Anda di halaman 1dari 7

1

MENGOPTIMALKAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN


DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA
Amer Syarifuddin
Universitas Pendidikan Ganesha
arifstudent12@gmail.com
ABSTRAK
Pelayanan perpustakaan merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang dilakukan
oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan pada terciptanya suasana yang
kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan dengan maksimal dan
seefisien mungkin. Untuk dapat mencapai semua itu maka perpustakaan perlu membuat
sebuah sistem pelayanan sebaik dan seefektif mungkin, sehingga semua jenis layanan
yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Perpustakaan juga perlu membekali pustakawan/pengelola perpustakaannya dengan
pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang sistem dan jenis layanan yang diberikan
kepada pengguna perpustakaan, sehingga dalam pelaksanaannya sistem dan jenis layanan
yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Kualitas pelayanan perpustakaan menjadi ukuran bermanfaat tidaknya sebuah
perpustakaan bagi penggunanya. Pelayanan Perpustakaan Desa yang baik tentu membuat
kehadiran perpustakaan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa di
sekitar perpustakaan. Sedangkan pelayanan Perpustakaan sekolah yang baik adalah yang
dapat menunjang proses belajar di sekolah yang bersangkutan.
Baik buruknya suatu perpustakaan dapat dilihat dari baik atau tidaknya sistem
pelayanan yang diberikan. Maka dalam pelaksanaannya kontrol dan evaluasi harus terus
dilakukan, baik evaluasi terhadap sistem pelayanannya maupun evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas pustakawannya. Hal ini dapat dijadikan sebagai feedback atau umpan
balik dalam upaya peningkatan pelayanan perpustakaan yang cepat, tepat, santun, dan
memuaskan.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Upaya pengembangan minat baca siswa sangat erat kaitannya dengan keberadaan
perpustakaan di sekolah. Sekarang ini harus kita akui bahwa minat baca di kalangan siswa
umumnya masih tergolong sangat rendah. Alasan klasik yang sering mengemuka adalah

bahwa membaca belum membudaya di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat


pelajar.
Perhatian terhadap keberadaan perpustakaan sekolah sering terabaikan. Padahal,
keberadaan perpustakaan sekolah dalam upaya mendorong tumbuhnya minat baca sangat
strategis. Paling tidak ada dua sebab alasan mengapa para siswa perlu untuk terus
didorong agar tumbuh kegemaran membacanya.
Pertama, menghadapi abad ke - 21 yang merupakan abad teknologi dan informasi,
para siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap kritis, serta
kesiapan untuk bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan. Kedua,
budaya membaca yang meningkat merupakan cermin kemajuan suatu bangsa.
Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu dilakukan berbagai upaya terusmenerus memberikan pemahaman serta apresiasi terhadap para siswa akan pentingnya
pemanfaatan perpustakaan sekolah bagi peningkatan minat dan kegemaran siswa dalam
membaca. Upaya ini tentunya bukan hanya tugas seorang pustakawan, tetapi juga harus
didukung terutama oleh kepala sekolah serta guru-guru di sekolah tersebut.
Para siswa perlu diberi pemahaman yang benar tentang fungsi perpustakaan, baik
sebagai sarana edukatif, informatif, rekreatif, dan inspiratif. Perlu pula dijelaskan tentang
tata tertib mengunjungi perpustakaan, tata cara memilih jenis buku (katalogisasi), tata cara
peminjaman buku, serta penanaman kesadaran akan pentingnya memelihara dan menjaga
keutuhan buku yang dipinjamnya.
Hambatan yang dihadapi sekolah biasanya tidak tersedianya pustakawan. Tugas ini
dirangkap oleh guru sehingga pengelolaan perpustakaan menjadi kurang profesional.
Kepala sekolah perlu menugaskan secara khusus petugas perpustakaan yang melakukan
pengolahan, pengadaan, dan penyusunan buku-buku, memberikan layanan serta
bimbingan kepada para siswa.
Penataan

ruang

perpustakaan

yang

nyaman

serta

pengayaan

khazanah

perpustakaan perlu diupayakan agar siswa sebagai pengunjung merasa betah berada di
ruang perpustakaan. Yang dimaksud khazanah perpustakaan dalam hal ini adalah
tersedianya sebuah ruang audio yang dilengkapi dengan proyektor, tape recorder,
perangkat OHP, in focus, perangkat komputer, dan sebagainya.

Pelayanan

perpustakaan

merupakan

salah

satu

kegiatan

utama

sebuah

perpustakaan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa layanan perpustakaan


merupakan titik sentral dari kegiatan perpustakaan. Dengan kata lain, perpustakaan identik
dengan layanan, karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada layanan.
Sering dikatakan bahwa warna wajah, penampilan, kinerja serta keberhasilan
penyelenggaraan perpustakaan dapat dicerminkan melalui kegiatan pelayanan yang
diberikan. Pelayanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang, puas serta
dapat memenuhi keinginan pemakai perpustakaan.
Perlu diingat bahwa kualitas pelayanan menjadi ukuran bermanfaat tidaknya
sebuah perpustakaan bagi penggunanya. Pelayanan Perpustakaan Sekolah yang baik tentu
membuat kehadiran perpustakaan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh murid-murid
serta guru di sekitar Perpustakaan Sekolah.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengoptimalkan pelayanan perpustakaan sehingga dapat
meningkatkan minat baca Siswa?
3. Tujuan
Untuk mengetahui cara mengoptimalkan pelayanan perpustakaan sehingga mampu
meningkatkan minat baca siswa
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Minat Baca
Minat membaca pada anak tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang
panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan.
Seperti halnya telah penulis uraikan diatas bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu kegiatan atau aktivitas yang ditunjukkan dengan keinginan
atau kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh,
dilakukan dengan kesadarannya dan diikuti dengan rasa senang.
Menurut Farida Rahim (2008: 28), minat baca adalah keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang
kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa lebih ketertarikan pada kegiatan penafsiran yang bermakna terhadap

bahasa tulis (membaca) yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk


memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh atau dilakukan dengan
kesadarannya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha seseorang untuk
membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri. Seseorang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk
mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri sehingga
diperoleh makna yang tepat menuju pemahaman yang dapat diukur.
2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, kenyataanya
bahwa banyak orang dewasa apalagi anak-anak atau siswa khususya siswa sekolah dasar
belum menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan. Hal itu dikarenakan mereka belum
menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan atau budaya. Minat membaca tidak hadir
dengan sendirinya tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat membaca,
diantaranya adalah:
a) Budaya
Menurut penelitian dari ASEAN Libraries (Anna Yulia Blogs, 2011), masyarakat
negara-negara sedang berkembang masih kental dengan budaya mengobrol dibandingkan
dengan budaya membaca. Hal ini bisa kita lihat misalnya di tempat-tempat umum, ketika
mereka antri untuk sesuatu, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
mengobrol atau melamun dibandingkan dengan membaca buku. Kesadaran masyarakat
untuk menggunakan waktu yang berharga untuk membaca masih rendah.
b) Kurangnya Fasilitas
Kondisi lingkungan/ masyarakat memang sangat mempengaruhi budaya baca. Di
negara sedang berkembang yang masalahnya masih berkutat diseputar masalah ekonomi
atau politik seperti di indonesia, seringkali pendidikan ditempatkan diurutan kesekian,
sehingga perpustakaan merupakan suatu hal yang langka dimasyarakat. Kalaupun ada
biasanya jumlah bukunya masih kurang lengkap.
c) Buku atau Bahan Bacaan
Keragaman jenis buku juga mempengaruhi minat baca anak. Anak akan merasa
lebih tertarik pada suatu bacaan apabila bacaan tersebut terdapat gambar dan warna-warna
yang menarik. Ada berapa jenis buku bacaan untuk anak. Misalnya, buku-buku yang
berhubungan dengan pelajaran dan buku non pelajaran seperti buku cerita (dongeng,
fabel), majalah dan lain sebagainya. Buku/ bahan bacaan itu besar peranannya terhadap
minat baca seseorang, karena:

1) Dapat menstimulasi dan merangsang minat baca anak. Misalnya, buku yang
bentuknya menarik, banyak ilustrasi dan gambar-gambar yang berwarna-warni
akan lebih menarik orang untuk membaca buku tersebut terutama anak-anak.
2) Dapat membantu anak melatih berkonsentrasi. Misalnya, seorang anak apabila
mendapati sebuah buku yang isinya menarik perhatian anak tersebut akan
terpusat pada bacaan tersebut.
3) Dapat memperkaya kosa kata anak tersebut.
4) Dapat menambah imajinasi anak.
3. Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan
Tujuan dan fungsi pelayanan di Perpustakaan Sekolah adalah menyajikan
informasi untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar, dan rekreasi bagi
siswa-siswi dengan mempergunakan bahan perpustakaan yang disediakan, serta
bimbingan dan peningkatan minat baca.
Peran pustakawan dalam kegiatan pelayanan perpustakaan begitu penting karena
pustakawanlah ujung tombak dari keberhasilan kegiatan pelayanan tersebut. Apalah
artinya sarana dan fasilitas yang lengkap, koleksi bahan pustaka yang memadai, apabila
hal tersebut tidak ditunjang oleh pustakawan yang mampu bekerja secara profesional.
Berkaitan dengan masalah pelayanan, perlu diperhatikan bahwa pustakawan yang
bertugas di bagian pelayanan hendaknya orang-orang yang mempunyai sikap dan
kepribadian

yang

baik,

memiliki

wawasan

pengetahuan

yang

luas,

inovatif,

berpenampilan menarik, mampu berkomunikasi dengan baik, ramah, sopan, dan supel.
Hendaknya pustakawan menghindari sikap kerja yang santai, menunggu, dan ada kesan
selalu menghindari untuk berinteraksi dengan pengguna, birokratis, dan berbelit-belit
dalam menyelesaikan suatu masalah.
Perlu disadari bahwa pada kegiatan pelayanan perpustakaan, pustakawan lebih
banyak berinteraksi dengan pengguna dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lain di
Perpustakaan. Maka dalam kegiatan pelayanan tersebut pustakawan dituntut untuk lebih
aktif dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan penggunanya.
Tanpa disadari banyak pustakawan hanya berhubungan dengan pengguna dengan
sangat terbatas. Mereka hanya menjawab bila kebetulan ditanya oleh pengguna dan jarang
berinteraksi dengan pengguna. Sehingga hal tersebut membuat pengguna kurang simpati
dan enggan untuk datang kembali ke perpustakaan.
4. Sikap Seorang Pustakawan
Dalam melayani pengunjung perpustakaan, lebih baik petugas dapat melakukan
beberapa hal seperti dalam SERVICE.
S

Smile for everyone

Excellent in everything we do

Reaching out to every guest with hospitality

V Viewing every guest as special


I

Inviting guest to return

Creating a warm atmosphere

Eye contact that shows we are

Pelayanan dalam perpustakaan mungkin bisa saja dilakukan dengan sikap petugas
yang bisa dikatakan ramah saat pengunjung datang. Senyum, sapa, salam kepada
pengunjung merupakan awal di mana pengunjung merasa dihargai kedatangannya.
Membantu pengunjung apabila ada kesulitan dalam pencarian buku dengan memerikan
petunjuk-petujuk di mana letak dan bisa mencarikan melalui internet apabila informasi
yang dibutuhkan tidak ada. Saat pengunjung meminta bantuan dan berbicara kepada
petugas hendaknya petugas manatap mukanya, setidaknya menghargai orang yang
mengajak bicara dengan kita. Tidak sibuk dengan pekerjaan sendiri. Dalam melayani
pengunjuung hendaknya kita melakukan dengan senang hati, tidak dengan perasaan
terpaksa membantu. Melayani orang yang memang sedang membutuhkan bantuan kita
bisa dikatakan melakukan suatu hal baik dalam kehidupan kita. Membuat pengunjung
merasakan puas akan pelayanan yang diberikan dapat membuat pengunjung datang
kembali untuk mendapatkan informasi.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, pustakawan
harus mengembangkan sikap-sikap sebagai berikut:
1) Mengenal masyarakat pengguna
2) Luwes dalan melayani
3) Mengetahui kemauan pengguna
4) Mempromosikan produk layanan
5) Melayani sampai tuntas
6) Tidak memaksakan kehendak
7) Melayani dengan wajah ceria
8) Menjamin kerahasiaan
9) Mau mendengarkan keluhan
10) Tidak berprasangka negatif
11) Mengucapkan terima kasih
(Hermawan S, Zulfikar Zen, 2006 : 130-139)

C. PENUTUP
1. Simpulan
Pelayanan perpustakaan merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang dilakukan
oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan pada terciptanya suasana yang
kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan dengan maksimal dan
seefisien mungkin. Untuk dapat mencapai semua itu maka perpustakaan perlu membuat
sebuah sistem pelayanan sebaik dan seefektif mungkin, sehingga semua jenis layanan
yang diberikan kepada pengguna perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Perpustakaan juga perlu membekali pustakawan/pengelola perpustakaannya dengan
pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang sistem dan jenis layanan yang diberikan
kepada pengguna perpustakaan, sehingga dalam pelaksanaannya sistem dan jenis layanan
yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Kualitas pelayanan perpustakaan menjadi ukuran bermanfaat tidaknya sebuah
perpustakaan bagi penggunanya. Pelayanan Perpustakaan Desa yang baik tentu membuat
kehadiran perpustakaan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa di
sekitar perpustakaan. Sedangkan pelayanan Perpustakaan sekolah yang baik adalah yang
dapat menunjang proses belajar di sekolah yang bersangkutan.
2. Saran
Seorang pustakawan yang baik tentunya dalam memberikan suatu layanan yang
terbaik kepada pengunjung dengan senang hati. Tidak akan mudah jenuh membantu orang
yang membutuhkan informasi. Selalu memberikan senyum dan tutur kata yang baik
kepada pengunjung merupakan langkah awal pandangan masyarakat mengenai seorang
pustakawan.

Anda mungkin juga menyukai