ABSTRAK
PENGANTAR
Serangga
melebihi semua hewan melata. Apabila dibandingkan dengan hewan vertebrata dan invertebrata
kelompok arthropoda yang didalalamnya terdapa kelas insekta atau serangga merupakan hewan
yang paling berhasil mengembangkan jenisnya. Sebanyak 75% dari hewan di bumi adalah
artropoda (Borror dan Delong, 1971 dalam Sih Kahono dkk). Serangga dapat dijumpai pada
semua tipe habitat misalnya di tanah, bawah batu atau pada kayu lapuk. Serangga telah hidup
dimuka bumi kira-kira 350 juta tahun yang lalu. Selama kurun waktu tersebut, serangga
mengalami evolusi dalam beberapa hal dan menyesuaikan kehidupan pada hampir setiap sel
habitat (Borror, Johnson dan Triplehron, 1992). Kehadiran serangga pada tumbuhan berperan
dalam membantu proses penyerbukan silang sehingga dapat meningkatkan hasil buah dan biji.
Keuntungan penyerbukan silang pada tanaman ialah meningkatkan kualitas dan kuantitas buah
dan biji yang terbentuk akibat terjadinya fertilisasi (Bart, 1991).
Kampus Universitas Negeri Surabaya yang terletak di daerah Ketintang Surabaya
memiliki banyak taman yang terletak disekitar gedung pada masing-masing fakultas. Tamantaman tersebut ditumbuhi dengan berbagai jenis tanaman mulai dari tanaman perdu maupun
tanaman hias. Keanekaragaman flora yang ada di kampus Universitas Negeri Surabaya Ketintang
dapat dilihat dari berbagai jenis famili yang ada, misalnya famili Agaveceae, famili Annonaceae,
famili Malvaceae dan sebagainya. Di kampus Universitas Negeri Surabaya Ketintang hampir
semua gedung dan fakultas memiliki taman dari berbagai famili yang tumbuh dengan baik,
misalnya saja spesies famili Malvaceae yang dapat ditemukan adalah bunga sepatu merah
(Hibiscus rosa-sinensis) yang berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) dan Fakultas Ekonomi (FE), tanaman bunga sepatu merah muda tumpuk, tanaman
bunga sepatu merah tumpuk dan bunga sepatu putih dapat ditemukan di Fakultas Teknik (FT) .
Bunga yang biasanya disukai oleh serangga adalah bunga yang berwarna cerah dan
indah, terlihat jelas, mempunyai ukuran yang sedang dan produksi nektarnya cukup banyak
(Free, 1990). Hibiscus rosa-sinensis merupakan salah satu kelompok bunga dari famili
malvaceae yang memiliki bunga yang cerah dan terlihat jelas karena mempunyai ukuran yang
besar. Tumbuhan ini bersifat perdu atau pohon kecil dengan tinggi mencapai 1,2 meter
(Triwahyuni dan Kadir, 2000).
Hibiscus rosa-sinensis atau bunga sepatu mempunyai bunga berbentuk corong,
mempunyai kelopak bunga berwarna merah, merah muda, kuning atau putih, mempunyai benang
sari banyak dengan tangkai sari berwarna merah, kepala sari berwarna kuning dan putik
berbentuk tabung (Nurlaela, 2011).
Penelitian tentang identifikasi awal kandungan kimia pada Hibiscus rosa-sinensis
menunujukkan adanya pigmen antosianin yang memnyebabkan bunganya berwarna mencolok.
Warna mencolok pada Hibiscus rosa-sinensis berfungsi untuk menarik perhatian hewan misalnya
serangga untuk mendatangi bunga (Nurlaela, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,
mempelajari dan mengidentifikasi keanekaragaman berbagai jenis serangga pengunjung tanaman
famili malvaceae yang meliputi tanaman Hibiscus rosa-sinensis yang ada disekitar Kampus
Universitas Negeri Surabaya Ketintang.
Metode Penelitian
Clerodendrum paniculatum L.
(Lamiaceae).
Serangga yang hinggap ditangkap dengan menggunakan jaring serangga dan pinset. Serangga
yang didapatkan lalu dimatikan. Untuk kupu-kupu ditekan thoraksnya lalu diberi kapur barus
agar tidak diserang predator seperti semut dan dimasukkan ke dalam kertas segitiga setelah itu
disimpan dalam kotak segitiga. Apabila yang didapatkan semut, diambil menggunakan pinset.
Jika didapatkan serangga lain seperti lebah, penyengat dan kumbang langsung dimatikan
menggunakan botol pembunuh yang telah diberi kloroform dan dimasukkan ke dalam amplom
untuk mendapatkan spesimen yang kering sebelum dibuat insektarium.
Serangga yang dikoleksi dipilih yang berukuran relatif besar, diawetkan secara kering.
Pengawetan dilakukan dengan cara serangga ditusuk thoraksnya secara tegak lurus dengan jarum
dan ditancapkan diatas papan perentang. Sayapnya direntangkan dan ditusuk dengan jarum setara
pada sayap yang direntangkan tersebut. Serangga dikeringkan dalam ruangan yang kering dan
tidak lembap dengan kisaran suhu 35-40 0C selama lebih kurang satu minggu sampai spesimen
kering. Setelah kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak koleksi, diberi label dan kapur
barus sebagai pengawet. Untuk serangga yang berukuran kecil, ditempelkan pada kertas lancip
atau ditempelkan pada jarum. Selanjutnya serangga diidentifikasi dengan menggunakan buku
acuan Hadi, Tarwotjo dan Rahardian(2010), Kahono dkk (2003), Subyanto dan Sulthoni (1991).
Pengidentifikasian dilanjutkan dengan beberapa pengukuran seperti panjang tubuh, panjang
sayap depan, panjang sayap belakang, rentang sayap, panjang probosis, panjang kepala, lebar
kepala panjang antena, panjang lidah, panjang antena, panjang thoraks dan panjang paha. Jenis
dan jumlah individu serangga pada tumbuhan famili malvaceae ditampilkan dalam bentuk tabel.
Masing-masing dideskripsikan dengan menampilkan foto.
Hasil
Jumlah serangga
DAFTAR PUSTAKA
Bart, F. G. 1991. Insect and Flowers. The Biology of Partnership. Princeton University Press.
New Jersey.
Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F. Jonhson.1992. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Universitas Gajah mada. Yogyakarta.
Nurlaela, 2011. Ekstraksi dan Uji Stabilitas Zat Warna Alami dari Bunga Kembang Sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L) dan Bunga Rosella (Hibiscus sabdariff L). Tidak
Dipublikasikan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Triwahyuni, T. C. dan Kadir, A. 2000. Serial Galeri Eksotika. Pesona 500 Jenis Tanaman Hias
Bunga. Lily Publisher. Yogyakarta.