Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sistem sistem produktivitas kerja dibentuk dari berbagai elemen
struktur produktivitas yang bila dipadukan menghasilkan suatu sistem
menyeluruh. Salah satu elemen produktivitas yang terpenting adalah
penggunaan alat berat.
Yang dimaksud dengan penggunaan alat berat yaitu suatu sistem
alat berat yang diperlukan pada pekerjaan konstruksi yang berskala besar.
Secara umum penggunaan alat berat banyak dijumpai pada berbagai
macam pekerjaan konstruksi baik itu yang berskala besar maupun sedang ,
seperti pekerjaan , jembatan, jalan, dan landasan pesawat terbang bahkan
pada pemangunan sebuah gedung dapat kita jumpai adanya penggunaan
alat berat .
Begitupun yang terjadi pada studi kasus pekerjaan peningkatan
struktur jalan Bonggo Sarmi. Lokasi pekerjaan yang letaknya jauh dari
kota Jayapura dan sumber material yang cukup susah didapat menjadikan
perkerjaan ini tergolong sulit penyelesaiannya jika tidak ditunjang dengan
peralatan dan sumber daya manusia yang mumpuni dan handal dalam
bidang mereka masing masing. Peralatan yang dimaksud adalah macam
macam alat berat yang diperlukan untuk menunjang dan membatu para
pekerja dilapangan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan

hasil yang

maksimal dengan waktu yang telah di tentukan oleh pihak terkait dalam
hal ini adalah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X Provinsi
Papua. Bahkan bila perlu alat berat ini diguunakan untuk mempercepat
penyelesaian pekerjaan dari waktu yang ditentukan tanpa mengurangi
kualitas dan kuantitas dari pekerjaan peningkatan struktur jalan Bonggo
Sarmi.
Keadan alam yang jauh berbeda di lokasi pekerjaan peningkatan
struktur jalan Bonggo Sarmi dibandingkan dengan keadan alam di kota

Jayapura menyebabkan sulitnya mendapatkan material yang dibutuhkan di


lapangan. Oleh sebab itu untuk memperlancar jalannya pekerjaan
dibutuhkan sumber daya peralatan yang cukup guna membantu para
pekerja menyelesaikan pekerjaan.Baik itu pekerjaan peningkatan struktur
jalan maupun pembuatan jembatan Box Culvert yang mana membutuhkan
banyak material dalam peralatan penunjang.
Sebagai contoh material batu pecah yang sangat dibutuhkan dalam
pengecoran box culvert harus didatangkan dari quary di Doyo dengan
menggunakan dump truk 3 As dan di kumpulkan di Quary di Nimbontong
dan setelah itu diantarkan ke lokasi pekerjaan kembali dengan
menggunakan dump truk 2 As. Hal ini disebabkan karena kondisi jalan dan
jembatan yang mengarah ke lokasi pekerjaan belum mampu mendukung
berat dari dump truk 3 As yang membawa material yang beratnya kurang
lebih 10 ton. Ditambah lagi dengan jarak tempuh yang cukup jauh kurang
lebih 160 Km yang pastinya memakan waktu yang lebih lama
dibandingkan jika menggunakan truk berukuran sedang ( dump truk 2 As ).
Belum lagi saat pengambilan material baik itu tanah timbunan
( urpil ), material kelas B, material kelas A yang jaraknya juga agak jauh
dari lokasi pekerjaan. Material yang dimaksud adalah material karang
pilihan yang pengambilan dan pemilihanya juga cukup susah jika hanya
menggunakan tenaga manusia. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan
material yang dibutuhkan yang juga telah di tentukan pekerja dilapanngan
harus melakukan penggalian dan pengupasan gunung gunung karang
sampai mendapatkan jenis material yang di inginkan. Oleh karena itu
diperlukan alat berupa excavator utuk menggali dan mengupas gunung gunung karang sebelum mendapatkan material yang baik untuk digunakan
dalam pekerjaan peningkatan struktur jalan Bonggo Sarmi.
Karena banyaknya material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut maka diperlukan sejumlah peralatan yang dapat
membantu serta meringankan dalam penyelesaiaan pekerjaan tersebut.
Oleh karena banyaknya kebutuhan alat yang harus dipenuhi utuk
2

melaksanakan dan memperlancar penyelesaian pekerjaan penulis ingin


menghitung

kembali

jumlah

alat

berat

yang

dibutuhkan

utuk

menyelesaikan pekerjaan, produktivitas alat berat yang ada di lapangan


agar tidak menghambat dan menggangu jalannya pekrjaan hingga batas
waktu yang telah ditentukan oleh pelik proyek (owner ).
Karena

dalam

mengelolah

suatu

pekerjaan

yang

membutuhkan

penggunaan alat berat akan memerlukan beberapa methoda dan


manajemen yang berbeda. Memantau semua aspek pekerjaan sambil tetap
menjaga agar selalu bergerak menuju tujuan pekerjaan. Dengan
memperbandingkan analisa bina marga dan pelaksanaan di lapangan akan
mendapatkan

suatu

nilai

perbandingan

didalam

merencanakan,

mengelolah, dan mengkoordinasikan pekerjaan mulai dari perencanaan


hingga penyelesaian dengan efektif.
Pelaksanaan pekerjaan peningkatan struktur jalan bongo - sarmi
adalah suatu rangkaian pekerjaan yang diadakan didalam selang waktu
tertentu dan mempunyai tujuan khusus. Yang membedakan proyek
peningkatan struktur jalan sarmi bonggo dengan pekerjaan lain adalah
sifatnya yang khusus dan tidak bersifat rutin pengadaannya, sehingga
pelaksanaanya memerlukan perhatian extra baik itu dari segi kualitas
material maupun dari segi peralatan yang dibutuhkan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan secara tepat waktu.
Produktivitas kerja dan waktu dibentuk dari berbagai faktor yang
bila dipadukan menghasilkan suatu sistem menyeluruh. Salah satu faktor
yang terpenting adalah pemakaian alat berat
Yang dimaksud dengan produktivitas kerja yaitu struktur kerja
dengan bidang yang arahnya menghasilkan nilai yang besarannya tegak
lurus pada beberapa faktor kesediaan alat berat dan waktu, produktivitas
kerja alat berat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan waktu
secara akurat karena hasilnya sulit diramalkan dan sebagai konsekuensi
keputusan yang salah dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Secara umum produktivitas kerja alat berat dan waktu banyak di


jumpai pada berbagai macam kegiatan, seperti pembangunan, jembatan,
bangunan gedungi, dan jalan. Selain itu produktivitas kerja dan waktu juga
digunakan pada sistem , struktur kapal laut, dan ruang angkasa.
Produktivitas kerja dan waktu umumnya diperhitungkan terhadap
kesediaan alat berat dan material.
Produktivitas kerja alat berat dan waktu dibatasi dengan aspek
usaha dan kurun waktu yang dapat mengalami perubahan atau berfluktuasi.
Kelayakan produktivitas kerja alat berat dilihat dari aspek financial dengan
gambaran pengembalian dan profit yang akan dicapai sangat penting untuk
menentukan keputusan investasi waktu tersebut terutama bagi pelaksana
yang berniat untuk mendapatkan hasil maximal dengan penggunaan waktu
yang seminimal mungkin.
matematik yang dilakukan untuk mengetahui variable input mana yang
paling kritis/sensitive dalam menentukan nilai variable output sehingga
dapat diketahui resiko resiko yang paling mempengaruhi keputusan suatu
analisa.
Untuk itu sebelum memutuskan untuk menganalisa produktivitas kerja
alat berat dan waktu, pelaksana perlu melakukan suatu analisis dan
pertimbangan

yang

mendalam

mengenai

berbagai

kemungkinan

ketidakpastian yang ada yang nantinya digunakan sebagai langkah dalam


analisis terhadap resiko yang timbul.

1.2.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya dari pekerjaan peningkatan struktur jalan
Bonggo Sarmi adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemilihan alat berat pada pekerjaan peningkatan struktur jalan
Bonggo - Sarmi
2. Bagaimana menentuan jenis dan tipe alat berat yang akan digunakan.
4

3. Penentuan jumlah kebutuhan alat berat .


1.3.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang terkait dalam tugas akhir ini tentang
optimalisasi produktivitas alat berat adalah Pemilihan dan pengaturan alat
berat yang optimal terhadap waktu, biaya, dan mutu pada pekerjaan Proyek
Peningkatan Struktur Jalan Bonggo Sarmi sehingga dapat diketahui dengan
jelas kapan dan berapa jumlah dan jenis alat berat yang dibutuhkan dalam
satu satuan waktu tertentu. Dalam proposal tugas akhir ini khusus dibicarakan
tentang alokasi sumber daya peralatan sehingga dapat diketahui jumlah alat
berat yang ideal untuk digunakan selama pelaksanaan pekerjaan dan menekan
jumlah alat berat yang menganggur serta menekan penambahan jumlah alat
berat (peralatan) .

1.4.

Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan proposal tugas akhir ini terbagi menjadi
tujuan umum dan tujuan khusus.

1.4.1. Tujuan Umum


Tujuan umum dari penyusunan proposal tugas akhir ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi

Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas


Sains dan Teknologi Jayapura.
1.4.2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penyusunan proposal tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui produktivitas alat berat dalam satu satuan waktu
tertentu pada pekerjaan peningkatan struktur jalan Bonggo - Sarmi.
2. Mengetahui jumlah maksimal penggunaan alat berat yang efektif
pada pekerjaan peningkatan struktur jalan Bonggo Sarmi.
3. Mengetahui perbandingan kebutuhan alat berat yang ada
dilapangan dengan analisa yang dilakukan oleh Bina Marga .
1.5.

Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam kajian ini disajikan dalam berberapa
bab, dimana pada masing masing bab akan diterangkan secara terperinci
dan tearah pokok permasalahan yang dibahas.
Sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan , menguraikan latar belakang masalah, tujuan , ruang
lingkup, dan sistematika pembahasan yang digunakan.
BAB II merupakan studi pustaka yang dilakukan dalam membahas
mengenai alat berat yang digunakan pada proyek pekerjaan peningkatan
struktur jalan.
BAB III membahas mengenai pelaksanaan pekerjaan struktur jalan sarmi
bonggo yang dilapangan dengan analisa bina marga

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Keterlambatan Proyek Konstruksi
Pekerjaan suatu proyek biasanya terjadi beberapa kendala, baik
kendala yang sudah diperhitungkan maupun kendala di luar perhitungan
perencanaan.

Kendala

tersebut

menjadi

penyebab

keterlambatan

pelaksanaan pekerjaan proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung


sesuai rencana. Perencanaan pembangunan proyek yang menggunakan alat

berat, salah satu hal yang harus mendapat perhatian penting adalah cara
menghitung kapasitas produksi suatu alat, oleh karena itu perlu diketahui
perhitungan kapasitas alat secara teoritis serta efisiensi kerja sesuai dengan
job site yang ada, sehingga dapat diperkirakan dengan tepat waktu
penyelesaian suatu volume pekerjaan.
Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi (1999), keterlambatan
proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian
proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak.
Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu merupakan kekurangan dari
tingkat produktivitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan
mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan
langsung yang dibelanjakan untuk proyek-proyek pemerintah, maupun
berwujud pembengkakan investasi dan kerugian-kerugian pada proyekproyek swasta.
2.1.

MANAJEMEN
Manajemen merupakan kegiatan bagaimana menganalisa / mengatur
berbagai ragam kegiatan orang atau sekelompok dalam rangka mencapai
sasaran / tujuan bersama yang telah ditetapkan atau usaha manusia untuk
memperoleh suatu hasil gunamencapai tujuan dengan cara efektif dan
efisien melalui kegiatan sekelompok orang. Manajemen pada prinsipnya
berfungsi untuk melaksanakan semua kegiatan yang dikerjakan dalam
rangka mencapai tujuan kerja dengan batas-batas tertentu.

2.2.

PROSES DAN FUNGSI MANAJEMEN


Proses manajemen adalah sekelompok kegiatan mulai dari awal
penetapan sasaran sampai dengan akhir pencapaian sasaran / tujuan,
sedangkan kegiatan yang berlangsung adalah merupakan fungsi dari
manajemen.
a. Perencanaan
Suatu perencanaan

pekerjaan

yang

dilakukan

berdasarkan

keputusan yang diambil yang akan dikerjakan berdasarkan perkiraan


8

yang berkaitan dengan waktu yang akan dating dalam usaha


merumuskan kegiatan. Adapun perumusan rencana sebagai berikut :
1. Memilh, disini yang memegang peran adalah pengambilan
keputusan.
2. Memikirkan secara mendalam untuk memutuskan apa yang harus
diperbuat.
3. Menetapkan sasaran dan menjabarkan cara untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Tujuan perencanaan adalah menemukan kesempatan-kesempatan
dimasa

mendatang

dan

membuat

rencana-rencana

untuk

memanfaatkannya.
b. Pengaturan dan penyediaan staf
Pengaturan dan penyediaan staf adalah penentuan, pengelompokan
dan pengaturan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian suatu
tujuan, meliputi penugasan kepada orang-orang dalam kegiatan serta
menunjukan hubungan kewenangan yang dilimpahakan kepada setiap
orang yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
c. Pengarahan
Pengarahan adalah mengarahkan organisasi yang diciptakan
kepada sasaran yang telah direncanakan, meliputi kegiatan pembinaan
dan kepemimipinan oleh atasan kepada bawahan. Kedua belah pihak
saling mengetahui tugas kewajiban, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yang direncanakan.
d. Pengkoordinasian
Bimbingan, pemberian

instruksi

perlu

dikoordinasi

dalam

mengadakan berbagai kegiatan oleh atasan kepada bawahan. Dengan


maksud agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar,
berpedoman serta tetap memelihara hubungan kerja yang serasi antara
atasan dan bawahan.
e. Pengontrolan
Pengontrolan adalah suatu proses penilaian selama pelaksanaan
kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana.
Dengan melaksanakan kegiatan berpedoman pada perencanaan, serta

mengadakan

tindakan

korektif

dan

perbaikan

bila

terjadi

penyimpangan.
2.3.

SASARAN MANAJEMEN
Sarana manajemen yang di madsud adalah alat / sarana yang
diperlukan untuk menggerakan manajemen dalam rangka mencpai suatu
tujuan kegiatan tertentu. Adapun sarana manajemen yang harus di
manfaatkan dengan tepat adalah :
1. Manusia ( Mc )
Fungsi-fungsi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan tersebut
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka salah satu sarana
yang diperlukan adalah manusia ( tenaga kerja ).
2. Uang ( money )
Salah satu sarana yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan
kerja adalah uang, demi tercapainya proyek yang di kerjakan. Alat ini
digunakan sebagai jerih payah sebagai salah satu kebutuhan fisik.
3. Material ( materials )
Material adalah bahan yang digunakan / disiapkan untuk
pelaksanaan fungsi dan pencapaian tujuan yang ditetapkan. Material
juga dapat diartikan bahan-bahan atau data-data dan informasi yang di
perlukan dalam mencapai tujuan bagi pelaksanaan proyek yang di
kerjakan.
4. Mesin ( machines )
Dalam rangka mrnghemat tenaga da energy manusia serta
mempersepat dan memperhemat proses kerja, maka diperlukan mesin,
perlatan kerja, termasuk perbotan dan perlengkapan kerja.
5. Metode ( method )
Untuk mengelola teknik dari metode terbut adalah uang, material,
dan mesin oleh manusia guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan,
demi tercapainya proyek yang dikerjakan.

2.4.

PENGENDALIAN PERALATAN
Syarat penting untuk menetukankeberhasilan suatu proyek adalah
pengendalian terhadap factor factor waktu, biaya dan peralatan. Pada
dasarnya upaya pengendalian merupakan proses pengukuran, evaluasi dan

10

membetulkan fungsi dari pengendalian adalah menetapkan standar kerja,


mengukur kinerja proyek. Fungsi dari pengendalian adalah menetapkan
standar kerja, mengukur kinerja terhadap standar dan membetulkan
penyimapanan terhadap standar yang berlaku.
a. Pengendalian Mutu Pelaksanaan Konstruksi
Pengendalian mutu dan pelaksanaan konstruksi diarahkan pada
upaya untuk memenuhi persaratan dan segenap kebutuhan pemberi
tugas.
Proses tahap pengendalian adalah mencakup :
1. Menetapkan standar dan menilai kemajuan konstruksi.
Biasanya melalui perecanaan dan spesifikasi
2. Upaya pengukuran-pengukuran penyimpanan terhadap standar
sedini mungkin
3. Tindak lanjut perbaikan atau meminimalkan dampak yang
merugikan.
4. Merevisi perencanaan dalam rangka menyempurnakan standar
b. Pengendalian Material
Proses pengendalian material merupakan komponen dari system
penjadwalan dan pengendalian yang tersusun untuk mewujudkan
hubungan yang saling bergantung dan berpengaruh satu sama lain.
Apabila terjadi keterlambatan dalam pembelian dan pengadaan
material akan berdampak langsung terhadap proyek yang berupa
kekacauan operasi kontruksi terutama dalam hal pengaruh sumberdaya
lainnya. Dengan demikian penjadwalan dan pengadaan material
haruslah dikendalikan melalui pengendalian permintaan kebutuhan,
jadwal penerbitan pesanan dan pembelian atau order pembelian,
laporan status periodik tentang proses produksi dan pengiriman
material, laporan gudang mengenai pengeluaran dan penerimaan
material.
c. Pengendalian Waktu
Waktu penyelesaian kontruksi jalan selalu tercantum dalam
dokumen kontrak karena akan berpengaruh terhadap pembiayaan dan
pekerjaan tersebut. Penetapan jangka watu pelaksanaan proyek terkait
erat dengan pembiayaan dan peralatan sehingga pengedalian waktu

11

pelaksanaan

konstruksi

jalan

dilakuakan

bersamaan

dengan

pengendalian biaya dan peralatan.hal hal yang diperlukan dalam


pengendalian biaya adalah hasil pemeriksaan biaya yang disisapkan
pada tahap perancangan, nilai kontrak, perubahan perintah,atau
pekerjaan tambah kurang yang akan terjadi, estimasi biaya akibat
gangguan keadaan tak terduga pada pekerjaan.
d. Pengendalian Peralatan
Mekanisme pekerjaan

adalah

pemanfaatan

tenaga

mesin

semaksimal mungkin untuk menganti tenaga manusia. Dalam proses


penyelenggaraan tugas tugas terhadap beberapa hal dalam pekerjaan
kontruksi jalan dilakukan mekanisasi pekerjaan, alasannya yaitu :
1. Seperti kita ketahui bahwa jalan memiliki peranan yang sangat
penting. Hasil akhir dari kegiatan yang kita lakukan ini dapat
dicapai dengan menyiapkan sebuah landasan yangkuat dari badan
jalan yang kita kerjakan karena nantinya akan digunakan dan
dilintasi oleh kendaraan yang berbeban berat.
2. Pekerjaan yang meliputi pengolahan bahan yang demikian banyak
tersebut

memaksa

orang

mempertimbangkan

pemanfaatan

sebanyak mungkin bahan setempat atau yang terdapat disekitar


lokasi proyek tanpa terlalu banyak memberikan processing.
3. Tempo atau progress rate yang diminta untuk penyelesaian proyek
adalah sangat tinggi. Selain karena prasarana prasarana ini
memang dibutuhkan masyarakat dengan segera, juga karena
psikologis proyek yang memakan waktu bertahun tahun sebelum
dapat dimanfaatkan. Sehinga dapat memberikan efek yang tidak
menguntungkan serta menimbulkan rasa enggan kepada mereeka
yang bersangkutan didalam menentukan prioritas angaran biaya.
Dengan mekanisme pekerjaan maka masalah progress rate diatas
dapat terpenuhi.
4. Alasan spesifikasi dan ketersedianya tenaga kerja yang merupakan
kontradiksi dalam pekerjaan pembuatan jalan, yaitu :

12

a. Di daerah daerah berpenduduan padat dan tenaga kerja


mudah didapatkan, spesifikasi jalan yang dibuat biasanya
sangat ketat sehingga hanya dapat dicapai dengan alat berat.
b. Di daerah daerah yang kurang penduduknya, jalan jalan
cukup sederhana dan spesifikasinya linggar namun tenaga kerja
susah didapat sehingga pekerjaan harus dilaksanakan dengan
menggunakan mesin mesin
Dalam hal mekanisasi pekerjaan khususnya dalam pembuatan
jalan, penggunaan alat alat mekanis yang diperuntukan bagi
pekerjaan tanah meliputi penggalian, pengupasan, pembongkaran,
penimbunan tanah, parataan atau penyearan tanah, pemindahan
atau pengangkutan tanah, dan pemadatan. Pada kondisi tertentu
bias di lakukan pula perbaikan sifat tanah yang mencapai suatu
spesifikasi tertentu dengan menggunakan peralatan mekanis.
Namun dalam pembahasan selanjutnya termasuk uraian tentang
perbaikan sifat tanah secara mekanis.
Dari spesifikasi pekerjaan tersebut

dapatlah

dilakukan

pemilihan jenis peralatan yang sesuai untuk dipergunakan dalam


pekerjaan. Agar dapat mencapai sasaran maka perlu direncanakan
sumber daya manusia ( SDM ) yang akan mengoperasikan dan
memelihara peralatan tersebut. Kemampuan operator dan kondisi
alat merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Khusunya di papua, sebagian besar lokasi proyek terdapat
didaerah terpencil yang cukup menyulitkan proses mobilitas alat.
Dengan demikian mutlak diperlukan pertimbangan yang matang
untuk hal mobilitas peralatan dan sebagai kunci dari semua hal
yang mekanis pekerjaan adalah metode kerja ( PNK ) serta sarana
pendukung di lapangan yang dapat memperlancar komunikasi dan
inforamasi kerja.

13

2.5

Sifat - Sifat Tanah


Sebelum pekerjaan tanah dilaksanakan, terlebih dahulu harus
diketahui sifat dari tanah tersebut. Sifat-sifat tanah sehubungan dengan
pekerjaan pemindahan, penggusuran dan pemampatan perlu diketahui,
karena tanah yang sudah dikerjakan akan mengalami perubahan dalam
volume dan kepadatannya.
Keadaan tanah yang mempengaruhi volume antara lain :
2.5.1. Keadaan asli (insitu)
Yaitu keadaan material yang masih alami dan belum mengalami
gangguan teknologi (lalu lalang peralatan, digali, dipindahkan,
diangkut dan dipadatkan)
2.5.2. Keadaan gembur (loose)
Yaitu material yang telah digali dari tempat asalnya (kondisi asli).
Tanah akan mengalami perubahan volume yaitu mengembang
dikarenakan adanya penambahan rongga udara di antara butiranbutiran material
2.5.3.Keadaan padat (compact)
Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses
pemadatan

(pemampatan),

dimana

volume

akan

menyusut.

Perubahan volume terjadi dikarenakan adanya pengurukan rongga


udara diantara butiran-butiran material tersebut.

14

Tabel 2.1 Sifat-sifat beberapa macam tanah


LOAD
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

JENIS TANAH
Lempung alami
Lempung berkerikil kering
Lempung berkerikil basah
Tanah biasa baik kering
Tanah biasa baik basah
Kerikil
Pasir kering
Pasir basah
Batu

SWELL (%)
38
36
33
24
26
14
11
12
62

FACTOR
0,72
0,73
0,73
0,81
0,79
0,88
0,90
0,89
0,61

Sumber: Haryanto. Y. W dan Hendra. S. D

Sifat-sifat tanah seperti tersebut di atas dipengaruhi oleh keadaan


tanah asli tersebut, karena bila tanah dipindahkan dari tempat
aslinya, selalu akan terjadi perubahan isi dan kepadatannya dari
keadaan yang asli. Oleh sebab itu dari data- data tanah di atas dapat
dikonversikan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Konversi Tanah

15

Jenis Tanah

Pasir

Tanah biasa

Tanah liat

Kondisi
Tanah
Semula

Kondisi Tanah Yang Akan Dikerjakan


Asli

Lepas

Pada

(A)

1,00

1,11

0,95

(B)

0,90

1,00

0,86

(C)

1,05

1,17

1,00

(A)

1,00

1,25

0,90

(B)

0,80

1,00

0,72

(C)

1,11

1,39

1,00

(A)

1,00

1,25

0,90

(B)

0,70

1,00

0,63

(C)

1,11

1,59

1,00

Tanah

(A)

1,00

1,18

1,08

campur

(B)

0,85

1,00

0,91

kerikil

(C)

0,93

1,09

1,00

(A)

1,00

1,13

1,03

(B)

0,88

1,00

0,91

(C)

0,97

1,10

1,00

(A)

1,00

1,42

1,29

(B)

0,70

1,00

0,91

Kerikil

Kerikil kasar

(C)

0,77

1,10

1,00

Pecahan

(A)

1,00

1,65

1,22

cadas/batuan

(B)

0,61

1,00

0,74

keras
Pecahan
granit/batua

(C)

0,82

1,10

1,00

(A)

1,00

1,70

1,31

n
keras

(B)

0,59

1,00

0,77

(C)

0,76

1,30

1,00

Pecahan

(A)

1,00

1,75

1,40

(B)

0,57

1,00

0,80

(C)

0,71

1,24

1,00

Batuan hasil

(A)

1,00

1,80

1,30

peledakan

(B)
(C)

0,56
0,77

1,00
1,38

0,72
1,00

batu

2.6. Manajemen Alat Berat

16

Manajemen pemilihan dan pengendalian alat berat adalah proses


merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat
berat untuk mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga
kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari, antara lain adalah:
a. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut,
meratakan permukaan
b. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume
total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan.
Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
c. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal
maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi
gerakan
d. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang
mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu
lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi
yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah
e. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya
operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting didalam
pemilihan alat berat
f. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya
menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antar lain
proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan
hutan, dam.
g. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh
lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang
berbeda dengan lokasi proyek didataran rendah

17

h. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis
material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang
akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau
lembek
i. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan
yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan
alat berat. Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun rencana kerja alat berat antara lain:
j. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu
tertentu
Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah
ditentukan harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Dengan jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan
berapa volume yang dapat diselesaikan, serta waktu yang
diperlukan

2.7. Cara Kerja Alat Berat


2.7.1. Excavator

a. Fungsi Excavator (Backhoe)


Menurut Rochman Hadi dalam bukunya Excavator
(backhoe) berfungsi dapat menggali dengan kedalaman
yang jauh lebih teliti, dan juga bisa digunakan sebagai
alat pemuat bagi truck truck
b. Jenis Jenis Excavator
1. Power Shovel
Bagian tambahan berbentuk shovel dimana bucketnya
biasanya menghadap ke atas atau ke depan. Dengan
tambahan ini sangat sesuai untuk menggali tebing dan
bisa pula untuk pekerjaan pemuat.
2. Backhoe

18

Pada prinsipnya sama dengan power shovel, tetapi bucket


menghadap kebelakang atau kebawah. Alat ini sesuai
untuk menggali jauh di bawah permukaan tanah dimana
alat ini berdiri. Karena fungsinya tersebut bachoe banyak
dipakai nama excavator, dan biasa banyak di pakai untuk
pekerjaan saluran, bendungan dan lain lain.
3. Dragline
Suatu excavator biasa dipakai menggali tanah lumpur,
dimana bachoe tidak dapat menggali dengan efektif.
Dragline biasanya dipakai untuk pekerjaan penggalian
yang dalam dan lebar.
4. Chamshell
Dengan menggantikan drug bucket sebuah dragline
dengan suatu chamshell biasanya dipakai mengambil
(mengangkat) beban beban lepas, seperti pasir, kerikil,
lumpur, atau bahan pecah dan batu bara.

Ganbar 2.1 tipe Excavator Komatsu pc 200

c. Perhitungan Produktifitas Excavator

19

Rumus Perhitungan Produktifitas Excavator (Backhoe)


1.

Produksi Persiklus
q = ql . k

2.

Waktu Siklus
Cm = waktu gali + 2. (waktu putar) + waktu buang

3.

Kapasitas Produksi
Q=q

3600
. E (2.1)
cm
Dimana :
Q

= Kapasitas produksi / jam ( m/jam)

= Produksi siklus (m)

Cm

= Waktu siklus (detik)

= Efisiensi kerja

q1

= Kapasitas bucket pada kondisi mujung / penuh


(m)

= Kapasitas bucket

Tabel 2.3 Efisiensi Kerja Hydraulic Excavator (E)


Kondisi
Operasi alat

Baik sekali

Pemeliharaan Mesin
Baik
Normal

Buruk

Buruk

Baik sekali

0,83

0,81

0,76

0,70

Sekali
0,69

Baik

0,78

0.75

0,71

0,65

0,60

Normal

0,72

0,69

0,65

0,60

0,54

Buruk

0,63

0,61

0,57

0,52

0,45

Buruk sekali

0,52

0,57

0,47

0,42

0,32

Sumber : Kapasitas dan produksi Alat alat Berat, Rochman Hadi Badan Penerbit PU 1983

Tabel 2.4 Faktor Bucket (Untuk Backhoe)

20

Mudah

Kondisi Penggalian (Excavating)


Menggali Clay soil dari kondisi

Sedang

asli, clay atau soft soil.


Menggali tanah seperti sandy soil

(rata rata)
Agak sulit

dan dry soil


Menggali sandy soil ber gravel

Sulit

dari kondisi asli


Memuat batuan hasil lendutan

1,1 1,2
1,0 1,1
0,8 0,9
0,7- 0,8

Sumber : Perhitungan Kapasitas Produksi Alat Alat Berat,


Tony Harley Silalahi
Faktor Blade

Kondisi Pengurusan
Ringan

Menggali dan memuat dari stock


atau material telah dikeruk oleh alat
lain, yang tidak membutuhkan gaya
gali dan dapat membuat mujung

1,0 0,8

dalam bucket. Pasir, tanah berpasir,


tanah kolodial dengan kadar air
Sedang

sedang.
Menggali dan memuat dari stocs
file lepas dari tanah yang lebih sulit
untuk digali dan dikeruk tetapi
dapat

dimuat

hampir

mujang

(penuh, pasir kering, tanah berpasir,

0,8 0,6

tanah campur tanah liat, gravel


yang belum disaring, pasir yang
telah memadat dan sebagainya atau
menggali dan gravel langsung dari
Agak sulit

bukit gravel asli.


Menggali dan memuat batu
batuan pecah, tanah liat yang keras,
pasir campur kerikil, tanah berpasir,
tanah

kolodial

liat,

tanah

liat

0,6 0,5
21

dengan kadar air tinggi yang telah


di stock pile oleh alat lain. Sulit
untuk

mengisi

bucket

dengan

material tersebut.
Bongkaran, batuan besar dengan
Sulit

bentuk tak teratur dengan ruangan


bentuk Tak teratur dengan ruangan
diantara batuan hasil ledakan batu
bundar,

tanah

berpasir,

0,5 0,4

tanah

campur tanah liat yang sulit untuk


dikeruk dengan bucket.
Sumber : Kapasitas dan Produksi Alat alat berat,
Rochan Hadi badan penerbit PU 1983
Tabel 2.5. Waktu Gali (Detik)
Kondisi

Ringan

Rata rata

Agak sulit

Sulit

0 2 meter

6 detik

9 detik

15 detik

26 detik

2 4 meter

7 detik

11 detik

17 detik

28 detik

4 lebih

8 detik

13 detik

19 detik

30 detik

gali/Kedalaman gali

Sumber : Kapasitas dan Produksi Alat alat Berat, Rochman hadi


Badan penerbit PU 1983

Tabel. 2.6. Waktu Putar (Detik)


SUDUT DASAR

SUDUT PUTAR

45 - 90

4.00 7.00 detik

22

90 - 180

5.00 8.00 detik

Sumber : kapasitas dan Produktifitas Alat Alat Berat, Rochman Hadi


Badan penerbit PU 1983

Waktu bergantung pada kondisi pembuangan material


Kedalaman Dump truck

= 5.00 8,00 detik

Ketempat Pembangunan

= 3.00 6.00 detik

2.7.2. Dump Truck


Operator atau sopir sangat berperan dalam menempatkan
dumptruck pada waktu muat, karena produksi dari organisasi alat
angkut dan alat gali ditentukan pada saat muat ini. Menempatkan
truck dengan cepat pada posisi untuk dimuati diusahakan agar
swing dari alat gali sekecil-kecilnya. Operator alat gali biasanya
akan mengatur penempatan dumptruck yang akan dimuati, khusus
untuk dumptruck yang besar, pembantu sopir sangat diperlukan
dalam mengatur penempatan dumptruck pada posisi muat yang
baik. truck sebaiknya ditempatkan membelakangi alat gali, atau
searah dengan swing alat gali agar memudahkan pemuatan. Khusus
pada pemuatan batu-batu yang besar dengan menggunakan alat gali
yang besar sebaiknya truck menghadap ke alat gali, agar batu-batu
tidak menimpa kabin truck.
Truck adalah alat angkut jarak jauh, sehingga jalan angkut
yang dilalui dapat berupa jalan datar, tanjakan dan turunan. Untuk
mengendarai truck pada medan yang berbukit diperlukan
keterampilan operator atau sopir. Operator harus segera mengambil
tindakan dengan memindah gigi ke gigi rendah bila mesin mulai
tidak mampu bekerja pada gigi yang tinggi. Hal ini perlu dilakukan
agar dumptruck tidak berjalan mundur karena tidak mampu
menanjak pada saat terlambat memindah pada gigi yang rendah.
Untuk

jalan

yang

menurun

perlu

juga

dipertimbangkan

23

menggunakan gigi rendah, karena kebiasaan berjalan pada gigi


tinggi dengan hanya mengandalkan pada rem (brakes) sangat
berbahaya dan dapat berakibat kurang baik.
Pada waktu mengangkut ataupun kosong, perlu dihindari
terjadinya selip. Selip adalah keadaan gerakan mendatar ke
samping dari kendaraan yang tidak dapat dikuasai oleh operator.
Selip ini biasanya terjadi jika roda berputar lebih cepat dari pada
yang diperlukan untuk gerakan kendaraan, atau apabila putaran
roda lebih lambat dari pada gerakan kendaraan, misalnya waktu
direm, atau dapat terjadi pada tikungan yang tajam dalam keadaan
kecepatan tinggi. Membuang muatan (dumping) operator harus
hati-hati dan cermat. Operator harus yakin bahwa roda-roda berada
di atas permukaan tanah yang cukup kuat dan keras untuk
menghindari supaya ban-ban tidak terperosok ke dalam tanah yang
kurang baik, misalnya pada permukaan tanah hasil buangan
sebelumnya.

Gamabar 2.2. Dump Truck

24

Dump Truck
Type

: Mitsubishi 120 colt

Kapasitas

: 7 ton muatan

a. Fungsi Dump Truck


Menurut Susy Fatena Rostiyani, dalam bukunya alat berat
untuk proses

konstruksi,

dump truck

berfungsi untuk

mengangkut material seperti tanah, pasir, batuan untuk proyek


kontruksi bangunan.
1.

b. Perkiraan Cycle Time


Perhitungan saat pembuatan (Loading time) : TI
TI

cd
. K .cml (2.3)
ql

Bahwa :

2.

cd

= kemampuan muat dump truck

ql

= kapasitas bucket excavator

= faktor bucket

cml

= cycle time excavator tiap kali muat

Perhitungan pengangkutan (hauling time)


Tr :

D
. ( 2.4)
V2

Bahwa :

3.

= Jarak

VI

= kecepatan rata rata saat penuh muatan

Perhitungan untuk kembali (retuning tim) : Tr

25

Tr

D
(2.5)
V2

Bahwa :

4.

= Jarak angkut

V2

= kecepatan kembali saat dump truck kosong

Perkiraan waktu menempuh (Dumping Time) : Td


Data ini diperoleh dari pengamatan dilapangan yang
disesuaikan dengan medan kerja. Dari pengamatan dapat
diperkirakan waktu setiap satu kali dump truck melakukan
penumpahan.

5.

Perkiraan waktu menunggu (waiting time) : TW


Tabel 2.7. Waktu Bongkar
Kondisi Operasi

T1 (Menit)

T2 (Menit)

Menyenangkan

0,50 0,70

0,10 0,20

Sedang

1,00 1,30

0,25 0,35

Tidak menyenangkan

1,50 - 2,00

0,40 0,50

Sumber : Perhitungan Kapasitas Alat Alat Berat, Tony


Harley Silalahi
26

Tabel 2.8.Kecepatan Dump Truck


Kec. Datar

Kec. Menanjak

Kec. Menurun

Dengan

Tanpa

Dengan

Tanpa

Dengan

Tanpa

beban

muatan

beban

muatan

beban

muatan

(km/jam)

(km/jam)

(km/jam)

(km/jam)

(km/jam)

(km/jam
)

40,00

60,00

Sumber :

20,00

40,00

20,00

40,00

Perhitungan Kapasitas Produktifitas Alat Alat,


Tony Harly Silalahi

Tabel 2.9. Efisiensi Kerja Dump Truck


Kondisi
Operasi Alat

Pemeliharaan Mesin
Baik sekali

Baik

Normal

Buruk

Buruk
Sekali

Baik sekali

0,83

0,81

0,76

0,70

0,69

Baik

0,78

0,75

0,71

0,65

0,60

Normal

0,72

0,69

0,65

0,60

0,54

Buruk

0,63

0,61

0,57

0,52

0,45

Buruk sekali

0,52

0,57

0,47

0,42

0,32

Sumber :

Kapasitas dan Produksi Alat Alat berat Rochman Hadi

27

Badan Penerbit PU 1983

c.

Perkiraan Jumlah Dump Truck


Jumlah Dump Truck dapat diperkirakan sebagai berikut :
M=

cycletime Dump Truck cmt


cmt
=
=
.(2.6)
waktu pemuatan
Ti n . cml

Bahwa
N
Cml
Cmt

:
: Jumlah pemuatan
: Cycle Time Excavator setiap kali Pemutaran
: Cycle Dump Truck

Rumus untuk menghitung produktifitas dump truck

P=

C .60 . Et . M
. ..(2.7)
Cmt

Bahwa :
P

: Produksi per jam (m /jam)

: Produk per siklus (m)

Et

: Efisiensi Dump truck

Cmt

: waktu siklus Dump Truck (menit)

: Jumlah Dump Truck yang beroperasi

2.7.3. Motor Grader


Type

: Komatsu GD 510 1

Kapasitas

: 125 Hp
28

Gambar 2.3. Motor grader


a. Fungsi Motor Grader
Menurut Susy fatena Rostiyanti, dalam bukunya alat berat
untukproyek konstruksi, motor gradr berfungsi sebagai alat
perata yang mempunyai bermacam macam kegunaan. Motor
grader di gunakan untuk meratakan tanah dan membentuk
permukaan tanah, juga dapat dimanfaatkan untuk pencampuran
dan menebarkan tanah dan campuran aspal. Pada umumnya
motor grader digunakan dalam proyek perawatan jalan.
b. Kegunaan Lain Dari Motor Grader Antara Lain
1. Membentuk Permukaan
Dari gerakan gerakan yang dimungkinkan oleh motor
grader blade, maka motor grader bisa membentuk
permukaan tanah yang rata, baik horizontal, sampai yang
merupakan miring/tebing.
2. Memotong Permukaan
Pada kedaan tertentu motor grader mempu mengerjakan
pemotongan tanah, bila keadaan tanah (permukaan) cukup
keras maka permukaan tersebut dibongkar dahulu dengan
menggunakan scarifier, kemudian baru dipotong / dieratkan
dengan grader blade.
3. Menggali Saluran Tepi
Dengan menempatkan kedudukan grader blade diisi
kendaraan agak sorong ke depan akan memungkinkan hasil
galian terangkat kaluar saluran saluran yang digali dengan
grader biasanya berbentuk V. Dan kedalamannya berbentuk

29

tidak terlalu besar. Bila menginginkan kedalaman yang


cukup harus dilakukan beberapa pass.
4 Menggusur Tanah Timbunan
Untuk pekerjaan ini pemakaian motor grader sangat tepat,
karena disamping didapat produksi yang besar juga
permukaan yang rata. Bahkan bisa juga menggusur material
material seperti batu pecah, campuran aspal, karena blade
bisa diatur permukaan bekas gusuran tidak terinjak oleh
roda grader.

c. Perhitungan Produktifitas Motor Grader


1. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Motor
grader
Karena fungsinya yang bermacam macam, maka ada
beberapa cara menghitung produktifitas dari motor grader.
Demikian

pula

produktifitas

motoe

grader

sangat

tergantung dari pekerjaan yang dilaksanakan.


Tabel.2.10.Kecepatan Peralatan (v)
No
1
2
3
4
5

Kecepatan

Jenis Pekerjaan

(km/jam)
2,5 s/d 6
1,6 s/d 4
1,6 s/d 2,6
1,6 s/d 4
2,5 s/d 8

Pemeliharaan badan jalan (road repair)


Membuat selokan (detching)
Memotong tebing (bank finishing/cutting)
Pembentukan jalan (field grading)
Meratakan badan jalan

Sumber : Petunjuk Operasional Untuk Standar Produktifitas Peralatan


Direktorat Jenderal Bina Marga DPU
Tabel.2.11. Panjang Pisau efektif (Le)
Panjang Pisau (blade)
Panjang
Sudut Pisau
Pisau efektif
(Le)

60
Sudut

2200

3100

3710

4010

1600

2390

2910

3170

1260

1890

2320

2540

30

Sumber

45
: Kapasitas dan Produktifitas Alat Alat Berat, Rochman hadi
Badan Penerbit PU 1983

Everlap (Lo) = 0,30 m


Panjang blade efektif (Le) lebar tumpang tindih (Lo) karena blade biasanya
miring pada waktu untuk memotong maupun untuk meratakan, maka
panjang efektif akan sangat bergantung pada sudut kemiringannya. Lebar
tumpang tindih biasanya diambil 0,30 meter. Waktu untuk memindahkan
gigi transmisi atau untuk berbalik diperhitungkan karena grader biasanya
beroperasi pada jalur/jalan panjang.
Tabel 2.12. Efesiensi Kerja
Kondisis Operasi

Efisiensi kerja

Baik

0,80

Sedang (rata rata)

0,70

Agak jelek

0,60

Jelek

0,50

Sumber : Kapasitas dan produktifitas alat alat berat,


Rochman Hadi badan penerbit PU 1983

Rumus untuk menghitung produktifitas motor grader


Lo
QA=V .().1000. E .(2.2)

31

Dimana :

2.7.4.

QA

= Luas operasi per jam (m/jam)

= kecepatan kerja (km/jam)

Le

= panjang blade (m)

Lo

= lebar tumpang tindih / overlap (m)

= efisiensi kerja

Vibrator Roller
Type

: Sakai sv 512 D

Kapasitor

: 120 Hp/8 ton

Gambar 2.4 Vibrator Roller

a. Fungsi Vibrator Roller


Menurut ochman Hadi, dalam bukunya alat alat berat dan
penggunaannya, vibrator roller berfungsi sebagai pemadatan

32

material. Dengan sistem getar (vibro) yang berguna untuk


memadatkan material sampai padat.
b. Perhitungan Produktivitas Vibrator Roller
1. Faktor faktor yang mempengaruhi produktifitas Vibrator
Roller adalah sebagai berikut :
Kecepatan operasi pemadatan (v)
Lebar gilas efektif dari riller (W)
Jumlah lintasan pemadatan (N)
Tebal lapisan yang dipadatkan (H)
Kecepatan Operasi Pemadatan
Tabel 2.13. Kecepatan Operasi Pemadatan
Jenis Alat

Kecepatan
(km/jam)

Mesin gilas /road roller


Mesin gilas / time roller (roda ban)
Mesin penggetar (vibration roller)
Kompaktor tanah (soil compaktor)
Tamper

Sumber :
Tabel 2.14

Kira kira 2,00


Kira kira 2,50
Kira kira 1,50
4,00 10,00
Kira kira 1,00

Kapasitas dan Produksi Alat - alat berat,


Rochman Hadi Badan Penerbit PU 1983
Lebar Efektif (W)
Jenis alat

Kecepatan
(km/jam)

Tipe gilas

Lebar roda gerak 0,20 m

makadam(macadamroller)
Mesin gilas (tandem roller)

Lebar roda gerak 0,20 m

Kompatktor tanah (soil

2 x lebar roda gerak 0,20

compaktor)
Mesin gilas roda ban (tire roller)

m jarak antara bagian


paling luar dari ban ban
paling luar

Mesin gilas getar yang besar


(Large Vibrator roller)
Mesin gilas getar yang kecil

Lebar roller 0,20 m


Lebar roller 0,10

33

Sumber :

Kapasitas dan Produksi Alat Alat Berat,


Rochman Hadi Badan Penerbit PU 1983

Tabel 2.15. jumlah Lintasan Pemadatan


Jenis Alat
Mesin Gilas/Road roller (roda
besi)
Mesin Gilas/tire roller (roda
ban)
Mesinpenggetar (vibrator
roller)
Mesin kompaktor tanah (soil

Jumlah Lintasan

3.00 5.00
4.00 8.00
4.00 12.00
4.00 12.00

compactor)
Sumber : Kapasitas dan Produksi Alat-alat
Berat,Rochman Hadi Badan Penerbit PU 1983
Efisiensi kerja dapat ditentukan sesuai keadaan tanah / kondisi
seperti di bawah ini :
Jika pekerjaan mudah dengan kondisi tanah yang mudah
didapatkan, E = 0,40 0,60
Jika pemadatan dilaksanakan untuk lapisan sub grade dasar
(sub base) atau pemadatan yang sulit dan kondisi tanah
yang baik, maka
E = 0,400 0,600
a. Tebal Pemadatan satu Lapis (H)
Tebal pemadatan satu lapis pada umumnya diambil
antara 0,1 m sampai dengan 0,5 m.

2. Menghitung Produktifitas Vibrator Roller


Untuk menghitung produktifitas alat pemadat dalam
volume material yang akan dipadatkan, maka dapat
digunakan rumus sebagai berikut

34

Q=
W . V . H .1000 . E
(2.8)
E
Dimana
:
Q = Kecepatan produktifitas (m) (volume material yang
dipadatkan, maka rumus yang digunakan yaitu
V = kecepatan operasi (km/jam)
H = Lebar pemadatan efektif tiap lintasan (m)
N = Jumlah pemadatan / jumlah lintasan
E = efisiensi kerja
Apabila produksi dalam satuan luas material yang
dipadatkan, maka rumus yang digunakan yaitu :
QA =
W . V . H .1000 . E
(2.9)
N
2.8. Biaya Alat Alat Berat
2.8.1.Umum
Dalam pekerjaan pekerjaan yang besar seperti pekerjaan
kontruksi, pekerjaan transportasi dan pekerjaan bending, selalu
digunakan alat alat berat.Untuk operasi dengan alat alat berat
harus dipertimbangkan biaya biaya yang disediakan untuk
penggunaan alat, waktu yang harus diselesaikan, keuntungan yang
diperoleh dan pertimbangan lainnya.
Biaya untuk alat berat dapat dihitung dengan prakiraan
prakiraan yang dapat di pertanggung jawabkan.Biaya tersebut
meliputi Owning Cost (biaya kepemilikan) dan Operating Cost (biaya
operasi) yang sering disebut sebagai O dan O Cost (Owning and
Operating Cost). Owning cost secara pasti sangat sulit di tentukan
karena dipengaruhi oleh umur ekonomis alat yang tidak dapat
diramalkan dengan tepat, suku bunga, pajak dan asuransi, yang setiap
waktu dapat berubah ubah besarnya. Operating cost besarnya
dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, minyak pelumas untuk
35

mesin dan hidrolis, umur ban, reparasi atau pemeliharaan, penggatian


suku cadang khusus dan upah operator.
2.8.2.Owning Cost
Owning cost ialah biaya kepemilikan alat yang harus
diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila
alat tersebut milik sendiri. Biaya ini harus diperhitungkan karena alat
semakin lama akan berkurang hasil produksinya, bahkan pada waktu
tertentu alat sudah tidak dapat berproduksi lagi, hal ini disebut sebagai
Depresiasi.
Nilai depresiasi ditentukan oleh oleh harga beli alat waktu
didatangkan serta perlengkapnnya, prakiran umur ekonomis alat, nilai
alat (harga jual pada akhir umur ekonomis) dan nilai reproduksi
alat.Untuk menentukan nilai depresiasi alat dalam satuan waktu
tertentu ada beberapa metode seperti berikut ini.
1.

Straight line Method


Straight line Method ialah metode untuk menentukan nilai
depresiasi alat tiap

tahun nya sama besar atau sering disebut

dengan metode garis lurus. Pada metode ini nilai depresiasi tiap
tahun diperoleh dengan membagi nilai reproduksi dengan Umur
Ekonomis.
Harga beli alat

: Rp.100.000.000,-

Umur ekonomis

: 5 tahun

Nilai residu

: Rp.20.000.000,-

Nilai Reproduksi

= Rp.100.000.000,= Rp. 20.000.000,-

Depresiasi =

= Rp. 80.000.000,Rp.80 .000 .000, =Rp.16 .000 .000, per tahun


5

36

Metode ini sangat sesuai digunakan apabila alat bekerja selama


2000 jam /tahunnya.
2.

Reducing Charge Method


Reducing Charge Method adalah metode untuk menentukan
depresiasi yang menurung atau berkurang jumlahnya untuk setiap
tahunnya. Pertimbangan cara ini ialah semakin tua alat semakin
menurun prosuksinya. Metode ini dibedakan dalam dua metode
lagi ialah sebagai berikut.

Declining Balance Method, ialah metode untuk menentukan


jumlah depresiasi dari tahun ke tahun adalah sebesar prosentase
tertentu dari nilai buku alat pada tahun yang bersangkutan.
Besarnya prosentase dapat dihitung berdasarkan harga beli,
nilai residu dan umur ekonomis alat. Nilai buku adalah harga
beli alat dikurangi depresiasi yang telah diperhitungkan.
Harga beli alat
: Rp.30.000.000,Depresiasi per tahun
: 40% dari nilai buku
Umur ekonomis alat
: 5 tahun
Nilai residu
: Rp.4.000.000,Harga beli alat
= Rp.30.000.000,Depresiasi tahun ke 1
= 40% x Rp.30.000.000
= Rp.12.000.000,Nilai buku tahun ke 2
= Rp.18.000.000,Depresiasi tahun ke 2
= 40% x Rp.18.000.000
= Rp. 7.200.000,Nilai buku tahun ke 3
= Rp.10.800.000,Seterusnya lihat table VII 1
Tabel 2.16. 1.Depreseasi dengan metode Declining Balance
Method
Tahun
ke

% Depreseasi

Depreseasi
(Rp)

Nilai Buku (Rp)

1
2
3
4
1
5

40
40
40
40
40
-

12.000.000
7.200.000
4.320.000
2.592.200
1.555.200
-

30.000.000
18.000.000
10.800.000
6.480.000
3.888.000
4.000.000

37

5
Dari tabel VII-1 dapat dilihat nilai buku tidak lagi mengalami
depresiasi setelah mencapai nilai residu yang telah diperkirakan
pada contoh diatas sebesar Rp.4.000.000,- sehingga nilai buku

yang digunakan adalah nilai buku pada tahun ke

2
5 , untuk

1
kasus yang lain mungkin berlaku pada nilai buku tahun ke 5
.
Sun of the Years Digit Method, ialah metode untuk menentukan
besarnya depresiasi tiap tahun berdasar pada jumlah angka tahun
dari umur ekonomis alat yang bersangkutan sebagai koefisien
pembagi, dan berdasarkan pada sisa umur ekonomis dari alat.
Harga beli alat
Prakiraan umur ekonomis
Nilai residu
Berdasarkan nilai ekonomis, jumlah angka angka tahun
adalah :
1+2+3+4+5 = 15
Nilai produksi
= Rp.100.000.000 ( - ) Rp.25.000.000
= Rp.75.000.000
Besar depresiasi dari tahun ke tahun dihitung seperti pada Tabel
VII-2
Tebel 2.17. Dpresiasi berdasar Nilai Angka Tahun.
Tahun
Ke
0
1
2
3
4
5

Rasio

Nilai

depresiasi

reproduksi

0
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15

75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000

Depresiasi
(Rp)
0
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000

Nilai buku
(Rp)
100.000.000
75.000.000
55.000.000
40.000.000
30.000.000
25.000.000

38

Pada tabel VII-2 terlihat nilai buku pada tahun ke 5 pada akhir
umur ekonomis alat yang besarnya Rp.25.000.000 sesuai dengan
prakiraan nilai residu.
Untuk menghitung nilai Owning Cost, di samping
menentukan depresiasi harus juga diperhitungkan suku bunga,
pajak asuransi dan biaya penyimpanan. Cara menentukan
besarnya suku bunga, pajak dan asuransi tiap tiap negara
berbeda beda, tergantung di negara mana alat tersebut
digunakan.
Nilai rata rata untuk suku bunga, pajak dan asuransi
pertahun didasarkan pada nilai rata rata alat selama umur
ekonomis. Untuk menghitung dengan mudah dapat di
gunakumus yang didasarkan pada nilai depresiasi dengan
metode garis lurus berikut.
p ( n+1 )+ S (n1)
p=
2n

Keterangan :

P = biaya rata rata yang dikeluarkan


pertahun
P = harga beli alat
S = salvage value (nilai residu)
n = prakiraan umur ekonomis alat

Contoh 7 4 :
Harga beli alat

: Rp.100.000.000,-

Nilai residu

: Rp. 25.000.000,-

Umur ekonomis

: 5 tahun (2000 jam pertahun)

Misalnya

: suku bunga : 15 %

Pajak

: 2,5%

Asuransi, dll

: 2,5%

Total annual rates

: 20%

39

P=

Rp.100 .000 .000 ( 5+1 )+ Rp .25 .000 .000(51)


2(50)

P = Rp 70.000.000,- pertahun atau


P = Rp.35.000,- per jam
Sehingga suku bunga, pajak dan asuransi dihitung :
Rp.35.000,-x 20% = Rp.7.000,- per jam
2.8.3.Operating Cost
Operating cost atau biaya operasi alat ialah biaya biaya yang
dikeluarkan selama alat tersebut digunakan. Biaya operasi ini meliputi
baha bakar, minyak pelumas atau minyak hidrolis, penggantian
perbaikan atau pemeliharaa, penggantian suku cadang khusus, mata
pisau pada dozer dan gaji operator.
1. Bahan bakar
Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar
kecil daya mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang
ringan atau berat juga menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya
memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin
alat yang dinyatakan dalam liter/jam atau galon/jam. Apabila tidak
ada prakiraan konsumsi bahan bakar dapat digunakan pendekatan.
0,06 galon/jam HP untuk mesin dengan bahan bakar bensin.
0,04 galon/jam HP untuk mesin dengan bahan bakar solar/disel.
Perlu diperhatikan bahwa selama pengoperasian alat mesin
tidak selalu bekerja 100%. Misalnya pada alat gali, pemakaian
tenaga 100% hanya pada waktu menggali dan mengangkat tanah
saja, yang pada waktu bucket kosong mesin tidak menggunakan
tenaga. Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak
pernuh, misalnya hanya 50 menit/jam saja, hal ini disebut dengan
operating factor, yang semakin besar operating factor nya makin
besar pula tenaga mesin bekerja.
2. Minyak pelumas
40

Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung


pada besarnya bak karter (crank case) dan lamanya periode
penggantian minyak pelumas, biasanya antara 100 sampai dengan
200 jam pemakaian.
Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis,
gemuk dan filter biasanya pabrik pembuat memberikan prakiraan
dinyatakan dalam liter/jam atau galon/jam tergantung kondisi
kerjanya kondisi medan kerja dibedakan dalam tiga keadaan :
a. Ringan
b. Sedang

gerakan gerakan teratur dan

banyak istirahat, tidak membawa muatan penuh.


: gerakan gerakan teratur muatan tidak penuh,
c. Berat
:
bekerja terus menerus dengan
tenaga mesin penuh (operating factor besar)

Apabila dari pabrik tidak memberikan prakiraan konsumsi


minyak pelumas, maka dapat diprakirakan sebagai berikut :
q=

HPx 0,6 x 0,006 C


+
74
t

Keterangan : q
HP
C
t

= kebutuhan minyak pelumas (galon/jam)


= daya mesin (HP atau daya kuda)
= kapasitas bak karter (galon)
= waktu pemakaian (jam)

3. Biaya Ban
Biaya ban tergantung dari harga ban ditempat alat yang
bersangkutan dioperasikan dan prakiraan umur ban menurut
pengalaman, atau rekomendasi pabrik pembuatnya. Besarnya biaya
penggantian ban di tentukan sebagai berikut :
Harga ban(rupiah)
rupiah/ jam
Prakiraan umur ekonomis
Biaya perbaikan atau pemeliharaan

41

Untuk menjaga kondisi alat agar dapat bekerja normal dan


baik perlu adanya pemeliharaan, penggantian suku cadang dengan
yang baru. Faktor yang mempengaruhi besarnyan biaya perbaikan
alat adalah kondisi pemakaian alat, kecakapan operator dan adanya
perawatan yang memadai.
Besarnya factor untuk menentukan biaya perbaikan dan
pemeliharaan biasanya sudah ada rekomendasi dari pabrik pembuat
alat, yang besarnya tergantung dari kondisi pemakaiannya dan
ditentukan sebagai berikut :
Faktor perbaikan/ pemeliharaan x(hargaalat harga ban)
Prakiraanumur ekonomis alat ( jam)
4. Penggantian suku cadang khusus
Suku cadang khusus yang dimaksud adalah bajak, ujung
mata pisau pada bulldozer dan alat alat khusus lainnya yang
kerusakannya langsung cepat dibanding suku cadang yang lain,
waktu kerusakannya tak tertentu, tergantung pemakaian dan medan
kerja. Untuk penggunaan biaya suku cadang khusus

ini tidak

termasuk dalam pos pekerjaan dan pemeliharaan tetapi di hitung


dalam pos tersendiri.
5. Gaji Operator
Untuk menentukan gaji atau upah operator faktor yang
mempengaruhi

ialah

kecakapan

dan

pengalaman

operator,

kemampuan memiliki alat serta kondisi sosial negara yang


bersangkutan.
2.8.4. Biaya Sewa
Berdasar analisis analisis yang di uraikan di atas Departemen
Pekerjaan

Umum

mengeluarkan

buku

Pedoman

Tatat

Cara

Penggunaan Peralatan, yang menyangkut juga besar nilai sewa alat


berat yang di pengaruhi oleh umur ekonomis alat dan penetapan sewa
sesuai umur alat yang bersangkutan. Dari buku pedoman sewa sesuai
42

umur alat yang bersangkutan. Dari buku Pedoman Cara Penggunaan


Peralatan ada beberapa tabel yang dapat dilaksanakan, salah satunya
seperti pada Tabel VII - 3 .
Contoh 7 5 :
Cara pemakaian tabel VII 3
Bulldoser Caterpillar D4 D, harga beli Rp.53.000.000,Umur ekonomis 5 tahun (5 x 2000 = 10.000 jam)
Jumlah biaya pemeliharaan selama umur ekonomis 90 %
Tabel VII 3 dapat diketahui,
-

Pada tahun sewa ke 1, faktor pengali 252,00


Pada tahun sewa ke 2 faktor pengali 231,00
Pada tahun sewa ke 3 faktor pengali 214,20
Pada tahun sewa ke 4 faktor pengali 201,60
Pada tahun sewa ke 5 faktor pengali 193,20

Untuk menghitung besarnya biaya sewa perjam digunakan


rumus berikut :
Biaya sewa=

Faktor Pengali x Harga Beli Alat


1.000.000

Sehingga biaya sewa pada :


tahun ke 1=

252,00 x Rp .53.000 .000


=Rp .13 .356, perjam
1.000 .000

tahun ke 2=

231,00 x Rp .53.000 .000


=Rp .12.242,perjam
1.000 .000

tahun ke 3=

214,20 x Rp .53 .000.000


=Rp .11 .353, perjam
1.000.000

43

Biaya sewa tersebut diatas belum termasuk biaya bahan bakar,


minyak pelumas, dan minyak hidrolis, penggantian ban, biaya untuk
suku cadang khusus dan upah operator.

BAB III
METODELOGI PENULISAN

3.1

Metode Pengumpulan Data


Metode penulisan adalah langkahlangkah dan rencana dari proses
berpikir dan memecahkan masalah, pengamatan, pengumpulan data baik
dari referensi tertulis maupun observasi langsung dilapangan, melakukan
pengolahan dan interprestasi data sampai penarikan kesimpulan atas
permasalahan

yang

terjadi.

Proses

penulisan

dimulai

menemukan

permasalahan yang ada, dengan menggunakan tinjauan pustaka untuk


mengetahui sejauh mana tinjauan terdapat masalah yang akan diteliti.

44

Adapun lokasi pengambilan data di daerah kabupaten sarmi, ruas


jalan toaren biri.

Data-data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Wawancara dengan pimpinan proyek


Untuk mendapatkan data proyek, pada pekerjaan pemeliharaan ruas
jalan toaren - biri
2. Studi Pustaka
Dengan cara pendayagunaan

sumber

informasi

yang

terdapat

diperpustakaan serta jasa informasi yang tersedia dalam penulisan ini.


3.2.

Sumber atau Jenis Data

Data yang dikumpulkan adalah :


3.2.1. Data Primer
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan
wawancara secara langsung dilapangan maupun instansi terkait.
a. Lokasi Proyek
Proyek ini dilaksanakan

pada ruas jalan Bonggo - Sarmi

tepatnya pada STA 59 + 200 s/d 73 + 0,50


b. Data Umum Proyek
Paket pekerjaan
:Peningkatan Struktur Jalan
Bonggo Sarmi.
Lokasi
: Kabupaten sarmi
Jangka waktu pelaksanaan : 180 hari kalender terhitung

sejak tanggal dikeluarkan surat perintah mulai kerja.


Jarak quarry ke lokasi pekerjaan 700 meter
Jumlah alat alat yang bekerja di lapangan antara lain :

Tabel 3.1 Jenis Alat Yang Digunakan di Job Site


No.

URAIAN

HP

KAP.

T/Ja
1
2
2
3

ASPHALT MIXING PLANT


ASPHALT FINISHER
CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3
DUMP TRUCK 3,5 ton

150.0
47.0
15.0
100.0

50.0
6.0
500.0
6.0

m
Ton
Liter
Ton

45

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

3.2.2.

DUMP TRUCK
EXCAVATOR 80-140 HP
GENERATOR SET
MOTOR GRADER >100 HP
WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3
TANDEM ROLLER 6-8 T.
TIRE ROLLER 8-10 T.
VIBRATORY ROLLER 5-8 T.
CONCRETE VIBRATOR
WATER TANKER 3000-4500 L.
FULVI MIXER

125.0
143.0
175.0
125.0
105.0
44.6
60.0
75.0
10.0
100.0
75.0

8.0
0.8
250.0
1.5
8.0
10.0
7.0
3,000.0
-

Ton
M3
KVA
M3
Ton
Ton
Ton
Liter

Data Sekunder
Data sekunder adalah jenis

data yang diperoleh dari

instansi instansi pemerintah maupun sumber lainnya yang


berhubungan dengan perhitungan produktifitas alat alat berat.
Adapun data data yang diperoleh sesuai buku petunjuk alat berat,
atau pemindahan tanah mekanis (PTM) untuk proyek peningkatan
ruas jalan toarenbiri

Tabel. 3.2. Daftar Harga Biaya Alat Berat

No.

URAIAN

HP

KAP.

HARGA
ALAT

BIAYA
SEWA
ALAT/JAM
(di luar PPN)

T/Ja
1
2
2
3
4
5
6

ASPHALT MIXING PLANT


ASPHALT FINISHER
CONCRETE MIXER 0.3-0.6 M3
DUMP TRUCK 3,5 ton
DUMP TRUCK
EXCAVATOR 80-140 HP
GENERATOR SET

150.0
47.0
15.0
100.0
125.0
143.0
175.0

50.0
6.0
500.0
6.0
8.0
0.8
250.0

m
Ton
Liter
Ton
Ton
M3
KVA

1,653,000,000
310,000,000
38,000,000
360,000,000
293,000,000
1,300,000,000
359,000,000

5,366,350.66
181,865.47
84,830.94
280,661.99
307,814.74
527,738.25
400,097.11

46

7
8
9
10
11
12
13
14

MOTOR GRADER >100 HP


WHEEL LOADER 1.0-1.6 M3
TANDEM ROLLER 6-8 T.
TIRE ROLLER 8-10 T.
VIBRATORY ROLLER 5-8 T.
CONCRETE VIBRATOR
WATER TANKER 3000-4500 L.
FULVI MIXER

125.0
105.0
44.6
60.0
75.0
10.0
100.0
75.0

1.5
8.0
10.0
7.0
3,000.0
-

1,400,000,000
584,000,000
503,000,000
451,000,000
440,000,000
8,000,000
155,000,000
337,125,000

M3
Ton
Ton
Ton
Liter

518,016.68
331,171.08
228,065.45
243,656.78
266,244.80
72,165.13
241,735.71
236,443.39

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA


: Peningkatan Struktur
PAKET
No.PAKET
RUAS JALAN

Jalan Bonggo-Sarmi
: 18
: Bonggo-Sarmi
: PT. ADIKARYA

NAMA PENYEDIA
PROV/KAB

TANRISAU
: Papua/Jayapura

MATA PEMBA-

1.8 (1)

1.00

472,000,000.00

472,000,000.00

1.00

500,000,000.00

500,000,000.00

TOTAL

Mobilisasi
Manajemen dan Keselamatan

Ls

Lalu Lintas

Ls

1.2

HARGA
PEKERJAAN
( Rp.)
f=(d x e)

VOLUME

YARAN

DIV. I

HARGA
SATUAN
( Rp.)
e

SATUA

URAIAN

UMUM

Jumlah Harga Pekerjaan Divisi 1


(Dipindahkan ke Rekapitulasi Biaya)
DIV. III

PEKERJAAN TANAH

3.2 2

Timbunan Pilihan

M3

972,000,000.00

2,627.29

1,559,590.80

4,097,497,301.57

3
3.3

Penyiapan Badan Jalan

M2

2,065.00

3,647.21

116,947,667.20

47

Jumlah Harga Pekerjaan Divisi 3


(Dipindahkan ke Rekapitulasi Biaya)

DIV. V

4,214,444,968.76

PERKERASAN BERBUTIR

708,049.76

Semen Untuk Pondasi Semen


5.4 (1)

Tanah

Ton

1,167.17

3,718,017.75

5.4 (2)

Lapis Pondasi Semen Tanah

M3

11,222.75

972,296.99

DIV. VI

4,339,558,772.31
10,911,846,018.4
5

Jumlah Harga Pekerjaan Divisi 5

15,251,404,790.7

(Dipindahkan ke Rekapitulasi Biaya)

PERKERASAN ASPAL

12,360.53
2,167,728.05

6.1(2)

Lapis Perekat
Laston Lapis Aus (AC-

Liter

11,860.00

19,303.56

228,940,245.94

Ton

2,743.13

175,581.15

481,641,928.99

1,198,654.49

3,536,006,769.04
4,678,098,221.63

WC) (gradasi
6.3.(5a)

halus/kasar)
Laston Lapis Antara (ACBC) (gradasi

6.3.(6a)

halus/kasar)

Ton

2,949.98

6.3(8)a

Aspal Minyak

Ton

324.50

14,416,327.34

Aditif anti Pengelupasan


Bahan Pengisi (Filler)

Kg

649.00

94,582.65

61,384,138.33

Tambahan Semen

Kg

58,999.60

4,665.89

275,285,756.47

6.3.9
6.3.(10)b

Jumlah Harga Pekerjaan Divisi 6


(Dipindahkan ke Rekapitulasi Biaya)
DIV. VII
7.1 (7)
7.1 (10)
7.3 (1)

9,261,357,060.40

STRUKTUR
Beton mutu sedang fc'=20
Mpa (K250)
Beton Mutu Rendah fc' = 10
Mpa (K125)
Baja Tulangan U - 24 Polos

M3
M3
Kg

287.83

2,972,686.52

19.80
2

2,888,737.69

9,376.00

18,785.88

855,628,362.39
57,197,006.24
551,854,134.57

48

Jumlah Harga Pekerjaan Divisi 7

1,464,679,503.19

(Dipindahkan ke Rekapitulasi Biaya)


Jumlah Harga Pekerjaan

31,163,886,323.1
2

3.3.

Metode Perencanaan
Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan alat berat
adalah dengan metode bina marga yang dikeluarkan oleh direktorat jendral
bina marga pekerjaan umum

3.3.1. Pengolahan Data dan Analisa Data


Data primer maupun data sekunder yang diperoleh
kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan konsep
konsep atau teori yang didapat melalui literatur, yaitu sebagai berikut
:
1. Menghitung waktu kerja efektif alat
2. Waktu hambatan dari masing masing alat mekanis
3. Target produksi dari tiap tiap alat

3.4.

Gambar Diagram Alur Penelitian Dan Alur perencanaan


3.4.1. Diagram Alur Penelitian

Persiapan

Penentuan judul
Studi literatur
Penyusunan proposal
Menyiapkan surat ijin
Tinjau lokasi
49

Data Primer
Data Sekunder

Pengumpulan
Data

Menghitung waktu kerja


efekif alat
Menghitung waktu
hambatan dari masingmasing alat mekanis
Menghitung target
produktifitas

Pengolahan dan
Analisa Data

Kesimpulan
Saran

Penyusunan
laporan

3.4.2. Diagram Alur Perencanaan

Mulai

PENGUMPULAN DATA :
Data Primer
Data Sekunder

Perhitungan produktivitas alat


berat pada kondisi lapangan
produktifitas

50

Analisis dan Pembahasan

BAB IV

Selesai

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Produktifitas
4.1.1

Pekerjaan Galian Tanah


Berdasarkan data lapangan :
- Volume Pekerjaan adalah 3.100
- Alat yang digunakan adalah :
1. Excavator
2. Dump Truck
- Kondisi Jalan baik
- Jam Kerja Efektif (Tk) 8 jam per hari
- Faktor Pengembangan Material (Fk) 1,2
- Berat Volume tanah lepas (W) 1,6 ton/m3
- Metode Pekerjaan :
1. Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan
2. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
3. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil
galian kedalam Dump Truck
4. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan
sejauh (L) 3.00 km
51

a.

Perhitungan Produksi Dump Truck


Kapasitas bak

5,00

Ton

Faktor efisiensi alat

Fa

0,83

Kecepatan rata-rata bermuatan

v1

30,00

KM/Jam

Kecepatan rata-rata kosong

v2

40,00

KM/Jam

Waktu siklus

Ts

Menit

- Muat = (V x 60)/(Wx Q1 x Fk)

T1

1,21

menit

- Waktu tempuh isi = (L : v1) x 60

T2

6,00

menit

- Waktu tempuh kosong = (L : v2) x 60

T3

4,50

menit

- Lain-lain =

T4

2,00

menit

Ts2

13,71

menit

Kapsitas produksi per/jam =

=
=

V x Fa x 60
Wxf
k x Ts2c
5,00 X 0,83
1,60 X 1,20
247,80
26,33

x
60
x 13,71

=
9,41 m3/jam
Dengan Volume pekerjaan 3.100 m3, sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk meneyelesaiakan pekerjaan tersebut adalah :
3.100 m3 / 9,41 = 41 hari, sedangkan dump truck yang digunkan adalah
10 unit, sehingga Waktunya adalah 41/10 = 4 hari kerja
Kebutuhan Biaya adalah :
= Biaya Sewa x Hari Kerja x Jadwal Kerja
= Rp

1,093,767.86

/ hari x 42 x 10

= Rp 459.382.501,2
b.

Perhitungan Produksi Excavator

52

BC

Kapasitas Bucket

0,90

M3

Faktor Bucket
Faktor Efisiensi alat

1,00
0,83

FF

Faktor konversi , kedalaman < 40 %

Fv

0,90

Waktu siklus

Ts1

JM

Menit

- Menggali / memuat (standar)

T1

0,320

Menit

Waktu siklus = T1 x Fv

0,29

Menit

Produksi = 60 x BC x JM x FFm / T x Fk jam ( LM )


0,90

1,00
0,29

X
X

0,83 x
1,2

44,56
0,35
=
128,94 m3/jam
Excavator
Kapasitas produksi perjam adalah 128,94

60

m3/jam, dengan

jumlah jam hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga


produksi setiap hari adalah 128,94 m3/jam x 8 jam = 1.031,52
m3.
4.1.2. Pekerjaan Tanah Timbunan
Berdasarkan data lapangan :
-

Volume pekerjaan

= 28.647,2 M2

Pekerjaan dilakukan secara mekanis

Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan

Kondisi Jalan : baik

Jam kerja efektif per-hari

Tk

7,00

Jam

Faktor pengembangan bahan

Fk

1,20

0,15

1,60

Ton/M3

Tebal hamparan padat

Berat volume bahan (lepas)

53

a. Perhitungan Produksi Whell Loader


-

Kapasitas Bucket

1,50

M3

Faktor Bucket

Fb

0,90

Faktor Efisiensi Alat

Fa

0,83

Waktu sklus

Ts1

Muat

T1

0,45

Menit

Ts1

0,45

Menit

V x Fb x Fa x 60
D x Fk x Ts1
77,8
Kapasitas Produksi / Jam =

M3

Kapasitas produksi perjam adalah 77,81 m3/jam, dengan


jumlah jam hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga
produksi setiap hari adalah 77,81 m3/jam x 8 jam = 622,48
m3.

b.

Perhitungan Produksi Dump Truck


-

Kapasitas bak
Faktor efisiensi alat
Kecepatan rata-rata bermuatan
Kecepatan rata-rata kosong
Waktusiklus :
Waktu muat = (V x 60)/(D x Q1)
Waktu tempuh isi = (L : v1) x 60)
Waktu tempuh kosong = (L : v2) x 60

V
Fa
v1
v2
Ts2
T1 = 2,41
T2 10,00
T3 7,50

5,00
0,83
30,00
40,00

M3
Km / Jam
Km / Jam
Menit
menit
menit

54

Lain-lain

T4 = 2,00
menit
Ts2 19,50
Menit
Kapasitas Produksi / Jam =
V x Fa x 60
= 7,98 M3
D x Ts2
Kapasitas produksi perjam adalah 7,98 m3/jam, dengan jumlah
jam hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga produksi setiap hari
adalah 7,98 m3/jam x 8 jam = 63,84 m3.
c. Perhitungan Produksi Motor Grader
Panjang hamparan
Lebar Efektif kerja Blade
Lebar overlap
Faktor Efisiensi Alat
Kecepatan rata-rata alat
Jumlah lintasan
Waktu siklus
Perataan 1 kali lintasan
Lain-lain=

M
M
M
Km / Jam
lintasan
Ts3
= Lh : (v x 1000) x 60 = T1 = 0,75 Menit
T2 =
1,00
Menit
Ts3
1,75
menit

Kapasitas Produksi/Jam
Lh x (n(b-bo)+bo) x t x Fa x 60 =
Ts3 x n

Lh
b
bo
Fa
v
n

50,00
2,60
0,30
0,80
4,00
2,00

504 m2/jam

Perbaikan Badan Jalan


Motor Grader
Kapasitas produksi perjam adalah 256,11 m3/jam, dengan jumlah
jam hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga produksi setiap hari
adalah 256,11 m3/jam x 8 jam = 2049 m3.

4.1.3. Urugan Pilihan (P.A.kls.C )


Berdasarkan data lapangan :
- Volume Pekerjaan adalah = 20.000, m3
- Alat yang digunakan adalah :

55

1. Wheel Loader
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Tandem Roller
5. Water Tanker
Kondisi Jalan sedang
Jam Kerja Efektif (Tk) 7 jam per hari
Faktor Kehilangan Material (Fk) 1,05
Berat isi (W) 1,51 ton/m3
Proporsi Campuran :
Spek 20-30

28,00%

1.Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm

Spek 5 -

42,00%

2.Agregat Pecah Mesin

10&10-20

5 - 10 & 10 - 20 mm

PU

30,00%

3. Pasir Urug
Metode Pekerjaan :
Wheel Loader memuat Agregat campuran ke dalam Dump Truck di
Base Camp, Dump Truck mengangkut Agregat kelas A ke lokasi
pekerjaan dan dihampar dengan Motor Grader Hamparan Agregat
dibasahi dengan Water Tank ruck, sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan
Alat Bantu.

a. Perhitungan Produksi Whell Loader


Kapasitas bucket

(V)

1,50

Faktor bucket
Faktor Efisiensi Alat
Waktu Siklus :
- Memuat dan lain-lain

(Fb)
(Fa)

0,90
0,83

(T1)

0,45

Kap. Prod. / jam =

M3
-

(lepas)
kondisi
sedang

Menit

V x Fb x Fa x 60

56

(Bip/Bil) x T1
0,9
1,50

0,8

x
1,5

X
0,4

1,81

67,23
0,54

M3/ja
=

124,64 m

Dari hasil perhitungan produksi alat berat adalah sebagai berikut :


Whell Loader
Kapasitas produksi perjam adalah 124,64 m3/jam, dengan jumlah
jam hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga produksi setiap hari
adalah 124,64 m3/jam x 8 jam = 997,12 m3.
Dengan Volume pekerjaan 20.000

m3, sehingga waktu yang

dibutuhkan untuk meneyelesaiakan pekerjaan tersebut adalah :


20.000 m3 / 997,12 m3 = 20 hari, sedangkan whell loader yang
digunkan adalah 1 unit, sehingga Waktunya adalaha 2/1 = 2 hari
kerja.

Kebutuhan Biaya Adalah :


Rp. (Sewa Whell Loader) x (Jumlah Hari) x (Jumlah Alat)
Rp. (1,454,091.66 ) x ( 20 hari ) x ( 1 unit )
Rp.29,081,833.2
b. Perhitungan Produksi Dump Truck
Kapasitas bak

5,00

Ton

Faktor Efisiensi alat

Fa

0,83

57

Kecepatan rata-rata bermuatan

v1

30,00 KM/jam

Kecepatan rata-rata kosong

v2

40,00 KM/jam

V x 60/Q1 x Bil

T1

1,59

Menit

- Waktu tempuh isi = (L : v1) x 60 menit

T2

37,80

Menit

- Waktu tempuh kosong = (L : v2) x 60 menit T3

28,35

Menit

- lain-lain

2,00

Menit

69,74

Menit

1,97

M3/jam

Waktu Siklus :
- Waktu memuat =

Kap. Prod. / jam =

V x Fa x 60
Ts2 x Bip

Dump Truck
Dengan Volume pekerjaan 20.000 m3, sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk meneyelesaiakan pekerjaan tersebut adalah :
20.000 m3 / 63,84 = 32
hari, sedangkan dump truck yang
digunkan adalah 7 unit, sehingga Waktunya adalaha 14/2 = 2 hari
kerja.
Kebutuhan Biaya Adalah :
= Biaya Sewa x Hari Kerja x Jadwal Kerja
= Rp

1,093,767.86 /

hari x 2 Hari Kerja x 7 Unit dump truck

= Rp. 15,312,750.04

c. Perhitungan Produksi Motor Grader


Panjang hamparan

Lh

50,00

Lebar efektif kerja blade

2,40

Faktor Efisiensi

Fa

0,83

alat
58

KM/ja
Kecepatan rata-rata alat

4,00

Jumlah lintasan

N
2,00

lintasan

0,75

Menit

T2

1,00

Menit

Ts3

1,75

menit

Waktu Siklus :

Ts3

- Perataan 1 lintasan
= Lh : (v x 1000) x 60 (T1)
- Lain-lain

Lh x b x t x Fa x
Kap. Prod. / jam
-

=256,1

60
n x Ts3

M3

Motor Grader
Kapasitas produksi perjam adalah 256,11 m3/jam, dengan jumlah jam
hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga produksi setiap hari adalah
256.11 m2/jam x 8 jam = 2048,88 m3.
d. Perhitungan Produksi Tandem Roller
Kecepatan rata-rata alat
v

1,50

1,20
lintasa

Fa

0,83

KM/jam

Lebar efektif pemadatan


Jumlah lintasan

Faktor Efisiensi alat

Kap. Prod. / jam =

(v x 1000) x b x t x Fa)=

28,01

M3

59

Kapasitas produksi perjam adalah 28,01 m3/jam, dengan jumlah jam


hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga produksi setiap hari
adalah 28,01 m3/jam x 8 jam = 224 m3.
e. Perhitungan Produksi Water Tank
Volume tanki air
Kebutuhan air / M3 agregat padat
Kapasitas pompa air
Kap. Prod. / jam =

V
Wc

Pa
pa x Fa x 60
1000 x Wc

4,00
0,07
100,0

M3
M3

0 liter/menit
71,14
M3

Water Tank
Kapasitas produksi perjam adalah 71,14 m3/jam, dengan jumlah jam
hari kerja satu hari adalah 8 jam, sehingga produksi setiap hari
adalah 71,14

m3/jam x 8 jam = 569 m3.

Rekapitulasi Perhitungan Produktivitas


1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Dump Truck 9.41 m3/jam x 8 jam = 75,28 m3/hari
b. Excavator 128,94 m3/jam x 8 jam = 1026,32 m3/hari
2. Pekerjaan Tanah Timbunan
a. Whell Loader 77,81 m3/jam x 8 jam = 622,48
b. Dump Truck 7,98 m3/jam x 8 jam = 63,84 m3/hari
c. Motor Grader 256,11 m3/jam x 8 jam = 2049 m3/hari
3. Urugan Pilihan (LPA kls.C )
a. Wheel Loader 124,64 m3/jam x 8 jam = 997,12 m3. /hri
b. Dump Truck 1,97 M3/jam x 8 jam = 15,76 m3/hari
c. Motor Grader 504 m2/jam x 8 jam = 4032 m2, tebal timbunan 15 cm
= 604,8 m3
d. Tandem Roller 28,01 m3/jam x 8 jam = 224 m3/hari
e. Water Tanker 71,14 m3/jam x 8 jam = 569 m3/hari

4.2. Analisa Waktu dan Biaya Alat Berat


1. Pekerjaan Galian Tanah
Volume Pekerjaan = 3.100 m3

60

a.

Dump Truck 9.41 m3/jam x 8 jam = 75,28 m3/hari


Dump Truck yang tersedia 10 unit
Waktu yang dibutuhkan adalah :
3.100

75,28 x 10
4,117959617 = 5 hari
Biaya yang diperlukan adalah :
Biaya sewa dump truck / hari =

Rp

1.093.767,86

Total Biaya adalah

Rp

1.093.767,86

5 x 10 x
=

Rp 54.688.393,02

b. Excavator 128,94 m3/jam x 8 jam = 1026,32 m3/hari


Excavator yang ada 2 unit
Volume Pekerjaan = 3.100 m3
Waktu yang dibutuhkan adalah :
3.100

1026,32 x 2
1,51

3.100
2052,64

= 2 hari

Biaya yang diperlukan adalah :

Biaya sewa / hari =

Rp

2.410.070,86
61

Total Biaya adalah

5x 2x
=

Rp

2.410.070,86

Rp 24.100.708,59

a
.

Whell Loader 77,81 m3/jam x 8 jam = 622,48


Whell Loader tersedia 2 unit
Volume pekerjaan

28.647,20 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


28.647,20

28.647,20

622.48 x 2
23,01

1244,96
= 23 hari

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =
Total Biaya adalah

23 x 2 X
=

Rp

1.454.091,66

Rp

1.454.091,66

Rp 66.888.216,14

b
.

Dump Truck 7,98 m3/jam x 8 jam = 63,84 m3/hari


Dump Tuck yang tersedia dilapangan 15 unit
Volume pekerjaan

28.647,20 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


28.647,20

63.84 x 15

28.647,20
957,0

62

29,93

= 30 hari

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =
Total Biaya adalah

30 x 15 x
=

Rp

1.093.767,86

Rp

1.093.767,86

Rp 492.195.537,22

c
.

Motor Grader 256,11 m3/jam x 8 jam = 2049 m3/hari


Motor Drader 1 unit
Volume pekerjaan

28.647,20 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


28.647,20

2049
13,98

28.647,20
2049,0

= 14 hari

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =
Total Biaya adalah

14
=

Rp

3.160.724,79

Rp

3.160.724,79

Rp 44.250.147,03

3
.
a
.

Urugan Pilihan (LPA kls.C )


Wheel Loader 124,64 m3/jam x 8 jam = 997,12 m3. /hri
Whell Loader tersedia 2 unit

63

Volume pekerjaan

20.000,00 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


20.000,00

20.000,00

997,12 x 2
10,03

1994,24
= 11 hari

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =
Total Biaya adalah

11 x
=

Rp

1.454.091,66

Rp

1.454.091,66

Rp 15.995.008,21

b
.

Dump Truck 1,97 M3/jam x 8 jam = 15,76 m3/hari


Dump Tuck yang tersedia dilapangan 50 unit
Volume pekerjaan

28.647,20 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


28.647,20

15,76 x 50
36,35

28.647,20
788,0

37

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =
Total Biaya adalah

37 x

Rp

1.093.767,86

Rp

1.093.767,86

64

Rp 40.469.410,84

c
.

Motor Grader 256.11 m2/jam x 8 jam = 20488.88 m3/jam


Motor Drader 1 unit
Volume pekerjaan

28.647,20 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


28.647,20

2048,88
13,98

28.647,20
2048,9

14

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =
Total Biaya adalah

14 x
=

Rp

3.160.724,79

Rp

3.160.724,79

Rp 44.250.147,03

d
.

Tandem Roller 28,01 m3/jam x 8 jam = 224 m3/hari


Tandden Roller 4
unit
Volume pekerjaan

28.647,20 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


28.647,20

224 x 4
31,97

28.647,20
896,0

32
65

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =

Total Biaya adalah

32 x 4 x
=

Rp

680.062,76

Rp

680.062,76

Rp 87.048.033,82

e
.

Water Tanker 71,14

m3/jam x 8 jam = 569 m3/hari

Water Tank 2 unit


Volume pekerjaan

28.647,20 m3

Waktu yang dibutuhkan adalah :


28.647,20

569 x 2
25,17

28.647,20
1138,0

26

Biaya yang diperlukan adalah :


Biaya sewa / hari =
Total Biaya adalah

26 x 2 x
=

Rp

1.530.947,10

Rp

1.530.947,10

Rp 79.609.249,45

66

REKAPITULASI

N
O.

1.

URAIAN

Pek Galian Tanah

Dump Truck

VOL.

2.

3.

JUMLAH
HARGA
(Rp.)

M3

10,00

Uni
t

2,00

Uni
t

28.647,20

M3

2,00

Uni
t

15,00

Uni
t

30,00

1.093.767,86

14,00

3.160.724,79 3

Whell Loader

Dump Truck

HARGA
SATUAN
(Rp.)

3.100,00

Excavator
Pekerjaan Tanah
Timbunan

JUML
AH
HARI

54.688.393,0

5,00

1.093.767,86 2
24.100.708,5
9

5,00

2.410.070,86

23,00

1.454.091,66 4

66.888.216,1

492.195.537,
22

Motor Drader

1,00

Uni
t

Urugan Pilihan
(LPA kls.C )

20.000,00

m3

2,00

Uni
t

11,00

1.454.091,66

50,00

Uni
t

37,00

1.093.767,86 1,89

Whell Loader

Dump Truck
Motor Drader
Tandden Roller 4
unit
Volume pekerjaan
Water Tank

1,00

Uni
t

4,00

Uni
t

2,00

Uni
t

44.250.147,0

31.990.016,4
2
2.023.470.54

3.160.724,79

44.250.147,0
3

32,00

680.062,76

87.048.033,8
2

26,00

1.530.947,10 5

14,00

79.609.249,4

67

2.948.490.99
0,61

Tabel. Harga Sesuai Kontrak


DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

3.1 (1)

Galian Biasa

M3

3.100,0

Urugan Pilihan
3.2 (2)

(karang urug)

37.672,27

28.047,
M3

5.494.421.06
195.899,09

20.000,
3.3a

Lapis Pondasi Klas C

m3

116.784.050

0
3.917.981.87

195.899,09

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3


(masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga

9.529.186.98

Pekerjaan)

68

4.3. Jadwal Pelaksanaan

4.4. Pembahasan
1. Pekerjaan Galian Tanah
Volume Pekerjaan = 3.100 m3, Alat yang dibituhkan adalah Dump Truck
yang tersedia 10 unit, Waktu yang dibutuhkan adalah 5 hari, Biaya yang
diperlukan adalah Rp

54.688.393,02 , Excavator yang ada 2 unit

Waktunya 2 hari Biaya yang diperlukan adalah Rp 24.100.708,59


2. Pekerjaan Tanah Timbunan
Volume pekerjaan 28.647,20 m3, kebutuhan alat adalah Whell Loader
tersedia 2 unit Waktu yang dibutuhkan adalah

23 hari Biaya yang

diperlukan adalah Rp 66.888.216,14 , Dump Truck 7,98 m3/jam x 8


jam = 63,84 m3/hari , Dump Tuck yang tersedia dilapangan 15 unit
Waktu yang dibutuhkan adalah 30 hari , Biaya yang diperlukan adalah
Rp 492.195.537,22, Motor Drader 1 unit Waktu yang dibutuhkan adalah
14 hari, Biaya yang diperlukan adalah Rp 44.250.147,03.
3. Urugan Pilihan (LPA kls.C )

69

Volume pekerjaan 20.000,00 m3, Whell Loader tersedia 2 unit, Waktu


yang dibutuhkan adalah 11 hari, Biaya yang diperlukan adalah Rp
15.995.008,21, Dump Tuck yang tersedia dilapangan 50 unit, Waktu yang
dibutuhkan adalah 37 hari Biaya yang diperlukan adalah

Rp

40.469.410,84 , Motor Drader 1 unit, Waktu yang dibutuhkan adalah 14


hari, Biaya yang diperlukan adalah Rp 44.250.147,03 , Tandden Roller
4 unit Waktu yang dibutuhkan adalah 32 hari, Biaya yang diperlukan
adalah Rp
dibutuhkan adalah

87.048.033,82 , Water Tank 2 unit , Waktu yang


26 hari,

Biaya yang diperlukan adalah

Rp

79.609.249,45

70

BAB. V
PENUTUP
5.1.

Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan pembahasan dapat dismpulkan bahwa Pek
Galian Tanah dengan Volume Pekerjaan = 3.100 m3, Alat yang dibituhkan
adalah Dump Truck yang tersedia 10 unit, Waktu yang dibutuhkan adalah 5
hari, Biaya yang diperlukan adalah Rp

54.688.393,02 , Excavator yang

ada 2 unit Waktunya 2 hari Biaya yang diperlukan adalah Rp 24.100.708,59 ;


Pekerjaan Tanah Timbunan , Volume pekerjaan 28.647,20 m3, kebutuhan alat
adalah Whell Loader tersedia 2 unit Waktu yang dibutuhkan adalah 23 hari
Biaya yang diperlukan adalah Rp

66.888.216,14 , Dump Truck 7,98

m3/jam x 8 jam = 63,84 m3/hari , Dump Tuck yang tersedia dilapangan 15


unit Waktu yang dibutuhkan adalah

30 hari , Biaya yang diperlukan adalah

Rp 492.195.537,22, Motor Drader 1 unit Waktu yang dibutuhkan adalah 14


hari, Biaya yang diperlukan adalah Rp 44.250.147,03; Urugan Pilihan (LPA
kls.C ), Volume pekerjaan 20.000,00 m3, Whell Loader tersedia 2 unit,
Waktu yang dibutuhkan adalah 11 hari, Biaya yang diperlukan adalah Rp
15.995.008,21, Dump Tuck yang tersedia dilapangan 50 unit, Waktu yang
dibutuhkan adalah 37 hari Biaya yang diperlukan adalah Rp 40.469.410,84 ,
Motor Drader 1 unit, Waktu yang dibutuhkan adalah 14 hari, Biaya yang
diperlukan adalah Rp 44.250.147,03 , Tandden Roller 4 unit Waktu yang
dibutuhkan adalah

32 hari, Biaya yang diperlukan adalah

Rp

87.048.033,82 , Water Tank 2 unit , Waktu yang dibutuhkan adalah 26 hari,


Biaya yang diperlukan adalah Rp
79.609.249,45.
Dari Hasil Analisis dan pembahasan di dapat Total Biaya yang
dibutuhkan untuk Alat berat adalah Rp. 2.948.490.990,61 , sedangkan Biaya
kontrak adalah Rp. 9.529.186.984, terjadi penghematan biaya sebesar Rp.
6.580.695.993
5.2.

Saran

71

1. Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang pengaruh operetor alat berat


terhadap produktivitas alat.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang pengaruh merek pelumas
terhadap produktivitas alat.
3. Dalam pelaksanaan dilapangan harus diperhatikan kondisi alat berat,
karena mempengaruhi produktivtas alat.
4. Dalam pelaksanaan dilapangan harus diperhatikan lokasi pekerjaan dan
akses alat berat dari kuari ke lokasi pekerjaan, karena mempengaruhi
produktivtas alat.

DAFTAR PUSTAKA
72

Caterpillar Tractor Co., Caterpillar Performance Handbook, Caterpilar tractor


Co., Peoria, Illnois, USA, 1981.
Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Tata Cara Penggunaan Peralatan di
LingkunganDepartemen Pekerjaan Umum, Surat keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No.324/KPTS/1984.
Imam Soekoto, Mengenal Alat Peralatan untuk Konstruksi, Ditjen Bina Marga
dan Direktorat Zeni Angkatan Darat, Jakarta, 1967
Komatzu Ltd, Spesifications and Application Handbook, 5 th edition, 1980
Peurifoy, R.L.,Construction Planning Equipment, and Methods, McGraw-Hill
Kogakusha, Ltd., 1970
Rochmanhadi, Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Departemen Pekerjaan
Umum, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1986.
Stuart wood, JR., Heavy Construction Equipment ang Methods, Pretice-Hall, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey, 1977.

73

Anda mungkin juga menyukai