PENDAHULUAN
Selama masa kehamilan, pada wanita akan terjadi perubahan-perubahan
anatomis, fisiologis dan biokimiawi yang melibatkan hampir seluruh organ dan
sistem organ ibu. Perubahan-perubahan ini merupakan hasil proses adaptasi
terhadap stimuli fisiologis yang berasal dari janin dan jaringan kehamilan.
Proses adaptasi yang menghasilkan perubahan-perubahan fisiologis ini
sebagian besar terjadi setelah fertilisasi dan terus berlanjut sepanjang masa
kehamilan. Sebagian besar sistem yang mengalami perubahan ini akan
berangsur-angsur kembali ke keadaan sebelum hamil, dimulai segera setelah
melahirkan sampai 6 minggu post partum.
Pemahaman tentang perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada
ibu hamil ini penting untuk diketahui, dan selanjutnya dapat dipergunakan untuk
memahami proses-proses penyakit yang diinduksi oleh kehamilan atau yang
terjadi selama kehamilan dan masa nifas.
II.PEMBAHASAN
II.1 PERUBAHAN PADA UTERUS
Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk dapat bertambah
besar dengan cepat pada kehamilan dan kemudian kembali lagi ke keadaan
hampir seperti sebalum hamil dalam beberapa minggu setelah melahirkan,
dimana pada bulan-bulan awal kehamilan dipengaruhi oleh pengaruh estrogen
dan progesteron yang kadarnya meningkat. Sebagai bahan perbandingan,
uterus dalam keadaan tidak hamil mempunyai berat sekitar 70 gram dan
volumenya sekitar 10 mL, sedangkan pada keadaan hamil aterm beratnya dapat
mencapai 1100 gram dan volumenya dapat mencapai 5 L, bahkan dapat
mencapai 20 L atau lebih, sehingga pada akhir kehamilan uterus telah mencapai
500 sampai 1000 kali lebih besar dibanding kapasitas pada saat tidak hamil.
Selama kehamilan, pembesaran uterus meliputi peregangan dan hipertrofi
yang luar biasa dari sel-sel otot polos uterus, disamping itu serabut-serabut
kolagen yang ada pun menjadi higroskopis akibat meningkatnya kadar estrogen
sehingga uterus dapat terus mengikuti perkembangan janin. Bersamaan dengan
itu terjadi pertambahan ukuran dan jumlah pembuluh darah dan pembuluh
limfatik. Vena-vena yang mengalirkan darah di sisi placenta berubah menjadi
sinus-sinus
besar. Terdapat
pula
hipertrofi
serabut-serabut
saraf
yang
Pada usia kehamilan aterm, sebagian besar dinding corpus uteri tebalnya kurang
dari 1,5 cm.
Pada awal kehamilan, uterus kehilangan kekakuan dan resistensi yang
biasanya khas untuk organ yang tidak hamil. Pada bulan-bulan terakhir
kehamilan, uterus berubah menjadi suatu kantung muskuler dengan dinding
yang berlekuk-lekuk, lunak dan tipis sehingga janin biasanya dapat dipalpasi
melalui
dinding
abdomen
dan
dapat
menghantarkan
gerakan-gerakan
ekstremitas janin.
Uterus membesar dengan tidak simetris. Pembesaran paling mencolok di
daerah fundus uteri. Posisi placenta juga mempengaruhi hipertrofi uterus, karena
bagian uterus di sekitar tempat insersi placenta membesar lebih cepat
dibandingkan dengan bagian yang lebih distal. Keadaan ini dikenal sebagai
tanda Piskasek.
Selama minggu-minggu pertama kehamilan, bentuk asli uterus yang
menyerupai buah pir dipertahankan, tetapi ketika usia kehamilan bertambah
bentuk korpus dan fundus uteri menjadi hampir bulat. Pada kehamilan 4 bulan
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada kehamilan yang semakin tua
pertumbuhan panjang uterus menjadi lebih cepat dibandingkan lebarnya.
sehingga bentuknya hampir ovoid.
Untuk gambaran uterus pada wanita tidak hamil kira-kira sebesar telur
ayam, pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek, dan
pada kehamilan 12 minggu besar uterus menjadi sebesar telur angsa. Pada saat
ini fundus uteri telah dapat diraba dari luar, di atas simphisis.dan pada akhir
minggu ke 12 uterus sudah menjadi terlalu besar untuk tetap seluruhnya dalam
rongga pelvis, sehingga memasuki rongga abdomen dan menempel pada
dinding abdomen bagian anterior, menyisihkan usus ke lateral dan ke atas.
Sejak trimester pertama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang
tidak teratur (kontraksi Braxton Hicks) yang dapat berlanjut sampai akhir
kehamilan dan frekwensinya bertambah pada 1-2 minggu terakhir kehamilan
sehingga sering menimbulkan perasaan tidak enak. Kontraksi-kontraksi seperti
ini sering disebut his persalinan palsu.
Tuba Fallopii
Susunan otot polos pada tuba fallopii mengalami sedikit hipertrofi selama
kehamilan, dan epitelnya berubah menjadi epitel gepeng. Sel-sel decidua dapat
berkembang di dalam stroma endosalphing, tetapi suatu mambran decidua
kontinue tidak terbentuk.
vaskularisasi
yang
mencolok
terjadi
pada
vagina
yang
uterus
yang
menimbulkan
peregangan
yang
kemudian
menimbulkan robekan selaput elastik di bawah kulit. Striae gravidarum ini terjadi
pada sekitar 50% dari seluruh wanita hamil.
Pada multipara, disamping striae kemerahan pada kehamilan sekarang,
sering terlihat juga garis-garis putih mengkilat yang merupakan sikatriks dari
striae pada kehamilan sebelumnya.
Pada banyak wanita, Linea alba jelas menjadi berpigmen, berwarna
merah kecoklatan yang disebut Linea nigra.
Kadang-kadang terdapat bercak-bercak kecoklatan tak teratur dengan
berbagai ukuran yang terlihat pada kulit wajah dan leher, yang disebut Cloasma
gravidarum. Hal ini terjadi karena adanya perangsangan oleh estrogen dan
progesteron selama kehamilan yang mengakibatkan hipertrofi lobus medius
hipofise sehingga terjadi peningkatan pelepasan -endorfin dan juga -MSH
yang efeknya adalah perangsangan melanosit.
Pada kulit wajah dan leher wanita hamil sering timbul bintik-bintik kecil
berwarna merah yang menonjol yang disebut angioma. Angioma, disebut juga
vascular spiders, timbul pada sekitar dua pertiga wanita kulit putih dan kira-kira
10 persen wanita kulit hitam selama kehamilan. Angioma biasa didapatkan pada
daerah wajah, leher, dada, dan lengan. Palmar erythema juga sering dijumpai
pada kehamilan. Kedua kondisi ini sering terjadi bersamaan tetapi tidak ada
kepentingan klinis, dan menghilang pada kebanyakan wanita segera setelah
terminasi kehamilan. Insiden vascular spiders dan palmar erythema yang tinggi
pada kehamiman, paling mungkin merupakan akibat hiperesterogenemia
kehamilan.
disebut Kelenjar
somatomammotropin,
estrogen,
dan
progesteron.
Estrogen
asinus
pada
mammae.
Somatomammotropin
mempengaruhi
perubahan-perubahan
metabolisme
yang
sangat
besar.
beberapa
penelitian,
selama
kehamilan
berat
badan
ibubertambah rata-rata sebanyak 11 Kg (10-12 Kg). Pada trimester pertama ratarata penambahan berat badan ibu adalah 1 Kg, dan pada dua trimester
berikutnya rata-rata 5 Kg tiap trimesternya.
10
340
310
650
1950
2050
4000
5020
3480
8500
40 mgg
3400
650
800
970
405
1250
1680
9155
3345
12500
Metabolisme Air
Retensi air yang
Metabolisme Protein
Produk-produk konsepsi, uterus, dan darah ibu hamil relatif lebih kaya
akan protein dibandingkan lemak dan karbohidrat. Pada saat kehamilan cukup
bulan, jumlah berat janin dan placenta sekitar 4 Kg, dan mengandung sekitar 500
11
gram protein atau sekitar separuh dari penambahan total yang normalnya
ditimbulkan pada kehamilan. 500 gram protein sisanya terdapat dalam uterus
sebagai protein kontraktil, dalam kelenjar-kelenjar mammae, dan dalam darah
ibu sebagai hemoglobin dan protein plasma. Kebutuhan akan protein besar
sekali untuk perkembangan fetus, alat kandungan, mammae, tubuh ibu, dan
persiapan laktasi.
Sama pentingnya dengan bertambahnya protein pada kehamilan adalah
mengkonsumsi sumber makanan yang cukup mengandung energi, seperti
karbohidrat dan lemak. Kerena jika makanan ini tidak dikonsumsi dalam jumlah
energi yang cukup, maka kebutuhan energi ibu harus dipenuhi dengan
katabolisme simpanan protein ibu. Karena itu, dengan semakin bertambahnya
asupan lemak dan karbohidrat sebagai sumber energi, maka diperlukan protein
diet yang lebih sedikit untuk memelihara keseimbangan nitrogen positif. Suatu
penelitian yang dilakukan di Guatemala membuktikan dengan suplemen diet
yang hanya mengandung energi, berhasil mengurangi angka kematian bayi
sampai separuhnya. Penemuan ini adalah penting dan cocok dengan pandangan
bahwa konsep "kalori kosong" atau "kalori non nutrisi" tidak benar (setidaknya
selama kehamilan).
Konsentrasi beberapa jenis protein plasma juga berubah pada kehamilan.
Konsentrasi albumin menurun, sementara fibrinogen naik. Konsentrasi IgG, IgA,
dan
IgM
agak
menurun.
Konsentrasi
1-antitripsin,
2-makroglobulin,
Metabolisme Karbohidrat
Kehamilan merupakan keadaan diabetogenik potensial. Diabetes mellitus
dapat
bertambah
parah
pada
kehamilan.
Oleh
karena
itu
perubahan
Seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan meningkat, sering
kencing, kadang-kadang dijumpai glukosuria.
Progesteron, kalau diberikan pada orang dewasa yang tidak hamil dalam
jumlah yang sama dengan yang diproduksi selama kehamilan, mengakibatkan
meningkatnya konsentrasi insulin basal dan respons serupa dengan tantangan
glukosa oral seperti pada wanita hamil normal.
Kadar basal insulin plasma yang meningkat yang ditemukan pada
kehamilan normal, dihubungkan dengan beberapa respons unik terhadap
pemasukan
glukosa
oral,
terdapat
pemanjangan
hiperglikemia
dan
peningkatan
resistensi
jaringan
terhadap
insulin
selama
Metabolisme Lemak
Konsentrasi lipid, lipoprotein apolipoprotein dalam plasma meningkat
cukup besar selama kehamilan. Kadar lipid plasma meningkat terus selama
kehamilan.
13
Kadar kolesterol LDL-C mencapai puncak pada sekitar minggu ke-36. Hal
ini disebabkan oleh efek dari ekstradiol dan progesteron. HDL-C mencapai
puncaknya pada sekitar minggu ke-32 dan tetap konstan selama sisa masa
kehamilan. Hal ini diduga karena efek dari hormon estrogen.
Menurunnya LDL-C sebelum cukup bulan sebanding dengan turunnya
estradiol/ progesteron. Hal ini diduga akibat penggunaan LDL-C untuk produksi
progesteron placenta, karena perubahan ratio estradiol/ progesteron pada
prinsipnya disebabkan oleh meningkatnya progesteron relatif terhadap estradiol.
Sedangkan HDL-C menurun setelah minggu ke 22 sampai 24, bertepatan
dengan mulainya peningkatan resistensi terhadap insulin, dan meningkatnya
konsentrasi insulin plasma. Karena itu, konsentrasi HDL-C dapat dikontrol,
sebagian, oleh insulin.
Hormon somato-mammotropin mempunyai peranan dalam pembentukkan
lemak dalam jaringan mammae. Deposit lemak lainnya terdapat di daerah perut,
paha dan lengan.
Setelah melahirkan maka konsentrasi lipid, lipoprotein, dan apolipoprotein
menurun dengan kecepatan berbeda. Laktasi mempercepat proses turunnya
konsentrasi lipoprotein tersebut.
menurun dari 155 mEq perliter pada waktu tidak hamil, menjadi 145
mEq perliter selama hamil.
Natrium:
menurun dari 142 mEq perliter pada waktu tidak hamil, menjadi 135
mEq perliter selama hamil.
Bikarbonat: menurun dari 25 mEq perliter pada waktu tidak hamil, menjadi 22
mEq perliter selama hamil.
Wanita hamil biasanya mengalami hiperventilasi, dan hal ini menyebabkan
alkalosis
respiratorik
melalui
penurunan
bikarbonat
plasma,
sehingga
14
15
Hematokrit
Meskipun eritropoesis dipacu, konsentrasi hemoglobin, eritrosit, dan
hematokrit sedikit menurun selama kehamilan. Akibatnya viskositas darah secara
keseluruhan menurun. Konsentrasi hemoglobin rata-rata pada usia kehamilan
cukup bulan rata-rata 12,5 g/dL.
16
Lekosit
Jumlah lekosit selama kehamilan normal akan meningkat. Pada trimester
terakhir berkisar antara 5000 - 12000/ mL. Jumlah limfosit dan monosit tidak
berubah selama kehamilan, yang menyebabkan peningkatan jumlah lekosit ini
adalah sel-sel polimorfonuklear.
Koagulasi
Kadar beberapa faktor pembekuan darah meningkat selama kehamilan.
Fibrinogen plasma meningkat sehingga menimbulkan peningkatan LED yang
cukup mencolok, yang tidak mempunyai nilai diagnostik atau prognostik. Faktor
pembekuan darah yang meningkat adalah faktor I, II, VII, IX, X, XII. Faktor XI
mengalami sedikit penurunan, sedangkan faktor XIII menurun lebih dari 50%
pada saat hamil tua. Aktifitas fibrinolitik ditekan selama kehamilan dan
persalinan. Kadar plasminogen meningkat sejalan dengan kadar fibrinogen.
Protein Darah
Kadar albumin dan globulin dalam serum menurun, demikian pula dengan
ratio albumin/ globulin.
17
Jantung
Selama kehamilan,denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai 15
denyut per menit. Uterus makin membesar sehingga pada suatu saat akan
mendorong naik diafragma sehingga jantung akan tergeser ke kiri dan ke atas.
Pada saat yang sama jantung akan berputar pada sumbu panjangnya.
Akibatnya, apex jantung bergerak agak ke lateral dari posis semula. Dengan
pemeriksaan radiologis tampak bayangan jantung sedikit membesar. Karena itu,
dokter harus hati-hati dalam membuat diagnosis kardiomegali patologik dalam
kehamilan.
Selama kehamilan, beberapa bunyi jantung dapat berubah karena
perubahan anatomis jantung, misalnya splitting bunyi jantung I dan murmur
sistolik. Kehamilan normal tidak menimbulkan perubahan yang khas pada
gambaran EKG, selain adanya sedikit deviasi sumbu elektrik ke kiri (15 - 20)
akibat
perubahan
posisi
jantung.
Dokter
harus
hati-hati
dalam
Curah Jantung
Curah jantung meningkat kira-kira 40% selama kehamilan dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 20-24 minggu, lalu tetap konstan sampai usia
kehamilan cukup bulan. Peningkatan curah jantung ini sangat peka terhadap
perubahan posisi ibu, dan kepekaan meningkat sejalan dengan usia kehamilan.
Curah jantung akan meningkat terutama pada posisi terlentang, karena pada
posisi tersebut uterus yang besar dan isinya akan mengganggu aliran balik vena
ke jantung.
Curah jantung merupakan hasil perkalian dari isi sekuncup (stroke
volume) dan denyut jantung dalam 1 menit. Selama kehamilan, stroke volume
meningkat 25-30%, dan mencapai maksimum pada usia kehamilan 12-24
minggu. Denyut jantung selama masa kehamilan juga meningkat, sehingga pada
akhir kehamilan peningkatan denyut jantung rata-rata 15x/menit dibandingkan
18
dengan keadaan tidak hamil. Sebagian besar kenaikan curah jantung yang
diinduksi oleh kehamilan tersebut segera hilang setelah persalinan.
Tekanan Darah
Postur wanita hamil mempengaruhi tekanan darah arteri, yang khas
adalah tekanan darah arteri Brachialis paling tinggi dalam posisi duduk, dan
paling rendah pada posisi berbaring ke lateral. Biasanya tekanan darah arterial
mencapai titik terendah selama trimester kedua atau awal trimester ketiga, untuk
kemudian mulai meningkat. Kenaikan tekanan sistolik >30 mmHg atau tekanan
distolik >15 mmHg dari kondisi basal yang menetap merupakan petunjuk
kemungkinan adanya kelainan.
Tekanan vena di tubuh bagian atas tidak berubah selama kehamilan,
tetapi pada tubuh bagian bawah akan meningkat terutama pada posisi berbaring,
berdiri dan duduk. Hal ini disebabkan karena uterus yang membesar menyumbat
vena-vena pelvis, dan vena cava inferior, sehingga mengurangi aliran darah balik
ke jantung. Hal ini menyebabkan menurunnya curah jantung dan tekanan darah,
terjadinya edema pada ekstremitas bawah, varices vena-vena tungkai bawah
dan vulva, dan juga menyebabkan hemorrhoid.
19
Perubahan Fisiologis
Kecepatan pernapasan menurun selama kehamilan, tetapi tidal volume
dan asupan oksigen dalam satu menit meningkat cukup besar ketika usia
kehamilan makin tua. Meskipun fungsi paru-paru tidak terganggu selama
kehamilan, penyakit saluran pernapasan dapat menjadi lebih serius selama
kehamilan.
Ginjal
20
Selama kehamilan, ginjal bertmbah panjang sekitar 1-1,5 cm, dan sedikit
bertambah berat. Kecepatan filtrasi glomerulus dan aliran darah ke ginjal
bertambah, terutama pada awal kehamilan. Mekanisme yang tepat mengenai
perubahan ini belum diketahui dengan pasti. Kebanyakan penelitian tentang
fungsi ginjal dalam kehamilan dilakukan pada pasien dengan posisi terlentang,
posisi yang pada kehamilan tua dapat menimbulkan perubahan-perubahan
hemodinamik sistemik yang mencolok, yang juga menimbulkan perubahan
beberapa aspek fungsi ginjal.
Fungsi Ginjal
Perubahan fungsi ginjal selama kehamilan mungkin disebabkan oleh
peningkatan hormon ibu dan placenta, termasuk adenocorticotropic hormone
(ACTH), antidiuretic hormone (ADH), aldosteron, cortisol, Human chorionic
somatotropin, dan hormon thiroid. Faktor tambahan lainnya adalah peningkatan
volume plasma.
Glomerular Filtration Rate (GFR) meningkat hampir 50% selama
kehamilan dan menjadi normal kembali setelah 20 minggu post partum. Renal
Plasma Flow (RPF) juga meningkat selama kehamilan.
terutama
saat
berbaring,
terjadi
mobilisasi
cairan
ini
dan
21
Urinalisis
Glukosuria selama kehamilan tidak perlu dianggap abnormal. Peningkatan
filtrasi glomerulus yang cukup besar, bersama dengan gangguan kapasitas
reabsorbsi tubuler untuk glukosa yang difiltrasi.Hal ini menerangkan mengapa
terjadi glukosuria. Meskipun glukosuria secara normal sering terjadi pada
kehamilan, tetapi kemungkinan adanya Diabetes Melitus tidak dapat diabaikan.
Proteinuria normalnya tidak terjadi pada kehamilan, kecuali pada waktu
atau setelah persalinan yang berat dapat terjadi proteinuria dalam jumlah yang
sangat kecil.
Pada persalinan yang sulit dapat terjadi hematuria karena trauma pada
saluran kemih bagian bawah.
Kompleks
vena
ovarica
dalam
ligamentum
infundibulopelvicum
22
seperti sebelum hamil. Peregangan dan dilatasi tidak berlangsung cukup lama
untuk menyebabkan kerusakan permanen elastisitas ureter, kecuali bila
ditumpangi oleh bakteri.
Vesica Urinaria
Vesica urinaria akan terdorong ke atas oleh uterus yang membesar.
Adanya tekanan dari uterus menyebabkan bertambahnya frekwensi berkemih.
Vaskularisasi kandung kemih meningkat dan tonus ototnya menurun sehingga
kapasitasnya meningkat menjadi lebih dari 1500 mL.
23
Rongga Mulut
Selama kehamilan terjadi peningkatan salivasi karena adanya kesulitan
menelan disertai dengan mual.
Caries yang sering terjadi selama kehamilan bukan disebabkan oleh
defisiensi kalsium dalam gigi, karena kadar kalsium dalam gigi tetap stabil dan
tidak mengalami mobilisasi seperti yang terjadi pada tulang.
Gusi dapat menjadi hipertrofi dan hiperemis, sehingga menjadi lunak dan
mudah berdarah. Hal ini disebabkan karena peningkatan estrogen sistemik.
Setelah masa kehamilan selesai keadaan gusi akan kembali normal.
Motilitas Gastrointestinal
Motilitas gastrointestinal menurun selama kehamilan. Hal ini disebabkan
karena peningkatan kadar progesteron akan menurunkan produksi motilin, suatu
hormon peptida yang merangsang aktivitas otot polos saluran cerna.
Pengosongan lambung akan melambat selama kehamilan.
24
Organ-organ ini akan kembali ke posisi semula pada awal masa nifas.
Kandung Empedu
Waktu pengosongan kandung empedu melambat dan sering tidak tuntas
selama masa kehamilan. Kandung empedu menjadi lebih tebal dan aliran
empedu yang terganggu ini memudahkan terjadinya batu empedu.
25
Prolaktin
Selama kehamilan terjadi peningkatan kadar prolaktin dalam plasma ibu.
Hal ini diduga karena efek estrogen yang meningkatkan jumlah laktotrof hipofisis
anterior dan mungkin merangsang pelepasan prolaktin dari sel-sel ini. Ditemukan
peningkatan kadar sampai mencapai kadar 150 g per mL pada saat cukup bulan,
angka tersebut 10 kali lebih besar daripada kadar wanita normal yang tidak
hamil. Fungsi utama prolaktin serum ibu adalah untuk menjaga kelangsungan
laktasi, yang dibuktikan dengan adanya semburan pulsatil sekresi prolaktin
sebagai respons terhadap penyedotan puting susu.
Tiroid
Selama kehamilan terjadi perbesaran tiroid yang disebabkan oleh
hiperplasia jaringan kelenjar dan peningkatan vaskularisasi, tetapi kehamilan
normal tidak menyebabkan tiromegali yang berarti, dan goiter pada kehamilan
tetap dianggap patologis. BMR meningkat secara progresif sampai 25% pada
kehamilan normal.
Tiroksin
Mulai dari bulan kedua kehamilan konsentrasi tiroksin (T 4) meningkat
tajam di dalam plasma sampai akhirnya stabil, yang dipertahankan sampai
setelah persalinan. Kadar stabil yang dicapai adalah 9 sampai 16 per dL
dibandingkan dengan 5 sampai 12 per dL pada wanita euthiroid tidak hamil.
Peningkatan hormon thiroid sirkulasi tidak mempunyai indikasi untuk
hiperthiroidisme. Selama kehamilan, thyroxine-binding protein plasma, terutama
-globulin, meningkat sangat tinggi. Malaisho dan Utiger (1977) memberikan nilai
26
rata-rata berikut untuk kadar globulin pengikat thiroid di dalam plasma: 7,1 mg
per dL pada trimester pertama, 9,0 pada trimester kedua, dan 8,9 pada trimester
ketiga, sedangkan pada wanita normal yang tidak hamil 3,6 mg per dL.
Meningginya kadar estrogen sirkulasi selama kehamilan agaknya
merupakan
penyebab
utama
perubahan
kadar
hormon
dan
kapasitas
III. KESIMPULAN
27
28
DAFTAR PUSTAKA
29
30