dengan istilah over
samping yang berupa resistensi, interaksi obat yang berbahaya yang menurunkan
atau peresepan suatu obat dikatakan tidak rasional apabila kemungkinan untuk
8
memberikan manfaat kecil atau tidak ada sama sekali, atau kemungkinan
Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotik yang tepat dan rasional akan
obat, serta efisiensi obat dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan
pasien yang kurang optimal tidak hanya disebabkan oleh sistem pengelolaan obat,
profesionalisme tenaga farmasi yang masih kurang (Depkes, 2006). Pasien datang
akan mereka terima dan meninggalkan tempat dengan membawa bungkusan obat
atau selembar resep yang dapat mereka tebus di sarana kesehatan lainnya (WHO,
1993).
tetapi, WHO menyimpulkan tiga faktor utama adalah pola peresepan, pelayanan
pemberian obat yang akan dikonsumsi oleh pasien. Faktor pelayanan pasien
berpengaruh pada ketepatan diagnosis dan terapi untuk pasien, serta informasi
yang seharusnya diterima oleh pasien agar pasien mengerti akan tujuan terapinya
dan paham tentang penggunaan obatnya. Faktor fasilitas yaitu ketersediaan obat
esensial dan daftarnya menjadi penunjang bagi tenaga kesehatan untuk dapat
9
menjalankan penggunaan obat yang rasional (WHO, 2009). Ketiga faktor tersebut
c. Dampak terhadap kemungkinan efek samping dan efek lain yang tidak
diharapkan.
e. Dampak psikososial.
terapi. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat berakibat pada dampak-dampak
10
1. Penurunan kualitas terapi yang dapat meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas.
3. Resiko efek yang tidak diinginkan mencetuskan terjadinya reaksi yang tidak
mendapatkan 3-5 obat, lebih dari 50% menerima 4 atau lebih obat untuk setiap
pola umum yang terjadi pada penggunaan obat tidak rasional di Indonesia
(Depkes, 2005).
B. Indikator Pelayanan
obat, serta efisiensi obat dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan
pasien yang kurang optimal tidak hanya disebabkan oleh sistem pengelolaan obat,
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
11
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Depkes,
pelayanan kefarmasian telah meluas dari pelayanan yang berorientasi pada obat
farmasi yang semula berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi harus
kualitas hidup pasien. Kesembuhan pasien sebesar 25% diharapkan diperoleh dari
kenyamanan serta baiknya pelayanan apotek, sedangkan 75% berasal dari obat
meningkatkan kualitas pelayanan farmasi dan guna mencapai tujuan yang telah
12
keamanan dan efisiensi penggunaan obat, meningkatkan kerjasama dengan pasien
dan profesi kesehatan lain yang terkait dalam pelayanan farmasi, serta
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
13
mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
masalah apa saja yang dialami pasien di fasilitas kesehatan yang dapat
dapat digunakan sebagai evaluasi indikator pelayanan pasien yaitu (WHO, 1993):
petugas obat.
14
c) Perhitungan: rata-rata dihitung berdasarkan pembagian waktu total
penyiapan obat untuk sejumlah pasien dengan jumlah resep pasien yang
diterima.
pengkajian resep, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
1. Peracikan
dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah
2. Etiket
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya.
4. Penyerahan Obat
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh
15
5. Informasi Obat
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang
6. Konseling
Delay disebabkan antara lain karena petugas belum mengerjakan resep karena
16
b. Obat sering kosong sehingga membutuhkan waktu untuk mengambil obat
tersebut di gudang.
kerja yang lebih detail mengenai setiap kegiatan dalam proses pelayanan
resep umum dan SOP tidak diletakkan di ruangan atau di tempat yang mudah
Pada saat penyerahan obat, salah satu hal yang dilakukan oleh petugas
adalah memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait
dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping dan cara penyimpanan obat. Namun karena
sepenuhnya terjadi. Tanpa pengetahuan yang cukup mengenai resiko dan manfaat
pasien tidak seperti yang diharapkan dan pasien beresiko terhadap efek obat yang
merugikan. Strategi edukasi dan pelatihan dapat diterapkan, bukan hanya untuk
masyarakat tetapi juga untuk tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas dalam
17
Faktor penyebab IKP (insiden keselamatan pasien) adalah kegagalan
penelitian menyebutkan 50% kejadian medical errors dan sampai 20% kejadian
komunikasi efektif antar perawat dan antar petugas kesehatan menjadi salah satu
obat yang diberikan oleh fasilitas kesehatan dengan jumlah obat yang
lain: yang pertama adalah benar obat, benar obat merupakan obat yang diberikan
kepada pasien sesuai dengan resep dari dokter. Prinsip pemberian obat yang ke
18
dua adalah benar dosis, dosis diberikan sesuai dengan karakteristik pasien
maksudnya sesuai hasil perhitungan dan jenis obatnya dalam jumlah tertentu.
Benar jalur atau rute, benar rute merupakan pemberian obat sesuai jalur yang
diprogramkan dan dipastikan bahwa rute tersebut aman sesuai untuk pasien. Benar
kesalahan dalam menerima obat, memberikan informasi cara kerja dan efek
Kesalahan pemberian obat terjadi pada beberapa tahapan sebagai berikut: 39%
saat dokter menginstruksikan obat, 12% saat obat ditulis ulang di daftar obat, 11%
selama proses pengobatan, dan 38% saat perawat memberikan obat (Leape dkk.,
1995)
19
c) Perhitungan: persentase, dihitung berdasarkan pembagian jumlah bungkus
obat yang berlabel cukup, dengan jumlah total bungkus obat yang
terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah pasien yang berobat dan petugas
obat yang tersedia sehingga pekerjaan petugas farmasi menjadi kurang optimal
serta kurangnya edukasi mengenai pelabelan obat bagi tenaga farmasi. Dampak
dari obat dengan pelabelan yang tidak cukup memungkinkan pasien salah minum
2014).
mengenai nama, kegunaan, aturan pakai, cara dan lama penggunaan obat
dikalikan 100.
diketahui. Walaupun telah dijelaskan oleh tenaga kesehatan, akan tetapi pada
20
kenyataannya secara praktis pengetahuan pasien berbeda-beda tergantung pada
pasien. Kualitas hidup dan pelayanan bermutu dapat menurun akibat adanya
salah satunya disebabkan kurangnya informasi tentang obat (Athiyah dkk., 2014).
1993):
responden. Jika fasilitas kesehatan yang dapat dicapai sebanyak 20, maka jumlah
fasilitas kesehatan kurang dari 20, maka jumlah responden harus lebih besar agar
21
C. Puskesmas
berbagai hasil telah banyakdicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah
kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah
terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi
22
sehat. Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas menyelenggarakan upaya
kesehatan wajib merupakan upaya yang minimal harus diadakan oleh setiap
6. Upaya pengobatan
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga dari empat
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga dari empat
kriteria pedesaan
yang wilayah kerjanya yaitu berada di wilayah yang sulit dijangkau atau
23
rawan bencana, pulau kecil, akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1
minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan
b) Puskesmas rawat inap adalah rujukan pertama bagi kasus tertentu yang
pelayanan kesehatan.
Program Dinkes Prov. Sultra Tahun 2012 Kota Kendari memiliki 15 puskesmas
24
Berikut adalah daftar nama puskesmas dimasing-masing kecamatan di
Kota Kendari:
25
D. Kerangka Konsep Penelitian
Hasil Analisis
26
BAB III
METODE PENELITIAN
metode purposive, yaitu suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja
B. Jenis Penelitian
a) Semua pasien berumur 15-55 tahun yang berobat di puskesmas rawat jalan
b) Semua dokter yang bertugas di puskesmas rawat jalan Kota Kendari dalam
27
c) Semua petugas farmasi yang bertugas di unit pelayanan farmasi di
a) Sampel pasien yang diambil adalah pasien yang berobat di poli umum dan
mendapat resep. Pasien poli umum dipilih karena sebagian besar pasien
jumlah sampel yang diperlukan. Seratus dua puluh pasien (120) untuk
semua parameter disetiap puskesmas. Jadi total sampel pasien adalah 600
pasien;
b) Sampel dokter yang diambil adalah semua dokter bagian poli umum dari
populasi;
c) Sampel petugas farmasi yang diambil adalah total populasi unit pelayanan
farmasi.
a) Pasien laki-laki dan perempuan yang berobat di poli umum pada saat
obat;
28
2. Kriteria eksklusi pasien:
a) Pasien yang berobat di poli gigi dan KIA (Kesehatan Ibu Anak);
c) Pasien yang tidak melakukan konsultasi medis yaitu pasien yang meminta
E. Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu stopwatch, dan
form penilaian.
F. Definisi Operasional
Waktu yang dihitung adalah waktu sejak pasien tiba di meja konsultasi
N = Jumlah pasien
Waktu yang dihitung adalah waktu sejak pasien menyerahkan resep hingga
29
Skala: Rasio (detik)
Q = Jumlah pasien
berdasarkan:
Jumlah obat diserahkan lebih atau kurang dari jumlah obat diresepkan.
𝑇
U = 𝐵1 𝑥 100%
Skala: Ordinal
30
d. Pelabelan cukup adalah mencakup informasi yang terdapat
dalam etiket obat meliputi cara penggunaan obat, nama obat, nama pasien,
Kategori: - Ada(1)
X = Jumlah pertanyaan
Kategori: - Benar(1)
- Salah (0)
2) Kegunaan obat
31
5) Durasi penggunaan obat
1. Observasi
waktu konsultasi pasien dengan dokter dan mencatat waktu konsultasi pada
Peneliti berada di ruang tunggu loket obat, mencatat waktu saat pasien
Peneliti mengumpulkan data obat yang diresepkan dari lembar resep yang
dari form pelabelan lengkap. Hasil dicatat pada form penyerahan obat.
d) Pelabelan cukup
2. Wawancara
Pengetahuan Pasien
32
Setelah pengumpulan data pelabelan lengkap pada pasien pada butir (d)
pasien mengenai obat yang diterima dan mencatat hasil wawancara pada form
pengetahuan pasien.
H. Pengolahan data
1. Seleksi Data
penelitian.
2. Input Data
3. Coding
a) Pasien: berupa nomor urut yang terdiri dari tiga digit angka
Digit pertama, dua dan ke tiga: nomor urut pasien dengan angka 001-100.
b) Puskesmas: berupa nomor urut yang terdiri dari satu digit angka
33
Digit pertama: kode puskesmas dengan angka 1-5;
4. Cleaning Data
5. Analisis Data
antar varian lebih dari dua kelompok sampel atau lebih akibat adanya satu
faktor perlakuan (Budi, 2006). Uji ini merupakan termasuk uji parametrik
34
BAB IV
pada periode April-Juni 2016. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang
observasi dan wawancara pada pasien rawat jalan di poli umum, dengan jumlah
dilakukan di 5 Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari pada periode April 2016 -
35
kesehatan perorangan yang berjalan di puskesmas berdasarkan observasi antara
lain:
f. Pelayanan kefarmasian
pelayanan kesehatan dibagian poli umum. Sampel petugas farmasi yang diambil
jumlah tenaga kesehatan di puskesmas rawat jalan yaitu, dokter umum berjumlah
10 orang, apoteker 4 orang, dan asisten apoteker 13 orang. Jumlah petugas tenaga
kesehatan di setiap Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel
berikut ini:
C. Karakteristik Pasien
pasien yang telah memenuhi kriteria akan diambil sebagai sampel penelitian
36
hingga mencapai jumlah sampel yang dibutuhkan. Sampel pasien yang diambil
adalah pasien yang melakukan pengobatan di puskesmas rawat jalan bagian poli
umum dan yang mendapatkan resep dengan kriteria umur yaitu 15-55 tahun.
pasien yang berkunjung ke puskesmas bagian poli umum. Poli umum adalah
tidak termasuk kriteria karena obat yang diresepkan biasanya berbentuk puyer,
sehingga akan mempengaruhi rata-rata waktu penyiapan obat menjadi lebih lama
dari pada pasien yang dewasa. Selain alasan tersebut, pasien yang berumur
dibawah 15 tahun masih membutuhkan dampingan dari orang tua atau keluarga
pada saat penerimaan obat dan pada saat penggunaan obat, sehingga dapat
Pasien yang berumur diatas 55 tahun atau biasa disebut sebagai pasien
dialami oleh pasien sehingga akan terjadi polifarmasi karena obat yang diberikan
biasanya dalam jumlah banyak, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam
penyiapan obat. Selain itu pula, pasien lansia juga akan mempengaruhi parameter
37
Hasil penelitian yang dilakukan di 5 puskesmas rawat jalan Kota Kendari
menunjukkan bahwa dari total 600 pasien, untuk kelompok umur 15-25 tahun
terdapat 22,38% (137 responden), 26-35 tahun sebanyak 21,66% (130 responden),
36-45 tahun sebanyak 24,66% (148 responden) dan untuk pasien yang berumur
jenis kelamin yang lebih sering berkunjung ke puskesmas yaitu laki-laki sebanyak
41,38% (251 responden) dan untuk pasien yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 58,16% (349 responden). Persentase umur pasien dan persentase jenis
41.83%
LAKI-LAKI
58.16%
PEREMPUAN
38
D. Tingkat Rasionalitas Penggunaan Obat Pada Indikator Pelayanan
Salah satu upaya untuk memahami cara penggunaan obat yaitu dengan
memperhatikan segala hal yang terjadi di puskesmas dari sudut pandang pasien
Waktu konsultasi medis adalah waktu yang dibutuhkan oleh dokter untuk
dialami pasien. Standar yang ditetapkan oleh WHO untuk rata-rata waktu
konsultasi medis yaitu ≥30 menit, tetapi hasil yang didapatkan dari setiap
puskesmas belum ada yang mencapai standar dari WHO. Rata-rata waktu
4.59
5.00
3.64
4.00 3.07 2.98
3.00 2.38
Menit
2.00
1.00
0.00
39
Waktu konsultasi medis disetiap puskesmas berbeda-beda. Puskesmas
yang memiliki waktu konsultasi medis terlama yaitu Puskesmas Mokoau dengan
waktu 4,59 menit dan tercepat adalah Puskesmas Benu-Benua dengan waktu 2,38
menit. Hasil yang diperoleh sangat jauh dari standar yang ditetapkan oleh WHO
yaitu ≥30 menit. Waktu konsultasi yang cepat dapat membuat informasi yang
diterima mengenai pengobatan tidak cukup jelas bagi pasien (Kardela dkk., 2014).
Ketersedian tenaga medis dan jumlah pasien yang berobat setiap hari
banyak sedangkan dokter yang bertugas dalam sehari hanya ada 1 dokter. Jumlah
1. Jam buka pelayanan puskesmas dimulai pada pukul 07.30-12.00, tetapi waktu
Mokoau penyakit yang dialami pasien biasanya penyakit yang ringan seperti
demam, maag, batuk, diare sehingga resep obat yang diterima pasien juga
40
tidak terlalu banyak biasanya 3 obat yang sering diberikan ke pasien sehingga
jumlah pasien berkisar 40 pasien perhari dan jumlah dokter yang bertugas tiap
hari sebanyak 2 dokter. Untuk rasio antar dokter dengan pasien sudah
beberapa faktor:
1. Jam buka pelayanan puskesmas dimulai pada pukul 07.30-12.00, tetapi waktu
dengan pasien.
dialami, sehingga diperlukan penggalian informasi yang lebih dalam lagi dari
dokter kepada pasien mengenai gejala yang dialami oleh pasien, sehingga
1. Jumlah pasien, dalam satu hari dapat mencapai 80 pasien dengan dokter yang
bertugas dalam 1 hari sebanyak 2 dokter atau bahkan 1 dokter saja. Hal ini
pasien karena jumlah pasien yan banyak sedangkan dokter yang bertugas di
41
2. Jam buka pelayanan puskesmas dimulai pada pukul 07.30-12.00, tetapi waktu
1. Jam buka pelayanan puskesmas dimulai pada pukul 07.30-12.00, tetapi waktu
2. Tingkat penyakit, pasien yang berobat biasanya pasien yang mengeluh karena
obat 2-3 obat sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan
konsultasi.
ini memiliki waktu konsultasi yang tercepat dibandingkan dengan puskesmas lain.
Jumlah pasien yang berkunjung ke puskesmas ini berkisar 50 pasien dalam satu
hari dengan jumlah dokter yang bertugas sebanyak 2 dokter. Cepatnya waktu
1. Jam buka pelayanan puskesmas dimulai pada pukul 07.30-12.00, tetapi waktu
42
waktu konsultasi menyebabkan berkurangnya interaksi yang dibutuhkan
kelelahan, maag, demam, yang hanya memerlukan obat 2-3 obat sehingga
Puskesmas rawat jalan sangat singkat yaitu mulai pukul 07.30-12.00. Hal ini
cepat waktu pelayanan yang diberikan oleh puskesmas maka semakin cepat pula
Lama atau cepatnya waktu konsultasi pasien dengan dokter tergantung pula dari
Waktu penyiapan obat merupakan waktu yang diperlukan oleh pasien dari
mulai memberikan resep ke Apotek sampai dengan pasien menerima obat yang
telah diresepkan. Hasil penelitian yang telah dilakukan disetiap Puskesmas Rawat
Kota Kendari telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu ≥1 menit.
43
Perumnas dengan waktu 2,06 menit dan yang tersingkat adalah Puskesmas Benu-
Benua 1,34 menit. Waktu penyiapan obat yang lebih lama, dapat mendukung
pasien untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai obat yang akan
0.50
0.00
Perumnas bukan karena lamanya interaksi antara pasien dengan petugas farmasi,
tetapi proses pada saat penyiapan obat. Resep yang masuk di kumpulkan terlebih
dahulu, kemudian petugas farmasi mengerjakan resep, dan tidak lagsung diberi
pada pasien. Obat diberikan pada saat resep yang bersamaan tadi sdah jadi. Waktu
penyiapan obat yang lama dikarenakan petugas farmasi biasanya mengambil obat
terlebih dahulu digudang tempat penyimpanan obat, ketika obat yang dibutuhkan
dikarenakan obat yang diberikan dalam bentuk strip sehingga langsung diberikan
44
tanpa membutuhkan waktu yang lama bagi Asisten Apoteker dalam menyiapkan
obat. Jumlah Asisten Apoteker juga mempengaruhi waktu penyiapan obat bagi
perlu menuggu lama . Selain itu, jumlah obat yang diresepkan kepada pasien juga
tidak banyak, biasanya obat yang diberikan dalam jumlah 3 atau 4 obat sehingga
jumlah obat yang diberikan ke pada pasien tidak terlalu banyak, biasanya jumlah
obat yang diberikan 3-4 obat, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan
obat tidak memerlukan waktu yang lama. Untuk waktu penyiapan di puskesmas
jati raya memiliki dua Asisten Apoteker dengan rata-rata melayani 30 pasien
perharinya sehingga pelayanannya tidak memerlukan waktu yang lama, selain itu
penyiapan obat juga tidak membutuhkan waktu lama karena obat-obat yang
dibutuhkan telah tersedia. Jumlah obat yang diresepkan juga tidak banyak
biasanya 3-4 obat sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan obat tidak
lama. Jumlah Asisten Apoteker yang bekerja di Puskesmas ini sebanyak 2 Asisten
obat tidak memerlukan waktu yang lama,selain itu pula sediaan obat yang
45
Puskesmas Mokoau memiliki waktu penyiapan obat yaitu 1,78 menit.
Parameter waktu penyiapan obat yang tidak memerlukan waktu yang lama,
dikarenakan resep dokter untuk pasien yang diberikan kebanyak dalam bentuk
strip dan juga ada beberapa resep obat salep sehingga waktu penyiapannya tidak
mempermudah penyiapan obat bagi pasien, karena jumlah pasien perhari juga
tidak banyak jadi waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan obat cukup singkat.
penyiapan obat untuk pasien, karena sampel pasien yang diambil adalah umur 15-
55 tahun, dimana obat-obat yang diresepkan tidak perlu dipuyer karena biasanya
pasien yang memiliki umur 15-55 tahun, resep obat yang diterima dalam bentuk
sediaan jadi.
kesesuaian antara obat yang diterima oleh pasien dengan resep dokter. Proses
penyerahan obat kepada pasien dilakukan oleh apoteker atau petugas farmasi
lainnya, dengan cara memberikan obat seperti yang diminta pada resep pasien
tersebut.
jalan, persentase kesesuaian penyerahan obat telah mencapai standar WHO yaitu
100%. Pasien yang melakukan pengobatan di setiap Puskesmas rawat jalan Kota
46
Kendari mendapatkan obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter. Hal
sehingga pasien menerima obat sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter.
gambar 6.
100%
50%
0%
tepat dosis, tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat cara pemberian, tepat lama
pemberian, waspada terhadap efek samping, tepat informasi, dan tepat dalam
terdapat dalam etiket obat yang akan digunakan meliputi cara penggunaan obat,
lama penggunaan obat, aturan pemakaian obat, nama pasien, nama obat, dan juga
indikasi obat yang akan digunakan. Pelabelan lengkap sangat penting bagi pasien,
47
karena sangat berpengaruh pada pengobatan yang akan dilakukan pasien. Ketika
persentase pelabelan obat yang tidak lengkap, maka informasi mengenai obat pula
40.00
Persentasi
30.00
20.00
10.00
0.00
bahwa tingkat pemberian label lengkap masih rendah karena WHO menetapkan
standar 100% untuk pelabelan lengkap, tetapi nilai tersebut tidak terlalu jauh
lengkapan informasi yang terdapat pada etiket untuk setiap puskesmas, memiliki
48
Puskesmas Jati Raya memiliki persentase pelabelan yang rendah,
dikarenakan pada puskesmas Jati Raya tidak dicantumkan cara penggunaan obat.
tingkat pelabelan yang tidak terlalu jauh berbeda, dikarenakan dalam etiket yang
tertera pada resep obat tidak mencantumkan lama penggunaan, nama obat, dan
indikasi obat. Sediaan obat dalam bentuk salep atau pun gel, biasanya tidak
diberikan etiket karena informasi obat sudah tertera dilabel obat atau wadah obat,
tetapi seharusnya semua obat yang diberikan harus memiliki etiket yang berisikan
penggunaan obat akan baik karena pemberian label yang lengkap memudahkan
pasien ketika menggunakan obat. Namun apabila label obat yang diberikan pada
kemasan obat tidak jelas maka akan menyulitkan pasien ketika menggunakan obat
semua puskesmas mencapai 65% , persentase ini masih jauh dari standar WHO
yaitu 100%. Parameter pengetahuan pasien mengenai obat meliputi nama obat,
kegunaan obat, aturan pakai obat, cara penggunaan obat dan lama penggunaan
obat. Parameter ini sangat penting untuk diketahui oleh pasien, agar pasien
49
100% 81.33%
74%
80% 60.33%
56.33%
53%
Persentasi
60%
40%
20%
0%
dengan Puskesmas yang lain dikarenakan pada saat penyiapan obat, apoteker
langsung yang memberikan obat kepada pasien mengenai informasi obat yang
akan digunakan oleh pasien sehingga informasi yang diterima pasien mengenai
obatnya cukup jelas dan dapat dipahami oleh pasien. Pengetahuan pasien yang
penyakit pasien cukup ringan sehingga tidak memerlukan jumlah obat yang
banyak, dimana jumlah obat yang diterima biasanya 2-3 obat saja sehingga tidak
memerlukan waktu penyiapan obat yang lama yaitu 1,34 menit. Dengan jumlah
obat yang tidak banyak, membuat pasien akan lebih paham mengenai obat yang
digunakan.
50
Perumnas kebanyakan pasien yang telah sering melakukan pengobatan di
Puskesmas ini. Selain itu pula penjelasan yang diberikan oleh petugas farmasi
pasien cukup paham dengan penggunaan obat. Ada beberapa pasien di Puskesmas
Perumnas yang memiliki tingkat pendidikan rendah yang tidak sampai tamat
sekolah dasar, sehingga pasien seperti ini memerlukan penjelasan lisan yang harus
obat, tetapi Asisten Apoteker dimana informasi mengenai obat yang diberikan
kurang baik jika dibandingkan dengan puskesmas Benu-Benua. Hal ini dapat
Pemberian obat dilakukan oleh asisten apoteker karena puskesmas ini tidak
puskesmas ini biasanya hanya diberikan langsung obatnya dengan aturan pakai
dari obat, untuk kegunaan dari obat masih jarang dilakukan. Persentase
dokter dengan pasien cepat yaitu 2.98 menit. Kurangnya interaksi antara Asisten
ini dibuktikan dengan waktu penyiapan obat yang cepat yaitu 1.95 menit.
51
Puskesmas Mokoau memiliki persentase pengetahuan pasien 53%. Hal ini
dikarenakan pelayanan yang dilakukan oleh petugas farmasi bukan langsung dari
apoteker tetapi dari Asisten Apoteker, dimana pelayanan yang diberikan mengenai
obat. Ketika obat diserahkan langsung kepada pasien, informasi yang diberikan
pasien dan Asisten Apoteker yang dibuktikan dengan waktu penyiapan obat yang
yang pelayanan informasi obatnya langsung diberikan oleh Apoteker lebih tinggi
pelayanan yang dilakukan oleh Asisten Apoteker mengenai informasi obat lebih
lengkap. Hal ini dapat dibuktikan dengan persentase pengetahun yang lebih tinggi
dibandingkan Puskesmas yang lain dan memiliki waktu penyiapan obat yang
paling lama.
Pemahaman akan informasi obat yang masih rendah dapat terjadi karena
beberapa faktor:
52
a. Pelabelan yang kurang lengkap menyebabkan kurangnya informasi seperti
diketahui pasien.
b. Penyerahan obat kepada pasien pada beberapa puskesmas tidak dilakukan oleh
Apoteker tetapi dilakukan oleh petugas medis yang lain sehingga informasi
yang diberikan oleh petugas kefarmasin saat memberikan obat kepada pasien.
mendapatkan informasi mengenai obat dari etiket obat yang diterima oleh
pasien.
d. Jenis informasi minimal yang diberikan apoteker pada pasien yaitu meliputi
nama dan gambaran obat, tujuan pengobatan, cara dan waktu penggunaan,
saran ketaatan dan pemantauan sendiri, efek samping dan efek merugikan,
2007).
53
Indikator pelayanan pasien menurut WHO terdiri atas 5 parameter yaitu
penyerahan obat, persentase obat yang diserahkan pada pasien, persentase obat
yang pelabelannya lengkap, dan persentase pengetahuan pasien tentang obat yang
Rawat Jalan Kota Kendari masih belum rasional dan belum sesuai dengan standar
WHO. Untuk parameter indikator yang rasional terdapat pada parameter waktu
penyiapan obat dan kesesuaian penyerahan obat, dengan hasil yang didapatkan
adalah rata-rata waktu penyiapan obat 1,80 menit dan persentase kesesuaian
penyerahan obat adalah 100%. Untuk parameter yang tidak memenuhi standar
pelayanan pasien menurut WHO adalah parameter rata-rata waktu konsultasi 3,33
54
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jika dibandingkan dengan
pada tahun 2011 terdapat perbedaan hasil penelitian, dimana dari kelima
parameter hanya parameter rata-rata waktu penyiapan obat yang sudah dikatakan
rasional yaitu 10,92 menit karena sesuai dengan standar yang ditetapkan WHO
yaitu ≥1 menit dan untuk indikator yang belum rasional adalah parameter rata-rata
waktu konsultasi 2,21 menit dimana standar yang telah ditetapkan WHO adalah
yang ditetapkan WHO adalah 100%, persentase obat yang diserahkan pada pasien
97,13% masih belum memenuhi standar WHO yaitu 100% dan persentase
pengetahuan pasien sebesar 60,40% belum memenuhi standar WHO yaitu 100%.
1. Waktu Konsultasi
Waktu konsultasi medis adalah waktu yang dibutuhkan oleh dokter untuk
dialami pasien. Berdasarkan hasil penelitian di tiap Puskesmas Rawat Jalan Kota
menit. Hal ini belum sesuai dengan rata-rata waktu konsultasi yang dietapkan oleh
WHO.
yaitu salah satu penyebab tidak rasionalnya penggunaan obat adalah faktor
pelayanan pasien dimana akan berpengaruh pada ketepatan diagnosis dan terapi
untuk pasien, serta informasi yang seharusnya diterima oleh pasien agar pasien
55
mengerti akan tujuan terapinya dan paham tentang penggunaan obatnya (WHO
2009). Diketahui bahwa untuk parameter rata-rata waktu konsultasi yang telah
ditetapkan oleh WHO yaitu ≥30 menit, hal ini ditetapkan untuk menjamin
segala keluhan yang dialami oleh pasien, serta memberikan informasi mengenai
penyakit yang dialami oleh pasien dan juga memberikan informasi tentang
dipengaruhi oleh jumlah kunjungan pasien yang mencapai 70 pasien tiap harinya
dengan jumlah dokter yang bertugas di poli umum tiap harinya ada 2 dokter,
tetapi kadang dalam 1 hari hanya 1 dokter yang bertugas. Waktu konsultasi yang
cepat dapat membuat informasi yang diterima mengenai pengobatan tidak cukup
jelas bagi pasien. Ketersedian tenaga medis dan jumlah pasien yang berobat setiap
farmasi mulai dari menerima resep sampai dengan menyerahkan obat kepada
obat untuk semua puskesmas adalah 1,80 menit dimana standar WHO adalah ≥1
resep ke Apotek sampai dengan pasien menerima obat. Saat menerima obat,
pasien berinteraksi langsung dengan Apoteker atau tenaga medis lainnya yang
biasa membantu Apoteker atau biasa disebut dengan Asisten Apoteker. Semakin
56
lama waktu interaksi antara Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dengan
pasien, maka semakin baik tingkat pengetahuan pasien mengenai informasi obat
yang terlalu lama juga dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi pasien karena
lama menunggu.
Waktu penyiapan obat yang relatif lama di puskesmas rawat jalan Kota
Kendari disebabkan bukan karena lamanya interaksi antara pasien dengan petugas
kesesuaian antara obat yang diterima oleh pasien dengan resep dokter. Proses
penyerahan obat kepada pasien dilakukan oleh apoteker atau petugas farmasi
lainnya, dengan cara memberikan obat seperti yang diminta pada resep pasien
57
tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada semua Puskesmas
untuk persentase kesesuaian penyerahan obat antara obat yang tertulis diresep
dengan yang diterima oleh pasien adalah seluruh pasien menerima obat seperti
terdapat dalam etiket obat yang akan digunakan meliputi cara penggunaan obat,
lama penggunaan obat, aturan pemakaian obat, nama pasien, nama obat, dan juga
indikasi obat yang akan digunakan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
rata-rata persentase pelabelan lengkap untuk semua puskesmas adalah 54%, nilai
tersebut jauh dari nilai persentase menurut WHO, dimana standar yang ditetapkan
etiket pada obat. Hal ini dapat menyebabkan tertukarnya obat antara pasien satu
dengan yang lainya karena tidak dituliskan nama pasien sehingga pasien dapat
salah menerima obat. Selain itu, terdapat puskesmas yang memberikan obat
dengan etiket yang tidak lengkap, dimana hampir semua puskesmas tidak
memberikan informasi mengenai nama obat, indikasi, cara penggunaan dan lama
penggunan obat. Hal ini dapat menyebabkan penggunaan obat menjadi tidak
rasional karena kurangnya pelabelan pada obat yang akan diterima oleh pasien.
58
persentase adalah 65%, dimana ketetapan yang diberikan oleh WHO adalah
100%.
interaksi antara pasien dan petugas saat penyerahan obat ataupun pada saat
konsultasi.
tidak terdistribusi normal dan tidak homogen (p<0.05). Maka selanjutnya peneliti
melakukan transformasi data agar data yang dimasukkan terdistribusi normal dan
59
homogen. Setelah dilakukan transformasi data dan dianalisis kembali didapatkan
data masih tidak terdistribusi normal dan homogen, sehingga dilakukan uji
karena uji ini merupakan uji alternatif untuk uji One-Way ANOVA yang biasa
100%.
dilakukan analisis lebih lanjut dengan uji Post-Hoc yang menggunakan uji Mann-
Whitney. Uji mann-whitney dilakukan untuk mengetahui Puskesmas apa saja yang
pengetahuan pasien. Uji mann whitney dilakukan sebagai alternatif ketika syarat
60
Tabel 7. Tingkat Rasionalitas Pelayanan Pasien Untuk Tiap Indikator di
Puskesmas Rawat Jalan Kota Kendari
Median
Rerata
Parameter Puskesmas N (minimum- P
±s.b.
maksimum)
Waktu Konsultasi Perumnas 60 2,42(1,11-8,48) 3,07±1,76 < 0,001
Benu- 60 2,33(1,00-4,05) 2,38±0,82
Benua
Jati Raya 60 2,74(1,21-7,19) 2,98±0,99
Kemaraya 60 3,21(1,11-9,13) 3,64±1,43
Mokoau 60 2,49(2,13-10,07) 4,59±1,38
Waktu Penyiapan Perumnas 60 1,71(1,00-7,01) 2,06±1,16 < 0,001
Benu- 60 1,36(1,00-4,59) 1,34±0,49
Benua
Jati Raya 60 1,97(1,00-4,02) 1,95±0,65
Kemaraya 60 2,02(1,00-3,52) 1,88±0,63
Mokoau 60 1,591,00-3,15) 1,78±0,58
Kesesuaian Obat Perumnas 60 - - 1,000
Benu- 60 - -
Benua
Jati Raya 60 - -
Kemaraya 60 - -
Mokoau 60 - -
Pelabelan Perumnas 60 42,86(28,57-42,86) 42,62±1,84 < 0,001
Benu- 60 42,86(42,86-42,86) 42,86±0,00
Benua
Jati Raya 60 42,86(42,86-42,86) 42,86±0,00
Kemaraya 60 42,86(28,57-50,00) 42,26±3,29
Mokoau 60 42,86(4,86-50,00) 42.98±0,92
Pengetahuan Perumnas 60 80(40-100) 74±15,32 < 0,001
Benu- 60 80(60-100) 81,33±16.82
Benua
Jati Raya 60 60(40-100) 56,33±15,04
Kemaraya 60 60(40-80) 60,33±15,66
Mokoau 60 60(20-80) 53±15,83
Uji Post-hoc Mann-Whitney:
(p=<0.05).
61
Hasil uji mann-whitney pada tiap puskesmas untuk parameter rata-rata
dengan puskesmas yang lain yaitu 2.38 menit. Puskesmas yang tidak berbeda
Puskesmas tersebut dikarenakan rata-rata waktu konsultasi tidak terlalu jauh beda
yaitu untuk Puskesmas Jati Raya memiliki waktu Konsultasi 2.98 menit,
Kemaraya meiliki waktu konsultasi 3.64 dan Puskesmas Mokou memiliki waktu
konslutasi 4.59 menit. Berdasarkan standar WHO waktu konsultasi yang baik
adalah ≥30 menit dan rata-rata waktu konsultasi yang paling tinggi di Puskesmas
lama yaitu 2,06 menit sehingga menjadi puskesmas yang memiliki waktu terlama
parameter waktu penyiapan obat adalah ≥1 menit. Hasil uji mann-whitney pada
62
tiap puskesmas untuk parameter rata-rata waktu penyiapan obat didapatkan
Kemaraya dan Puskesmas Mokoau dengan nilai (p=0.000). Hal ini dikarenakan,
rendah dibandingkan Puskesmas yang lain yaitu 1.34 menit, sehingga Puskesmas
Hal ini dikarenakan semua Puskesmas tersebut kecuali Benu-Benua memiliki rata-
rata waktu penyiapan obat yang tidak terlalu jauh berbeda. Dimana Puskemas
Perumnas memiliki waktu penyiapan obat 2.06 menit, Puskesmas Jati Raya 1.95
yaitu 57, 26% dibandingkan dengan Puskesmas yang lain. Hasil uji mann-whitney
Hal ini dikarenakan, Puskesmas Jati Raya memiliki persentase pelabelan paling
yang tidak berbeda secara bermakna (p>0.05) adalah antara Puskesmas Perumnas
63
dengan Benu-Benua (p=0.317), Puseksmas Kemaraya (p=0.660) dan Puskesmas
Puskesmas yang lain. Puskesmas yang tidak berbeda secara bermakna (p>0.05)
adalah antara Puskesmas Jati Raya dengan Puskesmas Kemaraya (p=0.081) dan
Puskesmas Mokoau (p=0.144). Hal ini dikarenakan antara Puskesmas Jati Raya,
64
untuk Puskesmas Jati Raya 56.33%, Puskesmas Kemaraya 60.33% dan
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan obat 3,41 menit, persentase
obat yang diserahkan pada pasien 100%, persentase obat yang pelabelannya
benar 65%.
66
secara bermakna (p<0.05) untuk parameter rata-rata waktu konsultasi, rata-
B. Saran
lainnya dalam hal pelayanan pasien agar pelayanan pasien yang rasional dapat
berdasarkan tepat obat, tepat dosis, tepat indikasi, tepat diagnosis, tepat
efek samping, tepat informasi dan tepat dalam upaya tindak lanjut.
67
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A.N., dan Fatimah, S.F., 2015, Penerapan Patient Safety Dalam
Pemberian Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Kabupaten
Bantul Yogyakarta, Journal Ners And Midwifery Indonesia, Vol. 3(3).
Aryani, F., Deni, A., Nila, P.Y., 2014, Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian
Kategori Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Depo Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru, Jurnal Penelitian
Farmasi Indonesia, Vol. 3(1).
Athiyah, U., Riskayanti, E., Rakhmawati, F.D., Nugraheni, G., Nita, Y., 2014,
Profil Informasi Obat pada Pelayanan Resep Metformin dan Glibenklamid
di Apotek di Wilayah Surabaya, Jurnal Farmasi Komunitas,Vol. 1 (1).
Surabaya.
Budi, T.P., 2006, SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
68
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Modul Training of Trainer
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Hogerzeil, H. V., Bimo, Ross-Degnan, D., Laing, R. O., Ofori-Adjei, D., Santoso,
B., dkk., 1993, Desember 4).Field Test for Rational Drug Use in
TwelveDeveloping Countries.The Lancet , pp. 1408-1410.
Kardela W., Andrajati R., dan Supardi S., 2014, Perbandingan Penggunaan Obat
Rasional Berdasarkan Indikator WHO di Puskesmas Kecamatan antara
Kota Depok dan Jakarta Selatan, Jurnal Kefarmasian Indonesia, Vol. 4 (2)
Katzung, B.G., 2004, Farmakologi dasar dan Klinik, Edisi VII,Universitas Air
Langga Salemba Medisa, Jakarta.
Keban, S.A., Purnomo, L.B., dan Mustofa., 2013, Evaluasi Hasil Edukasi
Farmasis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Dr.
Sardjito Yogyakarta, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 11 (1).
69
Leape, L.L., Bates, D.W., Cullen, D.J., Cooper, J., Demonaco, H.J., Gallivan, T.,
et al.(1995).Systems analysis of adverse drug events.Journal of the
AmericanMedical Association, Vol.284(1), 95-97.
Rahmawati, I.N dan Sri, S.W., 2016, Faktor Pelayanan Kefarmasian Dalam
Peningkatan Kepuasan Pasien Di Pelayanan Kesehatan, Indonesian
Journal On Medical Science, Vol. 3(1).
Tajuddin, R.S., Sudirman, I., dan Maidin, A., 2012, Faktor Penyebab Medication
Error di Instalasi Rawat Darurat, Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan, Depok, Vol. 15 (5).
Veronika, M., 2011, Analisis Pelayanan Pasien Sebagai Salah Satu Indikator
Penggunaan Obat Rasional di Seluruh Puskesmas Kecamatan Kota Depok,
Skripsi, Universitas Indonesia, Depok.
70
Wibowo, 2015, Pengaruh Sistem manajemen ISO 9001:2008 Tehadap Pelayanan
Kefarmasian di Puskesma Kabupaten Sleman, Junal pharmacy, Vol. 12 (1).
World Health Organization, 1985, The Rational Use of Drugs; Report of the
Conference of Experts, Geneva, World Health Organization.
Yuliastuti, F., Achmad, P., dan Riswaka, S., 2013, Analisis Penggunaan Obat
Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman
Yogyakarta Periode April 2009, Media Farmasi, Vol 10 (2) : 104-11.
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 1.Lembar Penjelasan Pada Subyek Penelitian
73
Yang dapat dirasakan dengan penelitian ini bagi subyek (bapak/ibu/saudara)
dapat mengetahui informasi mengenai pengobatan yang rasional.
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian akan
dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti dan dokter serta perawat yang
menangani anda. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subyek
penelitian.
G. Pembiayaan
Semua biaya terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti.
H. Informasi Tambahan
Subyek (Bapak/ibu/saudara) diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang
belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu perlu
penjelasan lebih lanjut, bapak/ibu/saudara dapat menghubungi peneliti
Bestianti Purnasari Jiwa pada nomor HP 082346356282.
74
Lampiran 2.Persetujuan keikutsertaan dalam penelitian
Saksi Subyek
75
Lampiran 3.Form pedoman wawancara pasien
Pertanyaan dan Jawaban Wawancara Pasien
A. Data Demografi Pasien
a. Nama : ................................................................................................
b. Umur : ................................................................................................
c. Jenis Kelamin : ....................................................................................
(P = Perempuan; L= Laki-laki)
B. Kode Resep : ............................................................................................
C. Apa saja nama obat yang diterima oleh Ibu/Bapak, apa kegunaannya,
bagaimana aturan pakainya, bagaimana cara penggunaannya, dan berapa lama
obat digunakan?
1. Nama obat : ................................................................................................
a. Kegunaan : ..........................................................................................
b. Aturan Pakai : ......................................................................................
c. Cara Penggunaan : ................................................................................
d. Lama Penggunaan : ..............................................................................
2. Nama obat : ................................................................................................
a. Kegunaan : ..........................................................................................
b. Aturan Pakai : ......................................................................................
c. Cara Penggunaan : ................................................................................
d. Lama Penggunaan : ..............................................................................
3. Nama obat : ................................................................................................
a. Kegunaan : ...........................................................................................
b. Aturan Pakai : ......................................................................................
c. Cara Penggunaan : ................................................................................
d. Lama Penggunaan : ..............................................................................
4. Nama obat : ...............................................................................................
a. Kegunaan : ..........................................................................................
b. Aturan Pakai : ......................................................................................
c. Cara Penggunaan : ................................................................................
d. Lama Penggunaan : ..............................................................................
76
5. Nama obat : ...............................................................................................
a. Kegunaan : ..........................................................................................
b. Aturan Pakai : ......................................................................................
c. Cara Penggunaan : ................................................................................
d. Lama Penggunaan : ..............................................................................
6. Nama obat : ...............................................................................................
a. Kegunaan : ..........................................................................................
b. Aturan Pakai : ......................................................................................
c. Cara Penggunaan : ................................................................................
d. Lama Penggunaan : .............................................................................
77
Lampiran 4. Lembar Penilaian Parameter Waktu Konsultasi
Puskesmas Pasien Umur Gend Waktu Puskemas* Pasien Umur Gender Waktu
* er Konsultasi Konsultasi
(Menit) (Menit)
1 01 45 P 2.38 3 01 45 L 3.06
1 02 44 P 4.22 3 02 25 P 3.16
1 03 47 P 1.56 3 03 22 P 1.47
1 04 15 P 2.53 3 04 24 P 3.09
1 05 55 P 3.13 3 05 30 L 3.28
1 06 47 L 2.3 3 06 15 P 3.29
1 07 51 L 3.52 3 07 35 P 7.19
1 08 45 L 2.3 3 08 45 P 1.21
1 09 55 L 2.43 3 09 50 L 4.3
1 10 18 L 2.42 3 10 53 L 2.34
1 11 50 L 6.5 3 11 48 P 2.4
1 12 55 L 8.48 3 12 50 L 1.4
1 13 36 P 1.32 3 13 55 P 1.4
1 14 55 L 5.33 3 14 41 L 2.51
1 15 55 P 3.4 3 15 18 L 1.3
1 16 52 L 2.3 3 16 40 P 3.1
1 17 30 L 3.5 3 17 25 L 3.16
1 18 44 L 1.52 3 18 27 L 3
1 19 50 P 3.24 3 19 34 P 3.14
1 20 28 P 3.11 3 20 36 P 4.12
1 21 54 P 3.31 3 21 50 L 3.3
1 22 41 L 2.51 3 22 44 L 2.3
1 23 33 L 2.36 3 23 33 L 2.1
1 24 42 P 3 3 24 45 L 3.59
1 25 44 L 4.46 3 25 55 P 3.4
1 26 18 L 1.3 3 26 30 L 3.1
1 27 18 L 1.3 3 27 17 L 1.4
1 28 43 P 1.55 3 28 43 P 3.55
1 29 27 L 1.56 3 29 37 L 1.56
1 30 49 P 3.39 3 30 29 L 2.3
1 31 25 L 5.18 3 31 25 L 3.18
78
1 32 55 L 2.27 3 32 27 P 3.2
1 33 27 L 1.33 3 33 24 P 3.29
1 34 16 P 1.43 3 34 15 P 1.33
1 35 50 L 7.21 3 35 55 L 4.3
1 36 40 P 7.3 3 36 50 P 3.22
1 37 42 P 8.34 3 37 44 P 2.3
1 38 51 L 3.54 3 38 37 L 3.24
1 39 45 P 3.26 3 39 51 P 3.26
1 40 28 L 2.35 3 40 46 P 3.25
1 41 50 L 2.4 3 41 49 L 4
1 42 24 L 4.54 3 42 24 P 4.15
1 43 54 P 4.43 3 43 27 P 2.45
1 44 55 L 2.12 3 44 41 L 3.3
1 45 53 L 2.55 3 45 40 L 3.25
1 46 52 L 6.01 3 46 29 L 3.32
1 47 45 L 1.21 3 47 32 P 2.22
1 48 50 L 4.3 3 48 21 P 3.42
1 49 28 P 1.43 3 49 28 P 3.07
1 50 44 P 2.5 3 50 34 L 5.02
1 51 53 L 2.34 3 51 45 L 3.17
1 52 23 P 2.25 3 52 23 P 3.28
1 53 40 P 2.4 3 53 20 P 2.55
1 54 25 L 2.52 3 54 26 P 2.44
1 55 55 P 1.52 3 55 55 P 3.4
1 56 55 P 2.3 3 56 35 L 2.59
1 57 41 L 1.3 3 57 49 P 3.2
1 58 55 L 1.11 3 58 33 L 3.26
1 59 54 L 1.9 3 59 54 L 3.44
1 60 49 P 2.36 3 60 29 P 2.46
RATA-RATA 3,06 RATA-RATA 2,98
2 01 15 L 2.02 4 01 55 L 3.11
2 02 16 P 2.69 4 02 36 P 3.15
2 03 30 P 3.02 4 03 47 P 2.35
2 04 50 L 2.31 4 04 55 L 1.15
2 05 18 P 2.37 4 05 15 L 1.12
2 06 53 P 3 4 06 29 P 5.23
79
2 07 31 L 2.32 4 07 55 L 3.27
2 08 30 P 1.45 4 08 53 P 2.55
2 09 50 L 1 4 09 45 P 7
2 10 42 P 2.3 4 10 45 L 3.04
2 11 45 L 2.43 4 11 35 L 4.38
2 12 32 L 2.56 4 12 47 P 4.07
2 13 17 P 3.07 4 13 32 L 3.05
2 14 15 L 2.27 4 14 50 P 1.37
2 15 20 L 2.17 4 15 24 P 4.5
2 16 19 L 2 4 16 40 P 6.45
2 17 41 P 2.05 4 17 40 P 6
2 18 48 P 1.15 4 18 29 L 3.59
2 19 45 P 1.56 4 19 44 P 2.3
2 20 39 L 1.56 4 20 15 L 4.36
2 21 17 P 1.47 4 21 53 P 2.3
2 22 55 L 3 4 22 53 P 9.13
2 23 50 P 2.19 4 23 55 L 4.15
2 24 54 L 1.32 4 24 15 L 5.3
2 25 50 L 2 4 25 47 P 6
2 26 46 P 4.12 4 26 53 L 3.1
2 27 54 P 4.05 4 27 38 P 5.5
2 28 54 P 3.08 4 28 48 P 3.3
2 29 30 L 4.24 4 29 35 L 4.3
2 30 53 P 2.34 4 30 36 P 3.2
2 31 45 P 1 4 31 52 P 3.22
2 32 51 P 2.35 4 32 46 L 3.42
2 33 41 P 1.15 4 33 53 L 3.29
2 34 30 P 4.3 4 34 19 P 4.35
2 35 29 L 1.5 4 35 28 P 4.23
2 36 25 P 1.35 4 36 47 L 3.33
2 37 32 P 3.04 4 37 54 P 2.55
2 38 22 L 2.15 4 38 26 P 2.54
2 39 25 L 2.55 4 39 53 P 3.22
2 40 50 L 2.15 4 40 42 L 3.23
2 41 23 P 2.3 4 41 40 P 4.56
2 42 41 L 2.52 4 42 15 L 2.1
80
2 43 47 P 4.5 4 43 27 P 2.45
2 44 22 L 2.39 4 44 38 P 3.23
2 45 26 P 3 4 45 40 L 3.51
2 46 31 P 2.34 4 46 19 P 2.02
2 47 44 P 2.41 4 47 23 P 2.55
2 48 40 P 2.59 4 48 54 L 4.13
2 49 33 P 2.27 4 49 28 P 2.5
2 50 29 L 2.2 4 50 35 P 4.28
2 51 49 L 3.25 4 51 26 L 2.17
2 52 40 P 3.4 4 52 55 L 4.11
2 53 55 L 2.54 4 53 43 P 3.55
2 54 22 P 1.28 4 54 36 P 3.4
2 55 34 P 2.34 4 55 38 L 2.32
2 56 20 P 1.47 4 56 47 P 5.56
2 57 28 L 1.31 4 57 49 P 3.2
2 58 41 P 2.37 4 58 33 L 3.26
2 59 55 P 2.3 4 59 54 L 4.34
2 60 43 L 3.18 4 60 27 L 3.32
RATA-RATA 2,37 RATA-RATA 3,63
5 01 25 P 5.1 5 19 43 P 3.35
5 02 47 L 4.09 5 24 48 L 3.05
5 03 19 L 4.12 5 27 45 P 5.03
5 04 21 P 5.53 5 44 30 P 3.55
5 05 25 P 6.07 5 26 32 P 3.43
5 06 32 P 2.54 5 50 53 L 3.55
5 07 40 L 2.13 5 42 30 P 7.58
5 08 16 P 3.15 5 37 27 P 4.59
5 09 35 L 5.47 5 19 46 L 3.19
5 10 30 L 5.57 5 25 48 P 3.45
5 11 37 P 10.07 5 50 38 L 4.55
5 12 25 L 6.11 5 44 43 P 4.55
5 13 23 L 5 5 49 50 L 3.45
5 14 23 P 5.03 5 33 42 P 3.44
5 15 22 P 4.14 5 54 39 P 5.05
5 16 17 L 4.2 5 28 20 P 5.55
5 17 55 P 7 5 43 45 P 5.08
81
5 18 25 P 3.59 5 26 51 L 5.18
5 19 39 P 3.2 5 45 37 P 6.55
5 20 44 P 4.53 5 35 49 L 4.45
5 21 55 L 5.1 5 27 38 P 5.15
5 22 31 P 4.59 5 40 45 L 3.33
5 23 55 L 5.25 5 52 50 L 5.49
5 24 22 P 3.32 5 33 41 P 6.1
5 25 34 L 3.23 5 29 32 P 5.26
5 26 25 P 4.33 5 50 27 L 4.59
5 27 44 P 4.13 5 27 52 P 7
5 28 33 P 3.02 RATA-RATA 4,58
5 29 55 L 5.15
5 30 23 P 2.55
5 31 37 P 4.03
5 32 45 P 3.22
5 33 28 L 5.29
82
Lampiran 5.Form penilaian parameter waktu penyiapan obat, persentase
kesesuaian penyerahan obat, pelabelan lengkap, dan pengetahuan pasien
83
1 31 15 L 1.42 100 42.86 80
1 32 45 P 2 100 42.86 60
1 33 16 L 1.02 100 42.86 80
1 34 45 P 1.05 100 42.86 60
1 35 45 L 1.06 100 42.86 60
1 36 40 P 1.5 100 42.86 80
1 37 43 P 3 100 42.86 80
1 38 40 P 4.5 100 42.86 80
1 39 29 L 2.3 100 42.86 80
1 40 55 P 4.32 100 42.86 40
1 41 15 L 1.3 100 42.86 80
1 42 47 L 2.56 100 42.86 60
1 43 55 L 1.15 100 42.86 40
1 44 43 P 2.3 100 42.86 80
1 45 28 P 2 100 42.86 80
1 46 54 P 3 100 42.86 60
1 47 55 L 1.1 100 42.86 80
1 48 44 P 2.38 100 42.86 80
1 49 51 L 1.1 100 42.86 60
1 50 54 L 1.05 100 42.86 60
1 51 42 P 3.01 100 42.86 60
1 52 52 L 1.05 100 42.86 100
1 53 55 P 1.15 100 42.86 100
1 54 55 P 1.24 100 42.86 60
1 55 50 P 1 100 42.86 80
1 56 28 P 1.55 100 42.86 60
1 57 15 L 2.01 100 42.86 80
1 58 37 L 2 100 42.86 60
1 59 42 P 3.55 100 42.86 80
1 60 20 L 1 100 42.86 80
Rata-rata 2.057 100 42.62 74
2 01 15 P 5,42 100 52,37 60
2 02 22 L 4,32 100 54,28 100
2 03 39 L 5,2 100 57,14 100
2 04 17 P 3,5 100 57,14 80
2 05 36 P 4,37 100 57,14 100
84
2 06 35 L 5,23 100 57,14 100
2 07 23 P 3,39 100 52,37 100
2 08 54 P 3,42 100 57,14 100
2 09 33 P 2,45 100 54,28 80
2 10 40 P 3,33 100 53,56 80
2 11 37 P 1,3 100 57,14 100
2 12 40 L 7,04 100 57,14 80
2 13 53 P 5,01 100 57,14 60
2 14 15 P 3,45 100 57,14 60
2 15 29 P 5,34 100 57,14 100
2 16 15 P 4,38 100 53,56 60
2 17 55 P 2,19 100 57,14 80
2 18 27 P 2,52 100 54,28 100
2 19 35 P 3,38 100 57,14 60
2 20 15 P 4,57 100 54,28 60
2 21 15 P 5,32 100 57,14 80
2 22 55 L 4,35 100 57,14 60
2 23 51 P 3,58 100 57,14 80
2 24 43 P 2,43 100 54,28 80
2 25 37 P 4,12 100 57,14 100
2 26 22 L 2,45 100 57,14 60
2 27 55 L 4,03 100 57,14 60
2 28 36 P 4,12 100 57,14 80
2 29 48 L 5,28 100 57,14 100
2 30 21 P 3,2 100 57,14 80
2 31 42 P 4,34 100 57,14 100
2 32 20 L 4,01 100 57,14 100
2 33 22 L 4,23 100 54,28 80
2 34 54 P 5,29 100 57,14 60
2 35 18 P 6,21 100 57,14 100
2 36 42 P 3,21 100 57,14 60
2 37 35 P 4,45 100 53,56 80
2 38 30 P 3,51 100 57,14 100
2 39 54 P 4,59 100 57,14 60
2 40 21 L 2,14 100 57,14 100
2 41 29 P 3,29 100 57,14 100
85
2 42 55 P 4,5 100 57,14 60
2 43 49 P 5,07 100 57,14 100
2 44 39 L 5,15 100 57,14 100
2 45 46 P 3,58 100 57,14 60
2 46 23 L 4,2 100 57,14 80
2 47 28 L 2,09 100 57,14 100
2 48 31 L 5,21 100 57,14 80
2 49 38 P 2,39 100 57,14 60
2 50 19 L 5,21 100 57,14 80
2 51 53 P 3,09 100 54,28 60
2 52 47 P 6,23 100 57,14 60
2 53 40 L 4,35 100 57,14 80
2 54 35 P 4,39 100 57,14 100
2 55 44 L 4,12 100 57,14 60
2 56 33 P 3,33 100 57,14 80
2 57 35 L 5,32 100 57,14 100
2 58 32 L 2,47 100 54,28 100
2 59 40 P 3,42 100 57,14 80
2 60 39 P 7,02 100 57,14 60
Rata-rata 1,34 100 42,85 81,33
3 01 48 L 4.02 100 42.86 60
3 02 33 L 2.11 100 42.86 60
3 03 44 P 1.08 100 42.86 60
3 04 22 L 2.05 100 42.86 60
3 05 23 L 1.18 100 42.86 80
3 06 55 P 2.03 100 42.86 40
3 07 29 P 2 100 42.86 80
3 08 19 L 2.04 100 42.86 80
3 09 34 P 1.3 100 42.86 60
3 10 17 L 2.03 100 42.86 80
3 11 18 P 2.5 100 42.86 60
3 12 22 P 2.06 100 42.86 60
3 13 53 P 3.01 100 42.86 40
3 14 27 P 2.15 100 42.86 60
3 15 20 L 2.01 100 42.86 80
3 16 34 P 1.2 100 42.86 60
86
3 17 55 L 2.3 100 42.86 40
3 18 36 P 2.5 100 42.86 60
3 19 54 L 1.01 100 42.86 40
3 20 36 P 1.02 100 42.86 60
3 21 54 L 1.11 100 42.86 40
3 22 25 P 2.01 100 42.86 40
3 23 41 P 1.52 100 42.86 60
3 24 53 L 1.52 100 42.86 40
3 25 22 L 1.03 100 42.86 60
3 26 24 P 2.05 100 42.86 60
3 27 29 L 1.06 100 42.86 40
3 28 52 P 1.1 100 42.86 40
3 29 55 P 2.1 100 42.86 40
3 30 22 P 2.41 100 42.86 80
3 31 17 L 1.52 100 42.86 60
3 32 34 P 2.3 100 42.86 60
3 33 44 P 1.55 100 42.86 60
3 34 52 P 2 100 42.86 40
3 35 22 L 1.45 100 42.86 60
3 36 41 P 2.12 100 42.86 60
3 37 25 P 1 100 42.86 60
3 38 54 L 2.45 100 42.86 40
3 39 36 P 1.59 100 42.86 60
3 40 36 P 2.39 100 42.86 60
3 41 55 P 1.15 100 42.86 40
3 42 18 P 2.15 100 42.86 60
3 43 36 P 1.21 100 42.86 60
3 44 34 P 2 100 42.86 40
3 45 24 P 2.32 100 42.86 60
3 46 27 P 2.21 100 42.86 40
3 47 29 L 2.11 100 42.86 60
3 48 39 P 3.1 100 42.86 60
3 49 51 L 2.33 100 42.86 40
3 50 19 L 1.43 100 42.86 60
3 51 50 P 1.35 100 42.86 60
3 52 53 P 2.38 100 42.86 80
87
3 53 27 P 2.04 100 42.86 60
3 54 22 L 3.1 100 42.86 60
3 55 34 L 1.2 100 42.86 60
3 56 26 P 2.04 100 42.86 60
3 57 44 L 2.15 100 42.86 40
3 58 48 P 3 100 42.86 40
3 59 52 L 2.55 100 42.86 60
3 60 40 P 3.15 100 42.86 60
Rata-rata 1,94 100 42,85 56,33
4 01 48 P 2.15 100 42.86 80
4 02 35 L 1.58 100 42.86 60
4 03 36 P 2.28 100 42.86 80
4 04 33 P 1.49 100 42.86 60
4 05 52 L 1.15 100 42.86 80
4 06 46 P 2.22 100 42.86 60
4 07 53 L 2.03 100 42.86 80
4 08 19 P 2.55 100 42.86 60
4 09 55 L 1.4 100 42.86 60
4 10 28 P 2.5 100 42.86 60
4 11 54 P 3.01 100 42.86 60
4 12 26 P 3.52 100 42.86 60
4 13 29 L 2.59 100 42.86 60
4 14 32 L 1.55 100 42.86 80
4 15 42 L 1.45 100 42.86 80
4 16 47 P 2.15 100 42.86 60
4 17 40 P 1.59 100 28.57 60
4 18 41 L 2.15 100 42.86 60
4 19 28 P 1.15 100 28.57 60
4 20 37 P 1.34 100 42.86 60
4 21 35 P 1.3 100 42.86 80
4 22 22 P 1.34 100 42.86 80
4 23 27 L 1.35 100 42.86 60
4 24 29 P 1.15 100 42.86 80
4 25 42 L 1.22 100 42.86 60
4 26 37 L 1.32 100 42.86 60
4 27 54 P 2.55 100 42.86 40
88
4 28 38 L 1.17 100 42.86 60
4 29 39 L 2.09 100 42.86 60
4 30 35 L 1.05 100 42.86 60
4 31 38 P 2.15 100 28.57 80
4 32 47 P 1.55 100 42.86 60
4 33 53 P 2.04 100 42.86 40
4 34 33 P 1.56 100 42.86 60
4 35 35 P 2.04 100 42.86 40
4 36 38 P 1.16 100 42.86 60
4 37 53 P 2.12 100 42.86 40
4 38 33 P 1 100 42.86 60
4 39 33 P 2.24 100 42.86 60
4 40 26 P 1.42 100 42.86 80
4 41 42 P 3.07 100 42.86 40
4 42 38 L 1.15 100 42.86 60
4 43 42 P 1.55 100 42.86 60
4 44 38 L 1.25 100 42.86 60
4 45 38 P 2.1 100 42.86 60
4 46 45 P 3.32 100 42.86 60
4 47 38 P 2.19 100 42.86 60
4 48 31 L 2.2 100 42.86 60
4 49 26 P 1.15 100 42.86 60
4 50 42 P 2.17 100 42.86 40
4 51 35 L 1.38 100 42.86 80
4 52 50 P 2.15 100 42.86 40
4 53 52 P 2.1 100 42.86 40
4 54 32 L 3.01 100 42.86 60
4 55 23 P 1.22 100 42.86 40
4 56 20 P 2.15 100 42.86 60
4 57 44 P 2.18 100 42.86 60
4 58 40 P 2.02 100 42.86 40
4 59 20 P 1.55 100 42.86 40
4 60 41 L 3.05 100 50.00 60
Rata-rata 1,87 100 42,26 60,33
5 01 39 L PENYIAPA 100 40
N OBAT 42.86
89
5 02 16 P 1.12 100 42.86 60
5 03 54 L 2.07 100 42.86 40
5 04 43 L 2.18 100 42.86 40
5 05 48 P 1.12 100 42.86 40
5 06 38 L 1.15 100 42.86 60
5 07 48 P 1.1 100 42.86 40
5 08 17 P 1.5 100 42.86 40
5 09 47 P 1.3 100 42.86 40
5 10 15 L 2.3 100 42.86 40
5 11 47 P 1.13 100 42.86 60
5 12 47 P 2.46 100 42.86 40
5 13 50 P 1.59 100 42.86 60
5 14 39 L 3.04 100 42.86 60
5 15 16 P 1.55 100 42.86 40
5 16 54 P 2.59 100 42.86 20
5 17 43 P 2.3 100 42.86 60
5 18 48 P 2 100 42.86 40
5 19 38 L 2.18 100 42.86 60
5 20 48 P 1 100 42.86 40
5 21 17 L 2.15 100 42.86 60
5 22 47 P 2.22 100 42.86 60
5 23 52 P 2.17 100 42.86 40
5 24 19 P 1.3 100 42.86 60
5 25 55 P 1.54 100 42.86 40
5 26 30 P 3.15 100 42.86 40
5 27 16 P 1.05 100 42.86 40
5 28 32 L 1.07 100 42.86 40
5 29 53 P 2.29 100 42.86 40
5 30 22 P 3 100 42.86 40
5 31 54 L 1.3 100 42.86 60
5 32 32 P 1.12 100 42.86 40
5 33 44 L 1.03 100 42.86 60
5 34 55 L 1.57 100 42.86 60
5 35 23 P 2.01 100 42.86 40
5 36 55 P 1.49 100 42.86 40
5 37 55 P 2 100 42.86 40
90
5 38 41 L 2.1 100 42.86 60
5 39 41 L 2.36 100 42.86 40
5 40 29 P 2.08 100 42.86 80
5 41 15 P 1.3 100 42.86 60
5 42 50 L 1.3 100 42.86 60
5 43 15 P 1.32 100 42.86 60
5 44 51 P 1.1 100 42.86 80
5 45 33 P 1.44 100 42.86 80
5 46 18 L 1.05 100 42.86 80
5 47 38 P 2 100 42.86 80
5 48 24 P 2.33 100 42.86 80
5 49 23 P 2.12 100 42.86 80
5 50 15 L 3.1 100 42.86 60
5 51 18 P 2.13 100 42.86 40
5 52 16 P 1.3 100 42.86 60
5 53 17 P 1.05 100 50.00 60
5 54 23 P 1.59 100 42.86 80
5 55 20 P 2.09 100 42.86 60
5 56 23 P 2.15 100 42.86 40
5 57 18 P 1.43 100 42.86 60
5 58 28 L 1.57 100 42.86 60
5 59 30 P 1.55 100 42.86 60
5 60 25 P 2 100 42.86 40
Rata-rata 1,77 100 42,98 53
91
Lampiran 6.Hasil uji normalitas tiap parameter pada SPSS 19.0
Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti Statisti
Puskesmas c df Sig. c df Sig.
Waktu_Konsulta Perumnas .215 60 .000 .833 60 .000
si Benu_Benu .131 60 .012 .940 60 .006
a
Jati_Raya .172 60 .000 .879 60 .000
Kemaraya .147 60 .003 .919 60 .001
Mokoau .106 60 .090 .927 60 .002
Waktu_Penyiapa Perumnas .436 60 .000 .378 60 .000
n_Obat Benu_Benu .478 60 .000 .142 60 .000
a
Jati_Raya .166 60 .000 .934 60 .003
Kemaraya .439 60 .000 .170 60 .000
Mokoau .484 60 .000 .278 60 .000
Pelabelan_Lengk Perumnas .535 60 .000 .110 60 .000
ap Kemaraya .522 60 .000 .298 60 .000
Mokoau .535 60 .000 .110 60 .000
Pengetahuan_Pas Perumnas .302 60 .000 .841 60 .000
ien Benu_Benu .250 60 .000 .783 60 .000
a
Jati_Raya .316 60 .000 .773 60 .000
Kemaraya .311 60 .000 .777 60 .000
Mokoau .279 60 .000 .814 60 .000
92
Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti Statisti
Puskesmas c df Sig. c df Sig.
Waktu_Konsulta Perumnas .215 60 .000 .833 60 .000
si Benu_Benu .131 60 .012 .940 60 .006
a
Jati_Raya .172 60 .000 .879 60 .000
Kemaraya .147 60 .003 .919 60 .001
Mokoau .106 60 .090 .927 60 .002
Waktu_Penyiapa Perumnas .436 60 .000 .378 60 .000
n_Obat Benu_Benu .478 60 .000 .142 60 .000
a
Jati_Raya .166 60 .000 .934 60 .003
Kemaraya .439 60 .000 .170 60 .000
Mokoau .484 60 .000 .278 60 .000
Pelabelan_Lengk Perumnas .535 60 .000 .110 60 .000
ap Kemaraya .522 60 .000 .298 60 .000
Mokoau .535 60 .000 .110 60 .000
Pengetahuan_Pas Perumnas .302 60 .000 .841 60 .000
ien Benu_Benu .250 60 .000 .783 60 .000
a
Jati_Raya .316 60 .000 .773 60 .000
Kemaraya .311 60 .000 .777 60 .000
Mokoau .279 60 .000 .814 60 .000
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. KesesuaianPenyerahanObat is constant when UPT = Perumnas. It has been
omitted.
c. KesesuaianPenyerahanObat is constant when UPT = Benu-Benua. It has been
omitted.
93
d. KesesuaianPenyerahanObat is constant when UPT = Jati Raya. It has been
omitted.
e. KesesuaianPenyerahanObat is constant when UPT = Kemaraya. It has been
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Jika P-value < 0,05 maka H0 ditolak
Jika P-value > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak
Ket : Hasil analisis menunjukkan semua nilai significance (p-value) < 0,05 maka
H0 ditolak. Oleh sebab itu disimpulkan bahwa semua data dari tiap parameter
tidak terdistribusi normal
94
Lampiran 7.Hasil uji homogenitas tiap parameter pada SPSS 19.0
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Waktu_Konsultasi 6.616 4 295 .000
Waktu_Penyiapan_O 7.764 4 295 .000
bat
Penyerahan_Obat . 4 . .
Pelabelan_Lengkap 7.472 4 295 .000
Pengetahuan_Pasien 5.698 4 295 .000
H0 : data berasal dari populasi yang homogen
H1 : data tidak berasal dari populasi yang homogen
Jika P-value < 0,05 maka H0 ditolak
Jika P-value > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak
Ket: Hasil analisis menunjukkan semua nilai significance (p-value) < 0,05 maka
H0 ditolak. Oleh sebab itu disimpulkan bahwa semua data dari tiap parameter
tidak homogen.
95
Lampiran 8. Hasil Uji Kruskal-Wallis tiap parameter pada SPSS 19.0
Ranks
Mean
Puskesmas N Rank
Waktu_Konsultasi Perumnas 60 125.32
Benu_Benua 60 86.33
Jati_Raya 60 137.92
Kemaraya 60 173.76
Mokoau 60 229.18
Total 300
Waktu_Penyiapan_O Perumnas 60 174.06
bat Benu_Benua 60 83.94
Jati_Raya 60 166.41
Kemaraya 60 166.88
Mokoau 60 161.22
Total 300
Penyerahan_Obat Perumnas 60 150.50
Benu_Benua 60 150.50
Jati_Raya 60 150.50
Kemaraya 60 150.50
Mokoau 60 150.50
Total 300
Pelabelan_Lengkap Perumnas 60 264.53
Benu_Benua 60 122.00
Jati_Raya 60 122.00
Kemaraya 60 119.01
Mokoau 60 124.96
Total 300
Pengetahuan_Pasien Perumnas 60 195.27
96
Benu_Benua 60 219.42
Jati_Raya 60 110.89
Kemaraya 60 130.80
Mokoau 60 96.13
Total 300
Test Statisticsa,b
Waktu_Kons Waktu_Penyi Penyerahan_ Pelabelan_Le Pengetahuan
ultasi apan_Obat Obat ngkap _Pasien
Chi-Square 92.847 44.845 .000 253.539 104.652
df 4 4 4 4 4
Asymp. .000 .000 1.000 .000 .000
Sig.
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Puskesmas
H0 : semua mean sama besar
H1 : tidak semua mean sama besar
Jika P-value < 0,05 maka H0 ditolak
Jika P-value > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak
Keterangan :
Semua nilai asymptotic significance (p-value) bernilai <0,05 kecuali pada
persentase kesesuaian penyerahan obat dan persentase pengetahuan pasien. Maka
disimpulkan bahwa :
i. Terdapat perbedaan signifikan antar puskesmas pada parameter rata-rata
waktu konsultasi, rata-rata waktu penyiapan obat, persentase pelabelan
lengkap dan pengetahuan pasien
97
ii. Tidak ada perbedaan signifikan antar puskesmas pada parameter persentase
kesesuaian penyerahan obat.
98
Lampiran 9. Hasil Uji Mann-Whitney tiap parameter pada SPSS 19.0
1. Waktu Konsultasi
Puskemas Grup 1 Puskesmas Grup 2 Asymp. Sig. (2-tailed)
Perumnas Benu-Benua 0,317
Jati Raya 0,000
Kemaraya 0,660
Mokoau 0,991
Benu-Benua Perumnas 0,317
Jati Raya 0,000
Kemaraya 1,000
Mokoau 0,317
Jati Raya Perumnas 0,000
Benu-Benua 0,000
Kemaraya 0,000
Mokoau 0,000
Kemaraya Perumnas 0,660
Benu-Benua 1,000
Jati Raya 0,000
Mokoau 0,649
Mokoau Perumnas 0,991
Benu-Benua 0,317
Jati Raya 0,000
Kemaraya 0,649
99
Mokoau 0,819
Benu-Benua Perumnas 0,000
Jati Raya 0,000
Kemaraya 0,000
Mokoau 0,000
Jati Raya Perumnas 0,361
Benu-Benua 0,000
Kemaraya 0,803
Mokoau 0,214
Kemaraya Perumnas 0,610
Benu-Benua 0,000
Jati Raya 0,803
Mokoau 0,311
Mokou Perumnas 0.819
Benu-Benua 0,000
Jati Raya 0,214
Kemaray 0,311
3. Pelabelan Lengkap
Puskemas Grup 1 Puskesmas Grup 2 Asymp. Sig. (2-tailed)
Perumnas Benu-Benua 0,000
Jati Raya 0,000
Kemaraya 0,000
Mokoau 0,00
Benu-Benua Perumnas 0,000
Jati Raya 1,000
Kemaraya 0,156
Mokoau 0,317
Jati Raya Perumnas 0,000
Benu-Benua 1,000
100
Kemaraya 0,156
Mokoau 0,317
Kemaraya Perumnas 0,000
Benu-Benua 0,156
Jati Raya 0,156
Mokoau 0,084
Mokoau Perumnas 0,000
Benu-Benua 0,317
Jati Raya 0,317
Kemaraya 0,084
4. Pengetahuan Pasien
Puskemas Grup 1 Puskesmas Grup 2 Asymp. Sig. (2-tailed)
Perumnas Benu-Benua 0,025
Jati Raya 0,000
Kemaraya 0,000
Mokoau 0,000
Benu-Benua Perumnas 0,000
Jati Raya 0,000
Kemaraya 0,000
Mokoau 0,000
Jati Raya Perumnas 0,000
Benu-Benua 0,000
Kemaraya 0,081
Mokoau 0,144
Kemaraya Perumnas 0,000
Benu-Benua 0,000
Jati Raya 0,081
Mokoau 0,003
Mokoau Perumnas 0,000
101
Benu-Benua 0,000
Jati Raya 0,144
Kemaraya 0,003
102
Lampiran 10. Surat Izin Penelitiain
103
Lampiran 11. Surat Teleah Melakukan Penelitian
104
105
106
107