Oleh :
NI KADEK ERINA PURNAMASARI DEWI
IDA BAGUS KETUT YUDA KARTANA
KADEK CYNTIA PRATIWI
(1515151004)
(1515151005)
(1515151006)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami pamjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
Ekonomi Moneter ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Permintaan Uang. Dimana diharapkan
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang isi dari Permintaan Uang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan,
Denpasar, 20 Februari 2016
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3 Tujan Penulisan.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................3
2.1 Pengertian permintaan uang menurut klasik............................3
2.2 Menghitung permintaan uang menurut Ricardo, Irving, Visher,
dan Marshall...................................................................................3
2.3 Pengertian permintaan uang menurut Keynes.........................5
2.4 Perhitungan permintaan uang untuk transaksi, berjaga-jaga
dan spekulasi..................................................................................5
2.5 Pengertian teori Kuantitas Modern...........................................6
2.6 Pengertian teori Keynes Modern dengan pendekatan inventoru
dan keseimbangan portofolio.........................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................9
3.1 Simpulan...................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam setiap pembahasan mengenai permintaan uang perlu diperjelas
mengenai definisi uang. Hal ini mengingat adanya banyak definisi mengenai uang.
Dalam hal ini, uang didefinisikan sebagai alat tukar (medium of exchange), yaitu suatu
barang atau kekayaan riil yang secara umum dapat diperima sebagai pembayaran.
Uang juga dipergunakan sebagai penyimpan nilai dan sebagai alat pengukur, atau
secara ringkasnya biasa dinyatakan dalam satuan uang.
Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat,
sehingga untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah
satu fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa
dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem
perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat,
sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh
uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih
mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Pengertian permintaan akan uang di definisikan sebagai keseluruhan jumlah
uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan. Yang dipengaruhi oleh
pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan
semakin besar. Hal ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan
meningkatnya pendapatan. Selain pendapatan riil tingkat suku bunga juga merupakan
faktor yang mempengaruhi permintaan akan uang Semakin tinggi suku bunga,
permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan
membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika
tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan
suku bunga yang ada daripada berspekulasi. Tingkat harga umum merupakan faktor
ketiga dalam konsep permintaan akan uang. Semakin tinggi tingkat harga umum,
permintaan akan uang akan semakin bertambah. Hal ini karena harga barang/jasa
bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.
Pengeluaran konsumen, Faktor terakhir dalam konsep permintaan akan uang ini
menjelaskan, misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang
Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan uang
juga akan bertambah.
Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang
berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang
tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan
pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya
uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output
yangdihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori
kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher dan dikembangkan oleh Marshall.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan permintaan uang menurut klasik?
2. Bagaimana cara menghitung permintaan uang menurut Ricardo, Irving,
Visher, dan Marshall?
3. Apa yang dimaksud dengan permintaan uang menurut Keynes?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian permintaan uang menurut klasik
Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat tukar.
Oleh karena itu, jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Jika tingkat output meningkat, jumlah uang yang diminta
akan meningkat. Perubahan dalam uang yang beredar akan mengakibatkan perubahan
yang sama besarnya terhadap harga-harga. Misalnya, bila uang beredar bertambah
sebanyak 5 persen maka tingkat harga juga akan naik sebesar 5 persen. Sebaliknya,
bila uang beredar berkurang sebesar 5 persen maka tingkat harga juga akan turun
sebesar 5 persen.
Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan
uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan
antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga.
Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan
akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi
dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.
2.2 Menghitung permintaan uang menurut Ricardo, Irving, Visher, dan Marshall
1. Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung
pada jumlah uang yang beredar. Pernyataan yang dikemukakan oleh David Ricardo
dikenal sebagai Teori Kuantitas, dengan bunyi sebagai berikut :
1) Jumlah uang berbanding terbalik dengan nilai uang
Apabila jumlah uang bertambah menjadi dua kali lipat dari jumlahnya semula
maka nilai uang akan mengalami penurunan menjadi setengah dari nilai
semula. Sebaliknya, apabila jumlah uang berkurang menjadi setengah dari
jumlah semula, maka nilai uang akan mengalami kenaikan menjadi dua kali
lipat dari nilai semula.
2) Harga barang berbanding lurus dengan banyaknya uang yang beredar.
Apabila jumlah uang ditambah dua kali lipat sedangkan jumlah barang yang
diperdagangkan tetap, maka harga barang tersebut akan cenderung mengalami
kenaikan sebesar dua kali lipat.
M : Kp atau P = 1 MK
Keterangan :
M : the quantity of money (jumlah uang yang beredar)
P : price (tingkat harga)
K : konstanta atau faktor tetap
Teori kuantitas Ricardo tersebut dapat berlaku jika dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Harga-harga menunjukkan perubahan perbandingan yang sama terhadap
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila jumlah uang yang beredar di
masyarakat mengalami kenaikan sebesar dua kali lipat, maka harga barang
juga akan mengalami kenaikan dua kali lipat. Sebaliknya apabila jumlah uang
yang beredar berkurang menjadi setengah dari jumlah semula, maka harga
barang akan turun menjadi setengah dari harga semula.
3
1
V
Secara matematis formulasi Marshall ini sama dengan Irving Fisher, namun
implikasinya. Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan
sebagian tertentu dari pendapatannya (Y) diwujudkan dalam bentuk uang kas.
M = Ky dimana k =
untuk uang ini tidak ditekankan oleh keynes (seperti halnya teori cambridge) dalam
analisis selanjutnya. Salah satu sebab adalah karena ia ingin menekankan peranan
tingkat bunga dalam penentuan permintaan akan uang untuk tujuan lain, yaitu
spekulasi.
2) Permintaan uang untuk berjaga-jaga (Precautionary Demand)
Keynes juga mengemukakan pengeluaran diluar rencana transaksi normal,
misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan
pembayaran yang tak terduga lain. Menurut keynes permintaan uang untuk tujuan
berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan akan uang untuk bertransaksi, yaitu terutama dipengaruhi
oleh tingkat penghasilan orang tersebut, dan mungkin dipengaruhi pula oleh tingkat
bunga.
3) Permintaan uang untuk spekulasi (Speculative Demand)
Spekulasi berarti melakukan sesuatu tindakan atas dasar ramalan perubahan
nilai harta di masa depan. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut
keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah
keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan/motif spekulasi. Contohnya, Jika
seorang spekulan meramalkan bahwa harga rumah, nilai saham, atau harga emas akan
meningkat dimasa depan, mereka akan membeli rumah, saham, atau emas, dan bukan
menyimpan uang. Jadi, dalam hal ini spekulan berharap bahwa mereka akan
mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga rumah, saham, atau emas di masa
depan. Ini tentu dengan sendirinya mengurangi permintaan uang.
2.5 Pengertian teori Kuantitas Modern (Friedman)
Friedman tidak bertitik tolak dari pembahasan yang mendalam mengenai
motif-motif memegang uang. Secara umum dianggap bahwa orang mau memegang
uang karena uang adalah salah satu bentuk aktiva (asset) yang memberikan manfaat
karena merupakan sumber daya beli yang liquid (readily available source of
purchasing power). Teori permintaan uang Friedman menganggap bahwa pemilik
kekayaan memutuskan aktiva-aktiva apa (termasuk uang tunai) dan berapa yang
akan ia pegang atas dasar perbandingan manfaat (penghasilan dalam bentuk uang
ataupun dalam bentuk in natura ataupun utility), selera dan jumlah kekayaannya.
Pengertian kekayaan dari Friedman mempunyai ciri khas, yaitu bahwa yang
dimasukkan dalam definisi kekayaan tidak hanya aktiva-aktiva yang berbentuk
uang atau bisa diubah (dijual) menjadi uang, tetapi juga nilai (tepatnya,nilai
sekarang atau present value) dari aliran aliran penghasilan di tahun-tahun
mendatang dari tenega kerjanya. Friedman berpendapat bahwa kekayaan tidak lain
adalah nilai sekarang dari aliran-aliran penghasilan yang diharapkan dari aktiva aktiva yang dipegang. Konsep kekayaan dari Friedman ini merupakan suatu inovasi
dalam teori ekonomi mengenai capital, dan sekaligus merupakan jembatan antara
teori permintaan biasa (untuk barang dan jasa) dengan teori capital.
Pengertian yang kedua adalah konsep manfaat. Manfaat dari setiap bentuk
aktiva merupakan faktor pertimbangan dari pemilik kekayaan untuk memutuskan
berapa jumlah dari masing-masing bentuk aktiva yang akan ia pegang. Disebut diatas
bahwa Marginal Rate of Substitution dari suatu aktiva terhadap aktiva-aktiva lain
menurun dengan makin besarnya jumlah aktiva tersebut yang dipegang. Ini berarti
bahwa bila seseorang memegang terlalu banyak satu bentuk aktiva, misalnya uang
maka manfaat marginal dari uang akan menjadi lebih kecil dari pada marginal returns
dari aktiva-aktiva yang lain. Ini berarti bahwa ia bila ia mengurangi jumlah uang yang
6
C
, maka :
2
7
2bT
Md =
.P
r
1
Dimana : =
2
2
Md
=
P
C
2
1
2
2bT
atau
r
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat tukar.
Oleh karena itu, jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Jika tingkat output meningkat, jumlah uang yang diminta
akan meningkat. Perubahan dalam uang yang beredar akan mengakibatkan perubahan
yang sama besarnya terhadap harga-harga.
Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung
pada jumlah uang yang beredar. Pernyataan yang dikemukakan oleh David Ricardo
dikenal sebagai Teori Kuantitas, dengan bunyi sebagai berikut : Jumlah uang
berbanding terbalik dengan nilai uang dan harga barang berbanding lurus dengan
banyaknya uang yang beredar.
M : Kp atau P = 1 MK
Teori kuantitas Ricardo tersebut dapat berlaku jika dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Harga-harga menunjukkan perubahan perbandingan yang sama terhadap
jumlah uang yang beredar di masyarakat.
2. Jumlah uang seluruhnya sebanding dengan pengeluaran masyarakat.
Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:
MV = PT
Beberapa versi teori ini adalah :
Pertama, dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan (T) dengan
output riil (O), sehingga formulasi teori kuantitas menjadi :
MV = PO = Y
Teori Marshall dinyatakan dalam sebuah rumus sebagai berikut :
M = Kpo
1
V
Secara matematis formulasi Marshall ini sama dengan Irving Fisher, namun
implikasinya. Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan
sebagian tertentu dari pendapatannya (Y) diwujudkan dalam bentuk uang kas.
Sehingga, kY merupakan keinginan individu/masyarakat akan uang kas (M d). Secara
sistematis dapat diformulasikan sebagai :
Md = Kpo = Ky
Robertson berpendapat bahwa nilai uang adalah tenaga untuk membeli
barang-barang yang dibutuhkan oleh seseorang. Pendapatnya ini dinyatakan ke dalam
sebuah rumus sebagai berikut :
M = Ky dimana k =
MV = KTP atau P = MT
MV = PT disubstitusikan M = KTP
Teori uang Keynes adalah teori yang bersumber dari teori Cambridge, tetapi
Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori moneter tradisi klasik.
Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan pada fungsi uang yang lain,
yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini
9
10
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin. 2000. Edisi 4. Ekonomi Moneter I BPFE UGM. Yogyakarta.
11