Anda di halaman 1dari 6

EKONOMI SUMBER DAYA PERAIRAN

EXTERNALITAS YANG TERJADI PADA USAHA PERIKANAN

Oleh :
NAMA
NIM
PRODI

:
:
:

ERWIN
G1E114042
ABP

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2016

A. Eksternalitas Perikanan Umum


Efisiensi alokasi sumberdaya dan distribusi konsumsi dalam ekonomi pasar dengan
kompetisi bebas dan sempurna bisa terganggu, jika aktivitas dan tindakan individu pelaku
ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai dampak (externality) baik terhadap
mereka sendiri maupun terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat
interaksi ekonomi, seperti ini:
1. Eksternalitas dari kegiatan produsen terhadap produsen lain.
Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain
jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi
produksi dari produsen lain.
Contohnya pengaruh pada bidang perikanan :
suatu wilayah pertanian menyemprotkan pupuk atau pembasmi hama yang menghasilkan
limbah zat kimia yg masuk ke perairan seoerti ke aliran sungai, danau dan lainnya,
sehingga perairan tempat produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain
yakni para pembudidaya atau penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan pertanian
tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain pembudidaya ikan atau
nelayan
Contoh lain misalnya nelayan dengan kapal-kapal besar akan mampu menjaring ikan
dengan jumlah yang sangat banyak, akan tetapi produsen yang lain (dalam hal ini nelayannelayan kecil) akan mengalami kesulitan mendapatkan ikan karena telah habis dijaring
oleh nelayan besar.
2. Eksternalitas dari kegiatan produsen terhadap konsumen.
Suatu produsen dikatakan mempunyai eksternal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya
merubah atau menggeser fungsi utilitas rumah tangga (konsumen). Dampak atau efek
samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau
polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam
(amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara)
serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat
luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan/produsen) yang menghasilkan limbah

(waste products) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang
memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk.
Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah rekreasi pemancingan
di daerah Jakarta Timur (kali Banjir Kanal Timur) akan berkurang karena adanya polusi air
sungai (airnya berwarna hitam dan menyebarkan bau tak sedap, ikan pun tak bisa hidup di
air limbah industri)
3. Eksternalitas dari suatu konsumen terhadap konsumen lain.
Dampak konsumen terhadap yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok
tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain. Konsumen
seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan produksi
tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau efek dari kegiatan suatu
konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
Misalnya, para nelayan modern yang memiliki kapal dan alat tangkap ikan yang canggih
akan menimbulkan keresahan bagi para nelayan tradisional karena nelayan yang modern
akan menguasai daerah fishing ground lebih cepat.
4. Eksternalitas dari suatu konsumen terhadap produsen.
Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi
produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya
terjadi ketika limbah rumah tangga (sampah) terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya
sehingga mengganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air, seperti pembudidaya
ikan (karamba jaring apung di sekitar sungai citarum).
Eksternalitas ini timbul karena adanya aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsipprinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas
dan ketidak efisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi
sumber daya yang efisien tidak terpenuhi.
Lebih jauh Baumol dan Oates (1975) menjelaskan tentang konsep ekternalitas dalam dua
pengertian yang berbeda :

Eksternalitas yang bisa habis (a deplatable externality) yaitu suatu dampak eksternal
yang mempunyai ciri barang individu (private good or bad) yang mana jika barang itu
dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.
Eksternalitas yang tidak habis (an undeplate externality) adalah suatu efek eksternal yang
mempunyai ciri barang publik (public goods) yang mana barang tersebut bisa dikonsumsi
oleh seseorang, dan juga bagi orang lain. Dengan kata lain, besarnya konsumsi seseorang
akan barang tersebut tidak akan mengurangi konsumsi bagi yang lainnya.
Dari dua konsep eketernalitas ini, eksternalitas jenis kedua merupakan masalah pelik/
rumit dalam ekonomi lingkungan. Keberadaan eksternalitas yang merupakan barang
publik seperti polusi udara, air, dan suara merupakan contoh eksternalitas jenis yang tidak
habis, yang memerlukan instrumen ekonomi untuk menginternalisasikan dampak tersebut
dalam aktivitas dan analisa ekonomi.

B. Eksternalitas Perikanan Tangkap


1. Eksternalitas ruang
Untuk meminimumkan biaya penangkapan, pelaku perikanan kebanyakan ingin
menangkap ikan di sekitar wilayah yang dkat dengan pelabuhan (wilayah pantai) namun
jika ini dilakukan oleh hampir sebagian besar nelayan maka akan menimbulkan crowding
effect di sekitar pantai yang kemudian akan menghabiskan stok di sekitar wilayah pantai.
Konsekuensi dari crowding effect ini kemudian akan membuat nelayan untuk semakin
pergi menangkap jauh dari pelabuhan dan pantai untuk mengintersepsi stok ikan sebelum
ditangkap oleh nelayan laiinya.
2. Eksternalitas Waktu
Akibat ketiadaan hak pemilikan maka setiap nelayan berusaha untuk mengambil ikan
sebanyak banyaknya dan ini bisa dilakukan jika mereka melakukan penangkapan ikan
lebih awal dari pihak lain. Inilah yang disebut sebagai intersepsi waktu . intersepsi waktu
juga bisa terjadi terhadap stok ikan itu sendiri, sebagai contohnya pada kasus perikanan
udang dengan siklus hidup yang relatif pendek maka sebenarnya tidak menguntungkan
untuk menangkap udang dengan ukuran yang kecil, namun jika mereka menunggu sampai
mencapai ukuran besar, pihak lain akan melakukan penangkapan udang lebih dahulu,

sehingga untuk menghindari hal tersebut, nelayan melakukanintersepsi waktu terhadap


siklus hidup udang.
3.

Intersespsi mobilitas

Intersepsi ini sering juga disubut sebagai intersepsi alat (gear interseption) dimana
mobilitas suatu alat tangkap harus bersaing dengan mobilitas alat tangkap lain. Jika yang
dihadapi adalah jenis ikan bergerombol dengan pergerakan yang relatif lebih mudah
dideteksi (misalnya sardin), maka alat tangkap yang memiliki kekuatan dan kecepatan
lebih justru tidak diuntungkan oleh alat yang mobilitasnya dirancang untuk menangkap
ikan bergerombol. Konsekuensi dari ekternalitas ini menimbulkan terbuangknya
sumberdaya ekonomi.
4.

Eksternalitas informasi

Memiliki informasi mengenai keberadaan ikan sangatlah bermanfaat bagi nelayan, dan
salah satu cara hidup seorang nelayan adalah bagaimana memperoleh pengetahuan ini beik
lewat pengalaman maupun lewat intuisinya sebagi seorang nelayan. Namun jika informasi
ini diberikan pula kepada pihak lain maka setiap nelayan akan berada di lokasi yang
diketahui tersebut. Dan jika ini terjadi maka keuntungan nelayan akan berkurang.
Konsekuensi dari eksternalitas ini akan menimbulkan insentif bagi para pelaku perikanan
(nelayan0 untuk menyembunyikan informasi tersebut. Sehingga dalam situasi common
property resource, akibat eksternalitas informasi ini setiap individu berusaha untuk
memperooleh yang terbaik untuk dirinya sendiri bukan untuk masyarakat luas.

5.

Eksternalitas antarspesies

Eksternalitas ini berhubungan dengan hubungan mangsa pemangsa , dimana satu spesies
bisa menjadi bahan makanan untuk spesies lainnya
6.

Eksternalitas stok

Eksternalitas ini dimana masuknya armada baru mengurangi ketersediaan stok sehingga
meningkatkan biaya penangkpan bagi yang lain.
7.

Eksternalitas teknologi

Eksternalitas teknologi terjadi manakala teknologi penangkapan suatu alat mengubah


struktur dinamika populasi dari spesies target dan by catch yang kemudian menimbulkan
dampak negatif bagi alat lain. Eksternalitas teknologi ini dapat dogolongkan ke dalam dua
tiper yakni eksternalitas sekuensial dan eksternalitas eccdental. Eksternalitas sekuensial
terjadi ketika nelayan skala kecil dan nelayan skala besar mengeksploitasi stok ikan pada
siklus hidup yang berbeda. Jadi ketika nelayan skala kecil menangkap ikan pada umur
yang masih juvenil, hal ini akan menimbulkan dampak eksternalitas pada nelayan industri
yang mengkap ikan pada siklus hidup ikan dewasa. Eksternalitas accidental terjadi ketika
secara teknologi ada ketergantungan antara dua alat tangkap dalam menangkap ikan.
Misalnya dalam perikanan udang, by catch ikan demersal yang dihasilkan dari perikanan
demersal.

Anda mungkin juga menyukai