Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI MONETER

Oleh :
NI KADEK ERINA PURNAMASARI DEWI
IDA BAGUS KETUT YUDA KARTANA
KADEK CYNTIA PRATIWI

(1515151004)
(1515151005)
(1515151006)

PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami pamjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
Ekonomi Moneter ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Permintaan Uang. Dimana diharapkan
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang isi dari Permintaan Uang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan,
Denpasar, 20 Februari 2016
Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3 Tujan Penulisan.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................3
2.1 Pengertian permintaan uang menurut klasik............................3
2.2 Menghitung permintaan uang menurut Ricardo, Irving, Visher,
dan Marshall...................................................................................3
2.3 Pengertian permintaan uang menurut Keynes.........................5
2.4 Perhitungan permintaan uang untuk transaksi, berjaga-jaga
dan spekulasi..................................................................................5
2.5 Pengertian teori Kuantitas Modern...........................................6
2.6 Pengertian teori Keynes Modern dengan pendekatan inventoru
dan keseimbangan portofolio.........................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................9
3.1 Simpulan...................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam setiap pembahasan mengenai permintaan uang perlu diperjelas
mengenai definisi uang. Hal ini mengingat adanya banyak definisi mengenai uang.
Dalam hal ini, uang didefinisikan sebagai alat tukar (medium of exchange), yaitu suatu
barang atau kekayaan riil yang secara umum dapat diperima sebagai pembayaran.
Uang juga dipergunakan sebagai penyimpan nilai dan sebagai alat pengukur, atau
secara ringkasnya biasa dinyatakan dalam satuan uang.
Uang merupakan sesuatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat,
sehingga untuk melakukan transaksi ekonomi tidak mengalami kesulitan, karena salah
satu fungsi dari uang adalah sebagai standart nilai, maka seluruh barang atau jasa
dinilai dengan satuan uang. Uang merupakan unsur terpenting dalam suatu sistem
perekonomian modern. Kehadiran uang sudah melembaga dalam masyarakat,
sehingga segala aktivitas masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak ditentukan oleh
uang. Dengan adanya uang, transaksi yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih
mudah, cepat, dan tidak terlalu dibatasi lagi oleh dimensi waktu.
Pengertian permintaan akan uang di definisikan sebagai keseluruhan jumlah
uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan. Yang dipengaruhi oleh
pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan
semakin besar. Hal ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan
meningkatnya pendapatan. Selain pendapatan riil tingkat suku bunga juga merupakan
faktor yang mempengaruhi permintaan akan uang Semakin tinggi suku bunga,
permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku bunga akan
membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika
tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di bank dengan jaminan
suku bunga yang ada daripada berspekulasi. Tingkat harga umum merupakan faktor
ketiga dalam konsep permintaan akan uang. Semakin tinggi tingkat harga umum,
permintaan akan uang akan semakin bertambah. Hal ini karena harga barang/jasa
bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk membelinya.
Pengeluaran konsumen, Faktor terakhir dalam konsep permintaan akan uang ini
menjelaskan, misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang
Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan uang
juga akan bertambah.
Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang
berpendapat. Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang
tidak memiliki pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan
pendapatan nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya
uang beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output
yangdihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori
kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher dan dikembangkan oleh Marshall.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan permintaan uang menurut klasik?
2. Bagaimana cara menghitung permintaan uang menurut Ricardo, Irving,
Visher, dan Marshall?
3. Apa yang dimaksud dengan permintaan uang menurut Keynes?

4. Bagaimana cara menghitungan permintaan uang untuk transaksi, berjaga-jaga


dan spekulasi?
5. Apa yang dimaksud dengan teori Kuantitas Modern?
6. Apa yang dimaksud dengan teori Keynes Modern dengan pendekatan
inventoru dan keseimbangan portofolio
1.3 Tujan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan permintaan uang menurut
klasik?
2. Untuk mengetahui cara menghitung permintaan uang menurut Ricardo, Irving,
Visher, dan Marshall?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan permintaan uang menurut
Keynes?
4. Untuk mengetahui cara menghitungan permintaan uang untuk transaksi,
berjaga-jaga dan spekulasi?
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori Kuantitas Modern?
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori Keynes Modern dengan
pendekatan inventoru dan keseimbangan portofolio

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian permintaan uang menurut klasik
Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat tukar.
Oleh karena itu, jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Jika tingkat output meningkat, jumlah uang yang diminta
akan meningkat. Perubahan dalam uang yang beredar akan mengakibatkan perubahan
yang sama besarnya terhadap harga-harga. Misalnya, bila uang beredar bertambah
sebanyak 5 persen maka tingkat harga juga akan naik sebesar 5 persen. Sebaliknya,
bila uang beredar berkurang sebesar 5 persen maka tingkat harga juga akan turun
sebesar 5 persen.
Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan
uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan
antara penawaran uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga.
Hubungan dua variable dijabarkan lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan
akan uang. Perubahan akan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi
dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang.
2.2 Menghitung permintaan uang menurut Ricardo, Irving, Visher, dan Marshall
1. Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung
pada jumlah uang yang beredar. Pernyataan yang dikemukakan oleh David Ricardo
dikenal sebagai Teori Kuantitas, dengan bunyi sebagai berikut :
1) Jumlah uang berbanding terbalik dengan nilai uang
Apabila jumlah uang bertambah menjadi dua kali lipat dari jumlahnya semula
maka nilai uang akan mengalami penurunan menjadi setengah dari nilai
semula. Sebaliknya, apabila jumlah uang berkurang menjadi setengah dari
jumlah semula, maka nilai uang akan mengalami kenaikan menjadi dua kali
lipat dari nilai semula.
2) Harga barang berbanding lurus dengan banyaknya uang yang beredar.
Apabila jumlah uang ditambah dua kali lipat sedangkan jumlah barang yang
diperdagangkan tetap, maka harga barang tersebut akan cenderung mengalami
kenaikan sebesar dua kali lipat.
M : Kp atau P = 1 MK
Keterangan :
M : the quantity of money (jumlah uang yang beredar)
P : price (tingkat harga)
K : konstanta atau faktor tetap
Teori kuantitas Ricardo tersebut dapat berlaku jika dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Harga-harga menunjukkan perubahan perbandingan yang sama terhadap
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila jumlah uang yang beredar di
masyarakat mengalami kenaikan sebesar dua kali lipat, maka harga barang
juga akan mengalami kenaikan dua kali lipat. Sebaliknya apabila jumlah uang
yang beredar berkurang menjadi setengah dari jumlah semula, maka harga
barang akan turun menjadi setengah dari harga semula.
3

b) Jumlah uang seluruhnya sebanding dengan pengeluaran masyarakat. Misal


jumlah uang yang beredar di masyarakat adalah Rp. 20.000.000,00, berarti
pengeluarna masyarakat seluruhnya adalah Rp. 20.000.000,00 juga.
2. Irving Fisher
Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving
Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai
faktor yang mempengaruhi nilai uang.
Irving Fisher memaparkan teori nilai uang yang disebut Transaction Velocity
Theory, melengkapi teori dari David Ricahrdo yang tidak memperhatikan faktor
kecepatan perputaran uang. Fisher berpendapat bahwa kecepatan uang beredar serta
kecepatan perputaran barang dan jasa adalah faktor yang sanga penting dalam
pengukuran nilai uang. Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai
berikut:
MV = PT
Keterangan:
M : the quantity of money (jumlah uan yang beredar)
V : velocity of circulation of money (kecepatan uang beredar)
P : price (harga)
T : volume of trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
Beberapa versi teori ini adalah :
Pertama, dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan (T) dengan
output riil (O), sehingga formulasi teori kuantitas menjadi :
MV = PO = Y
Dimana :
Y = PO = GNP Nominal
V = Tingkat perputaran pendapatan ( income velocity of money)
Dengan menggunakan anggapa bahwa ekonomi selalu dalam keadaan
kesempatan kerja penuh/full employment maka besarnya T tetap tidak berubah.
Demikian juga V relatif tetap. Konsekuensi dari kedua anggapan ini, maka M
hanyalah mempengaruhi T, dan pengaruhnya proporsional. Artinya, kalau M naik dua
kali maka T juga naik dengan dua kali.
3. Alfred Marshall
Jika pendapat ketiga ahli sebelumnya, David Ricardo, Irving Fisher dan DH
Robertson mengaitkan nilai uang dengan harga barang, maka Alfred Marshall
memasukan unsur pendapatan nasional dalam merumuskan teori nilai uang .
Teori Marshall dinyatakan dalam sebuah rumus sebagai berikut :
M = Kpo

1
V
Secara matematis formulasi Marshall ini sama dengan Irving Fisher, namun
implikasinya. Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan
sebagian tertentu dari pendapatannya (Y) diwujudkan dalam bentuk uang kas.
M = Ky dimana k =

Sehingga, kY merupakan keinginan individu/masyarakat akan uang kas (M d). Secara


sistematis dapat diformulasikan sebagai :
Md = Kpo = Ky
Dimana :
Md = permintaan uang kas
Keterangan :
M : the quantity of money (jumlah uang yang beredar)
Y : yearly income (pendapatan tahunan)
K : koefisien yang mengatur keseimbangan antara kedua sisi persamaan tersebut.
4. DH Robertson
Teori yang dikemukakan oleh DH Robertson disebut Cash and Balance
Equation Theory atau Cambridge Equation. Robertson berpendapat bahwa nilai uang
adalah tenaga untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh seseorang.
Pendapatnya ini dinyatakan ke dalam sebuah rumus sebagai berikut :
MV = KTP atau P = MT
MV = PT disubstitusikan M = KTP
Robertson juga mengungkapkan bagaimana lamanya uang tersimpan atau
berapa lama rata-rata uang istirahat dalam bentuk kas, yang dijabarkan dalam rumus
berikut :
K yang merupakan kebalikan dari V dalam Transaction Velocity Theory
menunjukkan berapa lama rata-rata tiap rupiah beristirahat di kas selama jangka
waktu tertentu.
Diketahui K = 1/V, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kedua rumus
tersebut adalah sama. Apabila pada rumus MV = KTP disubtitusikan K = 1/V, maka
akan diperoleh rumus M = TP/V atau MV = PT. Dengan demikian menjadi semakin
jelas, bahwa pendapat yang dinyatakan oleh DH Robertshon tidak jauh berbeda
dengan pendapat Irving Fisher.
2.3 Pengertian permintaan uang menurut Keynes
Meskipun bisa dikatakan bahwa teori uang Keynes adalah teori yang
bersumber dari teori Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda
dengan teori moneter tradisi klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada
penekanan pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya
sebagai means of exchange. Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity
Preference.
2.4 Perhitungan permintaan uang untuk transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi
1) Permintaan uang untuk Transaksi (Transaction Demand)
Keynes tetap menerima pendapat golongan cambridge, bahwa orang
memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang
dilakukan, dan permintaan akan uang dari masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi
oleh tingkat national income dan tingkat suku bunga. Semakin tinggi national income
semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk
memenuhi tujuan transaksi. Demikian pula keynes berpendapat bahwa permintaan
akan uang untuk tujuan transaksi inipun tidak merupakan suatu proporsi yang selalu
konstan, tetapi dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga (seperti halnya
dalam teori cambridge). Hanya saja faktor tingkat bunga untuk prmintaan transakisi
5

untuk uang ini tidak ditekankan oleh keynes (seperti halnya teori cambridge) dalam
analisis selanjutnya. Salah satu sebab adalah karena ia ingin menekankan peranan
tingkat bunga dalam penentuan permintaan akan uang untuk tujuan lain, yaitu
spekulasi.
2) Permintaan uang untuk berjaga-jaga (Precautionary Demand)
Keynes juga mengemukakan pengeluaran diluar rencana transaksi normal,
misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan
pembayaran yang tak terduga lain. Menurut keynes permintaan uang untuk tujuan
berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan akan uang untuk bertransaksi, yaitu terutama dipengaruhi
oleh tingkat penghasilan orang tersebut, dan mungkin dipengaruhi pula oleh tingkat
bunga.
3) Permintaan uang untuk spekulasi (Speculative Demand)
Spekulasi berarti melakukan sesuatu tindakan atas dasar ramalan perubahan
nilai harta di masa depan. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut
keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah
keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan/motif spekulasi. Contohnya, Jika
seorang spekulan meramalkan bahwa harga rumah, nilai saham, atau harga emas akan
meningkat dimasa depan, mereka akan membeli rumah, saham, atau emas, dan bukan
menyimpan uang. Jadi, dalam hal ini spekulan berharap bahwa mereka akan
mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga rumah, saham, atau emas di masa
depan. Ini tentu dengan sendirinya mengurangi permintaan uang.
2.5 Pengertian teori Kuantitas Modern (Friedman)
Friedman tidak bertitik tolak dari pembahasan yang mendalam mengenai
motif-motif memegang uang. Secara umum dianggap bahwa orang mau memegang
uang karena uang adalah salah satu bentuk aktiva (asset) yang memberikan manfaat
karena merupakan sumber daya beli yang liquid (readily available source of
purchasing power). Teori permintaan uang Friedman menganggap bahwa pemilik
kekayaan memutuskan aktiva-aktiva apa (termasuk uang tunai) dan berapa yang
akan ia pegang atas dasar perbandingan manfaat (penghasilan dalam bentuk uang
ataupun dalam bentuk in natura ataupun utility), selera dan jumlah kekayaannya.
Pengertian kekayaan dari Friedman mempunyai ciri khas, yaitu bahwa yang
dimasukkan dalam definisi kekayaan tidak hanya aktiva-aktiva yang berbentuk
uang atau bisa diubah (dijual) menjadi uang, tetapi juga nilai (tepatnya,nilai
sekarang atau present value) dari aliran aliran penghasilan di tahun-tahun
mendatang dari tenega kerjanya. Friedman berpendapat bahwa kekayaan tidak lain
adalah nilai sekarang dari aliran-aliran penghasilan yang diharapkan dari aktiva aktiva yang dipegang. Konsep kekayaan dari Friedman ini merupakan suatu inovasi
dalam teori ekonomi mengenai capital, dan sekaligus merupakan jembatan antara
teori permintaan biasa (untuk barang dan jasa) dengan teori capital.
Pengertian yang kedua adalah konsep manfaat. Manfaat dari setiap bentuk
aktiva merupakan faktor pertimbangan dari pemilik kekayaan untuk memutuskan
berapa jumlah dari masing-masing bentuk aktiva yang akan ia pegang. Disebut diatas
bahwa Marginal Rate of Substitution dari suatu aktiva terhadap aktiva-aktiva lain
menurun dengan makin besarnya jumlah aktiva tersebut yang dipegang. Ini berarti
bahwa bila seseorang memegang terlalu banyak satu bentuk aktiva, misalnya uang
maka manfaat marginal dari uang akan menjadi lebih kecil dari pada marginal returns
dari aktiva-aktiva yang lain. Ini berarti bahwa ia bila ia mengurangi jumlah uang yang
6

ia pegang dan menggantinya dengan aktiva-aktiva lain berupa obligasi, surat-surat


berharga lainnya ataupun aktiva fisik seperti mobil, rumah, mesin dan sebagainya,
maka orang tersebut akan memperoleh manfaat total yang lebih besar.
Jadi, menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor
seperti berikut : tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga equities, modal
fisik dan kekayaan mengenai peranan harga dalam menentukan permintaan uang,
Friedman berpendapat dikarenakan memegang uang adalah salah satu cara untuk
menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain adalah menyimpan uang dalam bentuk
harta keuangan (financial asset) seperti obligasi, deposito dan saham, menyimpan
dalam bentuk harta tetap (tanah dan rumah) dan kekayaan manusiawi (Boediono,
2005 : 63). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang seperti
diatas, teori permintaan yang didasarkan pada teori kuantitas modern yang
dikembangkan oleh Friedman dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Md = f (P, r, rFC, Y)
Dimana Md adalah permintaan uang nominal, P adalah tingkat harga, r adalah
tingkat suku bunga, rFC adalah tingkat pengembalian modal fisik dan Y adalah
pendapatan dan kekayaan. Apabila dipertimbangkan pula pandangan Friedman
mengenai permintaan uang riil, maka persamaan permintaan uang dinyatakan :
Md/P = f (P, r, Y*)
Dimana Md/P adalah permintaan uang riil, P adalah tingkat kenaikan harga, r adalah
tingkat bunga dan Y* adalah nilai pendapatan dan kekayaan riil.
2.6 Pengertian teori Keynes Modern dengan pendekatan inventoru dan
keseimbangan portofolio
Perkemngan selanjutnya dari teori keynes didasarkan pada motif transaksi
(W.J Boumol 1952) dan motif spekulasi (James Tobin)
1) Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol :
Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap
saat dipakai untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi
untuk mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum
(Biaya minimun).
2) Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada
biata untuk memegang uang terdiri dari :
1. Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang
2. Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi (r)
a) Penentuan uang kas (persediaan) yang optimum, yang menghaslkan biaya
minimum dijelaskan sebagai berikut : Biaya total untuk memegang uang kas
bT
rC
(TC) terdiri dari biaya perantara (
) dan biaya bunga (
) dengan
C
2
bT
rC
rumus: TC =
+
C
2
b) Jumlah Uang Kas yang Optimal (C) :
bT
r
- 2
+
=0
2
C
2bT
C=
r

c) Uang kas yang ditahan setiap saat sebesar

C
, maka :
2
7

Persamaan permintaan uang kas riil


1
2

2bT
Md =
.P
r
1
Dimana : =
2
2

Md
=
P

C
2

1
2

2bT
atau
r

Implikasi dari teori Boumol :


a. Tingkat bunga mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi karena adanya
opportunity cost dalam memegann uang.
b. Adanya economies of scale dalam penggunaan uang, artinya jika ada
peningkatan pendapatan ( nilai transaksi, T) maka persentase kenaikan uang
kas yang diinginkan (Md) lebih kecil daripada kenaikan nilai transaksinya.
c. Permintaa uang kas untuk tujuan transaksi tergantung pada tingkat bunga serta
biaya perantara ( teori keynes : permintaan uang untuk tujuan transaksi hanya
tergantung dari pendapatan).
d. Perkembangan / kemajuan teknologi yang menyebabkan turunya ongkos/
biaya transaksi akan mengakibatkan turunya rata-rata kas yang dipegang oleh
individu.
e. Motif berjaga-jaga dalam permintaan uang. muncul karena adanya
ketidakpastian dalam arus uang masuk dan keluar.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat tukar.
Oleh karena itu, jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat
output atau pendapatan. Jika tingkat output meningkat, jumlah uang yang diminta
akan meningkat. Perubahan dalam uang yang beredar akan mengakibatkan perubahan
yang sama besarnya terhadap harga-harga.
Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung
pada jumlah uang yang beredar. Pernyataan yang dikemukakan oleh David Ricardo
dikenal sebagai Teori Kuantitas, dengan bunyi sebagai berikut : Jumlah uang
berbanding terbalik dengan nilai uang dan harga barang berbanding lurus dengan
banyaknya uang yang beredar.
M : Kp atau P = 1 MK
Teori kuantitas Ricardo tersebut dapat berlaku jika dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Harga-harga menunjukkan perubahan perbandingan yang sama terhadap
jumlah uang yang beredar di masyarakat.
2. Jumlah uang seluruhnya sebanding dengan pengeluaran masyarakat.
Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:
MV = PT
Beberapa versi teori ini adalah :
Pertama, dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan (T) dengan
output riil (O), sehingga formulasi teori kuantitas menjadi :
MV = PO = Y
Teori Marshall dinyatakan dalam sebuah rumus sebagai berikut :
M = Kpo

1
V
Secara matematis formulasi Marshall ini sama dengan Irving Fisher, namun
implikasinya. Marshall memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan
sebagian tertentu dari pendapatannya (Y) diwujudkan dalam bentuk uang kas.
Sehingga, kY merupakan keinginan individu/masyarakat akan uang kas (M d). Secara
sistematis dapat diformulasikan sebagai :
Md = Kpo = Ky
Robertson berpendapat bahwa nilai uang adalah tenaga untuk membeli
barang-barang yang dibutuhkan oleh seseorang. Pendapatnya ini dinyatakan ke dalam
sebuah rumus sebagai berikut :
M = Ky dimana k =

MV = KTP atau P = MT
MV = PT disubstitusikan M = KTP
Teori uang Keynes adalah teori yang bersumber dari teori Cambridge, tetapi
Keynes mengemukakan sesuatu yang berbeda dengan teori moneter tradisi klasik.
Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan pada fungsi uang yang lain,
yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini
9

kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity Preference.


Permintaan uang untuk Transaksi (Transaction Demand)
Keynes tetap menerima pendapat golongan cambridge, bahwa orang
memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang
dilakukan, dan permintaan akan uang dari masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi
oleh tingkat national income dan tingkat suku bunga.
Permintaan uang untuk berjaga-jaga (Precautionary Demand)
Menurut keynes permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga ini dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
akan uang untuk bertransaksi, yaitu terutama dipengaruhi oleh tingkat penghasilan
orang tersebut, dan mungkin dipengaruhi pula oleh tingkat bunga.
Permintaan uang untuk spekulasi (Speculative Demand)
Spekulasi berarti melakukan sesuatu tindakan atas dasar ramalan perubahan
nilai harta di masa depan.
Menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor seperti
berikut : tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga equities, modal fisik dan
kekayaan mengenai peranan harga dalam menentukan permintaan uang, Friedman
berpendapat dikarenakan memegang uang adalah salah satu cara untuk menyimpan
kekayaan.
Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol :
Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap
saat dipakai untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi
untuk mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum
(Biaya minimun).
Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biata
untuk memegang uang terdiri dari : Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi
dengan uang dan Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi
(r).

10

DAFTAR PUSTAKA
Nopirin. 2000. Edisi 4. Ekonomi Moneter I BPFE UGM. Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai