Anda di halaman 1dari 7

Politik & Partai Politik

Nama

: Simbolon, Yosua Oloan

NPM

: 2016320089

KELAS

:K

PENDAHULUAN
Dahulu terdapat kumpulan suatu masyarakat yang membentuk negara/kerajaan.
Namun mereka dipojokkan pada suatu problematika yaitu sumber daya terbatas dan
kepuasaan&kepentingan bersama ,maka terbentuklah yang namanya politik. Politik
memiliki tujuan untuk mensejahterakan kehidupan bersama. Politik itu sendiri dijalankan
oleh pemerintah dengan menggunakan kekuasaan untuk melakukan pengambilan keputusan
yang menghasilkan kebijakan publik untuk di alokasi dan distribusi.
Dalam menjalankan politik pun diperlukan partai untuk mendukungnya. Partai Politik
ialah suatu kelompok yang terorganisir di mana para anggotanya mempunyai orientasi, citacita dan nilai-nilai yang sama. Secara umum partai politik dapat diartikan sebagai sarana
politik yang menjadi jembatan bagi para pelaku politik dalam usahanya untuk mendapatkan
kekuasaan politik dalam suatu negara yang mempunyai ciri-ciri mandiri dalam perihal
finansial, memiliki ideologi atau haluan politiknya secara tersendiri, lalu mengusung
kepentingan suatu kelompok dalam hal politik dan juga memberikan pembangunan secara
politik. Seperti yang dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya Partisipasi Politik dan
Partai Politik mengemukakan definisi partai politik sebagai berikut :
Partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik
yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada menguasai
kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat, dengan
beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Dengan demikian
partai politik merupakan perantara besar yang menghubungkan kekuasaan-kekuasaan dan
ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang
mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas..
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No.31 Tahun 2003, Partai Politik
berfungsi sebagai sarana : Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar
menjadi warga negara Republik Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
Penciptaan iklim yang kondusif dan program konkrit serta sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan
masyarakat;
Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat
secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan
negara;
Partisipasi politik warga negara;
Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan mempertahankan kesetaraan gender
Dari definisi di atas, di dapatkan 2 pandangan mengenai tujuan partai politik yaitu :
Secara Etis/normatif , dimana partai politik memiliki tujuan utama yaitu
menguasai pemerintahan sehingga mereka dapat lebih leluasa melaksanakan
keinginan-keinginan mereka dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan
bersama.

Namun di sisi lain, terdapat pula pandangan yang Pragmatis dimana melihat
partai politik tidak lebih dari kendaraan politik bagi sekelompok elite yang
berkuasa atau yang ingin berkuasa.

PEMBAHASAN

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta sebentar lagi akan dilangsungkan , dimana akan
dilangsungkan pada 2017 nanti . Hal yang menjadi sorotan tentu saja Gubernur DKI Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) yang mana awalnya memilih maju independent tanpa dukungan
partai politik ,hal ini disebabkan PDIP yang belum memutuskan mengusung Ahok dalam
Pilkada nanti karena adanya masalah internal antara Ahok-PDIP. Ahok berujar Partai
silahkan mendukung, tetapi sebaiknya jangan mengusung (KOMPAS , 14 April 2016).
Dalam konteks Pilkada, mendukung berbeda dengan mengusung. Catat dengan tinta tebal,
mendukung berbeda dengan mengusung. Jika mendukung Ahok artinya PDIP sebagai partai
pemenang pemilu sekaligus satu-satunya partai yang bisa mengusung calon tanpa perlu
berkoalisi harus melepaskan semua atribut parpol. Jika mendukung Ahok maka PDIP harus
melepas baju parpol dan tampil sebagai individu-individu yang bebas parpol. Ketika
mendaftarkan diri ke KPU, Ahok maju secara independen tanpa melibatkan administrasi
parpol. Semua masalah pendaftaran menjadi tanggungjawab kandidat sepenuhnya.
Sedangkan mengusung artinya semua persyaratan administrasi pendaftaran cagub ke KPU
menjadi tanggungjawab parpol. Parpol harus menampakkan wajah aslinya. Jadi sangat jelas
perbedaannya antara mendukung dan mengusung.
Ahok yang memiih untuk maju independent ternyata memiliki dujungan dari sejumlah
warga DKI yang berisi para relawan pendukung Ahok . Komunitas Teman Ahok mulai
muncul ketika Ahok menggantikan posisi Jokowi sebagai gubernur Jakarta. Jokowi terpilih
menjadi Presiden di pemilu 2014 bersama Jusuf Kalla. Teman Ahok terbentuk, tepatnya
ketika warga Jakarta melakukan aksi mendukung Ahok dalam menghadapi perseteruan
dengan DPRD yang kemudian dikenal sebagai aksi Lawan Begal APBD. Ketika itu, Ahok
sudah keluar dari Partai Gerindra sehingga praktis dia tidak punya dukungan partai.
Teman Ahok selama ini giat menggalang dukungan buat Ahok. Mereka menghimpun
fotokopi KTP warga Jakarta untuk tiket Ahok mendaftar ke KPUD DKI Jakarta menjadi
calon gubernur independen bersama Heru Budi Hartono. Posko pusat Teman Ahok berada di
Graha Pejaten, nomor 3, Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mereka punya
puluhan cabang di seantero Jakarta, umumnya di mal. Saat ini, mereka sudah berhasil
menghimpun sebanyak 900.282 fotokopi KTP warga Jakarta, belum termasuk tambahan hari
ini. Mereka memasang target bulan Juli nanti mendapatkan satu juta fotokopi. Jumlah yang
sudah terkumpul sebenarnya sudah melebihi syarat yang ditetapkan KPUD DKI Jakarta yang
hanya 530 ribu fotokopi lembar.
Akhir-akhir ini ternyata Teman Ahok dikejutkan oleh berita yang menyatakan bahwa
Ahok ternyata memilih maju lewat parpol. Sebelumnya, Ahok selalu menggembargemborkan
akan maju melalui jalur independen, jalur ini dia pilih karena menganggap jalur partai harus
memakai mahar.

Dukungan Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar lah yang membuat Ahok
berubah pikiran. Keputusan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memilih jalur partai politik
untuk maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 memunculkan kekecewaan di
sejumlah kalangan masyarakat. Reaksi masyarakat pun muncul deras di dunia maya. Lewat
tagar #BalikinKTPGue, reaksi netizen yang keras mengkritik tindakan Ahok, mendukung,
hingga sekadar melontarkan komentar menggelitik bisa dilihat di media sosial Twitter.
Contohnya seperti yang dihimpun Harian Tempo (29/07) dalam merangkum beberapa
komentar warga DKI ;
Dalam minggu ini atau minggu depan, saya beserta beberapa kawan akan ke Pejaten
untuk cabut KTP kami #BalikinKTPGue, cuit akun Twitter @DaniJohn, Kamis, 28
Juli 2016.
Jangan lupa yang datengin mall-mall keren, lagi dibuka booth #BalikinKTPGue bagi
yang gak terima keputusan nyahok, hehehe, tulis akun @KZukri.
Di antara para netizen, ada pula yang masih mendukung Ahok. Mereka tak mempersoalkan
keputusan mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Pemilik akun @mentarimuliawan,
misalnya, menulis,
Ahok tak pernah minta, jadi dia tak ada kewajiban untuk penuhi petisi. Ngumpulin
(KTP)-nya juga gampang dan gratis, so so why pada teriak #BalikinKTPGue?
Ada pula tweet @wulsap yang berpendapat bahwa tagar tersebut diributkan mereka yang
hanya ingin berkomentar, padahal tak terlibat langsung dalam Pilkada DKI sebagai pemilih.
Yang justru ribet #BalikinKTPGue malah yang tak nyerahin KTP.
Di luar komentar pro-kontra tersebut, terdapat sejumlah netizen yang memberikan komentar
cenderung bersifat bercanda karena tak menanggapi serius tagar tersebut.
Kekanak-kanakan kayak kalian waktu pacaran, putus balikin barang, nah lho!
cuit akun @pesulimasean.
Ahok sendiri mengatakan pengumpulan KTP untuk dirinya maju secara independen tidaklah
sia-sia, meskipun akhirnya ia mengambil jalur politik dengan dukungan sejumlah partai
politik besar. Dia justru mempertanyakan sikap pihak yang kecewa terhadap keputusannya
tersebut.
"Makanya, sekarang yang ngomong kecewa itu, saya mesti tanya, Anda ngumpulin
KTP pengen saya jadi gubernur kembali atau pengen saya melawan seluruh partai
politik?" ujar Ahok. Dalam wawancara Harian Tempo ( Juli 2016)

Keputusan Ahok rupanya turut menyedot perhatian dari para pengamat politk yamg
memberi berbagai macam tanggapanmengenai kasus ini. Pengamat politik dari Charta
Politika, Yunarto Wijaya, menyampaikan, positifnya, dukungan kepada Ahok akan
berdampak besar terhadap elektabilitas partai nantinya.
Apalagi, kepercayaan masyarakat terhadap partai cenderung berkurang karena
sejumlah masalah, seperti korupsi oleh kader partai, hingga isu pemberian mahar politik bagi
bakal calon yang ingin maju menjadi kepala daerah.Dalam wawancara KOMPAS.com ,Rabu
(27/7/2016) ia berkata :
"Ketika mereka dukung Ahok yang punya integritas, itu bisa menghilangkan image
partai yang katanya biasa meminta mahar. Image baru yang positif akan terbentuk di
masyarakat,"
Sementara itu, dampak negatifnya, kata Yunarto, dikhawatirkan terjadi demoralisasi sebagian
kader partai pendukung Ahok. Yunarto menilai, ada kemungkinan keputusan ini
memunculkan kecemburuan di kalangan kader partai karena partai mereka lebih memilih
untuk mengusung tokoh eksternal.
"Negatifnya adalah bukan tidak mungkin akan terjadi demoralisasi bagi sebagian
kader internal partai yang harusnya jatah calon kepala daerah diberikan kepada kader
internal, malah diberikan kepada orang di luar partai," ujar Yunarto.

KESIMPULAN
Terlepas dari kasus Ahok yang memilih maju lewat partai politik setelah sebelumnya
memutuskan maju secara independent ,menunjukan bahwa Ahok ternyata memiliki pengaruh
yang kuat dalam hati masyarakat. Salah satu contohnya yaitu saat para pendukung Ahok yang
bernama Teman Ahok, mereka sukses mengumpulkan KTP hingga mencapai jutaan sebagai
bentuk partispasi masyarakat dalam mendukung Ahok. Hal ini bisa dibilang menakjubkan
karena mereka yang terlibat dalam Teman Ahok merupakan relawan yang rata-rata berasal
dari golongan pemuda/i. Seperti yang kita tahu bahwa pada saat ini jumlah golongan muda
yang memilih GolPut masih cukup tinggi di Indonesia. Hal ini terjadi karena bentuk
kejengahan mereka melihat kinerja para politisi yang selalu mengumbar tentang hal ini-itu
tapi hasilnya nihil yang akhirnya membuat masyarakat kecewa. Situasi ini menyatakan bahwa
politik mulai kehilangan tepat di hati masyarakat dan kinerja para politisi yang dinilai tidak
efisien dalam mengemban tugasnya. Hal yang berbeda justru terjadi pada Ahok ketika tidak
mendapat dukungan dari partai poltik untuk mengikuti Pemilukada DKI 2017 namun
mendapat respon positif dari masyarakat. Masyarakat mulai menarik diri untuk ikut
berpartisipasi politik dengan mendukung Ahok dan menggelar berbagai bentuk kampanye
untuk menggalang dukungan kepada Ahok lewat belakang. Dalam peritiwa ini membuktikan
bahwa kinerja Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI di akui oleh banyak masyarakat.
Ahok yang terkenal dengan sifatnya yang ceplas-ceplos dan tegas disukai oleh masyarakat
yang menunjukkan secara tidak langsung bahwa politik bersikap terbuka dan bekerja demi
kejejahteraan bersama meski kadang langkah yang diambil Ahok menuai kecaman. Banyak
perubahan signifikan seperti pembaharuan tata kota serta memecat bawahannya yang dinilai
kurang kompeten. Oleh karenanya tidak mengherankan jika banyak lembaga survei yang
memprediksi jika Ahok sebagai kandidat paling kuat dalam memenangkan Pemilukada DKI
2017 .

DAFTAR PUSTAKA
Mediaappr,2007. Prosedur Pembentukan Partai,
(https://mediappr.wordpress.com/2007/09/20/prosedure-pembentukan-partai.html)

Budiarjo,Mariam .Partisipasi dan Partai Politik.Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,1998.


KOMPASIANA , 21 Maret 2016 , Maaf , PDIP tidak akan mendukung Ahok ,
(http://www.kompasiana.com/kenhirai/maaf-pdip-tidak-akan-mendukung-ahok.html )
Siswanto , Mei 2016 . Kisah di Balik Layar Terbentuknya Relawan Teman Ahok ,
(http://www.suara.com/news/2016/05/29/165236/kisah-di-balik-layar-terbentuknya-relawanteman-ahok)
Yohanes Paskalis , 29 Juli 2016 , Ahok Maju Lewat Partai, Netizen: #BalikinKTPGue ,
(https://m.tempo.co/read/news/2016/07/29/083791541/ahok-maju-lewat-partai-netizenbalikinktpgue)
David Oliver , 28 Juli 2016 , Keuntungan dan Kerugian bagi Parpol Pendukung Ahok ,
(http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/28/14171661/keuntungan.dan.kerugian.bagi.p
arpol.pendukung.ahok)

Anda mungkin juga menyukai