Anda di halaman 1dari 11

2

b. Jalan Sekunder
Jalan sekunder adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup
tinggi antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil serta
sekitarnya.
c. Jalan Penghubung
Jalan penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga
dipakai sebagai penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama
atau berlainan.
2. Volume dan sifat lalu lintas
Jalan raya pada umumnya dibagi dalam kelas-kelas dimana penetapan
berdasarkan fungsi besar volume lalu lintas yang lewat serta kekuatannya
dalam menampung atau mendukung arus lalu-lintas diatasnya.
Dalam menghitung besarnya volume lalu-lintas untuk keperluan
penetapan kelas jalan, kecuali untuk jalan-jalan yang tergolong dalam kelas IC
dan II, kendraan yang tidak bermotor tidak diperhitungkan untuk kelas jalan
IIA dan I,kendraan lambat tidak diperhitungkan.
a. Jalan Kelas I
Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk
melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu-lintasnya tidak
terdapat kendraan lambat dan kendraan tidak bermotor.
b. Jalan Kelas II
Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan raya yang berjalur banyak
dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingkatan
pelayanan terhadap lalu-lintas.
c. Jalan Kelas IIA
Jalan kelas IIA adalah jalan-jalan raya skunder dua jalur atau lebih dengan
konstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hotmix) atau yang
setaraf, dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendraan lambat
tapi tampa kendraan tidak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus
disediakan jalur tersendiri.

d. Jalan Kelas IIB


Jalan kelas IIB adalah jalan raya skunder 2 jalur dengan konstruksi
permukaan jalan dari jenis panetrasi berganda tunggal dimana komposisi
lalu lintasnya terdapat kendraan lambat tapi tampa kendraan tidak
bermotor.
e. Jalan Kelas IIC
jalan kelas IIC adalah jalan-jalan raya skunder 2 jalur dengan konstruksi
permukaan jalan dari jenis panetrasi tunggal dimana komposisi lalu
lintasnya terdapat kendraan lambat tapi tanpa kendraan tidak bermotor.
f. Jalan Kelas III
Jalan kelas III adalah jalan yang mencakup semua jalan-jalan penghubung
dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau ganda.

3. Jalan diklasifikasikan berdasarkan peranan (UU No.13 tahun 1980)


Menurut peraturan No. 13/1980 tentang jalan, sistem jaringan jalan
primer didefinisikan sebagai berikut : Jaringan jalan primer merupakan
tanggung jawab pemerintah pusat dan merupakan sistem jalan untuk
membantu pembangunan semua daerah dengan menghubungkan pusat-pusat
untuk pelayanan masyarakat yang merupakan atau akan menjadi kota-kota.
Kemudian peraturan itu mengelompokan jalan raya menjadi 3 kategori
berdasarkan segi kecepatan, jarak dan jumlah jalan masuknya, yang dibagi
dalam tiga kelompok, yaitu
a.

Jalan Arteri
Jalan Arteri ini melayani angkutan primer yang memerlukan rute jarak
jauh, kecepatan rata-rata yang tinggi dan jumlah jalan masuk yang terbatas
yang dipilih secara efisien.

b.

Jalan Kolektor
Jalan kolektor melayani penampungan dan pendistribusian transportasi
yang memerlukan jarak sedang, Kecepatan rata-rata yang sedang dan
mempunyai jalan masuk yang jumlahnya terbatas.

c.

Jalan Lokal
Jalan lokal melayani transportasi lokal yang memerlukan rute jarak
pendek, kecepatan rata-rata yang rendah dan mempunyai jalan masuk
dalan jumlah yang tak terbatas.

PERHITUNGAN LHR DAN


KLASIFIKASI JALAN
1. Perhitungan LHR
Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) berdasarkan data lalu lintas pada
tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Jenis Kendaraan
Kendaraan Ringan
BUS
Truk 2 As
Truk 3 As

Berat
2 Ton
8 Ton
13 Ton
20 Ton

Jumlah
1220
602
220
20

Tingkat Pertumbuhan
7%
5%
5%
4%

Data lain yang diketahui :

Masa pelaksanaan konstruksi

Jalan direncanakan akan dibuka pada tahun : 2012

Perekembangan selama masa konstruksi

:7%

Umur rencana jalan

: 15 tahun

: 1 Tahun

Untuk menghitung besar lalu lintas harian rata-rata (LHR) digunakan rumus :
LHR

= (1+i)n x Jumlah Kendaraan)

LHRsmp

= (LHR) x Faktor Ekivalen

Dimana :
LHR

: Lalu Lintas Harian rata-rata (kend/hari/jurusan)

: Perkembangan lalu lintas

: Jumlah tahun rencana

LHRsmp

: Pengekivalenan LHR dalam satuan mobil penumpang

Faktor ekuivalen mobil penumpang berdasarkan American Association State


Highway Official ( AASHTO ) :

Kendaraan ringan

:1

Bus

:3

Truck 2 As

:3

Truck 3 As

:3

a. LHR saat pelaksanaan konstruksi (2011 2012)


(Selang waktu 1 tahun dengan i = 7%)
Kendaraan ringan

: (1 + 0,07)1 x 1220

= 1305,4 kend/hari

Bus

: (1 + 0,07)1 x 602

= 644,14 kend/hari

Truck 2 As

: (1 + 0,07)1 x 220

= 235,4 kend/hari

Truck 3 As

: (1 + 0,07)1 x

20

21,4 kend/hari

b. LHR selama umur rencana (2012 2027)


(Selang waktu 15 tahun)
Kendaraan ringan

: (1 + 0,07)15 x 1305,4 = 3601,63 kend/hari

Bus

: (1 + 0,05)15 x

644,14 = 1339,12 kend/hari

Truck 2 As

: (1 + 0,05)15 x

235,4 = 489,37 kend/hari

Truck 3 As

: (1 + 0,04)15 x

21,4 =

38,54 kend/hari

Jadi jumlah LHR dalam satuan mobil penumpang (smp) adalah :


Kendaraan ringan

: 3601,63 x

= 3601,63

smp/hari

Bus

: 1339,12 x

= 4017,36

smp/hari

Truck 2 As

489,37 x

= 1468,11

smp/hari

Truck 3 As

21,4 x

64,20

smp/hari

LHRtotal = 9151,30

smp/hari

Klasifikasi jalan sebagai berikut:


Klasifikasi Fungsi
Utama
Sekunder
Penghubung

Kelas
I
II A
II B
II C
III

LHR (dalam SMP / hari)


> 20000
6000 20000
1500 8000
< 2000
-

Berdasarkan daftar standar perencanaan geometrik jalan, maka jalan dengan LHR
9151,30 smp/hari termasuk dalam klasifikasi Jalan Raya Sekunder IIA.

2. Penentuan Klasifikasi Medan

Klasifikasi medan dapat dibedakan berdasarkan lereng melintang. Untuk


menghitung lereng melintang dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
y
x100
Lereng melintang = x
%
Dimana :
y

= Kontur tertinggi kontur terendah

= Panjang Horizontal (cm)


Golongan Medan
Datar (D)

Lereng Melintang
0 s/d 9,9 %

Bukit (B)

10 s/d 24,9%

Gunung (G)

> 25 %

Perhitungan :
Diketahui skala yang dipakai adalah 1 : 10000
Dari peta situasi didapat:
Potongan Aa:
d1 = 2,5 cm = 0,025 m
d2 = 4,3 cm = 0,043 m
d3 = 1,3 cm = 0,013 m
d4 = 1 cm = 0,01 m
d5 = 1,3 cm = 0,013 m

Lereng melintang (Ln) =

selisih kontur
100
d x skala

L1 =

5757
100 =0
0,025 10000

L2 =

5756
100 =0,232
0,043 10000

L3 =

5756
100 =0,769
0,013 10000

L4 =

5757
100 =0
0,0110000

L5 =

5756
100 =0,769
0,013 10000

L rata-rata =

0+0,232+0,769+0+ 0,769
5

= 0,354%

Potongan ab:
D1 = 2 cm = 0,02 m
D2 = 3 cm = 0,03 m
D3 = 3 cm = 0,03 m

Lereng melintang (Ln) =

selisih kontur
100
d x skala

L1 =

5655
100 =0,5
0,0210000

L2 =

5554
100 =0,333
0,03 10000

L3 =

5554
100 =0,333
0,03 10000

L rata-rata =

0,5+ 0,333+0,333
3

= 0,388%

Potongan bB:
D1 = 0,8 cm = 0,008 m
D2 = 1,5 cm = 0,015 m
D3 = 2,8 cm = 0,028 m
D4 = 6 cm = 0,06 m

Lereng melintang (Ln) =

selisih kontur
100
d x skala

10

L1 =

5554
100 =1,25
0,008 10000

L2 =

5655
100 =0,667
0,015 10000

L3 =

5656
100 =0
0,028 10000

L4 =

5655
100 =0,167
0,06 10000

L rata-rata =

1,25+ 0,667+0+0,167
4

= 0,521%

Karena besarnya lereng melintang antara 0% s/d 9,9%, maka klasifikasi


medan termasuk golongan Datar.

11
DAFTAR I
STANDARD PERENCANAAN GEOMETRIK
KLASIFIKASI

JALAN

JALAN RAYA
UTAMA

JALAN

I
KLASIFIKASI
MEDAN
Lalu lintas harian
rata-rata (LHR)

> 20.000

dalam SMP
Kecepatan
rencana (km /

1
120

100

80

jam)
Lebar daerah
penguasaan

60

60

60

Minimum 2(2 x

(m)

3,75)

Lebar Median

3,50

Lereng melintang
perkerasan
Lereng melintang
bahu

PENGH

IIA

UBUNG
III

IIB

3,0

3,

00

IIC
G

6.000

1.500

20.000

8.000

8
0

60

40

permukaan jalan

2 x 3,50
atau 2(2 x

2 x 3,50

2 x 3,00

3,
0
0

4 jalur)
2

__

__

minimum (m)
Landai
maksimum

3%

6,00

2,5

1,50

2,50

2%

3%

4%

4%

4%

6%

6%

6%
Paling

Aspal beton

bergand
a atau

350

5%

10%
3

6
%

21
0

Paling

tinggi

tinggi

pelabura

penetrasi

tunggal

dengan

10%

560

3,50

__

setaraf

Jari-jari lengkung

___

2%

(hot - mix)

maksimum

D B G

2%

Aspal beton

Miring tikungan

< 2.000

Penetras
Jenis lapisan

3,50)
1,50 (untuk

10

Minimum (m)

Lebar bahu (m)

0
0

minimum (m)
Lebar perkerasan

JALAN RAYA SEKUNDER

aspal

10%
2

115

7%

10%
5
0
8

1
1
5

10%

% % % %

1
0
%

1
1
5
6

% %

1
2
%

12

Dari daftar standar perencanaan geometrik, LHRtotal = 9151,30 smp/hari, termasuk


dalam klasifikasi Jalan Raya Sekunder II A dengan klasifikasi medan Datar akan
didapat data sebagai berikut :
- Kecepatan rencana

: 100 Km/jam

- Lebar daerah penguasaan minimum

: 40 meter

- Lebar perkerasan

: 2 x 3,50 atau 2(2 x 3,50)

- Lebar bahu

: 3,00

- Lereng melintang perkerasan

: 2%

- Lereng melintang bahu

: 4%

- Miring tikungan maksimum

: 10%

- Jari-jari (R) lengkung minimum

: 350 m

- Landai maksimum

:4%

Anda mungkin juga menyukai