Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

METODE PENELITIAN KOMUNIKASI I

NAMA

: Dede Suryana

NRP

: 1410411149

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2016

BAB 1 : Metodologi Riset Komunikasi


Apa itu riset ilmiah ?
Riset merupakan proses penyeledikan secara hati-hati, sistematis dalam mencari fakta dan prinsipprinsip suatu penyelidikan yang cermat untuk menetapkan suatu keputusan tepat. Riset bertujuan
untuk menemukan hubungan antara fenomena melalui analisis yang akurat dan sistematis sehingga
dapat menjelaskan suatu fakta.
Karaktetistik Metode Ilmiah
Lima karakteristik menurut Wimmer & Dominick :
1. bersifat publik
2. Objektif
3. Empirikal
4. Sistematik dan kumulatif
5. Prediktif

Hasil riset adalah menciptakan operasional dari metode yang digunkan untuk memperoleh
pengetahuan secara ilmiah.

RISET DALAM PRAKTIK KOMUNIKASI


Secara garis besar mnafaat riset dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok manfaat, yaitu :
a. Manfaat teoritis atau Akademis
Sebuah riset komunikasi diharapkan bermanfaat melalui upaya mengkaji, menguji, arau membentuk
teori,konsep, maupun hipotesis tertentu. Sehingga peneliti dapat mengetahui apakah sebuah teori
masih layak digunakna untuk menjawab fenomena yang akhirnya membentuk teori barup.
b. Manfaat praktis
Biasanya riset dimaksudkan untuk memberi rekomendasi di berbagai bidang.
c. Manfaat Sosial
Riset mempunyai manfaat mengubah struktur sosial (changing tje world).
d. Manfaat Metodologis
Riset diharapkan bermanfaat menghasilkan atau mengembangkan sebuah metode riset baru.

Urgensi Riset dalam Kegiatan Public Relation

Dalam fungsi manajemen organisasi, riset mendukung 3 aspek mendasar bagi terbentuknya tujuan
organisasi yang meliputi :
1. mereportase apa yang terjadi dallam manajemen
2. mereportase apa yang terjadi di perusahaan
3. menganalisis apa yang terjadi secara keseluruhan.

Riset dalam Periklanan & Media


Dalam iklan, dalam kegiatan riset akan diketahui karakteristik khalayak disesuaikan dengan
kharakteristik produk, bagaimana posisi produk di tengah persaingan dengan kompetitornya,
baggaimana sikap khalayak terhadap produk, media mana yang efektif dan efisien sebagai media
beriklan, dan informasi marketing lainnya.
Ruang Lingkup Riset Komunikasi
Komunikasi disebut ilmu karena memiliki unsur :
1. ruang lingkup/objek
2. teori - teori
3. metodologi riset
4. kritik
5. aplikasi
Ilmu komunikasi mempunyai objek material yang sama denggan ilmu sosial lainnya yaitu mengkaji
perilaku manusia. Tetapi objek formal Ilmu Komunikasi adalah " segala produksi, proses, dan
pengaruh dari sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori- teori yang dapat diuji dan
digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomen yang berkaitan dengan produksi, proses, dan
pengaruh sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.
Riset komunikasi mencangkup :
a. Studi komunikator (who)
b. Studi pesan ( says what )
c. Studi media ( in which channel )
d. Studi khalayak ( to whom )
e. Studi efek ( with what effect ).

BAB 2 : Elemen Dasar Riset Komunikasi


Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta fakta yang diperoleh dari pengamatan. Pengetahuan
tentang konsep penting dipahami karena beberapa alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses
riset dengan cara mengkombinasikan karakteristik karakteristik tertentu, objek objek atau individu
individu ke dalam kategori yang lebih umum. Kedua, konsep menyederhanakan komunikasi diantara
orang orang (ilmuwan, akademisi, praktisi, mahasiswa) yang ingin berbagi pemahaman tentang
konsep yang digunakan dalam riset. Ketiga, sebagai dasar untuk membangun variabel maupun skala
pengukuran yang akan digunakan.
Kesulitan mengartikan sebuah konsep terjadi karna: pertama, ilmu ilmu sosial lebih sukar diukur
daripada ilmu alam. Ilmu alam mempunyai sifat relatif tetap. Kedua, kesulitan mengkonsepsi ini
disebabkan sikap subjektifitas orang yg seringkali membuat peneliti terjebak pada sikap stereotype.
Jadi, konsep pada ilmu sosial lebih memungkinkan hanya berlaku pada tempat tertentu, dalam waktu
tertentu atau dalam konteks tertentu.

Konstruk
Konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada konsep. dalam
tahapan riset, proses mengubah konsep menjuadi konstruk disebut definisi konsep.

Variabel
Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Suatu variabel
adalah konsep tingkat rendah, yang acuan-acuan nya secara relatif mudah di identifikasikan dan di
observasi serta mudah diklarifikasi, diurut atau diukur (Mayer, 1984: 215). Jadi, variabel adalah
bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia
teoritis dengan dunia empiris.
Jenis-jenis variabel
a. Variabel pengaruh/bebas (independent variable) dan variabel tergantung/tak bebas (dependant
variable)
Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel
lainnya. Variabel ini secara sistematis divariasi oleh periset. Sedangkan variabel tergantung adalah
variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya.
Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya di asumsikan tergantung pada efek dari bariabel
pengaruh.
b. Variabel anteseden dan variabel prediktor
Variabel yang biasanya digunakan untuk memprediksi atau diasumsikan menjadi sebab (dapat
disamakan dengan independent variable) disebut dengan variabel prediktor atau variabel
anteseden. Sedangkan variabel yang diprediksi atau diasumsikan menjadi akibat (dapat disamakan

dengan dependent variable) terkadang disebut criterion variable (Wimmer Dominick, 2000:46).
Selain itu dikenal juga variabel kontrol, tujuannya untuk membatasi variabel pengaruh atau untuk
mengeliminasi faktor pengaruh yang tak diinginkan. Variabel kontrol ini digunakan untuk
menyakinkan bahwa hasil riset selaras dengan variabel pengaruh bukan pada sumber lain.
c. Variabel berdasarkan nilainya
Ada variabel dikotonomis, kategoris, diskrit, dan kontinu. Dikatakan dikotonomis jika variabel
tersebut hanya berisi dua nilai. Dikatakan variabel diskrit jika datanya hanya mempunyai satu
nilai tertentu saja. Dikatakan variabel kontinu jika nilai-nilainya bergerak dalam interval tertentu
bahkan tak terbatas antara dua nilai. Variabel juga dapat dikelompokkan berdasarkan cara
pengukurannya. Ada 4 jenis skala pengukuran:
-

Variabel nominal
Variabel ordinal
Variabel interval
Variabel rasio

Mengoperasionalkan konsep
Konsep masih berbentuk abstraksi. Padahal periset bekerja dari tahap abstrak (konsepsional) ke
tahap operasional. Dengan kata lain seorang periset akan berada pada tiga level, yaitu level
konsep (suatu level yang meliputi perumusan masalah, kerangka teori, hingga perumusan
hipotesis teoritis) dan lebel empiris (mencakup perumusan hipotesis riset atau operasional, dan
analisis data) serta kembali ke level konsep (tahap kesimpulan).
Hipotesis
Hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis ini merupakan pendapat atau
pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya
bersifat sementara atau dugaan awal. Karena masih bersifat sementara, hipotesis dapat dikatakan
sebagai statement of theory in testable form atau tentative statement about reality (champion,
1981: 125). Hipotesis harus diuji melalui riset dengan mengumpulkan data empiris.
Merancang hipotesis
Membuat hipotesis memerlukan sumber-sumber informasi yang dijadikan sebagai inspirator
periset untuk merancang atau merumuskan hipotesis. Pertama, periset dapat menggunakan teoriteori yang telah ada (sumber teori). Teori ini diperoleh dari kegiatan kajian pustaka (literatur
review), baik itu membaca buku atau bahan tulisan ilmiah lain, hasil riset sebelumnya maupun
diskusi-diskusi. Cara kedua, ini biasanya terdapat pada riset eksplorasi, misalnya riset grounded,
dimana periset belum mempunyai konsep awal setelah ia terjun langsung di lapangan. Dari situ
kemudian dirumuskan nya sebuah hipotesis.

Hipotesis teoritis dan hipotesis riset


kedua jenis hipotesis ini biasanya terdapat dalam jenis riset eksplanatif dan evaluatif. Hipotesis
teoritis adalah hipotesis ayng dirumuskan setelah periset melakukan kegiatan berteori. Hipotesis

ini belum cukup operasional untuk langsung diuji. Biasanya sebelum terjun ke lapangan atau
melakukan pengumpulan data, seorang periset diharapkan telah mampu menjawab permasalahan
melaui kerangka pemikiran. Untuk riset eksplanatif, periset tidak saja telah memiliki definisi
konseptual untuk konsep-konsep yang akan diteliti, tetapi juga telah menyusun jawaban
sementara terhadap permasalahan yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Sama seperti riset
eksplanatif, pada riset avaluatif periset juga melakukan theorizing mengenai pengaruh suatu
konsep terhadap konsep lainnya. Hanya dalam riset ini yang diteliti adalah efektivitas suatu
program atau kegiatan.
Hipotesis nol (the null hypothesis) dan hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis nol sering disebut juga sebagai hipotesis tidak ada perbedaan. Disebut demikian karna
hipotesis inimenjelaskan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik atau
pengertian lainnya adalah tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran
sampel(Ruslan, 2003:162). Namun secara umum, yang dimaksud dengan tidak adanya
hubungan ini antara variabel satu dengan lainnya. H0 adalah alternatif logis dari hipotesis
alternatif (Ha) begitu sebaliknya.
Hipotesis deskriptif
Bentuk hipotesis deskriptif ini adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat
perbandingan atau hubungan tertentu. Terdapat pada riset deskriptif
Hipotesis komparatif
Merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada
sampel yang berbeda.
Hipotesis asosiasi
Hipotesis asosiasi ini merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat berbentuk
hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat.

Data
Pada dasarnya riset (penelitian) adalah kegiatan untuk mencari kebenaran suatu masalah. Upaya
mencari kebenaran ini melalui kegiatan mengumpulkan fakta-fakta, menganalisisnya,
menginterpretasikan, dan menarik kesimpulan. Karena itu, salah satu prosedur riset adalah
mengolah data agar menjadi informasi yang dianggap sebagai kebenaran. Dalam riset dikenal
beberapa jenis data. Adapun beberapa jenis data adalah:
Data kualitatif
Data ini adalah data yang paling banyak ditemui pada penelitian kualitatif. Data kualitatif adalah
data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. Data ini berhubungan dengan
kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Berdasarkan sumbernya,
data kualitatif dapat dikelompokkan menjadi:
-

Data historis

Data teks
Data kasus
Data pengalaman individu

Data kuantitatif
Secara umum dara kuantitatif lebih bersifat konkret karena dapat dikuantitaskan berupa angkaangka. Data ini bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang. Ada data kuantitatif
yang murni sejak awal keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif, namun ada data kuantitatif
yang merupakan hasil transformasi dari data kualitatif. Akhirnya data kualitatif yang diubah ke
dalam bentuk kuantitatif. Pembagian data kuantitatif ini berdasarkan jenis variabelnya yaitu:
a. Data diskrit (data nominal)
Sama dengan variabek diskrit, data diskrit merupakan data yang pasti, hanya mempunyai satu
nilai tertentu saja. Karna itu disebut data nominal
b. Data kontinu (kontinum)
Sama seperti variabel kontinu, data kontinu adalah data yang mempunyai nilai yang bergerak tak
terbatas antara dua nilai atau mempunyai nilai yang terletak dalam suatu interval tertentu.
Karnanya disebut mempunyai gejala kontinu (kontinum). Data kontinum dapat dikelompokkan ke
dalam 3 data yaitu:
-

Data ordinal
Data interval
Data rasio

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi atas data primer dan data sekunder
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di
lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner,
wawancara, observasi. Dalam analisis isi, data primernya adalah isi komunikasi yang diteliti.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Karna data
sekunder ini bersifat melengkapi data primer, kita dituntut hati-hati atau menyeleksi data sekunder
jangan sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset kita atau mungkin terlalu banyak
(overloaded).
Data internal & data eksternal
Data internal adalah data yang diperoleh dari dalam organisasi atau lembaga sendiri dan hasilnya
digunakan oleh lembaga itu sendiri. Sedangkan data eksternal adalah yang diperoleh dari sumber
luar di luar lembaga yang bersangkutan.

Teori dalam riset


Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena
alami yang menjadi pusat perhatiannya. Dari definisi ini, teori mempunyai peranan yang besar
dalam riset, karena teori mengandung tiga hal: pertama, teori adalah serangkaian proporsi
antarkonsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu
fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antarkonsep. Ketiga, teori menerangkan
fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep
lainnya dan bagaiman bentuk hubungan nya. Teori membimbing riset. Dari teori dapat dijabarkan
hipotesis baru. Bila ada teori yang berlawanan, riset dapat menguji mana di antara teori itu yang
benar.
Perbedaan fungsi teori dalam riset dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
Riset kualitatif yang bersifat menerangkan (ecplanatory), teori berfungsi sebagai dasar hipotesishipotesis yang kana diuji. Jadi, sudah ada berbagai teori tertentu dan sudah ada berbagai riset
empiris yang menguji berbagai hipotesis tertentu, sehingga terkumpul berbagai generalisasi
empiris. Periset bertujuan menguji berbagai hipotesis dengan maksud membenarkan atau
memperkuat hipotesis itu. Pada akhirnya memperkuat pula teori yang menjadi landasan pemikiran
periset. Sementara dalam riset kualitatif diman proses risetnya berawal dari suatu observasi atas
gejala, maka fungsi teori adalah membuat generalisasi-generalisasi yang abstrak melalui proses
induksi. Riset kualitatif bersifat menjelajah (exploratory), di mana pengetahuan mengenai
persoalan masih sangat kurang atau belum ada sama sekali dan teori-teorinya pun belum ada.
Karena itu, dalam riset kualitatif tidak dikenal dengan istilah landasan teori. Dari proses
pemaknaan data ini, dimungkinkan melahirkan teori-teori baru.

Anda mungkin juga menyukai