D. TOLERANSI
1. Hukum Toleransi Shelford.
Suatu perkembangan yang sangat penting di dalam studi faktor
lingkungan terjadi pada tahun 1913, ketika Victor Shelford mengusulkan
hukum toleransinya yang berbunyi Untuk setiap faktor lingkungan
suatu jenis memiliki batas kondisi minimum dan maksimum dimana
dia dapat bertahan. Kondisi di antara batas minimum dan batas
maksimum tersebut merupakan rentang toleransi yang termasuk
kondisi optimum. Hukum ini menjadi kerangka penting bagi pembahasan
mengenai distribusi jenis. Suatu jenis organisme hanya akan terdistribusi
pada rentang toleransinya terhadap faktor lingkungan.
Rentang toleransi suatu jenis terhadap suatu faktor lingkungan dapat
digambarkan sebagai kurva berbentuk lonceng. Rentang toleransi antara
optimum
optimum
min(A)
min(B)
max(B)max(A)
dengan latitud tinggi pancaran sinar matahari berada pada sudut rendah
terhadap permukaan bumi.
Secara umum variasi intensitas cahaya dipengaruhi oleh variasi
musim. Di daerah dengan latitud tinggi variasi antara musim winter dan
summer sangat besar. Di samping topografi juga mempengaruhi variasi
intensitas cahaya ini.
4. Kepentingan Variasi Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya bervariasi di dalam ekosistem. Misalnya pengaruh
intersepsi dan absorbsi oleh kanopi suatu vegetasi akan mempengaruhi
suplai energi cahaya ke tumbuhan yang berada di bawah naungannya.
Dengan demikian stratifikasi vertikal dari suatu ekosistem akan
berpengaruh terhadap total ketersediaan energi yang dapat dimanfaatkan
oleh komunitas pada ekosistem tersebut.
Di dalam ekosistem akuatik intensitas cahaya akan menurun dengan
tajam seiring meningkatnya kedalaman. Hal ini terjadi akibat air mampu
merefleksikan dan mengabsorbsi cahaya dengan sangat efisien. Faktanya
hanya sekitar 50 % dari total cahaya yang sampai ke permukaan mampu
mencapai kedalaman 15 m. Jumlah tersebut akan menjadi lebih kecil lagi
jika air bergerak dan keruh.
Cahaya dengan intensitas sangat tinggi dapat merusak aktivitas
sejumlah enzim fotooksidasi yang berperan dalam sintesis terutama sintesis
protein. Dengan demikian dalam keadaan demikian cahaya akan menjadi
faktor pembatas bagi perkembangan tumbuhan yang mengalaminya.
5. Titik Kompensasi
Jika semua faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi
diasumsikan
konstan,
maka
keseimbangan
kedua
proses
dalam
hewan meliputi inisiasi migrasi, hibernasi, nesting dan perubahanperubahan warna pada kulit.
Di wilayah ekuator panjang hari (fotoperiode) relatif konstan sekitar
12 jam terus menerus sepanjang tahun, namun di wilayah temperata lebih
dari 12 jam di musim summer dan kurang dari 12 jam di musim winter.
Pada tumbuhan reaksi terhadap panjang hari acapkali erat kaitannya
dengan
perubahan-perubahan
temperatur.
Berdasarkan
reaksi
distribusinya
menurut
latitude.
Suatu
tumbuhan
jika
Foto sintesis
Produktivitas bersih
Respirasi
TK
Peningkatan intensitas cahaya
Fotosintesis
Produktivitas bersih
Respirasi
TK
Peningkatan intensitas cahaya
B
F. Temperatur
Temperatur sebagai faktor lingkungan memiliki pengaruh langsung
dan tidak langsung terhadap organisme. Temperatur berpengaruh langsung
terhadap berbagai reaksi kimia di dalam tubuh organisme seperti aktivitas
enzim yang berperan pada percepatan reaksi metabolisme tubuh. Secara
tidak langsung temperatur mempengaruhi kondisi faktor lingkungan lain,
Berdasarkan
G. AIR
Kepentingan air bagi tumbuhan umumnya berhubungan dengan
struktur, fungsi penyokong, transpor dan pendingin. Air merupakan
komponen paling besar dari jaringan semua organisme hidup. Sekitar 40-60
% dari berat pohon terdiri atas air sedangkan pada tumbuhan herba jumlah
itu mendekati 90 %. Selain sebagai komponen struktur, tumbuhan
membutuhkan air sebagai penyokong berbagai jaringan non kayu. Jika selsel dari jaringan ini mengalami kekurangan air akan mengalami kerusakan.
Tekanan yang terjadi akibat keberadaan air di dalam sel disebut tekanan
turgor. Dalam kondisi kekurangan air, tekanan turgor sel akan menurun dan
sel akan mengalami plasmolisis. Selain itu berbagai materi masuk ke dalam
tumbuhan melalui akar kemudian bergerak di seluruh bagian tubuh
tumbuhan dalam kondisi terlarut di dalam air. Misalnya karbohidrat yang
dibentuk di daun ditranspor ke bagian nonfotosintetik dengan perantara air.
Air juga dibutuhkan untuk pengaturan suhu tubuh. Hilangnya air dari tubuh
tumbuhan melalui proses evaporasi akan mendinginkan tubuh tumbuhan
dan mencegah terjadi kelebihan panas.
1. Efisiensi Transpirasi
Pada jenis tumbuhan berbeda kebutuhan air untuk pertumbuhannya
juga
berbeda.
Ratio
antara
produktivitas
bersih
dan
air
yang
2. Intersepsi
Sebagaimana diketahui bahwa fungsi ekosistem daratan bergantung
kepada ketersediaan air. Air di dalam tanah berasal dari curah hujan dan
kondensasi. Namun demikian yang efektif digunakan oleh tumbuhan hanya
air presipitasi.
Ide dasar dari intersepsi adalah sejumlah air dari air hujan yang
sampai ke vegetasi akan diintersepsikan oleh kanopi vegetasi sebelum air
itu sampai ke permukaan tanah. Air ini akan menguap dengan cepat
kembali ke atmosfer tanpa dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
pertumbuhan. Jumlah dari presipitasi yang diintersepsikan bergantung
kepada 2 faktor, yaitu tipe vegetasi itu sendiri dan durasi dari curah hujan.
Persentase air hujan yang diintersepsikan berkaitan erat dengan area
permukaan dari vegetasi. Makin luas area permukaan vegetasi, jumlah air
yang hilang akibat intersepsi makin besar, dimana dalam sejumlah kasus
mencapai 90 % dari air hujan. Laju intersepsi pada vegetasi satu lapis lebih
kecil dibanding pada vegetasi yang memiliki beberapa lapisan. Intersepsi
lebih besar terjadi pada pohon konifer dibanding pada pohon berdaun lebar.
Hal ini diduga pengaruh dari gerakan udara bebas pada pohon konifer dan
adanya bintil-bintil di daun yang menahan air sehingga memperbesar laju
evaporasi.
Pada suatu permukaan vegetasi yang telah basah, gerakan air menuju
tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Hal ini terjadi antara lain oleh direct
throughfall di dalam atmosfer atau oleh Stem-flow sepanjang tubuh
tumbuhan. Tekstur dari kulit pohon akan mempengaruhi jumlah air sampai
ke tanah pada stem flow. Diperkirakan presipitasi pada tumbuhan dengan
permukaan kulit batang halus mencapai lebih dari 15 %, sedangkan pada
tumbuhan dengan permukaan kulit batang kasar sekitar 3 %.
a. Intersepsi dan presipitasi
= jumlah intersepsi
= Presepitasi di atas vegetasi
= Stem-flow
3. Efektivitas Presipitasi
Efektivitas
presipitasi
Biasanya
di
ekspresikan
sebagai
mempengaruhi
faktor-faktor
lingkungan
lainnya,
khususnya
temperatur dan suplai air. Angin tidak hanya berpengaruh terhadap individu
tumbuhan tetapi juga pada komposisi jenis dan fungsi komunitas.
Pengaruh langsung angin terhadap tumbuhan misalnya menimbulkan
kerusakan fisik dan malformasi pada tumbuhan tertentu. Efek tidak
langsung misalnya mempengaruhi laju transpirasi oleh hembusannya yang
menghilangkan uap air di udara.
I. TOPOGRAFI
Secara
alami
penampakan
suatu
vegetasi
berubah
dengan
lingkungan
yang
berhubungan
dengan
tanah
dinamakan faktor edafik. Tanah dapat didefinisikan sebagai bagian atas dari
lapisan kerak bumi yang mengalami penghancuran dipengaruhi oleh
tumbuhan dan hewan. Definisi ini lebih menekankan pada adanya
hubungan yang erat antara tanah dan organisme, yang dipengaruhi pula oleh
iklim dan topografi.
Sebagai medium pertumbuhan tumbuhan, tanah berfungsi sebagai
tempat berpegang akar, persediaan air, sumber nutrisi dan udara. Variasi
Soil fraction
Pasir sangat kasar (kerikil halus)
Pasir kasar
Pasir medium
Pasir halus
Lumpur kasar
Lumpur
Liat
2,00 - 1,00
1,00 0,50
0,50 0,25
0,25 0,10
0,10 0,05
0,05 0,002
< 0,002
b. Tekstur Tanah
Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi dari sejumlah fraksi tanah.
Tekstur tanah ini akan berpengaruh terhadap kemampuan penetrasi akar,
aerasi, drainase, suplai nutrisi dan temperatur tanah. Salah satu cara
Clay
90
10
80
20
70
% Silt
30
Clay
60
40
50
% Clay
40
50
Clay
30
Clay loam
Silty
Clay
Silty
60
Clay Loam
70
Clay Loam
20
80
Loam
Silt Loam
10
Sand
0
90
Loam
Loamy
Sand Sand
100
90
Silt
Silt
80
70
60
50
40
30
20
10
% Sand
100
c. Porositas tanah
Jumlah dan ukuran pori-pori tanah merupakan fungsi dari tekstur
tanah. Pasir kasar memiliki pori yang besar walaupun total jumlahnya
hanya sekitar 40 % saja dari volume tanah. Sebaliknya liat yang padat
memiliki pori berukuran kecil tetapi jumlahnya mencapai 60 % dari volume
tanah.
d. Udara Tanah
Di dalam tanah kandungan CO2 nya lebih tinggi dibanding CO2 di
lingkungan. Hal ini disebabkan oleh adanya CO 2 yang dibebaskan dari
respirasi mikroorganisme tanah yang tidak dikonpensasi oleh proses
fotosintesis. Proses pertukaran gas antara tanah dan atmosfer bebas akan
ditentukan oleh porositas tanah. Tanah dengan makropori akan teraerasi
dengan baik dan lebih mudah mengalami pencucian dibanding tanah yang
memiliki mikropori.
2. Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah meliputi asiditas dan alkalinitas, kandungan
humus, dan garam mineral anorganik. Asiditas ditentukan oleh konsentrasi
dari ion hidrogen. Tingkatan asiditas atau pH diekspresikan sebagai skala
logaritmik negatif dari nol. Secara ekstrem tingkatan skala asiditas seperti
pada tabel berikut ini.
Skala pH
< 4,0
5,0
6,0
6,5
7,0
8,0
9,0
yang
menyerap
sedikit
nutrien
dari
tanah
akan
sedikit.
Pada
kondisi
demikian
proses
dekomposisi
berlangsung sangat lambat dan yang dihasilkan adalah humus asam mor.
Komponen garam mineral tanah meliputi kandungan anion dan
kation. Garam mineral terlarut di dalam tanah sebagai ion. Ion-ion yang
bermuatan positif disebut kation (dikenal sebagai asam) dan yang
bermuatan negatif disebut anion (dikenal sebagai basa). Pada humus tanah
Air Tanah
Air di dalam tanah berada dalam tigs bentuk yaitu air higroskopis,
air kapiler dan air gravitasi. Air higroskopis berbentuk sebagai film
menyelimuti setiap partikel tanah oleh suatu tegangan permukaan. Air ini
dinamakan juga air adhesi. Air higroskopis umumnya tidak dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Air higroskopis saling berikatan satu sama
lain membentuk suatu lapisan yang tipis menjadi air kafiler. Air kafiler
memiliki kemampuan yang sangat rendah untuk bergerak ke bagian bawah
tanah. Jumlah air higroskopis dan air kafiler yang dapat tertahan di dalam
tanah bergantung pada tekstur dari tanah tersebut. Tanah dengan fraksi
halus memiliki kemampuan untuk menahan air jauh lebih besar dibanding
dengan tanah dengan fraksi kasar. Air kafiler merupakan sumber air utama
bagi tumbuhan.
Bila suatu tanah berada pada kondisi dimana jumlah air yang dapat
dipegangnya oleh suatu tekanan permukaan dan kohesi terhadap partikelnya
berada pada kondisi maksimum, disebut berada pada kapasitas lapangnya
(field capasity). Air ini akan bergerak dengan cepat ke dalam tanah oleh
pengaruh gaya gravitasi. Kecepatan gerakan ini bervariasi dipengaruhi oleh
jumlah makropori tanah. Oleh karena itu gerakan pada tanah pasir jauh
lebih baik dibanding pada lempung atau liat. Jika air gravitasi tidak dapat
mengalir akan mengisi rongga-rongga udara dan tanah menjadi penuh air.
Air gravitasi menghilangkan nutrien-nutrien tanah dengan suatu proses
pencucian.
3. Klasifikasi tanah
a. Profil Tanah
Jika pada suatu tanah dibuat irisan vertikal dari atas ke bawah akan
tampak lapisan-lapisan yang menggambarkan stratifikasi yang dinamakan
horizon. Penampakan tanah berdasarkan lapisan-lapisan ini disebut dengan
profil tanah. Berdasarkan perjanjian diberi simbol dengan huruf kapital.
sistem
yang
berdasarkan
komponen
susunan
tanah,
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis
Entisols
Vertisols
Inceptisols
Aridisols
Mollisols
Spodosols
Alfisols
8
9
10
Ultisols
Oxisols
Histosols
Deskripsi
Embryonic mineral soils
Disturbed and inverted clay soils
Young soils with weakly developed horizons
Saline and alkaline soils of deserts
Soft soils with thick organic-rich surface layer
Leached acid soils with ashy B horizon
Leached basic or slightly acidic soils with clay-enriched
B horizons
Deeply weathered, leached acid soils
Very deeply weathered, highly leached soils
Organic soils