Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki keluhan utama yaitu terdapat
benjolan di kelopak mata kanan atas. Keluhan ini dirasakan 1 minggu pasien datang ke rumah
sakit. Awalnya berupa benjolan kecil yang terasa nyeri dan gatal kemudian semakin lama
semakin membesar sehingga kelopak kanan bawah merah dan bengkak. Benjolan terasa lunak
dan saat diraba terasa hangat. Pasien mengaku benjolan tersebut pecah dan mengeluarkan cairan
nanah berwarna putih kekuningan 2 hari lalu. Sekarang benjolan tidak terasa nyeri namun pasien
merasa mengganjal di bagian kelopak mata kanan atas. Pasien merasa tidak nyaman saat
berkedip. Visus pasien normal dan tidak terganggu, Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis pada
hordeolum.
Dari hasil pemeriksaan fisik khusus dengan membalikan kelopak mata superior kanan
terdapat daerah yang berwarna kemerahan dan tidak ada benjolan. Pada inspeksi terlihat benjolan
besar di palpebra superior mata kanan. Hal ini sesuai dengan keadaan klinis hordeolum
eksternum terjadi apabila yang terkena kelenjar yang berada di anterior palpebra yaitu pada
kelenjar Moll atau Zeiss dengan kemerahan dan bengkak yang mengarah ke kulit. Hal ini
membedakan hordeolum interna dengan externa. Pada hordeolum interna terjadi peradangan
pada kelenjar Meibom. Benjolan nampak dari dalam konjungtiva palpebra.
Edema pada kelopak mata kanan superior disebabkan adanya peningkatan permeabilitas
pembuluh darah. Gejala ini disebabkan infeksi atau peradangan pada kelenjar Moll atau Zeiss di
kelopak mata bagian bawah. Penyebab dari hordeolum adalah infeksi bakteri, biasanya bakteri
Staphylococcus (Staphylococcus aureus).
Pasien saat datang ke rumah sakit sudah tidak mengalami rasa nyeri lagi dan tanda
peradangan hanya tersisa sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pasien sedang dalam tahap
supurasi.
Berdasarkan gejala dan tanda yang didapat pada pasien ini disimpulkan bahwa pasien ini
mengalami hordeolum ekstenum fase supurasi pada mata kanannya.
Pengobatan yang diberikan pada pasien ini adalah Cendo xytrol tetes, dan amoxicilin
oral. C xytrol merupakan salah satu contoh antibiotika steroid yang memberikan efek sangat baik
pada peradangan utamanya pada hordeolum. Obat ini mengurangi permeabilitas pembuluh darah,
mengurangi gejala radang, dan mengurangi pembentukan jaringan parut atau scar. Asam
mefenamat merupakan salah satu jenis dari obat anti inflamasi non steroid yang dapat
mengurangi keluhan merah atau tanda peradangan lainnya pada hordeolum. Amoxicilin per oral

diberikan sebagai antibiotik untuk menghambat penyebaran infeksi bakteri, dan mencegah
timbulnya infeksi pasca insisi.
Prognosis pada penderita baik, karena sebagian besar hordeolum akan sembuh sendiri,
tidak berbahaya bagi mata dan tidak mengganggu penglihatan.

Anda mungkin juga menyukai