Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN

MEDIA DAN BAHAN TANAM

Oleh :

Nama
NIM
Kelas
Asisten
Prodi

: Della Amelinda C
: 155040200111232
:E
: Fandyka Yufriza
: Agroekoteknologi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 6
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 6
1.2 Tujuan.............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7
2.1 Pengertian Media Tanam.......................................................................7
2.2 Fungsi Media Tanam............................................................................ 7
2.3 Macam-Macam Media Tanam.................................................................7
2.3.1 Tanah...................................................................................... 7
2.3.2 Bukan Tanah........................................................................... 8
2.4 Syarat Media Tanam yang Baik.............................................................15
BAB III BAHAN DAN METODE.................................................................20
3.1 Alat dan Bahan................................................................................. 20
3.2 Cara Kerja (diagram alir).....................................................................21
Tabel 1. Tinggi tanaman jagung.....................................................23
BAB IV PENUTUP................................................................................... 25
4.1 KESIMPULAN................................................................................. 25

Daftar gambar
gambar 1. arang.................................................................................... 9
gambar 2. Humus................................................................................. 10
gambar 3. Sekam padi.........................................................................11

Daftar tabel
Tabel 1. Tinggi tanaman jagung...........................................................23
Tabel 2. Waktu Tumbuh Tanaman Jagung.............................................25

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mengawali budidaya tanaman dibutuhkan media tanam dan bahan
tanam. Keberadaan media tanam ini tidak dapat dipisahkan dari bahan tanam.
Media tanam dapat diartikan sebagai tempat tumbuh tanaman. Bahan tanam
digunakan untuk mengawali proses budidaya.
Media tanam dapat berupa tanah dan bukan tanah. Pemilihan media tanam
harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang akan ditanam. Media tanam
berperan dalam penyediaan unsur hara dan air bagi tanaman, juga sebagai tempat
menopang pertumbuhan akar tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
tegak.
Selain media tanam pemilihan bahan tanam juga harus diperhatikan.
Pemilihan bahan tanam dapat menetukan keberhasilan proses budidaya. Bahan
tanam dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita tanam. Bahan tanam dapat berupa
biji,benih dan bibit. Penggunaan jenis bahan tanam harus disesuaikan dengan
karakteristik tanaman dan media tanam.

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya prakktikum media dan bahan tanam ini adalah
agar praktikan dapat mengetahui apa saja macam macam media tanam dan apa
pengaruh dari pengaplikasian media tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman tersebut. Lalu praktikan juga dapat mengetahui apa saja macam
macam bahan tanam beserta perbedaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Media Tanam
Menurut (Widarto, 1996) media tanam dapat didefinisikan sebagai tempat
tumbuh bahan tanam seperti benih atau bibit yang disebarkan atau ditanam.

2.2 Fungsi Media Tanam


Menurut (Agoes, 1994) media tanam berfungsi sebagai tempat melekatnya
akar dan juga penyedia hara pada tanaman.

2.3 Macam-Macam Media Tanam


2.3.1 Tanah

Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di


muka daratan bumi. Dapat dikatakan bahwa tanah adalah sumber utama
penyedia zat hara bagi tumbuhan. Tanah juga adalah sumber utama terjadinya
berbagai

bentuk

zat

didalam

daur

makanan.

Komponen

tanah(mineral,organik,air,dan udara) tersusun antara yang satu dan yang lain


membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon yang
kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis.
Bermacam-macam jenis tanah yang terbentuk merupakan refleksi kondisi
lingkungan yang berbeda.

Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk partikel-partikel


primer tanah

hingga partikel-partikel sekunder yang disebut ped

(gumpalan) yang membentuk agregat(bongkah). Struktur tanah berperan


sebagai

regulator

yang

mengontrol

pertumbuhan

akar

dan

perkembangannya.
Tanaman membutuhkan unsur hara untuk dapat melengkapi siklus
hidupnya, dan jika tanaman mengalami defisiensi maka dapat diperbaiki
dengan unsur hara tersebut. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar, biasanya diatas 500 ppm dinamakan unsur hara makro
esensial. Sedangkan, unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
sedikit, biasanya kurang dari 50 ppm dinamakan unsur hara mikro esensial.
Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman adalah unsur N
karena digunakan sebagai komponen produksi, kecuali untuk tanaman yang
produksinya berupa buah berair atau umbi. Unsur hara yang ada dalam
3

tanah dapat juga dimanfaatkan untuk mengubah sampah organik menjadi


kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca dengan membuat lubang
resapan biopori.
Tanah yang menjadi media tumbuh bagi tanaman memiliki
komposisi seperti, karbohidrat ( gula, selulosa, hemiselulosa), lemak
( gliserida, asam-asam lemak, stearat dan oleat), dan lignin yang tersusun
dari C, H, dan O, juga oleh N. P, S, Fe, dan lain-lain,sedangkan bagian
mineralnya terdiri dari unsur hara makro dan mikro esensial (Hanafiah,
2005)

2.3.2 Bukan Tanah

Media tanam bukan tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu organik dan
anorganik.
1. Organik
Media tanam yang masuk dalam kategori bahan organik umumnya
berasal dari komponen organisme hidup contohnya bagian dari tanaman
seperti bunga, daun, buah bahkan kulit kayu. Media tanam organik
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan media tanam
anorganik yakni media tanam organik mampu menyediakan unsur hara
bagi tanaman. Selain itu media tanam organik juga memiliki pori-pori
mikro dan makro yang seimbang sehingga sirkulasi udara bisa berjalan
dengan baik serta mempunyai daya serap air yang tinggi. Macammacam media tanam organik adalah :
a. Arang

gambar 1. arang

Arang biasanya dibuat dari kayu atau batok kelapa yang


dibakar. Media tanam ini sangat cocok untuk menanam anggrek

daerah dengan kelembapan tinggi. Hal ini dikarenakan media tanam


dari arang tidak baik dalam mengikat air dalam jumlah banyak.
Salah satu keunikan dari media tanam dari arang adalah sifatnya
yang bufer. Sehingga bila terjadi kesalahan dalam pemberian unsur
hara yang ada di dalam pupuk bisa cepat dinetralisir.
b. Kompos

Kompos merupakan media tanam organik yang terbuat dari


proses tanaman atau limbah organik seperti sampah, daun, sekam,
jerami, rumput. Kelebihan media tanam dari kompos yakni mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah,
baik merupakan sifat kimiawi maupun biologis. Di samping itu
kompos bisa menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen
yang sangat diperlukan oleh tanaman.
c. Moss

Moss bisa dijadikan salah satu alternatif media tanam


organik yang berasal dari akar paku-pakuan atau kadang kala yang
banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss biasa digunakan sebagai
media tanam pada saat masa penyemaian sampai masa pembungaan.

Media tanam ini memiliki banyak rongga sehingga memungkinkan


akar tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
d. Humus

gambar 2. Humus

Media tanam dari humus merupakan hasil dari pelapukan


bahan organik serta jasad mikro dan sumber energi jasad mikro
tersebut. Humus biasa terbentuk dari jaringan tubuh tumbuhtumbuhan atau hewan yang telah mati. Humus sangat berperan
dalam proses penggemburan tanah dan mempunyai kemampuan
tukar ion yang tinggi sehingga bisa menyimpan unsur hara dengan
baik.
e. Cocopeat/Sabut Kelapa

Sabut kelapa adalah satu satu bahan organik alternatif yang


bisa digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa yang bisa
dijadikan media tanam harus berasal dari buah kelapa yang sudah
berumur dan memiliki serat yang kuat. Media tanam jenis ini
sebaiknya digunakan pada daerah yang memiliki curah hujan rendah
karena bahan ini sangat mudah lapuk bila sering terkena air hujan.

f. Sekam Padi

gambar 3. Sekam padi

Sekam padi merupakan media tanam yang dibuat dari kulit


padi yang sudah digiling. Media tanam dari sekam yang biasa
digunakan bisa berupa sekam mentah dan sekam bakar. Kedua jenis
sekam tersebut memiliki tingkat porositas yang sama sehingga bisa
memberikan peran penting dalam perbaikan struktur tanah.
Penggunaan media tanam ini tidak perlu lagi disterilisasi lagi karena
mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran.
2. Anorganik
Bahan anorganik merupakan media tanam yang memiliki
kandungan mineral yang cukup tinggi yang berasal dari proses
pelapukan buatan induk di dalam bumi. Selain itu, bahan anorganik juga
bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik.
Macam-macam media tanam anorganik adalah :
a. Gel

Gel atau hidrogel merupakan kristal polimer yang biasa


digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik.

Penggunaan media tanam jenis ini sangat mudah dan efesien karena
tidak perlu lagi repot untuk mengganti, menyiram atau memupuk.
Selain itu media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna
sehingga bisa disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh
karena itu media tanam ini biasa digunakan untuk keindahan dan
keasrian tanaman hias yang diletakan di beberapa sudut rumah.
b. Pasir

Pasir merupakan media tanam alternatif yang biasa


digunakan sebagai pangganti tanah. Biasanya media tanam dari pasir
digunakan untuk penyemaian benih, penumbuhan bibit tanaman,
serta penumbuhan tanaman dengan teknik stek. Sifat pasir yang
cepat menyerap kering memudahkan proses pemindahan bibit
tanaman ke media lain. Keunggulan lain dari media tanam dari pasir
adalah bisa meninggkatkan sistem drainase dan aerasi pada media
tanam.
c. Kerikil

Penggunaan kerikil sebagai media tanam sebenarnya


memiliki beberapa kesamaan dengan pasir. Hal ini karena kedua
jenis media tanam ini mempunyai sifat yang sama. Kerikil biasa
8

digunakan sebagai media tanam hidroponik untuk membantu


peredaran larutan unsur hara dan udara sehingga memberikan ruang
bagi akar tanaman agar bisa tumbuh. Kerikil memiliki sifat sulit
mengikat air, mudah basah dan cepat kering oleh karena itu bila
menggunakan media tanam ini perlu dilakukan penyiraman secara
rutin.
d. Pecahan Batubata

Media tanam dari pecahan batu bata bisa dijadikan salah


satu alternatif untuk budidaya tanaman. Seperti media tanam
anorganik yang lain, pecahan batu ini memiliki fungsi untuk
melengketkan akar tanaman. Sebaiknya ukuran dari batu pecah
dibuat kecil seperti ukuran kerikil. Semakin kecil pecahan batu
semakin baik pula kemampuan media tanam ini dalam menyerap air
dan unsur hara akan membaik.
e. Spons

Media tanam dari spons sangat ringan sehingga mudah


untuk dipindahkan dan ditempatkan di mana saja. Kelebihan dari
media tanam ini adalah tingginya daya resap terhadap air dan unsur
esensial yang biasa diberikan dalam bentuk cairan. Tapi media tanam
ini tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur, sehingga bila

spons sudah tidak layak pakai harus segera diganti dengan baru.
Oleh karena itulah biasanya media tanam ini hanya digunakan
sebagai

media

tanam

tanaman

hias

bunga

potong

yang

penggunaannya hanya sementara (Wiryanta, 2007)

2.4 Syarat Media Tanam yang Baik


Media tanam memegang peranan penting dalam kegiatan bercocok
tanam,oleh karena itu jika ingin mendapatkan tanaman yang kita tanam tumbuh
dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal kita harus membuat media
tanam yang baik. Media tanam yang baik akan menentukan baik buruknya
pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi tanaman.
Sebelum membuat media tanam kita harus melihat tanaman apa yang akan
kita tanam. Karena setiap jenis tanaman membutuhkan sifat dan karakteristik
media tanam yang berbeda. Misalnya, tanaman buah memerlukan media tanam
yang solid agar bisa menopang pertumbuhan tanaman yang relatif lebih besar,
sementara jenis tanaman sayuran daun lebih memerlukan media tanam yang
gembur dan mudah ditembus akar.
Media tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Menurut (Ps, 2007), secara umum media
tanam yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga


sanggup menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga
akar tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid
memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh. Apabila media terlalu
gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun tanaman akan terlalu mudah
tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan untuk
tumbuh.

Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga
mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan
mengalirkan oksigen) yang baik. Media tanam harus bisa mempertahankan
kelembaban tanah namun harus bisa membuang kelebihan air. Media tanam

10

yang porous mempunyai rongga kosong antar materialnya. Media tersebut


tersebut bisa ditembus air, sehingga air tidak tergenang dalam pot atau
polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus bisa menyerap air
(higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan dan mempertahankan
kelembaban.

Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan
dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam.

Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama dan
penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat
menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman. Media tanam
tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah yang sebenarnya
sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari bibit penyakit.

11

BAB III BAHAN DAN METODE


3.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Polybag sebagai tempat media tanam
2. Cangkul sebagai penggali tanah
3. Sekop sebagai alat bantu mengisi polybag
4. Kamera sebagai pendokumentasian objek
5. Penggaris sebagai pengukur tinggi tanaman.
6. Alat tulis sebagai pencatat hasil pengamatan.
7. Ember sebagai penyiram tanaman
8. Pisau sebagai pemotong atau peluka bahan tanam
9. Modul DBT sebagai acuan praktikum
Bahan :
1. Benih Jagung

: Sebagai bahan tanam

2. Benih Kacang Tanah

: Sebagai bahan tanam

3.

Benih Kacang Panjang

: Sebagai bahan tanam

4.

Benih Bawang Merah : Sebagai bahan tanam

5.

Benih Ubi Kayu

6.

Daun Zamia

: Sebagai bahan tanam


: Sebagai bahan tanam

7. Tanah

: Sebagai media tanam

8. Pasir

: Sebagai media tanam

9. Pupuk Kandang

: Sebagai media tanam

10. Arang sekam

: Sebagai media tanam

11. Serbuk Gergaji

: Sebagai media tanam

12. Cocopeat

: Sebagai media tanam

12

3.2 Cara Kerja (diagram alir)


Siapkan Alat dan Bahan

Isi polybag dengan media tanam hingga 4/5 bagian

Tiap 1 jenis media tanam diisikan ke polybag


sebanyak 6 polybag

Ukur kapasitas lapang

Bibit dimasukkan ke dalam media tanam sedalam


2cm. Untuk biji-bijian , setiap lubang 3 bibit.

Siram dengan air

Amati pertumbuhan biji setiap minggunya selama 7


minggu setelah tanam. Dan siram tanaman secara
rutin.

Dokumentasikan objek pengamatan

Catat Hasil Pengamatan berupa keadaan tanaman,


tinggi dan jumlah daun

Membuat Laporan

13

14

1. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Hasil Pengamatan
(Berisi table dan grafik dari pengamatan per tanaman, dan per parameter
pengamatab. contoh isi hasil dibawah ini)
Misal contoh sebagai berikut..
1.1.1

Tanaman Jagung
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh berbagai media tanam terhadap

tanaman jagun diperoleh hasil sebagai berikut:


a. Tipe perkecambahan
Tipe perkecambahan tanaman di amati pada tanaman jagung dan didapat
hasil bahwa tanaman jagung memiliki tipe perkecambahan ......... .
b. Tinggi Tanaman (Dibuat semua parameter seperti contoh)
Berikut adalah tabel data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung pada usia
2 sampai 7 minggu setelah tanam (mst), pengaruh berbagai jenis media tanam.
Tabel 1. Tinggi tanaman jagung

Media
Tanah
Pasir
Kompos
Sekam Padi
Serbuk gergaji
Cocopeat

2 mst
15
13
19
7
11
11

3 mst
26
21
32
17
15
15

Tinggi Tanaman (cm)


4 mst
5 mst
6 mst
30
35
39
24
27
29
40
47
54
20
24
26
17
19
20
17
19
20

7 mst
44
32
56
28
21
21

Data diatas terlihat tinggi tanaman jagung terus meningkat pada setiap
media tanamnya. Di jabarkan uraian hasil dari tabel dst....Berikut adalah grafik
tinggi tanaman jagung.

15

60
50
40
Tinggi Tanaman (cm)

Tanah
Pasir
Kompos
Cocopeat
Serbuk Gergaji
Sekam Padai

30
20
10
0
2

Umur Tanaman (mst)

c. Jumlah Daun.... dst dibuat seperti contoh diatas

16

Contoh tabel khusus untuk parameter Waktu tumbuh tanaman


Tabel 2. Waktu Tumbuh Tanaman Jagung

Media Tanam

Saat Benih berkecambah

Tanah
Pasir
Kompos
Sekam Padi
Serbuk gergaji
Cocopeat

3 hst
3 hst
3 hst
3 hst
4 hst
5 hst

6
5
4
3
2
Waktu berkecambah (hst) 1
0

Jagung

Media Tanam

Gambar 2. Waktu Benih Tanaman Jagung Berkecambah

BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

17

Bibliography
Agoes. (1994). Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Hanafiah, K. A. (2005). Dasar Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Ps, R. (2007). Media Tanam untuk tanaman hias. Depok: Penebar
Swadaya.
Widarto. (1996). Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok,
Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Wiryanta, B. (2007). Budidaya Tanaman Hias. Jakarta: Agromedia.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S.D., 1994. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar.
Swadaya. Jakarta.
Bambang, Santoso, 2010. Manajemen Pembibitan dan Produksi Hortikultura.
Mataram: Unram Press.
Campbell et al, 2000. Biologi Edisi 5. Indonesia. Erlangga.
Danoesastro, Harjono, 1984. Bercocok Tanam Umum. Yogyakarta. Andi Offset.
Hanafiah, Kemas Ali, 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Ismail, Zaki, 2013. Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan. Surabaya.
Redaksi Agromedia, 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Redaksi Ps, 2007. Media Tanam untuk tanaman hias. Depok. Penebar Swadaya.
Rochiman, Koesriningroem dan Sri Setyati Harjadi, 1973, Pembiakan Vegetatif,
Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Setyaty, 1979. Pengantar Agronomi. Yasaguna. Jakarta.

18

Suwanto, Mahardi & Agus Andoko, 2007. Membuat Adenium Tampil Indah
Menawan. Jakarta. Agromedia Pustaka.
Widarto, L, 1996. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung,
Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.
Wirawan, B., dan Sri Wahyuni, 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Wiryanta, Bernardinus T. Wahyu, 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias.
Jakarta. Agromedia.
Tim Dosen FP UB, 2013. Modul Dasar Budidaya Tanaman. Universitas
Brawijaya. Malang.
Zulkarnain, Dr. H, 2009. Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta. Bumi Aksara.

19

LAMPIRAN
(berisi dokumentasi dan data mentahan pengamatan)

20

Anda mungkin juga menyukai