MANUAL CSL
SISTEM GEH
Disusun oleh
Tim Sistem GEH
KATA PENGANTAR
Buku Manual CSL ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi
Kedokteran dalam cara berpikir ilmiah, sistematis, dan juga dalam keterampilan
medis.
Di dalamnya terdapat
pemeriksaan fisik, pemasangan selang nasogastrik, rectal touch (colok dubur), dan
teknik pengambilan dan pengiriman usap dubur.
Terima kasih kepada FK UNHAS khususnya Tim Sistem GEH yang memberi
ijin untuk menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
SISTEM GEH
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....
Daftar Isi.
Tata tertib CSL..
Manual CSL
Keterampilan anamnesis ........................................................
Pemeriksaan fisik ...................................................................
Pemasangan Selang Nasogastrik .........................................
Rectal Touch (colok dubur) ...... .............................................
Teknik Pengambilan dan Pengiriman Usap Dubur .................
SISTEM GEH
2
3
4
9
9
20
22
24
latihan
berlangsung (tidak
Fak.
Kedokteran UMJ.
5. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
6. Diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan
di Laboratorium Fak. Kedokteran UMJ Bagi mahasiswi yang berjilbab,
jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
7. Diharuskan memakai papan nama
dengan
disertai dengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau
nama panggilan.
8. Tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain
barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,
SISTEM GEH
latihan/praktikum,
SISTEM GEH
PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN KLINIK
SISTEM GEH
SISTEM GEH
MANUAL CSL
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
SISTEM GEH
PENGANTAR
Buku panduan skill lab. Sistem Gastroentero-hepatologi ini berisi 4 (empat)
ketrampilan utama, yaitu :
1. Anamnesis
keluhan
utama
yang
berhubungan
dengan
sistem
yang
tekniknya
diperlihatkan
dalam
bentuk
audio-visual
SISTEM GEH
Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik gastroenterohepatologi secara berurutan dan mampu mengetahui
keadaan normal dan abnormal, dan mampu menganalisis data yang didapat sebagai
dasar untuk menegakkan diagnosis.
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan komunikasi / anamnesis dengan pasien secara lengkap
2. Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik
3. Melakukan pemeriksaan inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi secara
cermat dan sesuai dengan prosedur.
4. Mengetahui dan mengidentifikasi gambaran normal dan abnormal abdomen
dan organ organ intra abdomen.
Media dan alat bantu pembelajaran :
-
Daftar
panduan
belajar
anamnesis
dan
pemeriksaan
fisik
gastroenterohepatologi
-
Jelly, lap, sabun dan wastafel (air mengalir) untuk simulasi mencuci tangan
Audio-visual
Metode pembelajaran :
1. Melihat video pemeriksaan fisik abdomen
2. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
3. Ceramah
4. Diskusi
5. Partisipasi aktif dalam skill lab. (simulasi)
6. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
SISTEM GEH 10
Deskripsi kegiatan
Kegiatan
1. Pengantar
Waktu
5 menit
Deskripsi
Pengantar
1. mengatur posisi duduk mahasiswa dua
orang instruktur, 1 sebagai dokter & 1
sebagai pasien memberikan contoh
bagaimana cara melakukan anamnesa
lengkap. Mahasiswa menyimak /
mengamati.
2. memberikan
kesempatan
kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instrukstur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
3. kegiatan
dilanjutkan
dengan
pemeriksaan fisik pada manikin atau
probandus.
4. mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti
dan
instruktur
menanggapinya
1. mahasiswa dibagi menjadi pasangan
pasangan, seorang mentor diperlukan
untuk mengamati 2 pasang mahasiswa.
2. setiap pasangan berpraktek, 1 orang
sebagai dokter (pemeriksa) dan 1 orang
sebagai pasien secara serentak.
3. mentor memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan
selanjutnya
dokter
melakukan
anamnesis pasien dan membuat
kesimpulan awal berdasarkan data
yang didapatkan.
4. mentor berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi menggunakan
daftar tilik.
5. setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih 1 kali
SISTEM GEH 11
15menit
Total waktu
150 menit
Kasus
SISTEM GEH 12
Gambar 1. Pembagian Kuadran dan Regio Abdomen. RUQ: Right Upper quadrant, LUQ: Left
Upper Quadrant, RLQ: Right Lower Quadrat, LLQ: Left Upper Quadrant
1.
Inspeksi
No.
LANGKAH KLINIK
1.
Pasien dibaringkan pada posisi supine dengan sumber cahaya yg
cukup meliputi kaki sampai kepala, atau meliputi abdomen
2.
Pemeriksa berada di sisi kanan pasien
3.
Inspeksi kulit (skar, striae, vena), umbilikus (hernia / inflamasi),
buldging lokal (area inguinal dan femoral).
4.
Inspeksi kontur abdomen, simetris, peristaltik atau pulsasi yang
tampak, pembesaran organ yang mungkin tampak.
5.
Melihat distensi abdomen : obesitas, distended, asites yang
masif, kehamilan, feses (stoma) dan massa / tumor / benjolan
6.
Catat hasil inspeksi
Kasus
2. Auskultasi
No.
1.
2.
LANGKAH KLINIK
Penderita diminta rileks
Letakkan diafragma stetoskop pada abdomen, dengarkan bising
usus (peristaltik), catat frekuensi dan karakternya. Bising
normal terdiri dari klik dan gemuruh dengan frekuensi sekitar
5 34 X / menit. Karena bising usus disebarkan secara merata,
bising usus dapat didengarkan di kuadran kanan bawah,
biasanya sudah cukup. Bising usus abnormal misalnya
borborygmi (suara gemuruh yang lebih panjang)
Kasus
Bising
usus
abnormal dapat
ditemukan pada
kasus
diare,
ileus obstruktif,
ileus paralitik,
atau peritonitis
SISTEM GEH 13
4
7.
3. Perkusi
No.
1.
1.
2.
3.
4.
LANGKAH KLINIK
Menilai jumlah dan distribusi gas dalam abdomen, dan
mengidentifikasi kemungkinan masa solid atau cairan.
Digunakan untuk memperkirakan ukuran hepar atau spleen
(didiskusikan tersendiri).
Lakukan perkusi ringan pada keempat kuadran untuk
menilai distribusi tympany (gas) dan dullness / pekak/
redup (masa atau cairan / feses).
Jika menemukan area pekak yang mengindikasikan masa,
penemuan ini akan memandu pada saat palpasi.
Kasus
4. Palpasi
No.
1.
2.
3.
LANGKAH KLINIK
Pasien diminta melakukan fleksi panggul dan lutut
Palpasi Ringan. Merasakan abdomen secara lembut dapat
membantu mengidentifikasi nyeri abdomen, tahanan otot
(spasme otot), dan organ atau massa yang mungkin teraba.
Tangan dan lengan dalam posisi horisontal, dengan jari-jari
merapat dan rata, letakkan di atas abdomen, palpasi dengan
ringan, lembut dengan gerakan menekan. Berikan rasa nyaman
dan rileks pada pasien. Lakukan palpasi ringan pada keempat
kuadran abdomen
Identifikasi:
Adanya organ atau masa superfisial yang teraba dan
Area yang nyeri tekan atau adanya spasme otot (involunter
atau volunter). Untuk membedakan, lakukan berbagai
manuver rileks, pasien diminta bernafas lewat mulut dengan
rahang terbuka.
Kasus
Spasme otot
yang involunter
biasa ditemukan
pada inflamasi
peritoneal
(spasme otot
tetap positif
meskipun
dengan manuver
SISTEM GEH 14
rileks.
4.
6.
5. PEMERIKSAAN HEPAR
Perkusi.
Pengukuran panjang vertikal pekak (dullness) hepar di linea mid
klavikularis kanan.
Tentukan batas atas hepar. Lakukan perkusi ringan dari area
resonan paru ke caudal ke arah hepar, dan tentutan batas atas
pekak hepar di linea mid klavikularis kanan.
Tentukan batas bawah hepar. Lakukan perkusi ringan dari area
timpani ke proksimal ke arah hepar, dan tentukan batas bawah
pekak hepar di linea mid klavikularis kanan.
Ukur dalam sentimeter jarak antara 2 titik _panjang vertikal
pekak hepar_
Penurunan
pekak pekak
hepar
menunjukkan
ukuran hepar
kecil.
Efusi pleura
kanan atau
konsolidasi paru
jika berdekatan
dengan hepar
(pekak),
peningkatan
ukuran pekak
hepar palsu.
Gas kolon
menyebabkan
suara timpani
kuadran kanan
atas, penurunan
ukuran pekak
hepar palsu.
SISTEM GEH 15
Palpasi
Tempatkan tangan kiri di belakang pasien, sejajar dengan dan
menopang kosta 11 dan 12 kanan. Ingatkan pasien untuk
santai. Dengan menekan tangan kiri ke depan, hepar akan lebih
mudah teraba oleh tangan kanan.
Tempatkan tangan kanan di bagian perut kanan pasien lateral
m. rektus, dengan ujung jari di bawah batas bawah pekak
hepar.
(Beberapa pemeriksa menggunakan jari jari bergerak ke arah
proksimal, sementara pemeriksa yang lain lebih memilih posisi
agak lebih miring, seperti yang ditunjukkan pada halaman
berikutnya)
Minta pasien bernafas dalam, rasakan tepi hepar saat jari jari
tangan menyentuh tepi hepar, ringankan tekanan sehingga
hepar mengenai permukaan jari jari dan rasakan permukaan
anteriornya. Catat adanya nyeri tekan. Jika teraba semua, tepi
hepar normal adalah lembut, tajam dan reguler. Permukaannya
halus. Hepar normal mungkin sedikit nyeri tekan.
Pada saat inspirasi, hepar dapat teraba 3 cm dibawah tepi kosta
kanan di linea mid klavikularis.
dicurigai
kelainan hepar
jika ditemukan
gambaran sbb:
Hepar Firmness
atau keras, tepi
tumpul
dan
kontour
yang
ireguler
Kandung
Empedu
yang
distended
membentuk
suatu masa oval
terletak dibawah
tepi hepar dan
menempel
SISTEM GEH 16
6. PEMERIKSAAN SPLEEN
1
Gambar 5. Spleen
SISTEM GEH 17
Kasus
SISTEM GEH 18
No
.
1
1.
2.
3.
4.
5.
LANGKAH KLINIK
SKOR
0
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
SISTEM GEH 19
7
8
9
10
11
12
E. PERKUSI ABDOMEN
13
14
15
16
F. PALPASI ABDOMEN
17
18
19
20
SISTEM GEH 20
21
22
23
0
24
25
26
27
28
Keterangan:
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
SISTEM GEH 21
SKOR
0
JUMLAH: .......................
Keterangan:
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
SISTEM GEH 22
SKOR
0
JUMLAH: .......................
Keterangan:
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
SISTEM GEH 23
No
LANGKAH KLINIK
.
Shifting dullness
1
Melakukan perkusi dari daerah mid-abdomen ke arah lateral
2
Menentukan batas bunyi timpani dan redup
3
Meminta pasien berbaring pada posisi lateral
4
Melakukan perkusi untuk menentukan kembali batas bunyi timpani
dan redup
Fluid Wave (UNDULASI TEST)
5
Meletakkan tangan pemeriksa atau tangan pasien di bagian tengah
abdomen secara vertikal
6
Menekan tangan tersebut pada dinding abdomen
7
Mengetuk salah satu pinggang, sementara tangan yang satu
mempalpasi sisi yang lain
8
Merasakan ada tidaknya gelombang cairan
Puddle sign
9
Membaringkan pasien dengan prone posisi (tiarap) selama 5 menit
dengan siku dan lutut naik
10 Meletakkan diafragma stetoskop pada bagian tengah bawah perut
11 Mendengarkan suara yang dibuat oleh jari-jari yang diketukkan
pada sisi lateral abdomen
12 Ketukan jari dilanjutkan terus sambil sementara steteskop
digerakkan menjauhi pemeriksa
12 Mendengar intensitas suara yang lebih keras bila ditemukan
kumpulan pinggiran cairan pada abdomen.
13 Catat kesimpulan pemeriksaan
SKOR
0
JUMLAH: .......................
Keterangan:
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
SISTEM GEH 24
Indikasi
1. Pasien tidak dapat menelan oleh karena berbagai sebab
2. Perdarahan saluran cerna bagian atas :
1. Untuk mengetahui sumber perdarahan
2. Untuk mengetahui volume perdarahan.
3. Untuk evaluasi.
3. Pasien ileus obstruktif / ileus paralitik dan pankreatitis akut untuk dekompresi /
menyalurkan cairan lambung keluar.
4. Pasien tidak dapat makan
5. Mengambil spesimen di lambung
Kontraindikasi
Pasien tidak kooperatif
Trauma facial berat
Komplikasi
- Aspirasi
- Cedera jaringan
- Vommit
Bahan dan Alat
Selang nasogastrik (Nasogastric tube)
Jeli silokain atau K-Y jelly
Stetoscope
Spuit 10 cc
Prosedur Tindakan
1. Pasien dalam posisi telentang atau miring ke kiri atau ke kanan dengan kepala
sedikit di tekuk ke depan.
2. Dilakukan pengukuran / perkiraan batas lambung. Dari hidung ke telinga, lalu
dari telinga ke processus xiphoideus.
3. Selang dimasukkan melalui hidung, setelah ujungnya diolesi jeli.
4. Setelah mencapai lambung (biasanya pada tanda 3 strip hitam yaitu kira-kira
50 cm dari lambung) dimasukkan udara melalui selang. Hal ini menimbulkan
suara yang bisa didengar dengan meletakkan steteskop kira-kira di atas
lambung (perut kiri atas/sedikit agak ke epigastrium) jika terdapat banyak
cairan lambung, cairan lambung keluar dari selang.
Penyulit
Erosi pada esophagus atau lambung
Referensi:
1. Thomsen, et al. N Engl J Med 2006;354:et al
2. www.ncbi.nlm.gov/pmc/article/PMc3560144
SISTEM GEH 25
DAFTAR TILIK
6.
7.
LANGKAH KLINIK
SKOR
0
1
2
Keterangan:
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
SISTEM GEH 26
CARA PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dimulai dengan inspeksi anus dibawah penerangan yang baik
Keadaan tonus anal diobservasi pada saat istirahat dan kontraksi volunter
Penderita diminta untuk mengejan seperti pada saat defekasi, untuk
memperlihatkan desensus perineal, prolapsus hemoroid atau lesi-lesi yang
menonjol seperti prolaps rekti dan tumor
Jari telunjuk tangan kanan yang memakai sarung tangan dan dilubrikasi
dengan K_Y jelly, disentuhkan perlahan ke anus.
Tekanan yang lembut diberikan sampai sfingter terbuka dan jari dimasuk lurus
ke anus.
Evaluasi keadaan ampula rekti
Isi rektal dan mukosa yang bisa dicapai oleh jari, dipalpasi.
Prostat dan serviks diperhatikan, bersama-sama dengan beberapa lesi diluar
rektum.
Massa
feces
SISTEM GEH 27
4.
5.
LANGKAH KLINIK
SKOR
0
1
2
6.
7.
8.
Keterangan:
0: Tidak dilakukan
1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar
SISTEM GEH 28
memberikan penjelasan
air mengalir
sabun cair
larutan antiseptik
handuk kecil atau tissue
sarung tangan steril
pincet
kain kasa steril
lampu bunzen
SISTEM GEH 29
ACUAN
Usap dubur umumnya diambil pada penderita muntah berak karena
konsentrasi bakteri penyebab lebih banyak ditemukan pada dubur dibanding pada
tinja yang encer.
Medium transport yang digunakan bisa yang semi solid misalnya carry &
Blair, bila harus dikrim ke tempat yang jauh, tapi bisa juga memakai medium cair
msialnya pepton alkalis untuk transportasi jarak pendek, misalnya dari ruangan ke
laboratorium di rumah sakit yang sama.
Pepton alkalis selain sebagai medium transport juga bisa sebagai enrichment
medium untuk genus Vibrio. Medium carry & Blair selain untuk Vibrio juga bisa
dipakai untuk transportasi bakteri patogen usus yang lain, misalnya Salmonella,
Shigella dan Escherechia coli pathogen.
SISTEM GEH 30
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan
# 1. Pengantar
# 2. Bermain Peran Tanya
& Jawab
Waktu
2 menit
30 menit
100 menit
# 4. Curah Pendapat/
Diskusi
15 menit
Total waktu
150 menit
Deskripsi
Pengantar
1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang dosen memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
mengam-bil, dan mengirim usap
dubur.
Mahasiswa menyimak /
mengamati
peragaan
dengan
menggunakan Penuntun Belajar.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
dosen
memberikan
penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting
1. Mahasiswa
dibagi
menjadi
pasangan-pasangan.
Diperlukan
minimal 1 orang instruktur untuk
mengamati setiap langkah yang
dilakukan oleh setiap pasangan
mahasiswa.
2. Setiap pasangan berpraktek melakukan langkah-langkah pengambilan
usap dubur secara serentak
3. Instruktur
berkeliling
diantara
maha-siswa
dan
melakukan
supervisi menggunakan ceklis
4. Instruktur memberikan pertanyaan
dan umpan balik kepada setiap
pasangan
1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yang
dirasakan mudah? Apa yang sulit?
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang pada saat mengambil sampel. Apa yang dapat
dilakukan oleh dokter agar pasien
merasa lebih nyaman?
2. Instruktur membuat kesimpulan
dengan
menjawab
pertanyaan
terakhir dan memperjelas hal-hal
yang masih belum dimengerti
SISTEM GEH 31
PENUNTUN PEMBELAJARAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN USAP
DUBUR
(digunakan oleh Peserta)
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
4. TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan
keadaan.
5.
NO.
LANGKAH / KEGIATAN
MEMBERIKAN INFORMED CONSENT
1.
Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan
perkenalkan diri anda, serta tanyakan keadaannya.
2.
Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya
tentang pengambilan usapan dubur, dan tujuan dan manfaat
untuk keadaan klien.
3.
Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang
keamanan yang dilakukan
4.
Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang
kerahasiaan yang diperlukan klien
5.
Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan
usapan dubur.
6.
Mintalah kesediaan lisan klien untuk pemeriksaan colok
dubur
MENYIAPKAN ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIPAKAI
7.
Letakkan semua alat dan bahan yang diperlukan di
tempatnya yang mudah dicapai..
8.
Siapkan medium transport yang akan digunakan. Tulislah
pada label tabung medium transpor:
- Data penderita
- Tanggal pengambilan usap dubur
9.
Tulislah identitas penderita dengan spidol permanen pada
bagian belakang kaca benda tersebut: nama atau nomor
register penderita.
MENYIAPKAN DIRI UNTUK PENGAMBILAN USAP DUBUR
10.
Lakukanlah cuci tangan cuci tangan rutin.
11.
Pakailah sarung tangan steril
12.
Berdirilah disebelah kanan penderita,
KASUS
2
3
SISTEM GEH 32
MENYIAPKAN PENDERITA
13.
Penderita diminta mencuci bersih alat genitalnya, anus dan
daerah perineum dicuci dengan bersih
14.
Penderita diminta membuka celananya dan naik ke tempat
tidur.
15.
Penderita penderita diminta berbaring dengan posisi
menungging (Lithotomi) atau bila tidak memungkinkann
penderita disuruh tidur miring menghadap ke kanan dengan
lutut kanan ditekuk.
MENGAMBIL USAP DUBUR
16.
Penderita diminta untuk menarik napas
17.
Basahi lidi kapas steril dengan NaCl Fisiologis dan
masukkan kedalam rektum sedalam 4 5 cm, diputar
sambil menekan dinding rektum
18.
Tarik lidi kapas keluar dengan diputar searah.
19.
Masukkan lidi kapas ke dalam medium transport hingga
seluruh bagian kapas terbenam dalam medium dan
dipatahkan lidi tersebut sambil membakar diatas lampu
bunzen
20.
Tutup botol mdium transport dengan rapat dan disegel
22.
23.
25.
26.
SISTEM GEH 33
DAFTAR TILIK
TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DAN
PENGIRIMAN USAP DUBUR
Petunjuk : Berilah tanda () pada kotak yang sesuai.
Nilai :
0 bila tidak dilakukan
1 bila dilakukan tapi belum memuaskan
2 bila memuaskan
NO.
ASPEK YANG DINILAI
KOMMUNIKASI DENGAN PASIEN & KELUARGANYA
1.
Cara menyapa pasien dan keluarganya.
2.
Cara memberikan medical concent..
MENYIAPKAN DIRI DAN PENDERITA UNTUK PENGAMBILAN USAP DUBUR
3.
Cara mencuci tangan rutin
4.
Cara memakai sarung tangan steril
5.
Cara berdiri disamping penderita
6.
Cara memposisikan penderita untuk pengambilan usap dubur
MENGAMBIL USAP DUBUR
7.
Memasukkan lidi kapasa kedalam rektum
8.
Menarik lidi kapas keluar .
9.
Masukkan lidi kapas ke dalam medium transport
NILAI
Komentar / Ringkasan :
Rekomendasi :
Nama Mahasiswa: .............................
Tandatangan Koordinator/Instruktur
Tanggal : .
No. Urut
SISTEM GEH 34
SISTEM GEH 35